[9 Pemeran]
[ADEGAN 13 – Dermaga]
(Putri mendampingi Ibu Malin untuk menemui Malin. Sesampainya di pelabuhan, Ibu Malin melihat Malin, dan
memanggil nama Malin dari kejauhan, kemudian mendekati Malin)
Ibu : Malin... Malin anakku!
Risa : Siapa wanita tua itu, Malin? (kepalanya terangkat, menunjukkan ‘wanita tua’ yang di maksud)
Malin : (Tak menjawab pertanyaan Risa, menatap Ibunya dengan sinis)
Risa : Jawab aku Malin! Siapa wanita tua itu? (menatap Ibu Malin dengan tatapan jijik)
Ibu : Siapa wanita ini Malin? Apakah ia istrimu? Sungguh wanita yang cantik... (membuka tangan untuk memeluk Risa)
Risa: (menepis tangan Ibu Malin) Jangan sentuh aku!
Malin : Jangan menyentuhnya! Dasar wanita kotor! Kulitmnu bisa mengotori kulitnya! (memegang dan menjauhkan
tangan Ibunya secara kasar)
Risa : Siapa wanita tua ini Malin? Ia sungguh sangat kotor!
Malin : Aku tidak tau! Aku tidak mengenal wanita ini.
Ibu : Malin anakku.. ada apa denganmu, Nak? Apa salah Ibu? Aku ini Ibumu. Ibu yang melahirkanmu. Kamu telah berjanji
untuk kembai ke kampung ini untuk menemuiku! Apa kau lupa dengan janjimu sendiri?
Malin : Ibu? Janji? Mengaku-ngaku saja kau! Aku tdk prnah mngatakan janji apapun dan tdk pernah mengenalmu,
wanita tua!
Ibu : MALIN!!! Aku ibumu! Ibu yang melahirkanmu!
Risa : Dengar yang di katakan Malin kan? Dia tidak mengenalmu, jadi pergi saja kau wanita tua!
Ibu : Malin... Malin anakku!!
Putri : MALIN! Lupakah kamu dengan Ibumu? Lupakah kamu dengan janjimu untuk kembali? Celakalah kau, Malin!
Malin : Aku tidak pernah membuat janji kepada kalian. Kalian hanya menghabiskan waktuku saja. Pengawal, bawa dua
wanita ini pergi dari sini!
Pengawal : Baik Tuan.(Pengawal mendorong Putri dan Ibu Malin hingga jatuh.)
Ibu : Malinn... Anakku!
Malin : Jangan panggil aku anakmu! Aku tidak mempunyai ibu kotor sepertimu. Berhentilah membual! Ayo, kita pergi
dari sini Risa!
Risa : Baiklah, ayo!
(Malin dan Risa pergi ke kapalnya.)
Ibu : Malin... Malin...
Ibu : Jika kau tidak menganggap ibumu, aku tidak akan segan-segan mengutukmu Malin! Anak DURHAKA!
Malin: (Berbalik, menghadap ibunya) Silahkan saja, aku tidak merasa kau ibuku!
Ibu : benar-benar anak durhaka! Kamu berani menantangku? Jangan sampai kau menyesal sudah berbuat itu padaku!
Malin : Buktikan saja!
Ibu : MALIN. TERKUTUKLAH KAU MENJADI BATU!
Suara gaib : Oh Malin,anak durhaka.Permohonan Ibumu kukabulkan.Tubuhmu akan mati rasa, dan brubah mnjadi batu.
Narator : Di tengah siang yang panas, tiba-tiba muncullah suara petir menggelegar, dan langit menjadi gelap
(Suara petir muncul)
Narator : Malin pun berubah menjadi batu. Itulah akibat dari anak yang tidak menghormati, tidak menuruti, dan tidak
berbakti kepada orang tuanya. Nah teman-teman, janganlah kita menjadi seperti Malin. Hormatilah orang tua kalian
selagi masih ada....
Semua pemain : Terimaaa kasihh~~~