2PA13 - Kelompok 4 - Laporan Akhir Movie Setting
2PA13 - Kelompok 4 - Laporan Akhir Movie Setting
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI SOSIAL & PSIKOLOGI KLINIS
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI
Disusun Oleh :
2PA13
Kelompok 4
DEPOK
JULI 2022
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI SOSIAL
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
LABORATORIUM DASAR PSIKOLOGI
Disusun Oleh:
2PA13
Kelompok 4
DEPOK
JULI 2022
DAFTAR ISI
iii
I. PENDAHULUAN
1
2
menyerupai sang ayah (Kiki Narendra). Bukan hanya itu, Rara juga
memiliki kebiasaan makan banyak dan hobi makan cokelat sehingga
membuat Debby (Karina Suwandi), ibunya selalu mengingatkan dirinya
agar jangan sampai ia mengalami kegemukan. Rara sendiri memiliki
seorang adik yang bernama Lulu (Yasmin Napper) yang memiliki
penampilan sebaliknya. Hingga suatu ketika, ayah Rara dan Lulu meninggal
dunia dalam sebuah kecelakaan. Rara pun merasa kehilangan sosok sang
ayah yang selalu mendukung kebiasaan makannya.
Rara dan Lulu pun tumbuh di bawah asuhan Debby, hingga
keduanya beranjak dewasa. Benar saja. Rara kini memiliki bentuk tubuh
yang gemuk dan bekerja di sebuah perusahaan kosmetik sebagai staf
marketing. Sementara Lulu yang langsing, cantik dan berkulit putih menjadi
seorang influencer. Debby sendiri tampak lebih memperhatikan Lulu
ketimbang Rara. Meski begitu, Rara sendiri nampak tidak keberatan dengan
penampilan fisiknya tersebut.
Di tempat kerjanya, Rara sering menjadi bahan gunjingan teman-
temannya yang memiliki penampilan fisik ‘lebih sempurna’ ketimbang
dirinya. Tapi jangan salah, ia justru memiliki kekasih seorang pria tampan
yang sederhana, seorang fotografer bernama Dika. Keduanya juga sering
meluangkan waktu menjadi guru di sebuah sekolah yang diperuntukan bagi
anak-anak jalanan. Sementara Lulu berbanding terbalik dengan sang kakak.
Ia memiliki seorang kekasih selebgram kenamaan bernama George (Boy
William) yang enerjik lagi kaya raya. Kondisi ini juga membuat Lulu dan
George kerap dihujani pujian dari tiga teman Debby (Wanda Hamidah, Diah
Permatasari, Olga Lidya). Meski begitu, Lulu juga sering dibully oleh para
netizen.
Suatu kali, Malathi, perusahaan kosmetik tempat Rara bekerja
ditinggal oleh Sheila (Cathy Sharon) manager marketing mereka. Sehingga
Kelvin (Dion Wiyoko) selaku direktur mencari calon pemimpin baru untuk
divisi tersebut. Pria itu kemudian mengungkapkan pada Rara bahwa ada dua
calon kuat pengganti Sheila. Yaitu, ia dan Marsha (Clara Bernadeath).
3
dalam kecelakaan. Usai itu, rumahnya dijual ibunya dan mereka pindah
menuju rumah baru.
Saat dewasa, Rara bekerja menjadi manajer riset di perusahaan
kosmetik yang dipimpin Kelvin (Dion Wiyoko). Di kantor dia mendapati
perilaku diskriminatif terkait tubuhnya termasuk Marsha (Clara Bernadeth),
Wiwid (Devina Aureel) dan Irene (Karina Nadila). Suatu hari, Sheila (Cahty
Sharon) mengundurkan diri. Perusahaan ini mengalami masalah keuangan,
sehingga Kelvin membutuhkan pengganti yang dapat mengatasi masalah.
Kelvin mengharuskan Rara untuk mengubah total penampilannya jika dia
ingin mengambil tanggung jawab tersebut.
Usai merasa tertekan dan dicemooh rekan kerjanya maupun
lingkungan sekitar terkait masalah body shaming, dia mendengarkan saran
ibunya mengubah pola makan dan merawat diri, supaya dia bisa mendapati
bentuk badan yang dia inginkan. Akhirnya, Rara menurunkan berat
badannya setelah proses satu 1 bulan. Rara menjadi wanita cantik dan
memiliki penampilan menarik. Akhirnya, dia menjadi manager di
perusahaan. Disisi lain Ibu Dika bernama Ratih ditagih bunga utang oleh Ibu
Tuti. Ini membuat Dika bekerja lebih keras lagi. Perubahan pada Rara,
ternyata perilakunya juga berubah baik kepada kekasih dan rekan kerjanya.
Dia berteman dengan Marsha yang sebelumnya mendiskriminasinya dan
mengorbankan hubungan kawan lamanya yaitu Fey.
Ibu Kelvin yaitu Melinda mendatangi perusahaan Kelvin menyebut
perusahaan itu masih belum mampu mengatasi keadaan. Setelahnya, Kelvin
pun memarahi Rara sebab kinerja buruk dan perusahaan menurun, dia
menyalahkan Rara sebab jabatan yang seharusnya dipegang Marsha diambil
Rara. Hal ini terdengar oleh Marsha. Marsha berpura-pura merayakan ulang
tahun Rara mengajaknya minum. Rara tertidur, hampir melupakan perayaan
ulang tahun oleh anak-anak jalanan. Di sana, anak-anak jalanan tertidur
setelah lama menunggu Rara.
Dika sempat kecewa dengan sikap Rara yang telah berubah. Suatu
ketika dalam rapat perusahan, Kelvin menyalahkan Rara, lalu Rara jatuh
5
pingsan. Dia dibawa menuju IGD dan dia diperiksa bahwa dia kekurangan
karbohidrat dan tekanan darah rendah efek diet-nya. Rara menemui Dika
sehingga terjadi kesalahpahaman antara Rara dan Lulu yang melakukan
pemotretan bersama dengan Dika. Rara mengira Dika sedang bermesraan
dengan Lulu.
Saat pulang, Ibu Dika menasihati Dika menyebut Rara berusaha
mencari jati dirinya dan Dika harus membantu itu. Di rumah Rara, Lulu dan
Rara berkelahi sebab kesalahpahaman, Lulu sedang melakukan pemotretan
bersama Dika, Rara mengira dirinya kurang mendapatkan kasih sayang
ibunya, ibunya menenangkan dirinya. Ibunya mengatakan dia
mengorbankan karirnya sebagai model hanya untuk melahirkan Rara dengan
cara sesar, dia memperlihatkan bekas operasi vertikal dia. Mereka bertiga
berdamai. Rara mendapat kiriman dari Dika yaitu foto dirinya yang sedang
mengajar, mengisyaratkan permintaan maaf Dika.
Perusahaan kembali untung dan juga mengadakan pesta syukuran.
Rara bahagia sebab mendapat perhatian dari semua orang yang hadir.
Semua yang telah terjadi, Rara berusaha mengubah sikapnya. Dia meminta
maaf kepada Fey. Dia berusaha memperbaiki kinerjanya di perusahaan
dengan mengajukan konsep terbaru. Dia membuat konsep mengenai standar
kecantikan.
Wanita seharusnya tidak diikat standar kecantikan seperti itu sebab
wanita itu beragam dan perusahan harus hadir sebagai teman baik untuk
wanita guna mencapai kecantikan masing-masing dan lebih bersyukur
terhadap dirinya. Konsep Rara pada akhirnya membuat perusahaan bangkit
lagi.
Sumber: https://sinopsisfilmindia.com/2021/01/sinopsis-film-imperfect-2019-
lengkap.html. Diakses pada 20 Maret 2022.
4. Kesimpulan
Film Imperfect mengisahkan seorang perempuan yang bernama Rara
yang memiliki tubuh gemuk, berkulit sawo matang dan rambut keriting
yang tebal menyerupai sang ayah. Dengan penampilan ini membuat Rara
6
dianggap tak indah dipandang, berbeda dengan sang adik yang bernama
Lulu yang memiliki tubuh langsing, putih dan pipi tirus yang menyerupai
sang ibu. Lulu yang merupakan seorang influencer serta kekasih bernama
George dan Rara yang merupakan seorang staf marketing di sebuah
perusahaan kosmetik. Dengan penampilan fisiknya, Rara selalu menjadi
bahan gunjingan teman-temannya karena penampilan fisiknya. Tetapi, hal
tersebut tidak pernah Rara pedulikan, beruntungnya Rara yang mempunyai
seorang kekasih bernama Dika yang selalu setia dan mendukungnya.
Suatu hari, manajer di perusahaannya mengundurkan diri. Kelvin
sebagai pemimpin perusahaan membutuhkan pengganti yang dapat
mengatasi masalah. Lalu Kelvin memilih seseorang sebagai penggantinya,
Kelvin pun meminta Rara untuk mengubah total penampilannya jika dia
ingin mengambil tanggung jawab tersebut. Dengan mendapatkan tawaran
tersebut dan permintaan sang ibu kepada Rara untuk mengubah pola makan
dan merawat dirinya ia pun melakukan diet ketat. Dengan semua yang Rara
lakukan, ia mampu merubah dirinya dan menurunkan berat badan dalam 1
bulan. Perubahan yang Rara miliki sekarang, ia pun mendapat banyak
pujian.
Perubahan penampilan Rara tersebut membuat ia dekat dengan rekan
kerja lainnya terutama Marsha yang sebelumnya menggunjingnya. Tetapi di
lain sisi, teman lamanya yaitu Fey, merasa dilupakan oleh Rara, bukan
hanya teman lama saja yang merasa dilupakan, Dika yang merupakan sang
kekasih Rara merasa dilupakan. Dika kecewa dengan perubahan Rara yang
seperti itu. Rara berubah bukan hanya penampilan fisik saja tetapi juga
tingkah lakunya. Lalu, pada hari dimana Rara sudah ada janji untuk
merayakan ulang tahun dengan Dika dan anak jalanan, ia diajak minum
dengan Marsha hingga membuat Rara tertidur dan akhirnya Rara melupakan
janjinya dengan Dika, Dika pun merasa kecewa. Ketika dalam rapat
perusahan, Kelvin menyalahkan Rara karena perusahaan tidak untung
karenanya, lalu Rara jatuh pingsan. Pada hari sebelumnya, Rara sempat
bertengkar dengan Lulu dikarenakan Rara salah paham dengan Lulu. Rara
7
B. Tujuan
Tujuan dari observasi ini untuk mengamati kepercayaan diri pada korban
body shaming dari tokoh utama bernama Rara dalam film “Imperfect”.
II. LANDASAN TEORI
A. Kepercayaan Diri
1. Definisi Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri menurut Lauster (2006) adalah ketika seseorang
yakin akan ketergantungan pada kemampuan dirinya sendiri, sehingga
berpengaruh pada sikap hati-hati, ketidakegoisan, toleransi, dan optimisme
terhadap tanggung jawab yang dikerjakan dan individu yang percaya diri
yakin akan cita-citanya, meskipun orang lain menganggap cita-citanya
berlebihan karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya (exaggerated
ambition).
Anthony (dalam Ghufron & Rini, 2017) berpendapat bahwa
kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima
kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki
kemandirian, mempunyai kemampuan untuk memiliki, serta mencapai
segala sesuatu yang diinginkan.
Selain itu, menurut Druckman & Bjork (1994), percaya diri adalah
suatu kondisi mental atau psikologis, dimana individu dapat mengevaluasi
keseluruhan keyakinannya yang kuat dalam memberinya kemampuan untuk
melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan dalam hidup.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh di
atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap mental atau
psikologis ketika seseorang yakin pada kemampuan dirinya meskipun orang
lain menganggap cita-citanya berlebihan karena keterbatasan kemampuan
yang dimilikinya dengan bersikap optimis terhadap suatu tanggung jawab
yang dilakukan, lalu dapat membuktikan kemampuannya tersebut bahwa
seseorang itu mampu memanfaatkannya secara tepat untuk mencapai tujuan
dalam hidupnya.
