Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

TERAPI PSIKOLOGI KEPADA PENGIDAP DEPRESI UNTUK


MENGURANGI TRAUMA PSIKOLOGIS MELALUI VIDEO ANIMASI

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir Semester

Mata Kuliah Animasi

Dosen Pengampu : Dr. Anung Rachman, ST., M.kom

Disusun Oleh :

Nama : Natasya Safarani Riady

NIM : 201511043

INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

SURAKARTA

2022
TERAPI PSIKOLOGI KEPADA PENGIDAP DEPRESI UNTUK MENGURANGI
TRAUMA PSIKOLOGIS MELALUI VIDEO ANIMASI

Natasya Safarani Riady

Institut Seni Indonesia Surakarta

ABSTRAK

Setiap orang selalu mengalami masalah dalam hidupnya. Kehidupan akan terus menerus
memberikan orang masalah. Dalam beberapa situasi, beberapa orang akan merasa tidak mampu
menyelesaikan masalah dalam hidupnya, merasa putus asa dan merasa tidak kuat menjalani
hidupnya. Hal seperti itu adalah sesuatu yang disebut dengan depresi. Seseorang yang
mengalami depresi biasanya akan merasakan tekanan dan stress yang sangat berat, menganggu
pikiran orang tersebut. Depresi menyebabkan seseorang semakin merasa sulit dalam menjalani
kehidupan dan memberikan dampak pada kehidupan sosial orang tersebut. Penderita depresi
memerlukan sebuah pengobatan dalam hidupnya baik berupa medikasi obat obatan, terapi
konseling kepada ahli, bantuan dari orang – orang sekitarnya, dll. Beberapa orang yang
mengalami depresi memiliki kesulitan untuk melakukan pengobatan kepada ahli dan tidak semua
orang memiliki dan mampu menjalani kehidupan sosial yang baik dengan orang sekitarnya yang
menyebabkan mereka tidak memiliki pilihan untuk memperbaiki diri dan berpotensi
menyebabkan penyakit depresi itu semakin dalam dan semakin memburuk. Untuk mengatasi
masalah tersebutlah dibuatlah sebuah video animasi yang bertujuan sebagai terapi psikologi
sehingga dapat mengurangi perasaan depresi yang dialami oleh penderita depresi. Video animasi
merupakan sebuah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan secara visual dan
audio. Dengan adanya video animasi yang bertujuan sebagai terapi psikologis untuk
mengurangi trauma psikologis kepada penderita depresi ini tentunya dapat membantu penderita
depresi dalam mengurangi penyakit depresi yang dialaminya.

Kata Kunci : Depresi, Terapi Psikologi, Video Animasi

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka


2.2 Landasan Teori

BAB III METODELOGI PENCIPTAAN KARYA

3.1 Pra Produksi


3.2 Produksi
3.3 Pasca Produksi

BAB IV PENUTUP

4.1 Hasil dan Pembahasan


4.2 Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak ada manusia yang merasa nyaman saat merasa sedih terutama apabila
perasaan sedih itu terus menerus melanjut tanpa henti. Begitulah yang dirasakan oleh
orang yang menderita depresi. Depresi merupakan gangguan emosional atau suasana
hati yang buruk dan ditandai dengan perasaan kesedihan yang berkepanjangan, putus
harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental
(berpiikir, berperasaan, dan berperilaku) tersebut dapat memengaruhi motivasi untuk
beraktivitas dalam kehidupan sehari hari maupun pada hubungan interpersonal
(Dirgayunita, 2016). Depresi umumnya terjadi pada remaja di rentang usia 20 hingga
30-an, meski semua rentang usia juga memiliki resiko tersendiri. Umumnya belum
diketahui secara pasti apakah penyebab depresi itu. Beberapa resiko seperti masalah
biologis seseorang gangguan kimia pada otak, gangguan hormon, penyakit keturunan,
peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan, kondisi medis, obat obatan, hingga
kepribadian dapat menjadi pemicu – pemicu meningkatnya resiko depresi pada
seseorang (Makarim, 2022).

Gejala – gejala dari depresi pada remaja sering ditandai dengan perasan mudah
tersinggung, tertekan, takut, tidak bersemangat, sedih, konflik dengan teman, dan
konflik dengan keluarga (Rahmayanti dan Rahmawati, 2018). Penelitian yang
berjudul “Gejala Depresi pada Remaja di Sekolah Menengah Atas” yang ditulis oleh
Desi, Felita, dan Kinasih (2020) mengatakan bahwa gejala depresi yang muncul pada
remaja meliputi perasaan sedih yang berkepanjangan, mengisolasi diri, lebih banyak
melamun saat sedang dalam kelas. Tidak hanya itu, gangguan makan, gangguan pola
tidur, sering merasa lelah, lesu atau kurang bertenaga, gangguan interaksi sosial, sulit
konsentrasi dan sulit mengambil keputusan menjadi raga gejala depresi yang
menyertai. Maka dari itu orang orang harus lebih perhatian terhadap perubahan –
perubahan yang terjadi kepada orang disekitar kita maupun perubahan – perubahan

1
hal terhadap diri kita sendiri, karena dampak dari depresi apabila tidak ditangani
dengan tepat serta terjadi secara berkelanjutan akan menimbulkan dampak yang
buruk ke kehidupan sosial hingga yang paling buruk adalah pemikiran untuk melukai
sendiri hingga bunuh diri.
Depresi memberikan dampak negatif kepada penderitanya. Perasaan sedih yang
terus menerus yang dirasakan penderita dapat mengakibatkan rasa lelah, tertekan, dan
menimbulkan pikiran – pikiran negatif penderitanya tentang ketidak mampuannya
menjalani hidup. Hal tersebut berdampak buruk bagi kehidupan sosial, kehidupan
interpersonal, serta psikologis penderitanya. Terus menerus merasa depresi dapat
mengakibatkan pemikiran pemikiran dan perilaku kognitif seperti menyakiti diri dan
pemikiran bunuh diri. Dampak paling buruk dari depresi adalah bunuh diri. Sebanyak
40% persen penderita depresi cenderung merasa selalu ingin menyakiti diri sendiri
dan memberikan pikiran ke penderita untuk mengakhiri hidupnya.

Depresi dapat berdampak serius pada kehidupan pengidapnya (Fadli, 2021).


