Anda di halaman 1dari 7

Unsur Kebudayaan Kalimantan Utara

Kepercayaan

Masyarakat Kalimantan Utara menganut agama yang berbeda-beda dengan mayoritas agama
yang percayanya yaitu agama islam, berikut rinciannya:

1. Islam 59.54%
2. Kristen Protestan 31.38%
3. Katolik 7.60%
4. Buddha 1.26%
5. Hindu 0.06%
6. Konghucu 0.001%

Bahasa

Dengan berbagai suku atau etnis yang berada di Kalimantan Utara tentunya banyak sekali
bahasa daerah yang ada di Kalimantan Utara tersebut, berikut diantaranya:

1. Bahasa Indonesia (Bahasa Resmi)


2. Bahasa Suku Dayak
3. Bahasa Banjar
4. Bahasa Bulungan
5. Bahasa Jawa
6. Bahasa Melayu
7. Bahasa Tausug
8. Bahasa Tidung.

Pengetahuan

Pendidikan bagi anak di Kalimantan Utara masih memerlukan perbaikan ke arah yang lebih
baik dan itu berpengaruh bagi kelangsungan hidup warga perbatasan. Ini dikarenakan penduduk yang
tinggal di daerah perbatasan bekerja di perkebunan sawit dan jauh dari pemukiman warga, walhasil
anak-anak tak dapat sekolah. Selain dari ketiadaan pilihan lainnya, hal lain adalah warga yang
bekerja di kebun sawit di Malaysia putus sekolah dan tak berkeahlian.

Menurut Sistem Informasi Data Statistik Sektoral Kalimantan Utara, 1.140 ruang kelas SD
hingga SMA mengalami rusak sedang hingga berat. Per 2019, sebanyak 30 sekolah dasar dan
menengah telah direhab dan 12 di antaranya dekat perbatasan Indonesia-Malaysia yang tersebar di
Kabupaten Malinau dan Nunukan dengan anggaran mencapai Rp 34 miliar. Namun begitu, ada upaya
pemberdayaan pendidikan oleh masyarakat di sini: seperti yang dicontohkan dari Kabupaten Malinau.
Daerah ini memiliki program "jam belajar masyarakat" (atau jambelmas) yang berasal dari Gerakan
Wajib Belajar 16 Tahun dengan perpustakaan desa dan rumah baca masyarakat. Menurut Neraca
Pendidikan Daerah Kemendikbud, per 2018, kabupaten ini memiliki 99 SD dan 29 SMP.

Kekerabatan

Sebenarnya, penduduk asli Kalimantan adalah suku Banjar, suku Dayak, suku Bulungan, suku
Kutai dan suku Tidung. Setelah ada program transmigrasi, penduduk Kalimantan Utara kini juga
ditinggali suku Jawa hampir 40% disusul kelompok lain yaitu penduduk dari Sulawesi Selatan.

Mata Pencaharian

Sektor perikanan dan pertanian masih menjadi urat nadi ekonomi Kalimantan Utara.
Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie mengungkapkan sebagian besar penduduk di provinsi
termuda ini memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan bertani. Karena itu peran nelayan
maupun petani sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara.

Peralatan dan Perlengkapan Hidup

 Senjata
1. Lonjo
Lonjo merupakan senjata tradisional Kalimantan Utara yang memiliki bentuk seperti
tombak. Lonjo bukanlah tombak biasa, melainkan tombak bertuah yang memiliki
kekuatan magis di dalamnya. Menurut budaya suku dayak, lonjo menyerap energi dari
manusia yang dibunuhnya dan menyalurkan energi tersebut pada penggunanya.
2. Sepit
Sipet atau sumpit adalah senjata tradisional Suku Dayak yang berbeda dengan senjata
lainnya. Jika kebanyakan senaja digunakan dengan cara diayun, maka sipet digunakan
dengan cara ditiup. Sipet terbuat dari dua buah bagian yaitu selongsong kayu dan panah.
3. Mandau
Mandau adalah senjata tradisional Kalimantan Barat yang bentuknya seperti pedang.
Mandau khas Dayak memiliki bilah bermata satu dengan panjang sekitar 55 hingga 65
sentimeter dan lebar bilah 7 sentimeter, sehingga Mandau terlihat panjang juga ramping.
Pada bilah Mandau terukir motif berupa huruf S yang saling bersilangan.

Kesenian

 Rumah adat
Rumah Baloy ini mempunyai keunikan yang tidak dimiliki oleh rumah adat dari provinsi lain.
Rumah Baloy merupakan perpaduan kebudayaan seni arsitektur Suku Tidung. Rumah Baloy
menggunakan bahan dasar kayu ulin.

 Pakaian adat

Baju untuk perempuan, yaitu Pakaian Ta’a. Pakaian Ta’a merupakan pakaian adat yang
khusus dikenakan oleh kaum wanita Dayak di Kalimantan. Pakaian ini terbuat dari kain
beludru berwarna hitam dengan pernik atau hiasan berupa manik-manik yang dijahit.

Baju untuk laki-laki, yaitu Baju Sapei Sapaq. Baju Sapei Sapaq yaitu baju adat Kalimantan
Utara yang diperuntukan bagi kaum pria. Dari bahan pembuatan, model dan motifnya, baju
ini mirip dengan baju Ta’a. Hanya saja, untuk bawahan, pakaian yang dikenakan kaum pria
hanyalah berupa gulungan selendang yang berbentuk seperti celana dalam.
 Tarian adat
Tari Magunatip / Lalatip

Tari Magunatip atau dikenal juga dengan nama Tari Lalatip merupakan tari adat Kalimantan
Utara yang berasal dari daerah Tarakan dan Malinau. Tarian adat ini sangat mendebarkan
karena penari bisa terjepit atau terapit kakinya oleh batang kayu bila terlambat menghindar
apalagi ketika penari menari dengan ditutup kedua matanya.

Tari Jugit

Tari Jugit merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Kabuaten Bulungan
Kalimantan utara. Tari jugit ini hanya ditampilkan dikalangan istana. Pada dasarnya, tari jugit
ini terbagi menjadi dua yaitu Jugit Paman dan Jugit Demaring.

Tari Kancet Ledo

Tari Kancet Ledo adalah tarian daerah yang berasal dari Baram Sarawak Kalimantan Utara.
Tari Jepen

Tari Jepen adalah tari tradisional suku dayak pada umumnya, salah satunya yang ada di
Kalimantan Utara. Tari Jepen adalah tari yang bernuansa Islam diiringi dengan musik seperti
musik rebana.

Tari Bangun

Tari Bangun merupakan tari magis dan sakral dan tujuannya untuk memanggil kekuatan alam
sebagai media penyembuhan.

Tari Blunde / Blundik

Tari Blunde atau biasa disebut Blundik adalah tarian tradisional Bulungan Kalimantan Utara.
Tari Mance / Bemance

Tari Mance atau Bemance, disebut juga tari silat, gerakan nya mirip dengan bentuk silat pada
umumnya namun lebih luwes dan lebih seperti tarian pada umumnya yang disuguhkan
sebagai bentuk hiburan, dimasa lampau Bemance adalah kegemaran sebagian besar pemuda
bulungan.

 Alat Musik Tradisional

Babun Rebab Gambang


Tugas Geografi

Oleh:

Zuhdi Kirom

Anda mungkin juga menyukai