8
9
B. Body Shaming
1. Definisi Body Shaming
Rezvan, et al, (dalam Karyanti & Aminudin, 2019) mendefinisikan
body shaming sebagai pelecehan yang berhubungan dengan penampilan
12
tubuh menggunakan bahasa yang memalukan sebagai kritik dari orang lain
dan penilaian individu karena kelebihan atau kekurangan berat badan.
Menurut Gilbert & Miles (2002), body shaming merupakan
pengalaman memalukan yang difokuskan dari dalam diri tentang perasaan
malu, tingkah laku, kepribadian ataupun keadaan pikiran yang khusus pada
kondisi tubuh individu.
Dolezal (2015) berpendapat bahwa perlakuan body shaming adalah
pengalaman bullying secara verbal yang dialami individu ketika kekurangan
dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh orang lain dari bentuk
tubuhnya.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh,
maka dapat disimpulkan bahwa body shaming adalah perilaku bullying
secara verbal dengan kritik yang memalukan dari orang lain dan penilaian
diri terhadap kekurangan individu yang dipandang negatif oleh orang lain
dari penampilan tubuhnya.
2. Komponen-Komponen Body Shaming
Menurut Gilbert & Miles (2002), body shaming terkait dengan rasa
malu sebagai pengalaman multifaset yang memiliki berbagai komponen
sebagai berikut.
a. Komponen Kognitif Sosial atau Eksternal
Komponen ini mengacu pada penilaian dari orang lain dalam menilai
diri sebagai seseorang yang dipandang rendah atau kurang baik oleh
orang lain sehingga memandang diri secara rendah.
b. Komponen Evaluasi Diri Internal
Pandangan terhadap diri sendiri sebagai sesuatu yang buruk yang
berasal dari pemikiran negatif tentang diri sendiri. Hal ini juga
didasarkan pada kritikan dengan kata-kata yang merendahkan diri
sehingga hal itu yang mengakibatkan menurunnya kepercayaan diri dan
menanamkan pikiran yang mempermalukan diri sendiri.
13
c. Komponen Emosional
Emosi dan perasaan yang dialami pada perilaku body shaming
bermacam-macam seperti perasaan takut, cemas, marah, dan merasa jijik
pada diri sendiri. Hal ini disebabkan dari pikiran negatif atas dirinya dan
ketidakmampuan mengikuti standar yang ada dari lingkungan.
d. Komponen Perilaku
Akibat perilaku body shaming sering berhubungan dengan perilaku
defensif tertentu seperti dorongan kuat untuk 'tidak terlihat', menghindari
pandangan kontak mata atau melarikan diri. Kecenderungan untuk
menghindar dari lingkungan sekitarnya karena terdapat perasaan tidak
nyaman yang timbul dari pandangan rendah dari orang lain serta merasa
terancam.
e. Komponen Fisiologis
Rasa malu pada korban body shaming terkait dengan respons stres
dalam sistem pemrosesan yang berpusat pada limbik yang menunjukkan
interaksi kognisi-emosi akibat seseorang merasa tertekan dengan tuntutan
untuk mampu sesuai dengan standar yang ada.
III. RANCANGAN OBSERVASI
A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : ( Movie Setting / Lab Setting )
2. Pencatatan Observasi : ( Event / Time )
3. Kegiatan Observasi : ( Partisipan / Non Partisipan Passive )
B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal :
2. Waktu :
3. Tempat :
4. Lembar Observasi :
Nama Observer :
Aspek-Aspek Keterangan
Kepercayaan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Ya Tidak
Film
Imperfect
a. Subjek mampu
mendengarkan
secara akurat.
b. Subjek memiliki
empati kepada
orang lain.
1. Percaya Diri c. Subjek berani
Lahir berbicara di
depan umum
tanpa merasa
cemas.
d. Subjek mampu
berdiskusi atau
berdebat dengan
orang lain secara
rasional dan
artikulasi.
14
15
Aspek-Aspek Keterangan
Kepercayaan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Ya Tidak
Film
Imperfect
e. Subjek mampu
mengungakapka
n kebutuhan
sendiri secara
langsung dan
lugas.
f. Subjek bersikap
tegas dalam
membela hak diri
dan orang lain.
g. Subjek memberi
dan menerima
kritik.
h. Subjek selalu
memperhatikan
penampilan
dirinya, baik
gaya pakaian dan
gaya hidup tanpa
dibatasi
keinginan untuk
menyenangkan
orang lain.
i. Subjek mampu
mengendalikan
perasaan
emosional.
j. Subjek menjalin
hubungan yang
memberi
sukacita, cinta,
dan kebahagiaan
yang mendalam
tanpa rasa takut,
16
Aspek-Aspek Keterangan
Kepercayaan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Ya Tidak
Film
Imperfect
kesedihan dan
rasa tertekan.
a. Subjek dapat
menghargai
kebutuhan fisik
dan
emosionalnya.
b. Subjek tidak
menyiksa diri
dengan perasaan
bersalah setiap
kali meminta,
atau
mendapatkan
sesuatu yang
diinginkan.
2. Percaya Diri c. Subjek dapat
Batin menerima pujian
tanpa merasa
sombong.
d. Subjek dapat
menyadari
kelebihan diri
sendiri.
e. Subjek dapat
menyadari
kekurangan diri
sendiri.
f. Subjek mampu
mempersiapkan
diri sendiri
dalam suatu
kegagalan.
17
Aspek-Aspek Keterangan
Kepercayaan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Ya Tidak
Film
Imperfect
g. Subjek mampu
menetapkan
tujuan tanpa
bergantung
dengan orang
lain.
h. Subjek memiliki
ketekunan untuk
mencapai
tujuannya.
i. Subjek mampu
mengambil sisi
positif dari setiap
pengalaman.
j. Subjek percaya
setiap masalah
memiliki solusi
dan hasil yang
baik.
IV. PELAKSANAAN OBSERVASI
A. Setting Fisik
Pada hari Minggu, 05 Juni 2022 observer melakukan pengamatan
dengan menonton film “Imperfect” bersama di rumah masing-masing observer
menggunakan platform gmeet, observasi ini dilakukan jam 21.25 - 00.00 WIB.
Subjek yang diobservasi merupakan tokoh utama dalam film “Imperfect”
bernama Rara yang menjadi korban body shaming karena penampilannya yang
bertubuh gemuk, berkulit sawo matang, dan berambut tebal hitam keriting.
Dimenit ke 15.23 sampai 15.48 tokoh utama yang bernama Rara
berpenampilan kasual dengan baju kaos berwarna cokelat, cardigan berwarna
abu-abu, celana panjang berwarna cream, sepatu, dan tanpa riasan wajah
dengan rambut terurai. Pada pagi hari subjek berjalan memasuki ruangan staf
tempat kerjanya dengan membawa kantong plastik yang berisikan 2 porsi
bubur ditangan kanan dan membawa dokumen ditangan kirinya serta tas ransel
berwarna cokelat di pundaknya. Subjek berjalan melewati dua rekan kerjanya
yang sedang memakan salad buah menuju meja sahabat subjek untuk
memberikan seporsi bubur yang dibawanya, kemudian subjek menuju meja
kerjanya yang berhadapan dengan meja kerja sahabat subjek. Di ruangan
tersebut terdapat beberapa lemari, rak buku, pajangan produk perusahaan,
mesin fotokopi, komputer, meja, kursi, lampu kerja, telepon kabel, serta berkas
di atas mejanya.
B. Setting Psikis
Subjek merupakan tokoh utama bernama Rara dalam film “Imperfect”
yang menjadi korban body shaming. Pada menit 15.23 sampai 15.48 tokoh
utama yang bernama Rara memasuki ruangan subjek dengan raut wajah yang
terlihat datar dan menundukkan pandangannya ke bawah. Saat subjek berjalan
melewati dua rekan kerjanya yang sedang memakan salad buah sambil berdiri,
subjek memberikan senyuman tipis kepada kedua rekan kerjanya tersebut.
Akan tetapi, salah satu rekan kerjanya tersebut memberikan komentar yang
18
19
tidak mengenakkan mengenai pilihan sarapan subjek yaitu bubur yang menurut
rekan kerjanya sangat tidak sehat. Subjek terlihat membalas komentar tersebut
dengan menghelakan napas serta raut wajah yang datar sambil terus berjalan
menuju meja kerja sahabatnya. Sahabat subjek bertanya mengenai perasaan
subjek dengan komentar yang diberikan oleh rekan kerjanya. Namun, subjek
lebih memilih menghiraukan komentar tersebut karena tidak ingin
menimbulkan masalah.
C. Tahap Pelaksanaan
1. Hari / Tanggal : Minggu, 05 Juni 2022
2. Tempat : Rumah masing-masing observer
3. Waktu : 21.25 – 00.00 WIB
a. Pukul 21.25 WIB : Observer mempersiapkan film dari telegram
untuk menonton bersama menggunakan gmeet.
b. Pukul 21.26 WIB : Observer mulai mengamati film untuk
pengambilan data, tetapi awal mulai film terjadi
buffering.
c. Pukul 21.27 WIB : Observer mulai mengamati film kembali untuk
pengambilan data.
d. Pukul 21.29 WIB : Terjadi buffering kembali pada film sehingga
observer memutuskan untuk menonaktifkan
kamera.
e. Pukul 21.40 WIB : Pada saat pertengahan film terjadi buffering.
f. Pukul 23.18 WIB : Observer mulai berdiskusi dengan kelompok.
g. Pukul 00.00 WIB : Observer selesai mengambil data.
V. HASIL OBSERVASI
A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : Movie Setting
2. Pencatatan Observasi : Event
3. Kegiatan Observasi : Non Partisipan Passive
B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal : Minggu, 05 Juni 2022
2. Waktu : 21.25 – 00.00 WIB
3. Tempat : Rumah masing-masing
4. Lembar Observasi :
a. Nama Observer 1 : Ariefa Nurjanah
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
a. Subjek mampu ✓ Tidak nampak pada
mendengarkan observasi.
secara akurat.
20
21
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
perempuan duduk
menyendiri
kemudian subjek
hampiri dan subjek
menghibur anak
perempuan tersebut
untuk gabung
bermain dengan
teman-temannya
yang lain.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
langsung dan subjek
lugas. mengungkapkan
kebutuhannya yaitu
ingin dihargai
semua usahanya
oleh kekasih
subjek.
Pada menit ke
1:31:40 subjek
mengungkapkan
kebutuhan sendiri
dengan ingin
dimengerti
perasaannya oleh
ibu subjek dan
ingin merasakan
dipedulikan oleh
ibunya.
Pada menit ke
1:05:55 sedang jam
makan siang,
subjek memberi
23
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
kritikan kepada
sahabatnya tentang
memakai sepatu
heels.
Pada menit ke
58:24 subjek
menanyakan hal
mengenai warna
lipstik ke
sahabatnya tanpa
keinginan untuk
menyenangkan
orang lain
melainkan untuk
kebutuhan
kerjanya.
24
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
i. Subjek mampu ✓ Pada menit ke
mengendalikan 15:33 ketika subjek
perasaan baru saja datang ke
emosional. kantornya, dimana
kedua rekan
kerjanya
mengeluarkan
sebuah umpatan
dengan
melontarkan
kalimat “Nutrisi
untuk ibu hamil”
disitu subjek
merasa kesal tetapi
subjek bisa
mengendalikan
perasaan kesalnya
itu dengan
menghiraukan
ejekan tersebut.
