KOTA SURABAYA
Disusun Oleh :
NISN:
Jl. Cisitu baru No.52, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung Jawa barat
40135
DAFTAR ISI
Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan Kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata Pelajaran Sejarag yang
bertentangan tentang Kota Surabaya.
Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW , yang teelah memberi pedoman
hidup yakni Al – Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan tentunya mendapat tempat sendiri dihati
masyarakat Indonesia. Selain karena sejarahnya dalam mempertahankan kemerdekaan RI,
namun semangat kepahlawanan yang ada selama melawan penjajahlah yang masih diingat
sampai sekarang oleh generasi muda. Karena itu Surabaya memiliki peranan penting sebagai
salah satu kota besar di Indonesia. Berdasar wawancara dengan Cak Kadaruslan seorang
saksi sejarah, pada tanggal 16 Oktober 2009.
Cagar budaya untuk mengartikan agar masyarakat juga berbudaya dan untuk
menghargai sejarah perjuangan dari gedung-gedung untuk dibandingkan. Surabaya tentunya
memiliki objek wisata yang dapat menarik namun kendalanya adalah bagaimana
mengoptimalkan kunjungan wisatawan ketika transit ke Surabaya. Jika Surabaya hanya
sebagai tempat transit maka kawasan wisata menjadi kurang dikenal oleh wisatawan asing
dan local. Perlu dibuat sebuah pengingat yang dapat menarik wisatawan singgah lebih lama
di Surabaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kota Surabaya ?
2. Bagaimana keadaan kota Surabaya ?
3. Bagaimana letak geografis kota Surabaya ?
4. Bagaimana kebudayaan kota Surabaya ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kota surabaya.
2. Mengetahui keadaan kota surabaya.
3. Mengetahui letak geografis kota Surabaya.
4. Mengetahui kebudayaan kota Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kota Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota
metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di
Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri,
serta pendidikan di Jawa Timur dan kawasan Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 789
km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di
tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.
Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km² dengan penduduknya berjumlah 2.885.385
jiwa (2015). Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk
sekitar 10 juta jiwa, adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.
Surabaya dilayani oleh Bandar Udara Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, dan
Pelabuhan Ujung.
Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat
diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata
Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya)
dan akhirnya menjadi kota Surabaya.
D. Letak Geografi
Surabaya secara geografis berada pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan dan
112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas wilayah Surabaya meliputi daratan dengan luas 333,063
km km² dan lautan seluas 190,39 km km².
1. Geologi
Kondisi geologi Kota Surabaya terdiri dari Daratan Alluvium, Formasi Kabuh,
Pucangan, Lidah, Madura dan Sonde. Sedangkan untuk wilayah perairan, Surabaya tidak
berada pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan samudera, sehingga relatif
aman dari bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi dan wilayah perairannya, Surabaya
dikategorikan ke dalam kawasan yang relatif aman terhadap bencana gempa bumi maupun
tanah amblesan sehingga pembangunan infrastruktur tidak memerlukan rekayasa geoteknik
yang dapat menelan biaya besar.
2. Topografi
Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan
dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten
Gresik di Barat. Surabaya berada pada dataran rendah, ketinggian antara 3 - 6 m di atas
permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan
Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m di atas permukaan laut dan di bagian barat sedikit
bergelombang. Struktur tanah di Surabaya terdiri dari tanah aluvial, hasil endapan sungai dan
pantai, dan di bagian barat terdapat perbukitan yang mengandung kapur tinggi. Di Surabaya
terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas. Kali Mas adalah salah
satu dari tiga sungai utama yang membelah sebagian wilayah Surabaya bersama dengan Kali
Surabaya dan Kali Wonokromo. Areal sawah dan tegalan terdapat di kawasan barat dan
selatan kota, sedangkan areal tambak berada di kawasan pesisir timur dan utara.
