Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH

KOTA SURABAYA

Disusun untuk memenuhi tugas kolaborasi sejarah dan tik

Disusun Oleh :

Yusuf Rangga Ramadhan

NISN:

SMA Al-Falah Kota Bandung

Jl. Cisitu baru No.52, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung Jawa barat

40135
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………….i


DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….iii
1.1 Latar belakang ……………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah
…………………………………………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………iv
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………….v
Kata pengantar

Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan Kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata Pelajaran Sejarag yang
bertentangan tentang Kota Surabaya.

Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW , yang teelah memberi pedoman
hidup yakni Al – Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan tentunya mendapat tempat sendiri dihati
masyarakat Indonesia. Selain karena sejarahnya dalam mempertahankan kemerdekaan RI,
namun semangat kepahlawanan yang ada selama melawan penjajahlah yang masih diingat
sampai sekarang oleh generasi muda. Karena itu Surabaya memiliki peranan penting sebagai
salah satu kota besar di Indonesia. Berdasar wawancara dengan Cak Kadaruslan seorang
saksi sejarah, pada tanggal 16 Oktober 2009.
Cagar budaya untuk mengartikan agar masyarakat juga berbudaya dan untuk
menghargai sejarah perjuangan dari gedung-gedung untuk dibandingkan. Surabaya tentunya
memiliki objek wisata yang dapat menarik namun kendalanya adalah bagaimana
mengoptimalkan kunjungan wisatawan ketika transit ke Surabaya. Jika Surabaya hanya
sebagai tempat transit maka kawasan wisata menjadi kurang dikenal oleh wisatawan asing
dan local. Perlu dibuat sebuah pengingat yang dapat menarik wisatawan singgah lebih lama
di Surabaya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kota Surabaya ?
2. Bagaimana keadaan kota Surabaya ?
3. Bagaimana letak geografis kota Surabaya ?
4. Bagaimana kebudayaan kota Surabaya ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kota surabaya.
2. Mengetahui keadaan kota surabaya.
3. Mengetahui letak geografis kota Surabaya.
4. Mengetahui kebudayaan kota Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kota Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus menjadi kota
metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di
Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri,
serta pendidikan di Jawa Timur dan kawasan Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 789
km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di
tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km² dengan penduduknya berjumlah 2.885.385
jiwa (2015). Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk
sekitar 10 juta jiwa, adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.
Surabaya dilayani oleh Bandar Udara Internasional Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, dan
Pelabuhan Ujung.
Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat
diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata
Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya)
dan akhirnya menjadi kota Surabaya.

B. Sejarah Kota Surabaya


Nama Surabaya muncul sejak awal pertumbuhan kerajaan Majapahit. Nama Surabaya
diambil dari simbol ikan Sura dan Buaya. Simbol itu sesungguhnya untuk menggambarkan
peristiwa heroik yang terjadi di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam),
yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Widjaja dengan pasukan tentara Tar
Tar pada tanggal 31 Mei 1293. Tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari
lahirnya Kota Surabaya.
Awalnya Surabaya adalah kawasan perkampungan atau pedesaan di pinggiran sungai.
Nama-nama kampung yang kini masih ada seperti Kaliasin, Kaliwaron, Kalidami,
Ketabangkali, Kalikepiting, Darmokali, dan sebagainya adalah bukti yang menjelaskan
bahwa kawasan Surabaya adalah kawasan yang memiliki banyak aliran air / sungai. Secara
geografis ini sangat masuk akal, karena memang kawasan Surabaya merupakan kawasan
yang berada di dekat laut dan aliran sungai besar (Brantas, dengan anak kalinya).
Lokasi Surabaya yang berada di pinggir pantai, merupakan wilayah yang menjadi lintasan
hilir mudik manusia dari berbagai wilayah. Surabaya, menjadi pertemuan antara orang
pedalaman pulau Jawa dengan orang dari luar. Pada tahun 1612 Surabaya sudah merupakan
bandar perdagangan yang ramai. Peranan Surabaya sebagai kota pelabuhan sangat penting
sejak lama. Saat itu sungai Kalimas merupakan sungai yang dipenuhi perahu-perahu yang
berlayar menuju pelosok Surabaya.
Banyak pedagang Portugis membeli rempah-rempah dari pedagang pribumi. Di bawah
kekuasaan Trunojoyo, Surabaya menjadi pelabuhan transit dan tempat penimbunan barang-
barang dari daerah subur, yaitu delta Brantas. Sementara, Kalimas menjadi “sungai emas”
yang membawa barang-barang berharga dari pedalaman.
Kota Surabaya juga sangat berkaitan dengan revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.
Sejak penjajahan Belanda maupun Jepang, rakyat Surabaya (Arek Suroboyo) bertempur
habis-habisan untuk merebut kemerdekaan. Puncaknya pada tanggal 10 Nopember 1945,
Arek Suroboyo berhasil menduduki Hotel Oranye (sekarang Hotel Mojopahit) yang saat itu
menjadi simbol kolonialisme. Karena kegigihannya itu, maka setiap Tanggal 10 Nopember,
Indonesia memperingatinya sebagai Hari Pahlawan. Hingga saat ini bekas-bekas masa
penjajahan terlihat dengan masih cukup banyaknya bangunan kuno bersejarah di sini.

