Kelompok Tutorial 1
Farras Gapa Fauziyyah Naela Nur Aprilida
220110190001 220110190010
Syipa Izzati Hermawan Indrianti Alvini Rizki
220110190002 220110190011
Revita Nur Istiqomah Muslim Nabilah Al Adawiyah
220110190003 220110190012
Intan Lutfi Meilani Anisa Indah Tetania
220110190004 220110190013
Zahra Siti Hanifah Neneng Rivalda
220110190005 220110190014
Naifa Zahra Mahdhiya Faiz Zahran Alfairuz
220110190006 220110190015
Dhiya Ulhaq Iriana Laras Amelia Ramadhani
220110190007 220110190016
Fitriya Sri Rahmawati Shafa Salsabila
220110190008 220110190017
Grisela Parisa Rahim Vemero Renes Waromi
220110190009 220110197002
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Bandung-Sumedang
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Habiballah Muhammad Saw. yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurnya dengan bahasa
yang sangat indah.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang berjudul “ Gap Realitas dalam
Fenomena Caring Pada Satpam di Lingkungan Universitas Padjadjaran”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat
dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 1
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
2.1 Gap Realitas .................................................................................... 3
2.2 Satpam............................................................................................. 3
2.3 Caring .............................................................................................. 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 14
3.1 Metode penelitian .............................................................................. 14
3.2 Lokasi penelitian ............................................................................... 14
3.3 Waktu pengamatan ............................................................................ 15
3.4 Subjek penelitian ............................................................................... 15
3.5 Sumber Data ..................................................................................... 16
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 17
4.1 Deskripsi Data................................................................................... 17
4.2 Analisis Data ..................................................................................... 18
Pembahsan Hasil Penelitian ....................................................................... 23
BAB V PENUTUP .................................................................................... 24
Kesimpulan................................................................................................ 24
Saran ......................................................................................................... 24
Daftar Pustaka ........................................................................................... iii
Lampiran ................................................................................................... iv
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan caring
2. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi caring satpam kampus terhadap
sekitarnya
3. Untuk mengetahui mengapa aspek caring perlu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
4. Untuk mengetahui prosedur apa yang digunakan dalam melakukan
penelitian
5. Untuk mengetahui indicator apa saja yang digunakan dalam penelitian
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gap Realitas
Gap Realitas atau Realitas kesenjangan merupakan sesuatu yang
menjadi pekerjaan bagi semua manusia yang butuh perhatian karena realitas
kesenjangan adalah suatu ketidak seimbangan realitas keadaan yang
seharusnya ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang
sangat mencolok. Dalam hal sosial, budaya, pendidikan, politik dan, ekonomi.
Indonesia terkenal dengan kesenjangan yang sangat tinggi antara perbuatan
individu yang seharusnya dan perbuatan dimasyarakat yang seharusnya. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa realitas kesenjangan adalah “jarak”
yang terjadi ditengah-tengan masyarakat yang disebabkan oleh perbedaan
persepsi pandangan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
3
2007 tentang Sistem Manjemen Pengamanan Organisasi,
Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintahan Pasal 6
dijelaskan bahwa :
1) Tugas pokok Satpam adalah menyelenggarakan keamanan dan
ketertiban di lingkungan/tempat kerjanya yang meliputi aspek
pengamanan fisik, personel, informasi dan pengamanan teknis
lainya.
2) Fungsi Satpam adalah melindungi dan mengayomi
lingkungan/temapat kerjanya dari setiap gangguan keamanan,
serta menegakan peraturan dan tata tertip yang berlaku di
lingkungan kerjanya.
3) Peranan Satpam adalah:
Unsur pembantu pimpinan organisasi, perusahaan, dan/atau
instansi/lembaga pemerintahan, pengguna Satpam dibidang
pembinaan keamanan dan ketertiban linglingkungan/ tempat
kerjanya;
Unsur pembantu Polri dalam pembinaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan peraturan perundang-
undangan serta menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan
keamanan (security mindedness dam security awareness)
dilingkungan/tempat kerjanya.
