Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

“H” GI P0000 Ab000 USIA KEHAMILAN


7-9 MINGGU INTRA UTERIN DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI RSU
JASEM SIDOARJO

Asuhan Kebidanan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik


Kebidanan I Semester IV

Oleh:
Dida Kawidya
(06.229)

AKADEMI KEBIDANAN KENDEDES MALANG


2008
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
mulai dari hari pertama haid terakhir (Abdul Bari Saifuddin, 2002: 89).
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50 % kematian
wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan, tahun 1996, WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau
bersalin (Abdul Bari Saifuddin, 2002).
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terhadap kematian ibu
sebesar 500.000 jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi khususnya neonatos
sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terutama
di negara berkembang sebesar 99 % (Ida Bagus Gde Manuaba,1998).
Maka dari itu untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi perlu
dilakukan asuhan kebidanan pada pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal ini
bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi obstetri, bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai (Abdul Bari Saifuddin, 2002).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
terutama ibu hamil usia kehamilan 7-9 minggu secara komprehensif.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Melakukan pengkajian pada ibu hamil trimestre pertama, meliputi
data subyektif dan obyektif
1.2.2.2 Menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah
yang timbul dari data yang didapat
1.2.2.3 Mengantisipasi masalah potensial ibu hamil pada trimester pertama
1.2.2.4 Mengidentifikasi kebutuhan segera ibu hamil pada trimester
pertama
1.2.2.5 Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani
kasus, sesuai dengan diagnosa kebidanan dan masalah yang ada
1.2.2.6 Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun
1.2.2.7 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

1.3 Metode Penulisan


Dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini didapatkan dengan cara:
1.3.1 Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi yang
berhubungan dengan masalah yang ditulis, tujuannya agar mendapatkan
data dasar yang teoritis bersifat ilmiah.
1.3.2 Observasi
Dengan pengamatan secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perkusi
1.3.3 Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga atau
tenaga kesehatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan.
Tujuannya adalah memperoleh data secara langsung dari sumber data.
1.3.4 Mempelajari status klien
Dengan melihat rekam medik klien terhadap program pengobatan melalui
catatan medik.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika
penulisan
BAB II : Tinjauan Teori
Membahas tentang konsep teori kehamilan, pembagian kehamilan,
proses kehamilan, tanda gejala kehamilan, perubahan anatomik dan
fisiologik pada wanita hamil, ketidaknyamanan umum pada masa
kehamilan, perubahan psikologis pada wanita hamil, konsep
antenatal care
BAB III : Tinjauan Kasus
Membahas tentang pengkajian data, identifikasi masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
Membahas tentang kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori Kehamilan


Kehamilan adalah pertemuan antar sel spermatozoa dan ovum yang
diikuti dengan nidasi atau konsepsi (Rustam Mochtar,1998).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung mulai dari
hari pertama haid terakhir (Abdul Bari Saifuddin, 2002: 89).
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari ovulasi sampai partusadalah
kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Sarwono Prawiroharjo, 2005: 125).

2.2 Pembagian Kehamilan


Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian,
yaitu:
2.2.1 Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
2.2.2 Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
2.2.3 Kehamilan triwulan ketiga (antara 28 sampai 40 minggu)

2.3 Proses Kehamilan


Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari :
2.3.1 Ovulasi pelepasan ovum
2.3.2 Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
2.3.3 Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
2.3.4 Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
2.3.5 Pembentukan plasenta
2.3.6 Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
2.4 Tanda dan Gejala Kehamilan
2.4.1 Tanda-tanda presumptif
- Amenorea (tidak mendapat haid)
- Mual dan muntah (nause dan vomiting)
- Mengidam
- Tidak tahan suatu bau-bauan
- Pingsan
- Tidak ada selera makan (anoreksia)
- Lelah
- Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
- Sering miksi
- Konstipasi/ obstipasi
- Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
- Epulish
- Pemekaran vena-vena
2.4.2 Tanda-tanda kemungkinan hamil
- Perut membesar
- Uterus membesar
- Tanda Hegar
- Tanda Chadwick
- Tanda Piscasek
- Kontraksi-kontraksi uterus bila dirangsang
- Tanda Ballotemen
- Reaksi kehamilan positif
2.4.3 Tanda pasti (tanda positif)
- Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa dan diraba, juga bagian-
bagian janin
- Denyut jantung janin
- Didengar dengan stetoskop- menotal Laennec
- Dicatat dan didengar dengan doppler
- Dicatat dengan feto elektro kardiogram
- Dilihat dengan USG
- Terlihat tulang-tukang janin dalam foto rontgen (Rustam Mochtar, 1998:
45)