Beberapa gejala depresi dapat disembuhkan dengan sendirinya tetapi beberapa juga
memerlukan bantuan ahli dalam penangannnya. Apabila seseorang merasakan gejala
gejala depresi, disarankan untuk segera menemui ahli (psikolog / psikiater) untuk
mendapatkan bantuan penanganan. Tapi bagaimana dengan seorang yang memiliki
kendala – kendala dan tidak mampu untuk meminta bantuan ahli dalam penanganan
depresi yang dimilikinya? Seorang pengidap depresi tentunya tidak bisa
memasrahkan permasalahan mentalnya begitu saja? Beberapa faktor dapat
memengaruhi kesehatan mental dan mampu menyembuhkan depresi itu sendiri.
Seperti berbicara kepada orang – orang yang dipercaya dan disayangi mengenai
perasaan resah nya dan hal hal buruk yang menimpa nya. Psikoterapi seperti itu
terbukti dapat memberikan dampak positif kepada penderita depresi itu sendiri.
Tetapi tidak semua penderita depresi memiliki kepribadian terbuka dan dapat
menceritakan keresahannya kepada orang – orang. Beberapa masalah seperti
permasalahan kepribadian dan permasalahan sosial seseorang disebabkan oleh
penyakit depresi itu sendiri yang tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah metode

2
tersebut dapat diterapkan oleh seluruh penderita depresi. Perlu dilakukan berbagai
upaya dan cara untuk membantu seorang penderita depresi menyembuhkan
depresinya. Beberapa platform digital pun sudah memulai menicptakan berbagai
metode edukasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan depresi ini.
Selain meningkatkan kepedulian, diperlukan nya juga sebuah tindakan untuk
mengurangi depresi yang dialami oleh pengidapnya juga seperti menciptakan video
animasi yang bekerja sebagai terapi psikologis (psikoterapi) untuk mengurangi
trauma psikologis kepada penderita depresi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana bentuk terapi psikologis melalui video animasi yang bertujuan
untuk mengurangi trauma psikologis penderita depresi?

1.2.2. Bagaimana sebuah video animasi dapat menjadi terapi psikologis yang
bertujuan untuk mengurangi trauma psikologis penderita depresi?

1.2.3. Bagaimana efektivitas terapi psikologis melalui video animasi terhadap


tujuannya untuk mengurangi trauma psikologis penderita depresi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah


sebagai berikut :

1.3.1. Menciptakan sebuah terapi psikologis melalui sebuah video animasi yang
bertujuan untuk mengurangi trauma psikologis kepada penderita depresi.

1.3.2. Memberikan sebuah gambaran bagaimana sebuah video animasi dapat


menjadi sebuah metode psikoterapi.

3
1.3.3. Mengetahui, mempelajari serta memberikan pengetahuan yang bertujuan
untuk meningkatkan kepedulian orang mengenai depresi dan bagaimana
cara menanganinya.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berguna,


khususnya bagi ilmu pengetahuan bidang penelitian tersebut. Adapun manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1.4.1. Manfaat Teoritis

1.4.1.1. Bagi mahasiswa. penelitian ini bermanfaat untuk menambah


pengalaman, pengetahuan, dan wawasan mengenai penyakit
depresi ini khususnya juga mengenai psikoterapi melalui video
animasi ini juga.

1.4.1.2. Bagi Institut Seni Indonesia Surakarta, penelitian ini dapat


digunakan sebagai referensi mengenai video animasi yang
berfungsi sebagai terapi psikologis kepada penderita depresi untuk
mengurangi trauma psikologis serta mengenai penyakiit kesehatan
mental depresi.

1.4.1.3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi bagi


penelitian selanjutnya, yang berkaitan dengan permasalahan yang
sama.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.1. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi trauma psikologis


penderita depresi melalui video animasi sebagai terapi psikologis.
serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
penanganan depresi yang tepat.

4
1.4.2.2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
yang dapat digunakan dan memberikan sumbangan berupa
pemikiran – pemikiran bagi pihak – pihak yang terkait dan terlibat
dalam hal ini di generasi muda.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Depresi adalah suatu kondisi seseorang merasa sedih, kecewa saat


mengalami perubahan, kehilangan, kegagalan dan menjadi patalogis ketika
tidak mampu beradaptasi (Hadi, Fitriwijayati, Usman, dan Rosyanti, 2017).
Jurnal yang berjudul “Depresi : Ciri, Penyebab dan Penangannya” yang ditulis
oleh Aries Dirgayunita (2016) mengatakan bahwa depresi merupakan salah
satu penyebab utama kejadian bunuh diri (suicide). Sebanyak 40% penderita
depresi mempunyai ide untuk bunuh diri, dan hanya kurang 15% saja yang
sukses melakukannya. WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2020,
depresi akan menjadi salah satu gangguan mental yang banyak dialami dan
depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian setelah
serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun 1980, hampir 20% - 30% dari
pasien rumah sakit di Negara berkembang mengalami gangguan mental
emosional seperti depresi. Jurnal yang berjudul “Mengenal Depresi Mental,
Resiko yang Ditimbulkan dan Cara Penanggulangannya” yang ditulis oleh
Dulhadi (2017) mengatakan bahwa menurut klasifikasi organisasi kesehatan
dunia (WHO), depresi berdasarkan tingkat penyakitnya dibagi menjadi :
depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Sedangkan berdasarkan
karakteristiknya, depresi dapat dikelompokkan sebagai : depresi akut, depresi
kronik, depresi terselubung. Serta menurut klassifikasi nosologi yaitu : depresi
psikogenik, depresi edogenik, depresi samatogenik.

Jurnal yang berjudul “Sistem Deteksi Gangguan Depresi pada Anak –


Anak dan Remaja” yang ditulis oleh Haryanto, Wahyuningsih, dan Nandiroh
(2015) mengatakan bahwa depresi adalah penyakit nyata yang memerlukan
bantuan profesional. Pengobatan komprehensif sering kali dilakukan oleh
individu dan terapi keluarga. Sebagai contoh, perilaku kognitif atau cognitive

6
behavioral therapy (CBT) dan interpersonal psiko-terapi atau interpersonal
psycho-teraphy (IPT) adalah bentuk-bentuk terapi individu yang terbukti
efektif dalam mengobati depresi. Pengobatan juga ternasuk penggunaan
antidepresan obat. Psikoterapi adalah suatu intervensi interpersonal, relational
yang digunakan oleh psikoterapis untuk membantu pasien atau klien dalam
menghadapi problem – problem kehiduapnnya (Idurs, 2020). Psikoterapi
adalah sesi pertemuan yang panjang hingga beberapa kali dengan jangka
waktu tahunan yang memerankan terapis sebagai fasilitator yang memberikan
fasilitas dalam mengatasi permasalahan dengan beragam teknik berdasar teori
yang ada (2017). Berdasarkan artikel yang berjudul “Psikoterapi Untuk
Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental” yang ditulis oleh Pane (2022)
disebutkan bahwa terapi psikologis memiliki beragam jenis. Diantara lain
adalah : (1) Terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk mengevaluasi pola
pikir, emosi, dan perilaku yang menjadi sumber masalah dalam kehidupan
pasien. (2) Terapi psikoanalitik dan psikodinamik yang akan menuntun pasien
melihat lebih dalam ke alam bawah sadar nya dengan tujuan pasien
memahami arti dari setiap kejadian yang dialaminya. Pemahaman baru inilah
yang akan membantu pasien dalam mengambil keputusan dan menghadapi
berbagai masalah. (3) Terapi interpersonal yang bertujuan untuk menuntun
pasien untuk mengevaluasi dan memahami bagaimana cara pasien menjalani
kehidupan dengan orang lain. Terapi ini akan membantu pasien menjadi lebih
peka saat berinteraksi dan menyelesaikan konflik dengan orang lain. (4)
Terapi keluarga yang mana terapi ini melibatkan anggota keluarga pasien
(dikhususkan untuk pasien yang memiliki masalah dengan keluarganya) yang
bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami pasien dengan keluarga
untuk mengatasi hubungan keluarga. (5) Hipnoterapi yang merupakan teknik
psikoterapi yang memanfaatkan hipnosis untuk membantu pasien agar bisa
mengendalikan perilaku, emosi atau pola pikirnya.