4) Kegiatan Satpam disesuaikan dengan keadaan dan lingkungan
serta kebutuhan masing-masing instansi/proyek/badan usaha
yang bersangkutan sebagai penjabaran dari fungsi satpam,
maka dalam melaksanakan tugasnya, satpam melakukan
kegiatan-kegiatan pada pokoknya sebagai berikut:
1. Mengadakan pengaturan dengan maksud pembinaan tata
tertib yang berlaku di lingkungan kerjanya. Khususnya
yang menyangkut keamanan dan ketertiban atau tugas-
tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
instansi/proyek/badan usaha yang bersangkutan seperti:
a. Pengaturan tanda pengenal pegawai/karyawan;
b. Pengaturan penerima tamu;
4
c. Pengaturan parkir kendaraan dan sebagainya.
2. Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi
masuk/keluarnya orang atau barang dan mengawasi
keadaan-keadaan atau hal-hal yang mencurigakan di sekitar
tempat kerjanya.
3. Melakukan patroli sekitar kawasan kerjanya menurut rute
dan waktu tertentu dengan maksud mengadakan penelitian
dan pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang tidak pada
tempatnya yang diperkirakan dapat menimbulkan ancaman
dan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban di
lingkungan kerja.
4. Mengadakan pengawalan orang/barang-barang yang
berharga bila diperlukan dan disesuaikan dengan kebutuhan
instansi/proyek/badan usaha yang bersangkutan.
5. Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila
terjadi suatu tindakan pidana, antara lain seperti:
a. Mengamankan tempat kejadian perkara;
b. Menangkap dan mengamankan pelaku serta
mengamankan barang bukti (hanya dalam hal
tertangkap tangan);
c. Menolong korban; dan
d. Melaporkan/meminta bantuan kepada polisi dan
sebagainya. Selanjutnya memberikan bantuan serta
menyerahkan penyelesaiannya kepada pihak yang
berwajib.
6. Memberikan tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat,
melalui alarm dan kode-kode/isyarat-isyarat tertentu bila
terjadi kebakaran, bencana alam atau kejadian-kejadian lain
yang membahayakan jiwa dan harta benda di sekitar
kawasan kerjanya serta memberikan pertolongan pertama
terhadap korban.
5
2.2.3 Perilaku Satpam
Berikut ini adalah beberapa sikap dan perilaku yang harus di
perhatikan untuk seorang satpam:
a. Memelihara kebersihan badan.
b. Ulet, sabar, tabah dan percaya diri dalam menjalankan tugas.
c. Menaati peraturan dan menghormati norma-norma yang
berlaku didalam lingkungan/area kerja.
d. Bisa menjaga rahasia yang dipercayakan kepadanya dan tidak
menyebarkan berita yang salah atau belum pasti kebenarannya.
e. Bertindak tegas, jujur, berani, adil dan bijaksana dalam
mengambil keputusan.
f. Cepat tanggap (Responsif) dalam memberikan
perlindungan/pengamanan pada lingkungan tempat kerjanya
dan berani mengambil keputusan yang terbaik namun sesuai
dengan aturan yang berlaku.
g. Mampu bersosialisasi terhadap lingkungan baik di dalam atau
pun diluar area tugas dan sekitarnya.
h. Melindungi aset dan orang yang ada di lingkungan kerja.
i. Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
j. Tidak menonjolkan kepentingan pribadi dan mencampuri
urusan/bidang lain yang tidak ada sangkut-pautnya dengan
tugas.
k. Memiliki rasa kebanggaan dan semangat serta senantiasa
menjaga nama baik perusahaan dilingkungan kerja.
l. Pelayanan dengan konsep 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan
dan Santun).
m. Mengikuti aturan perusahaan dengan baik dan benar,
berkomunikasi serta menjalin hubungan yang baik dengan
siapa saja yang ada di area kerja.
n. Memiliki bahasa tubuh yang positif, dengan memberikan
contoh sikap yang sesuai dengan aturan perusahaan. Secara
otomatis lingkungan juga akan menjadi positif dan berpengaruh
kepada jalannya perusahaan.