2.5 Diagnosis Banding Kehamilan


Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau
penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan:
- Hamil palsu (pseudocyesis/ kehamilan spuria).
Gejala dapat sama dengan kehamilan seperti amenorea, perut membesar,
mual, muntah, air susu keluar dan bahkan wanita ini merasakan gerakan.
- Mioma uteri
Perut dan rahim membesar, namun pada peranaaan rahim terasa padat,
kadang kala terasa berbenjol-benjol, tanda kehamilan negatif dan tidak
dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
- Kista ovari
Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun pada pemeriksaan
dalam rahim teraba sebesar biasa, reaksi kehamilan negatif
- Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin
- Hematometra
Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen imperforata,
stenosis vagina atau serviks (Rustam Mochtar, 1998: 47)

2.6 Perubahan Anatomik dan Fisiologik pada Wanita Hamil


Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna serta payudara.
- Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama, berat uterus normal ± 30
gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram
dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 2,5 cm.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur
bebek, dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada
kehamilan 16 minggu besar uterus kira-kira sebesar kepala bayi. Pada
kehamilan 20 minggu fundus uteri terletak kira-kira dibawah pinggir pusat.
Pada kehamilan 24 minggu berada tepat dipinggir atas pusat. Pada
kehamilan 28 minggu terletak kira-kira 3 jari diatas pusat. Pada kehamilan
32 minggu terletak diantara setengah jarak pusar dan prosesus xifoideus dan
pada kehamilan 36 minggu fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah
prosesus xifoideus.
- Serviks uteri
Akibat kadar esterogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi
maka konsistensi serviks menjadi lunak. Kelenjar-kelenjar diserviks akan
berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Keadaan ini
sampai batas waktu tertentu masih merupakan keadaan fisiologis
- Vulva dan vagina
Adanya hipervaskularisasi menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiruan (livide), tanda ini disebut tanda chadwick. Warna
portipun tampak livide. Pembuluh darah alat genetalia interna akan
membesar.
- Ovarium
Terdapat korpus lutheum graviditalis sampai terbentuk plasenta. Pada kira-
kira 16 minggu korpus lutheum graviditalis berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.
- Mammae
Esterogen menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron
menambah sel-sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel
sehingga terjadi pembuat kasein, lactabulinin, dan laktoglobulin, papila
membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam. Meski kolostrum telah dapat
dikeluarkan, pengeluaran air susu belum berjalan oleh karena prolaktin ini
ditekan oleh PIH (Prolactin Inhibiting Hormon).
- Sirkulasi darah
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah fisiologik dengan adanya
pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah
banyak kira-kira 25 % dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan
cardiak output yang meninggi sebanyak kira-kira 30 %. Meskipun ada
peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan
volume plasma darah jauh lebih besar, sehingga konsentrasi hemoglobin
dalam darah menjadi lebih rendah.
- Sistem respirasi
Pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak, untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-
kira 20 % seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan bagian
bawah toraknya juga melebar ke sisi yang sesudah partus kadang-kadang
menetap jika tidak dirawat dengan baik.
- Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea).
Mungkin ini akibat kadar hormon esterogen yang meningkat, tonus otot
digestivus juga berkurang, makanan lebih lama di dalam lambung dan apa
yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik
untuk resorpsi, tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang merupakan salah
satu keluhan utama wanita hamil, salivasi adalah pengeluaran air liur lebih
dari biasa.
- Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kencing tertekan oleh uterus
yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing, keadaan ini hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidarum keluar dari luar
panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke PAP,
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan lagi.
- Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone
(MSH) yang meningkat. MSH adalah salah satu hormon yang dikeluarkan
oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmentasi
pada dahi, pipi dan hidung, disebut cloasma gravidarum.
- Metabolisme dalam kehamilan
Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan besi sekitar 800 mg. Janin
membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulang-tulang dan
ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Berat badan wanita hamil akan
naik 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg, kenaikan berat badan ini terjadi terutama
dalam kehamilan 20 minggu terakhir.