7
Jurnal penelitian yang berjudul “Fluxus Animasi dan Komunikasi di
Era Media Baru Digital” yang ditulis oleh Aziz (2019) mengatakan bahwa
komunikasi manusia terdiri atas pertukaran simbol untuk memahami konteks
– konteks sosial dengan cara penyampaian pesan yang bisa saja secara auditif,
seperti bahasa, sinyal suara atau sinyal visual seperti gambar, gerak, atau
auditif dan visual secara bersamaan. animasi telah berkembang sedemikian
rupa dan begitu pesat merambah berbagai aspek penting kehidupan manusia.
Hal ini bisa mengantarkan animasi sebagai bagian penting dalam kehidupan
manusia modern dalam peradaban yang semakin maju. Penelitian yang
berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi untuk Menyampaikan
Pesan Dakwah Pada Anak” yang ditulis oleh Wulansari (2021) menyimpulkan
bahwa efektivitas penyampaian pesan kepada anak - anak melalui video
animasi digital sungguh minim dikarenakan pola pikir yang masih belum bisa
memahami pesan dari sebuah video animasi. Sedangkan pada jurnal penelitian
yang berjudul “Video Animasi Perilaku Hidup Bersih Sehat sebagai Media
Pendidikan Masyarakat di Masa New Normal” yang ditulis oleh Putri (2020)
menyimpulkan bahwa penelitian mereka menggunakan media animasi sebagai
media edukasi sangat bermanfaat dan memberikan perubahan yang signifikan
terhadap objek penelitian mereka. Melalui video animasi yang telah
dikembangkan dan disosialisasikan, mampu memberikan informasi bagi objek
sehingga terjadi perubahan pada tatanan kesehatan objek.

2.2 Landasan Teori

Beberapa konsep yang menjadi landasan teori dalam penciptaan karya


ini, yaitu pengertian depresi, pengetian terapi psikologi, dan pengertian video
animasi. Penjelasan mengenai konsep – konsep tersebut antara lain sebagai
berikut :

8
2.2.1. Pengertian Depresi

Depresi adalah suatu kondisi seseorang merasa sedih, kecewa


saat mengalami perubahan, kehilangan, kegagalan dan menjadi
patalogis ketika tidak mampu beradaptasi (Hadi, Fitriwijayati, Usman,
dan Rosyanti, 2017). Depresi adalah sebuah gangguan kejiwaan yang
memengaruhi fungsi fisik, psikologis, dan sosial seseorang. Depresi
juga didefinisikan sebagai ganguan mood atau keadaan melakolia
(kesedihan) yang berkepanjangan (Andana, 2017). Depresi merupakan
sebuah gangguan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan pada
perasaan, cara berpikir, serta perilaku yang dimiliki oleh individu
(Rahma, 2019). Gejala – gejala dari depresi remaja sering ditandai
dengan perasaan mudah tersinggung, tertekan, takut, tidak
bersemangat, sedih, konflik dengan teman dan konflik dengan
keluarganya (Rahmayanti dan Rahmawati, 2018). Depresi merupakan
suatu keadaan abnormal yang menimpa seseorang yang diakibatkan
ketidakmampuan beradaptasi dengan suatu kondisi atau peristiwa yang
terjadi sehingga mempengaruhi kehidupan fisik, psikis maupun sosial
seseorang (Hadi, Fitriwijayati, Usman, dan Rosyanti, 2017). Dapat
disimpulkan dari teori – teori diatas bahwa depresi merupakan suatu
kondisi yang berupa gangguan kejiwaan seseorang dimana seseorang
merasa sedih, kecewa saat mengalami perubahan, kehilangan dalam
jangka panjang yang memengaruhi fisik, psikologis, dan
penyimpangan cara berpikir dan berdampak pada kehidupan sosialnya.

2.2.2. Pengertian Terapi Psikologi

Psikoterapi adalah suatu intervensi interpersonal, relational


yang digunakan oleh psikoterapis untuk membantu pasien atau klien
dalam menghadapi problem – problem kehiduapnnya (Idurs, 2020).
Psikoterapi adalah sesi pertemuan yang panjang hingga beberapa kali
dengan jangka waktu tahunan yang memerankan terapis sebagai

9
fasilitator yang memberikan fasilitas dalam mengatasi permasalahan
dengan beragam teknik berdasar teori yang ada (2017). Berdasarkan
teori diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi psikologis atau
psikoterapi adalah suatu sesi pertemuan yang dilakukan oleh terapis
terhadap pasien yang mengalami penyakit mental yang bertujuan
untuk membantu pasien atau klien menghadapi problem – problem
kehidupannya.

2.2.3. Pengertian Video Animasi

Animasi adalah urutan frame yang ketika diputar dalam frame


dengan kecepatan yang cukup dapat menyajikan gambar bergerak dan
lacar seperti sebuah film atau video (Sunandar, 2020). Animasi berasal
dari kata “animation” yang dalam bahasa inggris “to animate” yang
berarti menggerakan (Widayanto, 2018). Animasi yang artinya gambar
bergerak yang berasal dari kumpulan berbagai objek yang disusun
secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan
pada setiap hitungan waktu (Aminah, 2019). Berdasarkan teori diatas,
dapat disimpulkan bahwa video animasi adalah sekumpulan objek
yang disusun dan berupa gambaran yang banyak dan diurutkan dalam
urutan frame dan diputar dalam kecepatan yang cukup dan
menghasilkan sebuah gambar bergerak seperti film atau video.

10
Pra Produksi

Persiapan dan Pengumpulan


Ide awal Data
BAB 3

Kontemplasi METODELOGI
Observasi awal PENCIPTAAN
Studi Literatur KARYA

Dalam bab ini penciptaan karya animasi dibagi menjadi tiga tahapan atau
proses yang dilakukan oleh pengkarya, yaitu : tahap pra produksi yang merupakan
Kesimpulan

tahap mempersiapkan sebelum memulai menciptakan animasi, kedua tahap produksi


yang mana pada tahapan ini akan dibuat
Perancangan implementasi
Design Sprint dari apa yang sudah disiapkan
animasi Methods
dan direncanakan pada tahap pra produksi, dan tahap terakhir adalah pasca produksi,
yang mana pada tahap ini sangat penting karena akan dilakukan proses finishing
Understanding Diverge Decide
dengan dilakukan tahap editing serta finalisasi dari hasil Prototype Validate
produksi animasi. Berikut
flowchart dan penjelasan detail dari tahapan penciptaan karya animasi yang akan
dibuat : Stimulasi dan
Kesimpulan

