Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun memutuskan tuk mencari
nafkah di negeri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas. Namun, Ayah Malin tidak pernah
kembali ke kampung halamannya sehingga Ibunya pun harus menggantikan posisi Ayah Malin untuk
mencari nafkah.
haida: Kak Malin baru saja mencari kayu dihutan Bunda. Sebentar lagi pasti kak Malin kembali.
bunda: Ini sudahlah malam, kenapa Malin tak segera pulang? bukankah Jika malam hutan itu
menakutkan.
bunda: Darimana saja kamu Malin? ku kira kau lupa dengan rumahmu.
malin: Mencari kayu, lalu menjualnya dan ini hasilnya (sambil memberikan uangnya).
haida: Sudahlah Bunda. Yang penting kan Kak Malin sudah sampai dirumah.
Malin adalah orang yang pintar, dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal. Pagi – pagi sekali Malin
pergi ke pantai untuk menangkap ikan. Biasanya dia berlayar bersama temannya yang bernama
Sultan. Sedangkan Ibu dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa atau pesara.
sultan : Aku akan pulang ke kota. Aku sudah rindu kepada keluargaku disana.
sultan: Ehm, sepertinya kalau kamu ikut aku ke kota bisa lin,. Mau tidak?
sultan: Tentu saja. Nanti aku kenalkan pada kedua adikku. Asal kau tau dia cantik dan mungil.
sultan: Secepatnya lin. Bagaimana kalau esok hari? aku tunggu kamu di sini.
malin: Baiklah.
Sesampainya dirumah, Malin pun bercerita dan meminta restu pada bundanya.
bunda: bunda tak setuju lin! Bagaimana bisa kau meninggalkan Bunda dan Haida? Apa kau tak ingat
apa yang telah terjadi pada Ayahmu
malin : Malin gamau tau bun! Malin akan tetap pergi besok.
haida: (menghapiri Malin) ada apa ini kenapa kak Malin dan bunda ribut.
malin:Aku akan merantau besok dengan Sultan. Dia akan pulang ke kota
haida : Tapi kak, apa Kak Malin tak memikirkan Bunda dan Haida?
malin: Aku tak peduli, emang kalian tetep pengen jadi orang kere ya?! intinya aku akan tetap pergi
besok pagi.
Mau tak mau akhirnya Bunda Malin setuju. Meski berat namun ia rela melepaskan Malin pergi
merantau. Dalam beberapa jam setelah dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan pun telah
sampai di kota,mereka terkejut melihat hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini.
sultan: (memutar bola matanya malas) eleh dasar katrok! ayo cepat sebentar lagi kita sampai
rumahku.
malin: Baiklah
Setelah menempuh perjalanan yang panjang akhirnya merka berdua sampai di rumah yang mereka
tuju, yaitu rumah sultan.
sultan : lin kau bisa tinggal disini sampai kau berhasil mendapatkan uang yang banyak
dewi: lhoh kak sultan sejak kapan sudah sampai di rumah? (sambil menghampiri Sultan dan Malin)
sultan: iya dia adikku lin,aku kan berjanji padamu akan memperkenalkanmu saat sudah sampai di
kota.
malin: ayu tenan yo arek e (berujar lirih dengan terus menatap wajah dewi )
sultan: ekhm! Dewi Ini Malin teman kakak. Dan Malin, ini Dewi adekku.
Setelah beberapa bulan Malin tinggal di kota dan bekerja di tempat ayahnya Sultan,Malin dan
Dewi pun saling menaruh hati, terkadang mereka menghabiskan waktu berdua entah itu dirumah
atau diluar rumah hanya untuk berjalan jalan sore.
malin: Dewi kamu cantik banget ya, kalau boleh tau udah ada calon belum?
dewi: terimakasih lin, aku belum terlalu memikirkan siapa calonku. aku wedi di tinggal.