6
o. Memberikan kesan yang membantu kenyamanan dan
keamanan. Jika ada konsumen atau karyawan perusahaan yang
membutuhkan bantuan, satpam dengan senang hati melayani
tanpa kehilangan identitas sebagai penjaga keamanan dan
ketertiban di lingkungan kerja.
p. Memiliki kemampuan atau keterampilan dalam menggunakan
peralatan yang berhubungan dengan bidang pekerjaan.
q. Mampu bekerja dalam tim, selalu berkoordinasi dengan baik.
r. Cepat tanggap terhadap setiap kejadian juga permasalahan yang
timbul dilingkungan kerja.
7
perusahaan tanpa ada perasaan khawatir dari atasan serta
orang-orang di dalamnya.
e. Disiplin (Self Discipline), kedisiplinan merupakan hal yang
wajib dimiliki saat bertugas sebagai seorang satpam. Dengan
disiplin satpam akan bisa menjalankan tugas dengan baik dan
meminimalisir kesalahan yang akan terjadi saat menjalankan
tugas.
f. Keadilan Tanpa Prasangka (Prejudice), dalam bertugas seorang
satpam memang harus tetap waspada, akan tetapi perlakuan
kewaspadaan harus diterapkan kepada setiap orang tanpa
memandang strata dan status dari orang tersebut. Hal ini akan
membuat orang merasa tidak diperlakukan adil.
2.3 Caring
2.3.1 Pengertian Caring
Secara bahasa istilah caring diartikan sebagai tindakan
kepedulian Caring merupakan suatu perilaku atau tindakan yang
dilakukan untuk memberikan rasa aman secara fisik dan emosi
dengan orang lain secara tulus. Caring secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Terdapat
beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain :
a. Florence Nightingale (1860) : Caring adalah tindakan yang
menunjukkan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu
penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang
baik dan tenang kepada pasien.
b. Delores gaut (1984) : Caring tidak mempunyai pengertian
yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana ketiganya tidak dapat
dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
c. Crips dan Taylor (2001) : Caring merupakan fenomena
universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir,
8
merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
d. Rubenfild (1999) : Caring yaitu memberikan asuhan, dukungan
emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal
maupun nonverbal.
e. Jean Watson (1985) : Caring merupakan komitmen moral
untuk melindungi, mempertahankan, dan
f. meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya
secara verbal maupun nonverbal.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat
bahwa pengertian caring secara umum adalah suatu tindakan moral
atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian,
perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan
dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut.
Caring merupakan inti dari keperawatan.
9
Believing in, Perawat menanggapi apa yang klien rasakan
dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi
dan masuk akal terjadi pada siapapun yang sedang dalam
masa transisi.
Offering a hope-filled attitude, Menunjukkan sikap bahwa
perawat sepenuhnya peduli/care terhadap duduk perkara
yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan intonasi
bicara perawat.
Maintaining realistic optimisme, Menjaga dan
mengambarkan optimisme perawat dan impian terhadap
apa yang menimpa klien secara realistis dan berusaha
menghipnotis biar klien mempunyai optimisme dan impian
yang sama.
Helping to find meaning, Membantu klien menemukan
makna akan duduk perkara yang terjadi sehingga klien
perlahan - lahan mendapatkan bahwa setiap orang sanggup
mengalami apa yang dialami klien.