3.1 Pra Produksi

Proses
Rancangan awal

11
Bagan 1. Flowchart Proses Perancangan dan Perencanaa Awal Animasi 2D
Tahap pra produksi adalah tahap perencanaan, desain dan penelitian dari
semua animasi 2. Pada tahap ini, pengembangan ide sangat penting untuk proses
animasi. Pra produksi merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi hasil
akhir dari sebuah animasi.
3.1.1. Persiapan dan Ide Awal
Dalam merancang animasi yang akan dibuat nantinya, penulis akan
menentukan ide untuk mengimplementasikan permasalahan pada penelitian
yang telah ditentukan dan penggabungan aspek budaya lokal melalui art
concept pada animasi yang akan dibuat. Dengan penggabungan kedua hal
tersebut, penulis akan mengimplementasikan nya kepada sebuah video
animasi yang bertujuan sebagai terapi psikologis kepada penderita depresi
dengan tujuan mengurangi trauma psikologis yang dialami oleh penderita.
Penggunaan unsur – unsur estetika budaya nusantara akan ditekankan pada
art concept yang ditentukan dengan syarat tidak mengurangi esensi dari
proses dan hasil dari pembuatan video animasi itu sendiri. art concept yang
akan diimplementasikan juga akan menggabungkan art concept yang lembut
sehingga penyampaian pesan melalui kesan visual yang diciptakan pada video
animasi dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis memilih
menggunakan art concept aesthetic vibes deengan mengkombinasikan unsur
unsur estetika budaya Nusantara. Visual aesthetic concept art terbukti banyak
dinikmati oleh kalangan remaja sekarang dan mampu memberikan kesan
healing kepada penikmatnya. Visual ini sangat diperlukan untuk mendukung
tersampaikannya tujuan awal pembuatan animasi ini.
3.1.2. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penciptaan karya
animasi adalah :
3.1.2.1. Observasi

12
Penulis mengamati karya karya yang telah diciptakan secara
langsung dan tidak langsung. Tahapan ini dilakukan melalui beberapa
platform video – video animasi dimulai melalui platform khusus
penyebaran video secara online seperti YouTube hingga melalui sosial
media yang beragam seperti Instagram, Twitter, Tik Tok, dll. Selain
mengamati video animasi yang telah diciptkaan, penulis juga
mengamati alat alat dan bahan yang nantinya akan digunakan untuk
menciptakan video animasi ini sendiri. Dilanjutkan pula dengan
pengamatan sejarah yang berhubungan dengan topik yang akan
dibahas guna untuk menambah efektivitas penyampaian pesan yang
akan disampaikan. Pengamatan sejarah juga dilakukan guna untuk
melengkapi informasi informasi yang diperlukan untuk
menyempurnakan art concept yang telah ditentukan.
3.1.2.2. Studi Literatur
Tahap ini diperlukan sebagai landasan teori dalam perancangan
animasi ini supaya animasi ini akan berjalan dan berhasil sesuai tujuan
yang disepakati. Selain itu studi literatur juga dilakukan untuk
menelaah lebih dalam konsep video yang akan digunakan untuk
melengkapi proses pembuiatan video animasi yang diinginkan. Disini
penulis menggunakan jurnal, buku, dan artikel sebagai sumber untuk
menunjang konsep animasi. Tahapan ini sangat diperlukan untuk
memperoleh relevansi materi.
3.1.2.3. Kontemplasi
Tahapan kontemplasi adalah tahapan dimana penulis
merenungi, memikirkan, serta menyimpulkan informasi dan isu – isu
yang telah dikumpulkan melalui 2 tahap sebeluimnya. Pada tahap ini
juga penulis telah menguji semua informasi dan isu – isu yang telah
dikumpulkan sehingga memberikan kesimpulan tentang sebuah
animasi yang akan dibuat. Implementasi dari esensi yang diinginkan,
art style yang ingin digunakan dan nilai nilai estetika dari Budaya

13
Nusantara harus ditampilkan pada desain karakter dan scene animasi
yang akan diciptakan.

3.1.3. Perancangan Animasi (Design Sprint)


Design Sprint adalah proses atau metode praktis untuk memvalidasi
ide berdasarkan desain, pengujian, pembuatan prototipe, dan kolaborasi.
Tahapan ini akan dilakukan secara singkat. Dalam metode ini akan dilakukan
pencarian gagasan-gagasan serta ide yang akan digunakan untuk membantu
proses eksekusi pada animasi. Tahap ini memiliki langkah – langkah sebagai
berikut :
3.1.3.1. Understanding the Problem
Understanding the problem atau memahami permasalahan
adalah proses memahami permasalahan yang dibahas pada animasi ini.
Permasalahan yang dibahas berkaitan dengan tujuan awal pembuatan
animasi ini yaitu menciptakan sebuah terapi psikologis melalui video
animasi untuk mengurangi trauma psikologis penderita pasien.
Permasalahan yang dapat dilihat dalam topik ini adalah bagaimana
sebuah video animasi dapat bekerja sebagai terapi psikologis yang
nantinya akan berdampak untuk mengurani trauma psikologis kepada
penderita depresi.
3.1.3.2. Diverge Solution
Diverge Solution atau mengembangkan solusi yang mana pada
proses ini penulis mengembangkan solusi yang telah ditemukan dari
tahap sebelumnya. Pada tahap ini penulis mengembangkan unsur –
unsur yang ada guna mempertimbangkan solusi yang dapat
menyelesaikan permasalahan yang telah ditemukan. Solusi yang tepat
akan dikembangkan pada perancangan karakter dan scene animasi.
Proses ini harus dilalui dengan mengumpulkan ide sebanyak –
banyaknya.
3.1.3.3. Decide

14
Decide atau membuat keputusan adalah tahap memutuskan hal
apa saja yang harus diterapkan pada perancangan animasi berdasarkan
solusi dari permasalahan yang telah ditemukan pada tahap
sebelumnya. Pada tahap ini penulis harus memberikan keputusan yang
guna sebagai solusi dalam permasalahan yang ada sebelumnya.
Sebelum menentukan solusi yang tepat, penulis harus melakukan
penguji cobaan solusi pada permasalahan yang ada.
3.1.3.4. Create Prototype
Create prototype atau membuat prototipe adalah tahap yang
dilakukan oleh penulis dengan mengimplementasikan rancangan yang
telah ditentukan pada tahap sebelumnya tetapi hanya sebatas sketsa
kasar. Prototipe dibuat berupa sketsa kasar yang berupa gambaran
secara kasar alur dari animasi yang akan dibuat. Walaupun prototipe
animasi ini hanya akan dibuat sebagai percobaan, penulis harus teliti
sehingga bisa mendapatkan masukan dan ide dari luar.
3.1.3.5. Validate
Validate atau validasi adalah tahap pengujian prototipe dengan
pendekatan melalui audience. Tahap ini bertujuan untuk menunjukan
keahliannya sebagai tolak ukur dalam merancang animasi. Pada
dasarnya, tahap ini melibatkan audience yang berupa pihak luar dari
perancangan animasi ini agar penulis mendapatkan masukan dan
feedback yang bersifat objektif guna menciptakan animasi yang sesuai.
3.1.4. Kesimpulan dan Stimulasi
Pada tahapan kesimpulan dan stimulasi dalam tahapan pra produksi,
akan ditentukan kesimpulan yang nantinya akan memengaruhi animasi yang
diinginkan. Setelah tahap – tahap sebelumnya dilakukan, pada tahap ini
penulis akan menyimpulkan dan menstimulasikan konsep – konsep yang telah
dilakukan sebelumnya guna melanjutkannya ke tahap produksi. Kesimpulan
yang ditentukan akan menentukan jalannya tahap produksi. Pada tahap ini
penulis menyimpulkan art concept yang akan digunakan dan alur – alur yang

