Disusun Oleh :
NIM : 201511043
SURAKARTA
2022
TERAPI PSIKOLOGI KEPADA PENGIDAP DEPRESI UNTUK MENGURANGI
TRAUMA PSIKOLOGIS MELALUI VIDEO ANIMASI
ABSTRAK
Setiap orang selalu mengalami masalah dalam hidupnya. Kehidupan akan terus menerus
memberikan orang masalah. Dalam beberapa situasi, beberapa orang akan merasa tidak mampu
menyelesaikan masalah dalam hidupnya, merasa putus asa dan merasa tidak kuat menjalani
hidupnya. Hal seperti itu adalah sesuatu yang disebut dengan depresi. Seseorang yang
mengalami depresi biasanya akan merasakan tekanan dan stress yang sangat berat, menganggu
pikiran orang tersebut. Depresi menyebabkan seseorang semakin merasa sulit dalam menjalani
kehidupan dan memberikan dampak pada kehidupan sosial orang tersebut. Penderita depresi
memerlukan sebuah pengobatan dalam hidupnya baik berupa medikasi obat obatan, terapi
konseling kepada ahli, bantuan dari orang – orang sekitarnya, dll. Beberapa orang yang
mengalami depresi memiliki kesulitan untuk melakukan pengobatan kepada ahli dan tidak semua
orang memiliki dan mampu menjalani kehidupan sosial yang baik dengan orang sekitarnya yang
menyebabkan mereka tidak memiliki pilihan untuk memperbaiki diri dan berpotensi
menyebabkan penyakit depresi itu semakin dalam dan semakin memburuk. Untuk mengatasi
masalah tersebutlah dibuatlah sebuah video animasi yang bertujuan sebagai terapi psikologi
sehingga dapat mengurangi perasaan depresi yang dialami oleh penderita depresi. Video animasi
merupakan sebuah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan secara visual dan
audio. Dengan adanya video animasi yang bertujuan sebagai terapi psikologis untuk
mengurangi trauma psikologis kepada penderita depresi ini tentunya dapat membantu penderita
depresi dalam mengurangi penyakit depresi yang dialaminya.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak ada manusia yang merasa nyaman saat merasa sedih terutama apabila
perasaan sedih itu terus menerus melanjut tanpa henti. Begitulah yang dirasakan oleh
orang yang menderita depresi. Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana
hati yang buruk dan ditandai dengan perasaan kesedihan yang berkepanjangan, putus
harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental
(berpiikir, berperasaan, dan berperilaku) tersebut dapat memengaruhi motivasi untuk
beraktivitas dalam kehidupan sehari hari maupun pada hubungan interpersonal
(Dirgayunita, 2016). Depresi umumnya terjadi pada remaja di rentang usia 20 hingga
30-an, meski semua rentang usia juga memiliki resiko tersendiri. Umumnya belum
diketahui secara pasti apakah penyebab depresi itu. Beberapa resiko seperti masalah
biologis seseorang gangguan kimia pada otak, gangguan hormon, penyakit keturunan,
peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan, kondisi medis, obat obatan, hingga
kepribadian dapat menjadi pemicu – pemicu meningkatnya resiko depresi pada
seseorang (Makarim, 2022).
Gejala – gejala dari depresi pada remaja sering ditandai dengan perasan mudah
tersinggung, tertekan, takut, tidak bersemangat, sedih, konflik dengan teman, dan
konflik dengan keluarga (Rahmayanti dan Rahmawati, 2018). Penelitian yang
berjudul “Gejala Depresi pada Remaja di Sekolah Menengah Atas” yang ditulis oleh
Desi, Felita, dan Kinasih (2020) mengatakan bahwa gejala depresi yang muncul pada
remaja meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, mengisolasi diri, lebih banyak
melamun saat sedang dalam kelas. Tidak hanya itu, gangguan makan, gangguan pola
tidur, sering merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga, gangguan interaksi sosial, sulit
konsentrasi dan sulit mengambil keputusan menjadi raga gejala depresi yang
menyertai. Maka dari itu orang orang harus lebih perhatian terhadap perubahan –
perubahan yang terjadi kepada orang disekitar kita maupun perubahan – perubahan
1
hal terhadap diri kita sendiri, karena dampak dari depresi apabila tidak ditangani
dengan tepat serta terjadi secara berkelanjutan akan menimbulkan dampak yang
buruk ke kehidupan sosial hingga yang paling buruk adalah pemikiran untuk melukai
sendiri hingga bunuh diri.
Depresi memberikan dampak negatif kepada penderitanya. Perasaan sedih yang
terus menerus yang dirasakan penderita dapat mengakibatkan rasa lelah, tertekan, dan
menimbulkan pikiran – pikiran negatif penderitanya tentang ketidak mampuannya
menjalani hidup. Hal tersebut berdampak buruk bagi kehidupan sosial, kehidupan
interpersonal, serta psikologis penderitanya. Terus menerus merasa depresi dapat
mengakibatkan pemikiran pemikiran dan perilaku kognitif seperti menyakiti diri dan
pemikiran bunuh diri. Dampak paling buruk dari depresi adalah bunuh diri. Sebanyak
40% persen penderita depresi cenderung merasa selalu ingin menyakiti diri sendiri
dan memberikan pikiran ke penderita untuk mengakhiri hidupnya.
2
tersebut dapat diterapkan oleh seluruh penderita depresi. Perlu dilakukan berbagai
upaya dan cara untuk membantu seorang penderita depresi menyembuhkan
depresinya. Beberapa platform digital pun sudah memulai menicptakan berbagai
metode edukasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan depresi ini.
Selain meningkatkan kepedulian, diperlukan nya juga sebuah tindakan untuk
mengurangi depresi yang dialami oleh pengidapnya juga seperti menciptakan video
animasi yang bekerja sebagai terapi psikologis (psikoterapi) untuk mengurangi
trauma psikologis kepada penderita depresi.
1.2.1. Bagaimana bentuk terapi psikologis melalui video animasi yang bertujuan
untuk mengurangi trauma psikologis penderita depresi?
1.2.2. Bagaimana sebuah video animasi dapat menjadi terapi psikologis yang
bertujuan untuk mengurangi trauma psikologis penderita depresi?
1.3.1. Menciptakan sebuah terapi psikologis melalui sebuah video animasi yang
bertujuan untuk mengurangi trauma psikologis kepada penderita depresi.
3
1.3.3. Mengetahui, mempelajari serta memberikan pengetahuan yang bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian orang mengenai depresi dan bagaimana
cara menanganinya.
4
1.4.2.2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
yang dapat digunakan dan memberikan sumbangan berupa
pemikiran – pemikiran bagi pihak – pihak yang terkait dan terlibat
dalam hal ini di generasi muda.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
behavioral therapy (CBT) dan interpersonal psiko-terapi atau interpersonal
psycho-teraphy (IPT) adalah bentuk-bentuk terapi individu yang terbukti
efektif dalam mengobati depresi. Pengobatan juga ternasuk penggunaan
antidepresan obat. Psikoterapi adalah suatu intervensi interpersonal, relational
yang digunakan oleh psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam
menghadapi problem – problem kehiduapnnya (Idurs, 2020). Psikoterapi
adalah sesi pertemuan yang panjang hingga beberapa kali dengan jangka
waktu tahunan yang memerankan terapis sebagai fasilitator yang memberikan
fasilitas dalam mengatasi permasalahan dengan beragam teknik berdasar teori
yang ada (2017). Berdasarkan artikel yang berjudul “Psikoterapi Untuk
Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental” yang ditulis oleh Pane (2022)
disebutkan bahwa terapi psikologis memiliki beragam jenis. Diantara lain
adalah : (1) Terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk mengevaluasi pola
pikir, emosi, dan perilaku yang menjadi sumber masalah dalam kehidupan
pasien. (2) Terapi psikoanalitik dan psikodinamik yang akan menuntun pasien
melihat lebih dalam ke alam bawah sadar nya dengan tujuan pasien
memahami arti dari setiap kejadian yang dialaminya. Pemahaman baru inilah
yang akan membantu pasien dalam mengambil keputusan dan menghadapi
berbagai masalah. (3) Terapi interpersonal yang bertujuan untuk menuntun
pasien untuk mengevaluasi dan memahami bagaimana cara pasien menjalani
kehidupan dengan orang lain. Terapi ini akan membantu pasien menjadi lebih
peka saat berinteraksi dan menyelesaikan konflik dengan orang lain. (4)
Terapi keluarga yang mana terapi ini melibatkan anggota keluarga pasien
(dikhususkan untuk pasien yang memiliki masalah dengan keluarganya) yang
bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien dengan keluarga
untuk mengatasi hubungan keluarga. (5) Hipnoterapi yang merupakan teknik
psikoterapi yang memanfaatkan hipnosis untuk membantu pasien agar bisa
mengendalikan perilaku, emosi atau pola pikirnya.
7
Jurnal penelitian yang berjudul “Fluxus Animasi dan Komunikasi di
Era Media Baru Digital” yang ditulis oleh Aziz (2019) mengatakan bahwa
komunikasi manusia terdiri atas pertukaran simbol untuk memahami konteks
– konteks sosial dengan cara penyampaian pesan yang bisa saja secara auditif,
seperti bahasa, sinyal suara atau sinyal visual seperti gambar, gerak, atau
auditif dan visual secara bersamaan. animasi telah berkembang sedemikian
rupa dan begitu pesat merambah berbagai aspek penting kehidupan manusia.
Hal ini bisa mengantarkan animasi sebagai bagian penting dalam kehidupan
manusia modern dalam peradaban yang semakin maju. Penelitian yang
berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi untuk Menyampaikan
Pesan Dakwah Pada Anak” yang ditulis oleh Wulansari (2021) menyimpulkan
bahwa efektivitas penyampaian pesan kepada anak - anak melalui video
animasi digital sungguh minim dikarenakan pola pikir yang masih belum bisa
memahami pesan dari sebuah video animasi. Sedangkan pada jurnal penelitian
yang berjudul “Video Animasi Perilaku Hidup Bersih Sehat sebagai Media
Pendidikan Masyarakat di Masa New Normal” yang ditulis oleh Putri (2020)
menyimpulkan bahwa penelitian mereka menggunakan media animasi sebagai
media edukasi sangat bermanfaat dan memberikan perubahan yang signifikan
terhadap objek penelitian mereka. Melalui video animasi yang telah
dikembangkan dan disosialisasikan, mampu memberikan informasi bagi objek
sehingga terjadi perubahan pada tatanan kesehatan objek.
8
2.2.1. Pengertian Depresi
9
fasilitator yang memberikan fasilitas dalam mengatasi permasalahan
dengan beragam teknik berdasar teori yang ada (2017). Berdasarkan
teori diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi psikologis atau
psikoterapi adalah suatu sesi pertemuan yang dilakukan oleh terapis
terhadap pasien yang mengalami penyakit mental yang bertujuan
untuk membantu pasien atau klien menghadapi problem – problem
kehidupannya.
10
Pra Produksi
Kontemplasi METODELOGI
Observasi awal PENCIPTAAN
Studi Literatur KARYA
Dalam bab ini penciptaan karya animasi dibagi menjadi tiga tahapan atau
proses yang dilakukan oleh pengkarya, yaitu : tahap pra produksi yang merupakan
Kesimpulan
Proses
Rancangan awal
11
Bagan 1. Flowchart Proses Perancangan dan Perencanaa Awal Animasi 2D
Tahap pra produksi adalah tahap perencanaan, desain dan penelitian dari
semua animasi 2. Pada tahap ini, pengembangan ide sangat penting untuk proses
animasi. Pra produksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi hasil
akhir dari sebuah animasi.
3.1.1. Persiapan dan Ide Awal
Dalam merancang animasi yang akan dibuat nantinya, penulis akan
menentukan ide untuk mengimplementasikan permasalahan pada penelitian
yang telah ditentukan dan penggabungan aspek budaya lokal melalui art
concept pada animasi yang akan dibuat. Dengan penggabungan kedua hal
tersebut, penulis akan mengimplementasikan nya kepada sebuah video
animasi yang bertujuan sebagai terapi psikologis kepada penderita depresi
dengan tujuan mengurangi trauma psikologis yang dialami oleh penderita.
Penggunaan unsur – unsur estetika budaya nusantara akan ditekankan pada
art concept yang ditentukan dengan syarat tidak mengurangi esensi dari
proses dan hasil dari pembuatan video animasi itu sendiri. art concept yang
akan diimplementasikan juga akan menggabungkan art concept yang lembut
sehingga penyampaian pesan melalui kesan visual yang diciptakan pada video
animasi dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis memilih
menggunakan art concept aesthetic vibes deengan mengkombinasikan unsur
unsur estetika budaya Nusantara. Visual aesthetic concept art terbukti banyak
dinikmati oleh kalangan remaja sekarang dan mampu memberikan kesan
healing kepada penikmatnya. Visual ini sangat diperlukan untuk mendukung
tersampaikannya tujuan awal pembuatan animasi ini.