2.7 Perubahan Psikologik pada Wanita Hamil


Kehamilan pada umumnya dianggap sebagai krisis dengan titik akhir
yang jelas ketika bayi dilahirkan. Kehamilan merupakan suatu transisi antara
kehidupan sebelum anak dilahirkan dan kehidupan setelah anak lahhir.
Trimester 1
- Sebagian wanita mengalami kegembiraankarena mereka telah menyesuaikan
diri dengan rencana membentuk hidup baru.
- Calon ibu tidak merasa sehat benar dan umumnya mengalami depresi karena
emosi dan tubuh seluruhnya berhubungan perubahan fisik dapat
mempengaruhi emosi.
Trimester 2
- Biasanya lebih menyenangkan, telah menerima kehamilan dan dapat
menggunakan pikiran serta energi lebih konstruktif
- Lebih tenang/ beradaptasi (sudah mulai menerima kehamilan)
Trimester 3
- Ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi
- Sekitar bulan ke-8 terdapat periode tidak semangat dan depresi,
ketidaknyamanan bertambah
- Kekhawatiran bertambah karena takut lahir cacat/ tidak normal
- Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergantung pada
persepsinya dan persiapannya.
2.8 Ketidaknyamanan Umum dalam Masa Kehamilan
- Cloasma/ perubahan warna areola terjadi pada trimester kedua
- Diare terjadi pada trimeter pertama, kedua dan ketiga
- Edema dependen pada trimester dua dan tiga
- Frequensi kemih meningkat pada trimester satu dan tiga
- Garis-garis diperut pada semua trimester
- Gatal-gatal disemua trimester
- Gusi berdarah, paling parah selama trimester dua
- Hemoroid pada trimester dua dan tiga
- Hidung tersumbat pada trimester pertama
- Ingin makan pada trimester pertama
- Kemerahan ditelapak tangan muncul selama 2 trimester pertama hilang pada
1 minggu setelah melahirkan
- Keputihan pada semua trimester
- Keringat bertambah secara perlahan terus meningkat selama kehamilan
- Konstipasi pada trimester dua dan tiga
- Kram pada kaki terjadi setelah 24 minggu
- Mati rasa dan rasa geli pada jari tangan dan kaki
- Nafas sesak pada awal trimester dua
- Nyeri ligamentum bundar pada trimester dua dan tiga
- Palpitasi jantung pada akhir trimester 1
- Panas dalam mulai selama trimester dua
- Perut kembung pada trimester dua dan tiga
- Sakit kepala pada trimester satu dan dua
2.9 Konsep Antenatal Care
2.9.1 Definisi
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan bayi/ janin dalam
rahim.
2.9.2 Asuhan antenatal
2.9.2.1 Anamnesa
- Pada wanita haid terlambat dan diduga hamil dinyatakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran persalinan dapat
ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur
dengan rumus Naegle. Bila ibu lupa HPHT tanyakan gerakan
janin, untuk primi 28 minggu dan 16 minggu untuk multipara.
- Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya
serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat
penyakit yang pernah diderita dan riwayat menstruasi.
2.9.2.2 Pemeriksaan umum
- Penilaian keadaan umum, status gizi, TTV, pada mata dinilai
ada tidaknya ikterus pada sklera, konjungtiva, edema dan
kloasma. Pemeriksaan gigi untuk melihat infeksi, periksa
jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara
lengkap.
2.9.2.3 Pemeriksaan obstetri
- Terdiri dari pemeriksaan luar dan dalam. Sebelum pemeriksaan
ibu diminta berbaring telentang dan pemeriksaan dilakukan di
kanan ibu.
- Pemeriksaan luar
Cara leopold:
Leopold I : untuk menentukan Tfu sehingga diketahui UK
dan TBJ. Serta menentukan bagian pada fundus
Leopold II : untuk menentukan letak punggung anak dan
letak bagian-bagian kecil
Leopold III : untuk menentukan apa yang terdapat dibagian
bawah dan apakah bagian bawah sudah masuk PAP atau belum
Leopold IV : untuk menentukan apa yang menjadi bagian
bawah dan seberapa besar masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul
- Pemeriksaan dalam
- Vaginal toucher (VT)
- Rektal toucher (RT)
- Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum (23-26 cm)
Distansia kristarum (26-29 cm)
Conjugata eksterna (18-20 cm)
Keliling panggul (80-90 cm)
- Pemeriksaan panggul dalam
Dilakukan bersamaan dengan VT.
Untuk kunjungan ulang, biasanya dilakukan pada:
- Usia kehamilan 0-28 minggu : dilakukan setiap 4 minggu
- Usia kehamilan 28-36 minggu : dilakukan setiap 2 minggu
- Usia kehamilan > 36 minggu : dilakukan setiap minggu sampai
bayi lahir.
2.10 Managemen Varney
Managemen kebidanan Varney adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam rangkaian/ tahapan yang
logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Asuhan
Kebidanan Antenatal, 2006: 155)
I. Pengkajian Data
Hari / tanggal : Rabu / 6 Agustus 2008
Jam : 09.30 WIB
No. Register : 414

