Anda di halaman 1dari 23

PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI


KENTANG DI KAWASAN DIENG JAWA TENGAH

Tri Widayati
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Email: triwiedy3@yahoo.com

Abstrak

Efisiensi usahatani kentang di Kawasan Dieng Jawa Tengah dilakukan dengan


mengambil sampel 200 petani yang tinggal di 3 wilayah kecamatan yaitu Kejajar, Dieng dan
Batur. Penggunaan input yang membentuk output berpengaruh terhadap efisiensi ekonomis
maupun teknis. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hasil estimasi efisiensi teknis dengan
menggunakan n=200, efisiensi teknis adalah 0,886. Angka efisiensi teknis yang kurang dari
satu ini menunjukkan bahwa usahatani kentang di daerah penelitian belum efisien, artinya
penggunaan input masih bisa ditingkatkan untuk menaikkan produksi.penggunaan input
(faktor produksi) yang dapat dtingkatkan adalah luas lahan dan pemakaian bibit. Input (faktor
produksi) yang lain harus dikurangi penggunaannya karena sudah tidak ekonomis, yaitu untuk
pemakaian pupuk kimia, insektisida, pupuk kandang, tenaga kerja, dan fungisida.

Kata kunci: Efisiensi Teknis, Ekonomi dan Harga, Usahatani Kentang

Abstract

The efficiency of potato agriculture in Dieng Area of Central Java was conducted by
taking samples of 200 farmers who live in 3 districts of Kejajar, Dieng and Batur. The use of
inputs that make up the output affects economic and technical efsiensi. From result of
research got that technical efficiency estimation efficiency is 0,886. This technical efficiency
score of less than one indicates that potato agriculture in the research area is inefficient,
meaning that inputs can still be increased to increase production. Use of inputs (factors of
production) that can dtingkatkan is the area of land and the use of seeds. Other inputs should
be reduced because they are not economical, ie for the use of chemical fertilizers,
insecticides, manure, labor, and fungicides.

Keywords : Technical Efficiency, Economics and Price, Potato Agriculture

ISBN : 978-602-14119-2-6 173


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

PENDAHULUAN adalah Kabupaten Banjarnegara dan


Latar Belakang Kabupaten Wonosobo. Produksi kentang
Pembangunan pertanian di Indo- selama empat tahun terakhir di
nesia saat ini diarahkan menuju JawaTengah dapat dilihat dalam Tabel 1.2.
pembangunan pertanian yang ber- Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa
kelanjutan (sustainable agriculture). selama empat tahun terakhir terjadi
Konsep pertanian berkelanjutan merupakan peningkatan produksi kentang dan luas
implementasi dari pembangunan ber- panen.
kelanjutan pada sektor pertanian. Konsep Hasil produksi Kawasan Dieng
pembangunan pertanian berkelanjutan dibandingkan total produksi kentang
dirumuskan pada akhir tahun 1980-an seluruh Jawa Tengah menunjukkan
sebagai respon terhadap strategi persentase yang cukup besar dan
pembangunan sebelumnya yang terfokus cenderung mengalami peningkatan. Pada
pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi tahun 2011, produksi kentang di Kawasan
yang terbukti telah menimbulkan degradasi Dieng mencapai 69,36% dari total
kapasitas produksi maupun kualitas produksi kentang di Jawa Tengah.
lingkungan hidup. Konsep pertama Meskipun sempat menurun menjadi
dirumuskan dalam Laporan Bruntland 67,51% pada tahun 2012, namun
(Bruntland Report) yang merupakan hasil selanjutnya meningkat pada tahun 2013
kongres Komisi Dunia mengenai dan 2014 menjadi 71,84% dan 72,83%.
Lingkungan dan Pembangunan Per- Produksi kentang di Kawasan Dieng
serikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1987 terbesar berada di Kabupaten Banjarnegara
yang menyatakan bahwa pembangunan diikuti oleh Kabupaten Wonosobo.
berkelanjutan ialah pembangunan yang Wilayah kabupaten lain yang berada di
mewujudkan kebutuhan saat ini tanpa Kawasan Dieng tidak banyak
mengurangi kemampuan generasi menghasilkan produksi kentang.
mendatang untuk mewujudkan kebutuhan Periode waktu 2011-2014
mereka (Salikin, 2003 ). produktivitas rata-rata tertinggi di Jawa
Produksi kentang di Indonesia Tengah terjadi pada tahun 2014 yaitu
mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 169 kuintal per hektar dan terendah
selama periode tahun 2011 sampai tahun sebesar 141 kuintal per hektar yang terjadi
2014. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan pada tahun 2013. Produktivitas kentang di
total produksi yang besar dibandingkan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten
dengan tahun sebelumnya, yaitu dari Wonosobo tertinggi dicapai pada tahun
1.124.282 kuintal menjadi 4.316.016 2014 yaitu 152,237 kuintal per hektar dan
kuintal. Perbandingan total produksi Jawa 158,276 kuintal per hektar. Jika
Tengah dibandingkan Indonesia dapat dibandingkan dengan beberapa kabupaten
dilihat dalam Gambar 1. lain di Jawa Tengah, tingkat produktivitas
Kawasan Dieng merupakan di dua wilayah tersebut lebih rendah. Pada
penghasil kentang terbesar di Jawa tahun 2014, tingkat produktivitas kentang
Tengah. Kawasan ini meliputi Kabupaten di Kabupaten Magelang, Kabupaten
Kendal,KabupatenBatang, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Semarang
Pekalongan, Kabupaten Banjarnegara, dan berturut-turut adalah 189,357 kuintal per
Kabupaten Wonosobo. Dari kelima hektar, 211,214 kuintal per hektar, dan
kabupaten tersebut, wilayah yang menjadi 243,529 kuintal per hektar.
sentra kentang terbesar di Jawa Tengah

174 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

4.316.016
955.488 1.094.240 1.124.282
4.000.000

Kuintal 2.504 2.536 2.735 2.922 Indonesia


2.000 Jawa Tengah

1
2011 2012 Tahun 2013 2014
Gambar 1. Produksi Kentang Jawa Tengah Dibandingkan Produksi
Kentang Seluruh Indonesia

300,00

250,00
Produktivitas ku/ha

200,00

150,00 2011
2012
100,00
2013
2014
50,00

0,00

Gambar 2. Produktivitas Kentang di Jawa Tengah Tahun 2011-2014

Penanaman kentang di Kawasan yang diterapkan pada kawasan budidaya


Dieng dilakukan di lereng-lereng dengan kentang berupa terasering dengan arah
sistem penanaman searah kontur dan aliran tegak lurus pada garis kontur.
beberapa menggunakan sistem teras Akibatnya aliran air mengalir ke bawah
bangku. Kondisi curah hujan yang tinggi, dengan cepat dan membawa partikel tanah.
bentuk permukaan tanah yang cenderung Revolusi hijau membawa implikasi
menyebabkan erosi tanah, kerusakan tanah, penggunaan pupuk dan pestisida yang
dan kelangkaan sumberdaya air. Penelitian relatif tinggi karena diyakini dapat
yang dilakukan oleh Ngabekti, et al. (2007) meningkatkan produksi. Penggunaan
di Kawasan Dieng menunjukkan bahwa varietas bermutu tinggi, pupuk kimia, dan
tingkat erosi di Kawasan Dieng sudah pestisida berdampak pada penurunan
cukup tinggi disebabkan sistem terasering kualitas lahan pertanian. Penggunaan

ISBN : 978-602-14119-2-6 175


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

pupuk dan pestisida yang berlebihan 1. Bagaimana kondisi efisiensi ekonomi


menyebabkan input yang berlebihan, pada usahatani kentang di Kawasan
polusi air,polusi tanah, dan timbulnya Dieng?
akumulasi residu. Penggunaan pupuk dan 2. Bagaimana kondisi efisiensi teknis ?
pestisida di Kawasan Dieng memerlukan 3. Bagaimana strategi untuk meningkat-
perhatian yang sangat penting karena kan efisiensi usahatani kentang di
mempengaruhi keberlanjutan usahatani. Kawasan Dieng?
Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa peningkatan output dapat dilakukan Tujuan Penelitian
tanpa peningkatan input atau penggunaan Secara umum, penelitian ini ber-
teknologi baru (Bravo-Ureta,1997). tujuan untuk membuat model pengelolaan
Perbedaan variasi produksi disebabkan pertanian berkelanjutan di Kabupaten
oleh perbedaan kapabilitas manajerial dan Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo
manajemen petani. Ketidaksamaan mana- yang merupakan wilayah terbesar pada
jemen ini merupakan sumber ketidak- Kawasan Dieng. Sedangkan tujuan
efisienan (Nahraeni, 2012). khususnya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui efisisensi usahatani
kentang di Kawasan Dieng
Perumusan Masalah 2. Menganalisis efisiensi teknis usaha tani
Komoditas kentang di Kawasan kentang di daerah penelitian.
Dieng membutuhkan bahan organik tanah 3. Membuat strategi untukmeningkatkan
yang tinggi sehingga petani kentang di efisiensi usahatani kentang di Kawasan
Kawasan Dieng harus menggunakan pupuk Dieng.
kandang untuk setiap kali tanam. Tingkat
erosi yang tinggi yang terjadi di Kawasan Manfaat Penelitian
Dieng menyebabkan pemberian pupuk Penelitian ini diharapkan dapat
kandang (CM) menjadi lebih banyak. memberikan manfaat pada rekayasa
Penggunaan pupuk kandang (CM) di kelembagaan pengelolaan di Kawasan
Kawasan Dieng mencapai 15-20 ton per Dieng baik secara teoritik maupun praktik.
hektar. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan
Salah satu aspek dalam ekonomi dapat memberikan kontribusi antara lain
yang dijadikan dasar untukmengetahui untuk:
bagaimana penggunaan input untuk 1) Bahan kajian untuk mengetahui tingkat
meningkatkan produksi (output) adalah efisiensi, ekonomis dan teknis pada
dengan mengukur efisiensi teknik (Sharma usahatani kentang di Kawasan Dieng
dan Leung, 2000). Selain itu, indikator lain 2) Bahan kajian untuk menentukan strategi
yang digunakan untuk mengetahui untuk meningkatkan efisiensi pada
keberhasilan pembangunan pertanian usahatani kentang.
berkelanjutan dari aspek ekonomi adalah Secara praktis, penelitian ini
pendapatan usahatani, return cost ratio, diharapkan memberi manfaat untuk:
dan produktivitas (Hayati, et al., 2010). 1) Bahan pertimbangan bagi pengambil
Berdasarkan hasil uraian di atas, kebijakan, baik Pemerintah Provinsi
dapat disimpulkan bahwa sistem usaha tani Jawa Tengah maupun Pemerintah
kentang menyebabkan kondisi lahan Kabupaten di Kawasan Dieng,
menjadi kritis yang selanjutnya dapat khususnya dalam upaya peningkatan
berdampak negatif pada sistem efisiensi, baik teknis maupun ekonomi.
pembangunan pertanian berkelanjutan. 2) Bahan masukan bagi petani sebagai
Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan pertimbangan untuk menentukan apa
penelitian sebagai berikut: yang sebaiknya dilakukan untuk

176 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

meningkatkan produksi, pendapatan, TINJAUAN PUSTAKA


dan efisiensi usahatani. Landasan Teori
Adapun Teori yang mendasari
Orisinalitas Penelitian penelitian ini meliputi konsep fungsi
Nahraeni (2012) meneliti tentang produksi, efisiensi teknik, pendapatan
keberlanjutan usahatani hortikultura di usahatani, produktivitas, kinerja, dan
Jawa Barat menemukan bahwa usahatani konsep kelembagaan.
kentang dan kobis belum efisien, dengan
rata-rata efisiensi alokatif mencapai 47% Teori Produksi
untuk kentang dan 77% untuk kubis. Rahim dan Hastuti (2002)
Artinya, pada tingkat harga input dan mengemukakan bahwa produksi pertanian
output masih terdapat potensi yang cukup (on farm) merupakan fokus pertama yang
besar untuk petani kentang dalam akan mempengaruhi proses selanjutnya
mengalokasikan input pada tingkat biaya hingga menghasilkan output. Produksi
minimal. Dari hasil penelitian ini, juga dapat dinyatakan sebagai perangkat
diperoleh kesimpulan bahwa variabel luas prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam
lahan, jumlah benih yang digunakan, dan penciptaan komoditas berupa kegiatan
penggunaan pupuk kandang secara nyata usahatani atau kegiatan lainnya (penang-
dapat meningkatkan produksi kentang dan kapan dan beternak). Produksi adalah
kubis dataran tinggi, sedangkan kemi- perubahan dari dua atau lebih input
ringan lereng yang semakin tinggi (sumberdaya) menjadi satu atau lebih
menunjukkan hasil yang negatif, artinya output (produk). Produksi adalah suatu
semakin tinggi lereng hasil produksi kegiatan yang mengubah input menjadi
semakin kecil. output (Herlambang, et al., 2002).
Penelitian tentang usahatani kentang Dalam istilah ekonomi, faktor
dilakukan oleh Sa’diyah dan Muljawan produksi kadang disebut dengan input.
(2011), Agustian dan Mayrowani (2008), Macam input atau faktor produksi ini
Hartono dan Prihtani (2008), dan Hartati perlu diketahui oleh produsen. Terdapat
(2007) dengan lokasi yang berbeda. hubungan matematik yang kuat antara
Penelitian terkait dengan usahatani input dan faktor produksi.
kentang di Kawasan Dieng sangat Menurut Beattie dan Taylor (1996)
beragam. Hartati (2007) meneliti tentang hubungan tersebut dapat ditulis:
Pengaruh Perilaku Petani terhadap Risiko Y = f (X1,X2,....Xn)
Ketidakefisienan Usahatani Kentang di di mana :
Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah yang Y = produk atau variabel yang
menunjukkan bahwa perilaku petani dalam dipengaruhi oleh faktor produksi x
menghadapi risiko dipengaruhi oleh X = faktor produksi atau variabel
beberapa peubah. Ada enam peubah yang yang mempengaruhi Y.
mempengaruhi, yaitu umur, pendidikan, Soekartawi (2003), Beattie dan
jumlah tanggungan keluarga, pengalaman Taylor (1996) menjelaskan bahwa fungsi
berusahatani, luas lahan, dan status lahan produksi adalah hubungan fisik antara
sebagai dummy. Dari hasil penelitian masukan produksi (input) dan produksi
didapatkan bahwa semakin tinggi umur (output). Analisis fungsi produksi
petani, jumlah tanggungan keluarga, dilakukan oleh peneliti, karena diperlukan
pengalaman berusahatani, luas lahan, dan informasi tentang bagaimana sumberdaya
status penguasaan lahan petani, maka yang terbatas seperti tanah, tenaga kerja,
semakin tinggi pula keberanian petani dan modal dapat dikelola dengan baik agat
kentang di Dieng dalam menghadapi produksi maksimum dapat diperoleh.
risiko. Fungsi produksi sangat penting dalam
teori produksi karena:

ISBN : 978-602-14119-2-6 177


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

1. Dengan fungsi produksi, maka dapat b. Constant Return to Scale , bila (β1 +
diketahui hubungan antarfaktor β2 ) = 1
produksi dan produksi (output) secara Pada kondisi demikian, dapat diartikan
langsung dan hubungan itu mudah bahwa proporsi penambahan faktor
dimengerti; produksi akan proporsional dengan
2. Dengan fungsi produksi, maka dapat penambahan produksi.
diketahui hubungan antara variabel c. Increasing Return to Scale , bila (β1 +
yang dijelaskan (dependent variable) β2 ) > 1
yaitu Y, dan variabel yang Pada kondisi demikian, dapat diartikan
menjelaskan (independent variable) bahwa proporsi penambahan faktor
yaitu X, sekaligus juga untuk produksi akan menghasilkan produksi
mengetahui hubungan antara variabel yang proporsinya lebih besar.
penjelas. Proses produksi mempunyai
Berbagai macam fungsi produksi landasan teknis yang disebut fungsi
telah diketahui dan dipergunakan oleh produksi, yang menggambarkan hubungan
berbagai peneliti, tetapi yang umum dan antara faktor produksi dengan kuantitas
sering digunakan adalah fungsi produksi produksi. Untuk mempermudah analisis,
linear, fungsi produksi kuadratik, fungsi maka faktor produksi dianggap tetap,
produksi eksponensial, dan fungsi produksi kecuali diketahui secara jelas. Ini berarti
CES (Constan Elasticity of Substitution, kuantitas produksi dipengaruhi oleh
Transcedental and Translog). banyaknya tenaga kerja yang digunakan.
Berdasarkan rangkuman jenis fungsi Faktor produksi yang dianggap konstan
produksi, maka penelitian ini disebut faktor produksi tetap dan
menggunakan Fungsi Produksi Cobb- banyaknya faktor produksi ini tidak
Douglass dengan 3 (tiga) pertimbangan. dipengaruhi oleh banyaknya hasil
Pertama, memiliki fleksibilitas pada produksi. Faktor produksi yang dapat
penggunaan variabel input. Kedua, berubah kuantitasnya selama proses
menggunakan data kerat silang yang biasa produksi atau banyaknya faktor produksi
dipakai di bidang pertanian. Ketiga, yang digunakan tergantung pada hasil
dengan bentuk logaritma natural akan produksi yang disebut faktor produksi
memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) variabel. Tahapan produksi pertanian
elastisitas dari produksi mengukur dengan input K dan L.
kemampuan reaksi dari input meningkat-
kan output; (2) berdasarkan persamaan Konsep Efisiensi
fungsi Cobb-Douglas, terdapat tiga situasi
yang mungkin dalam tingkat pengembalian Efisiensi menurut Soekartawi (1990)
terhadap skala. Returtn to Scale (tingkat adalah upaya untuk menggunakan
pengembalian terhadap skala) perlu masukan dalam jumlah tertentu untuk
diketahui untuk mengetahui apakah memperoleh keluaran yang sebesar-
kegiatan dari suatu usaha tersebut besarnya. Efisiensi dibagi menjadi tiga
mengikuti kaidah increasing, constant atau konsep, yaitu efisiensi teknis (technical
decreasing return to scale. Ada tiga efficiency), efisiensi harga atau efisiensi
alternatif, yaitu: (Soekartawi, 2003) biaya (price efficiency) atau allocative
a. Decreasing Return to Scale, bila (β1 + efficiency, dan efisiensi ekonomi
β2 ) < 1 (economic efficiency)
Pada kondisi demikian, dapat diartikan Efisiensi merupakan tindakan
bahwa proporsi penambahan faktor memaksimalkan hasil dengan mengguna-
produksi melebihi proporsi kan modal, tenaga kerja, material, dan alat
penambahan produksi. yang minimal (Stoner, 1995). Efisiensi
merupakan rasio antara input dan output,

178 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

dan perbandingan antara masukan dan NPM diperoleh dari:


pengeluaran.
Efisiensi produksi sesuai dengan (2.3)
prinsip dasar ilmu ekonomi adalah output
produksi tertentu akan dapat dihasilkan
output semaksimal mungkin atau untuk Keterangan:
mendapatkan output tertentu dengan input : Elastisitas produksi faktor produksi i.
seminimal mungkin. Jika prinsip efisiensi : Harga kentang.
produksi itu diterapkan dalam suatu Y : Harga produksi.
produksi komoditas pertanian maka petani
akan berupaya untuk mencapai suatu Dalam kenyataan, NPMx tidak selalu
efisiensi dalam menggunakan input sama dengan , sehingga yang sering
produksi. terjadi adalah:
Farrel (1957) mengemukakan bahwa
efisiensi produksi terdiri dari komponen a. Apabila masing-masing faktor
teknik dan alokatif. Efisiensi teknik produksi sama, berarti kombinasi
merupakan kemampuan suatu unit usaha penggunaan faktor produksi optimal.
untuk dapat berproduksi sepanjang kurva
b. Apabila masing-masing faktor
isokuan yaitu menghasilkan output
seoptimal mungkin dengan menggunakan produksi tidak sama, berarti kombinasi
kombinasi input dan teknologi tertentu. penggunaan faktor produksi belum
Efisiensi alokatif merefleksikan kemam- optimal.
puan suatu unit usaha menggunakan input
dalam proporsi yang optimal, sesuai Batesse dan Coelli (1991) mengemu-
dengan harganya masing-masing dan kakan bahwa efisiensi teknis dari suatu
teknologi produksi. Efisiensi alokatif usahatani adalah rasio antara produksi
tercapai jika perusahaan tersebut mampu usahatani observasi dengan output
memaksimumkan keuntungan yaitu (produksi) dari fungsi produksi frontier.
menyamakan produk marjinal setiap faktor Effisiensi teknis atau inefisiensi teknis
produksi dengan harganya. Jadi, efisiensi usahatani ke-i diduga dengan meng-
ekonomi dapat dicapai jika efisiensi teknik gunakan persamaan yang dirumuskan oleh
dan efisiensi harga tercapai. Bateese dan Coelli (1991) dan Kumbhakar
Untuk mengetahui apakah dan Lovell (2000) sebagai berikut:
penggunaan faktor produksi mencapai
kondisi yang optimal dilakukan dengan ( ) (2.4)
melihat perbandingan antara produksi fisik
marjinal faktor produksi dengan harga Efisiensi teknis ini dapat
faktor-faktor produksi, sehingga dapat diperkirakan dengan rumus sebagai
dituliskan: berikut:

(2.1) ( |
( )
Dari rumus tersebut dapat dijabarkan ⌊ ⌋ (2.5)
bahwa kondisi optimal akan tercapai jika: ( )

di mana:
= = = = , dan
(2.2)
serta representasi dari fungsi
distribusi normal.

ISBN : 978-602-14119-2-6 179


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

Gambar 3. Ukuran Efisiensi Menurut Cara Farrel


Sumber: Soekartawi, 2003

Garis UU’ pada Gambar 3 adalah proses produksi. Karakteristik fungsi


garis isokuan dari berbagai kombinasi produksi frontier untuk mengestimasi
input untuk mendapatkan efisiensi teknis adalah adanya pemisahan
sejumlah Y tertentu yang optimal. Garis ini dampak dari shok variabel eksogen
sekaligus menunjukkan garis frontier dari terhadap output dengan kontribusi variasi
fungsi produksi Cobb-Douglass. Titik C dalam bentuk efisiensi teknis (Giannakas,
dan titik lain yang posisinya di bagian luar et al.,2003).
garis UU’ adalah tingkat teknologi dari Model produksi frontier stokastik
masing-masing individu pengamatan. didasarkan pada model yang
Garis PP’ adalah garis biaya yang dikembangkan oleh Battese dan Coelli
merupakan tempat kedudukan titik-titik (1991), yaitu TE effect model. Model ini
kombinasi dari berapa biaya yang dapat menetapkan efek inefisiensi teknik dalam
dialokasikan untuk mendapatkan sejumlah bentuk frontier stokhastik yang
input dan sehingga mendapatkan diformulasikan sebagai berikut:
biaya yang optimal. Garis OC ∑ ( ) (2.6)
menggambarkan jarak, dimana suatu ∑ (2.7)
teknologi dari suatu usaha apakah itu usaha Ui adalah salah satu kesalahan baku
pertanian maupun nonpertanian. yang menyusun kesalahan baku (error
term) dalam menggambarkan ketidak-
Pendekatan Parametrik dengan efisienan teknik suatu usahatani dan
Stochastik Frontier Analysis bernilai positif, sehingga semakin besar
Fungsi produksi frontier adalah nilai Ui maka makin besar ketidakefisienan
sebuah fungsi produksi yang memiliki teknik suatu usahatani. Dengan kata lain,
keunggulan dibandingkan dengan fungsi suatu usahatani dikatakan secara teknik
fungsi produksi yang lain yaitu efisien 100 persen apabila Ui=0.
kemampuannya menganalisis keefisienan Pendekatan parametrik yang
maupun ketidakefisienan teknis suatu banyak digunakan dalam penelitian

ISBN : 978-602-14119-2-6 1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

efisiensi adalah Stochastik Frontier melampuai dari output deterministiknya,


Analysis (SFA) dengan menggunakan maka aktivitas produksi petani tersebut
fungsi produksi Cobb-Douglass dan dipengaruhi oleh kondisi yang mengun-
Translog. SFA mengacu pada pendekatan tungkan dimana variabel vi bernilai positif.
ekonometrik frontier yang memerlukan Apabila petani menghasilkan output aktual
bentuk persamaan untuk biaya, profit, atau di bawah produksi deterministik frontier
hubungan antara output-input dan faktor dan output stokastik frontiernya juga
lingkungan yang memungkinkan adanya berada dibawah output deterministiknya.
error acak. Hal tersebut dapat terjadi karena aktivitas
Aigner, et al. (1997) mengemuka- produksi petani tersebut dipengaruhi oleh
kan bahwa fungsi stochastik frontier kondisi yang tidak menguntungkan yaitu
merupakan perluasan dari model asli nilai vi negatif. Struktur dasar model
deterministik untuk mengukur efek-efek stochastik frontier dapat dijelasakan dalam
yang tidak terduga (stochastik frontier) di Gambar 4.
dalam batas produksi. Dalam fungsi Studi empiris terkait dengan
produksi ini ditambahkan random error, vi, perhitungan efisiensi teknis dilakukan oleh
ke dalam variabel acak non negatif, ui, Prayoga (2010) yang meneliti tentang
seperti dinyatakan dalam persamaan produktivitas dan efisiensi teknis usahatani
berikut: padi organik lahan sawah. Efisiensi teknis
diukur dengan fungsi produksi frontier
( ), dimana i = 1,2,3... n (2.8) yang diestimasi dengan metode MLE,
dengan mengasumsikan Cobb-Douglas
Random error, vi, berguna untuk adalah bentuk fungsional usahatani padi
menghitung ukuran kesalahan dan faktor organik di daerah penelitian. Hasil
acak lainnya, seperti kondisi cuaca dan penelitian menunjukkan bahwa tingkat
lain-lain bersama-sama dengan efek efisiensi petani sampel bervariasi antara
komnbinasi dan variabel input yang tidak 0,47 – 0,96 dengan rata-rata 0,70. Dari
terdefinisi pada fungsi produksi. penelitian ini, implikasi kebijakan dari
Selanjutnya Aigner, et al. (1977) temuan-temuan penelitian ini adalah upaya
mengemukakan bahwa vi didistribusikan peningkatan efisiensi teknis melalui
secara independen dan identik peningkatan kegiatan penyuluhan tentang
(independent and identically usahatani padi organik perlu dilakukan
distributed/iid) dengan rataan bernilai nol secara kontinyu oleh Dinas atau instansi
dan ragam konstan independen dari ui terkait.
yang diasumsikan iid random variabel Essilfie et al. (2010) melakukan
eksponensial setengah normal. penelitian tentang efisiensi teknik pada
Model persamaan 2.8 disebut produksi jagung dengan skala kecil dengan
Stochastik Frontier Production Function pendekatan stochastic frontier. Penelitian
karena nilai output dibatasi oleh variabel yang dilakukan di negara Ghana ini
stokastik (random), exp( ). menghasilkan tingkat efisiensi teknis rata-
Random error dapat bernilai positif atau rata adalah 58%. Faktor produksi yang
negatif demikian pula outputstochastik digunakan dalam dalam penelitan ini
frontier bervariasi sekitar bagian tertentu adalah tenaga kerja, penggunaan bibit dan
dari model deterministik frontier, pupuk, tingkat pendidikan, dan jumlah
exp( ). Komponen deterministik dari anggota rumah tangga.
model frontier, y = exp( ) menggunakan Pendekatan dengan fungsi produksi
asumsi berlaku hukum diminishing return frontier untuk menghitung efisiensi teknis
to scale. Jika petani menghasilkan output juga dilakukan oleh Fauziyah (2010),
aktual di bawah produksi deterministik Sukiyono (2005), Saptana (2011), dan
frontier, tetapi outputstokastik frontiernya Nuhraeni (2012). Penelitian Fauziyah

ISBN : 978-602-14119-2-6 181


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

(2010) tentang perilaku petani dalam Jokolelono (2011) menggunakan


menghadapi risiko produksi terhadap stochastik frontier untuk menghitung
alokasi input pada usahatani tembakau tingkat efisiensi teknis pada budidaya
menyimpulkan bahwa secara keseluruhan tambak di Kabupaten Parigi Moutong
perhitungan inefisiensi alokatif > 0, artinya Provinsi Sulawesi Tengah. Faktor produksi
petani tembakau masih bersifat under use yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dalam penggunaan faktor produksi. lahan, bibit, tenaga kerja, pakan,
Tingkat efisiensi teknis dan efisiensi pengalaman, kapur, teknologi, dan PPL.
alokatif usahatani tembakau berkisar antara Perhitungan efisiensi teknis untuk
0,61 – 0,89 dan 0,50 -0,85. Perhitungan budidaya tambak ini menghasilkan angka
efisiensi teknis pada usahatani cabe merah rata-rata sebesar 0,803. Hal ini
yang dilakukan Sukiyono (2005) menunjukkan bahwa hasil produksi untuk
mendapatkan kesimpulan angka efisiensi usahatani tambak di Parigi Moutong belum
teknis cabe merah tergolong tinggi yaitu sepenuhnya melakukan kegiatan secara
>0,84. Perhitungan efisiensi alokatif dan efisien.
efisiensi ekonomi masing-masing (>0,60) Penelitian terkait dengan usahatani
dan (>0,50). kentang di Kawasan Dieng sangat
Penelitian yang dilakukan Nahreni beragam. Hartati (2007) meneliti tentang
(2012) tentang kajian efisiensi dan Pengaruh Perilaku Petani terhadap Risiko
keberlanjutan usahatani sayuran dataran Ketidakefisienan Usahatani Kentang di
tinggi yaitu kentang dan kubis di Provinsi Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah
Jawa Barat menyimpulkan bahwa petani menunjukkan bahwa perilaku petani dalam
kentang dan kubis dalam pengelolaan menghadapi risiko dipengaruhi oleh
usahataninya belum efisien, namun nilai beberapa peubah. Ada enam peubah yang
efisiensi teknisnya tergolong tinggi yaitu mempengaruhi, yaitu umur, pendidikan,
0,84 dan 0,73. Dalam penelitiannya, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman
Nahreni juga menyimpulkan bahwa yang berusahatani, luas lahan, dan status lahan
berpengaruh positif dan signifikan sebagai dummy. Dari hasil penelitian
terhadap produksi kentang dan kubis didapatkan bahwa semakin tinggi umur
dataran tinggi adalah luas lahan, jumlah petani, jumlah tanggungan keluarga,
benih, jumlah pestisida dan jumlah pupuk pengalaman berusahatani, luas lahan, dan
kandang, sedangkan kemiringan laan status penguasaan lahan petani, maka
berpengaruh terhadap produksi kentang semakin tinggi pula keberanian petani
secara negatif. Hal ini menunjukkan bahwa kentang di Kawasan Dieng dalam
semakin tinggi kemiringan lahan, hasil menghadapi risiko.
produksi semakin kecil.

182 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Yi
Optimalisasi Output
Tata Kelola Organisasi Dalam Upayabatas (𝑌𝑗 ) Daya Saing dan Iklim Investasi
Peningkatan UNTAG SEMARANG
Y=f(𝑥𝑖 ; 𝛽) (𝑣𝑖 )
Jika 𝑣𝑖<

Y= f(x,β)
Yj
Output batas (𝑌𝑗 )
Y=f(𝑥𝑗 ; 𝛽) (𝑣𝑗 )
Jika𝑣𝑗<

Yi Output Observasi Yj
Output Observasi
Yi

Gambar 4. Fungsi Produksi Frontier


Sumber: Coelli et al., (1998)

METODE PENELITIAN XTK = penggunaan tenaga kerja (hari


orang kerja)
Model Fungsi Produksi Usahatani Xbibit = penggunaan bibit
Analisis pengaruh penggunaan e = gangguan stokhastik
faktor-faktor produksi terhadap hasil
produksi usahatani kentang dilakukan Untuk menaksir parameter-parameter
dengan menggunakan fungsi produksi yang berpengaruh terhadap produksi
Cobb-Douglass dengan rumus sebagai kentang dilakukan harus ditransformasikan
berikut : dalam bentuk double logaritma natural
Y = A Kα Lβ (ln) sehingga merupakan bentuk linier
Dari fungsi Cobb-Douglass di atas berganda. Penggunaan model ini juga
disusun model fungsi produksi usahatani digunakan untuk mengetahui, pada tahap
kentang sebagai berikut : berapa produksi kentang di Kawasan
Y= β Xlhnβ1 Xpkimiaβ2 Xfungiβ3 Xinsekβ4 Dieng saat ini.
Xppkcmβ5 XTKβ6 Xbibitβ7 eπ Model yang digunakan adalah
sebagai berikut :
di mana :
Y = produksi komoditas pertanian Ln Y = Ln β0 + β1 Ln lahan+ β2Ln pkimia+
β0 = intercept/konstanta β3Ln fungi+ β4Ln insek+ β5Ln
β1... β4 = koefisien arah regresi masing- ppkcm+ β6Ln TK + β7Ln Xbibit + e
masing variabel bebas
Xlhn = luas lahan pertanian Selanjutnya untuk mengkaji apakah
Xpkimia = penggunaan pupuk kimia faktor produksi yang digunakan secara
Xfungi = penggunaan fungisida bersama-sama berpengaruh terhadap
Xinsek = penggunaan insektisida produksi kentang digunakan uji F (F-test).
Xppkcm = penggunaan pupuk CM Pengaruh dari masing-masing faktor

ISBN : 978-602-14119-2-6 183


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

produksi terhadap hasil produksi b. Apabila nilai NPMxi/Pxi masing-


digunakan uji t. masing faktor produksi tidak sama,
berarti kombinasi penggunaan faktor
Skala Usahatani produksi belum optimal..
Returtn to scale perlu diketahui
untuk mengetahui apakah kegiatan dari Efisiensi Teknis
suatu usaha tersebut,mengikuti kaidah Menurut Soekartawi (2003) tingkat
increasing, constan atau decreasing return efisiensi teknis dapat diukur dengan
to scale. Ada tiga alternatif, yaitu : menggunakan rumus:
(Soekartawi, 2007). ET = /
a. Decreasing Return to Scale, bila (β1 + di mana:
β2 ) < 1 ET = Tingkat Efisiensi Teknis
b. Constan Return to Scale , bila (β1 + β2) Yi = besarnya produksi (output) ke-i
=1 = besarnya produksi yang diduga
c. Increasing Return to Scale , bila (β1 + pada pengematan ke-i yang
β2 ) > 1 diperoleh melalui fungsi
produksi frontier Cobb _
Efisiensi Ekonomi Douglass
Untuk mengetahui apakah
penggunaan faktor produksi mencapai HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi yang optimal dilakukan dengan Analisis Kinerja Usahatani Kentang di
melihat perbandingan antara produk fisik Kawasan Dieng
marjinal faktor produksi dengan harga Badan Pangan Dunia (FAO) telah
faktor produksi, sehingga dapat dituliskan mengembangkan model dan mendefinisi-
sebagai berikut: kan konsep Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan dan Pembangunan Pedesaan
(PBPP) sebagai manajemen dan konservasi
sumber daya alam yang berorientasi pada
perubahan ekologi dan kelembagaan dalam
Dari rumus tersebut dapat dijabarkan upaya memenuhi kebutuhan manusia, baik
bahwa kondisi optimal akan tercapai bila : generasi sekarang maupun mendatang.
Pertanian berkelanjutan pada
= prinsipnya tidak melawan alam namun
bekerja sama dan mengikuti alam, menjaga
kesehatan tanah, mengurangi sumber daya
NPM diperoleh dari : bi. . Py
luar, diversitas dan menyesuaikan harus
di mana : menguntungkan, baik dalam jangka pendek
i = elastisitas produksi faktor produksi i maupun jangka panjang (Syahyuti, 2014).
Py = harga kentang (Rp/kg) Penanaman kentang yang diyakini
Y = hasil produksi harus dalam hamparan terbuka menyebab-
= faktor produksi kan petani kentang pada awalnya menolak
semua upaya konservasi yang dilakukan
Dalam kenyataan, NPM x tidak pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan
selalu sama dengan Px, yang sering terjadi Kabupaten Wonosobo. Banyak program
adalah: yang sudah diluncurkan terkait dengan
a. Apabila NPMxi/Pxi masing-masing upaya penyelamatan Kawasan Dieng,
faktor produksi sama, berarti namun tidak sedikit kendala yang dihadapi
kombinasi penggunaan faktor di lapangan. Hasil wawancara di lapangan
produksi optimal. menunjukkan hal-hal yang harus
ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten

184 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

Banjarnegara maupun Kabupaten Wono- lingkungan menggunakan indikator


sobo. penggunaan pupuk kandang dan pupuk
Penilaian sustainable dan tidak buatan, kondisi kualitas air, dan tingkat
sustainable ini berdasarkan 3 aspek, yaitu bahaya erosi.
Aspek ekonomi, yang meliputi tingkat
pendapatan usahatani, return costratio, dan
produktivitas usahatani per hektar dan Fungsi Produksi Usahatani Kentang
Efisiensi Teknis. Aspek sosial meliputi Kondisi Usahatani Kentang
tingkat pendidikan, pelatihan yang pernah berdasarkan hasil uji regresi dapat dilihat
diikuti, jenis dinding rumah tinggal dan pada Tabel 1.
keikutsertaan terhadap organisasi. Aspek
Tabel 1. Estimasi Fungsi Produksi Frontier Stokastik pada Usahatani Kentang di
Kawasan Dieng

No Variabel Koefisien t- ratio Keterangan


1 Konstanta 3,624 14,37
2 Luas Lahan 0,779 28,47* *Signifikan pada α =1%
3 Pupuk Kimia 0,035 2,32** **Signifikan pada α=5%
4 Fungisida 0,029 2,289** *** Signifikan pada
5 Insektisida 0,028 2.762* α=10%
6 Pupuk CM 0,060 4,051* (satu sisi)
7 Tenaga Kerja 0,048 1,343*** t-tabel α =1 % =2,347
8 Bibit 0,046 3,176* t-tabel α =5 % =1,653
t-tabel α =10%=1,286
Sumber : Data Primer, 2016 (diolah).

Fungsi produksi berdasarkan hasil Hasil Estimasi Input Produksi Usahatani


estimasi di atas adalah sebagai berikut : Kentang
ln Y = ln 3,624+ 0,779 ln lahan+ 0,035 ln ppk
kmia + 0,029 ln fungi+ 0,028 ln insek + Berdasarkan hasil estimasi fungsi
0,060 ln ppkcm + 0,048 ln TK + produksi frontier stokastik, maka
0,046 ln bibit didapatkan koefisien regresi yang
mencerminkan koefisien elastisitas.
Atas dasar persamaan tersebut, Adapun koefisien regresi masing-masing
dapat diketahui pula bahwa skala input adalah:
pengembalian (return to scale) usahatani
kentang di daerah penelitian adalah sebagai Luas Lahan
berikut: Koefisien Regresi Luas Lahan adalah
0,779. Koefisien ini bertanda positif dan
∑β = 0,779 + 0,035 +0,029 + 0,028 +0,060 signifikan pada α = 1%. Hal ini berarti
+ 0,048 + 0,046 =1,025 apabila luas lahan diperluas (ditingkatkan)
sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan
Arti dari skala pengembalian 1,025 produksi sebesar 0,779%. Luas lahan
adalah, kondisi usahatani kentang pada berpengaruh positif terhadap kenaikan
tahap increasing return to scale, yaitu produksi kentang, hal ini bisa dilihat
masih bisa untuk dikembangkan, meskipun dengan kondisi penambahan luas lahan
tidak terlalu besar karena angkanya kentang baik di Kecamatan Kejajar,
mendekati 1. Garung dan Batur yang semakin meluas ke
arah bukit-bukit. Koefisien regresi ini juga
memperlihatkan elastisitas produksi kurang

