Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

GAMBARAN PENGGUNAAN SUNTIK DMPA TERHADAP

PENINGKATAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS

LAWANG KECAMATAN LAWANG

KABUPATEN MALANG

OLEH :

MARIA ULFA
2015021926

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI DIV-KEBIDANAN

2016
PENGARUH PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP

ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA RSUD

LAWANG-MALANG

Disusunoleh :

OVI RATNASARI SUPANDI

2015.02.1935

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

jenis masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang

beberapa tahun terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta

jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati

peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS,

2011). Untuk mampu merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran

dengan adil suami istri, berusaha mengatasi krisis keluarga dan

mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48).

Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju

pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 :

29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak

langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran langsungnya

adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan

tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.

Sedangkan sasaran tidak lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB,

dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan

kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang

berkualitas, dan keluarga sejahtera.


Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan

pokok pembangunan keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh

pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat sendiri. Pasangan usia

subur (PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20- 35 tahun dimana

pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal

terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Dari data yang diperoleh pada RSUD Lawang jumlah Pasangan Usia

Subur yaitu pada tahun 2013 tercatat sebanyak 2.584 PUS, kemudian pada

tahun 2014 tercatat sebanyak 2.834 PUS dan sebanyak 3.062 PUS pada

tahun 2015.

Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya

angka akseptor pemakai suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian

tentang Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Alat

Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja RSUD Lawang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi

KB Suntik?

2. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap kelebihan dan

kekurangan alat kontrasepsi KB Suntik?


1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur

terhadap alat kontrasepsi KB Suntik.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang

pengertian kontrasepsi KB Suntik.

b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan

kontrasepsi KB Suntik.

c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra

indikasi kontrasepsi KB Suntik.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Program

Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan

terutama bagi penentu kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi

Departemen Kesehatan maupun pihak di RSUD Lawang.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

3. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi

terutama dalam mengembangkan ilmu kebidanan.


4. Manfaat Penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan

pengetahuan dan menambah wawasan tentang keluarga berencana.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur

2.1.1 Pengertian PUS

Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45

tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup

matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah

berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus

dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu

menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana,

sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk

meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan

datang.

2.1.2 Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur

(PUS)

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah

dalam memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan

tersebut normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu

perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan

persalinan aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan

tindakan dari tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat

kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan mengatur

kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas


kesehatanharus memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti

masyarakat luas.

2.2 Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaaan “what” misalnya air, apa manusia, apa alam,

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 : 1).

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat

pendidikan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tiggi

pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya

tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 : 104).

2.3 Tinjauan Konsep Keluarga Berencana

2.3.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah

dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut

maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah

ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.

Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak

direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari

kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan

tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan dan


setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar

cara penggunaannya (Http://www.posyandu.).

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk

merencanakan jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan

keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan sosial, ekonomi,

keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 :

718).

2.4 Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi

2.4.1 Pengertian Kontrasepsi

1. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi

untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu

sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)

2. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah

atau menjarangkan kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).

3. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai

dari permulaan sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian.

(Glasier dkk, 2005 : 60)

2.4.2 Macam Metode atau Cara Kontrasepsi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana

a. Tanpa Alat atau Obat

1) Metode kalender (pantang berkala)

2) Metode lender serviks

3) Metode suhu basal


4) Coitus interuptus (senggama terputus)

5) Metode simpto-Termal

b. Dengan Alat atau Obat

1) Mekanisme (barrier)

2) Kondom

3) Introvagina wanita (diagfragma, spons dan kap serviks)

4) Kimiawi dengan spermisid (vaginal cream, vaginal foam,

vaginal jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet)

2. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

a. Kontrasepsi Hormonal

1) KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil,

Morning After

2) KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

5) Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

b. Implant/AKBK

c. Metode Kotrasepsi Mantap

1) Metode Operatif Pria (MOP/Vasektomi)

2) Metode Operatif Wanita (MOW/Tubektomi)

2.4.3 Tujuan dari Penggunaan Alat Kontrasepsi

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil dan sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.


2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S,

2010 : 29).

2.5 Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik

2.5.1 Pengertian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang

berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemekaian

setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible

(Hartanto H, 2004:163 ).

2.5.2 Macam-macam Kontrasepsi Suntik

1. Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg

dalambentuk partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu

2. Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan

estrogen, disuntikkan setiap bulan

3. Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8

minggu (Manuaba I. B. G, 2009 : 241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis

kontrasepsi suntik KB, yaitu kontrasepsi suntikkan progesteron dan

kontrasepsi kombinasi, dengan profil umum sebagai berikut :

1. Kontrasepsi Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntikan progestin adalah alat kontrasepsi berupa

cairan yang berisi hanya progesteron di suntikan kedalam tubuh

wanita secara periodik (BPPUK, 2002).


a. Jenis-jenis Kontrasepsi yang Mengandung Progestin

1) Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang

mengandung 150 DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan

dengan cara disuntik intramuscular (di dalam bokong).

2) Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang

mengandung 200 mg Noristendron enantat, diberikan setiap

2 bulan dengan cara disuntik IM.

b. Cara Kerja

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c. Efektivitas

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang

tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/ tahun, asal

penyuntikkan di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang

telah ditentukan.

d. Keuntungan

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI


5) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun

sampaiperimenopause .

6) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

7) Mencegah radang panggul

8) Sedikit efek samping

e. Keterbatasan

1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

a) Siklus haid yang memendek atau memanjang

b) Perdarahan yang banyak atau sedikit

c) Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak

(spotting)

d) Tidak haid sama sekali.

2) Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan.

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum disuntik

berikutnya.

4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentianpemakaian.

f. Indikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin

1) Usia reproduksi

2) Nullipara dan yang telah memiliki anak

3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

4) Setelah melahirkan

5) Setelah abortus
g. Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin

1) Hamil atau dicurigai hamil

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,

terutamaamenorhoe

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

h. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntikan Progestin

1) Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil

2) Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid

3) Untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3-5, dan

sesudah ASI terbentuk.

2. Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

a. Jenis Suntikan Kombinasi

1) 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg

estrodiolspionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali

(Cyclofem).

2) 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret

yangdiberikan injeksi IM sebulan sekali.

b. Cara Kerja

1) Menekan ovulasi

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga

penetrasisperma terganggu

3) Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.


c. Efektifitas

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)

selamatahun pertama penggunaan.

d. Keuntungan Kontrasepsi

1) Resiko terhadap kesehatan kecil

2) Tidak mempenharuhi hubungan suami istri

3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

4) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

e. Keterbatasaan

1) Terjadinya pola haid tidak teratur

2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan

keluhanseperti ini akan hilang setelah suntik kedua atau

ketiga

3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan

4) Penambahan berat badan.

f. Indikasi Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

1) Usia reproduksi

2) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

3) Pasca melahirkan dan tidak menyusui

4) Anemia

g. Kontra Indikasi Suntikan Kombinasi

1) Hamil atau diduga hamil

2) Menyusui dibawah 6 mkinggu pasca persalinan


3) Penyakit hati akut (virus hepatitis)

4) Usia > 35 tahun yang merokok

5) Keganasan payudara

6) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit

kepalaatau migran.

h. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

1) Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid

2) Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil

3) Pasca keguguran.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian

hanya menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk

menggeneralisasi hasilnya. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengelolaan pembuatan

kesimpulan dan laporan tentang alat kontrsepsi KB Suntik pada pasangan

usia subur (Sulistyaningsih, 2011 : 8).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Lawang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tgl 29 s/d 31 Mei 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu

karakteristik umum yang dapat di observasi (Sulistyaningsih, 2011 :

64). Semua akseptor KB suntik di RSUD Lawang.


3.3.2 Sampel

Sampel adalah subset yang di cuplik dari populasi, yang akan diamati

dan di ukur oleh peneliti (Sulistyaningsih, 2011 : 65). Sehubungan

dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki, saya mengambil

sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB yang

menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 382 orang pada RSUD

Lawang tahun 2014.

3.4 Cara Pengumpulan Data

3.4.1 Pengumpulan Data

Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner.

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden

untuk dijawabnya (Sulistyaningsih, 2011 : 122).

Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer meliputi pengetahuan, sikap, tentang

penggunaan alat kontrasepsi KB suntik, semua data tesebut diatas

diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder

yaitu data penunjang dari data primer.