C. Legenda Kota Surabaya


Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya.
Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa.Keduanya sama-sama kuat, sama-sama
tangkas,sama-sama cerdik, sama-sama ganas dan sama-sama rakus.Sudah berkali-kali mereka
berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. akhirnya mereka mengadakan
kesepakatan. "Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya," kata ikan Sura. "Aku juga, Sura.
Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?" tanya Buaya Ikan Hiu Sura
sudah punya rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera
menerangkan. "Untuk mencegah perkelahian di antara kita,sebaiknya kita membagi daerah
kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di
dalam air,sedangkan kamu barkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan.
Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya,yaitu tempat yang dicapai oleh
air laut pada waktu pasang surut!" "Baik aku setujui gagasanmu itu!" kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara
Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing. Tetapi
pada suatu hari,Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan
sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak
ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini.Tentu saja
Buaya sangat marah melihat Hiu Sura melanggar janjinya. "Hai Sura, mengapa kamu
melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki
sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang merasa tak bersalah tenang-tenang saja. "Aku melanggar
kesepakatan? Bukankah sungai ini berair.Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah
penguasa di air? Nah, sungai ini 'kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku, "
Kata Ikan Hiu Sura. "Apa? Sungai itu 'kan tempatnya di darat, sedang daerah kekuasaanmu
ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" Buaya ngotot. "Tidak bisa. Aku
'kan tidak pernah bilang kalau di air itu hanya air laut, tetapi juga airsungai" jawab Hiu Sura?
"Kau sengaja mencari gara-gara,Sura?" "Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang
dipihak yang benar!" kata Sura. "Kau sengaja mengakaliku.Aku tidak sebodoh yang kau
kira!" kata Buaya mulai ,marah. "Aku tidak perduli kau bodoh atau pintar, yang penting air
sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tak mau kalah. Karena tidak ada yang mau
mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi.
Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling
menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah
yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa
istirahat sama sekali. Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Hiu Sura di
pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok kekiri.
Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu ikan Sura kembali ke
lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya ini sangat berkesan di hati
masyarakat Surabaya. Oleh karena itu,nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa
ini. Dari peritiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya yaitu gambar "ikan sura
dan buaya". Namun ada juga sebahagian berpendapat, asal usul Surabaya berasal dari kata
Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat. Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti
"selamat menghadapi bahaya". Bahaya yang dimaksud adalah serangan tentara Tar-tar yang
hendak menghukum Raja Jawa.Seharusnya yang dihukum adalah Kartanegara, karena
Kartanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar itu.
Setelah mengalahkan Jayakatwang, orang Tar-tar itu merampas harta benda dan puluhan
gadis-gadis cantik untuk dibawa keTiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan
seperti itu. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-tar di pelabuhan
Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok. Selanjutnya, dari hari
peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus baergolak.Tanggal 10 November 1945
adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan
Belanda.
Di zaman sekarang, setelah ratusan tahun dari cerita asal usul Surabaya tersebut, ternyata
pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kalamusim penghujan
tiba kadangkala banjir menguasai kota Surabaya. Pada musim kemarau kadangkala tempat-
tempat genangan air menjadi daratan kering. Itulah Surabaya.

