Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INDIVIDU

KIMIA FISIKA 2 (KI342)

MEMBUAT SOAL DAN JAWABAN


MENGENAI KINETIKA REAKSI
Dosen Pengampu:
1. Dr. Ijang Rohman, M.Si.
2. Dr. Eng. Asep Bayu Dani Nandiyanto, S.T., M.Eng.

Nama : Muhammad Azril Khoirindra Adilfi


NIM : 2103872
Kelas : Pendidikan Kimia 2B 2021

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2022
BAB VIII
MEKANISME REAKSI KONSEKUTIF

1. Reaksi tahap pertama yang melibatkan reaksi bromin adalah sebagai berikut:
k1
Br2 (g) ⇄ 2Br (g)
k-1
Hubungan konsentrasi Br (g) dengan Br2 (g) adalah…

Jawab:
Reaksi maju  v = k1[Br2]
Reaksi mundur  v = k-1[Br][Br] = k-1[Br]2
Pada reaksi setimbang, vmaju = vmundur
Dengan demikian, hubungan yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
vmaju = vmundur
k1[Br2] = k-1[Br]2
𝑘1 [𝐵𝑟2 ]
[Br]2 = 𝑘−1
𝑘1 [𝐵𝑟2 ]
[Br] = √ 𝑘−1
1⁄
𝑘1 [𝐵𝑟2 ] 2
[Br] = ( )
𝑘−1

2. Perhatikan mekanisme reaksi berikut:


k1
3A ⇄ B + C (cepat, setimbang)
k-1

k2
B + 2C → D (lambat)
Tentukanlah hukum laju reaksi kedua mekanisme tersebut!

Jawab:
 Berdasarkan hukum laju reaksi, mekanisme reaksi kedua adalah penentu laju. Dengan
demikian, diperoleh data sebagai berikut:
v = k2[B][C][C] = k2[B][C]2 (i)
 Berdasarkan mekanisme reaksi 1, diperoleh data sebagai berikut:
Reaksi maju  v = k1[A][A][A] = k1[A]3
Reaksi mundur  v = k-1[B][C]
Pada reaksi setimbang, vmaju = vmundur
Dengan demikian, hubungan yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
vmaju = vmundur
k1[A]3 = k-1[B][C]
𝑘 [𝐴]3
[B] = 𝑘1 (ii)
−1[𝐶]
 Melalui substitusi persamaan (ii) ke (i), diperoleh:
v = k2[B][C]2
𝑘 [𝐴]3
v = k2 ( 𝑘 1 )[C]2
−1 [𝐶]

[𝐴]3
v = k [𝐶] [C]2

v = k[A]3[C]

3. Diketahui reaksi CO dan NO2 melalui mekanisme berikut:


NO2 (g) + NO2 (g)  NO3 (g) + NO (g) (lambat)
CO (g) + NO3 (g)  CO2 (g) + NO2 (g) (cepat)
Tentukanlah reaksi total dan persamaan laju reaksinya!

Jawab:
 Reaksi total
NO2 (g) + NO2 (g)  NO3 (g) + NO (g)
CO (g) + NO3 (g)  CO2 (g) + NO2 (g)
NO2 (g) + CO (g)  CO2 (g) + NO (g)
 Persamaan laju reaksi
Persamaan laju reaksi pada mekanisme tersebut ditentukan oleh reaksi lambat.
Dengan demikian, persamaan reaksinya adalah
v = k[NO2][NO2] = k[NO2]2
BAB IX
MEKANISME REAKSI PARALEL (REAKSI SISI)

1. Diketahui, suatu reaksi paralel dengan mekanisme sebagai berikut:


k1
B (main product, 72 %)

A
k2
C (side product, 23 %)
Diketahui nilai k1 = 8,0 × 10-4 s-1 dan k2 = 2,5 × 10-4 s-1. Tentukan selektivitas mekanisme
tersebut apabila konsentrasi A sebesar 2 M

