Anda di halaman 1dari 4

NASKAH DRAMA MALIN KUNDANG

TOKOH :1. FADHILAH ULFA K.M sbg BUNDO DAN ROSITA


2. PUJI ASTUTI sbg MALIN KUNDANG
3. ARI NUR SAPUTRI sbg DEWI
4. SAFITRI sbg SULTAN
5. VITA VIONECA P sbg NURHAIDA

BABAK 1

Sebermula, di desa terpencil terdapat sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah
Sumatra Barat. Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun
memutuskan tuk mencari nafkah di negeri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas. namun,
Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga Ibunya pun harus
menggantikan posisi Ayah Malin untuk mencari nafkah.
Bundo : Malin! Dimana kamu?
Nurhaida : Kak Malin baru mencari kayu dihutan Bundo. Sebentar pula pastilah kak Malin
kembali.
Bundo : Ini sudahlah malam, kenapa Malin tak segera pulang , bukankah Jika malam
hutan itu menakutkan.
Malin : (dengan tergesa-gesa) Malin pulang Bundo.
Bundo : Darimana saja kamu Malin?
Malin : Mencari kayu, syahadan menjualnya dan Inilah hasilnya (sambil memberikan
uangnya)
Bundo : Jika hari menjelang malam kamu harus pulang malin.
Nurhaida : Sudahlah Bundo. Yang penting kan Kak Malin sudah sampai dirumah ini.

BABAK 2
Malin adalah orang yang pintar, dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal. Pagi pagi sekali
Malin pergi ke pantai untuk menangkap ikan. Biasanya dia berlayar bersama temannya yang
bernama Sultan. Sedangkan Ibu dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa

Sultan : Hei Malin!


Malin : Ya? (sambil menoleh ke arah Sultan)
Sultan : Aku akan pulang ke kota. Aku sudah rindu kepada keluargaku disana.
Malin : Wahh, kota kah? Aku ingin sekali ke kota.
Sultan : Ehm, sepertinya kalau kamu ikut aku ke kota bisa lin,. Mau tidak kau?
Malin : Boleh saja. Disana banyak pekerjaan bukan?
Sultan : tentu saja. Nanti aku kenalkan pada kedua adikku. Mereka elok-elok lin.
Malin : baiklah. Kapan kita berangkat tan?
Sultan : Secepatnya lin. Bagaimana kalau esok hari? Aku tunggu kau di sini.
Malin : baiklah.

BABAK 3
Sesampainya dirumah, Malin pun bercerita dan meminta restu pada bundonya.

Malin : Bundo, Malin ingin merantau ke kota dengan Sultan.


Bundo : Bundo tak setuju lin! Bagaimana bisa kau meninggalkan Bundo dan Nurhaida?
Apa kau tak ingat apa yang telah terjadi pada Ayahmu?
Malin : tak bisa Malin akan tetap pergi esok Bundo!
Nurhaida : (menghapiri) iya kak malin?
Malin : Aku akan merantau besok dengan Sultan. Dia akan pulang ke kota
Nurhaida : Tapi kak, apakah Kak Malin tak memikirkan Bundo dan Nur ?
Malin : Aku takpeduli, aku tetap akan pergi ke kota dengan atau tanpa ijin bundo dan
Nur !

Akhirnya Bundo setuju. Meski berat namun ia rela melepaskan Malin pergi merantau.

BABAK 4
Keesokan harinya di tepi pantai dekat rumah Malin
Sultan : Ayo Malin!
Malin : Inikah kapalmu? (dengan wajah kaget)
Sultan : Ini milih ayahku, kita akan ke kota dengan ini
Malin :Baiklah (dengan semangat sekali sambil naik kapal itu)

BABAK 5
Dalam beberapa jam Malin dan Sultan pun telah sampai di kota,mereka terkejut melihat
hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini
Malin : waaahhh ini yang namanya kota
Sultan : iya lin, sudahlah ayo kita kerumahku
Malin : Baiklah
Beberapa menit mereka tiba dirumah Sultan
Sultan : inilah rumahku lin, cukup sederhana bukan
Malin : bagus sekali tan (dengan rasa kagum di wajah nya)
Sultan : lin kau bisa tinggal disini sampai kau berhasil mendapatkan uang yang banyak
Malin : terimakasih tan,kau memang sahabatku
Sultan pun memanggil kedua adiknya untuk diperkenalkan kepada Malin
Sultan : Wi , Ros kemarilah
Dewi & Rosita : kak Sultan kembali,ada apakah? (sambil menghampiri Sultan dan Malin)
Malin : siapa gerangan ini tan? (terkejut melihat perempuan nan elok itu)
Sultan : inilah adik-adikku lin,aku kan berjanji padamu akan memperkenalkan mereka
sesampainya di kota
Malin : ini mereka, Wah benar katamu tan. Mereka sangat elok (dengan mata melotot)
Sultan : Ini Malin, teman kak sultan. Malin, ini Dewi dan Rosita
Dewi : (dengan wajah malu) Senang bertemu dengan kau.
Rosita : Hai ( sambil tersenyum)
Sultan : berkedip lin, sedari tadi melotot terus
Malin : ah kau ini tan,

BABAK 6
Setelah beberapa bulan Malin tinggal di kota dan bekerja di tempat ayahnya
Sultan,Malin dan Dewi pun saling menaruh hati,namun Rosita tampak cemburu dengan Dewi.
Ketika Malin dan Dewi bebicara di ruang tamu

Malin : Dewi kau amat cantik,tak adakah yang menginginkanmu


Dewi : terimakasih lin, aku bukanlah tak mau ataupun tak ada,namun aku tak ingin di
kecewakan
Malin : lelaki seperti apa yang kau inginkan Wi?
Dewi : Aku hanya ingin lelaki yang sungguh mencintaiku dan mampu
menafkahiku,tak menelantarkanku lin
Sebelum Malin melanjutkan tiba-tiba datanglah Rosita
Rosita : ehm ehm,rupanya sedang berbicara serius kalian,kak Dewi dipanggil kak
Sultan di dalam! (sambil bermuka sinis)
Dewi : ada apa Ros? Kok sepertinya penting
Rosita : mana aku mengerti kak,sudahlah sana
Dewipun menghampiri sultan di dalam rumah,sultan tampaknya akan berbicara serius
Dewi : ada apa gerangan kakakku?
Sultan : apa kau mencintai Malin Wi,kulihat kalian dekat sekali?
Dewi : kenapa pertanyaannya seperti itu?
Sultan : kalaupun iya tak apa Wi,ayah pun setuju,aku tlah berbicara kepada
ayah,Malin seorang lelaki baik,tangguh,pekerja keras
Dewi : Mungkin kak,Dewi takut Malin tak sama perasaannya denganku
Sultan : baiklah,aku akan berbicara kepada Malin esok hari,sudah sana kembali
Dewi pun keluar dan dia melihat Rosita menguping di balik pintu
Dewi : kenapa kau disini?
Rosita : apakah kakak akan dijodohkan dengan Malin?
Dewi : sssttttt.....berbicara apa kau Ros,tak lah ! (dengan muka marah dan suara
agak keras)
Rosita : sudahlah kakak tak usah berbohong,aku mendengarnya di balik pintu tadi,
Dewi tak berkata apa-apa dan langsung meninggalkan Rosita

BABAK 7
Keesokan harinya sultan menemui Malin
Sultan : lin ada yang ingin ku bicarakan pada kau
Malin : apa itu Sultan ?
Sultan : ayahku telah menjodohkanmu dengan Dewi,apakah kau bersedia?
Malin : apa kau tak salah mengucap,aku akan menikah dengan Dewi?
Sultan : iya lin,aku bersungguh-sungguh
Malin : aku bersedia tan,aku memang sudah lama menaruh hati pada adikmu itu

Dan setelah sultan mendengar jawaban Malin,Sultan pun mengatakan ke ayahnya dan
kedua adiknya,Dewi merasa bagia namun tak dengan Rosita , Ros kecewa,patah hati,namun tak
ada yang bisa ros lakukan selain menerima,dan hari pernikahan Malin dan Dewi pun ditetapkan
dan pernikahan itupun terlaksana dengan meriah,setelah pernikahan itu Malin diberirumah dan
harta yang banyak sehingga dia menjadi orang kaya.
BABAK 8
Sebermula,Dewi dan Malin berlayar ke sebuah pulau,yang mungkin ternyata malapetaka
baginya Malin,sesampainya di pulau itu
Dewi : Begitu indah pulau ini,apa nama pulau ini Lin?
Malin : aku tak tahu,aku tak pernah singgah di pulau ini (dengan suara ketakutan)

Malin hanya berharap tak ada yang melihatnya disini,namun sepertinya itu tak
mungkin,dari kejauhan teryata ada yang melihatnya,sesosok perempuyn tak asing
baginya,perempuan itupun berlari dan mendekatinya
Nurhaida : kaaaakkkk Maaalliiiiiinnnnnnnnnnnn
Dewi : sepertinya ada yang memanggilmu Lin
Malin : ah tak ada,kau salah mendengarnya (keringat dingin bercucuran
dikeningnya)
Nurhaida : kak Malin,ini benarkah kak Malin?
Dewi : dia mengenalmu Lin,siap dia sebenarnya? (dengan muka kaget)
Malin : aku tak mengenalnya,sungguh
Nurhaida : ini aku Nurhaida kak,kenapa kau tak mengingatku,aku adikmu (menangis)
Bundo : Nur ada apa?
Nurhaida : Kak Malin kembali Bundo
Bundopun terkejut dan langsung menghampiri mereka bertiga
Bundo : ini anakku Malin?(sambil menangis senang)
Malin : tidak!!! Kau siapa ibu tua bangka,aku tak mengenalmu !
Bundo : aku ibumu nak,aku yang telah mengandung dan melahirkan Malin,apa kau
tak ingat?
Malin : Tak mungkin,tak usah mengarang cerita tua bangka,bundoku telah lama
mati
Nurahida : kak malin telah lupa kepada kita bundo (sambil menangis)
Dewi :Malin ! siapa sebenarnya mereka?
Malin : aku tak tahu,aku tak mengenalnya
Bundo : dasar kau anak durhaka Malin ! aku bundomu !
Malin hanya diam
Bundo : terkutuk kau Malin,hatimu telah jadi batu !

Seketika itu mendungpun datang,petir-petir menyambar,dan petir yang besarpun


menyambar Malin dan akhirnya malin menjadi batu.

SELESAI.

Anda mungkin juga menyukai