D. Letak Geografi
Surabaya secara geografis berada pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan dan
112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas wilayah Surabaya meliputi daratan dengan luas 333,063
km km² dan lautan seluas 190,39 km km².
1. Geologi
Kondisi geologi Kota Surabaya terdiri dari Daratan Alluvium, Formasi Kabuh,
Pucangan, Lidah, Madura dan Sonde. Sedangkan untuk wilayah perairan, Surabaya tidak
berada pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan samudera, sehingga relatif
aman dari bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi dan wilayah perairannya, Surabaya
dikategorikan ke dalam kawasan yang relatif aman terhadap bencana gempa bumi maupun
tanah amblesan sehingga pembangunan infrastruktur tidak memerlukan rekayasa geoteknik
yang dapat menelan biaya besar.
2. Topografi
Surabaya terletak di tepi pantai utara provinsi Jawa Timur. Wilayahnya berbatasan
dengan Selat Madura di Utara dan Timur, Kabupaten Sidoarjo di Selatan, serta Kabupaten
Gresik di Barat. Surabaya berada pada dataran rendah, ketinggian antara 3 - 6 m di atas
permukaan laut kecuali di bagian Selatan terdapat 2 bukit landai yaitu di daerah Lidah dan
Gayungan ketinggiannya antara 25 - 50 m di atas permukaan laut dan di bagian barat sedikit
bergelombang. Struktur tanah di Surabaya terdiri dari tanah aluvial, hasil endapan sungai dan
pantai, dan di bagian barat terdapat perbukitan yang mengandung kapur tinggi. Di Surabaya
terdapat muara Kali Mas, yakni satu dari dua pecahan Sungai Brantas. Kali Mas adalah salah
satu dari tiga sungai utama yang membelah sebagian wilayah Surabaya bersama dengan Kali
Surabaya dan Kali Wonokromo. Areal sawah dan tegalan terdapat di kawasan barat dan
selatan kota, sedangkan areal tambak berada di kawasan pesisir timur dan utara.
3. Iklim
Surabaya memiliki iklim tropis seperti kota besar di Indonesia pada umumnya di mana
hanya ada dua musim dalam setahun yaitu musim hujan dan kemarau. Curah hujan di
Surabaya rata-rata 165,3 mm. Curah hujan tertinggi di atas 200 mm terjadi pada kurun
Januari hingga Maret dan November hingga Desember. Suhu udara rata-rata di Surabaya
berkisar antara 23,6 °C hingga 33,8 °C.
E. Keadaan Penduduk
Menurut Sensus Penduduk Tahun 2010, Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2.765.908 jiwa. Dengan wilayah seluas 333,063 km², maka kepadatan penduduk
Kota Surabaya adalah sebesar 8.304 jiwa per km².
1. Suku bangsa
Suku Jawa adalah suku bangsa mayoritas di Surabaya. Dibanding dengan masyarakat
Jawa pada umumnya, Suku Jawa di Surabaya memiliki temperamen yang sedikit lebih keras
dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah jauhnya Surabaya dari kraton yang dipandang
sebagai pusat budaya Jawa. Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya
juga menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura
(7,5%), Tionghoa (7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain seperti
Bali, Batak, Bugis, Banjar[9], Manado, Minangkabau[10], Dayak, Toraja, Ambon, dan Aceh
atau warga asing.
Sebagai pusat pendidikan, Surabaya juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai
daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas
tersendiri. Sebagai pusat komersial regional, banyak warga asing (ekspatriat) yang tinggal di
daerah Surabaya, terutama di daerah Surabaya Barat.
2. Agama
Agama Islam adalah agama mayoritas penduduk Surabaya. Surabaya merupakan salah
satu pusat penyebaran agama Islam yang paling awal di tanah Jawa dan merupakan basis
warga Nahdatul Ulama yang beraliran moderat. Masjid Ampel didirikan pada abad ke-15
oleh Sunan Ampel, salah satu pioner Walisongo.
Agama lain yang dianut sebagian warga adalah Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Walaupun Islam merupakan mayoritas di Surabaya, namun
kerukunan umat beragama untuk saling menghormati, menghargai dan saling menolong
sesamanya cukuplah besar, hal ini bisa dilihat dari bangunan Masjid Al-Akbar yang
merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal, Jakarta.
Di kota ini juga berdiri Gereja Bethany yang merupakan salah satu gereja terbesar di
Indonesia, dan gedung Graha Bethany di daerah Nginden, Surabaya yang merupakan salah
satu gedung gereja terbesar di Asia Tenggara. Tidak hanya itu saja, di Surabaya juga banyak
terdapat yayasan-yayasan sosial berazaskan agama, yang bekerja sama dalam berbagai
kegiatan bakti sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya yang
sering Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak mudah terprovokasi
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang akan merusak persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia pada umumnya serta masyarakat Jawa Timur khususnya.
Agama lainnya adalah agama Yahudi. Umumnya mereka adalah imigran Yahudi dari
Baghdad & Yahudi asal Belanda. Ini semakin diperjelas dengan adanya makam khusus orang
Yahudi di daerah Kembang Kuning, Surabaya.
3. Bahasa
Surabaya memiliki dialek khas Bahasa Jawa yang dikenal dengan Boso Suroboyoan.
Dialek ini dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya, dan memiliki pengaruh di bagian
timur Provinsi Jawa Timur. Dialek ini dikenal egaliter, blak-blakan, dan tidak mengenal
ragam tingkatan bahasa seperti Bahasa Jawa standar pada umumnya. Masyarakat Surabaya
dikenal cukup fanatik dan bangga terhadap bahasanya. Tetapi oleh peradaban yang sudah
maju dan banyaknya pendatang yang datang ke Surabaya yang telah mencampuradukkan
bahasa Suroboyo, Jawa Ngoko dan Madura, bahasa asli Suroboyo sudah punah. Contoh
Njegog:Belok, Ndherok:Berhenti, Gog:Paklek/Om, Maklik:Bulek/tante.
F. Perekonomian
Letak Kota Surabaya yang sangat strategis berada hampir di tengah wilayah Indonesia
dan tepat di selatan Asia menjadikannya sebagai salah satu hub penting bagi kegiatan
perdagangan. Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi,
keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Surabaya dan kawasan sekitarnya
merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan ekonominya di Jawa Timur dan salah
satu yang paling maju di Indonesia. Surabaya juga merupakan salah satu kota terpenting
dalam menopang perekonomian Indonesia bersama dengan Jakarta, Medan, Bandung,
Makassar, dan kota besar lainnya. Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa,
industri, dan perdagangan.
Banyak perusahaan multinasional besar yang berkantor pusat di Surabaya, seperti PT
Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon Group, Jawa Pos Group dan PT
PAL. Pusat perkantoran dan highrise building (CBD) berada di sekitar Jalan Tunjungan,
Basuki Rahmat, Darmo, Mayjen Sungkono, HR. Muhammad, dan Ahmad Yani. Kawasan
industri di Surabaya di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Karangpilang
dan Margomulyo. Surabaya juga merupakan kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia
setelah Jakarta. Pelabuhan terpenting di Surabaya adalah Pelabuhan Tanjung Perak yang
merupakan pelabuhan perdagangan, peti kemas, dan penumpang terbesar kedua di Indonesia
setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Di Surabaya juga terdapat Pelabuhan Teluk Lamong yang merupakan pelabuhan
terbesar kedua di Surabaya setelah Pelabuhan Tanjung Perak dan menjadi green port pertama
di Indonesia. Pelabuhan Teluk Lamong merupakan pelabuhan penyangga bagi Pelabuhan
Tanjung Perak.