Going the distance (menjaga jarak), Semakin jauh
menjalin/menyelami kekerabatan dengan tetap menjaga
kekerabatan sebagai perawat-klien yang tujuan selesai
dalam tahap ini yakni keyakinan klien sepenuhnya terhadap
perawat dan responsibility serta caring secara total oleh
perawat kepada klien.
b. Knowing
Knowing yakni berjuang untuk memahami insiden yang
mempunyai makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan
keyakinan yakni dasar dari caring keperawatan, knowing yakni
memahami pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan
perkiraan perawat mengetahui kebutuhan klien,
menggali/menyelami gosip klien secara detail, sensitif terhadap
petunjuk mulut dan non verbal, fokus kepada satu tujuan
keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan
10
orang yang diberi asuhan dan menyamakan persepsi antara
perawat dan klien. Knowing yakni penghubung dari keyakinan
keperawatan terhadap realita kehidupan. Sub dimensi :
Avoiding assumptions, menghindari asumsi-asumsi
Assessing thoroughly, melakukan pengkajian menyeluruh
mencakup bio psiko sosial spitual dan kultural.
Seeking clues, perawat menggali gosip-gosip secara
mendalam.
Centering on the one cared for, perawat berfokus pada
klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Engaging the self of both, melibatkan diri sebagai perawat
secara utuh dan bekerja sama dengan klien dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang efektif.
c. Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik,
tetapi juga komunikasi, menyebarkan perasaan tanpa beban dan
secara emosional bersama-sama klien dengan maksud
memperlihatkan kepada klien dukungan, kenyamanan,
pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak
diinginkan. Sub dimensi :
Non-burdening, Perawat berhubungan dengan klien tanpa
memaksa kehendak kepada klien dalam melaksanakan
tindakan keperawatan
Convering availability, Menunjukan kesediaan perawat
dalam membantu klien dan memfasilitasi klien untuk
mencapai tahap kesejahteraan / well being.
Enduring with, Bersama-sama berkomitmen dengan klien
berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien.
Sharing feelings, Berbagi pengalaman bersama klien yang
berkaitan dengan perjuangan peningkatan kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat sanggup memperlihatkan
dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara,
11
mendengarkan serta mempunyai sikap faktual dan bersemangat
yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana
keterbukaan dan saling mengerti.D
d. Doing for
Doing for berarti bersama-sama melaksanakan sesuatu tindakan
yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang
diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan martabat klien.
Sub dimensi :
Comforting (mengatakan kenyamanan), dalam
melaksanakan tindakan keperawatan dilakukan dengan
mengatakan kenyamanan pada klien dan menjaga privasi
klien.
Performing competently (memperlihatkan keterampilan),
tidak hanya berkomunikasi dan mengatakan kenyaman
dalam tindakannya, perawat juga memperlihatkan
kompetensi atau skill sebagai perawat professional.
Preserving dignity (menjaga martabat klien), menjaga
martabat klien sebagai individu atau memanusiakan
manusia.
Anticipating (mengatisipasi), perawat dalam melaksanakan
tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga.
Protecting (melindungi), melindungi hak-hak pasien dalam
mengatakan asuhan keperawatan dan tindakan medis.
e. Enabling
Enabling yakni memampukan atau memberdayakan klien,
memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi dalam
hidupnya dan melewati setiap insiden dalam hidupnya yang
belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan,
mendukung dengan focus duduk perkara yang relevan, berfikir
melalui duduk perkara dan menghasilkan alternative
pemecahan duduk perkara sehingga meningkatkan
penyembuhan klien atau klien bisa melaksanakan tindakan
12
yang tidak biasa ia lakukan dengan cara mengatakan dukungan,
memvalidasi perasaan dan mengatakan umpan balik/feedback.
Sub dimensi :
Validating (memvalidasi), memvalidasi semua tindakan
yang telah dilakukan.
Informing (mengatakan informasi), memberikan informasi
yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien dalam
rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
Supporting (mendukung), memberikan proteksi kepada
klien dalam mencapai kesejahteraan/well being sesuai
kapasitas sebagai perawat.
Feedback (memberikan umpan balik), memberikan umpan
balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam
usahanya mencapai kesembuhan/well being.
Helping patients to focus generate alternatives (membantu
pasien untuk fokus dan menciptakan alternatif).