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama ibu : Ny. ”S” Nama suami : Tn”S”
Umur : 33 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan :-
Alamat : Kanigoro Alamat : Kanigoro
RT 1/RW 1 RT 1/RW 1
Blitar Blitar
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan bahwa ia ingin memakai KB implant.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ia tidak merasakan adanya keluhan.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya baik dari pihak Ibu maupun
suami tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti tekanan darah
tinggi, kencing manis, maupun diabetes serta tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti hepatitis, HIV aids maupun TBC.
5. Riwayat Penyakit Dahulu dan Sekarang
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti tekanan darah tinggi, kencing manis maupun diabetes serta tidak
menderita penyakit menular seperti hepatitis, HIV aids maupun TBC.
6. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Keluhan : Tidak ada
HPHT : 3 - 8 - 2008
7. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 kali
Lama Nikah : 17 tahun
Umur pertama kali nikah : 17 tahun
Jumlah Anak : 2 orang
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak Nifas Ket
No Sua Hamil Penolo Peny
H/
Hidup Menyu
UK Cara Sex BBL P/ Mati Hari
mi ke ng ulit Umur sui
I/A
1 1 1 9 bln Bidan N - ♀ 3200 gr H - 17 th √
2 1 2 9 bln Bidan N - ♀ 3300 gr H - 17 th √

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan bahwa ia dulu menggunakan KB ke implant dan sudah 5
tahun menggunakan KB tersebut serta tidak ada keluhan. Untuk rencana
selanjutnya, Ibu ingin menggunakan KB implant lagi.
10. Pola Kebiasaan Sehari – hari
POLA Kebiasaan
Nutrisi Ibu mengatakan bahwa ia sehari makan 3 kali dengan komposisi nasi,
lauk pauk, sayur, buah, dan minum air putih, teh atau susu.
Eliminasi Ibu mengatakan bahwa sehari ia BAB 1 kali dan BAK 4-5 kali sehari.
Istirahat Ibu mengatakan bahwa ia jarang tidur siang dan tidur malam lebih
kurang 7-8 jam sehari.
Aktifitas Ibu mengatakan bahwa ia sehari-hari melakukan aktifitas selayaknya
ibu rumah tangga seperti menyapu, mencuci, mengepel, dan lain-lain.
Higiene Ibu mengatakan bahwa ia sehari mandi 2 kali pagi dan sore, setipa
selesai mandi, ibu selalu mengganti pakaian dalam.
Kebiasaan Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah merokok, tidak minum minuman
keras dan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Rekreasi Ibu mengatakan bahwa ia biasa rekreasi sengan menonton TV dan
kadang-kadang berjalan-jalan bersama suami dan keluarga.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum :
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Komposmetis.
o Tekanan Darah : 120/80 mmHg
o Suhu : 36,5oC
o Nadi : 80 x/menit
o Pernafasan : 18 x/menit
o Berat Badan : 59 kg
2. Pemeriksaan Fisik :
 Inspeksi :
o Kepala : Bersih, rambut hitam, tidak bercabang, tidak ada
ketombe.
o Wajah : Tidak pucat, ekspresi wajah ibu tenang.
o Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak
pucat, penglihatan baik.
o Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sinusitis, tidak ada
sekret.
o Mulut : Simetris, tidak pucat, lembab, tidak ada stomatitis,
lidah bersih.
o Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
sekret, pendengaran baik.
o Leher : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
o Dada : Simetris, bentuk normal, tidak ada retraksi rongga
dada, payudara simetris.
o Abdomen : Simetris, tidak ada bayangan pembuluh darah.
o Genetalia : Bersih, tidak oedema, tidak varises, tidak ada
pengeluaran dari vagina, anus bersih, tidak ada
hemoroid.
o Ekstemitas : Simetris, pergerakan bebas, tidak oedema, tidak
varises.
 Palpasi :
o Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
o Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal.
o Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak nyeri tekan.
o Ekstremitas : Tidak oedema.