15
akan dieksekusikan pada tahap produksi dengan mengedepankan tujuan awal
dalam pembuatan animasi. Keismpulan juga ditentukan tidak hanya
berdasarkan studi dan teori yang ditemukan melainkan juga melalui gagasan –
gagasan dan feedback dari audiens yang telah dilakukan uji coba sebelumnya
guna mendapatkan hasil yang objektif. Penulis menyimpulkan bahwa animasi
akan diciptakan sedemikian rupa dan animasi ini akan memberikan dampak
positif sebagai video terapi psikologis kepada penderita depresi yang
bertujuan untuk mengurangi trauma psikologis yang dialami.

3.2 Produksi
Proses Produksi

Produksi

Nasksah

Storyboard

Background Penentuan
Desain Karakter scene skema warna

Keyframes
Dan
Inbetween

Coloring

Bagan 2. Flowchart Proses Produksi Animasi

Proses produksi dimulai dari penciptaan naskah yang lalu disempurnakan ke


bentuk storyboard yang mana akan menjadi tolak ukur dalam desain dan pembuatan

16
sebuah animasi. Apa yang sudah ditentukan pada tahap pra produksi akan
dieksekusikan pada tahap ini dengan wujud gambar yang akan di-animasikan pada
tahap akhir tahap ini. Tahapan produksi ini meliputi :

3.2.1 Naskah
Naskah adalah sebuah teks yang berisi berkumpulan informasi yang
merupakan sebuah dasar dalam animasi. Naskah disini dibuat oleh penulis
representasi dan alur terhadap konsep yang sudah ditentukan. Naskah berisi
narasi – narasi dan dialog yang nantinya akan dimunculkan pada animasi.
Pada naskah juga tertulis penjelasan latar yang sesuai dengan apa yang ingin
ditunjukan mulai dari latar waktu, tempat, dan suasana. Semua informasi yang
nantinya akan ditampilkan di animasi harus diletakkan di dalam naskah. Pada
tahap ini penulis mengembangkan prototipe sketsa kasar yang sudah
diciptakan pada tahap pra produksi sebelumnya ke dalam sebuah kumpulan
teks sebagai representasi dari hasil sketsa kasar sebelumnya. Penulisan naskah
harus bersifat kompleks sehingga menciptakan alur cerita yang sempurna
untuk animasi yang akan diciptakan. Tahap ini harus benar – benar dibuat
secara teliti guna membantu kelancaran pengerjaan tahap selanjutnya.
3.2.2 Storyboard
Storyboard merupakan rangkaian gambar – gambar yang diciptakan
dengan tujuan menunjukkan garis besar sebuah cerita dari animasi yang akan
disampaikan. Pada tahap ini, penulis menciptakan sebuah storyboard dengan
mengimplementasikan dari naskah yang sudah dibuat. Storyboard dibuat
secara satu – satu mengikuti alur rangkaian naskah cerita yang sudah dibuat.
Storyboard yang diciptakan harus bersifat mengikuti timeline naskah yang
sudah ada supaya tidak menciptakan masalah dalam tahap selanjutnya.
Tahapan storyboard dilakukan menggunakan media yang telah penulis pilih
sendiri. Tahapan storyboard ini juga bisa dibilang tahap yang sangat penting
karena apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan storyboard, maka akan
memengaruhi tahap selanjutnya. Oleh karena itu, tahap pengerjaan storyboard

17
memerlukan waktu yang tidak sedikit dan revisi serta perbaikan yang tidak
sedikit juga.

3.2.3. Desain Karakter


Karakter adalah suatu hal yang sangat penting dalam sebuah animasi.
Sangat penting bagi penulis untuk memikirkan dengan matang dan secara
teliti karakter yang akan ditampilkan pada animasi. Sebuah karakter harus
diciptakan dengan tampilan dan konsep yang menarik agar dapat
meningkatkan minat audiens dalam menikmati animasi yang diinginkan.
Elemen elemen visual dalam sebuah karakter sangat penting dalam sebuah
animasi. Karakter yang diinginkan juga harus memiliki karakteristik dan sifat
yang sesuai dengan cerita yang ingin disampaikan melalui sebuah animasi.
Serta ke- ciri khas- an sebuah karakter juga sangat penting dalam
meningkatkan minat audiens terhadap animasi yang akan diciptakan.
Karakteristik karakter pada animasi ini juga tidak boleh melupakan aspek –
aspek yang dimiliki manusia pada umumnya yang bertujuan agar audiens
animasi merasakan kesamaan pada karakter animasi yang diciptakan.
3.2.4. Background Scene
Background scene atau tampilan latar belakang pada tahap ini
dimaksud bertujuan menampilkan latar dan atmosfer yang ingin ditunjukan
pada animasi ini. Tahap ini perlu diperhatikan secara detail informasi –
informasi yang akan disampaikan. Selain bertujuan untuk menyampaikan
informasi – informasi latar yang diinginkan, background scene bertujuan
untuk memberikan audiens kenyamanan visual dengan menampilkan
background yang indah dan memanjakan mata. Beberapa animasi 2D pada
umumnya memiliki kelebihan dalam menciptakan sebuah background animasi
yang indah dan hal tersebut berdampak kepada kenyamanan audiens dalam
menikmati animasi. Pada tahap ini penulis memutuskan untuk menciptakan
latar yang memiliki kesan visual yang indah juga tidak melupakan latar yang

18
sesuai dengan naskah yang sudah diciptakan. Seorang animator memerlukan
keahlian yang baik dalam menciptakan sebuah latar yang bagus. Latar yang
bagus menggunakan perspektif, proporsi, dan keseimbangan yang baik dan
juga pemilihan warna yang menyesuaikan situasi pada latar. Penulis
memerlukan kemampuan – kemampuan tersebut dan kemampuan dalam
memilih pencampuran warna yang baik guna menciptakan sebuah
background yang bagus.
3.2.5 Penentuan Skema Warna
Seperti yang sudah disinggung pada tahap sebelumnya, penulis
memerlukan kemampuan dalam memilih dan mencampurkan sebuah warna
untuk menciptakan sebuah background yang bagus. Pada tahap ini, penulis
akan memilih skema warna yang mampu merepresentasikan ide dan cerita
yang akan disampaikan. Pemilihan warna pada tahap ini sangat penting karena
pemilihan warna dalam penciptaan sebuah karya dapat memengaruhi
psikologis dan mood audiens dalam menikmati animasi ini. Selain itu,
pemilihan warna juga penting untuk menunjukan identitas dan fungsi dari
animasi. Skema warna akan digunakan pada desain karakter juga background
yang merupakan aspek penting dalam animasi. Disini penulis memilih
pemilihan warna netral dan sedikit gelap dan tidak mencolok dengan ini
informasi yang akan disampaikan oleh animasi juga didukung oleh pemilihan
skema warna itu juga.
3.2.6. Keyframes dan Inbetween
Keyframe adalah bingkai utama yang biasa digunakan dalam proses
ini. Keyframe dibuat secara manual dan mengandung semua informasi dari
awal hingga akhir sebuah adegan. Keyframe diperlukan untuk mengetahui
bagaimana sebuah awal adegan dan akhir adegan itu berlangsung. Setelah
penulis berhasil menciptakan keyframe yang diinginkan, penulis akan
melanjutkannya dengan tahapan inbetween. Tahap ini merupakan tahapan
menggambar gambaran yang terjadi di antara awall adegan dan akhir adegan
(keyframe). Pada tahapan ini, penulis perlu bekerja keras dalam menciptakan