3.1.2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penciptaan karya
animasi adalah :
3.1.2.1. Observasi
12
Penulis mengamati karya karya yang telah diciptakan secara
langsung dan tidak langsung. Tahapan ini dilakukan melalui beberapa
platform video – video animasi dimulai melalui platform khusus
penyebaran video secara online seperti YouTube hingga melalui sosial
media yang beragam seperti Instagram, Twitter, Tik Tok, dll. Selain
mengamati video animasi yang telah diciptkaan, penulis juga
mengamati alat alat dan bahan yang nantinya akan digunakan untuk
menciptakan video animasi ini sendiri. Dilanjutkan pula dengan
pengamatan sejarah yang berhubungan dengan topik yang akan
dibahas guna untuk menambah efektivitas penyampaian pesan yang
akan disampaikan. Pengamatan sejarah juga dilakukan guna untuk
melengkapi informasi informasi yang diperlukan untuk
menyempurnakan art concept yang telah ditentukan.
3.1.2.2. Studi Literatur
Tahap ini diperlukan sebagai landasan teori dalam perancangan
animasi ini supaya animasi ini akan berjalan dan berhasil sesuai tujuan
yang disepakati. Selain itu studi literatur juga dilakukan untuk
menelaah lebih dalam konsep video yang akan digunakan untuk
melengkapi proses pembuiatan video animasi yang diinginkan. Disini
penulis menggunakan jurnal, buku, dan artikel sebagai sumber untuk
menunjang konsep animasi. Tahapan ini sangat diperlukan untuk
memperoleh relevansi materi.
3.1.2.3. Kontemplasi
Tahapan kontemplasi adalah tahapan dimana penulis
merenungi, memikirkan, serta menyimpulkan informasi dan isu – isu
yang telah dikumpulkan melalui 2 tahap sebeluimnya. Pada tahap ini
juga penulis telah menguji semua informasi dan isu – isu yang telah
dikumpulkan sehingga memberikan kesimpulan tentang sebuah
animasi yang akan dibuat. Implementasi dari esensi yang diinginkan,
art style yang ingin digunakan dan nilai nilai estetika dari Budaya
13
Nusantara harus ditampilkan pada desain karakter dan scene animasi
yang akan diciptakan.
14
Decide atau membuat keputusan adalah tahap memutuskan hal
apa saja yang harus diterapkan pada perancangan animasi berdasarkan
solusi dari permasalahan yang telah ditemukan pada tahap
sebelumnya. Pada tahap ini penulis harus memberikan keputusan yang
guna sebagai solusi dalam permasalahan yang ada sebelumnya.
Sebelum menentukan solusi yang tepat, penulis harus melakukan
penguji cobaan solusi pada permasalahan yang ada.
3.1.3.4. Create Prototype
Create prototype atau membuat prototipe adalah tahap yang
dilakukan oleh penulis dengan mengimplementasikan rancangan yang
telah ditentukan pada tahap sebelumnya tetapi hanya sebatas sketsa
kasar. Prototipe dibuat berupa sketsa kasar yang berupa gambaran
secara kasar alur dari animasi yang akan dibuat. Walaupun prototipe
animasi ini hanya akan dibuat sebagai percobaan, penulis harus teliti
sehingga bisa mendapatkan masukan dan ide dari luar.
3.1.3.5. Validate
Validate atau validasi adalah tahap pengujian prototipe dengan
pendekatan melalui audience. Tahap ini bertujuan untuk menunjukan
keahliannya sebagai tolak ukur dalam merancang animasi. Pada
dasarnya, tahap ini melibatkan audience yang berupa pihak luar dari
perancangan animasi ini agar penulis mendapatkan masukan dan
feedback yang bersifat objektif guna menciptakan animasi yang sesuai.