13
Faktor organisasi yang dapat mempengaruhi perilaku caring
yaitu, sumber daya manusia, kepemimpinan, imbalan, struktur
dan pekerjaan.
14
Jean Watson menekankan pada usahausaha yang dilakukan
untuk mencapai hal tersebut.
3) Konsep tentang lingkungan. Berdasarkan teori Jean Watson,
caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan
di masyarakat. Perilaku caring diwariskan berdasarkan
pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme
koping terhadap lingkungan tertentu bukan karena diwariskan
oleh generasi sebelumnya.
4) Konsep tentang keperawatan. Keperawatan berfokus pada
promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan
untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16
3.3 Waktu Penelitian
Pengamatan ini dilaksanakan terhitung dari perrencanaan pengamatan,
pelaksanaan pengamatan, sampai pembuat laporan pengamatan. Pengamatan
dilaksanakn di awal bulan Maret 2020 sampai dengan akhir bulan Maret 2020.
17
3.5 Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data
primer. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara
langsung dari lapangan.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
yang tulus, dan kesadaran caring (Caring Consciousness) untuh
menyentuh jiwa sesama, menerima bahwa misteri kehidupan itu ada
4.1.10 Indikator Caring No. 10 : Terbuka dan melibatkan dimensi-dimensi yang
bersifat spiritual, misterius-tidak diketahui, dan eksistensial (tekait dengan
keberadaan diri dan kehidupan di alam semesta) dari hidup, mati,
penderitaan, kesedihan, kegembiraan, dan transisi dalam hidup, termasuk
mempercayai adanya mukjizat/keajaiban dalam proses kesembuhan.
Adapun data hasil pengamatan perilaku caring pada setiap indikator,
disajikan dalam diagram berikut.
20
dari populasi yang kami amati positif melakukan indikator caring
nomor 1.
Hal ini bisa terlihat dari bagaimana cara satpam melayani
mahasiswa yang membutuhkan bantuannya. Semua satpam yang kami
observasi sudah melakukan perannya dengan baik. Sebagai contoh:
ketika kami menanyakan kepada mereka tempat-tempat tertentu yang
ada di setiap fakultas, mereka menjawab pertanyaan kami dengan baik
dan bersedia membantu kami dengan menunjukkan lokasi tepatnya di
mana. Contoh lainnya yaitu ketika kami berada di persimpangan jalan
untuk menyebrang, mereka begitu inisiatif membantu kami
menyebrang.
21
dengan sepenuh hati. Perhatian mereka betul-betul hadir sepenuhnya
kepada kami yang sedang membutuhkan bantuannya.
Satpam yang negatif melakukan indikator caring nomor 2 bisa
terlihat ketika kami mengajak berbicara kepadanya namun tidak ada
kontak mata darinya, mereka tetap sibuk dengan pekerjaannya namun
tetap menjawab pertanyaan kami dengan setengah hati dan seadanya,
seolah kami dianggap tidak ada.
22
itu dapat dikatakan bahwa kebanyakan satpam telah melakukan perilaku
caring.
Sebagian satpam yang kami amati menerapkan perilaku yang penuh
kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran.
Selain itu juga membantu dengan perasaan yang tulus dan penuh
keramahan. Contohnya dengan melakukan tugas dan kewajibannya
penuh dengan tanggung jawab, hal ini dapat menumbuhkan kepercayaan
antara satpam dengan civitas akademik maupun non-akademik. Karena
satpam bisa menjaga keamanan fakultas dengan baik. Dengan perilaku
ini satpam telah bisa dikatakan caring pada indikator no.4 ini.
23
itu dapat dikatakan bahwa kebanyakan satpam kurang melakulan
perilaku caring atau bisa disebut dengan perilaku uncaring.
Terlihat ketika ada seseorang yang bertanya kepada satpam, satpam
itu tidak menggunakan dirinya secara utuh atau bisa dikatan menolong
dengan setengah hati. Oleh karena itu perilaku yang nampak pun adalah
perilaku uncaring.