19
keyframe dan inbetween secara baik dan detail agar dapat meningkatkan nilai
visual pada animasi. Tidak hanya itu, tahapan ini juga merupakan tahap yang
sangat penting karena apabila terjadi kesalahan pada tahap ini, maka animasi
yang dihasilkan nantinya akan bekerja tidak sesuai keinginannya. Tahapan ini
memfokuskan /pe6rgerakan dari karakter yang nantinya akan dianimasikan.
3.2.7. Coloring
Coloring adalah tahapan final yang mana pada tahap ini penulis akan
melakukan pewarnaan terhadap objek objek pada animasi yang akan
ditampilkan secara visual seperti pewarnaan karakter pada adegan, latar
belakang dan objek objek penunjang dalam animasi, serta memberikan
gradasi warna dan bayangan pada animasi menggunakan skema warna yang
sudah ditentukan. Tahap ini sangat memerlukan pengetahuan dan kemampuan
untuk menilai suatu objek visual secara objektif yang mana pada tahap ini,
seorang animator tidak boleh mewarnai objek dengan warna yang tidak sesuai
dan sesuka hati nya. Pewarnaan pada objek harus sesuai dengan ketentuan –
ketentuan umum serta disesuaikan dengan konsep yang sudah ditentukan.
Teknik pewarnaan yang baik mampu memberikan keindahan secara visual
kepada audiens dan memengaruhi psikologis audiens juga.

3.3. Pasca Produksi


Proses
Pasca Produksi

Proses
Produksi

Compositing Editing Export or


Sound Effect
Rendering

Finishing

20
Final
Animasi
Bagan 3. Flowchart Proses Pasca Produksi Animasi

Pada tahap ini, animasi yang telah melalui semua proses selama tahap proses
produksi akan dikembangkan lagi melalui proses pasca produksi agar animasi yang
telah dibuat semakin lebih baik. Hasil animasi yang telah mencapai proses produksi
akan dikomposisikan dan disempurnakan dengan mengombinasikan efek – efek dan
elemen elemen lain yang dapat membantu kesempurnaan sebuah animasi. Tahap
pasca produksi meliputi :

3.3.1. Sound Effect


Sound effect atau efek suara adalah sebuah elemen yang berupa audio
baik itu audio dialog, musik latar, atau suara spesial yang bertujuan untuk
mengembangkan kesan suasana di dalam sebuah animasi menggunakan audio.
Selain itu, penggunaan audio pada animasi ini bertujuan untuk memberikan
efek efek psikologis kepada audiens. Berikut adalah langkah – langkah yang
dilakukan penulis dalam tahap ini :
3.3.1.1. Menyeleksi audio :
Tahap seleksi ini adalah proses paling awal yang dilakukan
oleh penulis dalam pengeditan suara. Pada tahap ini penulis
menyeleksi audio audio yang akan digunakan dimulai dari menyeleksi
audio dialog apakah audio tersebut sudah siap pakai atau masih perlu
melakukan pengambilan ulang audio yang menyesuaikan naskah atau
tidak. Setelah itu penyeleksian musik latar dilakukan guna menemukan
audio latar yang sesuai dengan konsep dan tujuan pada animasi ini.
Audio yang dipilih diharapkan mampu memberikan dampak psikologi
seperti mampu mengembangkan zat serotonin dan memperbaiki mood
audiens nantinya. Selain itu, audio yang akan ditentukan juga harus

21
terdengar indah secara alunan melodi nya sehingga membuat audiens
merasa nyaman, tenang, dan betah menikmati animasi ini. Audio yang
dipilih oleh penulis berupa musik instrumental lo-fi yangmana musik
ini dipercaya mampu memberikan ketenangan pendengarnya dan
membangkitkan mood pendengarnya. Setelah musik latar, pemilihan
suara spesial juga harus dipilih dan diseleksi supaya audio tersebut
nantinya akan merepresentasikan adegan – adegan sesuai dengan latar
yang sesuai dengan naskah dan konsep animasi ini.
3.3.1.2. Sinkronisasi
Dalam proses ini, penulis menyesuaikan audio audio yang
sudah dipilih dan diseleksi terhadap adegan adegan animasi yang akan
ditayangkan. Audio ini juga harus disesuaikan dengan gambar dan
adegan adegan secara teliti dengan memperhitungkan durasi video dan
audio sehingga tidak terjadi nya cacat produksi
3.3.1.3. Spotting Musik
Pada tahap ini, penulis akan memisahkan file file tiap audio
dialog, musik latar, dan audio efek spesial dalam sequence yang
diciptakan agar tidak terjadi timpang tindih pada audio yang nantinya
membuat audio animasi tidak enak didengar.
3.3.1.4. Mixing
Dalam proses ini penulis akan memproses audio untuk
menstabilkan suara yang bertujuan untuk menghilangkan noise atau
gangguan – gangguan audio seperti suara suara yang tidak diinginkan
ikut masuk ke dalam audio dialog, dll. Serta menyesuaikan kestabilan
volume pada audio untuk masing – masing audio pada masing –
masing adegan agar terdengar lebih baik.
3.3.2. Compositing
Compositing adalah proses yang dilakukan berupa menggabungkan
elemen – elemen visual dari sumber yang berbeda menjadi satu gambar
sehingga objek akan lebih menarik dengan digabungkannya semua elemen

22
tersebut menjadi satu. Tahap ini dilakukan untuk menciptakan adegan yang
memiliki komposisi yang seimbang supaya lebih enak dan menarik dipandang
secara visual. Dalam hal ini, objek objek visual juga perlu dibuat
menyesuaikan storyboard yang sudah ditetapkan supaya animasi bersifat rapi
dan konsisten.