 Auskultasi :
o Dada : Tidak terdengar whezing maupun nonki.
o Abdomen : Bising usus positif.
 Perkusi :
Reflek patella positif (+)

II. Identifikasi Masalah / Diagnosa


Diagnosa : Ny “S” usia 33 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor implant.
DS : ~ Ibu mengatakan bahwa sekarang ia berusia 33 tahun.
~ Ibu mengatakan bahwa ia telah memiliki 2 orang anak dan
tidak pernah keguguran.
~ Ibu mengatakan bahwa ia ingin memakai KB implant lagi.
DO : ~ Keadaan umum : Baik
~ Kesadaran : Komposmetis
~ TTV : Tekanan darah : 120/80 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 80 x/menit
~ Berat Badan : 59 kg
~ HPHT : 3 Agustus 2008
III. Antisipasi Masalah Potensial
Potensial terjadi infeksi pada daerah insisi.
DS : ~ Ibu mengatakan bahwa ia telah memiliki 2 orang anak dan
tidak pernah keguguran.
~ Ibu mengatakan bahwa luka insisi tidak mengeluarkan
nanah dan kapsul tidak terlihat.
DO : ~ Keadaan umum : Baik
~ Kesadaran : Komposmetis
~ TTV : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 18 x/menit
Nadi : 80 x/menit
~ Berat Badan : 59 kg
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
1. Menjaga personal higiene ibu khususnya di lengan daerah insisi.
2. Memberikan KIE pada ibu tentang bagaimana cara melakukan
perawatan luka daerah insisi, kapan plester dan verband boleh dilepas.
V. Intervensi
Diagnosa : Ny “S” usia 33 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor KB.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “S” usia 33 tahun
P2002 Ab000 dengan akseptor KB diharapkan pemasangan
implant dapat dilakukan lancar.
Kriteria hasil :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Komposmetis
3. TTV : Tekanan darah normal (100/60 – 120/80) mmHg
Nadi normal (72 – 96) x/menit
Suhu normal (36,5 – 37,5)oC
Pernafasan (16 – 24) x/menit
4. Kapsul implant yang telah dipasangkan, dalam posisi yang benar.
Intervensi :
1. Beritahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
R/ Agar ibu mengetahui agar keadaannya bahwa ia sehat.
2. Jelaskan tindakan apa saja yang akan kita lakukan.
R/ Agar ibu menjadi lebih kooperatif.
3. Persiapkan alat pemasangan implant.
R/ Persiapan alat yang lengkap dan steril dapat memperlancar proses
pemasangan implant dan mengurangi terjadinya resiko infeksi.
4. Siapkan pasien.
R/ Membantu keefektifan kerja.
5. Gunakan teknik aseptik dalam melakukan tindakan seperti mencuci tangan
sebelum bertindak.
R/ Menghindari terjadinya infeksi yang mungkin terjadi.
6. Tentukan tempat pemasangan implant pada bagian dalam lengan atas.
R/ Agar pemasangan implant tepat berada di bawah kulit dan jauh dari
pembuluh darah.
7. Memberi tanda pada tempat pemasangan.
R/ Agar pemasangan implant sesuai dengan tempat yang telah di tentukan.
8. Memakai sarung tangan steril atau DTT.
R/ Untuk menghindari terjadinya infeksi yang mungkin terjadi.
9. Mengusap tempat pemasangan dengan larutan antiseptik.
R/ Menghindari terjadinya infeksi yang mungkin terjadi.