1. Pariwisata
a. Alam
2. Sejarah
a. Tugu Pahlawan
b. Monumen Jalesveva Jayamahe di Pantai Utara Surabaya.
c. Tugu Pahlawan
d. Museum WR Soepratman
e. Museum Negeri Mpu Tantular
f. Museum Loka Jala Crana
g. Museum Nahdlatul Ulama
h. Monumen Jendral Soedirman
i. Monumen Mayangkara
j. Monumen Bambu Runcing
k. Monumen Jalesveva Jayamahe
l. Monumen Kapal Selam
3. Wisata keluarga
a. Kebun Binatang Surabaya
b. Ciputra Waterpark
c. Taman Remaja Surabaya
4. Religi
a. Makam Sunan Ampel
b. Masjid Cheng Ho
c. Masjid Nasional Al Akbar
5. Akomodasi
Sarana akomodasi di Surabaya terdapat beragam mulai hotel berbintang, apartemen, hingga
losmen yang tersebar di seluruh penjuru kota. Salah satunya adalah Hotel Majapahit yang
merupakan salah satu hotel bersejarah di Indonesia di mana terjadi peristiwa Insiden Bendera.
6. Arsitektur
Arsitektur Surabaya adalah percampuran antara pengaruh kolonial, Asia, Jawa, modern,
dan post-modern. Di Surabaya banyak dijumpai peninggalan-peninggalan era kolonial yang
masih berdiri kokoh hingga saat ini. Pada masa setelah kemerdekaan pusat perkembangan
arsitektur kota Surabaya hanya terpusat di daerah Jembatan Merah, dan sekitarnya, namun
kini Surabaya telah mengikuti perkembangan globalisasi sebagai sebuah kota metropolitan
sehingga perkembangan arsitekur kota telah merata di seluruh wilayah.