3.1.4. Kesimpulan dan Stimulasi
Pada tahapan kesimpulan dan stimulasi dalam tahapan pra produksi,
akan ditentukan kesimpulan yang nantinya akan memengaruhi animasi yang
diinginkan. Setelah tahap – tahap sebelumnya dilakukan, pada tahap ini
penulis akan menyimpulkan dan menstimulasikan konsep – konsep yang telah
dilakukan sebelumnya guna melanjutkannya ke tahap produksi. Kesimpulan
yang ditentukan akan menentukan jalannya tahap produksi. Pada tahap ini
penulis menyimpulkan art concept yang akan digunakan dan alur – alur yang
15
akan dieksekusikan pada tahap produksi dengan mengedepankan tujuan awal
dalam pembuatan animasi. Keismpulan juga ditentukan tidak hanya
berdasarkan studi dan teori yang ditemukan melainkan juga melalui gagasan –
gagasan dan feedback dari audiens yang telah dilakukan uji coba sebelumnya
guna mendapatkan hasil yang objektif. Penulis menyimpulkan bahwa animasi
akan diciptakan sedemikian rupa dan animasi ini akan memberikan dampak
positif sebagai video terapi psikologis kepada penderita depresi yang
bertujuan untuk mengurangi trauma psikologis yang dialami.
3.2 Produksi
Proses Produksi
Produksi
Nasksah
Storyboard
Background Penentuan
Desain Karakter scene skema warna
Keyframes
Dan
Inbetween
Coloring
16
sebuah animasi. Apa yang sudah ditentukan pada tahap pra produksi akan
dieksekusikan pada tahap ini dengan wujud gambar yang akan di-animasikan pada
tahap akhir tahap ini. Tahapan produksi ini meliputi :
3.2.1 Naskah
Naskah adalah sebuah teks yang berisi berkumpulan informasi yang
merupakan sebuah dasar dalam animasi. Naskah disini dibuat oleh penulis
representasi dan alur terhadap konsep yang sudah ditentukan. Naskah berisi
narasi – narasi dan dialog yang nantinya akan dimunculkan pada animasi.
Pada naskah juga tertulis penjelasan latar yang sesuai dengan apa yang ingin
ditunjukan mulai dari latar waktu, tempat, dan suasana. Semua informasi yang
nantinya akan ditampilkan di animasi harus diletakkan di dalam naskah. Pada
tahap ini penulis mengembangkan prototipe sketsa kasar yang sudah
diciptakan pada tahap pra produksi sebelumnya ke dalam sebuah kumpulan
teks sebagai representasi dari hasil sketsa kasar sebelumnya. Penulisan naskah
harus bersifat kompleks sehingga menciptakan alur cerita yang sempurna
untuk animasi yang akan diciptakan. Tahap ini harus benar – benar dibuat
secara teliti guna membantu kelancaran pengerjaan tahap selanjutnya.
3.2.2 Storyboard
Storyboard merupakan rangkaian gambar – gambar yang diciptakan
dengan tujuan menunjukkan garis besar sebuah cerita dari animasi yang akan
disampaikan. Pada tahap ini, penulis menciptakan sebuah storyboard dengan
mengimplementasikan dari naskah yang sudah dibuat. Storyboard dibuat
secara satu – satu mengikuti alur rangkaian naskah cerita yang sudah dibuat.
Storyboard yang diciptakan harus bersifat mengikuti timeline naskah yang
sudah ada supaya tidak menciptakan masalah dalam tahap selanjutnya.
Tahapan storyboard dilakukan menggunakan media yang telah penulis pilih
sendiri. Tahapan storyboard ini juga bisa dibilang tahap yang sangat penting
karena apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan storyboard, maka akan
memengaruhi tahap selanjutnya. Oleh karena itu, tahap pengerjaan storyboard
17
memerlukan waktu yang tidak sedikit dan revisi serta perbaikan yang tidak
sedikit juga.
18
sesuai dengan naskah yang sudah diciptakan. Seorang animator memerlukan
keahlian yang baik dalam menciptakan sebuah latar yang bagus. Latar yang
bagus menggunakan perspektif, proporsi, dan keseimbangan yang baik dan
juga pemilihan warna yang menyesuaikan situasi pada latar. Penulis
memerlukan kemampuan – kemampuan tersebut dan kemampuan dalam
memilih pencampuran warna yang baik guna menciptakan sebuah
background yang bagus.