3.4.2 Data yang Dikumpulkan

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari

responden menggunakan kuesioner dengan metode angket. Data


primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasangan usia

subur terhadap KB Suntik.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang

diperoleh dari instansi terkait berupa pencacatan dan pelaporan

cakupan pasangan usia subur di RSUD Lawang.

3.5 Langkah Pengolahan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrument pengumpulan data berupa alat ukur kuesioner yang

dibuat khusus oleh peneliti sendiri dengan berpedoman pada perpustakaan

yang ada. Setelah data terkumpul dari lembar kuesioner yang ada maka

dilakukan pengolahan data. Adapun tahap-tahap pengolahan data antara

lain:

1. Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan

memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan

kseragaman data.

2. Koding

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban

atau data perluh disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu,

untuk setiap jawaban (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan

memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel, nama

variabel dan kode.


3. Tabulasi Data

Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data

kedalam satu tabel menurut sifat- sifat yang dimiliki yang mana sesuai

dengan tujuan penelitian ini dan dipakai tabel untuk penganalisaan data.

4. Analisa Data

Analisa data yang di gunakan dalampenelitian ini deskriptif adalah

dengan menggunakan presentasi dengan rumus distribusi frekuensi

sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan :

P : Presentase yang di cari

F : Frekuensi atau variabel yang di teliti

n : Jumlah sampel

3.6 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi

Akademi Kebidanan Sukawati Lawang yang tembusannya disampaikan ke

Kepala RSUD Lawang. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Informent Consent

Informent consent atau lembar persetujuan di berikan kepada

subyek yang akan di teliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset

yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang


alat kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan tersebut. Jika pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di

teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-

haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian pasangan usia subur (PUS), peneliti

tidak mencatumkan nama koresponden pada lembar pengumpulan data,

cukup dengan memberi nomor pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan sebagai hasil riset.


KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP

ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA RSUD

LAWANG-MALANG

I. Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada

setiap jawaban.

A. Pertanyaan tentang Pengertian Alat Kontrasepsi KB Suntik

1. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi?

a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan

b. Kontrasepsi adalah upaya untuk menghentikan kehamilan

c. Kontrasepsi adalah upaya untuk menggugurkan kehamilan

2. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi KB suntik?

a. Cairan yang disuntikkan untuk menggugurkan kehamilan

b. Cairan yang disuntikkan untuk menghentikan kehamilan

c. Cairan yang disuntikkan kedalam tubuh wanita untuk mencegah

kehamilan

d. Tidak tahu
3. Yang tidak termasuk jenis kontrasepsi KB suntik adalah?

a. Kontrsepsi suntikkan progesteron dan kombinasi

b. Kontrasepsi estrogen

c. Kontrasepsi Pil KB

d. Tidak tahu

4. Apakah anda mengetahui cara kerja alat kontrasepsi KB suntik?

a. Mencegah haid

b. Mencegah ovulasi ( pembuahan )

c. Meningkatkan kesuburan

d. Tidak tahu

B. Pertanyaan tentang Tujuan Alat Kontrasepsi Kb Suntik

1. Apa tujuan kontrasepsi KB suntik?

a. Menjaga kesehatan anak

b. Meningkatkan kesuburan

c. Mencegah kehamilan

d. Tidak tahu

3. Apa keuntungan kontrasepi KB suntik ?

a. Pencegahan kehamilan jangka panjang

b. Pencegah kehamilan jangka pendek

c. Pencegah terjadinya haid

d. Tidak tahu

4. Apa kerugian kontrasepsi KB suntik ?

a. Sering ditemukan pusing

b. Sering ditemukan gangguan haid


c. Terjadi gangguan pola tidur

d. Tidak tahu

5. Kapan waktu pemberian kontrasepsi KB suntik ?

a. Setiap saat selama siklus haid

b. Selama masa kehamilan

c. Saat usia memasuki masa subur

d. Tidak tahu

C. Pertanyaan tentang Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi KB Suntik

1. Apa kontra indikasi kontrasepsi KB suntik ?

a. Hamil atau di duga hamil

b. Melahirkan

c. Tidaak tahu

2. Apakah ibu menyusui dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

3. Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat

kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu
4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat

kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

Anda mungkin juga menyukai