G. Kebudayaan
Surabaya dikenal memiliki kesenian khas:
1. Ludruk, adalah seni pertunjukan drama yang menceritakan kehidupan rakyat sehari-hari.
2. Tari Remo, adalah tarian selamat datang yang umumnya dipersembahkan untuk tamu
istimewa
3. Kidungan, adalah pantun yang dilagukan, dan mengandung unsur humor
Selain kesenian khas di atas, budaya panggilan arek (sebutan khas Surabaya)
diterjemahkan sebagai Cak untuk laki-laki dan Ning untuk wanita. Sebagai upaya untuk
melestarikan budaya, setiap satu tahun sekali diadakan pemilihan Cak & Ning Surabaya. Cak
& Ning Surabaya dan para finalis terpilih merupakan duta wisata dan ikon generasi muda
kota Surabaya.
Setiap setahun sekali diadakan Festival Cak Durasim (FCD), yakni sebuah festival seni
untuk melestarikan budaya Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. Festival Cak Durasim
ini biasanya diadakan di Gedung Cak Durasim, Surabaya. Selain itu ada juga Festival Seni
Surabaya (FSS) yang mengangkat segala macam bentuk kesenian misalnya teater, tari, musik,
seminar sastra, pameran lukisan. Pengisi acara biasanya selain dari kelompok seni di
Surabaya juga berasal dari luar Surabaya. Diramaikan pula pemutaran film layar tancap,
pameran kaos oblong dan lain sebagainya. diadakan setiap satu tahun sekali di bulan Juni
bertempat di Balai Pemuda.

H. Lingkungan
Surabaya merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya taman-taman kota yang rindang di hampir setiap sudut kota yang dilengkapi dengan
air mancur yang indah. Taman kota di Surabaya di antaranya Taman Mundu, Taman
Bungkul, Taman Undaan, Taman Surya, Taman Pelangi, Taman Jayengrono dan sebagainya.
Salah satu taman di Surabaya, Taman Bungkul, pada tahun 2013 mendapat penghargaan The
Asian Townscape Award 2013 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik di
Asia karena fasilitasnya yang sangat lengkap dan terpadu yaitu mulai kawasan ekonomi
(sentra PKL), kawasan terbuka hijau, taman, kawasan disabilitas, internet (Wi-Fi) gratis, serta
penataan taman yang baik dan tanaman-tanamannya yang indah.

I. Penghargaan
Surabaya sangat berprestasi dalam bidang lingkungan. Kota ini telah meraih sebanyak
empat kali piala adipura yaitu tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 kategori kota metropolitan.
Surabaya juga pernah meraih penghargaan "kota terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik" oleh
Citynet atas keberhasilan dan partisipasi warganya dalam mengelola lingkungan. Namun,
terlepas dari itu, tidak sedikit kawasan di Surabaya yang masih terlihat kurang tertata,
terutama di daerah Surabaya Selatan dan Surabaya Utara. Hal ini menjadi perhatian
pemerintah kota untuk menata kembali lingkungan kawasan tersebut.
J. Infrastruktur
Hingga tahun 2009, pertumbuhan panjang jalan di Surabaya hanya sekitar 0,01 persen per
tahun. Hal ini tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang mencapai
sekitar 7 - 8% setiap tahunnya. Kemacetan yang terjadi di Surabaya dipicu oleh pertumbuhan
kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan. Untuk mengurangi kemacetan
tersebut, pemerintah kota telah membangun banyak jalan baru, di antaranya pembangunan
frontage road di jalan Ahmad Yani dan direncanakan akan tembus hingga kawasan Buduran,
Sidoarjo; jalan lingkar dalam timur Surabaya (Middle East Ring Road) antara Kenjeran
hingga Rungkut sepanjang 10 km dan direncanakan akan tembus hingga Bandara Juanda;
serta pembangunan box culvert yang masif di Surabaya untuk mengurangi kemacetan
sekaligus mengantisipasi banjir, dan sebagainya.
Saat ini telah dikaji rencana pembangunan jalan tol dalam kota Lintas Tengah dan Lintas
Timur untuk mengurangi kemacetan. Selain itu, pemerintah kota Surabaya juga
merencanakan pembangunan jalan lingkar luar timur (Outer East Ring Road), jalan lingkar
luar barat (Western Outer Ring Road), serta pembangunan jembatan di atas laut sepanjang
700 meter yang menghubungkan kawasan Pantai Ria Kenjeran dengan jalan lingkar luar
timur Surabaya untuk mengurangi kemacetan di kawasan Surabaya Barat, Timur, dan Utara.
Masalah banjir juga menjadi ancaman serius bagi warga kota. Untuk mengantisipasi
terjadinya banjir, pemerintah kota telah membangun banyak rumah pompa yang tersebar di
beberapa titik Surabaya di antaranya Mulyorejo, Jemusari, dsb. Selain rumah pompa,
pemerintah kota juga membangun banyak taman yang digunakan sebagai sumber resapan air
sekaligus area berinteraksi warga, serta melakukan pembersihan dan perawatan sungai-sungai
besar di Surabaya secara intensif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asal usul Surabaya adalah sebuah buku terbitan Bintang Indonesia, yang menceritakan
tentang sejarah bermula nya nama untuk kota Surabaya. Dalam buku ini di kisahkan tentang
perkelahian dua jenis hewan yang sama-sama gagah dan sama-sama kuat, yaitu seekor Ikan
Hiu yang bernama 'Sura', dan seekor Buaya.
Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang
mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan
pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan
karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan
bangsa Indonesia dari penjajah.
Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan
baya (buaya). Meskipun Jawa adalah suku mayoritas (83,68%), tetapi Surabaya juga menjadi
tempat tinggal berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk suku Madura (7,5%), Tionghoa
(7,25%), Arab (2,04%), dan sisanya merupakan suku bangsa lain atau warga asing.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat penulis sampaikan, semoga dapat menambah wawasan
kepada para pembaca sekalian. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai