Dasar Dasar Atletik
Dasar Dasar Atletik
ATLETIK
iii
dimulai dari sebuah perburuan sampai pada proses
pemanfaatan.
Kajian atletik sangat erat dengan keadaan manusia, dimana
manusia mengenal dunia dalam keterbatasan ilmu pengetahuan.
Pada akhirnya muncul sebuah cabang olahraga atletik yang
secara sederhana sudah sering dilakukan oleh manusia, bahkan
pada manusia pertama yang ada dimuka bumi ini. Definisi atletik
sering di sama tuakan dengan keberadaan manusia, hal ini
sangat sederhana dalam memahaminya memang manusia
melakukan aktivitas gerak sesuai dengan tiga definisi atletik pada
umumnya yakni lari, lompat, dan lempar. Nomor atletik tersebut
dipopulerkan kira-kira pada abad ke-6 SM.
Meskipun atletik memiliki nomor yang sebenarnya sudah
sangat populer dan selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari, namun sebenarnya tidak sesederhana memaknai tiga
kategori tersebut, artinya atletik bukan hanya sekedar definisi
umum atau bahkan atletik bukan sesederhana lari, lompat dan
lempar saja. Esensi lebih mendalam di atur dalam nomor yang
ada dalam ketiga nomor tersebut. Manusia pada waktu
beberapa abad dahulu melakukan aktivitas atletik hanya sekedar
untuk bertahan hidup dan berpindah tempat, namun setelah
dibentuknya induk organisasi internasional “International
Amateur Athletic Federation” (IAAF), atletik menjadi cabang
olahraga resmi yang disahkan pada tahap internasional.
Atletik juga sudah menjadi bagian cabang olahraga resmi di
Indonesia dengan organisasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
(PASI). Artinya dibutuhkan keseriusan yang lebih dalam
iv
mendalami dan mempertahankan sekaligus mengembangkan
cabang olahraga atletik. Sehingga tidak hanya sekedar dukungan
yang tidak meninggalkan jejak pembelajaran yang dibutuhkan
namun harus dalam kontek pembelajaran guna menyumbangkan
pembangunan ditubuh PASI tersebut. Pada prinsipnya
memberikan pemahaman yang benar melalui berbagai cara itu
sangat dibutuhkan guna kemajuan ditubuh PASI.
Atetik tidak hanya sekedar tanggung jawab PASI dalam hal
ini bisa jadi diwakili pelatih yang bertanggung jawab langsung
pada pusat latihan dalam persiapan kompetisi, namun
sebenarnya juga menjadi tanggung jawab para Guru dan Dosen
di Perguruan Tinggi. Jika kita telisik lebih dalam tentang atletik ini
maka kita diingatkan pada sebuah jejak sejarah atletik masuk ke
Indonesia yang dibawa oleh pemerintahan hindia belanda, serta
dimasukkan dalam mata pelajaran yang harus dipelajari oleh
para siswa. Artinya atletik menjadi tanggung jawab bersama
bukan hanya satu atau dua orang, koordinasi dari semua lini ini
semoga lebih membuat PASI lebih berkompeten dalam
menaungi cabang olahraga atletik.
Penulis merupakan bagian dari akademis yang memiliki
tanggung jawab tentang keberlangsungan atletik di Indonesia.
Hal ini sangat jelas dalam pembelajaran di Perguruan Tinggi
bidang keilmuan olahraga atletik menjadi mata kuliah wajib yang
dikemas menjadi dua bagian dalam makna lain disajikan dalam
dua semester yang berbeda. Memenuhi kebutuhan keilmuan
maka penulis menulis sebuah buku dasar-dasar atletik, yang akan
memberi gambaran serta penjelasan secara jelas dan tuntas
v
tentang atletik lari, lompat dan lempar. pemahaman yang benar
akan menghasilkan kesempurnaan gerakan dan sangat
diharapkan juga melalui metode latihan yang benar maka akan
muncul atlet yang memiliki prestasi gemilang.
Selain sebagai tenaga pengajar di salah satu perguruan
tinggi penulis juga merupakan bagian atlet dimasa muda, artinya
dalam pembahasan buku ini juga sangat diperuntukkan untuk
kalangan pelatih dan atlet, guna memiliki pemahaman yang
benar sesuai dengan teori yang sesungguhnya. Buku ini sangat
fleksibel digunakan untuk semua kalangan yang menggeluti
dunia atletik sehingga kita bisa bersama-sama melestarikan
sekaligus mengembangkan cabang olahraga atletik.
Pengembangan atletik menuju atletik yang gemilang bertabur
juara baik dikancah nasional maupun internasional.
Buku ini berisi tentang dasar-dasar atletik, membahas
tentang sejarah, pemahaman, nomor perlombaan sampai pada
teknik dasar gerakan dalam melakukan masing-masing nomor
pelombaan dalam atletik. Sehingga buku akan mampu dijadikan
pedoman dalam mengajar dan melatih teknik yang benar dan
juga merupakan salah satu bagian dari cara mewujudkan atletik
yang lebih berkualitas dalam kontek teoritis. Kerjasama antara
pemahaman sebuah teori dan praktek maka akan mewujudkan
kesempurnaan hasil. Komitmen dalam menjalankan masing-
masing tugas semoga senantiasa mendapatkan kemudahan dan
pencapaian sebuah tujuan.
vi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................... vii
BAB I SEJARAH ATLETIK
A. Sejarah Atletik di Dunia ................................................. 1
B. Sejarah Atletik di Indonesia........................................... 2
BAB 2 LARI
A. Lari Jarak Pendek ........................................................... 6
B. Lari Jarak Menengah.................................................... 11
C. Lari Jarak Jauh.............................................................. 18
D. Lari Gawang ................................................................. 23
E. Lari Estafet ................................................................... 29
F. Marathon ..................................................................... 39
G. Jalan Cepat ............................................................. 42
BAB 3 LOMPAT
A. Lompat Jauh ................................................................ 47
B. Lompat Tinggi .............................................................. 53
C. Lompat Galah .............................................................. 60
D. Lompat Jangkit ....................................................... 67
BAB 4 LEMPAR
A. Lempar Cakram............................................................ 73
B. Lempar Lembing .......................................................... 79
C. Lontar Martil ................................................................ 90
D. Tolak Peluru............................................................ 95
BAB 5 NOMOR KHUSUS DALAM ATLETIK
A. Lari Halang Rintang (Steeplechase) ........................... 107
B. Lari Lintas Alam (Cross Country) ................................ 109
PENUTUP ......................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 115
vii
BAB I
SEJARAH ATLETIK
A. Sejarah Atletik di Dunia
Atletik memiliki sejarah yang sangat panjang dalam peradaban
manusia didunia. Sejarah atletik seakan tidak dapat dibatasi oleh
waktu tentang keberadaban manusia dibumi ini. Atletik seakan
memiliki umur yang sama dengan keberadaan manusia. Aktivitas
manusia yang tidak mampu terlepas dari aktivitas gerak
menyebabkan kesetaraan lahirnya atletik dengan manusia. Aktivitas
dimaksud adalah gerak yang diakukan manusia dalam keseharian,
seperti lari, lompat, dan lempar. Aktivitas gerak pada manusia
memang pada awalnya bukan sebagai atraksi olahraga melainkan
rutinitas gerakan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup.
Keberadaan hal tersebut senada dengan cabang olahraga atletik
yang memiliki nomor lari, lompat, dan lempar. Dengan demikian
keberadaan atletik sudah sangat lama sekali bahkan sama dengan
usia manusia, namun atletik sebenarnya dipopulerkan sebagai salah
satu cabang olahraga pada nomor lari, lompat, dan lempar kira-kira
pada abad ke-6 SM.
Yunani memiliki peranan yang sangat penting pada
perkembangan atletik di dunia, hal ini disebabkan oleh keberhasilan
bangsa Yunani dalam melaksanakan kejuaran atletik pertama oleh
di negara Yunani, didukung oleh sebuah karya pujangga Yunani
Purba bernama Homerus, yang banyak mengupas tentang
permasalahan tersebut. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani “Athios”, artinya lomba. Tidak semata-mata atletik memiliki
nama sepopuler sekarang artinya dahulu nama atletik dikenal
dengan sebutan pentahlon atau panca lomba dan decathlon atau
dasa lomba. Sebuah buku Odysus, karya Hemerus menjelaskan
sebuah kisah petualangan Odysus mengunjungi kepulauan
disebelah selatan Yunani, oleh kepala suku diadakan upacara
penyambutan. Pergelaran upacara tersebut dibarengi oleh
beberapa perlombaan olahraga diantaranya: lari, lempar cakram,
Dasar-Dasar Atletik___________1
tinju, dan gulat. Yunani pada akhirnya mengadakan Olimpiade Pada
tahun 776 SM, kemudian juara pentahlon atau pancalomba
dinyatakan sebagai juara Olimpiade. Kejadian tersebut seakan
membuka mata akan sejarah dunia atletik yang sangat erat memiliki
tali ikat terhadap bangsa Yunani.
Atletik memiliki nomor lari Marathon yang dimulai sejak tahun
490 sebelum Masehi. Kegiatan ini berawal dari sebuah kota kecil
yang bernama Marathon, 40 km dari Athena. Namun dengan
bertambahnya waktu maka pada tahun 1908, jarak Marathon
dibakukan menjadi jarak 42,195 km. dengan jarak yang lumayan
jauh tersebut sehingga olahraga nomor lari Marathon ini menjadi
agenda kegiatan puncak sekaligus penutup pada setiap ajang
keolahragaan. Olimpiade modern dilaksanakan atas prakarsa
seorang warga negara Prancis yang bernama Baron Peire Louherbin
pada tahun 1896 bertempat di Athena Yunani. Dalam Olimpiade
tersebut nomor atletik merupakan tambang medali yang
diperebutkan.
Perkembangan cabang olahraga atletik sebenarnya sama
dengan cabang olahraga yang lain. Dalam hal ini induk organisasi
pasti akan dibentuk setelah olahraga benar-benar dapat diterima
oleh masyarakat. Atletik memang sudah ada sejak manusia ada,
namun organisasi atletik internasional baru terbentuk pada tanggal
17 Juli 1912 pada Olimpiade ke-5 di Stockhom, Swedia dengan nama
“International Amateur Athletic Federation” yang disingkat IAAF.
Dengan dibentuknya induk organisasi tersebut maka perkembangan
atletik dunia seakan tidak terbendung lagi, sehingga mampu
bertahan dan berkembang denga campur tangan pembinaan induk
organisasi.
B. Sejarah Atletik di Indonesia
Atletik tidak sertamerta datang di Indoneisa, memang secara
aktivitas gerak nomor atletik sudah ada sejak manusia ada, akan
tetapi penamaan atletik yang diakui oleh induk organisasi tentu
memiliki proses yang sangat panjang. Atletik hadir di Indonesia tidak
terlepas dari campur tangan Pemerintah Hindia Belanda (di tahun
1930), pada waktu itu Pemerintah Hindia Belanda menempatkan
Dasar-Dasar Atletik___________3
Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, Mochtar Saleh, Mohd. Abdulah dan
Rorimpandey.
Prestasi olahraga atletik nasional semakin baik, dan didukung
dengan organisasi yang sudah berdiri diberbagai wilayah
mendukung perkembangan cabang olahraga atletik melalui sebuah
tim pembinaan di organisasi masing-masing. Sehingga untuk
kebaikan kepentingan olahraga atletik dimasa yang akan datang
serta untuk memperjelas kedudukan cabang olahraga atletik di
nasional, maka pada tanggal 3 September 1950 di Semarang
dibentuklah sebuah organisasi yang menaungi bidang olahraga
atletik yang bernama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).
Keberadaan PASI memberi warna didunia olahraga atletik nasional
dengan diadakaannya kejuaraan atletik nasional dibawah naungan
PASI, yang ditujukan sebagai evaluasi dan peninjauan prestasi atletik
skala nasional.
PASI konsisten dan bahkan mampu kembali mengharumkan
nama bangsa dan bendera negara Indonesia dengan berhasil
menjuarai kejuaran internasional dikancah dunia. Puncaknya adalah
Sea Games tahun 1987, Indonesia berhasil membawa 17 medali
emas. Sampai tahun 2007, prestasi Indonesia terus menurun.
Namun PASI tetap berusaha membimbing bibit unggul demi
memperbaiki prestasi Indonesia. Akhirnya pada Sea Games
November 2011, Indonesia berhasil meningkatkan prestasinya
dengan membawa Tim Atletik Indonesia berhasil meraih 13 emas 12
perak dan 11 perunggu.
Dasar-Dasar Atletik___________5
tenaga, karena perbedaan jarak yang harus ditempuh. Makin jauh
jarak yang harus ditempuh makin banyak tenaga yang harus
dibutuhkan.
A. Lari Jarak Pendek
1) Pengertian Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek (sprint) merupakan suatu cara untuk
berlari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak
dengan kecepatan semaksimal mungkin. Artinya harus
melakukan lari yang secepat-cepatnya dengan mengerahkan
seluruh kekuatannya mulai awal (start) sampai melewati
garis akhir (finish).
Sprint atau lari jarak pendek adalah perlombaan lari yang
semua para pelarinya dengan kecepatan yang sangat penuh
dengan menempuh jarak 100 meter, 200 meter, dan 400
meter.
Lari Jarak Pendek juga merupakan suatu aktivitas yang
melibatkan kecepatan dan daya tahan an aerobik.
2) Teknik Lari Jarak Pendek
Teknik lari jarak pendek terbagi menjadi tiga, yaitu start
jongkok, gerakan lari, dan teknik memasuki garis finish.
1. Start jongkok
Cara melakukan start jongkok adalah sebagai berikut:
a. Posisi berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada
sandaran start block, lutut kaki belakang berada
sejajar dengan ujung kaki depan.
b. Kedua lengan lurus sejajar dengan bahu, dan jari-jari
tangan diletakkan dibelakang garis start.
c. Berat badan bertumpu pada kedua tangan, sehingga
sikap seimbang dapat dipertahankan sampai ada aba-
aba.
Aba-aba start pada perlombaan lari sprint adalah
sebagai berikut:
a. Bersedia
Pelari menuju tempat start di depan start block
Dasar-Dasar Atletik___________7
a) Bunch Start/Start Jongkok Jarak Pendek
Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 – 30 cm.
Ujung kaki belakang ditempatkan segaris dengan
tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki
dari garis start kira-kira: kaki depan 45 cm, kaki
belakang 70 cm, tergantung dari panjang tungkai.
b) Medium start / start jongkok jarak menengah
Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki
belakang di samping ujung kaki depan, jarak kaki
dari garis start kira-kira kaki depan 37 cm, kaki
belakng 85 cm, tergantung dari panjang tungkai.
c) Longated start / start jongkok jarak jauh
Pada waktu sikap lutut, letakkan lutut kaki
belakang disamping bagian belakang dari tumit
kaki depan, jarak kaki dari garis start kira-kira 32
cm dari kaki depan, kaki belakang 100 cm,
tergantung dari panjang tungkai masing-masing
pelari.
b. Siap
Angkat pinggul ke atas, dengan barat badan berada
pada kedua tangan dan pandangan ke bawah dengan
mengikuti gerakan badan, kedua lengan dalam sikap
lurus membentuk sudut 120°. Secara rinci gerakan
pada aba-aba siap ialah mengangkat pinggul kearah
atas hingga sidikit lebih tinggi dari bahu, garis
punggung menurun kedepan. Berat badan lebih
kedepan dan jaga keseimbangan sampai aba-aba
berikutnya bunyi pistol. Kepala rendah, leher tetap
rileks, pandangan kearah garis start diantara bawah
tangan. Lengan tetap lurus/siku jangan bengkok. Pada
waktu mengangkat pinggul disertai dengan
mengambil napas dalam-dalam. yang paling penting
konsentrasi penuh pada bunyi pistol atau bunyi aba-
aba lainnya yang disepakati bersama.
Dasar-Dasar Atletik___________9
3. Memasuki finish
Memasuki garis finish merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk mencapai sukses. Keterlambatan
persekian detik memasuki garis finish sangatlah rugi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada waktu
pelari mencapai finish.
a. Lari terus tanpa perubahan apapun.
b. Dada dicondongkan ke depan / membusungkan dada
kedepan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah
belakang.
c. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas
sehingga bahu sebelah maju ke depan.
Pada Jarak 20 meter terakhir sebelum garis finish ini
merupakan perjungan untuk mencapai kemenangan
dalam perlombaan lari, maka yang perlu diperhatikan
adalah kecepatan langkah, jangan menengok lawan,
jangan melompat, dan jangan perlambat langkah
sebelum melewati garis finish.
3) Peraturan dalam Lari Jarak Pendek
1. Garis start dan finish dalam lintasan lari ditunjukkan
dengan sebuah garis selebar 5 cm siku-siku dengan batas
tepi dalam lintasan. Jarak perlombaan harus diukur dari
tepi garis start ke tepi garis finish terdekat dengan garis
start.
2. Aba-aba yang digunakan dalam lomba lari jarak pendek
adalah "bersedia", "siap" dan "ya" atau bunyi pistol.
3. Semua peserta lomba lari mulai berlari pada saat aba-
aba "ya" atau bunyi pistol yang ditembakkan ke udara.
4. Peserta yang membuat kesalahan pada saat start harus
diperingatkan (maksimal 1 kali kesalahan).
5. Lomba lari jarak pendek pada perlombaan besar
dilakukan empat tahap, yaitu babak pertama, babak
kedua, babak semi final, dan babak final.
Dasar-Dasar Atletik___________11
2) Putarkan keduan bahu ke kiri, kepala juga miring ke
kiri
3) Sudut lengan kanan usahakan lebih besar daripada
lengan kiri
c. Teknik gerakan memasuki garis finish
Teknik gerakan memasuki garis finish dalam lari jarak
menengah yaitu :
1) Cara memasuki garis finish yaitu:
a) Lari terus tanpa mengubah sikap lari
b) Dada maju, kedua tangan lurus ke belakang
c) Salah satu bahu maju ke depan ( dada diputar ke
salah satu sisi )
d) Kepala ditundukkan, kedua tangan di ayun ke
belakang
b) Hal –hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Frekuensi kaki dipercepat, langkah diperlebar
b) Jangan melakukan gerakan melompat pada saat
memasuki garis finish
c) Perhatian dipusatkan pada garis finish
d) Apabila ada pita jangan berusaha meraih dengan
tangan
e) Jangan berhenti mendadak setelah melewati garis
finish
d. Sikap Lari Jarak Menengah
1. Nomor lari jarak menengah meliputi jarak 800 m den
1500 m. sedangkan lari jarak 300 m merupakan
nomor khusus dan dalam lomba menggunakan
Halang Rintang (steeplechase). Dalam lari jarak 800
meter, menjaga ketetapan langkah merupakan hal
yang sangat penting. Ini adalah peralihan pertama
dari lari cepat ke lari biasa, langkah yang tetap harus
dijaga.
2. Seorang pelari jarak menengah harus belajar santai
dan menjaga keseimbangan, mengontrol gerak kaki,
rotasi pinggul serta gerak lengan yang halus dan
Dasar-Dasar Atletik___________13
5. Kepemimpinan (general ship), yaitu kepandaian
menggunakan strategi dan taktik berlari.
Dasar-Dasar Atletik___________15
kayu.
9. Aturan jarak dan jumlah jalur, lintasan untuk berlari
memiliki 8 jalur untuk pelari, tapi dalam kondisi yang
tidak memungkinkan juga terdapat hanya 6 jalur saja
pada lintasan tersebut. Lebar setiap jalur untuk lintasan
jarak menengah adalah 1.22 meter dimana setiap jalur
dibatasi dengan garis selebar 5 cm. Lintasan juga tidak
boleh memiliki kemiringan.
10. Diskualifikasi, pelari juga tidak boleh melanggar aturan-
aturan yang sudah ditentukan dan juga jika terbukti
melanggar maka bisa dikeluarkan dari perlombaan
dengan cara yang tidak hormat atau dengan
didiskualifikasi, dan berikut adalah hal-hal yang
membuat seorang pelari bisa di diskualifikasi dalam
perlombaan lari jarak menengah.
a) Lebih dari dua kali saat melakukan start, ketika
melakuan start, kesalahan yang sering dilakukan
pelari adalah ketika aba-aba Ya, atau tembakan
pistol belum dibunyikan, pelari mencuri langkah
start terlebih dahulu. Jika kesalahan ini berlanjut
sampai dua kali, maka pelari akan dinyatakan
diskualifikasi atau kalah sebelum bertanding.
b) Memasuki jalur pelari lain, setelah melakukan start,
pelari harus berlari dijalurnya masing-masing
sebelum melewati breakline pada tikungan
pertama, jika pelari melanggar dan secara sengaja
ataupun tidak sengaja melewati jalur sendiri maka
pelari dinyatakan terdiskualifikasi
c) Mangganggu pelari lain, pelari yang dengan sengaja
mengganggu laju lari dari pelari lain juga akan
didiskualifikasi, seperti menghalangi laju lari
sehingga lawan tidak bisa memaksimalkan laju
larinya.
d) Keluar dari lintasan, keluar dari lintasan juga
melanggar peraturan dari perlombaan lari jarak
Dasar-Dasar Atletik___________17
C. Lari Jarak Jauh
1. Pengertian Lari Jarak Jauh
Lari jarak jauh adalah salah satu dari cabang olahraga atletik
yang mengharuskan para pelari memiliki stamina yang baik
dan kecepatan dalam berlari dengan jarak tempuh 5.000 m,
10.000 m, dan 42,195 km. Lomba ini sangat menghabiskan
energi, dan memerlukan keteguhan mental dan ketahanan
fisik. Lari jarak 5.000 meter membutuhkan strategi dan
stamina diatas rata-rata. Latihan yang dilakukan biasanya
berlari hingga 60-200 kilometer dalam seminggu.
Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
melakukan lari jarak jauh:
1. Daya tahan (stamina)
2. Kecepatan (speed)
3. Gaya (style)
4. Pertimbangan langkah (space judgement)
5. Kepemimpinan (leadership)
Dasar-Dasar Atletik___________19
menanamkan nilai-nilai kerjasama, keberanian,
sportivitas.
3) Berlari berkelompok 4-7 orang dalam satu formasi
berbanjar menggunakan tongkat Estafet.
Seseorang mengoper tongkat kebelakang dengan
cara dijulurkan kebelakang. Orang yang berada
dibelakang mengambilnya, dan yang terakhir
menerima tongkat berlari ke barisan depan sambil
membawa tongkat, dan kembali memberikan pada
yang di belakangnya. Lakukan latihan ini selama ±
2-3 menit , untuk menanamkan nilai-nilai
kerjasama, keberanian, sportivitas.
Dasar-Dasar Atletik___________21
untuk bisa memenangkan perlombaan. Olahraga ini banyak
membutuhkan ketahanan fisik, stamina, dan juga pola
pernapasan yang terukur.
Peraturan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1. Melintasi Alam
Jalur perlombaan:
a. Jika jalur yang akan ditempuh pelari merupakan alam
terbuka atau ladang, harus diperhatikan dan dijaga
supaya tidak ada lintasan yang memungkinkan
seorang atlet bisa memotong jalan.
b. Ketika membuat zona lintasan, sebaiknya harus
menghindari area yang bisa membahayakan atlet
seperti jurang terjal, semak belukar yang banyak
bintang buas, dsb.
c. Pasanglah tanda penunjuk arah untuk dijadikan
pemandu bagi para atlet, dan dikiri dan kanan
dibuatkan pembatas lintasan.
d. Sebelum melakukan start, jalur perlombaan tersebut
harus diumumkan terlebih dahulu kepada para
peserta lomba supaya mereka bisa mendapatkan
gambaran area yang akan mereka lalui. Jika lintasan
dibuat elips atau lingkaran, dianjurkan dalam satu kali
putaran tidak kurang dari 2.200 meter.
Asosiasi olahraga lari jarak jauh (IAAF) membagi
perlombaan dalam kategori umur sebagai berikut:
1) Pemula untuk usia antara 13-14 tahun.
2) Junior III untuk rentang usia antara 15-18 tahun.
3) Junior II untuk rentang usia antara 17-18 tahun.
4) Junior I untuk rentang usia dibawah 20 tahun.
5) Veteran putri untuk usia diatas 35 tahun.
6) Veteran putra untuk rentang usia diatas 40 tahun.
Dasar-Dasar Atletik___________23
B. Teknik Dasar Lari Gawang
Untuk dapat melakukan lari gawang dengan baik dan benar,
maka kita harus mengetahui terlebih dahulu teknik dasar
dalam melakukan lari gawang, penjelasannya sebagai
berikut.
1. Posisi badan lebih tegak lurus dan tidak terlalu
dimiringkan saat melompati gawang.
2. Mengangkat kaki yang memimpin hingga horizontal dan
meluruskannya kedepan untuk melompati gawang, dan
menggapai serta membawa tangan pada posisi tubuh
yang berlawanan kedepan untuk mengimbangi gerakan
kaki.
3. Kaki yang mengikuti ditekukkan pada lutut dan diputar
kedepan secara horizontal untuk melompati gawang.
Selanjutnya, lutut kaki yang mengikuti diputar keatas
dalam setelah kaki menjejakkan keatas lintasan untuk
mengambil langkah berikutnya
Berikut ini teknik dasar untuk melakukan lari gawang 100
meter untuk putri dan 110 meter untuk putra.
1. Lari gawang dimulai dari start, yaitu menggunakan start
jongkok.
2. Berlari dengan cepat kearah gawang, dengan posisi
badan sedikit miring kedepan saat
3. Melompat dan kaki yang memimpin diluruskan.
4. Posisi tangan pada sisi tubuh yang berlawanan dengan
kaki yang memimpin, mengayun kedepan dan
mengimbangi gerakan tubuh.
5. Setelah melintasi gawang, menggerakkan kaki yang
memimpin kebawah, kembali kelintasan, kedepan, dan
kearah gawang berikutnya.
6. Kaki yang mengikuti dilangkahkan kedepan kearah
gawang berikutnya.
7. Melakukan sprint dengan kuat dan cepat diantara
gawang satu dengan gawang selanjutnya.
Dasar-Dasar Atletik___________25
kaki, serta meluruskan lutut melintasi gawang.
d. Lutut kaki tetap diangkat tinggi selama berlari.
2. Fase Melewati Gawang
a. Diawali dengan gerakan kaki cepat dan mengangkat
lutut saat mendekati gawang.
b. Semakin cepat mendekati gawang, semakin jauh
lompatan harus dimulai. Saat melompat, tangan dan
kaki digerakkan dengan keras.
c. Ketika berada di atas gawang, lintasan gerak tubuh
dibuat serendah mungkin dan posisi badan agak
condong ke depan dan lutut sedikit ditekuk.
d. Lengan berfungsi membantu keseimbangan ketika
berada di atas gawang. Tujuannya agar tubuh cepat
kembali ke posisi gerak dorong kedepan.
e. Menarik kedepan, kaki yang digunakan untuk
menolak. Caranya dengan memutar kaki tersebut
kesamping, dalam posisi diangkat tinggi.
f. Setelah kaki yang memimpin melewati gawang, dalam
posisi tetap lurus, maka segera diturunkan, dan
disusul oleh kaki yang mengikuti.
3. Fase Pendaratan
a. Posisi kaki lurus ketika mendarat.
b. Kaki yang mengikuti (kaki belakang) tetap diangkat
tinggi. Tujuannya agar dapat bergerak bebas
menjangkau kedepan untuk membuat langkah
panjang. Pada posisi ini lutut kaki belakang ditekuk.
5. Fase Akhir
Fase ini dimulai setelah kaki yang memimpin (kaki depan)
berhasil melewati gawang terakhir dan mendarat.
Langkah selanjutnya dijelaskan berikut ini.
a. Mencondongkan badan kedepan. Bersamaan dengan
itu, melangkahkan kaki yang mengikuti (kaki
belakang) kedepan.
Dasar-Dasar Atletik___________27
b. Membusungkan dada dan berlari secepatnya menuju
garis finish.
E. LARI ESTAFET
A. Pengertian Lari Estafet
Lari Estafet disebut juga lari sambung dan dapat juga
sebagai lari beregu, yang mana masing-masing regu terdiri
dari empat anggota pelari. Dengan ciri khas adanya tongkat
yang harus dibawa oleh pelari pertama untuk diberikan
kepada pelari ke dua, dari pelari ke dua ke pelari ke tiga dan
terakhir diberikan kepada pelari ke empat. Dengan tujuan
utamanya adalah membawa tongkat dari garis start ke garis
finish secepat mungkin. Lari Estafet merupakan salah satu
nomor lari yang sering diperlombakan dalam cabang atletik,
yaitu lari bersambung dengan jumlah masing-masing regu
berjumlah 4 orang atlet, dimana pelari pertama harus
membawa tongkat Estafet yang akan diberikan pada pelari
ke 2, 3, dan 4, dengan pengoperan tongkat yang sesuai
peraturan yang berlaku. Lari Estafet ini adalah salah satu
kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lomba dan latihan
yang sangat menggembirakan. Lari Estafet disebut juga Lari
Sambung atau berantai adalah merupakan kegiatan jasmani
berupa berlari sambil memindahkan benda atau alat dari
Dasar-Dasar Atletik___________29
satu pelari kepada pelari lainnya. Lari Estafet adalah salah
satu lomba lari nomor perlombaan atletik yang dilakukan
secara bergantian atau beranting. Pada lari Estafet ada
kekhususan tersendiri yang tidak akan dijumpai di cabang
lari lain, yakni memindahkan tongkat sambil berlari cepat
dari pelari sebelumnya menuju pelari berikutnya. Lari
Estafet atau dengan kata lain disebut “Lari sambung
menyambung sambil membawa tongkat”. Masing-masing
pelari sudah diatur dalam jarak tertentu untuk kemudian
bersiap-siap menunggu atau memerima tongkat Estafet dari
teman dan kemudian berlari untuk menyerahkan tongkat
tersebut kepada teman 1 tim dan seterusnya saling
memberikan tongkat hingga memasuki garis finish. Siapa
yang pertama mencapai garis finish maka tim tersebutlah
yang menang. Nomor lari Estafet yang sering diperlombakan
adalah Nomor 4 x 100 meter dan nomor 4 x 400 meter.
Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang
diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di
zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan
kecepatan dari setiap pelari.
1. Teknik dasar Lari Estafet
Pemahaman dasar dan lanjutan tentang teknik yang
benar dalam melakukan Lari Estafet merupakan
keharusan yang wajib dipahami atlet dan pelatih atletik,
sehingga koordinasi keduanya mampu menciptakan
pemahaman dalam melakukan dengan gerakan teknik
yang benar. Terdapat beberapa cara dalam pemberian
tongkat Estafet dari pelari satu kepada pelari berikutnya.
Secara garis besar, pergantian tongkat Estafet itu ada
dua macam, yaitu dengan melihat (visual) dan tanpa
melihat (non-visual).
Dasar-Dasar Atletik___________31
b. Teknik pemberian dan peneriman tongkat Estafet.
Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa
tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan dengan
memberi dan menerima tongkat dari satu pelari
kepada pelari lainnya. Agar dapat melakukan teknik
tersebut, pelari harus menguasai keterampilan gerak
lari dan keterampilan memberi serta menerima
tongkat yang dibawanya.
1) Teknik pemberian dan penerimaan tongkat Estafet
dari bawah.
Teknik ini dilakukan dengan cara pelari
membawa tongkat dengan tangan kiri. Sambil
berlari pelari akan memberikan tongkat tersebut
dengan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat,
ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui
bawah. Sementara itu, tangan penerima telah siap
di belakang dengan telapak tangan menghadap ke
bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari
tangan lainnya dirapatkan. Tangan penerima
berada di bawah pinggang.
Dasar-Dasar Atletik___________33
Simulasi cara melakukan Lari Estafet :
1) Buatlah beberapa regu Estafet (masing-masing
terdiri atas 4 pelari) dan ditempatkan masing-
masing pelari dengan jarak 100 meter.
2) Setelah ada aba-aba “bersiap”, segera pelari
pertama menempatkan posisinya (sikap start
jongkok).
3) Setelah ada aba-aba “ya”, pelari tersebut berlari
secepat-cepatnya menuju pelari kedua yang
sudah bersiap untuk menerima tongkat.
4) Setelah keempat pelari menyelesaikan tugasnya
dan pelari terakhir (keempat) masuk ke garis finish
tapa membuat kesalahan, maka regu yang tiba di
garis finish pertama keluar sebagai pemenangnya.
Dasar-Dasar Atletik___________35
Gambar 2.12 : Track dan Zona Pergantian
Dasar-Dasar Atletik___________37
e. Tidak ada pergantian pelari hingga final (Hanya 4
peserta utama).
f. Ketika pelari sudah memberikan tongkat harus tetap
berada di lintasannya untuk menghindari gangguan
terhadap pelari lain. Apabila pelari dengan sengaja
menghalangi pelari dari regu lain yang berlari diluar
posisi atau lintasan maka dapat dikenakan
diskualifikasi bagi regunya.
g. Memberi bantuan dengan jalan mendorong pelari
atau dengan jalan lainnya akan berakibat
diskualifikasi.
h. Dalam perlombaan Lari Estafet, hanya ada dua orang
tambahan atlet yang dapat digunakan sebagai
pengganti dalam susunan regu untuk
babak berikutnya.
i. Penggantian pelari dalam nomor Estafet beregu dapat
dilakukan dari daftar atlet yang telah didaftarkan
untuk perlombaan ini.
j. Susunan suatu regu dan urutan lari harus diumumkan
secara resmi sebelum start dari tiap babak. Sekali
seorang altet yang telah start dalam babak terdahulu,
telah diganti oleh pengganti, dia tidak boleh kembali
masuk ke dalam regunya.
8. Official perlombaan internasional
a. Wasit
Peringatan kepada atlet peserta dapat ditunjukkan
dengan mengeluarkan kartu kuning, dan pengusiran
atau pemberhentian dari perlombaan dengan kartu
merah.
b. Juri
Para juri harus menempatkan diri pada sisi yang sama
dari lintasan, minimal 5 meter dari dan segaris
dengan garis finish sehingga dapat melihat garis
dengan jelas dan harus menentukan urutan peserta
terhadap waktu
F. MARATHON
A. Pengertian Marathon
Marathon adalah sebuah perlombaan lari Jarak Jauh dengan
jarak sekitar 42,195 KM. Seorang pelari Marathon wajib
memiliki mental dan stamina fisik yang kuat karena lari ini
bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya. Rekor lari
Marathon tercepat adalah sekitar 2 jam 3 menit (7380 detik)
Pengertian lari marathon adalah lari jarak jauh dengan jarak
lintasan 42,195 km. Kebalikan dari lari sprint yang dilakukan
pada jarak yang cukup pendek maka lari marathon termasuk
lari jarak jauh sekitar 42,195 kilometer. Berbanding sangat
jauh dengan lari sprint yang maksimal hanya menempuh
jarak 400 meter. Karena jarak tempuh yang cukup jauh
sehingga lari Marathon biasanya dilakukan di jalan raya atau
Dasar-Dasar Atletik___________39
diluar area jalan raya (offroad) kecuali titik start dan finish
yang dilakukan di dalam stadion. Menurut legenda, istilah
Marathon sendiri berasal dari nama kota yaitu kota
Marathon di Yunani. Dimana seorang prajurit bernama
Pheidippides berlari dari kota Marathon menuju Athena
tanpa berhenti untuk mengabarkan kekalahan bangsa Persia
pada perang di Kota Marathon. Prajurit tersebut berlari
hingga menghembuskan napas terakhir setelah
menyampaikan kabar tersebut di kota Athena.
B. Teknik Dasar Marathon
1. Teknik dasar lari
Untuk teknik dasar lari jarak jauh, gerakan lari dilakukan
tidak secara maksimal, kecondongan badan membentuk
sudut ±10°. Ayunkan kedua lengan secara santai
beberapa sentimeter di atas pinggang dan pendaratan
telapak kaki menggunakan sisi luar kaki bagian tengah.
Melakukan teknik dasar lari, dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Berlari pada garis lurus melewati tanda titik-titik
untuk mengatur lebar langkah lari jarak jauh: Lakukan
teknik dasar lari dengan mengitari lapangan
basket/voli/sepak bola atau yang lainnya. Dilakukan ±
1-2 menit. Dilakukan secara perorangan, berpasangan
atau kelompok, untuk menanamkan nilai-nilai
kerjasama, keberanian, sportivitas.
b. Berlari berkelompok 4-7 orang dalam satu formasi
berbanjar: Pelari yang paling depan memberikan aba-
aba “ya” dan pelari yang berada di belakang berlari ke
depan melewati samping formasi barisan dengan
teknik dasar lari jarak jauh, dan seterusnya. Dilakukan
±2-3 menit, untuk menanamkan nilai-nilai kerjasama,
keberanian, sportivitas.
c. Berlari berkelompok 4-7 orang dalam satu formasi
berbanjar menggunakan tongkat Estafet. Salah
Dasar-Dasar Atletik___________41
alam terbuka atau ladang, harus diperhatikan dan
dijaga supaya tak ada lintasan yang
memungkinkan seorang pelari bisa memotong
jalan.
2) Ketika membuat zona lintasan, seyogyanya harus
menghindari area yang bisa membahayakan pelari
seperti jurang terjal, semak belukar yang banyak
bintang buas, dsb.
3) Pasanglah tanda penunjuk arah untuk dijadikan
pemandu bagi para pelari, dan di kiri dan kanan
dibuatkan pembatas lintasan.
4) Sebelum melakukan start, jalur perlombaan
tersebut harus diumumkan terlebih dahulu kepada
para peserta lomba supaya mereka bisa
mendapatkan gambaran area yang akan mereka
lalui. Jika lintasan dibuat elips atau lingkaran,
dianjurkan dalam satu kali putaran tidak kurang
dari 2.200 meter.
2. Peraturan lintasan di jalan raya
Jarak yang sudah ditetapkan dalam aturan internasional
adalah sebagai berikut:
a. Kelas pertama: 15 km, 20 km, 21, 100 km (setengah
jarak marathon)
b. Kelas kedua: 25 km, 30 km, 42,195 km.
c. Untuk kelompok beregu jarak tempuh dapat diatur
sebagai berikut: pelari pertama dengan jarak tempuh
5 km, kedua dengan jarak tempuh 10 km, begitu
selanjutnya sampai yang terakhir dengan jarak
tempuh 7,195 km.
G. JALAN CEPAT
1. Pengertian Jalan Cepat
Tidak sekedar lari, lari Jarak Pendek ataupun lari Jarak Jauh,
pada cabang olahraga atletik juga terdapat nomor
perlombaan Jalan Cepat. Jalan Cepat adalah gerak maju
Dasar-Dasar Atletik___________43
3) Meletakkan kaki dengan mudah atau ringan
4) Gerak kaki mendatar, bukan melompat
c. Gerakan lengan
1) Bahu rileks (tidak tegang)
2) Ayunan gerak lengan yang wajar
d. Gerakan pinggang
1) Sendi panggul baik yang fleksibel
2) Berjalan pada garis lurus
3) Berjalan dengan gerak memutar pada sendi panggul
e. Teknik Jalan
Pemahaman dasar dan lanjutan tentang teknik yang
benar dalam melakukan jalan cepat merupakan
keharusan yang wajib dipahami atlet dan pelatih atletik,
sehingga koordinasi keduanya mampu menciptakan
pemahaman dalam melakukan gerakan teknik yang baik.
Pada saat berjalan salah satu kakinya harus selalu kontak
dengan tanah. Jika melanggar, maka petugas akan
memperingatkan. Jika kesalahan tersebut dilakukan lagi
maka pejalan akan didiskualifikasi dan dikeluarkan dari
lomba.
Yang harus diperhatikan dalam jalan cepat adalah
sebagai berikut:
1) Pada saat melangkahkan kaki, kaki tumpu harus selalu
kontak dengan tanah dan lutut harus dalam keadaan
lurus, sebelum kaki yang dilangkahkan mendarat
ditanah.
2) Bersamaan dengan mengangkat paha (misalnya
tungkai kiri) kedepan, tungkai bawah kaki kiri dan
tangan kanan diayunkan kedepan, dengan diikuti
badan condong kedepan.
3) Pada saat kaki kiri mendarat (kontak dengan tanah),
segera paha tungkai kanan diangkat kedepan,
bersamaan dengan tungkai bawah kaki kanan dan
tangan kiri diayunkan kedepan, diikuti dengan badan
condong kedepan, pandangan tetap lurus kedepan.
Dasar-Dasar Atletik___________45
kontak dengan tanah.
3. Diskualifikasi disebabkan oleh :
a) Gagal atau tidak memenuhi definisi jalan cepat pada
waktu perlombaan.
b) Melakukan pelanggaran pada saat perlombaan
berlangsung
c) Pada lomba jalan cepat yang dilaksanakan di track
(lintasan) peserta yang terkena diskualifikasi harus
meninggalkan lintasan. Jika perlombaan jalan cepat
dilaksanakan di jalan raya peserta yang kena
diskualifikasi harus mencopot nomor dada nya dan
segera keluar meninggalkan perlombaan.
A. LOMPAT JAUH
1. Pengertian Lompat Jauh
Lompat Jauh merupakan suatu gerakan melompat
menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak
sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan Lompat Jauh adalah
untuk mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke daerah
titik pendaratan atau bak lompat. Jarak lompatan diukur
dari papan tolakan sampai batas terdekat dari titik
pendaratan yang dihasilkan oleh bagian tubuh. Lompat
Jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang
olahraga atletik. Lompat Jauh dapat di artikan sebagai suatu
bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki keatas
kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama
mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan
dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada
satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Lompat Jauh dilakukan di bak yang berisi pasir dengan
ukuran sebagai berikut :
1. Panjang bak lompat 9 m
2. Lebar bak lompat = 2,75 m
3. Lebar lintasan awalan = 1,22 m
4. Lebar papan tumpu = 20 m
5. Panjang papan tumpu = 1,22 m
6. Bak lompat diisi dengan pasir
Dasar-Dasar Atletik___________47
Gambar 2.1 : Lintasan dan Bak Lompat Jauh
3. Teknik Melayang
Gerakan melayang dalam Lompat Jauh dilakukan setelah
meninggalkan balok tumpuan. Saat melakukan gerakan
melayang, keseimbangan badan harus tetap terjaga.
Ayunan kedua tangan bisa membantu atlet dalam
menjaga keseimbangan tubuh.
Dasar-Dasar Atletik___________49
Gambar 2.4 : Teknik Melayang
4. Teknik Mendarat
Dalam teknik ini, atlet harus berupaya mendarat dengan
sebaik mungkin. Jangan sampai badan atau lengan jatuh ke
belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan
posisi kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat. Gerakan-
gerakan waktu pendaratan harus dilakukan dengan kedua
kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat dalam lompat
jauh adalah kedua kaki mendarat secara bersamaan, diikuti
dengan dorongan pinggul ke depan. Sehingga badan tidak
cenderung jatuh ke belakang yang dapat berakibat fatal bagi
atlet itu sendiri.
a. Gaya Jongkok
b. Gaya Gantung
Dasar-Dasar Atletik___________51
c. Gaya Berjalan di Udara
B. LOMPAT TINGGI
1. Pengertian Lompat Tinggi
Lompat Tinggi adalah olahraga yang menguji keterampilan
melompat melewati tiang mistar. Lompat Tinggi merupakan
salah satu bagian dari cabang olahraga atletik. Tujuan
Lompat Tinggi adalah untuk memperoleh lompatan setinggi-
tingginya saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian
tertentu. Tinggi tiang mistar yang harus dilewati pelompat
minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15
meter. Lompat tinggi dilakukan di arena lapangan atletik
dan tanpa bantun alat. Lompat Tinggi dilakuan pada
lapangan yang terdiri atas tiga bagian, yakni jalur ancang-
ancang, tempat/area bertolak, dan tempat pendaratan.
Daerah awalan (jalur ancang-ancang) panjangnya tidak
terbatas dengan minimum 15 m, daerah tumpuan (tempat
bertolak) harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100,
sedangkan tempat pendaratan harus dilengkapi dengan
matras agar pelompat tidak cedera.
Dasar-Dasar Atletik___________53
Gambar 2.9 : Lapangan Lompat Tinggi
Dasar-Dasar Atletik___________55
sikap badan kita diatas mistar telungkup. Pantat kita
usahakan lebih tinggi dari kepala kita, jadi kepala agak
menunduk. Pada waktu mendarat gunakan kaki kanan
dan tangan kanan jika tumpuan menggunakan kaki kiri,
begitu pula sebaliknya. Cara lainnya adalah dengan
mengambil jarak awalan dari samping antara 4, 6, 8, atau
10 langkah tergantung pada ketinggian target yang ingin
dilewati. Jika menggunakan kaki kiri sebagai tumpuan,
ayunkan kaki kanan ke belakang menuju depan. Setelah
kaki ayunan melewati mistar, kemudian posisi badan
saat di udara atau di atas mistar dalam keadaan
tengkurap. Posisi pinggang usahakan lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi kepala. Ketika posisi
terjatuh, tumpuan berada di kedua tangan dan kaki
ayunan yang pertama mendarat, lalu dilanjutkan dengan
menggulingkan badan yang pertama (bagian punggung
tangan) dan berakhir pada bahu. Teknik awalan yang
digunakan untuk teknik Straddle adalah mengambil
posisi ancang-ancang yang tidak terlalu jauh, berlari
dengan kecepatan sedang, posisi awalan dari samping
sekitar 30º atau 40º dengan posisi tiang lompatan, dan
berlari agak serong dari mistar, sedangkan teknik tolakan
Straddle adalah menggunakan tumpuan kaki yang
tersekat dengan mistar, posisi badan agak merebah atau
sedikit condong ke belakang ketika akan melakukan
tolakan, posisi kaki tumpuan menolak ke atas hingga
kedua lutut kaki lurus dan kedua tangan dan kaki
diayunkan dengan tenaga penuh ke depan. Teknik
Straddle saat di atas mistar adalah posisi badan
tengkurap dan posisi kaki harus segera diluruskan ke
belakang ketika badan sudah mulai turun; sedangkan
teknik mendarat Straddle adalah jika menggunakan
tumpuan kaki yang kiri, maka posisi pendaratan memakai
kaki kanan terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan
dengan gerakan posisi berguling.
Dasar-Dasar Atletik___________57
dahulu melewati mistar dengan posisi badan yang
terlentang dan punggung menghadap ke bawah arah
mistar. Saat mencapai ketinggian yang maksimal dan
pinggang melewati mistar, posisi kedua kaki digerakan
atau diayun ke atas agar bisa melewati mistar dengan
sempurna. Untuk pendaratan, bagian tubuh yang
mendarat terlebih dahulu adalah punggung karena sikap
tubuh yang terlentang saat melakukan pendaratan dan
hanya boleh dilakukan dengan pendaratan pada bahan
berbahan busa.
Dasar-Dasar Atletik___________59
kegagalan terkecil selama perlombaan dan ketinggian yang
terakhir yang dilewatinya. Dalam pertandingan, mistar akan
dinaikkan setelah pelompat berhasil melewati ketinggian
mistar. Pelompat boleh mulai melompat pada ketinggian
permulaan yang disukainya dengan ketinggian minimal 2,5
meter. Lompatan dianggap batal apabila pelompat
menyentuh palang atau tidak melompat. Pelompat yang
menjatuhkan palang atau menyentuh tanah termasuk
daerah pendaratan di balik bidang tegak dari sisi dengan
lebih dekat tiang lompat, baik itu diantara atau di luar tiang
lompat dengan salah satu bagian dari tubuhnya, tanpa
pertama kali melewati mistar lompat dianggap gagal. Setiap
pelompat akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk
melakukan lompatan. Jika pelompat tidak berhasil melewati
mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan
gagal. Untuk menentukan kemenangan, para pelompat
harus berusaha melompat setinggi mungkin. Pemenang
ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.
C. LOMPAT GALAH
1. Pengertian Lompat Galah
Lompat Galah adalah salah satu nomor lomba dari atletik
dengan cara melompat setinggi-tingginya dengan sebuah
alat berupa tongkat. Tujuan dari olahraga ini memenangkan
pertandingan dengan melakukan lompatan melewati
pembatas atau mistar.
2. Teknik Lompat Galah
Ada beberapa teknik yang harus dilakukan seorang
pelompat dalam lompat tinggi galah ini. Mari kita
perhatikan bersama-sama penjelasan berikut :
a. Awalan
Yang dilakukan pertama mengambil ancang-ancang
untuk berlari posisi tubuh harus dikontrol untuk
melakukan gerakan menancapkan galah dan menumpu
dengan tepat. Teknik Awalan : Awalan jaraknya harus
Dasar-Dasar Atletik___________61
bawah garis tegak lurus yang ditarik mulai dari tangan
yang paling atas.
Sebelum melentingkan galah gerakan yang harus
dilakukan ialah; gerakan push-pull yaitu gerakan
menekan (pushing) galah dengan tangan yang terletak
lebih rendah, sementara tangan yang atas menarik ujung
galah ke bawah. Gerakan pull-swing adalah gerakan
menarik dengan tangan yang di atas, sementara tubuh
berayun ke depan, di belakang tangan bawah yang
menekuk. Kedua gerakan ini harus dilakukan dengan
benar, sehngga pusat gaya berat tubuh tetap berada di
belakang.
Dasar-Dasar Atletik___________63
e. Push –off dan melintasi mistar
Gerakan push-off (melentingkan diri) dimulai segera
setelah tarikan tangan yang diatas, mencapai posisi
dekat pada pinggul. Gerakan ini sebetulnya lanjutan dari
gerakan menarik tadi. Pada permulaan dari gerakan
melenting ini, galah harus membentuk sebesra 85° - 90°.
Sebelum pelompat melepaskan tangannya, lakukanlah
putaran melingkar mistar dengan cara menjatuhkan
kedua kaki sedikit, dan dengan reaksi dari daya dorong
tubuh terhadap galah. Jika daya dorong ke atas
melampaui tarikan ke bawah oleh kedua kaki,
pusat gaya berat pelompat akan terus melambung tinggi
setelah galah dilepaskan. Gerakan ini merupakan
gerakan terakhir yaitu melewati garis mistar. Jadi
suksesnya gerakan ini tergantung dari latihan dan latihan
teknik gerakan-gerakan awal yang benar sehingga dapat
menimbulkan gerakan akhir yang sempurna.
Dasar-Dasar Atletik___________65
g. Kebutuhan ukuran
Ukuran lapangan lompat galah terdiri dari lintasan lari
yang memiliki panjang 45 meter dari titik awal hingga
kotak tancap galah. Sedangkan untuk kontak tancap
galah memiliki panjang 1 meter dan lebar kotak tancap
galah adalah 60 cm. Panjang daerah miring adalah 80 cm.
kedalaman kotak 20 cm. Ukuran tiang penyangga palang
yang digunakan adalah 4,5 meter. Dan yang terakhir
ukuran bantalan busa untuk mendarat berukuran 4.5
meter
h. Peraturan peserta dalam kompetisi Lompat Galah
Tiap peserta lompat galah memiliki kewajiban untuk
mengikuti aturan khusus, di antaranya :
1) Peserta pada lompat galah tidak boleh menggunakan
alat bantu buatan apapun.
2) Peserta tidak boleh memakai sepatu yang
mengandung suatu perangkat yang dapat
memberikan keuntungan sehingga menjadi tidak adil
bagi peserta lain.
3) Tidak boleh memplester bagian tangan atau jari,
kecuali memang peserta sedang mengalami luka yang
terbuka maka harus dibalut atau diplester, dan itu
diperbolehkan.
4) Membalut pergelangan tangan diijinkan.
5) Tidak boleh menggunakan sarung tangan.
6) Kapur, rosin, atau zat perekat yang seperti itu
diizinkan di gunakan.
i. Aturan Galah dalam Kompetisi Lompat Galah
Sedangkan untuk aturan galah dalam kompetisi antara
lain :
1) Galah latih atau galah yang akan digunakan untuk
melompat yang tidak ditandai dengan benar tidak
dapat digunakan pada saat pemanasan atau
perlombaan
2) Pelatih harus memverifikasi berat dari vaulter
D. LOMPAT JANGKIT
1. Pengertian Lompat Jangkit
Olahraga lompat jangkit (triple jump) adalah salah satu
jenis olahraga atletik nomor lompat dimana saeorang atlet
akan melakukan tiga tahap lompatan untuk mendarat di bak
pasir pendaratan dengan awalan lari.
Jika dalam lompat jauh seorang atlet hanya akan
melakukan satu kali tolakan, satu kali melayang dan
kemudian mendarat, maka dalam lompat jangkit seorang
atlet akan melakukan 3 kali tolakan, tiga kali melayang dan
mendarat. Tiga lompatan dalam lompat jangkit ini disebut
juga sebagai hop-step-jump. Hop merupakan fase pertama
lompatan yang dilakukan oleh atlet dengan menggunakan
kaki terkuat untuk melakukan tolakan. Step merupakan
lompatan kedua yang harus dilakukan dengan menggunakan
kaki yang sama pada waktu fase hop dan jump merupakan
lompatan terakhir yang harus dilakukan dengan
menggunakan kaki berbeda sebagai tolakan. Posisi ketiga
fase lompatan ini sama-sama penting yang artinya seorang
atlet tetap harus melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada
ketiga fase ini. Lompat jangkit juga dilakukan pada sebuah
Dasar-Dasar Atletik___________67
lapangan terdiri dari tiga bagian, yakni lintasan lari, papan
tolakan, dan bak pasir. Sebagaimana bisa dilihat dalam
gambar, berikut ini penjelasan selengkapnya:
a. Lapangan untuk lompat jangkit panjang lintasan awalan
minimal 40 meter diukur dari balok tumpu lompat jauh.
b. Lebar lintasan lompat 1,22 meter.
c. Jarak balok tumpu lompat jangkit berjarak 11 meter
untuk putri, 13 meter untuk putra.
d. Panjang balok tumpu 1 meter dengan lebar 20 cm.
e. Daerah pendaratan atau bak pasir berukuran 8-9 meter,
dan lebar 2,75 meter.
b. Hop
Hop atau lompatan pertama ini dilakukan dengan
menggunakan kaki terkuat sebagai tolakan.
Dalam melakukan tolakan, kaki tersebut tidak boleh
melebihi papan tolakan (sebagaimana peraturan yang
berlaku dalam lompat jauh) namun boleh dilakukan
sebelum papan tolakan. Setelah melakukan tolakan, agar
menghasilkan jarak lompat yang jauh, umumnya para
Dasar-Dasar Atletik___________69
atlet akan mengayunkan kaki saat melayang di udara dan
mendarat dengan kaki yang sama pada saat tolakan
untuk melakukan tolakan kedua (step).
d. Jump
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kaki yang
dipergunakan untuk melakukan tolakan terakhir ini
adalah salah satu kaki yang tak dipergunakan untuk
e. Mendarat
Pendaratan harus dilakukan dengan menggunakan kedua
kaki untuk menghindari cedera.
Bilamana atlet mendarat dengan menggunakan satu kaki
hal tersebut masih diperbolehkan. Namun demikian
pendaratan dengan satu kaki sangat dihindari karena
sangat mungkin akan mengakibatkan cedera serius.
Usahakan saat mendarat tubuh tidak jatuh ke belakang.
Meski demikian, banyak juga atlet profesional mendarat
dengan kedua kaki sekaligus terjatuh kebelakang karena
saking besarnya energi yang dipergunakan untuk
melompat sehingga menghasilkan jarak yang jauh dan
membuat tubuh sulit untuk tidak jatuh ke belakang.
Dasar-Dasar Atletik___________71
Gambar 2.26 : Teknik mendarat
A. LEMPAR CAKRAM
1. Pengertian Lempar Cakram
Lempar cakram adalah suatu gerakan melempar suatu
alat yang berbentuk bulat pipih dengan berat tertentu yang
terbuat dari kayu dan pinggirannya dari metal/besi, yang
dilakukan dengan satu tangan dari samping badan untuk
mencapai jarak yang sejauh-jauhnya, sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Lempar cakram merupakan salah
satu nomor yang terdapat dalam nomor lempar pada
cabang olahraga atletik. Lempar cakram merupakan teknik
lempar yang memerlukan rotasi badan dan kaki. Olahraga
lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar
yang utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik
indoor, nomor lempar cakram tidak diperlombakan.
Olahraga ini telah ada sejak olimpiade kuno. Dalam
perlombaan lempar cakram, atlet berlomba melemparkan
objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengikuti
peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan atletik resmi,
diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali. Kemudian
dari sejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan atlet
terbaik, yang akan diberi kesempatan tiga kali lagi. Lempar
cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan.
Lempar cakram juga merupakan salah satu perlombaan
atletik yang dapat menimbulkan bahaya dalam perlombaan
atletik tingkat profesional, para atlet mampu melemparkan
cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat
Dasar-Dasar Atletik___________73
menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai
seseorang. Untuk itu, diperlukan semacam pagar khusus di
sekeliling lapangan lempar cakram. Pagar berupa jaring
tersebut dipasang dengan tinggi 4 meter. Dari bentuk dan
ukuran, sebenarnya lapangan lempar cakram sama persis
dengan lapangan lempar martil. Untuk dapat mendapatkan
hasil lemparan yang jauh dengan teknik yang benar, maka
diperlukan latihan dasar dalam olahraga lempar cakram.
2) Gaya Belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan
sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke
belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai
berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan
tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah
lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke
kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki
kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak
dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari
tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki
kiri diayun ke belakang.
Dasar-Dasar Atletik___________75
Gambar 4.4 : Lempar cakram gaya membelakangi
Dasar-Dasar Atletik___________77
3) Lapangan Lempar Cakram
1) Diameter lingkaran untuk melempar adalah 2,50
meter.
2) Permukaan lantai tempat melempar harus datar
dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-
lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar
(pagar kawat) untuk menjamin keselamatan
petugas, peserta, dan penonton.
B. LEMPAR LEMBING
1. Pengertian Lempar Lembing
Lempar lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan
tangan dengan mengayunkan benda yang berbentuk
panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Lempar
Lembing juga merupakan suatu gerakan antara sentuhan
tangan dengan menggunakan benda yang berbentuk
panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Lempar
Lembing terdiri dari dua kata, yaitu lempar dan lembing.
Lempar yang berati usaha untuk membuang jauh-jauh, dan
lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang
jauh-jauh.
Dasar-Dasar Atletik___________79
a. Cara Amerika (American Style)
Dasar-Dasar Atletik___________81
nantinya menyebabkan masalah sehingga harus
mempertimbangkan sebelum menggunakannya.
Tidak ada teknik pegangan yang lebih baik dari yang
lain karena sebetulnya masalah teknik pegangan
lembing kembali ke masing-masing kenyamanan
pelemparnya. Seorang atlet perlu memilih jenis
pegangan yang paling sesuai dengannya, yakni yang
dianggap paling pas dan cocok sesudah melakukan
latihan untuk setiap teknik memegang lembing.
b. Teknik membawa Lembing
Dasar-Dasar Atletik___________83
untuk itu adalah langkah silang. Pada langkah ini akan
meliputi adanya hop-steps atau dengan jingkat, cross-
steps atau dengan langkah silang di bagian depan,
serta rear cross-steps atau langkah silang di belakang.
4) Untuk aturan panjang awalan lari, tidak lebih dari
36.50 meter bagi panjang lintasan awalan dan juga
tidak boleh pula kurang dari 30 meter. Perlu ada
pemberian tanda menggunakan 2 garis paralel (4
meter) secara terpisah dengan 5 cm untuk lebar
garisnya.
5) Dalam teknik peralihan atau cross steps, pelari perlu
memutar kedua bahu secara perlahan ke arah kanan
ketika menurunkan kaki kiri. Sementara itu, lengan
kanan harus mulai digerakkan atau diluruskan ke
belakang. Setelah situ, titik pusat gravitasi bisa turun
perlahan dari yang tadinya meningkat ketika
melakukan awalan lari.
6) Teruskan perputaran bahu sekaligus juga pelurusan
lengan pembawa lembing ke belakang dan lanjutkan
tanpa terputus. Bergeraklah terus sampai atas hingga
melampaui kaki kiri atas. Dengan gerakan ini biasanya
akan membuat tubuh bagian atas condong ke
belakang.
7) Kedua bahu yang mengalami perputaran ke kanan
akan membuat pilinan antara tubuh bagian bawah
dan atas dan ini sekaligus juga membuat lembing
tertinggal dengan baik di belakang tubuh atlet.
8) Sementara itu, fokuskan pandangan tetap selalu ke
arah depan.
9) Tumit kanan perlu diangkat ketika terjadi pendaratan
oleh tungkai kanan dalam posisi setengah ditekuk
pada akhir cross steps disaat menggerakkan lutut
maju. Dalam waktu yang sama, kedua tungkai perlu
dibuka dengan melangkahkan kaki kiri selebar-
lebarnya ke depan dan injakkan pula sedikit ke kiri.
Dasar-Dasar Atletik___________85
Lempar Lembing memerlukan teknik untuk melempar
lembing secara tepat juga.
1) Ketika hendak melemparkan lembing dari atas kepala,
pastikan bawa lembing ke belakang dengan tangan
lurus yang diputar ke arah dalam, sementara itu
rebahkan badan ke belakang dengan lutut kaki kanan
di saat yang sama dengan pembengkokan siku.
2) Bawa lembing secepat mungkin ke atas kepala sambil
mendorong pinggul ke depan, setelah itu kemudian
lembing dilemparkan sekuat tenaga ke depan dari
atas kepala. Dalam posisi ini, tangan lurus dan
dibantu dengan kaki kanan ditolakkan sekuatnya dan
badan ditolakkan ke depan.
3) Lepaskan lembing di saat lurus dan pangkal lilitan tali
lembing dapat didorong dengan jari-jari tangan.
Dasar-Dasar Atletik___________87
1) Lembing
Untuk putra:
1) Berat 800 gram
2) Panjang 260-270 cm.
3) Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
Untuk putri:
1) Berat 600 gram
2) Panjang 220-230 cm
3) Panjang lilitan untuk pegangan 15-16 cm
Dasar-Dasar Atletik___________89
1. Peserta tidak memegang tongkat lembing pada
lilitannya atau bagian pegangan yang sudah
seharusnya.
2. Peserta tidak juga memulai atau melakukan lemparan
padahal sudah dipanggil selama 2 menit. Biasanya
kasus seperti ini terjadi ketika pelempar ragu-ragu
atau terlalu lama bersiap-siap, atau bisa jadi karena
tidak mendengar panggilan.
3. Peserta menyentuh besi yang menjadi batas
lemparan bagian atas.
4. Peserta sesudah melempar kakinya keluar garis yang
ada di bagian depan sektor lempar.
5. Peserta setelah melempar kemudian meninggalkan
jalur lari awalan sebelum lembing jatuh ke tanah.
6. Tongkat lembing yang dilempar jatuh tapi sampai
pada luar garis sektor lemparan.
7. Ujung tongkat lembing tidak meninggalkan bekas di
tanah.
C. LONTAR MARTIL
1. Pengertian Lontar Martil
Lontar Martil adalah salah satu olahraga yang merupakan
bagian dari nomor lempar atletik dimana martil harus
dilemparkan dengan jarak sejauh mungkin dengan
mengandalkan kekuatan dan kecepatan ayunan kedua
tangan dalam suatu lingkaran. Lontar Martil juga
merupakan salah satu nomor lomba atletik yang
diperlombakan baik diajang nasional maupun internasional.
Pada dasarnya martil yang digunakan dalam olahraga Lontar
Martil terdiri dari 3 bagian utama yaitu kepala, kawat dan
handle / pegangan. Kepala Martil terbuat dari besi padat
berbentuk bola dengan titik berat gravitasi tidak lebih dari 6
mm dari titik pusat bola.
Berikut ini berat Martil putra dan putri :
a. Bola logam yang disebut “kepala” seberat 16 pon,
Dasar-Dasar Atletik___________91
Gambar 4.18 : Cara memegang grip martil
b. Tahap ayunan
1) Ayunan pendahuluan dimulai dari suatu posisi
dibelakang lingkaran dengan punggung menghadap
ke lingkaran untuk melontar.
2) Kaki hendaknya dibuka secukupnya dengan kepala
martil terletak ditengah dibelakang sebelah kanan.
3) Gerakan melingkar dimulai dengan memutar tubuh
menghadap ke kiri dan pada saat itu juga mengangkat
lengan dan punggung.
4) Kedua lengan mengayun martil selebar mungkin,
lengan harus tetap lurus sampai satu titik tinggi diatas
bahu kiri.
5) Setelah mencapai titik tertinggi, siku ditekukkan dan
punggung diputar kebelakang begitu gerakan
kebawah martil dimulai.
6) Selama gerakan mengayun, titik tertinggi martil
dibiarkan terletak di kiri belakang dan titik terendah
didepan kanan.
7) Berat badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki lain,
mendahului perpindahan arah martil.
c. Tahap melontar
1) Tahap melontar dimulai ketika martil mencapai titik
tertinggi dalam putaran martil.
2) Ketika martil melampaui titik terendah, tubuh harus
mulai berhenti berputar dan mulai mengangkat ke
atas.
3) Tenaga angkatan ini didapat dengan cara meluruskan
kaki kiri sekuat tenaga, juga punggung, lengan
dibiarkan pasif.
4) Tarikan yang kuat oleh lengan kiri melengkapi
pelepasan martil ini melalui bahu kiri.
5) Kedua kaki harus terpantang kokoh diatas tanah pada
saat martil dilepaskan.
Dasar-Dasar Atletik___________93
Teknik memegang martil pada Lontar Martil ini
berbeda dengan jenis lempar yang lain. Jika dalam
nomor Lempar Lembing, Tolak Peluru, maupun Lempar
Cakram, media yang dilempar dipegang oleh satu tangan
saja, maka Lontar Martil harus dipegang dengan kedua
tangan pada tempat pegangan yang terdapat di pangkal
tungkai/tali martil. Apabila pelontar berputar kekiri pada
saat melakukan awalan, maka cara memegangnya adalah
tangan kiri memegang terlebih dahulu dengan
merapatkan dan melipat keempat jari sehingga
pegangan tali itu melintang pada pangkal jari.
d. Beberapa keterangan umum dalam pelatihan Lontar
Martil :
1) Jarak yang diperoleh dalam Lontar Martil sangat
tergantung pada kecepatan gerak dan sudut pada
saat martil tadi terlepas dari tangan.
2) Untuk mendapatkan kecepatan gerak yang
maksimum dari martil, atlet hendaknya menggunakan
gerakan rotasional dengan kaki kiri sebagai sumbu
menyilang lingkaran.
3) Biasanya dapat dilakukan 3 rotasi atau 3 putaran.
4) Pada waktu berputar, martil dan pelontarnya
berputar dengan sumbu yang melintasi bagian tubuh
atlet yang kontak dengan tanah.
5) Martil berputar dengan bentuk spiral.
6) Untuk meningkatkan kecepatan linear martil, atlet
harus menambah jarak sumbu dengan cara
merentangkan tangan selurus mungkin.
Dasar-Dasar Atletik___________95
2. Teknik Dasar Tolak Peluru
a. Teknik Memegang Peluru
1) Jari-jari renggang.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,
sehingga dapat membantu untuk menahan supaya
peluru tidak mudah bergeser dari tempatnya. Untuk
menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari
yang kuat dan panjang.
Dasar-Dasar Atletik___________97
c. Teknik menolak peluru
1) Tariklah siku menyerong ke belakang atas dalam
waktu bersamaan dengan memutar tubuh kearah
tolakan.
2) Dorong juga pinggul serta pinggang kedepan sedikit
ke atas sampai dada terbuka menghadap depan
kearah tolakan atau serong keatas.
3) Angkat dagu dengan pandangan menuju pada arah
tolakan.
4) Ketika dada atau seluruh badan menghadap ke arah
tolakan, peluru dapat sesegera mungkin ditolakkan
sekuat tenaga ke arah depan atas atau arah tolakan.
5) Di saat yang sama, dapat menolakkan kaki kanan dan
seluruh tubuh ditolakkan keatas menyerong ke depan
Dasar-Dasar Atletik___________99
2) Tolak peluru Gaya Belakang / O’Brein
O’brien sering dikenal dengan gaya belakang adalah
gaya pada olahraga tolak peluru yang dilakukan
dengan membelakangi sektor lemparan. Gaya ini
hampir sama dengan gaya ortodoks. Gaya
O’brien sering digunakan oleh atlet tolak peluru
karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan
gaya Ortodoks. Jalur awalan lebih panjang bila
menggunakan gaya O’brien sehingga menambah
kecepatan dan ini berarti kemungkinan jarak tempuh
akan semakin jauh. Sikap awalan berdiri
membelakangi pada arah tolakkan. Peluru di pegang
dan di tempatkan di bahu dengan sudut siku 90°. Kaki
kanan didepan dengan membentuk kuda-kuda, kaki
kiri persis terjulur lurus dan santai kebelakang
menginjak diujung kaki. Berat badan tertumpu pada
kaki kanan. Pandangan melihat kebawah dan kedepan
sekitar 5-10 meter. Kemudian secara bersamaan
kedua kaki mundur dan dengan segera memutar
badan ke depan dengan tetap mempertahankan
peluru dibahu. Setelah posisi badan menghadap
kedepan segera dorong peluru ke depan sekuat
mungkin, bersamaan dengan menukar kaki kanan
kedepan saat peluru lepas guna menghindari kaki
menyentuh batas sektor tolakan.
2) Teknik Memutar
Teknik memutar pada tolak peluru mirip dengan
lempar cakram, kecuali pada gerakan tolak peluru
yang berhenti sejenak pada jarak tuas terdekat
sehingga ritmenya juga berbeda. Oleh karena itu,
Dasar-Dasar Atletik___________101
sudut gerakan untuk menolak sedikit lebih vertikal.
Namun, yang paling penting adalah kecepatan saat
melakukan tolakan. Peluru digenggam di ujung
tangan dengan jari-jari merenggang. Ibu jari terus
menghadap ke bawah sepanjang gerakan menolak.
Tekan sedikit peluru saat meletakkannya di samping
leher. Seperti pada metode meluncur, kaki bertumpu
pada kaki kiri. Posisi ini dilakukan dengan
meregangkan pergelangan kaki hingga telapak kaki
merasa tertarik dan tumit kaki dinaikkan. Gerakan
menaikkan tumit ini tidak kaku. Lengan kiri
direntangkan dengan lebar, tetapi tetap rileks. Untuk
memulai tolakan, atlet berputar searah jarum jam,
tetapi kaki kiri tetap di tempat dan menjadi poros
putaran. Tenaga putaran yang besar tidak begitu
diperlukan pada saat melakukan gerakan ini. Atlet
harus berada dalam posisi seimbang dan sudah
memulai ritme untuk menolak. Telapak tangan kiri
direnggangkan ke atas dan melihat ke arah tangan
kirinya. Kedua kaki tetap berada di atas tanah. Posisi
tubuh vertikal/tegak dan lengan kiri masih tetap
sejajar dengan tanah. Di titik ini, tolakan digerakkan
dari sisi kiri tubuh (bagi pelempar dengan tangan
kanan). Lengan dan kaki kiri berputar bersama hingga
lutut dan tangan kiri turun di sebelah kiri, pada posisi
40°. Langkah selanjutnya adalah menaikkan lutut
kanannya ke arah sisi kiri, bersamaan dengan
pergelangan kaki kanan meregang, ujung kaki dan
lutut naik. Bahu dan lengan kiri tidak berubah posisi,
tetapi siku kanan naik 220°, sedangkan lengan kiri
diturunkan. Tubuh bagian atas bergerak sedikit
melewati lingkaran, sedangkan bagian bawah
bergerak dengan cepat melewati lingkaran, tubuh
membentuk sudut 75°. Seorang atlet tidak menarik
pinggang kirinya ke belakang, ke arah lingkaran
Dasar-Dasar Atletik___________103
f. Lapangan Tolak Peluru
Lapangan Tolak Peluru berbentuk lingkaran dibuat dari
besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan,
bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah
luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen,
aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin.
Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20
mm - 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus
dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan
lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan
sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam
lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
1) Ukuran lapangan olahraga tolak peluru :
2) Lingkaran lempar terbuat dari besi tinggi 2 cm dengan
tebal 66 mm dan harus di cat putih.
3) Garis tengah (Diameter) : 2,135 meter.
4) Garis perpanjangan kiri dan kanan : 0,75
meter dengan Lebar garis: 5 cm terbuat dari cat atau
kayu.
5) Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang
sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi
dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak.
6) Lebar balok 11,2 - 30 cm.
7) Panjang balok 1,21-1,23 m.
8) Tebal balok 9,8-10,2 cm.
9) Sektor lemparan : 45 °.
Dasar-Dasar Atletik___________105
BAB 5
NOMOR KHUSUS DALAM ATLETIK
A. LARI HALANG RINTANG (Steeplechase)
1. Pengertian Lari Halang Rintang
Lari Halang Rintang adalah berlari dengan melintasi
rintangan seperti lari gawang. Jika lari gawang hanya
menempuh 100 sampai 400 meter termasuk digolongkan
lari jarak pendek. Lari Halang Rintang ini menempuh jarak
lebih jauh lagi misalnya 3000 meter. Lari Halang Rintang
atau disebut juga lari steeplechase 3000 meter adalah lari
jarak menengah yang melewati rintangan-rintangan. Dalam
Lari Halang Rintang rintangannya dibagi menjadi dua, yaitu
rintangan gawang dan rintangan air dengan gawang di
depannya. Pelari Halang Rintang tidak hanya harus
mempunyai kecepatan seperti pelari 1500 meter. Namun
pelari Halang Rintang juga harus mempunyai kemahiran
dalam melewati rintangan-rintangan tersebut.
2. Teknik dasar dalam lari Halang Rintang
a. Seperti pada Lari Gawang biasa. Cara ini banyak
digunakan oleh pelari-pelari yang banyak memiliki
kemahiran dalam Llari Gawang dan pelari yang
mempunyai tubuh tinggi sehingga dapat dengan mudah
melangkahi rintangan gawang. Hal yang terpenting
setelah melewati gawang adalah pelari tetap dapat
menjaga keseimbangan dengan sebai-baiknya untuk
melanjutkan larinya.
b. Dengan cara melampaui gawang dengan menginjakkan
satu kaki di atas gawang. Cara ini biasanya digunakan
Dasar-Dasar Atletik___________107
oleh para pelari yang belum mahir atau belum dapat
melangkahi gawang dengan baik. Cara ini juga dipakai
pada saat melewati rintangan air dan tidak perlu
mengganti gerakan-gerakan lain, cukup menguasai satu
cara saja. Setelah satu kaki menumpu di atas gawang.
Maka pelari tidak perlu menolak dengan kuat untuk
melakukan lompatan, namun usahakan agar kaki yang
lain secepat mungkin mendarat ke tanah untuk
selanjutnya meneruskan lari. Pada garis besarnya cara
untuk melewati rintangan air adalah:
1) Bertumpu dari titik kira-kira 2 meter di muka gawang
rintangan air. Lalu melompat ke atas, setelah itu kaki
menapak di atas gawang.
2) Badan harus condong ke depan, Kaki bertumpu pada
gawang dan menolak sekuatnya, kaki yang satunya
diayunkan ke depan sejauh-jauhnya, dan badan
sedikit condong ke depan.
3) Pada saat melayang, tangan digunakan untuk
menjaga keseimbangan badan dan kaki tumpu
melakukan gerakan permulaan untuk persiapan
melangkah ketika kaki ayun mendarat.
4) Mendarat sejauh mungkin dengan kaki ayun sehingga
mencapai ujung bak air. Kaki yang mendarat sedikit
ditekuk dan badan sedikit condong ke depan
Terdapat dua rintangan yang harus dilalui oleh atlet
lari Halang Rintang, yakni: rintangan berupa gawang dan
rintangan berupa rintangan gawang yang di belakangnya
terdapat kolam air.
3. Bentuk rintangan
Dalam Lari Halang Rintang, Rintangan dibagi menjadi
Dasar-Dasar Atletik___________109
gugur dan musim dingin , dan dapat mencakup kondisi
cuaca hujan, salju atau hujan es, dan berbagai suhu. Para
pria senior berkompetisi di jalur 12 kilometer. Wanita senior
dan pria junior bersaing dalam 8 kilometer. Wanita junior
berkompetisi di jalur 6 kilometer. Teknik lari lintas alam
memiliki dasar yang sama dengan teknik lari jarak jauh. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam lomba lari lintas
alam. Lari lintas alam adalah lari jarak jauh dengan
intensitas ringan hingga sedang yang dilakukan di alam
terbuka.
2. Peraturan dalam Lari Lintas Alam
a. Jalur lomba
1) Pada jalur di alam terbuka di ladang yang luas,
lapangan rumput yang luas dengan sebagian tanah
yang baru dibajak hindari banyaknya jalur yang
memotong.
2) Jalur perlombaan harus diberi rambu-rambu sebagai
penunjuk jalur, diupayakan dikiri-kanan jalur
dibuatkan pembatas dengan tali atau benda lain.
3) Bila merancang jalur hindari rintangan yang
membahayakan seperti parit yang dalam, terjal,
curam, semak belukar yang tebal.
4) Start dan jarak-jarak yang relatif pendek jalur yang
menyempit harus dihindari agar tidak terjadi hal-hal
yang berbahaya, seperti jembatan titian yang
menghambat layu pelari.
5) Jalur pelombaan harus diukur dan diumumkan pada
semua peserta dan adanya penjelasan tentang kondisi
alam sekitar yang dilalui. Jika jalur tersebut lingkaran
hendaknya satu putaran tidak kurang dari 2200
meter.
6) Jalur lomba dapat diterima dan dipertanggung
jawabkan, rute lomba harus dirinci dalam buku acara
serta menunjukkan sekretaris, panitia, wasit dan juri
pos(juri titik) sepanjang jalur lomba untuk
Dasar-Dasar Atletik___________111
tempuh 5 km, pelari keempat 10 km, pelari kelima 5 km,
pelari keenam jaak tempuh 7,195.
j. Pengukuran rute agar memakai metode sepeda yang
berkaliberasi untuk menghindari jalur yang kependekan
pada waktu pengukuran. Maka diperhitungkan di dalam
pengukuran sebesar 0,1% artinya jika pengukur 1 km
maka akan dapat diperoleh 1001 meter.
k. Keamanan peserta lomba terjamin selama pelaksanaan
perlombaan berlangsung.
l. Peserta dalam keadaan sehat dan layak mengikuti
perlombaan oleh tim dokter. Pos minum, pos penyegar,
pos guyur tersedia di tempat start dan finish dengan
jarak interval 3 km, jika lomba lebih dari 10 km pos-pos
disediakan setelah 5 km pertama.
Dasar-Dasar Atletik___________113
perlombaan. Memadu padankan antara teori dengan kegiatan
praktik akan lebih memaksimalkan hasil yang diharapkan dalam
setiap nomor perlombaan. Pada akhirnya sangat penuh harapan
buku ini menjadi sebuah konsep pendamping keilmuan praktik yang
menjadi tulang punggung pencapaian prestasi.
Jaya Olahraga Ku--------------Atletik Berprestasi
Salam Olahraga----------Jaya Olahraga Indonesia
Dasar-Dasar Atletik___________115
peraturan-lari-jarak-pendek.html
https://www.kazovision.com/sports/rules/jump/?lang=eng
https://www.materiolahraga.com/2018/08/lompat-jangkit.html
https://www.seppuloeppa.com/lari-jarak-jauh/
https://www.wikihow.com/Pole-Vault
Jarver, Jess. 2012. Belajar dan Berlatih Atletik. Bandung: Pionir Jaya.
Khomsin. 2008. Atletik 2 Dasar-dasar Pembelajaran Atletik, Lompat
Jangkit, Lari Gawang, Lempar Lembing, Lompat Tinggi, Lempar
Cakram, Lari Estafet, Jalan Cepat, dan Peraturan Perlombaan.
Semarang: UNNES Press.
Khosim, 2008. Atletik 2, Semarang :UNNES Press.
Momane, Fred. 1987. Dasar-Dasar Atletik. Bandung : Angkasa
(Anggota IKAPI)
Muhtar, T. 2011. Atletik. Sumedang: Bintang Wali Artika.
Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Surakarta: Yudhistira.
Muklis, 2007. Olahraga Kegemeranku Atletik. Klaten : Intan Prawira
Munasifah. 2008. Atletik Cabang Lempar. Semarang : Cabang Ilmu
Purnomo, Eddy & Dapan, 2013. Dasar-dasar Atletik. Yogyakarta :
Alfamedia.
Purnomo, Eddy. 2007. Pedoman Mengajar Dasar Gerak Atletik.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Suherman, A. dkk. 2001. Pembelajaran Atletik, Pendekatan Bermain
dan Kompetisi. Bandung : CV. Bintang Warli Artika
Syarifuddin, Aip. 1996. Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, untuk Sekolah dasar kelas I sampai kelas IV, Jakarta
: PT. Gramedia
Syarifudin, Aip dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani dan
Dasar-Dasar Atletik___________117
118 ___________ Dasar-Dasar Atletik
BIODATA PENULIS
Sukendro, lahir di Banda Aceh
pada tanggal 14 September 1965,
merupakan putra kedelapan (bungsu)
dari bapak Sarto Utomo (alm) dan
Ibu Hj Rustini Selamet (alm).
Mempunyai seorang istri yang
bernama Hj. Suharni serta dua orang
anak yang bernama Putri Ayu
Lestari,S.Pd,M.Hum dan Fitri
Khoirunnisa Menyelesaikan pendidikan
di SD Muhammadiyah Medan, SMP
Muhammadiyah Medan, SMPP Negeri 24 Medan. Lalu
menyelesaikan pendidikan di IKIP Medan Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan tahun 1990, menyelesaikan jenjang
Magister di Universitas Padjajaran Bandung tahun 1996 bidang
Ilmu Faal dan Kesehatan Olahraga, serta menuntaskan
doktornya di Universitas Negeri Jakarta tahun 2011 Bidang Ilmu
Pendidikan Olahraga. Dosen tetap di Prodi Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Universitas Jambi ini merupakan mantan atlet atletik
dan penggerak berbagai bidang olahraga serta aktif dalam berbagai
organisasi olahraga di Provinsi Jambi seperti Ketua Umum ISORI,
Kabid Litbang KONI Kota Jambi, Ketua I Tarung Derajat Provinsi
Jambi, Sekum FORMI Provinsi Jambi, Kabid Binpres PERTINA
Provinsi Jambi, Penasehat PERBASI Provinsi Jambi, Kabid Organisasi
PBSI Provinsi Jambi, Ketua I BAPOMI Provinsi Jambi, Kabid
Olahraga dan Seni KORPRI Provinsi Jambi, Ketua Harian PRSI
Provinsi Jambi, Kabid BIMPRES KONI Provinsi Jambi, Ketua II
BPMSI Provinsi Jambi,Penasehat PASI Provinsi Jambi, Kabid
Binpres PGSI Provinsi Jambi. Sekarang merupakan Ketua Umum
Olahraga Petanque Provinsi Jambi, Sekretaris Umum KONI
Provinsi Jambi, serta menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Jambi. Selain itu, masih aktif menulis
buku dan menerbitkan buku di bidang olahraga sejak tahun
Dasar-Dasar Atletik___________119
2012, diantaranya Metodologi Penelitian Olahraga (2012),
diantaranya Gizi dan Kesehatan Olahraga (ISBN: 978-602-99552-
3-1 Corbooks/2015), Bunga Rampai Olahraga (ISBN: 978-979-9152-
39-8 Referensi (GP Press Group)/2014), Fisiologi dan Latihan
Olahraga (ISBN: 978-602-6934-12-3 WR/2015), Psikologi Olahraga
(ISBN: 978-602-50438-0-2 Katalong dalam Terbitan/2017),
Pembinaan Prestasi Olahraga (ISBN: 798-602-51216-0-9 FIK/2018),
dan Panduan Penulisan Skripsi (ISBN: 978-025-1216-2-3 FIK/2018),
Menelisik Potensi Olahraga Suku Anak Dalam (SAD) ISBN :
978-602-5724-55-8 Salim Media Indonesia, 2019.
Dasar-Dasar Atletik___________121