Jawab:
rb = k1[A] = 8,0 × 10-4 s-1 (2 M) = 16 × 10-4 M.s-1
rc = k2[A] = 2,5 × 10-4 s-1 (2 M) = 5 × 10-4 M.s-1
Dengan demikian, nilai selektivitas mekanisme reaksi tersebut adalah:
𝑟𝑏
Selektivitas = 𝑟𝑐
16 ×10−4
Selektivitas = 5 ×10−4
Selektivitas = 3,2

2. Diketahui mekanisme suatu reaksi paralel adalah sebagai berikut:


k1
B (k1 = 2,0 × 10-2 s-1)
k2
A C (k2 = 0,5 × 10-2 s-1)
k3
D (k3 = 3,5 × 10-2 s-1)
Apabila konsentrasi zat A mula-mula sebesar 8 M dan pada waktu t, konsentrasi zat yang
tersisa adalah 3 M. Berapakah nilai t?

Jawab:
k` = k1 + k2 + k3
k` = (2,0 + 0,5 + 3,5) × 10-2 s-1
k` = 6,0 × 10-2 s-1
Dengan demikian, waktu yang diperlukan adalah:
[𝐴 ]
ln [𝐴]0 = k` × t
8𝑀
ln3 𝑀 = 6,0 × 10-2 s-1 × t
0,981 = 6,0 × 10-2 s-1 × t
0,981
t=
6,0 × 10−2 𝑠 −1
t = 16,35 s
BAB X
REAKSI LINDEMANN PADA TEKANAN TINGGI

1. Buktikan bahwa reaksi yang diajukan oleh Ogg (1947) di bawah ini:
k1
N2O5 ⇄ NO2 + NO3* (i)
k-1
k2
NO3 * → NO* + O2 (ii)
k3
NO* + NO3 *-  2NO2 (iii)
adalah reaksi orde pertama terhadap dekomposisi N2O5 dengan hukum laju: 𝑟𝑁2 𝑂5 =
k1[N2O5], dengan asumsi bahwa k -1 << (sangat lambat)

Jawab:
𝑑[𝑁𝑂3 ∗ ]
 Asumsi pendekatan keadaan tetap (steady state) 𝑟𝑁𝑂3 ∗ = = 0 dan 𝑟𝑁𝑂 ∗ =
𝑑𝑡
𝑑[𝑁𝑂 ∗]
= 0, sehingga diperoleh:
𝑑𝑡
𝑟𝑁2 𝑂5 = k1[N2O5] – k-1[NO2][NO3*] (i)
 𝑟𝑁𝑂3 ∗ = k1[N2O5] – k-1[NO2][NO3*] – k2[NO3*] – k3[NO*][NO3*] = 0
k1[N2O5] = k-1[NO2][NO3*] + k2[NO3*] + k3[NO*][NO3*] (ii)
 𝑟𝑁𝑂 ∗ = k2[NO3*] – k3[NO*][NO3 *] = 0
k2[NO3*] = k3[NO*][NO3*] (iii)
 Melalui substitusi persamaan (iii) ke (ii), diperoleh:
k1[N2O5] = k-1[NO2][NO3*] + k2[NO3*] + k3[NO*][NO3*]
k1[N2O5] = k-1[NO2][NO3*] + k2[NO3*] + k2[NO3*]
k1[N2O5] = k-1[NO2][NO3*] + 2 × k2[NO3*]
k1[N2O5] = [NO3*](k-1[NO2] + 2k2)
𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ]
[NO3*] = 𝑘 (iv)
−1[𝑁𝑂2 ]+2𝑘2

 Melalui substitusi persamaan (iv) ke (i), diperoleh:


𝑟𝑁2 𝑂5 = k1[N2O5] – k-1[NO2][NO3*]
𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ]
𝑟𝑁2 𝑂5 = k1[N2O5] – k-1[NO2](𝑘 )
−1[𝑁𝑂2 ]+2𝑘2
𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ](𝑘−1 [𝑁𝑂2 ] + 2𝑘2 ) − 𝑘−1[𝑁𝑂2 ] × 𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ]
𝑟𝑁2 𝑂5 = 𝑘−1[𝑁𝑂2 ] + 2𝑘2
𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ] × 𝑘−1 [𝑁𝑂2 ] + 𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ] × 2𝑘2 − 𝑘−1 [𝑁𝑂2 ]×𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ]
𝑟𝑁2 𝑂5 = 𝑘−1 [𝑁𝑂2 ] + 2𝑘2
𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ] × 2𝑘2
𝑟𝑁2 𝑂5 = 𝑘
−1[𝑁𝑂2 ] + 2𝑘2
Oleh karena k-1 << (sangat lambat), nilai k -1 dapat diabaikan. Sehingga persamaannya
menjadi:
𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ] × 2𝑘2
𝑟𝑁2 𝑂5 = 2𝑘2
𝑟𝑁2 𝑂5 = 𝑘1 [𝑁2 𝑂5 ] (terbukti)
k1 k2
2. Suatu reaksi prakesetimbangan: A + B ⇄ C → P. Tentukan laju pembentukan P, tetapi
k-1
tanpa mengabaikan kenyataan bahwa zat antara (intermediet) berlurang secara perlahan
karena membentuk P.

Jawab:
Reaksi elementer yang dihasilkan adalah:
k1
A+BC (i)
k-1
CA+B (ii)
k2
CP (iii)
Dengan demikian, laju pembentukannya adalah:
𝑑[𝐶]
= k1[A][B] – k-1[C] – k2[C] (iv)
𝑑𝑡
Dengan menggunakan pendekatan keadaan tetap (steady state) untuk zat antara
𝑑[𝐶]
(intermediet) C, = 0. Sehingga diperoleh:
𝑑𝑡
k1[A][B] – k-1[C] – k2[C] = 0
k1[A][B] = k-1[C] + k2[C]
k1[A][B] = (k-1 + k2)[C]
𝑘1 [𝐴][𝐵]
[C] = (v)
𝑘−1 +𝑘2
𝑑[𝑃]
= k2[C] (vi)
𝑑𝑡
Melalui substitusi persamaan (v) ke (vi), diperoleh laju pembentukan P sebagai berikut:
𝑑[𝑃]
= k2[C]
𝑑𝑡
𝑑[𝑃] 𝑘 [𝐴][𝐵]
= k2( 𝑘1 )
𝑑𝑡 −1 +𝑘2
𝑑[𝑃] 𝑘1 𝑘2
=𝑘 [A][B]
𝑑𝑡 −1 +𝑘2
BAB XI
MEKANISME REAKSI BERANTAI

1. Diketahui, suatu reaksi berantai dengan mekanisme sebagai berikut:


k1
Tahap inisiasi : Cl2  2Cl
k2
Tahap propagasi : Cl + H2  HCl + H
k3
(perambatan) : H + Cl2  HCl + Cl
k4
Tahap terminasi : Cl + Cl  Cl2
Pada mekanisme ini, proses inhibisi (pemutusan rantai) tidak terjadi karena tahap
propagasi terlalu cepat untuk diseimbangkan dengan rekombinasi. Tentukan persamaan
panjang reaksi H2 + Cl2!