ISBN : 978-602-14119-2-6 185


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

dari satu atau Еp <1. Kondisi elastisitas memperburuk kondisi tanah di Kawasan
lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa Dieng.
proses produksi berada pada tahap dua, Di daerah penelitian, masalahan
artinya marginal produk masih positif, dan pemakaian pupuk kimia yang di atas
rata-rata produksi menurun. Peningkatan standar merupakan hal yang sudah biasa
produksi masih dapat diharapkan untuk ditemui pada usahatani kentang. Petani
menambah penghasilan dengan hanya berpikir secara ekonomi saja dengan
meningkatkan luas lahan. harapan kentang yang ditanamnya akan
Di daerah penelitian, masalahan tumbuh besar dan banyak.
perluasan lahan menuju bukit-bukit dan Koefisen penggunaan pupuk kimia
dalam tahun terakhir sudah merambah ke berpengaruh positif terhadap hasil produksi
kawasan Telaga Sedringo di Kecamatan merupakan hasil yang sama seperti yang
Batur. Perambahan lokasi hutan dan daerah dilakukan oleh Kusumanegara (2011) pada
di sekitar telaga akan menyebabkan usahatani kentang di Kecamatan Batur,
permasalahan pada Telaga Sedringo yang Kabupaten Banjarnegara.
mengalami kekeringan.
Koefisen lahan berpengaruh positif Fungisida
terhadap hasil produksi merupakan hasil Koefisien Regresi Penggunaan
yang sama seperti yang dilakukan oleh Fungisida adalah 0,029. Koefisien ini
Jokolelono (2011), Mulyawan (2011). bertanda positif dan signifikan pada α=5%.
Koefisien regresi luas lahan bernilai Hal ini berarti apabila fungisida ditambah
negatif ditemukan dalam penelitian yang sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan
dilakukan Kusumanegara (2011) pada produksi sebesar 0,029%. Fungisida
usahatani kentang di Kecamatan Batur, berpengaruh positif terhadap kenaikan
Kabupaten Banjarnegara. produksi kentang. Hal ini bisa dilihat
dengan kondisi penambahan fungsisida
Pupuk Kimia dilakukan karena kondisi tanaman yang
Koefisien Regresi Penggunaan terserang penyakit. Koefisien regresi ini
Pupuk Kimia adalah 0,035. Koefisien ini juga memperlihatkan elastisitas produksi
bertanda positif dan signifikan pada α = kurang dari satu atau Еp <1. Kondisi
5%. Hal ini berarti apabila pupuk kimia elastisitas lebih kecil dari satu menunjuk-
ditambah sebesar 1% akan menyebabkan kan bahwa proses produksi berada pada
kenaikan produksi sebesar 0,035%. Pupuk tahap dua, artinya marginal produk masih
kimia berpengaruh positif terhadap positif, dan rata-rata produksi menurun.
kenaikan produksi kentang. Hal ini bisa Peningkatan produksi masih dapat
dilihat dengan kondisi penambahan pupuk diharapkan untuk menambah penghasilan
kimia dilakukan karena kondisi tanah dengan meningkatkan penggunaan fungi-
sudah sangat tidak subur lagi. Koefisien sida, meskipun perlakukan ini akan
regresi ini juga memperlihatkan elastisitas berdampak pada hasil tanaman kentang. Di
produksi kurang dari satu atau Еp <1. daerah penelitian, masalahan pemakaian
Kondisi elastisitas lebih kecil dari satu fungisida yang di atas standard merupakan
menunjukkan bahwa proses produksi hal yang sudah biasa ditemui pada
berada pada tahap dua, artinya marginal usahatani kentang.
produk masih positif, dan rata-rata Koefisen penggunaan fungsisida
produksi menurun. Peningkatan produksi berpengaruh positif terhadap hasil produksi
masih dapat diharapkan untuk menambah merupakan hasil yang sama seperti yang
penghasilan dengan meningkatkan dilakukan oleh Kusumanegara (2011) pada
penggunaan pupuk kimia, meskipun usahatani kentang di Kecamatan Batur,
perlakukan ini akn berdampak Kabupaten Banjarnegara.

186 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

Insektisida 5%. Hal ini berarti apabila pupuk CM


Koefisien Regresi Penggunaan ditambah sebesar 1% akan menyebabkan
Insektisida adalah 0,028. Koefisien ini kenaikan produksi sebesar 0,06%. Pupuk
bertanda positif dan signifikan pada α = CM berpengaruh positif terhadap kenaikan
5%. Hal ini berarti apabila insektisida produksi kentang. Hal ini bisa dilihat
ditambah sebesar 1% akan menyebabkan dengan kondisi pengunaan pupuk CM yang
kenaikan produksi sebesar 0, 028%. tinggi di Kawasan Dieng. Koefisien regresi
Insektisida berpengaruh positif terhadap ini juga memperlihatkan elastisitas
kenaikan produksi kentang. Hal ini bisa produksi kurang dari satu atau Еp < 1.
dilihat dengan kondisi penambahan Kondisi elastisitas lebih kecil dari satu
insektisida dilakukan karena kondisi menunjukkan bahwa proses produksi
tanaman yang terserang hama. Koefisien berada pada tahap dua, artinya marginal
regresi ini juga memperlihatkan elastisitas produk masih positif, dan rata-rata
produksi kurang dari satu atau Еp < 1. produksi menurun. Peningkatan produksi
Kondisi elastisitas lebih kecil dari satu masih dapat diharapkan untuk menambah
menunjukkan bahwa proses produksi penghasilan dengan meningkatkan peng-
berada pada tahap dua, dimana marginal gunaan pupuk CM. Penggunaan pupuk CM
produk masih positif, dan rata-rata di Kawasan Dieng yang cukup tinggi
produksi menurun. Peningkatan produksi membawa permasalahan tersendiri. Pupuk
masih dapat diharapkan untuk menambah CM yang digunakan petani kentang di
penghasilan dengan meningkatkan peng- Kawasan Dieng belum terfermentasi.
gunaan insektisida, meskipun perlakukan Penggunaan pupuk CM yang belum
ini akan berdampak pada hasil tanaman terfermentasi ini selain tidak memak-
kentang. Pemakaian insektisida yang simalkan hasil tanaman kentang juga
dilakukan petani kentang di Kawasan dalam jangka panjang merusak kondisi
Dieng merupakan fenomena yang menarik, tanah. Pencemaran udara karena bau yang
karena masing-masing petani mempunyai menyengat di Kawasan Dieng juga
formula khusus yang berbeda antara petani merupakan permasalahan lingkungan yang
satun dengan petani yang lain. Penggunaan mengganggu pariwisata di Kawasan Dieng.
insektisida yang melampaui standar Koefisen penggunaan pupuk CM
dilakukan petani dengan harapan hasil berpengaruh positif terhadap hasil produksi
panen lebih banyak, kentang tidak merupakan hasil yang sama seperti yang
terserang hama. dilakukan oleh Kusumanegara (2011) pada
Koefisen penggunaan insektisida usahatani kentang di Kecamatan Batur,
berpengaruh positif terhadap hasil produksi Kabupaten Banjarnegara.
merupakan hasil yang sama seperti yang
dilakukan oleh Kusumanegara (2011) pada
usahatani kentang di Kecamatan Batur, Tenaga Kerja (XTK)
Kabupaten Banjarnegara. Koefisien Regresi penggunaan
Pupuk CM Tenaga Kerja adalah 0,048. Koefisien ini
Penggunaan Pupuk CM (Chicken bertanda positif dan signifikan pada α =
Manure) bagi petani kentang di Kawasan 10% (satu sisi). Hal ini berarti apabila
Dieng adalah hal yang harus dilakukan tenaga kerja ditambah sebesar 1% akan
mengingat fungsi dari pupuk CM ini menyebabkan kenaikan produksi sebesar 0,
adalah sebagai media untuk menanam 048%. Tenaga kerja berpengaruh positif
kentang sehingga penggunaan pupuk CM terhadap kenaikan produksi kentang, hal
per hektar sangat tinggi. ini bisa dilihat dengan penambahan tenaga
Koefisien Regresi penggunaan kerja akan menaikkan produksi kentang.
Pupuk CM adalah 0,060. Koefisien ini Namun, dengan elastisitas produksi yang
bertanda positif dan signifikan pada α = di bawah satu ini, artinya secara teoritis

ISBN : 978-602-14119-2-6 187


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

kondisi penggunaan input berada pada penggunaan input yang tepat, sesuai
tahap kedua. dengan standart.
Bibit
Koefisien Regresi penggunaan bibit PENUTUP
adalah 0,046. Koefisien ini bertanda positif Kesimpulan
dan signifikan pada α = 5%. Hal ini berarti Berdasarkan hasil analisis data dalam
apabila bibit ditambah sebesar 1% akan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
menyebabkan kenaikan produksi sebesar berikut:
0,046%. Penggunaan bibit berpengaruh 1. Kondisi usahatani kentang di Kawasan
positif terhadap kenaikan produksi Dieng dilihat dari kondisi fisik lahan di
kentang. Hal ini bisa dilihat dengan kondisi daerah penelitian masih baik dan
pengunaan bibit dengan menggunakan memenuhi standar, karena berdasarkan
kualitas tertentu. hasil uji pH tanah masih memenuhi
syarat, yaitu berkisar antara 5 sampai
Efisiensi Teknis dengan 7. yang ada, jika dilihat dari
Efisiensi teknis adalah kemampuan skala usahatani kentang menunjukkan
untuk memproduksi output secara Ep = 1,025. Hal ini menunjukkan bahwa
maksimum dengan menggunakan mini- kondisi usahatani kentang dengan
mum input dengan teknologi tertentu. menggunakan seluruh input tersebut
Dalam penelitian ini, fungsi produksi berada pada tahap I, artinya masih
kentang diestimasi dengan menggunakan memungkinkan jika penambahan faktor
paket komputer Frontier 41. Hasil estimasi produksi akan meningkatkan produksi.
teknik dengan menggunakan n=200, Jika dilihat dari masing-masing
didapatkan effisiensi teknik adalah 0,886. penggunaan faktor produksi, maka
Angka efisiensi teknik yang kurang dari semua pada tahap II. Pada tahap ini
satu ini menunjukkan bahwa usahatani menunjukkan kondisi decreasing
kentang di daerah penelitin belum efisien. rate.Koefisien regresi ini juga
Artinya, penggunaan input masih bisa memperlihatkan elastisitas produksi
ditingkatkan untuk menaikkan produksi. kurang dari satu atau Еp <1. Kondisi
elastisitas lebih kecil dari satu
Efisiensi Harga dan Efisiensi Ekonomis menunjukkan bahwa proses produksi
Faktor produksi yang tidak efisien berada pada tahap dua, artinya marginal
dapat dilihat secara rinci dengan product masih positif, dan rata-rata
menggunakan perhitungan terhadap efi- produksi menurun, peningkatan
siensi alokatif (efisiensi harga). produksi masih dapat diharapkan.
Penggunaan input (faktor produksi) yang 2. Hasil estimasi efisiensi teknis dengan
dapat dtingkatkan adalah luas lahan dan menggunakan n=200, didapatkan
pemakaian bibit. Input (faktor produksi) efisiensi teknis adalah 0,886. Angka
yang lain harus dikurangi penggunaannya efisiensi teknis yang kurang dari satu ini
karena sudah tidak ekonomis, yaitu untuk menunjukkan bahwa usahatani kentang
pemakaian pupuk kimia, insektisida, pupuk di daerah penelitian belum efisien,
kandang, tenaga kerja, dan fungisida. artinya penggunaan input masih bisa
ditingkatkan untuk menaikkan produksi.
Srategi Peningkatan Efisiensi 3. Perhitungan efisiensi ekonomis
menunjukkan bahwa penggunaan input
Peningkatan efisiensi bisa dilakukan (faktor produksi) yang dapat dtingkat-
dengan upaya penyuluhan yang kan adalah luas lahan dan pemakaian
memberikan pengetahuan dan pelatihan bibit. Input (faktor produksi) yang lain
kepada petani kentang untuk harus dikurangi penggunaannya karena
memanajemen usahata taninya dengan sudah tidak ekonomis, yaitu untuk

188 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

pemakaian pupuk kimia, insektisida, agricultural plant production system.


pupuk kandang, tenaga kerja, dan Ecological Indicators. Elsevier
fungisida.
Dariush, H., Zahra, R., & Ezatollah, K.
2010. Measuring Agricultural
DAFTAR PUSTAKA Sustainability. Sustainable
Agriculture Review 5.

Agustina Shinta. 2011. Ilmu Usahatani. Dillon, JE, Hennesy, T and Hynes, S.
UB Press. Malang 2010. Assesing the sustainability of
Irish Agriculture.
Allen, P., Dusen, D. V., Lundy, J., &
Gliesmann, S.1991. Integrating Essilfie, F.L., Aslamah, M.T., Nimoh, F.
social, environmental, and economic 2011. Estimation of Farm llevel
issues in sustainable agriculture. Technical efficiency in small scale
American Journal of Alternative maize production in the Mfantseman
Agriculture, Ecosystems and Municipality in the Central Region
Environment, 6(1), 34–39. of Ghana: A stochastic frontier
approach. Journal of Development
Arsyad, S. 2012. Food Security Indicators, and Agricultural Economcs. Vol.3
Distribution and Techniques for (14), pp.645-654, 26 November.
Agriculture Sustainability in
Pakistan. International Journal of Giannakas, Konstantinos, K.C. Tran and
Applied Science and Technology, V. Tzouvelekas. 2003. On The
2(5), 137-147. Choice of Functional From in
Stochastic Frontier Modeling.
Battese, G.E., and T.J. Coelli. 1992. Empirical Economic.28:75-100
Frontier Production Function,
Technical Efficiency and Panel Data: Hartati, Ani. 2007. Pengaruh Perilaku
With Application to Paddy Farmers Petani terhadap Resiko Keefisienan
in India. The Jornal of Productivity Usahatani Kentang di Kabupaten
Analysis, 3, 153-169 Wonosobo Jawa Tengah. Agroland
14 (3): 165-171.
Biere,A.W. 1988. Involment of Agri- Hayami, Y. dan M. Kikuchi. 1987. Dilema
cultural Economics in Graduate Ekonomi Desa;Sebuah Pendekatan
Agribussiness Program: An Ekonomi terhadap Perubahan
Uncomfortable Linkage. Western Kelembagaan di Asia. Jakarta.
Journal of Agricultural Economics. Yayasan Obor Indonesia.
Vol.13,1988, page 128-133. Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani.
Penerbit Swadaya. Jakarta.
Burton, M.P. 1992. Agricultural Hubbard, M. 1997. The New Institutional
Sustainability: Definition and Economics In Agricultural
Implications for Agricultural and Development Insights And
Trade Policy. Rome. FAO Economic Challenges. Journal Of Agricultural
and Social Development Paper. Economics 48 (2) Hal 239-249.

Dantsis, T.; Caterina Douma, Christina James, H. S. 2006. Sustainable agriculture


Giourga, Aggeliki Loumou, Eleni A. and free market economics: Finding
Polychronaki. 2010. A metho- common ground in Adam Smith.
dological approach to asses and Agriculture and Human Values, 23,
compare the sustainability level of

ISBN : 978-602-14119-2-6 189


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

427–438. doi: 10.1007/s10460-006- Extension Systems. African Journal


9020-6. Of Agricultural Research, Vol 4
((9)), PP 781-786.
Joesron, T.S,; Fathorazzi, M. 2012. Teori
Ekonomi Mikro. Yogyakarta. Graha Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan
Ilmu. Membangun Pertanian. Yasaguna.
Jakarta
Kumbhakar, S. and Lovell, C. 2000.
Stochastic Frontier Analysis. Naskah Materi Pengayaan Bahan Ajar
Cambridge University Press. Mulok Bidang Kebudayaan. 2015.
Pelestarian Lingkungan Berbasis
Kusmantoro, Edy S. 2010. Usahatani Kearifan Lokal. Pusat Penelitian
Kentang dengan Teknik Konservasi Kebijakan Pendidikan dan
Teras Bangku di Dataran Tinggi Kebudayaan Badan Penelitian dan
Dieng Kabupaten Wonosobo Jawa Pengembangan Kementrian
Tengah. Jurnal Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan.
Pedesaan Volume 10 Nomor 2,
Desember 2010, hal 115-127. Ngabekti, Sri., Dewi Liesnoor Setyowati,
dan R. Sugiyanto. 2007. Tingkat
Leta Rafael, Levis. 2013. Metode Kerusakan di Dataran Tinggi Dieng
Penelitian Perilaku Petani. sebagai Database Guna Upaya
Yogyakarta. PT. Percetakan Moya Konservasi. Jurnal Manusia dan
Zam-zam Printika Lingkungan, Vol.14, No.2, Juli:93-
102.
Majewski, E. 2013. Measuring and
Modelling Farm Level Nicholson,W. 2000. Mikroekonomi
Sustainability. Visegrand Journal om Intermediate dan Aplikasinya.
Bioeconomy and Sustainable Jakarta. Penerbit Erlangga.
Development.
Paul B. Thompson. Paul.B. 2007.
Makeham, J.P. 1991. Manajemen Agricultural Sustainability : what it
Usahatani Daerah Tropis. LP3ES. is what it is not. International
Jakarta Journal of Agricultural Sustain-
ability 5 (1). Page 5-16
Manig, Winfried. 1991. Rural Social and
Economic Structures and Social Prasetya, P. 1996. Ilmu Usahatani II.
Development. In : Winfried Fakultas Pertanian.UNS. Surakarta.
Manig.(ed). Stability and Change in
Rural Institution in North Pakistan. Prayoga, Adi,. 2010. Produktivitas dan
Socio Economic Studies in Rural Efisiensi Teknis Usahatani Padi
Development. Vol.85.Alano. Organik Lahan Sawah. Jurnal Agro
Aachen. Ekonomi. Volume 28 No.1, Mei
2010: 1-19.
Marta G. Rivera-Ferre. 2008. “The Future
of Agriculture Agricultural Pretty, J. 2007. Agricultural Sustainability:
Knowledge for Economically, Concept. Principles, and Evidence.
Sosially, and Environmentally Departement of Biological Science,
Sustainable University of Essex,UK

Mohammad, A. S. 2009. Agricultural Pujiharto. 2011. Kajian Potensi Pengem-


Sustainability : Implications For bangan Agribisnis Sayuran Dataran

190 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

Tinggi di Kabupaten Banjarnegara ekologi, ekonomi dan sosio budaya


Propinsi Jawa Tengah. Jurnal di Tanah Tinggi Dieng, Indonesia.
Agritech, Vol.XIII No 2 Desember Malaysia Journal of Society and
2011: 154-175. Space, issue 4(88-104).

Romdhon, A.H.; Wahyuddin, M.; Riyardi, Soedarsono. 1983. Pengantar Ekonomi


A. 2015. Analisis Fungsi Produksi Mikro. Jakarta: Lembaga Penelitian,
Frontier Constan Elasticity Pendidikan dan Penerangan Ekonomi
Substitution Industri Makanan Sosial.
Hingga Pakaian Jadi Di Provinsi
Jawa Tengah. University Research Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi
Collocium 2015. Universitas Produksi, dengan pokok Bahasan
Muhhammadiyah Surakarta. Analisis Fungsi Cobb-Douglass.
Rajawali Press. Jakarta.
Rudiarto, Iwan. 2006. Spatial Assessment
of Rural Resources and Livelihodod Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani.
Development in Mountain Areas of Jakarta: UI-Press.
Java: a case from Central Java-
Indonesia. Dissertation. Universitata Soetriono dan Anik Suwandari. 2016. Ilmu
Hohenheim Fachgebeit: Sozializer Pertanian- Agraris Agribisnis
und institutioneller Wandel. Industri. Malang Intimesia.

Saida, S. Sabiham dan S.H. Sutjahjo. 2011. Sudarmadji. 2010. Dampak perubahan
Analisis Keberlanjutan Usahatani penggunaan lahan terhadap
Hortikultura Sayuran pada Lahan lingkungan danau di Dataran Tinggi
Berlereng di Hulu Das Jeneberang, Dieng Jawa Tengah. Prosiding
Sulawesi Selatan. Jurnal Mate- Seminar Nasional Limnologi V tahun
matika, Sains, dan Teknologi, 2010.
Volume 12 Nomor 2, September
2011, 101-112 Sudiyono, Armand. 1990. Ekonomi Mikro.
Surabaya : Bina Ilmu.
Salikin, K. A. 2003. Sistem Pertanian
Berkelanjutan. Yogyakarta: Suprihati; Dina, Banjarnahor.; Yuliwati.
Kanisius. 2016. Siwa Nandisawahanamurti,
Kearifan Lokal Petani Dieng.
Salvatore, D. 2002. Mikroekonomi Edisi Proseding Karya Ilmiah Nasional.
Keempat. Jakarta. Penerbit Erlangga. Volume 2 Agustus 2016.

Samsudin. 1994. Manajemen Penyuluhan Suradisastra, K.; Basuno,E.; Tarigan,H.


Pertanian. Bandung. Bina Cipta 2007. Status dan Arah
Pengembangan Kelembagaan Petani.
Santosa, H. 2015. Bertani Itu Berjudi: Prosiding Kinerjda dan Prospek
Ketika Mekanisme Pasar Bias Pembangunan.
Spekulasi. Disertasi. UGM

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi DOKUMEN, LAPORAN


Penelitian untuk Bisnis,edisi 4, Buku Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan
1,Jakarta. Salemba Empat. Kejajar Dalam Angka. BPS.
Wonosobo.
Setyawan, A.D. 2012. Konflik Kepen-
tingan berkaitan permasalahan

ISBN : 978-602-14119-2-6 191


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten
Batur Dalam Angka. BPS. Banjarnegara Dalam Angka. BPS.
Banjarnegara. Banjarnegara.
Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten
Garung Dalam Angka. BPS. Wonosobo Dalam Angka. BPS.
Wonosobo. Wonosobo

192 ISBN : 978-602-14119-2-6


PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2017 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Optimalisasi Tata Kelola Organisasi Dalam Upaya Peningkatan Daya Saing dan Iklim Investasi UNTAG SEMARANG

Tabel Lampiran
Perhitungan Effisiensi Ekonomis

y dlm
No Faktor Produksi Xi bi NPM xi P xi Y PY kg y/X1 NPMXi/Pxi Rekomendasi
Penambahan
1 Luas Lahan 0,4988 0,779 78391467 40000000 77,22262 6500 7722,26 15481,68 1,95978666 Input
Pengurangan
2 Pupuk Kimia 8414,401 0,0346 206,4005 1.788 0,917743 0,11546879 Input
Penambahan
3 Bibit 86 0,046 26862,38 6.500 89,84073 4,13267361 Input
Pengurangan
4 Insektisida 4,303 0,0289 337119,8 1.000.000 1794,622 0,33711981 Input
Pengurangan
5 Fungisida 19,5825 0,0294 75359,32 160.000 394,345 0,47099575 Input
Penambahan
6 Pupuk Kandang 479,925 0,06 6275,317 1.000 16,09056 6,27531677 Input
Pengurangan
7 Tenaga Kerja 810,26 0,048 2973,546 25.000 9,530595 0,11894183 Input
Efisiensi Harga 1,9157576
Effisiensi Ekonomis= ETXEH 1,69736124
Sumber : Data Primer, 2017 (diolah)

ISBN : 978-602-14119-2-6 193

Anda mungkin juga menyukai