10. Memasang kain penutup / duk steril di lengan pasien.
R/ Agar darah yang keluar tidak mengotori daerah di sekitar lengan.
11. Menyuntikkan anstesi lokal tepat di bawah kulit sampai sedikit
menggelembung.
R/ Menghilangkan rasa nyeri yang terjadi akibat insisi yang akan dibuat
dan pada saat memasukkan trokar dan pendorong nanti.
12. Masukkan jarum ± 4 cm dan menyuntikkan anastesi masing-masing 1,5 cc
di tempat yang sudah ditentukkan.
R/ Menghilangkan rasa nyeri yang terjadi akibat trokar dan pendorong
yang di masukkan ke dalam kulit nanti.
13. Menguji anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit.
R/ Untuk mengetahui apakah obat anastesi sudah bereaksi.
14. Membuat insisi sedalam 2 mm dengan skalpel.
R/ Mempermudah saat memasukkan trokar dan pendorong ke dalam kulit.
15. Sambil mengungkit kulit, masukkan terus trokar dan pendorongnya
sampai batas tanda 1.
R/ Mempermudah masuknya kapsul implant.
16. Keluarkan pendorong dan masukkan kapsul ke dalam trokar, kemudian
memasukkan kembali pendorongdan tekan kapsul ke arah ujung trokar
sampai terasa ada tahanan. Tahan pendorong di tempatnya dengan 1
tangan dan tarik trokar keluar sampai mencapai pegangan pendorong lalu
tarik trokar dan pendorong bersama-sama sampai batas tanda 2 terlihat
pada luka insisi, lalu tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan
masukkan kembali trokar dan pendorongnya sampai tanda 1 di tempat
berikutnya.
R/ Agar kapsul terpasang sesuai dengan tempat yang telah di tentukan.
17. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul
sudah terpasang.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
18. Raba kapsul implant yang telah terpasang.
R/ Memastikan kapsul implant terpasang dengan benar.
19. Raba daerah insisi.
R/ Memastikan kapsul tertanam jauh dari daerah insisi untuk menghindari
terjadinya ekspulsi dan infeksi.
20. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan plester.
R/ Mencegah terjadinya ekspulsi.
21. Beri verband pada daerah insisi yang sudah di tutup dengan plester.
R/ Mencegah perdarahan dan mengurangi memar.
22. Taruh alat suntik di tempat terpisah dan letakkan semua alat dalam larutan
klorin untuk dekontaminasi dan buang peralatan yang sudah tidak terpakai
ke tempat sampah yang sesuai serta lepas sarung tangan dalam keadaan
terbalik lalu cuci tangan.
R/ Untuk mencegah infeksi.
23. Berikan KIE tentang perawatan luka insisi dan apa saja yang harus ibu
lakukan setelah pemasangan implant.
R/ Menambah pengetahuan ibu tentang personal higiene dan apa saja
tentang implant.
Masalah potensial : Potensi terjadi infeksi.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “S” usia 33
tahun P2002 Ab000 akseptor KB implant diharapkan
potensial terjadi infeksi dapat dihindari.
Kriteria hasil :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Komposmetis
3. TTV : Tekanan darah (100/60 – 120/80) mmHg
Suhu (36,5 – 37,5)oC
Nadi (72 – 96) x/menit
Pernafasan (16 – 24) x/menit