Jawab:
 Untuk menentukan panjang rantai reaksi H2 + Cl2, dilakukan dengan menggunakan
pendekatan steady state. Sebagai zat antara yang memiliki life-time sangat singkat,
maka konsentrasi radikal Cl- dan H+ dianggap sama dengan nol.
d[Cl− ]
= k1[Cl2] – k2[Cl][H2] + k3[H][Cl2] – k4[Cl]2 = 0 (i)
dt
d[H+ ]
= k2[Cl][H2] – k3[H][Cl2] = 0 (ii)
dt
d[HCl]
= k2[Cl][H2] + k3[H][Cl2] (iii)
dt
 Melalui eliminasi persamaan (ii) dan (iii), diperoleh:
d[H+ ]
= k2[Cl][H2] – k3[H][Cl2] = 0
dt
d[HCl]
= k2[Cl][H2] + k3[H][Cl2]
dt
d[HCl]
= 2k2[Cl][H2] (iv)
dt
 Oleh karena Cl merupakan radikal bebas, Cl tidak boleh ada di dalam hukum laju.
Sehingga, melalui eliminasi persamaan (i) dan (ii), diperoleh:
d[Cl− ]
= k1[Cl2] – k2[Cl][H2] + k3[H][Cl2] – k4[Cl]2 = 0
dt
d[H+ ]
= k2[Cl][H2] – k3[H][Cl2] = 0
dt
k1[Cl2] – k4[Cl]2 = 0
k4[Cl]2 = k1[Cl2]
k1[Cl2 ]
[Cl] = √ k4
1⁄ 1
k1 2[Cl2 ] ⁄2
[Cl] = 1 (v)
k4 ⁄2
 Melalui substitusi persamaan (v) ke (iv), diperoleh hukum kecepatan total reaksi
sebagai berikut:
d[HCl]
= 2k2[Cl][H2]
dt
1 1
d[HCl] k1 ⁄2 [Cl2 ] ⁄2
= 2k2 1 [H2]
dt k4 ⁄2
 Panjang rantai (φ) merupakan perbandingan kecepatan total reaksi terhadap kecepatan
tahap inisiasi. Dengan demikian, panjang rantai H2 + Cl2 dapat diperoleh melalui
persamaan sebagai berikut:
1 1
k ⁄2 [Cl2 ] ⁄2
2k2 1 1⁄ [H2 ]
k4 2
φ= 1
k4 ⁄2

2. Dekomposisi termal asetaldehida digambarkan sebagai: CH3CHO (g)  CH4 (g) + CO (g)
3
dengan r = k[CH3 CHO] ⁄2 . Buktikan hukum laju reaksi tersebut apabila diketahui tahap-
tahap dekomposisi sebagai berikut:
k1
Tahap inisiasi : CH3CHO  CH3 + CHO
k2
Tahap propagasi : CH3CHO + CH3  CH4 + CH3CO
k3
(perambatan) : CH3CO  CH3 + CO
k4
Tahap terminasi : CH3 + CH3  CH3CH3

Jawab:
 Laju perubahan zat intermediet adalah sebagai berikut:
𝑑[𝐶𝐻3 ]
= k1[CH3CHO] – k2[CH3CHO][ CH3] + k3[CH3CO] – 2k4[CH3]2 (i)
𝑑𝑡
𝑑[𝐶𝐻3 𝐶𝑂]
= k2[CH3CHO][ CH3] – k3[CH3CO] (ii)
𝑑𝑡
𝑑[𝐶𝐻4 ]
= k2[CH3][CH3CHO] (iii)
𝑑𝑡
 Melalui pendekatan steady state pada kedua persamaan tersebut, diperoleh:
d[CH3 ]
= k1[CH3CHO] – k2[CH3CHO][CH3] + k3[CH3CO] – 2k4[CH3]2 = 0
dt
d[CH3 CO]
= k2[CH3CHO][ CH3] – k3[CH3CO] = 0
dt
 Dengan mengeliminasi kedua persamaan di atas, diperoleh:
d[CH3 ]
= k1[CH3CHO] – k2[CH3CHO][ CH3] + k3[CH3CO] – 2k4[CH3]2 = 0
dt
d[CH3 CO]
= k2[CH3CHO][ CH3] – k3[CH3CO] = 0
dt
k1[CH3CHO] – 2k4[CH3]2 = 0
2k4[CH3]2 = k1[CH3CHO]
k1[CH3 CHO]
[CH3] = √ 2k4
1⁄ 1
k1 2[CH3 CHO] ⁄2
[CH3] = 1 (iv)
k4 ⁄2
 Melalui substitusi persamaan (iv) ke (ii), diperoleh:
𝑑[𝐶𝐻4 ]
= k2[CH3][CH3CHO]
𝑑𝑡
1 1
𝑑[𝐶𝐻4 ] k1 ⁄2 [CH3 CHO] ⁄2
= k2( 1 )[CH3CHO]
𝑑𝑡 k4 ⁄2
1⁄
𝑑[𝐶𝐻4 ] k 2 3⁄
= k2(k1 ) [CH3 CHO] 2
𝑑𝑡 4
𝑑[𝐶𝐻4 ] 3⁄
= k[CH3 CHO] 2 (terbukti)
𝑑𝑡
BAB XII
MEKANISME REAKSI ENZIMATIS