Pada menit ke
32:32 saat subjek
sedang makan
bersama dengan ibu
kekasihnya terlihat
subjek sangat
merasakan
kebahagiaan yang
mendalam, cinta,
25
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dan menjalin
hubungan yang
sangat baik dengan
ibu dari kekasihnya
tersebut.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
tersebut tanpa
merasa sombong.
Pada menit ke
1:00:08 dimana
subjek sedang
makan malam
bersama
kekasihnya dan
subjek menerima
pujian dari
kekasihnya yang
kagum akan
perubahan fisik dan
penampilan subjek.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
mengundurkan diri,
atasan subjek
mengatakan bahwa
“Isi kepala aja ga
cukup” disitulah
subjek menyadari
akan kekurangan
fisik dan
penampilan yang
dimilikinya
walaupun subjek
sangat cerdas.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dengan selalu
berolahraga,
memakan makanan
yang sehat tanpa
bergantung pada
orang lain.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
solusi dengan
membuat konsep
baru untuk
perusahaannya dan
membuahkan hasil
yang sangat baik.
30
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
akhirnya
perdebatan tidak
terhindari.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
fisiknya kurang,
atasannya kurang
percaya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
j. Subjek menjalin ✓ Pada menit 12:02
hubungan yang subjek pulang
memberi bersama setelah
sukacita, cinta, subjek menemani
dan kebahagiaan pacarnya bekerja.
yang mendalam
tanpa rasa takut, Dan pada menit
kesedihan dan 49:50 subjek
rasa tertekan. bersama pacarnya
makan dipinggir
jalan sehabis
pulang kerja.
Subjek dan
pacarnya tampak
bahagia, dan
tertawa bersama.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
ternyata ada teman
ibu subjek yang
terkejut melihat
perubahan subjek
sampai dibilang
bahwa subjek
‘sedot lemak’.
Subjek dengan baik
menjawab “Hanya
olahraga saja kok
tante”.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
tempat subjek
bekerja.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
badannya untuk
mencapai targetnya
yaitu menjadi
manajer perusahaan
yang baru.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
secara lugas kalau
subjek tidak mau
dianggap anak tiri.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
gaya hidup tanpa memperhatikan
dibatasi penampilannya
keinginan untuk baik gaya pakaian
menyenangkan maupun pola
orang lain. makannya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
b. Subjek tidak ✓ Tidak nampak pada
menyiksa diri saat observasi.
dengan perasaan
bersalah setiap
kali meminta,
atau
mendapatkan
sesuatu yang
diinginkan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
menyerah. Subjek
mempunyai ide
cemerlang yang
mana pada scene
akhir perusahaan
membuat pesta
syukuran karena
ide subjek yang
berhasil membuat
bangkitnya
perusahaan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
i. Subjek mampu ✓ Pada 1:33:19 ketika
mengambil sisi subjek bertengkar
positif dari setiap dengan adik subjek.
pengalaman. Akhirnya subjek
baikan dengan adik
subjek. Dalam
pertengkaran
dengan adik subjek
ada ibu subjek juga
menghampiri
subjek. Ibu subjek
menceritakan
kenapa ibu subjek
sangat ketat kepada
subjek untuk
mengubah
penampilannya
lebih baik. Subjek
pun akhirnya
mengetahui cerita
dari ibu subjek.
Subjek, adik, dan
ibu subjek akhirnya
memahami satu
sama lain.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
hubungannya
kembali membaik.
44
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
f. Subjek bersikap ✓ Tidak nampak pada
tegas dalam saat observasi.
membela hak diri
dan orang lain.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
a. Subjek dapat ✓ Tidak nampak pada
menghargai saat observasi.
kebutuhan fisik
dan
emosionalnya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
e. Subjek dapat ✓ Pada menit ke
menyadari 27:39 saat
kekurangan diri atasannya berkata
sendiri. kepada subjek “Isi
kepala aja tidak
cukup, penampilan
juga penting”
subjek langsung
menyadari dan
berusaha untuk
mengubah
penampilan dan
menurunkan berat
badannya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
i. Subjek mampu ✓ Pada menit ke
mengambil sisi 1:40:00 saat subjek
positif dari setiap bertengkar dengan
pengalaman. kekasihnya karena
salah paham
dengan adiknya,
akhirnya subjek
sadar dan meminta
maaf kepada
kekasihnya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
artikulasi.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
h. Subjek selalu ✓ Pada menit 1:15:15
memperhatikan subjek
penampilan memperhatikan
dirinya, baik penampilannnya
gaya pakaian dan dalam berpakaian,
gaya hidup tanpa lalu dikritik oleh
dibatasi sang kekasih
keinginan untuk karena pakaian
menyenangkan yang subjek
orang lain. kenakan takut tidak
nyaman, lalu subjek
mengatakan bahwa
dirinya nyaman
mengenakan
pakaian tersebut.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
yang mendalam kebahagian dari
tanpa rasa takut, kekasih subjek
kesedihan dan
rasa tertekan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
d. Subjek dapat ✓ Tidak nampak saat
menyadari observasi
kelebihan diri
sendiri.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
bergantung menetapkan
dengan orang tujuannya dengan
lain. menurunkan berart
badannya dan
merubah
penampilannya
tanpa bergantung
dengan orang lain.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dan perubahan dari
diri subjek.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
e. Subjek mampu ✓ Pada menit 55:36
mengungakapkan subjek dapat
kebutuhan mengubah pola
sendiri secara makan serta
langsung dan berolahraga untuk
lugas. memenuhi
kebutuhan dirinya
sendiri dalam
bentuk jabatan baru
yang diinginkan
subjek.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
i. Subjek mampu ✓ Pada menit 15:29
mengendalikan subjek dapat
perasaan mengendalikan
emosional. emosi ketika
menerima ejekan
mengenai
penampilan dan
fisiknya dari rekan
kerjanya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
b. Subjek tidak ✓ Tidak nampak saat
menyiksa diri observasi.
dengan perasaan
bersalah setiap
kali meminta,
atau
mendapatkan
sesuatu yang
diinginkan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
e. Subjek dapat ✓ Pada menit 36:01
menyadari subjek menyadari
kekurangan diri bahwa fisik serta
sendiri. penampilannya
kurang layak
dipilih sebagai
manager, dengan
bantuan nasihat
dari ibunya subjek
dapat melihat
kekurangan
tersebut dengan
jelas.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dengan cara diet
serta berolahraga
dengan tujuan
untuk di angkat
menjadi manager
dengan tekun.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
d. Subjek mampu ✓ Tidak nampak pada
berdiskusi atau saat observasi.
berdebat dengan
orang lain secara
rasional dan
artikulasi.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
pada atasannya
untuk subjek bisa
merubah
penampilannya
dimenit 37:17.
Pada 1:19:11,
subjek diberikan
kritikan oleh
atasannya
mengenai
penurunan
penjualanan produk
perusahaan.
Namun, subjek
menerima kritikan
tersebut dengan
meminta maaf di
1:19:15 dan
berusaha akan
memperbaiki
kesalahan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
subjek hanya
menghelakan
napas, subjek
terlihat acuh saat
mendapat ledekan
dari teman
kantornya
mengenai
penampilan
fisiknya dimenit
15:34.
Subjek menjalin
hubungan yang
saling mendukung
satu sama lain
dengan kekasihnya
dilihat dimenit
11:20 ketika subjek
memberikan
semangat kepada
kekasihnya yang
sedang kesal pada
rekan kerjanya.
66
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Pada menit 30:30,
kekasih subjek
memberikan
dukungan pada
subjek yang merasa
sedih atas kritikan
yang diberikan
atasan subjek saat
menit 27:40.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
kali meminta,
atau
mendapatkan
sesuatu yang
diinginkan.
Pada 1:45:15
subjek dengan
rendah hati
memeluk teman
kantornya yang
memberikan pujian
pada subjek atas
keberhasilan
konsep barunya.
Pada 1:47:50
kekasih subjek
memberikan pujian
atas keberhasilan
subjek dengan
konsep baru untuk
perusahaannya,
kemudian subjek
membalasnya
dengan senyuman
sambil memberikan
pelukan pada
kekasihnya.
68
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
d. Subjek dapat ✓ Dimenit 37:17,
menyadari subjek meyakinkan
kelebihan diri atasannya bahwa
sendiri. subjek layak untuk
bisa menggantikan
posisi manajer yang
baru di
perusahaannya
dengan kemampuan
yang dimiliki
subjek.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Subjek
mempersiapkan
sebuah konsep baru
untuk perusahaan
dengan
kecerdasannya
yang dimulai pada
1:38:10 sampai
1:41:45.
Subjek memulai
dietnya dengan
serius dimenit
55:10 sampai 55:39
dengan
mengkonsumsi
makan dan
minuman sehat
serta olahraga
secara rutin.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dan konsisten untuk
bisa menurunkan
berat badannya
dimenit 55:10
sampai 55:39.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
angka bukan nilai
yang dimiliki
seseorang.
Dari pengalaman
yang sudah subjek
lalui, subjek belajar
menjadi versinya
yang terbaik tanpa
mencari
kesempurnaan
untuk mencari
kebahagiaan di
menit 1:50:09.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
1:48:27.
73
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
perempuan yang
merupakan murid
subjek yang ia
ajarkan di sekolah
anak jalanan,
melihat hal tersebut
subjek
menghampirinya
dan menanyakan
atas kesedihannya
yang ternyata ia
tidak dapat giliran
bermain, dengan ini
subjek
menghampiri teman
lain yang tidak mau
bergiliran tersebut
dan mengambil
ponsel mereka saat
sedang bermain,
kemudian subjek
menghibur mereka
semua dengan
permainan kelereng
sehingga mereka
dapat bermain
bersama-sama.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
malathi yang
terlihat pada menit
01:43:21.
Terlihat tangis
subjek saat
mengungkapkan
bahwa mamanya
lebih mengerti
keadaan adiknya
dibanding keadaan
subjek yang dimana
sebenarnya subjek
76
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
membutuhkan
pengertian tersebut
pada menit 1:31:40.
Subjek mendapat
suatu kritikan dari
sahabatnya dimenit
1:23:46 karena
perubahan perilaku
subjek dengan
berkata bahwa
subjek dapat
mengejar apa yang
diinginkan, namun
subjek akan merasa
kehilangan atas apa
yang subjek miliki
saat ini.
77
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
h. Subjek selalu ✓ Semenjak
memperhatikan penampilannya
penampilan berubah, subjek
dirinya, baik menjadi lebih
gaya pakaian dan memperhatikan
gaya hidup tanpa penampilan dirinya
dibatasi dengan lebih
keinginan untuk feminin, dimenit
menyenangkan 01:15: 16 saat ingin
orang lain. pergi mengajar
anak-anak, subjek
memakai dress
yang tidak
berlengan dan
merasa saat
memakai dress
tersebut lengannya
besar, namun
subjek sebenarnya
nyaman
mengunakan dress
tersebut.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
i. Subjek mampu ✓ Subjek mampu
mengendalikan mengendalikan
perasaan perasaan
emosional. emosionalnya
dimenit 15:33,
ketika terdapat
teman kantornya
yang meledek
subjek membawa
sarapan bubur,
ledekan tersebut
seperti “Nutrisi
untuk ibu hamil”
seakan-akan bubur
tersebut menjadi
nutrisi bagi subjek
yang postur
tubuhnya gemuk
seperti ibu hamil.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
yang terlalu ketat
dan membuat daya
tahan tubuhnya
lemah, karena hal
tersebut maka
subjek mengubah
pola makan dan
tetap diimbangi
olahraga seperti
yang terlihat
dimenit 01:49:35,
olahraga ini subjek
lakukan dengan
niatan untuk lebih
sehat bukan untuk
membuat badannya
lebih kurus.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
tanpa merasa
sombong kepada
orang lain.