3. Iklim
Surabaya memiliki iklim tropis seperti kota besar di Indonesia pada umumnya di mana
hanya ada dua musim dalam setahun yaitu musim hujan dan kemarau. Curah hujan di
Surabaya rata-rata 165,3 mm. Curah hujan tertinggi di atas 200 mm terjadi pada kurun
Januari hingga Maret dan November hingga Desember. Suhu udara rata-rata di Surabaya
berkisar antara 23,6 °C hingga 33,8 °C.
E. Keadaan Penduduk
Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2.765.908 jiwa. Dengan wilayah seluas 333,063 km², maka kepadatan penduduk
Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km².
1. Suku bangsa
Suku Jawa adalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat
Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebih keras
dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari kraton yang dipandang
sebagai pusat budaya Jawa. Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya
juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura
(7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti
Bali, Batak, Bugis, Banjar[9], Manado, Minangkabau[10], Dayak, Toraja, Ambon, dan Aceh
atau warga asing.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai
daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas
tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di
daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.
2. Agama
Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya merupakan salah
satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa dan merupakan basis
warga Nahdatul Ulama yang beraliran moderat. Masjid Ampel didirikan pada abad ke-15
oleh Sunan Ampel, salah satu pioner Walisongo.
Agama lain yang dianut sebagian warga adalah Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Walaupun Islam merupakan mayoritas di Surabaya, namun
kerukunan umat beragama untuk saling menghormati, menghargai dan saling menolong
sesamanya cukuplah besar, hal ini bisa dilihat dari bangunan Masjid Al-Akbar yang
merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal, Jakarta.
Di kota ini juga berdiri Gereja Bethany yang merupakan salah satu gereja terbesar di
Indonesia, dan gedung Graha Bethany di daerah Nginden, Surabaya yang merupakan salah
satu gedung gereja terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu saja, di Surabaya juga banyak
terdapat yayasan-yayasan sosial berazaskan agama, yang bekerja sama dalam berbagai
kegiatan bakti sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang
sering Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah terprovokasi
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia pada umumnya serta masyarakat Jawa Timur khususnya.
Agama lainnya adalah agama Yahudi. Umumnya mereka adalah imigran Yahudi dari
Baghdad & Yahudi asal Belanda. Ini semakin diperjelas dengan adanya makam khusus orang
Yahudi di daerah Kembang Kuning, Surabaya.
3. Bahasa
Surabaya memiliki dialek khas Bahasa Jawa yang dikenal dengan Boso Suroboyoan.
Dialek ini dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, dan memiliki pengaruh di bagian
timur Provinsi Jawa Timur. Dialek ini dikenal egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal
ragam tingkatan bahasa seperti Bahasa Jawa standar pada umumnya. Masyarakat Surabaya
dikenal cukup fanatik dan bangga terhadap bahasanya. Tetapi oleh peradaban yang sudah
maju dan banyaknya pendatang yang datang ke Surabaya yang telah mencampuradukkan
bahasa Suroboyo, Jawa Ngoko dan Madura, bahasa asli Suroboyo sudah punah. Contoh
Njegog:Belok, Ndherok:Berhenti, Gog:Paklek/Om, Maklik:Bulek/tante.
F. Perekonomian
Letak Kota Surabaya yang sangat strategis berada hampir di tengah wilayah Indonesia
dan tepat di selatan Asia menjadikannya sebagai salah satu hub penting bagi kegiatan
perdagangan. Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi,
keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Surabaya dan kawasan sekitarnya
merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan ekonominya di Jawa Timur dan salah
satu yang paling maju di Indonesia. Surabaya juga merupakan salah satu kota terpenting
dalam menopang perekonomian Indonesia bersama dengan Jakarta, Medan, Bandung,
Makassar, dan kota besar lainnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa,
industri, dan perdagangan.