1. Sebuah bioreaktor digunakan untuk memproduksi enzim dengan konsentrasi substrat awal
sebesar 12 × 10-3 M dan konversi bioreaktor 90%. Berapa waktu yang diperlukan untuk
produksi enzim apabila laju maksimumnya 2,5 × 10-6 M/detik dan konstanta monod
sebesar 5,0 × 10-3 M!

Jawab:
Dik : rmax = 2,5 × 10-6 M/detik
Km = 5,0 × 10-3 M
Cs0 = 12 × 10-3 M
XA = 90%
Dit : t
Penyelesaian :
 Penentuan konsentrasi akhir (Cs)
Cs = (1 – XA)Cs0
Cs = (1 – 90%)12 × 10-3 M
Cs = (1 – 0,9)12 × 10-3 M
Cs = (0,1)12 × 10-3 M
Cs = 1,2 × 10-3 M
 Penentuan waktu reaksi
1 𝐶𝑠0
t=𝑟 (𝐾𝑚 × 𝑙𝑛 + (𝐶𝑠0 − 𝐶𝑠 )) detik
𝑚𝑎𝑥 𝐶𝑠

1 12×10−3
t = 2,5×10−6 (5 × 10−3 × 𝑙𝑛 1,2×10−3 + (12 × 10−3 − 1,2 × 10−3 )) detik
1
t = 2,5×10−6 (5 × 10−3 × 2,303 + (10,8 × 10−3 )) detik
31,297×10−3
t= 2,5×10−6
t = 12,519 × 103 s
t = 12.519 s
t = 3,48 jam

2. Hitung laju fermentasi bioetanol dari nira sorgum jika konsentrasi awal gula sebesar 0,1
M dan diakhiri dengan proses fermentasi diperoleh gula sebesar 0,025 M. Fermentasi
berlangsung selama 4 jam dengan konstanta monod sebesar 5,0 × 10-3 M!

Jawab:
Dik : t = 4 jam
Km = 5,0 × 10-3 M
Cs0 = 0,1 M
Cs = 0,025 M
Dit : r
Penyelesaian :
 Penentuan nilai r max
1 𝐶𝑠0
rmax = 𝑡 (𝐾𝑚 × 𝑙𝑛 + (𝐶𝑠0 − 𝐶𝑠 )) detik
𝐶𝑠

1 0,1 𝑀
rmax = 4 (5 × 10−3 × 𝑙𝑛 0,025 𝑀 + (0,1 − 0,025)) detik
1
rmax = (5 × 10−3 × 1,39 + 0,075) detik
4
1
rmax = (6,95 × 10−3 + 0,075)
4
6,95×10−3
rmax = 4
rmax = 1,76 × 10−3 M.jam-1

 Penentuan nilai r
𝑟𝑚𝑎𝑥 ×𝐶𝑠
r= 𝐾𝑚 +𝐶𝑠
1,76×10−3 ×0,025
r= 5×10−3+0,025
4,4×10−5
r= 3×10−2
r = 1,47 × 10−3 M.jam-1
BAB XIII
KINETIKA DALAM FASA CAIR

1. Dua buah spesi netral A dan B, dengan diameter masing-masing 588 pm dan 1650 pm
diketahui mengalami reaksi difusi terkontrol (diffusion controlled reaction): A + B  P
dalam sebuah larutan dengan viskositas sebesar 2,37 × 10-3 kgm-1.s-1 pada T = 40 °C.
Tentukan laju awal reaksi tersebut apabila konsentrasi awal untuk spesi A dan B masing-
masing sebesar 0,150 mol.dm-3 dan 0,330 mol.dm-3.

Jawab:
Dik : DA = 588 pm  RA = 294 pm
DB = 1650 pm  RA = 825 pm
T = 40 °C = 313 K
𝜂 = 2,37 × 10-3 kgm-1.s-1
Dit : Laju awal (r0)
Penyelesaian :
A+BP
r0 = rp = kd[A][B]
1 1
kd = 4𝜋R × (RA + RB) × ( + )
𝑅𝐴 𝑅𝐵
2𝑘𝐵 𝑁𝑇 1 1
kd = × (RA + RB) × (𝑅 + 𝑅 )
3𝜂 𝐴 𝐵
2𝑅𝑇 1 1
kd = × (RA + RB) × (𝑅 + 𝑅 )
3𝜂 𝐴 𝐵
2(8,314 𝐽𝐾−1 𝑚𝑜𝑙 −1)313 𝐾 1 1
kd = × (294 + 825) × (294 + 825)
3(2,37 × 10−3 𝑘𝑔𝑚 −1 𝑠 −1)
𝑘𝑔𝑚 2 𝑠 −2𝐾−1 𝑚𝑜𝑙 −1𝐾 1,119 × 103
kd = 7,330 × 105 × (1,119 × 103 ) × (2,426 × 105 )
𝑘𝑔𝑚 −1𝑠 −1)
1,252 × 106
kd = 7,330 × 105 𝑚3 𝑠 −1 𝑚𝑜𝑙 −1 × (2,426 × 105 )
kd = 3,782 × 106 𝑚3 𝑠 −1 𝑚𝑜𝑙 −1
kd = 3,782 × 109 𝑑𝑚3 𝑠 −1 𝑚𝑜𝑙 −1
Dengan demikian, laju awal reaksi tersebut adalah:
r0 = kd[A][B]
r0 = 3,782 × 109 𝑑𝑚3 𝑠 −1 𝑚𝑜𝑙 −1 (0,150 𝑚𝑜𝑙. 𝑑𝑚−3 )(0,330 × 10−1 𝑚𝑜𝑙. 𝑑𝑚−3 )
r0 = 1,87 × 108 𝑚𝑜𝑙. 𝑑𝑚−3 𝑠 −1

2. Pada temperatur 25 °C, H2O (l) mempunyai koefisien difusi sebesar 2,26 × 10-9 m2s-1.
Berapa waktu yang diperlukan oleh sebuah molekul H2O untuk menempuh jarak sejauh a)
1 cm dan b) 2 cm dalam sebuah sampel?

Jawab:
Dik : d1 = 1 cm = 1 × 10-2 m
d2 = 2 cm = 2 × 10-2 m
D = 2,26 × 10-9 m2s-1
T = 25 °C
Dit : a) t1cm
b) t2cm
Penyelesaian :
𝑑1 2
a) t1cm = 2𝐷
(1 × 10−2)2
t1cm = 2(2,26 × 10−9 )
1 × 10−4
t1cm = 4,52 × 10−9 )
t1cm = 22124 s
t1cm = 6,15 jam
𝑑2 2
b) t2cm = 2𝐷
(2 × 10−2)2
t2cm = 2(2,26 × 10−9 )
4 × 10−4
t2cm = 4,52 × 10−9 )
t2cm = 88496 s
t2cm = 24,6 jam
BAB XIV
TEORI KINETIK GAS DAN TEORI TUMBUKAN

1. Penentuan laju reaksi: 2A (g) + 3B2 (g)  2AB3 (g) dilakukan dengan mengukur
perubahan konsentrasi setiap 5 detik sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Waktu (s) 0 5 10 15
[A] (mol/L) 0,1 0,08 0,065 0,032
Tentukan:
a. Laju reaksi rata-rata dari gelas A setiap selang waktu
b. Laju reaksi rata-rata setiap selang waktu berdasarkan gas AB3 yang dihasilkan

Jawab:
a. Laju reaksi rata-rata dari gas A
 Selang waktu 0 s.d 5 detik
Dik : ∆[A] = (0,08−0,1) mol/L = -0,02 mol/L
∆t = (5−0) s = 5 s
Dengan demikian, laju rata-rata dari gas A adalah:
−∆[𝐴] −(−0,02 𝑚𝑜𝑙/𝐿)
𝑣𝐴1 = = = 4 × 10−3 mol/L.s = 4 × 10−3 M.s-1
∆𝑡 5𝑠

 Selang waktu 5 s.d 10 detik


Dik : ∆[A] = (0,065−0,08) mol/L = -0,015 mol/L
∆t = (10−5) s = 5 s
Dengan demikian, laju rata-rata dari gas A adalah:
−∆[𝐴] −(−0,015 𝑚𝑜𝑙/𝐿)
𝑣𝐴2 = = = 3 × 10−3 mol/L.s = 3 × 10−3 M.s-1
∆𝑡 5𝑠

 Selang waktu 10 s.d 15 detik


Dik : ∆[A] = (0,0−0,065) mol/L = -0,033 mol/L
∆t = (15−10) s = 5 s
Dengan demikian, laju rata-rata dari gas A adalah:
−∆[𝐴] −(−0,033 𝑚𝑜𝑙/𝐿)
𝑣𝐴3 = = = 6,6 × 10−3 mol/L.s = 6,6 × 10−3 M.s-1
∆𝑡 5𝑠

Sehingga, laju rata-ratanya adalah:


𝑣𝐴 1 + 𝑣𝐴 2 + 𝑣𝐴 3 (4+3+6,6)×10−3 M𝑠 −1
𝑣̅ = = = 4,53 × 10−3 M.s-1
3 3

b. Laju reaksi rata-rata berdasarkan gas AB3 yang dihasilkan


 Selang waktu 0 s.d 5 detik
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝐵3 2
v1 = × 𝑣𝐴1 = 2 × 4 × 10−3 M.s-1 = 4 × 10−3 M.s-1
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴

 Selang waktu 5 s.d 10 detik


𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝐵3 2
v2 = × 𝑣𝐴2 = × 3 × 10−3 M.s-1 = 3 × 10−3 M.s-1
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴 2

 Selang waktu 10 s.d 15 detik


𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝐵3 2
v3 = × 𝑣𝐴3 = 2 × 6,6 × 10−3 M.s-1 = 6,6 × 10−3 M.s-1
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴
Sehingga, laju rata-ratanya adalah:
𝑣1 + 𝑣2 + 𝑣3 (4+3+6,6)×10−3 M𝑠 −1
𝑣̅ = = = 4,53 × 10−3 M.s-1
3 3

2. Setiap kenaikan suhu sebesar 10 °C mengakibatkan suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih
cepat. Jika pada T = 20 °C reaksi berlangsung selama 30 menit, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk melangsungkan reaksi pada T = 40 °C?

Jawab:
Dik : ∆T = 10 °C
n = 2 kali
T1 = 20 °C
T2 = 40 °C
t20 = 30 menit
Dit : t40
Penyelesaian :
𝑇2−𝑇1
1 ∆𝑇
t40 = t20 × (2)
40 °C−20 °C
1 10 °C
t40 = 30 menit × ( )
2
1 2
t40 = 30 menit × (2)
1
t40 = 30 menit × 4
t40 = 7,5 menit

Anda mungkin juga menyukai