3.3.3. Export dan Rendering


Export dan Rendering adalah tahap menggabungkan semua aspek
aspek yang terdapat pada tiap adegan baik itu objek visual setiap adegan
maupun audio. Proses ini merupakan tahap akhir dalam pembuatan adegan
adegan per animasinya karena pada tahap ini, semua objek yang sudah ada
dikombinasikan menjadi 1 kesatuan berupa file video animasi seperti mp4
atau yang lainnya.
3.3.4. Editing
Editing adalah proses dimana penulis akan menggunakan beberapa
software seperti Adobe Premiere atau Adobe After Effect dsb yang bertujuan
untuk menggabungkan adegan adegan animasi yang telah dibuat dan dirender
menjadi 1 kesatuan animasi yang lengkap dan tersusun sesuai naskah dan
storyboard yang sudah ditetapkan.
3.3.5. Finishing
Finishing merupakan tahap paling akhir dalam penciptaan animasi.
Disini penulis melakukan pengecekan terhadap animasi yang sudah dihasilkan
supaya bisa memperbaiki dan merevisi apabila terjadi kesalahan yang tidak
diinginkan.
3.3.6. Final Animation
Semua proses tahapan pembuatan animasi telah dilalui dengan
memberikan hasil akhir berupa sebuah animasi yang telah diciptakan dari
awal hingga akhir. Animasi yang sudah selesai akan diuji coba dan dilakukan
publikasi untuk melihat dan menguji coba animasi yang telah diciptakan
apakah animasi tersebut bekerja dengan baik berdasarkan tujuannya yaitu

23
sebagai terapi psikologis untuk mengurangi trauma psikologi kepada
penderita depresi.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Hasil dan Analisis

Perancangan animasi dan penelitian ini memiliki beberapa tahap sebagai


berikut :

4.1.1. Persiapan dan Ide Awal

Dari hasil persiapan dan ide awal, didapatkan hasil


perancangan ide awal dari animasi yang akan dibuat. Animasi
dirancang dengan tujuan untuk mengurangi trauma psikologis
terhadap penderita depresi. Pada tahap ini hasil yang didapatkan
adalah melakukan brainstorming terhadap konsep yang akan
digunakan pada animasi yang akan diciptakan. Penulis mendapatkan
hasil yang cukup luas melalui persiapan dan brainstorming yang mana
animasi yang akan ditampilkan adalah animasi yang bersifat edukasi.
Edukasi pada animasi akan dilakukan oleh karakter dalam animasi.
Edukasi yang dilakukan akan dilakukan dengan metode yang nantinya
mampu meringankan trauma yang dialami oleh audiens nantinya
dengan mementingkan segi segi psikologis penderita depresi dan
direalisasikan melalui visual dan audio yang mendukung tujuan
dibuatnya animasi.

24
4.1.2. Pengumpulan Data

Hasil yang didapatkan dari pengumpulan data dilakukan


melalui 3 tahapan : Observasi, Studi Literatur, Kontemplasi adalah
sebagai berikut :

Animasi merupakan sebuah media komunikasi yang mampu


mengedukasi audiens nya lebih baik dibanding beberapa media
komunikasi visual lainnya. Melalui media animasi, animator mampu
memberikan edukasi melalui kombinasi visual dan audio. Selain itu,
penyampaian edukasi yang bertujuan untuk mengurangi trauma
psikologis menggunakan metode animasi ini dinilai cukup efektif baik
itu secara teknik penyampaian maupun melalui elemen – elemen pada
animasi yang mampu membantu menyelesaikan tujuan animasi ini
sendiri. Animasi yang diciptakan juga harus mampu menyampaikan
pesan secara visual secara efektif baik secara langsung maupun tidak
langsung. Melalui studi literatur dan tahap observasi yang dilakukan,
beberapa konsep desain grafis dinilai mampu menyampaikan pesan
secara tidak langsung melalui psikologis grafis itu sendiri. Seperti
memberikan nilai estetika khusus pada desain yang dikerjakan maupun
pemilihan warna dalam animasi.

Penulis menyimpuilkan dari tahap ini konsep art animasi yang


akan diciptakan harus bersifat lembut dan menenangkan. Dengan
meneliti art concept yang diinginkan, serta pemilihan kesan kesan
visual yang nantinya akan diuji coba kembali pada tahap selanjutnya.

4.1.3. Perancangan Animasi

Pada proses perancangan ini dilakukan untuk memvalidasi ide


berdasarkan desain, pengujian, pembuatan prototipe dan kolaborasi
yang dilakukan secara singkat. Melalui proses ini telah ditentukan

25
strategi dan konsep kreatif dalam merancang animasi yang ditujukan
untuk mengurangi dampak psikologis penderita depresi melalui
animasi yang bersifat mengedukasi ini.

4.1.3.1. Strategi Keratif Perancangan Animasi

Strategi perancangan animasi dalam perancangan ini


adalah memberikan efek visual kepada audiens yang nantinya
mampu memberikan kesan menenangkan audiens nya dari segi
psikologis secara tidak langsung dengan menciptakan elemen
elemen visual pada animasi dengan nilai estetika khusus.
Visualisasi latar belakang, karakte menggunakan konsep art
semi realis agar membuat tampilan visual lebih menarik.
Animasi disajikan dengan menggunakan skema warna yang
tidak terlalu berat dan ramai agar tidak terlalu menganggu
tampilan animasi secara visual serta tidak memusingkan
audiens. Konsep ini diperoleh dari karakteristik penderita
depresi yang mana penderita susah menerima situasi yang
ramai, memusingkan, dan visual yang keras dan berat.

4.1.3.2. Konsep Kreatif Perancangan Animasi

Perancangan animasi ini memiliki tujuan untuk


memberikan terapi psikologis untuk mengurangi trauma
psikologis kepada penderita depresi. Menampilkan konsep
visual yang disesuaikan dengan pemahaman informasi kepada
penderita depresi. Memberikan edukasi informasi dan materi
yang bertujuan untuk menjadi terapi psikologis supaya dapat
membantu penderita depresi adalah sebagai berikut :

1) Tema Pesan

Tema pesan yang ingin disampaikan melalui produk


perancangan animasi ini adalah “Mengurangi Trauma

26
Penderita Depresi secara Psikologis” yang berisi pesan
kepada penderita depresi yang disampaikan untuk
mengurangi trauma psikologis mereka.

2) Isi Pesan

Isi pesan yang dimuat dalam perancangan animasi ini


merupakan pengenalan tentang “depresi” dan “trauma
psikologis” kepada penderita depresi. Secara spesifik,
informasi yang disampaikan adalah kondisi psikologis
penderita depresi secara umum dan bagaimana cara supaya
penderita depresi menyembuhkan diri mereka sendiri
melalui video itu serta pesan pesan yang menunjukan
seberapa pentingnya kehidupan mereka semua secara
personal dan juga pesan pesan yang bertujuan untuk
membantu mereka lebih mencintai dan menghargai diri
mereka sendiri. Terapi psikologis ini dilakukan sebagai
media penderita depresi menenangkan pikiran nya dan
mulai merenungi kesedihan yang mereka rasakan dan
bagaimana cara mereka supaya bahagia dan mengurangi
perasaan sedih yang ada di diri mereka.

3) Metode Penyampaian Pesan

Pesan yang ada di dalam perancangan karya animasi ini


disampaikan secara verbal melalui voice over dan
diilustrasikan secara point of view audiens. Sehingga
animasi yang diciptakan seakan akan karakter pada animasi
sedang berbicara kepada audiens untuk menyampaikan
pesan dan informasi.