3.2.5 Penentuan Skema Warna
Seperti yang sudah disinggung pada tahap sebelumnya, penulis
memerlukan kemampuan dalam memilih dan mencampurkan sebuah warna
untuk menciptakan sebuah background yang bagus. Pada tahap ini, penulis
akan memilih skema warna yang mampu merepresentasikan ide dan cerita
yang akan disampaikan. Pemilihan warna pada tahap ini sangat penting karena
pemilihan warna dalam penciptaan sebuah karya dapat memengaruhi
psikologis dan mood audiens dalam menikmati animasi ini. Selain itu,
pemilihan warna juga penting untuk menunjukan identitas dan fungsi dari
animasi. Skema warna akan digunakan pada desain karakter juga background
yang merupakan aspek penting dalam animasi. Disini penulis memilih
pemilihan warna netral dan sedikit gelap dan tidak mencolok dengan ini
informasi yang akan disampaikan oleh animasi juga didukung oleh pemilihan
skema warna itu juga.
3.2.6. Keyframes dan Inbetween
Keyframe adalah bingkai utama yang biasa digunakan dalam proses
ini. Keyframe dibuat secara manual dan mengandung semua informasi dari
awal hingga akhir sebuah adegan. Keyframe diperlukan untuk mengetahui
bagaimana sebuah awal adegan dan akhir adegan itu berlangsung. Setelah
penulis berhasil menciptakan keyframe yang diinginkan, penulis akan
melanjutkannya dengan tahapan inbetween. Tahap ini merupakan tahapan
menggambar gambaran yang terjadi di antara awall adegan dan akhir adegan
(keyframe). Pada tahapan ini, penulis perlu bekerja keras dalam menciptakan
19
keyframe dan inbetween secara baik dan detail agar dapat meningkatkan nilai
visual pada animasi. Tidak hanya itu, tahapan ini juga merupakan tahap yang
sangat penting karena apabila terjadi kesalahan pada tahap ini, maka animasi
yang dihasilkan nantinya akan bekerja tidak sesuai keinginannya. Tahapan ini
memfokuskan /pe6rgerakan dari karakter yang nantinya akan dianimasikan.
3.2.7. Coloring
Coloring adalah tahapan final yang mana pada tahap ini penulis akan
melakukan pewarnaan terhadap objek objek pada animasi yang akan
ditampilkan secara visual seperti pewarnaan karakter pada adegan, latar
belakang dan objek objek penunjang dalam animasi, serta memberikan
gradasi warna dan bayangan pada animasi menggunakan skema warna yang
sudah ditentukan. Tahap ini sangat memerlukan pengetahuan dan kemampuan
untuk menilai suatu objek visual secara objektif yang mana pada tahap ini,
seorang animator tidak boleh mewarnai objek dengan warna yang tidak sesuai
dan sesuka hati nya. Pewarnaan pada objek harus sesuai dengan ketentuan –
ketentuan umum serta disesuaikan dengan konsep yang sudah ditentukan.
Teknik pewarnaan yang baik mampu memberikan keindahan secara visual
kepada audiens dan memengaruhi psikologis audiens juga.
Proses
Produksi
Finishing
20
Final
Animasi
Bagan 3. Flowchart Proses Pasca Produksi Animasi
Pada tahap ini, animasi yang telah melalui semua proses selama tahap proses
produksi akan dikembangkan lagi melalui proses pasca produksi agar animasi yang
telah dibuat semakin lebih baik. Hasil animasi yang telah mencapai proses produksi
akan dikomposisikan dan disempurnakan dengan mengombinasikan efek – efek dan
elemen elemen lain yang dapat membantu kesempurnaan sebuah animasi. Tahap
pasca produksi meliputi :
21
terdengar indah secara alunan melodi nya sehingga membuat audiens
merasa nyaman, tenang, dan betah menikmati animasi ini. Audio yang
dipilih oleh penulis berupa musik instrumental lo-fi yangmana musik
ini dipercaya mampu memberikan ketenangan pendengarnya dan
membangkitkan mood pendengarnya. Setelah musik latar, pemilihan
suara spesial juga harus dipilih dan diseleksi supaya audio tersebut
nantinya akan merepresentasikan adegan – adegan sesuai dengan latar
yang sesuai dengan naskah dan konsep animasi ini.
3.3.1.2. Sinkronisasi
Dalam proses ini, penulis menyesuaikan audio audio yang
sudah dipilih dan diseleksi terhadap adegan adegan animasi yang akan
ditayangkan. Audio ini juga harus disesuaikan dengan gambar dan
adegan adegan secara teliti dengan memperhitungkan durasi video dan
audio sehingga tidak terjadi nya cacat produksi
3.3.1.3. Spotting Musik
Pada tahap ini, penulis akan memisahkan file file tiap audio
dialog, musik latar, dan audio efek spesial dalam sequence yang
diciptakan agar tidak terjadi timpang tindih pada audio yang nantinya
membuat audio animasi tidak enak didengar.
3.3.1.4. Mixing
Dalam proses ini penulis akan memproses audio untuk
menstabilkan suara yang bertujuan untuk menghilangkan noise atau
gangguan – gangguan audio seperti suara suara yang tidak diinginkan
ikut masuk ke dalam audio dialog, dll. Serta menyesuaikan kestabilan
volume pada audio untuk masing – masing audio pada masing –
masing adegan agar terdengar lebih baik.
3.3.2. Compositing
Compositing adalah proses yang dilakukan berupa menggabungkan
elemen – elemen visual dari sumber yang berbeda menjadi satu gambar
sehingga objek akan lebih menarik dengan digabungkannya semua elemen
22
tersebut menjadi satu. Tahap ini dilakukan untuk menciptakan adegan yang
memiliki komposisi yang seimbang supaya lebih enak dan menarik dipandang
secara visual. Dalam hal ini, objek objek visual juga perlu dibuat
menyesuaikan storyboard yang sudah ditetapkan supaya animasi bersifat rapi
dan konsisten.
23
sebagai terapi psikologis untuk mengurangi trauma psikologi kepada
penderita depresi.
BAB 4
PENUTUP
24
4.1.2. Pengumpulan Data
25
strategi dan konsep kreatif dalam merancang animasi yang ditujukan
untuk mengurangi dampak psikologis penderita depresi melalui
animasi yang bersifat mengedukasi ini.
1) Tema Pesan
26
Penderita Depresi secara Psikologis” yang berisi pesan
kepada penderita depresi yang disampaikan untuk
mengurangi trauma psikologis mereka.
2) Isi Pesan
27
Penggunaan warna yang diterapkan pada perancangan animasi
ini menggunakan warna gelap dan palet warna yang calming
disesuaikan dengan latar pada tiap adegan
28
Gambar 3. Background Pantai
29
4.1.5.3. Proses Produksi Animasi
Pada awsal produksi, aset dibuat menggunakan
software Medibang Paint Pro. Aset karakter dan aset latar
dipisah sesuai kebutuhan untuk mempermudah proses
penggabungan animasi.
30
4.1.5.4. Produk Akhir Animasi
31
mengetahui perasaan para audiens setelah menonton animasi
tersebut. Setelah melakukan wawancara kepada para penonton,
sebagian besar feedback terhadap animasi ini bernilai positif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa animasi ini efektif untuk
mengurangi trauma psikologi kepada penderita depresi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Dulhadi. (2017). Mengenal Depresi Mental, Resiko Yang Ditimbulkan Dan Cara
Penanggulangannya. Pontianak: Jurnal IAIN Pontianak.
Haryanto, & Wahyuningsih, Hartati Dyah, & Nandiroh, Siti. (2015). Sistem Deteksi
Gangguan Depresi pada Anak – Anak dan Remaja. Surakarta: Jurnal Ilmiah UMS.
Idurs, M Faisal. (2020). Psikoterapi. Makassar: Jurnal Med UNHAS.
Pane, Merry Dame Cristy 2022.”Psikoterapi Untuk Mengatasi Gangguan Kesehatan
Mental”, http://www.alodokter.com/artikel/psikoterapi-untuk-mengatasi-gangguan-
kesehatan-mental , diakses pada 22 April 2022 pukul 02.00.
33
Aziz, Zuhdan (2019). Fluxus Animasi dan Komunikasi di Era Media Baru Digital.
Yogyakarta: Jurnal Komunikasi – Journal UAD.
Wulansari, Indah (2022). Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi untuk
Menyampaikan Pesan Dakwah Pada Anak. Ponorogo: Electronic Theses.
Putri, Sheila Febriani, & Putri, Desma Anjar Setyowati Rismadini, & Santi, Indah
Nur (2020). Video Animasi Perilaku Hidup Bersih Sehat sebagai Media Pendidikan
Masyarakat di Masa New Normal. Malang: Journal Karinov.
Andana, Putra (2017). Terapi Murattal Untuk Menurunkan Depresi. Yogyakarta:
Journal UMBY.
34