Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PRE HOSPITAL TRAUMA LIFE SUPPORT (PHTLS)

DISUSUN OLEH :
NAMA :DESTI ANGGRAINI
NPM :22.14901.15.46

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2023
TUGAS PRE HOSPITAL TRAUMA LIFE SUPPORT (PHTLS)

1. Bagaimana aktivasi sistem responden medis darurat Emergency Medical Service


(EMS)ditempat anda bekerja
Jawab:
Respon cepat tanggap jika ada pasien masuk ke ruang IGD Para perawat langsung
menangani pasien dan bekerja sama tim dengan dokter dan para medis.
Menurat saya Perawat yang bertugas di layanan pra RSUD RUPIT . Perawat Mampu
melakukan tindakan dan penilaian awal. Selain itu perawat juga menyatakan merasa
dalam melakukan tindakan dan penilaian pra hospital di rumah sakit serta pelatihan serta
para perawat nya sudah kompeten dan memilik sertifikat pelatihan gaawat darurat.
Paramedik/perawat yang melakukan layanan pra rumah sakit diRSUD Rupit harus
menerapakan prosedur:
a. Memiliki sertifikat pelatihan kegawatdaruratan (contohnya: BLS, BTLS, PPGD,
BTCLS);
b. Mampu berkomunikasi dengan baik;
c. Tanggap dan respon terhadap kondisi pasien di lapangan;
d. Menyiapkan alat-alat medis yang diperlukan;
e. Melakukan tindakan dengan cepat dan tepat serta meminimalkan interupsi;
f. Melaporkan kondisi
g. 8 pasien setelah tiba di tempat kejadian, selama perjalanan dan tiba di rumah sakit pada
call center;
h. Mampu memilah kondisi pasien (triage);
i. Membawa pasien ke rumah sakit;
j. Menyelesaikan pekerjaan sebelum operan shift;
k. Mengecek peralatan medis dan obat-obatan ambulan yang digunakan atau yang tidak
digunakan setiap kali ada panggilan.
2. Bagaimana Sop Layananan Transportasi Ambulance EMS (Ambulans, Mobil,
Motor Dan Udara).
Jawab:
Standar Pelayanan Ambulans
DI RSUD RUPIT KAB. MUSI RAWAS UTARA

No. Komponen Uraian


1. Persyaratan 1. Pasien Umum
Pelayanan a. Bukti pembayaran dari Kasir
2. Pasien BPJS
a. Kartu Peserta BPJS
b. Surat rujukan PPK 1

2. System, Mekanisme dan Pasien akan dirujuk


Prosedur

Unit Terkait : Menghubungi


ambulan dan membawa brankar ke
unit ditempat pasien berada

Driver : mencatat identitas pasien dan


rumah sakit rujukan serta tenaga medis
yang mendampingi

Keluarga Pasien : menyelesaikan


administrasi proses rujukan

Driver : Membawa pasien dengan


brangkar ke mobil ambulan dengan
didampingi tenaga medis

Driver : Membawa pasien ke rumah


sakit rujukan dengan didampingi tenaga
medis dan keluarga dengan hati-hati,
membunyikan sirine dan menyalahkan
lampu rotator

Di RS Rujukan : Driver mengantarkan


pasien kedalam ruangan UGD RS
rujukan dan operan dengan tenaga medis
RS rujukan

Driver dan tenaga medis kembali ke


RSUD, ambulan tanpa menyalakan
sirine

selesai

3. Jangka Waktu Dari permintaan unit terkait sampai dengan selesai


Penyelesaian

Biaya / Tarif - Terlampir Perda No. 19 Tahun 2021


- Sesuai Pemenkes No. 52 Tahun 2016 tentang
standar tarif pelayanan kesehatan dalam pelayanan
jaminan kesehatan
4. Produk Pelayanan Transportasi ke Rumah Sakit Rujukan

5. Penanganan Pengaduan, - Melalui kotak saran


saran dan Masukan - Pengaduan langsung melalui MOD
- Telp / Fax :
- SIGAP
- SP4N LAPOR

3. Pada Video Yang di Maksud Adalah Tayangan Pembelajaran Tentang Skenario

PRE HOSPITAL TRAUMA LIFE SUPPORT (PHTLS)


INITIAL ASSESSMENT TRAUMA
Jika menemukan pasien trauma yang harus di lakukan :
3A= - Aman Diri (APD)
-Aman Lingkungan
-Aman Pasien
Cek Kesadaran
AVPU= -Respon Alert
-Respon Verbal
-Respon Pain
-Un Respon
- SADAR:Pemeriksaan di sesuaikan dengan Permasalahan yang ada A-B-C-D-E
- Bila Tidak Sadar, Lakukan :
PANGGIL BANTUAN SPGDT

I. PRIMARY SURVEY (Pasien Trauma)


A. Airway (Jalan Nafas) + Control Cervical
- Pegang kepala (Fiksasi) pasang neck collar (bila di curigai fraktur cervical)
Curiga fraktur cevical, bila:
1. Trauma kapitis dengan penurunan Kesadaran
2. Multi Trauma
3. Terdapat jejas di atas clavicula kearah cranial
4. Biomekanika mendukung
- Periksa Airway : Look, Listen, Feel
1. Bila Gurgling : lakukan Section atau di miringkan (Log roll)
2. Bila Snoring : lakukan jaw thrust atau ChinLift (tindakan manual)
- Gunakan OPA (pasien tidak sadar atau NPA (pasien sadar)
- Hati-hati fraktur basis cranii

3. Bila Terdengar STRIDOR : Perlu Airway Definitif


(Intubasi / Surgical Airway)
Curiga Fraktur BASIS CRANII :
1. Pendarahan hidung dan telinga
2. Raccon Eyes
3. Beatle Sign
4. Brill Hematom

Khusus untuk pasien non trauma yang tidak sadar buka Airway dengan teknik
HEAD TILT dan CHIN LIFT

B. Breating ( Pernafasan dan Oksigenisasi / Ventilasi)

Nilai frekuensi pernafasan kemudian berikan oksigen bila ada masalah terhadap ABCD
pilihan :
- Canul 2 : 6 LPM
- Face Mask (RM – Rebreathing Mask) – 6 -10 LPM
- NRM (Non Rebreathing Mask) – 110-12 LPM
- BVM (Bag Valve Mask) – bila pernafasannya tidak adekuat atau apneu
Berikan ventilasi tambahan dengan teknik Bagging atau Ventilator.

Jika frekuensi pernafasan pasien semakin bertambah atau sesak, maka langkah berikutnya
cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan inspeksi, Askultasi, Perkusi, dan
Palpasi. Untuk menentukan ada atau tidaknya kecurigaan terhadap masalah breathing
yang dapat segera mengancam nyawa.

Pada pasien trauma waspada terhadap gangguan atau masalah breathing yang cepat dapat
menyebabkan kematian di antaranya :
4 Masalah Yang Mengancam Breathing Serta Tindakannya Adalah
1. TENSION PNEUMOTHORAKS
 Terperangkapnya udara di dalam rongga pleura dengan pemeriksaan IAPP
temukan tanda dan gejalanya sebagai berikut :
- Pasien sangat sesak, frekuensi nafas cepat dan dangkal
- Ekspansi dinding dada tidak simetris di sertai jejas pada daerah
thorak
- Hasil auskulasi Negatif
- Hasil perkusi Hipersonor
- Trakhea bergeser
- Distensi vena jugularis
Tindakan penyelamatan setelah pemberian O2 yaitu dekompresi – Nedle
Thoracosintesis di ICS 2 Mid clavicula
Kemudian kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pemasangan CHEST
TUBE (WSD)

2. Open Pneumothoraks (luka terbuka pada thoraks) temukan tanda dan


gejalanya sebagai berikut :
- Pasien sangat sesak, Frekuensi nafas sangat cepat dan dangkal
- Ekspansi dinding dada tidak simentris
- Luka terbuka atau tembus pada thorak
- Hasil perkusi Hypersonor
- Terdengar suara Sucking chest wound (paru mengisap udara lewat
lubang luka) pada luka terbuka atau tembus
Tindakan setelah pemberian 02 – tutup pada kassa 3 sisi ruang kedap
udara
Kemudian kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pemasangan Chest
Tube atau WSD
3. Massive Haemato Thoraks
(Pendarahan di dalam rongga perut thoraks) dengan pemeriksaan IAPP
temukan tanda dan gejalanya sebagai berikut :
- Pasien sangat sesak, frekuensi nafas sangat cepat dan dangkal
- Ekspansi dinding dada tampak tidak simetris disertai jejas / fraktur
pada daerah thoraks
- Hasil auskultasi negatif
- Hasil perkusi dullness / pekak / redup
- Terdapat tanda-tanda shock hemoragic dengan perdarahan ≥ 1500 cc
( ≥ 200 cc / jam selama 2 jam )
Tindakan setelah pemberian O2
Kemudian kolaborasi dokter untuk tindakan pemasangan Chest tube /
WSD nilai apakah perlu thoracotomy
4. FAIL CHEST dengan Kontusio paru
( Fraktur pada costae lebih dari 2 segmen )
Dengan pemeriksaan IAPP temukan tanda dan gejalanya sebagai berikut :
- Pasien sangan sesak, Frekuensi nafas cepat dan dangkal
- Ekspansi dinding dada tampak paradoksal
- Pasien nyeri hebat saat bernafas sehingga cenderung takut untuk
bernafas.
Tindakan setelah pemberian O2 – analgetik, assisted ventilasi perlu
definitif atau intubasi ( semua perlu kolaborasi dokter )

c. Circulation + Kontrol Pendarahan dan Perbaikan Volume :


Pendarahan eksternal : Lakukan balut tekan ( hati-hati terhadap sumber pendarahan yang
pontensial cepat mengancam nyawa), cek akral dan nadi, bila ada tanda-tanda Shock hemoragic (
hipovolemik) berikan infus 2 jalur dengan cairan ringer laktat (RL) yang hangat 1-2 liter di
guyur ( pertimbangan 3:1 resusitasi cairan ).
 Pendarahan Internal
Perbaiki volume untuk cegah shock lebih lanjut,
Pelvis Gurita, Femur Bidai
Thoraks Konsul dokter bedah (Torakotomy), abdomen dan retroperitonial
Konsul dokter bedah (Lparatomy), tentukan penatalaksanaannya.
Pertimbangan pemberian transpusi darah, jangan lupa ambil sampel darah (Lab
dan Golongan Darah) segera pasang infus untuk kontrol volume.
D Disability ( Pemeriksaan Status Neurologis)
1. Nilai GCS
 Eye : 4 Buka Mata Spontan
3 Buka Mata Terhadap Suara
2 Buka Mata Terhadap Nyei
1 Tidak Ada Respon
 Verbal :
5 Orientasi baik
4 Berbicara Bingung
3 Berbicara Tidak Jelas ( Hanya kata- kata yang keluar)
2 Merintih atau Mengerang
1 Tidak ada respon
 Motorik :
6 Bergerak mengikuti perintah
5 Bergerak terhadap nyeri dan dapat melokalisir nyeri
4 Berlawanan dengan rasa nyeri atau Withdrawl
3 Fleksi abnormal (Dekortikasi)
2 Extensi abnormal (Deserebrasi)
1 Tidak ada respon (Fasid)
2. Reaksi pupil dengan Pen light :
Isokor atau Un – Insokor, Midriasis, Dilatasi, Ukuran
3. Kekuatan Otot Motorik :
Bandingkan kedua sisinya dengan cara :
Pasien sadar :
 Contoh Perintahkan pasien untuk berjabat tangan dengan petugas dengan
kuat (menilai ada tidaknya laterisasi motorik yang mengarah pada cidera
otak)
- Untuk kaki perintahkan untuk di gerakkan atau tangan petugas di
letakkan di bawah telapak kaki korban, kemudian diperintahkan
untuk mendorong dengan kuat
Bisa juga pada saat cek GCS,
Pasien tidak sadar :
- Kedua tangan pasien di pegang kuat oleh petugas, kemudian di
lepas berbarengan kemudian dinilai kekuatan ototnya begitu pula
untuk pada bagian kaki.

E. Exsposure
Gunting pakaian dan lihat jelas atau udara ancaman yang lain, kemudian cegah
Hipotermia Selimut

Tambahan Primany Survey :


F. Folley Ceteter, Lihat ada konta Indikasi ?
Tidak di pasang bila ada ruptur uretra :
- Pada laki-laki,
Ada darah di OUE, Scrotum Haematum, RT ProstaT melayang
- Pada wanita,
Keluar darah dari Uretra, hematum perineum
Bila tidak ada kontra indikasi : PASANG, urine pertama di buang, lalu
tampung periksa pengeluaran per jam, Normal :
- Dewasa : O,5 CC / Kg BB / Jam
- Anak : 1 cc / Kg BB / Jam
- Bayi : 2 CC / Kg BB / Jam
Pertimbangan pemasangan indikasi bisa saja di lakukan pada tahap
Sirculation.

G. Gastric Tube (NGT)


Bila lewat hidung perhatikan kontak indukasi :
Fraktur tulang Bassis Cranii cegah lalu lakukan lewat mulut (OGT), Perhatikan pula
indikasi pemasangan yakni :
1. Untuk kepentingan selama proses pembedahan karena pasien tidak sadar
2. Untuk mengurangi distensi abdomen
3. Untuk mencegah aspirasi
4. Untuk kuras lambung
5. Untuk pemberian nutrisi dan therapy obat

H. Heart Monitor
Waspada terhadap Arithmia yang mengancam Pulse OXY meter ( saturasi normal)
I Imaging
Pemeriksaan radiology – pada lokasi cidera yang terindikasi / thorak dan pelvis

RE – EVALUASI A-B-C-D-E

II. SECONDARY SURVEY


- Anamnesa ;
 AMPLE ( Alergi, Medication, Past illness, Last meal, Event )
ATAU
 KOMPAK ( Keluhan, Obat, Makan terakhir, Penyakit penyerta, Alergi, Kejadian)
 LOG ROLL – From Head to the, Finger In Every Orifice

Periksa dengan teliti untuk menilai adakah


BTLS – Perubahan Bentuk, Tumor, Luka, Sakit,
- TTV
- Tata Laksana Definitive
- Dokumentasi dan Inform Consent
- Persiapan rujukan

Anda mungkin juga menyukai