4.1.4. Warna dalam Perancangan Animasi

27
Penggunaan warna yang diterapkan pada perancangan animasi
ini menggunakan warna gelap dan palet warna yang calming
disesuaikan dengan latar pada tiap adegan

Gambar 1. Palet Warna Background Kamar

4.1.5. Penerapan Animasi (Prototipe)


Proses visualisasi konsep animasi dan menggabungkan seluruh
aset menjadi kesatuan karya animasi.
4.1.5.1. Aset Latar
Latar animasi ini disesuaikan dengan latar yang diteliti
mampu menjadi tempat menenangkan pikiran yang
menyesuaikan konsep dan tujuan animasi ini sendiri.

Gambar 2. Background Kamar

28
Gambar 3. Background Pantai

4.1.5.2. Aset Karakter


Aset karakter terdiri dari karakter utama saja. Berikut
adalah pengenalan karakter yang ada pada animasi
a) Lunar
Lunar adalah nama karakter utama pada animasi ini yang
merupakan seorang wanita yang menjadi karakter yang
akan nantinya memberikan edukasi kepada audiens dan
bertujuan untuk membantu audiens dalam mengurangi
trauma psikologis audiens. Lunar memiliki sifat ramah dan
friendly serta memiliki nilai empati yang tinggi supaya
membantu tujuan animasi ini sendiri

Gambar 4. Karakter Lunar

29
4.1.5.3. Proses Produksi Animasi
Pada awsal produksi, aset dibuat menggunakan
software Medibang Paint Pro. Aset karakter dan aset latar
dipisah sesuai kebutuhan untuk mempermudah proses
penggabungan animasi.

Gambar 4. Proses Pembuatan Kartakter


Menggunakan Software Medibang Paint Pro

Proses penggabungan aset ke dalam format yang dipilih


kemudian proses animasi dilakukan menggunakan software
Adobe Animate 2019 dengan menata keyframe didalam
timeline. Pada tahap ini, ilustrasi karakter digambar secara
frame per frame tiap adegan dan beberapa aset karakter
digerakkan menggunakan keyframe lalu dikombinasikan
dengan voice over dan BGM yang sudah disiapkan.

Gambar 5. Proses Animasi Menggunakan


Software Adobe Animate 2019

30
4.1.5.4. Produk Akhir Animasi

Hasil akhir dari penggabungan seluruh aset elemen


visual dan audio menjadi sebuah karya animasi yang berdurasi
3 menit. Berikut beberapa penggalan scene dari karya animasi

Gambar 6. Penggalan Cuplikan animasi 1

Gambar 6. Penggalan Cuplikan animasi 2

4.1.6. Uji Coba Animasi

Pada tahap terakhir ini, prototipe yang telah


diimplementasikan pada tahapan sebelumnya akan duji coba
untuk menentukan apakah karya animasi ini efektif dalam
mengurangi trauma psikologis yang dialami oleh penderita
depresi. Uji coba dilakukan dengan memberikan video kepada
komunitas yang berbasis edukasi kesehatan mental untuk

31
mengetahui perasaan para audiens setelah menonton animasi
tersebut. Setelah melakukan wawancara kepada para penonton,
sebagian besar feedback terhadap animasi ini bernilai positif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa animasi ini efektif untuk
mengurangi trauma psikologi kepada penderita depresi.

4.2. Kesimpulan dan Saran


Animasi 2D edukasi yang merupakan terapi psikologis untuk
mengurangi trauma psikologis yang dialami oleh penderita depresi
memberikan pengenalan mengenai bagaimana cara kita mengurangi perasaan
sedih yang ada untuk membantu penderita depresi mengurangi trauma yang
ada secara psikologis. Produk ini dirancang melalui penelitian pada bidang
ilmu sosial hingga psikologis yang direalisasikan menggunakan software
Medibang Paint Pro dan Adobe Animate 2019 sehingga memiliki produk
akhir berupa animasi 2D yang berdurasi 3 menit.
Hasil akhir pada penelitian ini berupa animasi edukasi yang berfokus
untuk membantu para penderita depresi sebagai pengenalan perasaan depresi
itu sendiri serta membantu penderita depresi dengan memberikan informasi
informasi yang dibutuhkan untuk menenangkan dan mengurangi trauma
psikologis yang ada.

32
DAFTAR PUSTAKA

Dirgayunita, Aries. 2016. Depresi : Ciri, Penyebab dan Penangananny.


Probolinggo: Journal An-nafs.

Makarim, Fadhli Rizal. 2022.”Depresi-Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya”,


http://ww.halodoc.com/kesehatan/depresi, diakses pada 22 April 2022 pukul 01.24.
Rahmayanti, Y.E, & Rahmawati, E. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kejadian Depresi Pada Remaja Awal. Bandung: Jurnal Asuhan Ibu & Anak.
Desi,Desi, & Felita, Aris, & Kinasih, Angkit. (2020). Gejala Depresi Pada Remaja
Di Sekolah Menengah Atas. Malang: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
Fadli, Rizal 2021.”4 Jenis Terapi yang Dapat Membantu Mengatasi Depresi”,
http://www.halodoc.com/artikel/4-jemis-terapi-yang-dapat-membantu-mengatasi-
depresi , diakses pada 22 April 2022 pukul 01.24.
Hadi, Indriono, & Fitriwijayato, & Usman, Devianti Reni, & Rosyanti,
Lilin. (2017). Gangguan Depresi Mayor : Mini Review. Kendari: HIJP.

Dulhadi. (2017). Mengenal Depresi Mental, Resiko Yang Ditimbulkan Dan Cara
Penanggulangannya. Pontianak: Jurnal IAIN Pontianak.
Haryanto, & Wahyuningsih, Hartati Dyah, & Nandiroh, Siti. (2015). Sistem Deteksi
Gangguan Depresi pada Anak – Anak dan Remaja. Surakarta: Jurnal Ilmiah UMS.
Idurs, M Faisal. (2020). Psikoterapi. Makassar: Jurnal Med UNHAS.
Pane, Merry Dame Cristy 2022.”Psikoterapi Untuk Mengatasi Gangguan Kesehatan
Mental”, http://www.alodokter.com/artikel/psikoterapi-untuk-mengatasi-gangguan-
kesehatan-mental , diakses pada 22 April 2022 pukul 02.00.

33
Aziz, Zuhdan (2019). Fluxus Animasi dan Komunikasi di Era Media Baru Digital.
Yogyakarta: Jurnal Komunikasi – Journal UAD.
Wulansari, Indah (2022). Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi untuk
Menyampaikan Pesan Dakwah Pada Anak. Ponorogo: Electronic Theses.
Putri, Sheila Febriani, & Putri, Desma Anjar Setyowati Rismadini, & Santi, Indah
Nur (2020). Video Animasi Perilaku Hidup Bersih Sehat sebagai Media Pendidikan
Masyarakat di Masa New Normal. Malang: Journal Karinov.
Andana, Putra (2017). Terapi Murattal Untuk Menurunkan Depresi. Yogyakarta:
Journal UMBY.

34

Anda mungkin juga menyukai