Anda di halaman 1dari 12

Lesson 3 for

October 15, 2022


Setan selalu berusaha membuat kita percaya bahwa
kita tidak akan mati. Dia menyarankan bahwa bagian
tertentu dari keberadaan kita — jiwa — tetap sadar
setelah tubuh kita mati.
Apakah pernyataan ini cocok dengan apa yang
Alkitab katakan tentang sifat manusia dan kematian?
Tuhan menciptakan manusia pertama seperti Dia menciptakan binatang darat
lainnya: dari tanah (Kej 2:7, 19). Namun, ada perbedaan yang signifikan:
Tuhan menciptakan tubuh Adam terlebih dahulu,
kemudian memberinya kehidupan (Kej 2:7)

Hawa tidak diciptakan pada waktu


yang sama dengan Adam (Kej 2:22)
Mereka berdua adalah gambar Allah
(Kej 1:27)
Ada tiga unsur dalam penciptaan manusia:
tubuh, roh, dan jiwa (Kej 2:7). Sifat dasar
manusia terdiri dari dua: tubuh dan roh. MAKHLUK
Kita TIDAK MEMILIKI jiwa; kita ADALAH TANAH NAFAS
HIDUP
(Tubuh) (Roh)
jiwa. (Jiwa)
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” (Yehezkiel 18:20)

Paulus menjelaskannya: setiap orang harus mati


karena dosa (Rm 5:12). Setiap makhluk hidup
dipengaruhi oleh kematian, baik hewan maupun
manusia (Pkh 3:19).
Ketika kita kehilangan nafas kehidupan, kita menjadi
tubuh yang tak bernyawa. Kita bukan lagi makhluk
hidup, jiwa yang hidup (Mazmur 146:4).
Oleh karena itu, setiap jiwa akan mati (orang benar
dan orang jahat). Namun, orang benar akan menjadi
jiwa (manusia) yang baka pada Kedatangan Kedua
ketika mereka akan dibangkitkan (1Kor 15:51-55).
Orang jahat akan menjadi “jiwa (manusia) yang mati”
ketika mereka akan mati untuk kematian kedua (kekal)
di lautan api (Mat 10:28; Why 20:14-15).
Tampaknya ada sesuatu yang tetap ada setelah
kematian: roh. Kita harus menyelidiki ide ini
secara menyeluruh sebelum melompat pada
kesimpulan. Mari kita pelajari Kejadian 7:22.
Baik manusia maupun hewan memiliki roh
sebagaimana yang ditulis oleh Salomo. Itu TANAH MAKHLUK
NAFAS (Roh)
adalah “nafas roh kehidupan” yang ada “di (Tubuh) HIDUP (Jiwa)
dalam lubang hidungnya.” Ini adalah referensi
yang jelas tentang penciptaan Adam. MAKHLUK
NAFAS (Roh)
TANAH
HIDUP (Jiwa) (Tubuh)
Roh bukanlah entitas sadar manusia yang terus
hidup setelah kematian. Itu adalah nafas kehidupan
Tuhan. Dia memberikannya dan Dia mengambilnya
(Mzm 104:29).
“Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati
tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah
lenyap.” (Pengkhotbah 9:5)
Apa yang Alkitab ajarkan tentang keadaan orang mati?
Ayub 3:13 • Mereka beristirahat dan mereka tertidur
Maz 115:17 • Mereka tidak memuji Tuhan, mereka diam
Maz 146:4 • Mereka tidak berpikir
Pkh 9:5 • Mereka tidak tahu apa-apa
Pkh 9:10 •Mereka tidak bekerja, belajar, atau melakukan apa pun
Sangat membosankan untuk mati! Tidak ada keadaan yang sadar.
Semuanya berakhir saat kita mati. Kematian hanyalah keheningan
dan kegelapan. Ini seperti tertidur, dan kita bahkan tidak sadar
bahwa kita sudah mati!
Alkitab mengajarkan bahwa mati itu seperti tidur. Hanya suara Yesus
yang akan membangunkan kita dari tidur ini (Yoh 11:11-14; 5:28-29).
Ada ekspresi yang berbeda untuk menyinggung kematian dalam Alkitab:
“maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya” (Kej 25:8), “mendapat
perhentian bersama-sama nenek moyangnya” (1Raj 2:10). Apakah
ungkapan-ungkapan ini berarti bahwa ada kehidupan sosial dan kesadaran
setelah kematian? Daud “mendapat perhentian bersama-sama
nenek moyangnya” tetapi dia tidak naik ke
Surga. Ia tetap berada di dalam kuburnya
“sampai hari ini” (Kisah 2:29-31).
Ungkapan yang sama digunakan untuk raja-
raja lain, baik yang benar maupun yang
jahat (1Raj 14:20; 16:6; 2Taw 32:33).
Ungkapan-ungkapan ini berarti bahwa kita semua pergi ke tempat yang sama:
ke kuburan kita. Kita akan mengikuti jejak nenek moyang kita; yaitu, kita akan
mati sampai pada Kedatangan Kedua, hari kebangkitan (1Tes 4:13-18).
“Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa orang mati tidak
langsung pergi ke surga. Mereka digambarkan se- bagai
sedang tidur sampai hari kebangkitan. (1 Tesalonika 4:14;
Ayub 14:1012). Pada hari itu bilamana rantai perak
diputuskan dan pelita emas dipecahkan (Pengkhotbah
12:6), pikiran manusia binasa. Mereka yang turun ke dalam
kubur berada dalam kesunyian. Mereka tidak lagi
mengetahui sesuatu yang dilakukan di bawah matahari.
(Ayub 14:21). Perhentian yang berbahagia bagi orang-orang
benar yang letih! Waktu, lama atau singkat, hanyalah
sebentar bagi mereka. Mereka tidur; mereka dibangunkan
oleh sangkakala Allah kepada kekekalan yang mulia.”
E. G. W. (The Great Controversy, cp. 33, p. 549)

Anda mungkin juga menyukai