Pada menit
01:45:05 subjek
menerima pujian
dari rekan kerjanya
atas keberhasilan
acara wajah baru
pada produk
malathi yang
dipimpin olehnya,
menanggapi pujian
tersebut subjek
merasa bahagia
memeluk rekannya
dan tidak sombong
atas keberhasilan
acara yang subjek
pimpin.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dipercaya
menggantikan
posisi manager
perusahaan namun,
atasannya berharap
bahwa untuk dapat
menggantikan
posisi manager
tersebut diharuskan
berpenampilan
menarik dan
bertubuh ideal.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
sesuai dengan
bidang yang subjek
minati tanpa
tuntutan atau
bergantung dengan
orang lain.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
j. Subjek percaya ✓ Subjek percaya dari
setiap masalah masalahnya ia
memiliki solusi mendapatkan hasil
dan hasil yang yang baik seperti
baik. hubungannya
dengan ibu dan
adiknya menjadi
lebih erat pada
menit 1:34:00 –
01:34:18, bersama
kekasihnya subjek
saling memaafkan
dimenit 01:40:22
dan subjek menjadi
lebih menerima
dirinya sendiri
sehingga dengan itu
semua membuat
subjek menjadi
lebih bahagia yang
dapat dilihat pada
menit 01:50:15.
84
Tabel Kesimpulan:
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
a. Subjek mampu ✓ Tidak nampak saat
mendengarkan observasi
secara akurat.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
satu anak
perempuan yang
merupakan murid
subjek yang ia
ajarkan di sekolah
anak jalanan,
melihat hal tersebut
subjek
menghampirinya
dan menanyakan
atas kesedihannya
yang ternyata ia
tidak dapat giliran
bermain, dengan ini
subjek
menghampiri teman
lain yang tidak mau
bergiliran tersebut
dan mengambil
ponsel mereka saat
sedang bermain,
kemudian subjek
menghibur mereka
semua dengan
permainan kelereng
sehingga mereka
dapat bermain
bersama-sama.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
c. Subjek berani ✓ Pada 1:43:20,
berbicara di subjek berbicara di
depan umum depan umum
tanpa merasa sambil berdiri di
cemas. atas podium
sebagai manajer
untuk mengenalkan
konsep baru dari
perusahaan yaitu
Malathi dengan
sikap tenang,
melihat ke audiens,
mimik wajah
tersenyum yang
menunjukkan
percaya diri, dan
artikulasi yang jelas
tanpa keraguan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
menghampiri
subjek untuk
menanyakan
masalah yang
semalam, karena
perasaan subjek
yang sedang tidak
baik subjek
menjawab dengan
penuh emosi yang
akhirnya
perdebatan tidak
terhindari.
Pada menit ke
1:24:39 saat ada
meeting di
kantornya, subjek
mampu berdebat
dengan
memberikan
argumen yang
rasional meskipun
subjek dikritik oleh
rekan serta
atasannya.
Pada 1:31:50
subjek sempat
bertengkar dengan
adiknya, ibu subjek
mengetahui dan
menghampiri
subjek. Ibu subjek
bertanya kepada
subjek atas apa
yang sedang terjadi,
subjek pun
megungkapkan
secara lugas kalau
88
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
subjek tidak mau
dianggap anak tiri.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
kebutuhan dirinya
sendiri dalam
bentuk jabatan baru
yang diinginkan
subjek.
Terjadi perdebatan
antara subjek dan
kekasihnya pada
akhirnya dimenit
1:28:21, subjek
dapat
mengungkapkan
kebutuhannya
untuk kekasihnya
dapat menghargai
proses usaha subjek
saat subjek
memiliki tubuh
gemuk hingga
sekarang memiliki
tubuh yang ideal.
Pada 1:31:50
subjek sempat
bertengkar dengan
adiknya, ibu subjek
mengetahui dan
menghampiri
subjek yang terlihat
sedang duduk di
atas kasurnya
sambal memakan
coklat. Ibu subjek
bertanya kepada
subjek atas apa
yang sedang terjadi,
subjek pun
megungkapkan
secara lugas kalau
90
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
subjek tidak mau
dianggap anak tiri.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Pada menit 27:40
subjek bertanya
kepada atasannya
tentang pengganti
jabatan manajer
baru. Atasan subjek
sebenarnya ingin
jabatan manajer
digantikan oleh
subjek. Kemudian
subjek diberi
kritikan oleh
atasannya tentang
syarat pengganti
manajer baru
bahwa isi kepala
saja tidak cukup,
penampilan juga
penting. Subjek
menerima kritikan
tersebut dengan
meminta waktu
pada atasannya
untuk subjek bisa
merubah
penampilannya
dimenit 37:17.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Dan pada menit
37:25 subjek pun
menerima kritik
dari atasannya dan
subjek diberi waktu
satu bulan untuk
merubah
penampilannya.
Sahabat subjek
yang selalu
memakai sepatu
hitam bertali pada
saat bekerja,
mendapat kritikan
dari rekan dan
begitupun subjek
memberi kritik di
menit 01:05:55
bahwa sepatu heels
lebih bagus untuk
postur.
Pada 1:19:11
subjek diberikan
kritikan oleh
atasannya
mengenai
penurunan
penjualanan produk
perusahaan.
Namun, subjek
menerima kritikan
tersebut dengan
meminta maaf di
1:19:15 dan
berusaha akan
memperbaiki
kesalahan.
93
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Subjek mendapat
suatu kritikan dari
sahabatnya dimenit
1:23:46 karena
perubahan perilaku
subjek dengan
berkata bahwa
subjek dapat
mengejar apa yang
diinginkan, tetapi
subjek akan merasa
kehilangan atas apa
yang subjek miliki
saat ini.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
lebih sehat dan
kegiatan yang
menyehatkan
seperti berolahraga.
Pada menit ke
58:24 subjek
menanyakan hal
mengenai warna
lipstik ke
sahabatnya tanpa
keinginan untuk
menyenangkan
orang lain
melainkan untuk
kebutuhan
kerjanya.
Semenjak
penampilannya
berubah, subjek
menjadi lebih
memperhatikan
penampilan dirinya
dengan lebih
feminin, dimenit
01:15: 16 saat ingin
pergi mengajar
anak-anak, subjek
95
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
memakai dress
yang tidak
berlengan dan
merasa saat
memakai dress
tersebut lengannya
besar, lalu kekasih
subjek menanyakan
hal tentang
pakaiannya dan
subjek menjawab
dengan mengatakan
bahwa subjek
nyaman
mengenakan dress
tersebut.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
j. Subjek menjalin ✓ Pada 05:54 subjek
hubungan yang menjalin hubungan
memberi dengan kekasih
sukacita, cinta, subjek yang
dan kebahagiaan membuat subjek
yang mendalam selalu merasa
tanpa rasa takut, bersemangat dalam
kesedihan dan hidup.
rasa tertekan.
Pada menit 07:51
subjek bersama
kekasihnya
mengajar anak-
anak di sekolah
relawan yang
berada di pinggir
jalan, wajah subjek
selalu tersenyum
saat mengajar anak-
anak itu.
Subjek menjalin
hubungan yang
saling mendukung
satu sama lain
dengan kekasihnya
dilihat dimenit
11:20 ketika subjek
memberikan
semangat kepada
kekasihnya yang
sedang kesal pada
rekan kerjanya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
seorang kekasih
yang menerima apa
adanya, ketika
kekasih subjek
berkata “Nyari
yang cantik itu
gampang, yang
susah tu nyari yang
cocok. Kamu udah
cantik, cocok lagi”.
Pada menit ke
31:44 telihat subjek
tertawa merasakan
kebahagiaan dan
menjalin hubungan
yang sangat baik
dengan anak kost
ibu dari
kekasihnya.
Pada menit ke
32:32 saat subjek
sedang makan
bersama dengan ibu
kekasihnya terlihat
subjek sangat
merasakan
kebahagiaan yang
mendalam, cinta,
98
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dan menjalin
hubungan yang
sangat baik dengan
ibu dari kekasihnya
tersebut.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
manager.
Pada 1:08:09
setelah diet subjek
lebih menghargai
dirinya dengan
menjaga pola
makan dan
berolahraga supaya
tetap sehat.
Pada menit ke
1:49:35 saat subjek
mulai terlihat
gemuk kembali,
disitulah subjek
dapat menghargai
kebutuhan fisik nya
dan emosional nya
dengan tetap
menjaga pola hidup
yang sehat yaitu
tetap berolahraga
dan makan
makanan yang
sehat. Menurut
subjek kebahagiaan
tidak diukur dari
penampilan fisik
seseorang terlihat
ketika 1:49:43
subjek berkata
100
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
“Ternyata cantik
juga belum tentu
bahagia tante”.
Pada menit ke
56:23 saat
penampilan subjek
berubah menjadi
cantik dan berat
badannya turun,
lalu subjek berhasil
101
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
mencapai tujuannya
menggantikan
manajer. Subjek
dipuji oleh teman
kantornya karena
keberhasilannya
subjek
mengucapkan
“Sukses buat kita
semua”.
Pada menit ke
1:00:08 dimana
subjek sedang
makan malam
bersama
kekasihnya dan
subjek menerima
pujian dari
kekasihnya yang
kagum akan
perubahan fisik dan
penampilan subjek.
Subjek dapat
menerima pujian
dari beberapa orang
yang terpesona
akan perubahan
yang terjadi pada
penampilannya
yang baru dengan
menggunakan heels
terlihat pada menit
01:05:38 dan pujian
itu subjek terima
tanpa merasa
sombong kepada
orang lain.
102
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Pada menit 1:14:25
saat sedang ingin
berangkat mengajar
anak-anak yang
kurang mampu,
saat menuruni
tangga rumahnya
ternyata ada teman
ibu subjek yang
terkejut melihat
perubahan subjek
sampai dibilang
bahwa subjek
‘sedot lemak’.
Subjek dengan baik
menjawab “Hanya
olahraga saja kok
tante”.
Pada menit ke
1:45:05 saat subjek
berhasil atas
projeknya disitulah
subjek menerima
pujian dari ibu,
adik, kekasih, dan
rekan-rekannya atas
keberhasilan projek
tersebut tanpa
merasa sombong.
Pada 1:47:50
kekasih subjek
memberikan pujian
atas keberhasilan
subjek dengan
konsep baru untuk
perusahaannya,
kemudian subjek
membalasnya
103
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dengan senyuman
sambil memberikan
pelukan pada
kekasihnya.
Pada menit ke
27:04 saat manajer
dikantornya resign,
subjek yakin bahwa
dia mampu
menggantikan
posisi manajernya
tersebut dengan
mengajukan diri
kepada atasannya.
Pada menit ke
37:18 saat subjek
yakin dan
memberanikan diri
berbicara kepada
atasannya dengan
meminta waktu
104
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
selama sebulan
untuk subjek bisa
mengubah
penampilannya dan
bisa menduduki
posisi manajer yang
baru dengan
kecerdasan yang
dimilikinya.
Pada menit ke
27:40 dimana saat
subjek berdiskusi
dengan atasannya
dan menanyakan
perihal siapa yang
akan menggantikan
manajer yang telah
mengundurkan diri,
atasan subjek
mengatakan bahwa
“Isi kepala aja ga
cukup” disitulah
subjek menyadari
akan kekurangan
fisik dan
penampilan yang
dimilikinya
walaupun subjek
105
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
sangat cerdas.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
kekurangan
tersebut dengan
jelas.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
terlihat ragu akan
konsep yang subjek
ajukan tersebut.
Akan tetapi, atasan
perusahaan Malathi
memberi
kepercayaan
kepada subjek
untuk memimpin
acara konsep wajah
baru Malathi.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
tetapi subjek tidak
menyerah dan
mempertanggungja
wabkan atas
kegagalan tersebut.
Subjek mampu
menetapkan tujuan
yang subjek yakini
dapat menduduki
109
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
posisi manajer pada
menit 37:26.
Atasan subjek
memberi
kesempatan subjek
untuk menjadi
manager, tetapi
terdapat syarat
yang harus
dipenuhi. Namun,
subjek bertekad
akan merubah
penampilannya
untuk bisa meraih
posisi manajer baru
di perusahannya.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
untuk menjadi
manager, tetapi ada
syarat. Yang mana
syarat itu subjek
harus diet selama
satu bulan. Subjek
menerima syarat itu
dan subjek
melakukan dietnya.
Subjek pun berhasil
diet dalam satu
bulan.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
menghampiri ke
kamar subjek. Ibu
subjek
menceritakan
kenapa ibu subjek
sangat ketat kepada
subjek untuk
mengubah
penampilannya
lebih baik. Setelah
subjek mengetahui
cerita dari ibunya,
akhirnya subjek
berdamai dengan
adiknya. Perubahan
fisik dan
penampilan dapat
mengubah
hidupnya, lalu
subjek sempat
berubah dalam
bersikap kepada
orang-orang yang
membuat dirinya
dijauhi oleh
kekasih dan teman
dekatnya, saat
subjek menyadari
hal itu, subjek
akhirnya meminta
maaf dan
mengambil sisi
positif dari kejadian
dan perubahan dari
diri subjek.
Pada menit ke
1:40:00 saat subjek
bertengkar dengan
kekasihnya karena
112
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
salah paham
dengan adiknya,
akhirnya subjek
sadar dan meminta
maaf kepada
kekasihnya.
Hubungan subjek
dengan sahabatnya
di 1:06:07 dan
kekasih subjek di
1:27:55 mengalami
kerenggangan,
tetapi subjek
mampu berdamai
kembali dan
menjadikannya
suatu pembelajaran
yang bemakna
dalam hidupnya
pada 1:44:00
bahwa “Teman
yang baik tidak
menghakimi, teman
113
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
yang baik tidak
menyudutkan, dan
teman yang baik
membantu kita
mengenal siapa kita
sesungguhnya”.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
menyelesaikan
masalah tersebut
dengan
menghasilkan suatu
proyek dengan
hasil yang baik.
Setelah melewati
masalah yang
sudah subjek
hadapi, pada menit
14:35 subjek
menjalankan
misinya untuk
membuat projek
terbaru untuk
perusahaannya.
Dan menggunakan
jasa-jasa
tetangganya.
Pada 1:40:08
subjek sempat
bertengkar dengan
kekasih subjek
karena salah
paham. Subjek
mengakui kalau
dirinya salah
karena
kesalahpahaman
tersebut. Subjek
membuat surprise
kepada kekasih
subjek supaya
hubungannya
kembali membaik.
115
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
Subjek
memperbaiki
kesalahannya atas
kritikan yang
diterima subjek dari
atasannya
mengenai
penurunan
penjualanan produk
perusahaan di
1:19:11. Namun,
subjek mampu
memberikan solusi
dengan konsep baru
yang membuahkan
hasil signifikan
bagi perkembangan
perusahaannya,
terbukti dari
majalah Forbus
yang membahas
bangkitnya kembali
perusahaan Malathi
Kosmetika berkat
terobosan berani di
1:48:27.
Aspek-Aspek
Kepercayaan Keterangan
Diri pada Gambaran
No Target Perilaku
Rara dalam Perilaku
Film Ya Tidak
Imperfect
dan subjek menjadi
lebih menerima
dirinya sendiri
sehingga dengan itu
semua membuat
subjek menjadi
lebih bahagia yang
dapat dilihat pada
menit 01:50:15.
VI. PEMBAHASAN
117
118
kepada semua orang bahwa kemampuan yang dimilikinya dapat mencapai tujuan
yang diinginkannya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer pada subjek bernama
Rara yang menjadi korban body shaming terdapat aspek-aspek kepercayaan diri
menurut Lidenfield Gael (2000) yang meliputi percaya diri lahir dan percaya diri
batin. Percaya diri lahir adalah membuat seseorang harus bisa memberikan kesan
pada dunia luar bahwa yakin akan diri sendiri. Aspek-aspek kepercayaan diri
lahir, terdiri dari komunikasi, sikap tegas, penampilan diri dan pengendalian
perasaan. Sedangkan percaya diri batin adalah percaya diri yang memberikan
seseorang perasaan dan anggapan bahwa pribadinya dalam keadaan baik. Aspek-
aspek percaya diri batin terdiri dari cinta diri, pemahaman diri, tujuan yang jelas,
dan pemikiran yang positif.
Setelah melakukan observasi, observer menemukan aspek komunikasi
pada subjek. Dalam observasi diketahui bahwa subjek tidak mampu
mendengarkan secara akurat. Namun, subjek memiliki empati, seperti meluangkan
waktu dan tenaganya untuk mengajar dengan memberikan ilmu dan pengetahuan
serta menghibur anak-anak jalanan. Subjek juga terlihat menghibur adiknya yang
sedih akibat cyberbullying. Selanjutnya, subjek berani berbicara di depan umum
tanpa merasa cemas ketika berada di atas podium untuk mengenalkan konsep baru
perusahaan Malathi. Selain itu, subjek mampu berdiskusi dengan atasannya
mengenai hasil laporannya. Sehubungan dengan itu, subjek juga mampu berdebat
dengan sahabatnya di koridor kantor, lalu saat meeting dengan rekan kantornya,
dan saat bertengkar dengan adiknya di rumah subjek.
Sikap tegas terlihat dalam observasi ketika subjek mengungkapkan
kebutuhannya bahwa subjek ingin menggantikan posisi manajer secara langsung
dan lugas kepada atasannya dengan meminta waktu satu bulan untuk mengubah
penampilan serta menurunkan berat badannya. Subjek pun dapat mengungkapkan
kebutuhan pada kekasihnya untuk menghargai usaha dalam mengubah
penampilan. Selanjutnya, pada saat subjek bertengkar dengan adiknya, ibu subjek
menghampiri dan bertanya apa yang sedang terjadi. Subjek mengungkapkan
bahwa subjek tidak ingin dianggap anak tiri. Di samping itu, subjek bersikap tegas
119
dalam membela hak diri dan orang lain. Subjek mengajukan proyek baru pada
atasannya bahwa kecantikan tidak hanya dipandang dari fisik saja. Sesudah itu,
subjek memberi kritikan pada sahabatnya untuk mengenakan sepatu heels karena
menurut subjek lebih bagus untuk postur tubuh. Di lain kesempatan, sahabat
subjek memberi kritikan pada subjek karena perubahan perilaku subjek dengan
berkata bahwa subjek dapat mengejar apa yang diinginkan, tetapi subjek akan
merasa kehilangan atas apa yang subjek miliki saat ini. Subjek juga menerima
kritikan yang membangun dari atasannya bahwa cerdas saja tidak cukup, tetapi
penampilan juga penting untuk citra perusahaan dan contoh bagi karyawan
lainnya. Subjek dikritik atasannya karena penurunan penjualan produk
perusahaan. Subjek secara langsung mengungkapkan isi hatinya kepada kekasih
subjek untuk lebih menghargai prosesnya dalam merubah penampilan.
Dalam observasi diketahui bahwa terdapat aspek penampilan diri pada
subjek. Hal ini dapat dilihat ketika subjek merubah gaya hidupnya seperti
memperhatikan apa yang subjek konsumsi setiap harinya dengan mengonsumsi
makanan yang lebih sehat dan kegiatan yang menyehatkan seperti berolahraga.
Subjek akhirnya berhasil mengubah penampilan dan menurunkan berat badannya.
Sejak saat itu, subjek selalu memperhatikan penampilannya baik gaya pakaian,
tatanan rambut dan pola makannya. Subjek pun sudah mulai menanyakan hal
mengenai warna lipstik ke sahabatnya saat ingin pergi mengajar anak-anak, subjek
memakai dress yang tidak berlengan dan merasa saat memakai dress tersebut
lengannya terlihat besar, lalu kekasih subjek menanyakan hal tentang pakaiannya
dan subjek menjawab dengan mengatakan bahwa subjek nyaman mengenakan
dress tersebut. Subjek melakukan itu semua tanpa keinginan untuk menyenangkan
orang lain.
Aspek pengendalian perasaan juga terdapat dalam observasi pada subjek.
Subjek menunjukkan sikap pengendaliaan perasaan emosional ini ketika kedua
rekan kerjanya mengeluarkan sebuah umpatan dengan melontarkan kalimat
“Nutrisi untuk ibu hamil” saat itu mimik wajah subjek terlihat datar dan
menghiraukan ejekan tersebut. Dari observasi ini juga menunjukkan bahwa subjek
memberi sukacita saat mengajar anak-anak di sekolah relawan yang berada di
120
berupa konsep baru yang dalam proses suksesnya projek ini dibantu oleh teman-
teman subjek hingga akhirnya membuahkan hasil bagi perkembangan
perusahaannya. Masalah lain terjadi ketika subjek dan kekasihnya sempat
bertengkar karena kesalahpahaman. Subjek mengakui apabila dirinya salah karena
kesalahpahaman tersebut. Kemudian subjek membuat suatu kejutan kepada
kekasih subjek agar hubungannya kembali membaik. Subjek percaya dari
masalahnya akan mendapatkan hasil yang baik seperti hubungannya dengan ibu
dan adiknya menjadi lebih erat, subjek dapat saling memaafkan atas masalah yang
terjadi diantara dirinya dan kekasihnya.
Berdasarkan hasil observasi subjek memiliki kepercayaan diri yang sangat
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari gambaran perilaku yang mencakup pada target
perilaku aspek-aspek kepercayaan diri. Meskipun pada awalnya subjek merupakan
korban body shaming. Namun, subjek mampu mempertahankan kepercayaan
dirinya melalui kemampuan komunikasi, memiliki sikap tegas, selalu
memperhatikan penampilan diri, mampu mengendalikan perasaan, mencintai
dirinya, memahami dirinya, memiliki tujuan yang jelas, dan pemikiran yang
positif. Akan tetapi, terdapat beberapa target perilaku pada aspek tersebut yang
tidak nampak pada hasil observasi, yaitu pada aspek komunikasi subjek tidak
terlihat mampu mendengarkan secara akurat dan aspek cinta diri subjek tidak
terlihat menyiksa diri dengan perasaan bersalah setiap kali meminta atau
mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
VII. KESIMPULAN
123
DAFTAR PUSTAKA
Dolezal, L. (2015). The body and shame: phenomenology, feminism, and the
socially shaped body. USA: Lexington Books.
Lauster, P. (2006). Tes kepribadian (alih bahasa: D.H. Gulo). Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
124
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKODIAGNOSTIKA 2: OBSERVASI
SETTING PSIKOLOGI KLINIS
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Disusun Oleh:
2PA13
Kelompok 4
DEPOK
JULI 2022
DAFTAR ISI
ii
I. PENDAHULUAN
1
2
Sumber: https://www.jejaksulsel.com/entertainment/pr-1652590270/tayang-
hari-ini-simak-sinopsis-kukira-kau-rumah-lengkap-dengan-streaming-
nonton-dan-daftar-pemainnya?page=3. Diakses pada 20 Maret 2022.
2. Sinopsis Asli 2
Film ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Niskala yang
menderita gangguan bipolar dan berjuang dengan kehidupan sosialnya.
Kemudian dia bertemu dengan seorang pemuda bernama Pram yang sering
merasa kesepian sejak ayahnya meninggal dan ibunya sibuk dengan
pekerjaan. Dalam kesendiriannya, dia mencoba menulis lagu, tetapi dia
tidak pernah memperkenalkan karyanya kepada siapapun. Pram yang
memiliki bakat menyanyi memutuskan untuk bekerja di sebuah kafe.
Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Niskala. Pada awalnya, Pram
tidak tahu bahwa gadis cantik itu memiliki gangguan bipolar dan bisa
mengalami perubahan suasana hati setiap saat. Keduanya kemudian
mengembangkan hubungan yang sangat dekat. Niskala diam-diam diterima
di perguruan tinggi. Dia tidak ingin keluarganya tahu, terutama ayahnya.
Niskala ingin membuktikan kepada ayahnya bahwa meskipun kondisi
fisiknya tidak normal, dia masih bisa berprestasi.
Setelah bertemu Pram, kehidupan Niskala terbalik. Gadis ini sering
melanggar aturan dan komitmen yang dibuatnya dengan ibu dan sahabatnya.
Kehadiran Niskala membuat Pram semakin heboh. Niskala mampu mengisi
hari-hari sepi Pram. Bahkan duetnya dengan Niskala mendapat banyak
kekaguman sebelum ini berdampak pada karir musiknya.
Seiring waktu, Pram akhirnya mengetahui bahwa Niskala memiliki
gangguan bipolar. Ia juga menyadari masalah Niskala dengan ayahnya yang
selalu melindungi dan melarang Niskala bersosialisasi. Pram dan Niskala
menyadari bahwa keduanya bisa saling melengkapi. Keduanya memiliki
keinginan besar untuk keluarga mereka, dan itu layak untuk didengar.
Sumber: https://opsi.id/read/sinopsis-lengkap-film-kukira-kau-rumah-kisah-
cinta-remaja-dengan-bipolar. Diakses pada 20 Maret 2022.
3
3. Sinopsis Asli 3
Niskala atau Kala (Prilly), Dinda (Shenina), dan Oktavianus (Raim
Laode) adalah sahabat sejak kecil. Dinda dan Okta bahkan sampai dipercaya
oleh ayah (Kiki Narendra) dan ibu (Unique Priscilla) Kala agar menjaga
baik-baik putri mereka itu. Kala sendiri merupakan sosok mahasiswi dengan
segudang ketidakstabilan emosi. Kemarahannya kerap meluap-luap dalam
banyak kondisi, begitu pula semangat dan kegembiraannya. Lalu Dinda dan
Okta harus senantiasa menjaga sahabat mereka itu setiap kali ia berinteraksi
dengan orang lain, termasuk di ruang perkuliahan. Situasi semacam ini
lantas terus berlangsung, sampai Kala mulai berhubungan dengan senior di
kampusnya, Pram (Jourdy). Semenjak itu, perubahan demi perubahan pun
mulai terjadi pada Niskala.
Isunya sendiri penting terutama bagi siapapun yang memiliki teman
dekat seorang berkelainan psikologis. “Kukira Kau Rumah” dapat
memberitahumu bagaimana harus menyikapi orang tersebut, cara men-
treatment, dan bagaimana memposisikan diri ketika berada di sampingnya
serta terhadap setiap perilakunya. Tampaknya dari sang produser, Prilly, dan
Umay sebagai sutradaranya memiliki perhatian yang sejalan dalam melihat
isu ini. Peletakan diri Prilly sendiri sebagai sang tokoh utama yang
membawakan peran seorang berkelainan psikologis adalah salah satu
buktinya. Penempatan tokoh-tokoh orang tua Niskala yang overprotective
juga senada dengan kondisi nyata di luar layar. Meski ada pula yang
bersikap sebaliknya dan mengabaikan anak mereka sendiri.
Sumber: https://montasefilm.com/review-kukira-kau-rumah/. Diakses pada
5 Maret 2022.
4. Kesimpulan
Dalam film “Ku Kira Kau Rumah”, menceritakan tentang seorang
gadis bernama Niskala yang mengidap gangguan bipolar, ia sering
mengalami perubahan suasana hati secara drastis. Kemarahannya kerap
meluap-luap dalam banyak kondisi, begitu pula semangat dan
kegembiraannya, sehingga hal ini menjadi masalah terhadap kehidupan
4
B. Tujuan
Tujuan dari observasi ini untuk mengamati perilaku agresivitas pada
tokoh utama bernama Niskala pengidap bipolar dalam film “Ku Kira Kau
Rumah”.
II. LANDASAN TEORI
A. Agresivitas
1. Definisi Agresivitas
Menurut Aronson dkk (2016), agresi didefinisikan sebagai tindakan
yang diniatkan untuk tujuan membahayakan atau menyakiti. Tindakan
agresi dapat berupa tindakan fisik maupun verbal untuk dapat mencapai
tujuannya namun mungkin juga tidak.
Marcus (dalam Mulyadi dkk, 2016) memberikan penjelasan bahwa
agresi adalah suatu ledakan emosi dan kemarahan hebat perbuatan yang
menimbulkan permusuhan yang ditunjukkan kepada seseorang atau benda.
Menurut Manstead dan Hewstone (dalam Faturochman, 2019),
agresi adalah segala bentuk perilaku yang disengaja terhadap makhluk lain
dengan tujuan untuk melukainya dan pihak yang dilukai tersebut berusaha
untuk menghindarinya.
Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh beberapa tokoh di
atas, dapat disimpulkan bahwa agresi adalah sebuah perilaku kekerasan
yang ditampilkan dalam bentuk emosi yang meledak untuk melukai individu
lain atau objek di sekitarnya dengan sengaja baik secara fisik maupun
verbal.
2. Bentuk-Bentuk Agresivitas
Menurut Kruglanski & Higgins (dalam Mulyadi dkk, 2016) terdapat
bentuk-bentuk agresivitas, antara lain.
a. Agresivitas fisik aktif secara langsung
Perilaku menyerang secara fisik aktif ditujukan kepada orang lain
secara langsung yang ditunjukkan oleh perilaku dan ekspresi wajah.
Misalnya: mendorong atau menembak orang, menerkam, menendang,
dan mencakar.
6
7
3. Tipe-Tipe Agresivitas
Berkowitz (dalam Mulyadi dkk, 2016) membedakan agresi ke dalam
dua tipe, yakni.
a. Agresi Instrumental (Instrumental Aggression)
Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan oleh organisme
atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Agresi Benci (Hostile Aggression)
Agresi benci adalah agresi yang dilakukan semata-mata sebagai
pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa
tujuan selain untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau
kematian pada sasaran atau korban.
4. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresivitas
Menurut Sears dkk (dalam Mulyadi dkk, 2016) terdapat beberapa
faktor yang dapat menyebabkan perilaku agresi, yakni:
a. Faktor Proses Belajar
Yaitu mekanisme utama yang menentukan perilaku agresif manusia
adalah proses belajar masa lalu. Bayi yang baru lahir menunjukkan
perilaku agresif yang sangat impulsif, tetapi pada masa dewasa manusia
akan mengendalikan dorongan impuls agresinya secara kuat dan hanya
merupakan perilaku agresif dalam keadaan tertentu.
b. Faktor Penguatan
Saat pembentukan suatu perilaku, penguatan sangat berperan
penting. Bila perilaku tertentu diberi ganjaran, kemungkinan besar
individu akan mengulangi perilaku tersebut di masa yang akan datang.
c. Faktor Norma Sosial
Bila isyarat yang menimbulkan agresi muncul, rasa marah cenderung
berubah menjadi agresi. Tetapi, bila isyarat yang menekan agresi muncul,
rasa marah tidak akan menimbulkan perilaku agresi. Isyarat yang
dikaitkan dengan pengungkapan agresi dan isyarat yang dikaitkan dengan
penekanan agresi diatur dengan baik oleh norma sosial yang dipelajari
untuk situasi tertentu.
9
d. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresi,
yaitu faktor gen, faktor sistem otak, dan faktor kimia berdarah.
e. Faktor Belajar Sosial
Dengan menyaksikan perkelahian dan pembunuhan meskipun sedikit
pasti akan menimbulkan rangsangan dan memungkinkan untuk meniru
model kekerasan tersebut.
f. Faktor Amarah
Marah merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem
saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang
sangat kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin
nyata atau salah atau juga tidak.
5. Aspek-Aspek Agresivitas
Bush dan Perry (dalam Hidayat dan Bashori, 2016) membedakan
agresivitas menjadi empat yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan
permusuhan. Setiap bentuk mewakili ranah yang berbeda, antara lain.
a. Agresi Fisik (Physical Aggression)
Bentuk perilaku agresif yang dilakukan dengan cara menyerang
secara fisik dengan tujuan melukai atau membahayakan orang lain.
b. Agresi Verbal (Verbal Aggression)
Agresivitas yang dilakukan dengan kata-kata. Agresi verbal dapat
berupa umpatan, hinaan, sindiran, fitnah, dan lain-lain.
c. Kemarahan (Anger)
Suatu bentuk agresi tidak langsung (indirect aggression) yang
berupa perasaan benci kepada orang lain maupun suatu hal karena
seseorang tidak dapat mencapai tujuannya. Perasaan kecewa atau
dikhianati juga dapat berubah menjadi kemarahan.
10
d. Permusuhan (Hostility)
Salah satu komponen kognitif dalam agresivitas yang terdiri atas
keinginan untuk menyakiti dan melawan ketidakadilan. Tindakan ini
mengekspresikan kebencian, permusuhan, antagonisme atau kemarahan
yang sangat dalam kepada pihak lain.
B. Bipolar
1. Definisi Bipolar
Menurut Owen dan Saunders (2008), gangguan bipolar adalah
penyakit mental serius yang diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan
dalam sel-sel otak yang berkomunikasi satu sama lain. Ketidakseimbangan
ini menyebabkan perubahan suasana hati 'naik' dan 'turun' yang ekstrem dan
berbeda-beda pada setiap orang dalam kehidupan sehari-hari individu
dengan gangguan bipolar.
Menurut American Psychiatric Association (dalam Davidson, Neale
dan Kring, 2006), DSM-IV-TR mendefinisikan bahwa gangguan bipolar
adalah gangguan mental dengan emosi yang meluap-luap, mencakup
episode mania atau episode campuran yang terdiri dari beberapa gejala
mania dan depresi.
Selain itu, menurut Kasfer dan Hirschfeld (2005), gangguan bipolar
adalah penyakit kejiwaan kronis yang sering menyebabkan kecacatan dalam
gangguan fungsional yang signifikan dengan menggambarkan kemarahan
dan suasana hati yang tidak terkendali.
Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah suatu
gangguan mental yang dipicu oleh kelainan gangguan fungsional dengan
perubahan suasana hati yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan
terganggunya aktivitas ataupun kondisi sosial individu.
11
A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : ( Movie Setting / Lab Setting )
2. Pencatatan Observasi : ( Event / Time )
3. Kegiatan Observasi : ( Partisipan / Non Partisipan Passive )
B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal :
2. Waktu :
3. Tempat :
4. Lembar Observasi :
Nama Observer :
Aspek-Aspek
Keterangan
Agresivitas
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
a. Subjek
menyerang
secara fisik
dengan tujuan
untuk melukai
atau
membahayakan
orang lain.
c. Subjek melukai
diri sendiri.
12
13
Aspek-Aspek
Keterangan
Agresivitas
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
a. Subjek
mengeluarkan
kata-kata,
berupa
umpatan atau
hinaan.
c. Subjek
melontarkan
perkataan yang
sifatnya
mengancam.
a. Subjek terlihat
benci atau
kecewa kepada
orang lain
karena merasa
dikhianati
Kemarahan
3. orang lain
(Anger)
maupun suatu
hal karena
tidak dapat
mencapai
tujuannya.
a. Subjek
Permusuhan berkeinginan
4. untuk
(Hostility)
menyakiti.
14
Aspek-Aspek
Keterangan
Agresivitas
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
b. Subjek
memiliki
perasaan ingin
melawan
ketidakadilan.
c. Subjek
mengekspresik
an
kemarahannya
yang sangat
mendalam
dengan
permusuhan
kepada orang
lain.
d. Subjek
mengekspresik
an sebuah
perasaan yang
tidak peduli
dengan apa
yang dirasakan
orang lain.
IV. PELAKSANAAN OBSERVASI
A. Setting Fisik
Pada hari Selasa, 31 Mei 2022 observer melakukan pengamatan dengan
menonton film “Ku Kira Kau Rumah”. Observasi ini dilakukan jam 15.15 -
22.00 WIB di rumah masing-masing observer. Subjek yang diobservasi
merupakan tokoh utama dalam film “Ku Kira Kau Rumah” bernama Niskala
yang memiliki gangguan mental bipolar dengan tubuh yang sedikit berisi, tidak
terlalu tinggi, berkulit putih pucat, berambut coklat gelap lurus sebahu yang
selalu dibiarkan terurai. Pada malam hari dimenit ke 46.11 sampai menit ke
47.47 tokoh utama yang bernama Niskala menggunakan kaos putih, cardigan
berwarna navy yang dibiarkan terbuka, celana jeans panjang, sepatu sneakers
berwarna putih, tas pundak berwarna putih, riasan wajah yang natural, gelang
berwarna merah di tangan kirinya, cincin berwarna silver yang melingkar di
jari tengahnya. Subjek membuka pintu dengan keras, kemudian subjek
melempar tas yang berada di bahu kanannya ke kasur. Kamar subjek terlihat
dominan berwarna putih terdapat ranjang yang cukup besar di letakkan di
tengah, jendela tralis dengan tirai berwarna putih yang menghadap ranjang
serta kursi panjang di dekat jendela, meja belajar di sudut kamar serta obat-
obatan subjek yang disimpan dalam laci, hiasan lampu LED di dinding dekat
ranjang, lampu tidur yang diletakkan di atas meja kecil yang ada di sudut lain
kamar, lampu belajar, lemari pakaian, dan meja di sisi sudut kamar lainnya.
Kemudian ibu dan teman subjek memasuki kamarnya untuk menenangkan
amarah subjek dengan memeluk dan memberi obat penennag pada subjek.
Hambatan yang terjadi pada observasi ini karena adanya iklan yang cukup
lama dan menutupi sebagian scene. Film ini termasuk masih baru sehingga
sulit untuk menemukan resolusi gambar yang bagus karena masih dalam
bentuk rekaman dari orang lain yang menonton di bioskop.
B. Setting Psikis
Subjek merupakan tokoh utama bernama Niskala dalam film “Kukira
Kau Rumah” yang memiliki gangguan bipolar. Pada menit 46:11 sampai 47:47
15
16
C. Tahap Pelaksanaan
1. Hari / Tanggal : Selasa, 31 Mei 2022
2. Tempat : Rumah masing-masing observer
3. Waktu : 15.15 – 22.00 WIB
a. Pukul 15.15 WIB : Observer mempersiapkan film dari telegram
untuk menonton bersama menggunakan gmeet.
b. Pukul 16.12 WIB : Observer mulai mengamati film untuk
pengambilan data. Observer memutuskan untuk
menonaktifkan kamera untuk mencegah film
buffering karena koneksi internet kurang bagus
serta resolusi film yang tidak bagus menghambat
observasi.
c. Pukul 16.14 WIB : Observer terganggu iklan yang ada di dalam film.
d. Pukul 16.18 WIB : Observer terganggu iklan yang ada di dalam film.
e. Pukul 16.58 WIB : Observer terganggu iklan yang ada di dalam film.
f. Pukul 17.35 WIB : Observer terganggu iklan yang ada di dalam film.
g. Pukul 17.48 WIB : Observer mulai berdiskusi dengan kelompok.
h. Pukul 22.00 WIB : Observer selesai mengambil data.
V. HASIL OBSERVASI
A. Pelaksanaan Observasi
1. Setting Observasi : Movie Setting
2. Pencatatan Observasi : Event
3. Kegiatan Observasi : Non Partisipan Passive
B. Pelaksanaan Observasi
1. Hari / Tanggal : Selasa, 31 Mei 2022
2. Waktu : 15.15 - 22.00 WIB
3. Tempat : Rumah masing-masing
4. Lembar Observasi :
a. Nama Observer 1 : Ariefa Nurjanah
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Ya Tidak
Kau Rumah”
a. Subjek Pada menit ke
menyerang secara ✓ 51:09 dimana
fisik dengan memutar waktu
tujuan untuk saat subjek SMA,
melukai atau subjek tidak
membahayakan menaati peraturan
orang lain. sekolah dengan
memakai rok di
atas lutut dan
tidak terima jika
1. Agresi Fisik roknya ingin
(Physical digunting sampai
Aggression) amarahnya
meluap kemudian
subjek merebut
gunting yang
berada ditangan
gurunya dan
menodongkannya
ke guru tersebut.
17
18
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Ya Tidak
Kau Rumah”
b. Subjek meluapkan Pada menit ke
amarah sehingga ✓ 46:16 subjek
merugikan orang meluapkan semua
lain atau benda di amarahnya
sekitarnya. selama ini dengan
berteriak sembari
mengacak-acak
barang yang
berada di meja
belajarnya setelah
bertengkar
dengan sahabat
lakinya di depan
rumahnya sehabis
subjek diantarkan
pulang oleh
kekasihnya.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Ya Tidak
Kau Rumah”
sahabatnya marah
kepada kekasih
subjek.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Ya Tidak
Kau Rumah”
Pada menit
1:17:07 dimana
subjek terlihat
sangatlah kecewa
kepada orang
tuanya yang tidak
pernah bangga
memiliki anak
seperti subjek dan
subjek merasa
tertekan selama
ini tidak bisa
mencapai apa
yang diinginkan
subjek.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Ya Tidak
Kau Rumah”
c. Subjek Pada menit ke
mengekspresikan ✓ 11:35 subjek
kemarahannya terlihat sangatlah
yang sangat marah sambil
mendalam dengan berteriak karena
permusuhan nilai makalahnya
kepada orang lain. mendapatkan nilai
yang sebelumnya
makalah tersebut
dikritik oleh
seorang laki-laki
kakak tingkatnya.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
merugikan mengamuk hingga
orang lain atau membanting pintu
benda di kamarnya,
sekitarnya. kemudian subjek
mengacak-acak
meja belajarnya lalu
menangis di atas
tempat tidur setelah
bertengkar hebat
dengan sahabatnya.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
mengerti dirinya
sama sekali. Subjek
pun sampai
mengancam akan
bunuh diri.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
inginkan. Sang ayah
hanya
mengurungnya
dirumah dan hanya
memberikan obat.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
d. Subjek Tidak nampak pada
mengekspresik ✓ saat observasi.
an sebuah
perasaan yang
tidak peduli
dengan apa
yang dirasakan
orang lain.
27
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
ketinggian itu.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
menuju tempat yang
lebih tinggi. Subjek
mengancam kalau
orangtua, dua
sahabat, dan kekasih
subjek mendekat
subjek, subjek akan
melompat.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
menyakiti.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
mendalam subjek memukul
dengan kekasih subjek dan
permusuhan mengatai subjek
kepada orang gila.
lain.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
orang lain.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
c. Subjek Pada menit ke 44.34
mengekspresik ✓ subjek berteriak
an histeris dan
kemarahannya mengamuk saat
yang sangat sahabatnya
mendalam memukul
dengan kekasihnya.
permusuhan
kepada orang
lain.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
c. Subjek Pada menit 1:17:29
melontarkan ✓ subjek mengancam
perkataan yang akan melompat dari
sifatnya atas bangunan cafe
mengancam. karena ayahnya
tidak setuju dengan
keputusan subjek.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
permusuhan
kepada orang
lain.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
c. Subjek Pada jam 1:16:46
melontarkan ✓ subjek berteriak
perkataan yang “Stop jangan ada
sifatnya yang ngedekat!”
mengancam. sambil mengancam
untuk melompat dari
suatu bangunan
karena Ayah subjek
tidak setuju dengan
kegiatan konser
yang dilakukan oleh
subjek dan
kekasihnya.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
melawan yang diberi guru
ketidakadilan. karena dia memakai
rok pendek yaitu
dengan cara
menggunting roknya
tidak adil, kemudian
subjek melawan
dengan mengambil
gunting yang di
pegang.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
Subjek berteriak
mengumpat pada
sahabatnya dengan
mengatakan “Gila
lo” pada menit
44:49 karena
memukul
kekasihnya.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
tidak pernah bangga
pada subjek.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
mendalam telah memukul
dengan kekasihnya secara
permusuhan tiba-tiba.
kepada orang
lain. Subjek mengamuk
meluapkan
kemarahannya
dimenit 46:58
dengan menyuruh
sahabatnya untuk
pergi karena
menurut subjek
kedua sahabatnya
tidak mengerti
perasaannya.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
berupa temannya yaitu
umpatan atau Okta, kata hinaan
hinaan. atau umpatan
tersebut berupa
“Gila lo!” yang
kondisinya pada saat
itu subjek sedang
memisahkan Okta
dan Pram berkelahi
di menit 44:50.
Subjek
mengeluarkan kata
umpatan berupa
“Anak sotoy!”
kepada Pram karena
pada awalnya
mereka bertaruh
untuk siapa yang
dugaannya paling
benar terkait tugas
yang dikerjakan
oleh subjek terdapat
penulisan yang
salah, namun setelah
dikoreksi berakhir
menjadi dugaan
subjek yang benar.
Sehingga hal ini
membuat subjek
memberi umpatan
tersebut kepada
Pram.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
c. Subjek Pada menit 51:10,
melontarkan ✓ subjek dengan posisi
perkataan yang gunting mengarah
sifatnya ke gurunya sambil
mengancam. melontarkan
perkataan yang
sifatnya mengancam
seperti “Saya yang
akan gunting rok
ibu!” seakan-akan
subjek diposisi
sebaliknya yang
akan menggunting
rok guru tersebut.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
a. Subjek Tidak nampak pada
berkeinginan ✓ saat observasi.
untuk
menyakiti.
Aspek-Aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
yang dirasakan
orang lain.
50
Tabel Kesimpulan:
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
a. Subjek Pada menit 46:24
menyerang ✓ terlihat subjek
secara fisik mendorong
dengan tujuan temannya karena
untuk melukai tidak mengerti
atau perasaan subjek.
membahayakan
orang lain. Pada menit ke 51:09
dimana memutar
waktu saat subjek
SMA, subjek tidak
menaati aturan
sekolah yang mana
pada pagi itu subjek
menggunakan rok
pendek yang
merupakan salah
satu pelanggaran di
sekolah karena tidak
1. Agresi Fisik terima jika roknya
(Physical ingin digunting oleh
Aggression) gurunya, Subjek
merebut gunting
milik guru
kesiswaan dan
mengarahkan
gunting tersebut
kepada gurunya
dengan penuh
amarah. Satpam dan
sahabatnya yang
berada tempat pun
dengan cepat
memisahkan subjek
dan gurunya
kemudian gunting
tersebut diambil alih
oleh satpam.
51
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
b. Subjek Terlihat pada menit
meluapkan ✓ ke 03:35, dimana
amarah subjek meluapkan
sehingga amarahnya pada
merugikan pelatihan debat yang
orang lain atau mengakibatkan
benda di debat dihentikan.
sekitarnya.
Pada menit ke 46:16
setelah bertengkar
dengan sahabat laki-
laki subjek sehabis
diantarkan pulang
oleh kekasih subjek.
subjek meluapkan
semua amarahnya
dengan berteriak
kencang sambil
melemparkan
benda-benda yang
berada di laci meja
belajarnya dan
mengacak-acak
benda yang berada
diatas meja
belajarnya sehingga
berserakan di lantai.
setelah bertengkar
dengan sahabat
lakinya di depan
rumahnya sehabis
subjek diantarkan
pulang oleh
kekasihnya.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
umum bersama
kekasihnya. Ayah
subjek marah dan
memukul kepada
kekasih subjek.
Subjek meluapkan
emosinya dan
subjek lari keluar
dari tempat itu
menuju tempat yang
lebih tinggi. Kekasih
subjek sempat
menolong subjek
dan kekasih subjek
jatuh dari tempat
ketinggian itu.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
Subjek berteriak
mengumpat pada
sahabatnya dengan
mengatakan “Gila
lo” pada menit
44:49 karena
memukul
kekasihnya yang
pada saat itu
kondisinya subjek
54
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
sedang memisahkan
sahabat laki-lakinya
dan kekasih subjek
yang berkelahi.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
yang ingin
mencegahnya bunuh
diri dengan loncat
dari ketinggian.
Subjek menangis
sambil menghindari
ayah, ibu dan
sahabatnya, subjek
3. Kemarahan meluapkan
(Anger) emosinya pada
menit 01:17:06,
karena subjek
merasa kecewa
kepada ayahnya
yang tidak pernah
bangga pada subjek
dan merasa tertekan
selama ini tidak bisa
mencapai apa yang
diinginkannya serta
tidak pernah
mendukung hal
yang subjek gemari.
56
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
a. Subjek Tidak nampak pada
berkeinginan ✓ saat observasi.
untuk
menyakiti.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
hukuman oleh
gurunya dengan cara
menggunting roknya
itu tidak adil bagi
subjek sehingga
subjek melawan
dengan mengambil
gunting yang di
pegang oleh guru
tersebut
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
tidak adil karena itu
tidak sesuai apa
yang dimau subjek.
Aspek-aspek
Agresivitas Keterangan
pada Niskala Gambaran
No Target Perilaku
dalam Film Perilaku
“Ku Kira Kau Ya Tidak
Rumah”
orang lain.
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada subjek tokoh utama film
“Ku Kira Kau Rumah” bernama Niskala yang memiliki gangguan mental bipolar
yang sering kali muncul ketika emosi subjek sedang tidak stabil. Subjek
dinyatakan mengidap bipolar saat subjek menduduki bangku SMA karena hal itu
yang membuat ayah subjek menjadi overprotective. Sementara subjek adalah
seseorang yang gigih untuk mencapai tujuannya dan ingin membuktikan bahwa
subjek mampu melakukan apa yang subjek gemari seperti kebanyakan orang
normal. Sering kali subjek merasa bahwa orang tuanya tidak bangga memiliki
anak seperti dirinya dan selalu tertekan karena subjek tidak diberi kebebasan
untuk melakukan apa yang subjek sukai. Sehingga emosi subjek tidak bisa
terkendali sampai akhirnya menimbulkan perilaku agresi.
Menurut Marcus (dalam Mulyadi dkk, 2016) bahwa agresi adalah suatu
ledakan emosi dan kemarahan hebat perbuatan yang menimbulkan permusuhan
yang ditunjukkan kepada seseorang atau benda. Dalam observasi terlihat bahwa
subjek meluapkan emosinya dengan memberontak dan melemparkan benda-benda
di sekitarnya karena subjek merasa kecewa tidak ada seorang pun yang dapat
mengerti perasaannya. Tidak hanya meluapkan emosinya, tetapi subjek juga
mengungkapkan semua amarahnya kepada kedua orang tua subjek, subjek merasa
bahwa apa yang diinginkannya tidak pernah didukung. Hingga sampai pada
kemarahannya yang hebat tersebut subjek berniat untuk mengakhiri hidup.
Sebagaimana yang telah dijabarkan oleh Bush dan Perry (dalam Hidayat
dan Bashori, 2016), observasi yang dilakukan oleh observer pada subjek bernama
Niskala yang mengidap bipolar terdapat aspek-aspek agresivitas yang setiap
bentuknya mewakili ranah yang berbeda diantaranya agresi fisik, agresi verbal,
kemarahan, dan permusuhan.
Subjek menyerang secara fisik dengan tujuan untuk melukai atau
membahayakan orang lain. Ketika subjek telat masuk sekolah dan tidak menaati
aturan sekolah yang mana pada pagi itu subjek menggunakan rok pendek yang
merupakan salah satu pelanggaran di sekolah. Guru subjek ingin menghukum
60
61
subjek dengan menggunting rok subjek. Akan tetapi, subjek tidak terima jika
roknya ingin digunting oleh gurunya, Subjek merebut gunting milik guru
kesiswaan dan mengarahkan gunting tersebut kepada gurunya dengan penuh
amarah. Satpam dan sahabatnya yang berada tempat pun dengan cepat
memisahkan subjek dan gurunya kemudian gunting tersebut diambil alih oleh
satpam.
Perilaku agresi fisik subjek terlihat ketika subjek meluapkan amarahnya
sehingga merugikan orang lain atau benda di sekitarnya. Dapat dilihat dari
observasi saat subjek tidak terima dengan hukuman yang diberikan gurunya,
kemudian subjek merebut, lalu menodongkan gunting pada guru tersebut. Subjek
meluapkan amarahnya pada pelatihan debat yang mengakibatkan debat
dihentikan. Subjek pun meluapkan semua amarahnya dengan berteriak kencang
sambil melemparkan benda-benda yang berada di laci meja belajarnya dan
mengacak-acak benda yang berada diatas meja belajarnya sehingga berserakan di
lantai. Setelah bertengkar dengan sahabat laki-laki di depan rumahnya sehabis
subjek diantarkan pulang oleh kekasihnya. Ketika subjek ketahuan oleh ayah
subjek menjadi pusat perhatian berada ditempat umum bersama kekasihnya. Ayah
subjek marah dan memukul kepada kekasih subjek. Subjek meluapkan emosinya
dan subjek lari keluar dari tempat itu menuju tempat yang lebih tinggi.
Dalam observasi diketahui bahwa terdapat aspek agresi verbal pada
subjek. Hal ini dapat dilihat ketika subjek mengeluarkan kata-kata berupa
umpatan saat kelas debat subjek beradu debat dengan lawan debatnya pada saat
itu subjek mengeluarkan kalimat umpatan yang seharusnya tidak diperbolehkan
saat debat. Disisi lain subjek juga melontarkan kalimat umpatan dengan berteriak
“Heh anak sotoy!” kepada senior laki-lakinya yang sebelumnya mengkritik isi
makalah subjek. Bukan hanya itu ketika sahabat subjek melihat subjek pulang
bersama kekasihnya sampai larut malam dengan secara tiba-tiba memukul kekasih
subjek sampai akhirnya subjek berteriak dengan keras sambal mengumpat kepada
sahabatnya dengan mengatakan “Gila lo”.
Melontarkan perkataan yang sifatnya mengancam terdapat dalam diri
subjek pada saat observasi dilakukan, terlihat ketika subjek melontarkan perkataan
62
yang sifatnya mengancam seperti subjek mengatakan akan menggunting rok dari
guru subjek yang berniat menggunting rok subjek karena subjek melakukan
pelanggaran sekolah yaitu telat dan subjek menggunakan rok sekolah yang terlalu
pendek dan tentunya hal ini merupakan kriteria seragam yang tidak memenuhi
standar di sekolahnya. Kemudian, pada saat orang tua subjek menghentikan
subjek bernyanyi yang sebagaimana bernyanyi adalah kegiatan baru yang subjek
suka dengan pram, subjek meluapkan emosinya dengan berlari sambil menangis
menuju atas gedung café dan berdiri di pembatas gedung tersebut, lalu berkata
yang sifatnya mengancam orang tua dan sahabatnya yang ingin mencegah subjek
bunuh diri dengan loncat dari ketinggian.
Subjek terlihat kecewa dengan sahabatnya dan merasa sahabatnya tidak
mengerti apa yang subjek rasakan dan merasa sahabatnya sama saja seperti kedua
orang tuanya. Dilain hal subjek juga menangis sambil menghindari ayah, ibu dan
sahabatnya, subjek meluapkan emosinya karena subjek merasa kecewa kepada
ayahnya yang tidak pernah bangga pada subjek dan merasa tertekan selama ini
tidak bisa mencapai apa yang diinginkannya serta tidak pernah mendukung hal
yang subjek gemari.
Subjek memiliki perasaan ingin melawan ketidakadilan ketika
menyampaikan sebuah argumen pada lawan debatnya sambil menggebrak meja
karena lawan debatnya memotong pembicaraan subjek Ketika melakukan
interupsi dan subjek tidak terima atas argumen lawan debatnya. Selama berkuliah
subjek diam-diam menyembunyikan bahwa subjek berkuliah dari ayahnya, karena
subjek ingin membuktikan kalua dirinya bisa berprestasi walaupun dengan
kekurangannya berupa gangguan bipolarnya, gangguan bipolar tersebut terjadi
pada saat subjek SMA, dimana subjek tidak terima dengan hukuman dari gurunya
yaitu menggunting rok siswa yang pendek, subjek melawan dengan mengambil
gunting tersebut dan mengancam kepada guruya. Pada saat subjek bernyanyi
dengan kekasihnya disebuah kafe, ayah subjek mengetahui hal itu dan membuat
ayahnya marah dan memukul kekasinya, subjek yang melihat itu marah dan lari
menuju ke tempat tinggi yang berada dikafe tersebut, lalu subjek mengatakan
bahwa dirinya kecewa kepada orang tuanya karena selama ini subjek merasa
63
dikekang, dan subjek ingin menyadarkan kepada orang tuanya karena itu tidak
adil bagi subjek.
Subjek mengekspresikan kemarahannya pada orang lain. Sebagaimana
hasil observasi yang kami temukan terlihat Subjek menghampiri senior laki-
lakinya dengan perasaan marah dan mengekspresikan kemarahan tersebut dengan
berteriak memanggil Pram karena makalah tersebut mendapatkan nilai A yang
sebelumnya diduga oleh Pram bahwa makalah yang subjek kerjakan salah.
Terlihat pula subjek terlihat marah dengan berteriak histeris sambil mendorong
sahabat laki-lakinya karena telah memukul kekasihnya secara tiba-tiba.
Berdasarkan hasil observasi subjek memiliki perilaku agresivitas yang
sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari gambaran perilaku yang mencakup
pada target perilaku aspek-aspek agresivitas. Perilaku agresivitas tersebut muncul
saat subjek masih SMA yang meliputi agresi fisik, verbal, kemarahan, dan
permusuhan. Sejak saat itu, subjek didiagnosa mengidap gangguan bipolar. Akan
tetapi, terdapat beberapa target perilaku pada aspek tersebut yang tidak nampak
pada hasil observasi, yaitu pada aspek agresi fisik subjek tidak terlihat melukai
diri sendiri, aspek verbal subjek tidak terlihat memfitnah orang lain, aspek
permusuhan subjek tidak terlihat berkeinginan untuk menyakiti serta tidak terlihat
mengekspresikan sebuah perasaan tidak peduli dengan apa yang orang lain
rasakan.
VII. KESIMPULAN
64
DAFTAR PUSTAKA
Dimedjo, E. (2022). Sinopsis lengkap film kukira kau rumah, kisah cinta remaja
dengan bipolar. https://opsi.id/read/sinopsis-lengkap-film-kukira-kau-
rumah-kisah-cinta-remaja-dengan-bipolar. Diakses pada 20 Maret 2022.
Owen, S., & Saunders (2008). Bipolar disorder – the ultimate guide. USA:
Oneworld Publications.
Rahmatullah. (2022). Tayang hari ini, simak sinopsis kukira kau rumah, lengkap
dengan streaming nonton dan daftar pemainnya.
https://www.jejaksulsel.com/entertainment/pr-1652590270/tayang-hari-ini-
simak-sinopsis-kukira-kau-rumah-lengkap-dengan-streaming-nonton-dan-
daftar-pemainnya?page=3. Diakses pada 20 Maret 2022.
65