Banyak perusahaan multinasional besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT
Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon Group, Jawa Pos Group dan PT
PAL. Pusat perkantoran dan highrise building (CBD) berada di sekitar Jalan Tunjungan,
Basuki Rahmat, Darmo, Mayjen Sungkono, HR. Muhammad, dan Ahmad Yani. Kawasan
industri di Surabaya di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Karangpilang
dan Margomulyo. Surabaya juga merupakan kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia
setelah Jakarta. Pelabuhan terpenting di Surabaya adalah Pelabuhan Tanjung Perak yang
merupakan pelabuhan perdagangan, peti kemas, dan penumpang terbesar kedua di Indonesia
setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Di Surabaya juga terdapat Pelabuhan Teluk Lamong yang merupakan pelabuhan
terbesar kedua di Surabaya setelah Pelabuhan Tanjung Perak dan menjadi green port pertama
di Indonesia. Pelabuhan Teluk Lamong merupakan pelabuhan penyangga bagi Pelabuhan
Tanjung Perak.
1. Pariwisata
a. Alam
2. Sejarah
a. Tugu Pahlawan
b. Monumen Jalesveva Jayamahe di Pantai Utara Surabaya.
c. Tugu Pahlawan
d. Museum WR Soepratman
e. Museum Negeri Mpu Tantular
f. Museum Loka Jala Crana
g. Museum Nahdlatul Ulama
h. Monumen Jendral Soedirman
i. Monumen Mayangkara
j. Monumen Bambu Runcing
k. Monumen Jalesveva Jayamahe
l. Monumen Kapal Selam
3. Wisata keluarga
a. Kebun Binatang Surabaya
b. Ciputra Waterpark
c. Taman Remaja Surabaya
4. Religi
a. Makam Sunan Ampel
b. Masjid Cheng Ho
c. Masjid Nasional Al Akbar
5. Akomodasi
Sarana akomodasi di Surabaya terdapat beragam mulai hotel berbintang, apartemen, hingga
losmen yang tersebar di seluruh penjuru kota. Salah satunya adalah Hotel Majapahit yang
merupakan salah satu hotel bersejarah di Indonesia di mana terjadi peristiwa Insiden Bendera.
6. Arsitektur
Arsitektur Surabaya adalah percampuran antara pengaruh kolonial, Asia, Jawa, modern,
dan post-modern. Di Surabaya banyak dijumpai peninggalan-peninggalan era kolonial yang
masih berdiri kokoh hingga saat ini. Pada masa setelah kemerdekaan pusat perkembangan
arsitektur kota Surabaya hanya terpusat di daerah Jembatan Merah, dan sekitarnya, namun
kini Surabaya telah mengikuti perkembangan globalisasi sebagai sebuah kota metropolitan
sehingga perkembangan arsitekur kota telah merata di seluruh wilayah.
G. Kebudayaan
Surabaya dikenal memiliki kesenian khas:
1. Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari.
2. Tari Remo, adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu
istimewa
3. Kidungan, adalah pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humor
Selain kesenian khas di atas, budaya panggilan arek (sebutan khas Surabaya)
diterjemahkan sebagai Cak untuk laki-laki dan Ning untuk wanita. Sebagai upaya untuk
melestarikan budaya, setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya. Cak
& Ning Surabaya dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon generasi muda
kota Surabaya.
Setiap setahun sekali diadakan Festival Cak Durasim (FCD), yakni sebuah festival seni
untuk melestarikan budaya Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. Festival Cak Durasim
ini biasanya diadakan di Gedung Cak Durasim, Surabaya. Selain itu ada juga Festival Seni
Surabaya (FSS) yang mengangkat segala macam bentuk kesenian misalnya teater, tari, musik,
seminar sastra, pameran lukisan. Pengisi acara biasanya selain dari kelompok seni di
Surabaya juga berasal dari luar Surabaya. Diramaikan pula pemutaran film layar tancap,
pameran kaos oblong dan lain sebagainya. diadakan setiap satu tahun sekali di bulan Juni
bertempat di Balai Pemuda.
H. Lingkungan
Surabaya merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya taman-taman kota yang rindang di hampir setiap sudut kota yang dilengkapi dengan
air mancur yang indah. Taman kota di Surabaya di antaranya Taman Mundu, Taman
Bungkul, Taman Undaan, Taman Surya, Taman Pelangi, Taman Jayengrono dan sebagainya.