4.2.7 Indikator Caring No. 7 : Proses pembelajaran yang tulus dan nyata
dalam konteks caring relationship
Setelah melakukan pengamatan, 8 dari 15 orang yang kami amati
melakukan indikator no.7 ini. Artinya 53,33% dari populasi yang kami
amati positif melakukan indikator caring nomor 7, dan 46,67% dari
populasi yang kami amati negatif melakukan indikator caring nomor 7
ini. Dapat dikatakan bahwa kebanyakan satpam telah melakukan caring.
Dapat dilihat ketika satpam se-UNPAD terlibat dalam pengalaman
belajar mengajar yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha
untuk memahami sudut pandang orang lain. Ada beberapa dari satpam
ini menceritakan pengalaman hidupnya baik kepada sesama satpam
maupun kepada mahasiswa yang ada di fakultas tersebut. Lalu beberapa
dari mereka juga menjadi tempat bercerita bagi mahasiswa yang
menceritakan keluh kesahnya, satpam tersebut mendengarkannya dengan
seksama dan memberi perhatian penuh kepada orang yang menjadi
lawan bicaranya pada saat itu. Karena hal inilah, sebagian besar satpam
di UNPAD telah melakukan indikator caring no.7 ini.
24
nomor 8 ini. Artinya masih banyak satpam yang belum menerapkan
perilaku ini, atau bisa disebut dengan perilaku uncaring.
Dalam hal ini satpam se-UNPAD belum terlibat dalam membuat
lingkungan untuk penyembuhan, contoh untuk menciptakan lingkungan
misalnya tidak merokok di lingkungan kampus, karena hal ini dapat
menyebabkan orang lain tidak nyaman serta membuat udara disekitar
menjadi teremar oleh asap rokok, yang kita ketahui asap rokok ini tidak
baik bagi kesehatan (baik perokok sendiri (perokok aktif) maupun orang
lain (perokok pasif)). Sehingga dapat dikatakan, dari perilaku ini kita
dapat menyimpulkan bahwa satpam di UNPAD masih belum peduli
(uncaring) terhadap kesehatan diri sendiri maupun orang lain.
25
4.2.10 Indikator Caring No. 10 : Terbuka dan melibatkan dimensi-
dimensi yang bersifat spiritual, misterius-tidak diketahui, dan
eksistensial (tekait dengan keberadaan diri dan kehidupan di alam
semesta) dari hidup, mati, penderitaan, kesedihan, kegembiraan,
dan transisi dalam hidup, termasuk mempercayai adanya
mukjizat/keajaiban dalam proses kesembuhan.
Hasil yang kami peroleh dari dari pengamatan yang dilakukan
kepada satpam se-UNPAD adalah 9 dari 15 satpam kurang melakukan
indikator yang ke 10 ini. Artinya 40% dari populasi yang kami amati
positif melakukan indikator caring nomor 10, dan 60% dari populasi
yang kami amati negtif melakukan indikator caring nomor 10 ini. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa kebanyakan satpam kurang melakukan
perilaku caring atau bisa disebut dengan perilaku un-caring.
Indikator ke 10 ini memang lebih sensitif yaitu menyangkut hal-
hal spiritual jadi satpam befikir itu sebagai kewajiban individu dengan
Tuhan-Nya bukan sebagai kewajiban seorang satpam untuk telibat
kedalamnya. Jadi satpam kurang melibatkan hal-hal tersebut dalam
pekerjaannya seolah-olah tidak peduli dan terjadilah sikap uncaring
satpam terhadap seorang individu.
26
indikator nomor 8 perilaku caring satpam kurang yaitu 26,67%, indikator
nomor 9 perilaku caring satpam baik yaitu 60%, dan indikator nomor 10
perilaku caring satpam cukup yaitu 40%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan sebagian besar
satpam di lingkungan UNPAD telah menunjukkan perilaku caring.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan perilaku caring terhadap satpam di
lingkungan Universitas Padjadjaran yang menggunakan indikator “Caritas
Processes” hasilnya dari 10 indikator tersebut 7 indikator memiliki
persentase diatas 50% untuk satpam yang melakukan caring sesuai dengan
indikator, dan 3 indikator lainnya menunjukkan persentase dibawah 50%
untuk satpam yang melakukan caring sesuai dengan indikator. Dapat
disimpulkan bahwa satpam yang berada di lingkungan Universitas
Padjadjaran khususnya satpam yang bertugas di tiap fakultas sudah
menunjukkan sikap caringnya dengan baik dan sesuai dengan apa yang
seharusnya dilakukan terhadap mahasiswa, civitas akademik , dan orang
orang lain yang berada di Universitas Padjadjaran sesuai dengan indikator
yang digunakan yaitu “Caritas Processes “:
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu
perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil observasi lapangan “Gap Realitas dalam Fenomena
Caring pada Satpam di Lingkungan Universitas Padjadjaran”, penyusun
memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan perilaku caring di
Universitas Padjadjaran, yaitu:
1. Tetap menjalankan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab dan
ikhlas.
2. Saling percaya dan saling menghargai satu sama lain.
3. Menciptakan lingkungan yang harmonis.
Makalah hasil observasi ini perlu disempurnakan untuk meningkatkan
objektifitas penilaian perilaku caring satpam di Universitas Padjadjaran serta
perlu adanya metode penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan perilaku
caring di lingkungan Universitas Padjadjaran khusunya pada satpam.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, R. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
PANJI. (2018). Satpam-Profesional-wajib-memiliki-sikap. Diakses pada tanggal
22 Maret w2020. Dari https://panjimarsssatria.co.id/satpam-profesional-
wajib-miliki-sikap-dan-perilaku-berikut/
SP SIJABAT. (2019). Penelitian Satpam. Diakses pada tanggal 22 mret 2020.
Dari http://digilib.unila.ac.id/21136/12/BAB%20II.pdf
Dr. Kusnanto, S. M. (2019). Perilaku Caring Perawat Profesional. Surabaya:
Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga (AUP).
Jaya, P. M. (2016). Buku Saku Satuan Pengamanan. Jakarta: Polda Metro Jaya.
iv
LAMPIRAN
v
9. Memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar √
dengan penuh sikap menghormati dan menghargai,
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
vi
perasaan, mendengarkan dengan tulus dan menjadi
tempat curahan hati yang dapat dipercaya.
vii
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERILAKU CARING
SATPAM DI LINGKUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI (FKG)
UNIVERSITAS PADJADAJARAN
viii
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
ix
tempat curahan hati yang dapat dipercaya.
x
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERILAKU CARING
SATPAM DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN KANDAGA
UNIVERSITAS PADJADAJARAN
xi
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
xii
tempat curahan hati yang dapat dipercaya.
xiii
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERILAKU CARING
SATPAM DI LINGKUNGAN FAKULTAS PERTANIAN (FAPERTA)
UNIVERSITAS PADJADAJARAN
xiv
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
xv
tempat curahan hati yang dapat dipercaya.
xvi
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERILAKU CARING
SATPAM DI LINGKUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN (FK)
UNIVERSITAS PADJADAJARAN
xvii
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
xviii
tempat curahan hati yang dapat dipercaya.
xix
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERILAKU CARING
SATPAM DI LINGKUNGAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN
PERIKANAN
UNIVERSITAS PADJADAJARAN
xx
dengan penuh sikap menghormati dan menghargai,
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
xxi
perasaan, mendengarkan dengan tulus dan menjadi
tempat curahan hati yang dapat dipercaya.
xxii
LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERILAKU CARING
SATPAM DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN (Satpam
Gerlam)
xxiii
memiliki niat yang tulus dan kesadaran caring (caring
consciousness) untuk ‘menyentuh’ jiwa sesama,
menerima bahwa misteri kehidupan itu ada.
xxiv