Intervensi :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/ Mencuci tangan dapat mencegah berpindahnya kuman atau bakteri ke
pasien.
2. Gunakan teknik aseptik dalam melakukan tindakan.
R/ Sebagai salah satu upaya pencegahan infeksi dari petugas kesehatan ke
pasien maupun sebaliknya.
3. Berikan KIE tentang perawatan luka insisi.
R/ Meningkatkan pengetahuan ibu tentang kebersihan dirinya dan
mencegah terjadinya infeksi terhadap luka selama ibu berada di
rumah.
VI. Implementasi
Hari / tanggal : Rabu, 6 Agustus 2008
Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : Ny “S” usia 33 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor implant.
1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah kita
lakukan.
2. Menjelaskan tindakan apa saja yang akan kita lakukan kepada ibu seperti
akan kita masukkan alat di lengan ibu untuk memasukkan implant lalu
kemudian menutup luka tadi dengan menggunakan plester dan
membalutkan verband di lengan ibu yang akan dipasang implant sebelum
dilakukan insisi.
3. Menyiapkan alat pemasangan implant seperti trokar dan pendorongnya,
pinset, spuit dan lidokam, handscone, scalpel dan mes, kapsul implant,
bengkok serta bahan habis pakai seperti betadme, kasa, kapas, larutan
klorin, plester dan verband.
4. Menyiapkan pasien dengan cara menyuruh pasien mencuci lengan atasnya
bagian dalam dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian
mengeringkannya dengan handuk atau tissue sampai kering.
5. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan membilasnya dengan air
bersih yang mengalir serta mengeringkannya dengan handuk atau tissue.
6. Menentukan tempat pemasangan implant pada lengan kiri ibu atas bagian
dalam.
7. Memberi tanda pada tempat pemasangan.
8. Memakai handscone steril atau DTT.
9. Mengusapkan tempat pemasangan dengan larutan antiseptik secara
sirkuler dengan diameter 8-12 cm.
10. Memasang kain penutup / duk steril di lengan pasien.
11. Menyuntikkan obat anastesi (lidokam 1%) tepat di bawah kulit sampai
sedikit menggelembung.
12. Memasukkan jarum ± 4 cm dan menyuntikkan obat anastesi masing-
masing 1,5 cc di tempat yang sudah di tentukan.
13. Menguji anastesi sebelum membuat insisi pada kulit dengan cara
menyentuhkan ujung pinset pada kulit dan menanyakan pada pasien apa
yang ia rasakan.
14. Membuat insisi sedalam 2 mm dengan skalpel dengan cara menusukkan
ujung skalpel dengan sudut 45o.
15. Sambil mengungkit kulit, masukkan terus trokar dan pendorongnya
sampai batas tanda 1.
16. Mengeluarkan pendorong dan memasukkan kapsul ke dalam trokar,
kemudian memasukkan kembali pendorong dan menekan kapsul ke arah
ujung trokar sampai terasa ada tahanan. Tahan pendorong di tempatnya
dengan 1 tangan dan tarik trokar keluar sampai mencapai pegangan
pendorong lalu tarik trokar dan pendorong secara bersama-sama sampai
batas tanda 2 terlihat pada luka insisi, lalu tahan kapsul yang telah
terpasang dengan 1 jari dan masukkan kembali trokar dan pendorongnya
sampai tanda 1 di tempat berikutnya.
17. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi sampai seluruh kapsul
sudah terpasang.
18. Meraba kapsul implant yang telah terpasang dengan jari tangan untuk
mengetahui apakah kapsul implant terpasang dengan benar.
19. Meraba daerah insisi dengan menggunakan jari tangan untuk mengetahui
apakah ada bagian kapsul yang dekat dengan luka insisi.
20. Mendekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan plester.
21. Memberi verband pada daerah insisi yang sudah ditutup dengan plester
dan diberi kasa.
22. Menaruh alat suntik di tempat terpisah dan letakkan semua alat dalam
larutan klorin 0,5 % untuk dikontaminasi dan membuang bahan habis
pakai ke tempat sampah yang sesuai serta melepas handscone dalam
keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% lalu cuci tangan.
23. Memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan luka insisi seperti
menjaga agar luka insisi tidak terkena air, plester boleh dibuka setelah 3-5
hari, verband boleh dilepas setelah 2 hari pemasangan. Selain itu ibu tidak
boleh menggunakan tangan yang dipasang implant untuk bekerja terlalu
berat, selalu menjaga kebersihan diri terutama lengan yang dipasang
implant. Serta memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan suami
istri selama 7 hari tanpa perlindungan.
VII. Evaluasi
Hari / tanggal : Rabu, 6 Agustus 2008
Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : Ny “S” usia 33 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor implant.
1. Hasil pemeriksaan ibu :
~ Keadaan umum : Baik
~ Kesadaran : Komposmetis
~ TTV : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5oC
Pernafasan : 18 x/menit
~ Berat Badan : 59 kg
2. Implant telah terpasang di lengan kiri ibu bagian atas dalam, 2 buah
(sinoplant).
3. Ibu telah mengerti dan memahami bagaimana cara perawatan luka insisi
seperti menjaga agar luka insisi tidak terkena air, plester boleh dibuka
setelah 3-5 hari, verband boleh dilepas setelah 2 hari pemasangan. Ibu
juga mengerti dan memahami bahwa ia tidak boleh menggunakan lengan /
tangannya yang dipasang implant untuk mengangkat barang-barang berat,
menjaga agar lengan tidak terbentur benda keras, selalu menjaga
kebersihan diri teutama lengan yang dipasang implant agar tidak terjadi
infeksi serta memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan suami-
istri selama 7 hari tanpa perlindungan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai perbedaan yang terjadi