Salah satu taman di Surabaya, Taman Bungkul, pada tahun 2013 mendapat penghargaan The
Asian Townscape Award 2013 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik di
Asia karena fasilitasnya yang sangat lengkap dan terpadu yaitu mulai kawasan ekonomi
(sentra PKL), kawasan terbuka hijau, taman, kawasan disabilitas, internet (Wi-Fi) gratis, serta
penataan taman yang baik dan tanaman-tanamannya yang indah.
I. Penghargaan
Surabaya sangat berprestasi dalam bidang lingkungan. Kota ini telah meraih sebanyak
empat kali piala adipura yaitu tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 kategori kota metropolitan.
Surabaya juga pernah meraih penghargaan "kota terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik" oleh
Citynet atas keberhasilan dan partisipasi warganya dalam mengelola lingkungan. Namun,
terlepas dari itu, tidak sedikit kawasan di Surabaya yang masih terlihat kurang tertata,
terutama di daerah Surabaya Selatan dan Surabaya Utara. Hal ini menjadi perhatian
pemerintah kota untuk menata kembali lingkungan kawasan tersebut.
J. Infrastruktur
Hingga tahun 2009, pertumbuhan panjang jalan di Surabaya hanya sekitar 0,01 persen per
tahun. Hal ini tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai
sekitar 7 - 8% setiap tahunnya. Kemacetan yang terjadi di Surabaya dipicu oleh pertumbuhan
kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Untuk mengurangi kemacetan
tersebut, pemerintah kota telah membangun banyak jalan baru, di antaranya pembangunan
frontage road di jalan Ahmad Yani dan direncanakan akan tembus hingga kawasan Buduran,
Sidoarjo; jalan lingkar dalam timur Surabaya (Middle East Ring Road) antara Kenjeran
hingga Rungkut sepanjang 10 km dan direncanakan akan tembus hingga Bandara Juanda;
serta pembangunan box culvert yang masif di Surabaya untuk mengurangi kemacetan
sekaligus mengantisipasi banjir, dan sebagainya.
Saat ini telah dikaji rencana pembangunan jalan tol dalam kota Lintas Tengah dan Lintas
Timur untuk mengurangi kemacetan. Selain itu, pemerintah kota Surabaya juga
merencanakan pembangunan jalan lingkar luar timur (Outer East Ring Road), jalan lingkar
luar barat (Western Outer Ring Road), serta pembangunan jembatan di atas laut sepanjang
700 meter yang menghubungkan kawasan Pantai Ria Kenjeran dengan jalan lingkar luar
timur Surabaya untuk mengurangi kemacetan di kawasan Surabaya Barat, Timur, dan Utara.
Masalah banjir juga menjadi ancaman serius bagi warga kota. Untuk mengantisipasi
terjadinya banjir, pemerintah kota telah membangun banyak rumah pompa yang tersebar di
beberapa titik Surabaya di antaranya Mulyorejo, Jemusari, dsb. Selain rumah pompa,
pemerintah kota juga membangun banyak taman yang digunakan sebagai sumber resapan air
sekaligus area berinteraksi warga, serta melakukan pembersihan dan perawatan sungai-sungai
besar di Surabaya secara intensif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal usul Surabaya adalah sebuah buku terbitan Bintang Indonesia, yang menceritakan
tentang sejarah bermula nya nama untuk kota Surabaya. Dalam buku ini di kisahkan tentang
perkelahian dua jenis hewan yang sama-sama gagah dan sama-sama kuat, yaitu seekor Ikan
Hiu yang bernama 'Sura', dan seekor Buaya.
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang
mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan
pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan
karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan
bangsa Indonesia dari penjajah.
Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan
baya (buaya). Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga menjadi
tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa
(7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain atau warga asing.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, semoga dapat menambah wawasan
kepada para pembaca sekalian. Terima kasih.