pada tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
Asuhan kebidanan pada Ny. “H” GI P0000 Ab000 usia kehamilan 7-9 minggu
intrauterin dengan kehamilan normal sesuai dengan managemen kebidanan.
Pengkajian data berisi tentang data subyektif dan data obyektif. Data subyektif
diperoleh dari anamnesa. Dari anamnesa ibu mengatakan bahwa ia sering mual dipagi
hari tapi ibu masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, dan dalam teori juga
dikemukakan bahwa pada kehamilan muda akan timbul keluhan umum, yang salah
satu diantaranya yaitu mual dipagi hari. Data obyektif diperoleh dari berbagai
pemeriksaan (pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum, laboratorium), hasil
pemeriksaan pada Ny. “H” semuanya normal. Dari data pengkajian penulis
menyimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara praktek di lapangan dengan teori
dan penjelasan yang telah diterima selama perkuliahan.
Pada pemeriksaan kehamilan yang perlu diutamakan adalah KIE yang tepat
sehingga bila terjadi masalah pada kehamilannya ibu dapat menerima keadaan
tersebut dan dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama masa
kehamilan.
Didalam teori dituliskan dengan menganggap semua ibu memiliki resiko
tinggi maka dilakukan pengawasan kehamilan atau yang dikenal dengan antenatal
care. Dengan usaha ini ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas
menurun. Sedapat mungkin wanita tersebut diberi pengertian sedikit tentang
kehamilannya serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
nifas.
Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa pemeriksaan kehamilan sangat
penting karena untuk mengetahui keadaan ibu dan anaknya. Pemeriksaan keahmilan
ini dilakukan untuk deteksi dini bila ada penyulit.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “H” GI P0000 Ab000
usia kehamilan 7-9 minggu dengan kehamilan normal. Penulis menyimpulkan
bahwa tahap-tahap yang dilakukan berdasarkan asuhan yang komprehensif untuk
memperoleh suatu data dalam laporan suatu kasus meliputi : pengkajian yang
berisi data subyektif dan data obyektif, identifikasi masalah dan diagnosa,
antisipasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi dari kegiatan
yang dilakukan.
Data yang diperoleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil
wawancara dan survey langsung.
Evaluasi yang diperoleh dari hasil kegiatan yaitu ibu dapat mengerti,
memahami dan mengulangi penjelasan yang telah diberikan dengan baik.

5.2 Saran
1. Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap
mempertahankan hhubungan dengan pasien untuk menjaga komunikasi dalam
upaya menjalin kerja sama antara petugas dan klien untuk keberhasilan
asuhan yang diberikan.
2. Bagi klien/ ibu harus tetap menjaga personal higiene dan dapat berperilaku
sehat sehingga kehamilannya dapat berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai