Anda di halaman 1dari 57

PRAKATA

Pada tahun 1924, ketika pertama kali saya menganjuri anak-anak Allah supaya
memperhatikan perbedaan antara roh dengan jiwa, banyak saudara yang baik dan tulus
memandangnya sebagai perkara yang tidak penting, yang memperjuangkan suatu istilah saja.
Sebenarnya, yang kita perjuangkan bukan hanya sekadar istilah, tetapi sesuatu yang ada di balik
istilah itu. Roh dan jiwa adalah dua organ yang mutlak berbeda, sebab yang satu adalah milik
Allah, sedangkan yang lainnya adalah milik manusia. Tidak peduli bagaimana Anda
menamainya, kedua hal itu tetap merupakan substansi yang mutlak berbeda. Bahaya yang
dihadapi kaum imani, ialah menganggap roh sebagai jiwa atau menganggap jiwa sebagai roh.
Mereka tertipu oleh roh jahat sehingga mengacaukan pekerjaan Allah. Inilah sebabnya, saya
ingin anak-anak Allah menaruh perhatian terhadap perkara ini.
Sebenarnya artikel ini hendak segera saya tulis dan terbitkan setelah selesainya penulisan
buku "Manusia Rohani" pada tahun 1928. Tetapi berhubung kesehatan tubuh saya tidak
mengizinkan dan juga karena banyak pelayanan lainnya, artikel ini baru dapat tersaji dalam
majalah "Kebangunan" terbitan tahun yang lalu. Untuk memenuhi permintaan para pembaca,
kini artikel ini telah dibukukan.
Manfaat yang paling besar dengan mengetahui perbedaan antara roh dengan jiwa, ialah
kita akan tahu betapa kekuatan laten jiwa itu dapat memalsukan kekuatan Roh Kudus.
Pengetahuan ini tidak bersifat teoritis, melainkan praktis dalam membantu orang untuk
menempuh jalan Allah.
Kemarin malam saya membaca tulisan yang pernah diucapkan oleh F.B.Meyer pada
sebuah pertemuan, menjelang kematiannya. Salah satu bagian berbunyi demikian:
"Satu fakta yang benar-benar mengherankan, bahwa belum pernah terjadi adanya begitu
banyak aliran rohani di Iuar gereja Kristus seperti yang terjadi hari ini. Banyak aliran yang
menyebut dirinya "aliran karismatik, gerakan-gerakan pentakosta," yang kemungkinan besar
merupakan praktik pemalsuan jiwa terhadap roh. Saya tidak ingin memperdebatkannya. Tetapi
adalah satu fakta bahwa dalam bagian yang lebih rendah dari sifat manusia, sering kali terjadi
pemalsuan oleh jiwa. Akhir-akhir ini udara sangat sarat dengan riuhnya berbagai jenis kepalsuan.
Nampaknya Tuhan sedang memanggil gerejaNya untuk mencapai tempat yang lebih tinggi."
Situasi hari ini sungguh sangat berbahaya. Semoga kita "menguji segala sesuatu dan
memegang apa yang baik" (I Tesalonika 5:21). Amin.
WATCHMAN NEE
8 MARET 1933
1
KEKUATAN
LATEN
JIWA
Pembacaan Alkitab:

Wahyu 18:11-13;
I Korintus 15:45-46;
Kejadian 2:7
Wahyu 18:11-13, -- "Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena
dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka, yaitu barang-barang
dagangan dari emas dan perak permata dan mutiara . . . lembu sapi, domba, kuda dan kereta,
budak dan bahkan nyawa (jiwa manusia). "
Perhatikanlah, barang-barang dagangan yang disebutkan di sini dimulai dari emas dan
perak, dan berakhir dengan jiwa manusia. Emas dan perak, kuda dan kereta, semuanya memang
barang-barang dagangan yang dapat diperjual-belikan. Budak-budak di sini juga dapat diperjual-
belikan, merupakan suatu perdagangan tubuh manusia. Tetapi di sini juga dikatakan bahwa jiwa
manusia pun bisa seperti barang dagangan, dapat diperjual-belikan.
Satu Korintus 15:45, -- "Seperti ada tertulis: Manusia pertama, Adam menjadi makhluk
yang hidup, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan." Terjemahan yang lebih
tepat untuk ayat di atas adalah "Manusia pertama, Adam menjadi jiwa yang hidup. Tetapi Adam
yang akhir menjadi Roh pemberi hidup."
Satu Korintus 15:46, -- "Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi
yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah." Terjemahan yang lebih tepat untuk
ayat di atas adalah "Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohani, tetapi yang jiwani;
kemudian barulah datang yang rohani."
Kejadian 2:7, -- "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk
yang hidup." Kata-kata "makhluk yang hidup" lebih tepat diterjemahkan "jiwa yang hidup."
Perhatikanlah, di sini saya tidak bermaksud menentang atau mengecam bahwa
penerjemahan Alkitab yang telah ada itu tidak baik. Karena kalau menerjemahkan menurut
susunan bahasa aslinya, tidak akan tersusun bahasa yang baik, maka para penerjemah terdahulu
menerjemahkannya demikian. Namun, karena kita ingin menuntut dan mendapatkan makna yang
lebih tepat dan lebih mendalam, maka tak dapat tidak kita memeriksa Alkitab bahasa aslinya.
Sebenarnya, dua tahun lebih yang lalu, saya telah merasa perlu menyampaikan berita ini.
Tetapi berita ini sangat sulit; sulit dikhotbahkan dan juga sulit dimengerti oleh para
pendengarnya. Sebab itu, saya tidak memasukkan berita ini dalam buku "Manusia Rohani" (Bab
III -- Jiwa). Tetapi, bagaimanapun saya selalu merasa, hal ini harus diberitakan; terutama setelah
membaca berbagai buku dan majalah, serta berhubungan dengan banyak orang di dunia ini pada
taraf tertentu. Saya merasa betapa mustikanya kebenaran yang telah kita ketahui ini. Mengingat
situasi serta kecenderungan gereja dan dunia pada saat ini, maka tidak bisa tidak kita harus
membagikan apa yang telah diberikan kepada kita. Kalau tidak, berarti kita menaruh pelita di
bawah gantang.
Dalam berita ini, saya ingin membahas hubungan antara peperangan rohani dengan akhir
zaman. Hal ini, dahulu saya anggap tidak dapat disisipkan di dalam buku "Manusia Rohani".
Mengenai perbedaan antara roh, jiwa, dan tubuh, itu telah dijelaskan secara rinci dalam
"Manusia Rohani". Untuk menjangkau para pembaca yang belum pernah membaca buku
"Manusia Rohani," baiklah sekali lagi saya bahas secara singkat mengenai roh, jiwa, dan tubuh.

PERBEDAAN ROH, JIWA, DAN TUBUH

Kejadian 2:7 mengatakan, "Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu
tanah." Bagian ayat ini menyinggung tentang tubuh manusia. "Dan menghembuskan nafas hidup
ke dalam hidungnya." Bagian ayat ini melukiskan bagaimana Allah memberikan roh kepada
manusia; yaitu roh Adam. Jadi, tubuh manusia dibentuk dari debu tanah, dan roh manusia
diberikan oleh Allah. "Demikianlah manusia itu menjadi jiwa yang hidup". Setelah nafas hidup
dihembuskan masuk ke dalam hidung manusia, maka manusia menjadi jiwa yang hidup.
Pemakaian kata "jiwa" ini, sering kali dicampuradukkan dengan roh. Sebenarnya roh, jiwa, dan
tubuh adalah tiga organ yang berlainan. Kalau kita menganggap bahwa manusia terdiri dari
roh/jiwa dan tubuh, anggapan ini salah. Satu Tesalonika 5:23 mengatakan, "Semoga roh, jiwa
dan tubuhmu terpelihara sempurna . . ." Roh merupakan pemberian Allah; jiwa merupakan jiwa
yang hidup; dan tubuh merupakan ciptaan Allah.
Menurut pengertian umum, jiwa adalah kepribadian manusia kita. Ketika roh dan tubuh
bersatu, manusia menjadilah jiwa yang hidup. Sifat khas malaikat adalah roh. Sifat khas dari
makhluk hidup yang lebih rendah, misalnya binatang buas, adalah tubuh daging. Kita, manusia,
mempunyai roh dan tubuh; tetapi sifat khas kita bukanlah roh ataupun daging melainkan jiwa.
Kita memiliki jiwa yang hidup. Sebab itu, Alkitab menyebut manusia jiwa. (Istilah ini sangat
jelas dalam bahasa aslinya atau dalam bahasa Inggris). Misalnya, ketika Yakub dan keluarganya
pergi ke Mesir, Alkitab mengatakan, "Jadi keluarga Yakub yang tiba di Mesir, seluruhnya
berjumlah tujuh puluh jiwa" (Kejadian 46: 27). Alkitab juga menyebut orang-orang yang
menerima perkataan Petrus pada hari Pentakosta dan dibaptis, "jumlah mereka bertambah kira-
kira tiga ribu jiwa" (Kis. 2:41). Jadi, jiwa itu kepribadian manusia kita, yaitu yang menjadikan
kita sebagai manusia.
Lalu, apakah fungsi roh, jiwa, dan tubuh? Sebenarnya ini telah dijelaskan dalam buku
"Manusia Rohani" bagian I. Tetapi saya sangat gembira, karena suatu hari saya menemukan
sejilid buku tulisan Andrew Murray (The Spirit of Christ) pada rak buku. Pada akhir tulisan
dalam catatan tambahan buku itu, diuraikan tentang roh; jiwa, dan tubuh; uraiannya sesuai
dengan interpretasi kita. Berikut ini adalah petikan dari salah satu catatan itu:
"Dalam sejarah penciptaan manusia, kita melihat "TUHAN Allah membentuk manusia itu
dari debu tanah," demikianlah tubuh manusia dibuat. Kemudian "menghembuskan nafas
(roh) hidup ke dalam hidungnya," demikianlah roh manusia berasal dari Allah, dan
akibatnya "manusia menjadi jiwa yang hidup". Roh menghidupkan tubuh, membuat
manusia menjadi jiwa yang hidup, yaitu manusia yang hidup, dengan kesadaran diri
sendiri. Jiwa adalah titik perpaduan atau titik temu antara roh dengan tubuh. Melalui
tubuh, manusia sebagai jiwa yang hidup, bisa berhubungan dengan dunia luar dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi olehnya. Melalui roh, manusia bisa berhubungan dengan
dunia rohani dan Roh Allah tempat asal usulnya; dapat menjadi penerima dan pelayan
(minister) hayatnya dan kekuatannya. Jiwa manusia berada di antara dua dunia dan
menjadi sarana penghubung dari keduanya, mempunyai kekuatan untuk menentukan, apa-
kah ia mau sepenuhnya dikendalikan oleh roh atau dikendalikan oleh tubuh.
Dalam pembentukan ketiga bagian manusia ini, roh berhubungan dengan Allah, karena
itu organ ini adalah yang tertinggi. Tubuh berhubungan dengan dunia kasat mata, karena
itu organ ini adalah yang terendah. Di tengahnya adalah jiwa. Jiwa sendiri, kalau tidak
cenderung pada sifat khas tubuh, tentu cenderung pada sifat khas roh. Posisi jiwa adalah
tempat perpaduan keduanya, berfungsi untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara
keduanya; memelihara agar tubuh sebagai organ yang paling rendah, takluk kepada roh
yang adalah organ tertinggi. Jiwa sendiri menerima melalui roh, apa yang didambakannya
untuk kesempurnaannya (menerima dari Roh Allah melalui roh), dan menyalurkannya
kepada tubuh, sehingga tubuh bisa mengambil bagian dalam kesempurnaan rohani dan
menjadi "tubuh yang rohani."
(Lihat The Spirit of Christ, 1888, hlm. 333-334).

Petikan di atas menunjukkan, bukan hanya kita demikian membedakan, Andrew Murray
juga demikian jelas membedakan roh, jiwa, dan tubuh.
Apakah roh? Roh adalah sesuatu yang membuat kita sadar akan Allah dan yang
menghubungkan kita dengan Allah. Apakah jiwa? Jiwa adalah organ yang menghubungkan dan
memberi kita kesadaran akan diri sendiri. Lalu, apakah tubuh? Tubuh adalah organ yang
menghubungkan kita dengan dunia. C.I.Scofield, dalam referensi Alkitabnya juga menjelaskan
bahwa roh memberikan kesadaran akan Allah; jiwa memberikan kesadaran akan diri sendiri; dan
tubuh memberikan kesadaran akan dunia. Kuda dan sapi tidak memiliki kesadaran akan Allah,
karena mereka tidal( mempunyai roh. Mereka hanya sadar akan keberadaannya sendiri. Tubuh
menghubungkan kita dengan dunia, melalui indera manusia, kita dapat merasakan panas, dingin,
dan sebagainya. Mengenai tubuh, tentunya kita telah tahu banyak, maka hal itu tidak perlu saya
bahas lebih jauh lagi.
Di atas telah dijelaskan tentang fungsi-fungsi roh, jiwa, dan tubuh. Sekarang saya ingin
membahas masalah yang paling penting. Banyak orang memandang masalah roh, jiwa, dan
tubuh sebagai sesuatu yang hanya berhubungan dengan kehidupan rohani, tetapi kita perlu
menyadari bahwa hal itu juga berhubungan dengan pekerjaan rohani dan peperangan rohani. Kita
cenderung membandingkan diri kita dengan Adam sebelum kejatuhannya. Kita menganggap,
karena kita adalah manusia seperti halnya Adam, maka tidak ada perbedaan yang mencolok
antara kita dengan Adam. Manusia sering menyangka bahwa sebelum Adam jatuh, keadaannya
tidak jauh berbeda dengan keadaan kita. Kita berpikir, Adam adalah manusia, kita juga adalah
manusia, tidak ada bedanya. Apa yang tidak mampu kita lakukan, Adam juga tidak mampu
melakukannya. Memang, apa yang tidak mampu dilakukan oleh Adam, tidak mampu pula Anda
lakukan. Tetapi apa yang mampu Adam lakukan, tidak mampu Anda lakukan. Saya kuatir kalau-
kalau Anda tidak mengetahui bagaimana kemampuan Adam itu. Jika Anda mempelajari Alkitab
dengan sungguh-sungguh, Anda akan nampak sebenarnya bagaimanakah Adam sebelum ia jatuh.

KEKUASAAN DAN KEKUATAN TUBUH ADAM

Kejadian 1:27-28 mengatakan, "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut


gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya
mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak-cuculah dan
bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Allah berfirman,
bahwa mereka akan berkuasa atas bumi. Saudara saudari, pernahkah terlintas dalam pikiran
Anda berapa luasnya bumi ini?
Seandainya seorang majikan menyuruh seorang pelayannya mengurus dua buah rumah,
maka dia akan menunjuk pelayan itu berdasarkan kemampuannya mengurus rumah-rumah
tersebut. Tidak ada seorang pun yang sanggup mengurusi semua rumah yang ada di sebuah
daerah; dia tidak dapat melakukan sesuatu di luar kemampuannya. Kalaupun ada majikan yang
jahat, paling banyak ia hanya bisa membebankan lebih banyak pekerjaan daripada tuntutan
pekerjaan semula, tanpa bisa menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuan pelayannya.
Lalu, mungkinkah Allah menyuruh Adam melakukan sesuatu yang tidak mampu
dilakukannya? Dari sini dapat kita ketahui bahwa Adam mampu mengurus/mengatur seluruh
bumi. Jadi, kemampuan Adam jelas jauh lebih super daripada kemampuan kita saat ini. Dia
memiliki kuasa, kemampuan, dan keterampilan. Segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar
dirinya, semuanya merupakan kekuatan yang segar yang diterimanya dari Allah Pencipta.
Walaupun kekuatan Adam tidak miliaran kali lebih hebat daripada kita, namun kita dapat
memperkirakan dengan pasti bahwa kekuatan Adam jutaan kali lebihhebat daripada kekuatan
kita. Jika tidak, tentu Adam tidak akan mampu menunaikan amanat yang telah Allah perintahkan
kepadanya. Seandainya kita dim inta untuk menyapu sebuah lapangan tiga kali sehari, kita
mungkin tidak tahan. Katakanlah kita sudah melakukannya, kita mungkin sudah tidak mampu
lagi meluruskan punggung kita. Tetapi Adam tidak hanya berkuasa atas seluruh bumi, juga
berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan semua makhluk hidup di bumi.
Memerintah bukan sekadar duduk dan tidak melakukan apa-apa. Memerintah memerlukan
pengendalian dan pengaturan. Jadi, dari sini kita dapat melihat bahwa Adam pasti memiliki satu
kekuatan yang istimewa, yang jauh melampaui keadaan kita hari ini.
Apakah Anda menganggap ini suatu pengetahuan yang baru? Sebenarnya semua ini
adalah ajaran Alkitab. Sebelum Adam jatuh, dia memiliki kekuatan yang sedemikian rupa
sehingga dia tidak pernah merasa lelah setelah bekerja. Baru setelah ia jatuh, Allah berkata
kepadanya, "Dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu." Jadi, kita tahu, sebelum
Adam jatuh, ia mampu bekerja tanpa merasa lelah. Karena kekuatan itu berpancar dari kekuatan
segar yang diberikan oleh Allah dalam penciptaanNya kepadanya.

KEKUATAN OTAK DAN DAYA INGAT ADAM

"Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di
udara. DibawaNyalah semua itu kepada manusia untuk melihat, bagaimana ia menamainya;
dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah
nanti nama makhluk itu" (Kejadian 2:19). Saudara saudari, betapa menakjubkan! Seandainya
Anda mengambil sebuah kamus dan membaca semua nama binatang, Anda harus mengakui
bahwa Anda tidak mampu mengenal dan mengingat semua itu. Tetapi Adam mampu memberi
nama semua burung dan binatang. Alangkah berhikmat dan cerdasnya Adam! Mereka yang
kurang cerdas, tentu merasa putus asa dan berhenti belajar ilmu hewan oleh karena gagal
menghafal semua rinciannya. Tetapi Adam tidak saja mengingat semua nama binatang, bahkan
dialah pemberi nama semua binatang itu. Dengan ini kita tahu betapa kaya dan sempurnanya
kekuatan pikiran Adam. Tahukah Anda ada berapa juta jenis binatang dan makhluk hidup?
Adam justru menamai mereka satu per satu.

KEKUATAN PENGELOLAAN ADAM

Kejadian 2:15 mengatakan, "TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya
dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu." Kita tinggalkan dulu
pembahasan tentang bagaimana Adam mengatur bumi. Kini marilah kita lihat tugas-tugas yang
Allah berikan kepadanya. Allah menyuruh Adam mengusahakan dan memelihara taman Eden.
Mengusahakan dan memelihara mengandung seluk-beluk yang lebih dalam daripada mengatur.
Berapakah luasnya taman Eden? Kejadian 2:10-14 menyebutkan, empat batang sungai, yaitu
sungai Pison, Gihon, Tigris dan Efrat. Keempat sungai itu mengalir dari taman Eden dan
membaginya menjadi empat bagian. Sekarang Anda dapat membayangkan betapa luasnya taman
Eden. Betapa kuatnya Adam sehingga dia ditugaskan untuk mengusahakan dan memelihara
sebidang tanah yang dialiri oleh empat buah sungai! Tidak hanya mengusahakan, juga
memelihara. Memelihara berarti harus menjaganya dari gangguan musuh. Jadi kekuatan yang
dimiliki Adam saat itu tentu sangat luar biasa. Dia tentu seorang manusia yang memiliki
kekuatan yang luar biasa. Semua kekuatannya itu tercakup dalam jiwanya yang hidup. Menurut
pandangan kita, kekuatan Adam itu adalah sesuatu yang adikodrati dan ajaib, tetapi bagi Adam
sendiri, semua kemampuan itu bukan keajaiban, melainkan wajar, manusiawi; bukan adikodrati,
tetapi alamiah.
Apakah saat itu Adam menggunakan seluruh kekuatannya? Menurut apa yang dapat kita
pelajari dari kitab Kejadian, dia belum menggunakan seluruh kekuatannya. Karena tak lama
setelah diciptakan Allah dan sebelum dapat memanifestasikan semua kemampuannya, dia telah
jatuh.
Dengan umpan apa musuh menggoda Hawa? Apa yang dijanjikan musuh kepadanya?
Yaitu, "Pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti
Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat" (Kejadian 3:5). "Menjadi seperti Allah" adalah
janji musuh. Musuh mengatakan bahwa antara kekuatan yang dimilikinya dengan kekuatan Allah
masih terdapat perbedaan yang sangat jauh, tetapi kalau ia mau memakan buah pengetahuan baik
dan jahat, maka dia akan memiliki kekuasaan, hikmat, dan kekuatan Allah. Pada waktu itu Hawa
dicobai, tertipu, dan jatuh.
KEKUATAN YANG ALLAH BERIKAN
KEPADA ADAM

Hari ini, kita bukannya sangat ingin tahu yang anehaneh, melainkan kita hanya ingin
melihat, sebenarnya apa yang Allah berikan kepada Adam. Kejadian 1:26, "Berfirmanlah Allah:
Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita . . ." Kata "gambar" dalam
bahasa aslinya mengacu kepada bentuk yang di luar, sedang kata "rupa" seolah sama dengan kata
"gambar", dan hanya diulang saja. Tetapi menurut bahasa aslinya kata "rupa" ini tidak mengacu
kepada bentuk yang di luar, melainkan mengacu kepada bentuk moral dan rohani. Saya sendiri
tidak ahli dalam bahasa Ibrani, hanya bisa membaca kamus bahasa lbrani. Seorang saudari dari
satu misi Barat, yang cukup ahli dalam bahasa Ibrani menerjemahkan, kata "rupa" ini dalam
bahasa aslinya berarti "berubah menjadi serupa"; yang artinya, "diserupakan" sehingga mirip
Dia. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia diubah menjadi serupa denganNya.
Allah menginginkan Adam bisa menjadi serupa Dia. Iblis berkata, "Engkau akan menjadi seperti
Allah". Tetapi maksud Allah yang sebenarnya adalah Adam harus diubah menjadi serupa Dia.
Dari sini kita tahu bahwa sebelum Adam jatuh, di dalam dirinya terkandung suatu
kekuatan yang bisa menjadikannya serupa dengan Allah. Di dalam dirinya ada suatu kekuatan
tersembunyi yang memungkinkannya menjadi serupa dengan Allah. Gambar yang di luar sudah
mirip dengan Allah, tetapi di aspek moral (Saya memakai istilah 'moral' untuk menunjukkan
segala hal yang berada di atas benda-benda material, bukan mengacu kepada tingkah laku
manusia yang baik), Allah ingin agar kita melampaui benda-benda material, dan berubah
menjadi serupa dengan-Nya. Dengan demikian, kita nampak betapa besar kerugian yang diderita
manusia karena kejatuhannya. Kerugian yang demikian besar ini, mungkin tidak pernah terlintas
dalam benak manusia.

KEJATUHAN MANUSIA

Adam adalah satu jiwa. Roh dan tubuhnya berpadu dalam jiwanya itu. Sebab itu, semua
kekuatan luar biasa yang kita sebutkan di atas itu berada di dalam jiwanya. Dengan perkataan
lain, jiwa yang hidup yang merupakan hasil dari perpaduan antara roh dengan tubuh itu memiliki
kekuatan adikodrati yang tak terbayangkan. Ketika ia jatuh, kekuatan yang membedakan Adam
dengan kita itu segera gaib. Hal ini tidak berarti bahwa kekuatan seperti itu telah tidak ada lagi.
Kekuatan itu masih ada di dalam manusia, tetapi seolah menjadi mati beku, tidak bisa digunakan.
Sampai Kejadian 6, setelah kejatuhan manusia, manusia menjadi milik daging. Daging telah
membungkus seluruh diri manusia, menaklukkan manusia agar taat kepada daging. Semula
manusia adalah jiwa yang hidup, kini manusia telah jatuh, menjadi milik daging. Jiwa manusia
yang tadinya taat kepada pengaturan roh, kini takluk kepada pengaturan daging. Karena itu,
Allah berkata, "RohKu tidak akan selamalamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu
adalah daging" (Kejadian 6:3). Di sini, ketika Allah menyebutkan manusia, Dia menyebutnya
daging; karena menurut pandanganNya manusia itu telah menjadi milik daging. Sebab itu
Alkitab mengatakan, "Sebab semua daging (manusia) menjalankan hidup yang rusak di bumi"
(Kejadian 6:12; aslinya); dan lagi, "Kepada daging (badan) orang biasa janganlah minyak itu
(minyak urapan kudus, melambangkan Roh Kudus) dicurahkan" (Keluaran 30:32); juga, "Sebab
tidak ada daging (seorang pun) yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan
hukum Taurat" (Roma 3:20).
Mengapa saya harus menyinggung hal itu? Karena perkara yang disinggung dalam
Wahyu 18 merupakan perkara yang akan terjadi pada akhir zaman. Di depan telah kita singgung
bagaimana jiwa manusia akan menjadi barang dagangan yang dapat diperjual-belikan di Babel.
Mengapa jiwa manusia diperlakukan sebagai barang dagangan? Karena Iblis (Satan) dan
Antikristus akan memakai jiwa manusia sebagai alat untuk aktivitas-aktivitas mereka pada akhir
zaman. Pada saat Adam jatuh di taman Eden, kekuatannya juga ikut jatuh. Ketika Adam jatuh,
kekuatannya bukan hilang, melainkan terpendam (laten) di dalam dirinya. Adam telah menjadi
daging, dan dagingnya itu menutup rapat-rapat kekuatan yang luar biasa itu. Dari generasi ke
generasi, kekuatan Adam yang dulu itu menjadilah satu kekuatan yang "terpendam" di dalam
keturunannya, manusia. Kekuatan itu telah berubah menjadi kekuatan yang "terpendam".
Manusia tidak kehilangan kekuatan itu, tetapi ia telah diselubungi dan dibelenggu oleh daging.
Hari ini, di dalam setiap orang yang hidup di bumi ini, masih ada kekuatan Adam itu.
Namun kekuatan itu terkurung di dalam diri manusia dan tidak dapat dinyatakan secara bebas.
Kekuatan itu tetap ada di dalam jiwa manusia, sebagaimana dulu ada di dalam jiwa Adam.
Karena sekarang jiwa berada di bawah kurungan daging, maka kekuatan ini juga terkurung oleh
daging. Hari ini Iblis justru ingin merangsang jiwa manusia, agar kekuatan terpendam yang ada
di dalam manusia dapat dinyatakan dengan bebas; dan dengan ini menipu manusia, membuat
manusia menganggapnya sebagai suatu kekuatan rohani. Alasan saya mengemukakan hal itu
adalah untuk memperlihatkan kepada kita, adanya hubungan khusus antara jiwa manusia dengan
Iblis pada akhir zaman.
Kita telah melihat bahwa Adam memiliki kekuatan yang istimewa, yang adikodrati.
Sebenarnya apa yang dia miliki itu sama sekali tidak adikodrati dan istimewa, hanya bagi kita
hari ini, ia kelihatan adikodrati dan istimewa. Sebelum kejatuhannya, Adam dapat
mempergunakan semua kekuatan itu dengan biasa dan mudah, sebab kekuatan itu berada di
dalam jiwanya. Tetapi setelah ia jatuh, kekuatan itu terbungkus oleh dagingnya. Semula tubuh
adalah sebuah organ yang membantu jiwa Adam, tetapi setelah jatuh, kekuatannya dikurung oleh
tempurung daging. Namun hari ini Iblis berusaha menghancurkan tempurung daging serta
membebaskan kekuatan yang terpendam di dalam jiwa manusia. Melalui hal itu ia ingin
mengendalikan jiwa manusia. Banyak orang tidak menyadari strategi Iblis ini, malahan
menganggapnya berasal dari Allah. Mereka tertipu oleh Iblis.

DITINJAU DARI SEGI KEPERCAYAAN

Hal ini tidak hanya terjadi pada dunia kekristenan saja. Banyak orang dari Babel, Arab,
Budha, Tao dan Hindu pun, berusaha dengan sekuat tenaga untuk membebaskan kekuatan yang
telah diwariskan Adam pada jiwa manusia. Tak peduli kepercayaan apapun, tak peduli betapa
berbedanya pelajaran, tata cara atau sarana yang di luar, pada dasarnya hanya ada satu prinsip
yang sama di balik semua perbedaan di luar itu. Prinsip itu ialah ingin mengalahkan daging yang
di luar agar jiwa terbebaskan dari segala macam belenggu, sehingga dapat difungsikan dengan
leluasa. Ada ajaran tertentu yang mengajarkan penghancuran penghalangan dari tubuh; ada yang
berikhtiar agar tubuh dapat menyatu dengan jiwa; ada yang memperkuat jiwa melalui latihan,
agar ia dapat mengalahkan tubuh. Bagaimanapun juga, prinsipnya tetap sama. Kita perlu nampak
hal itu; kalau tidak, kita akan mudah tertipu.
Saya tidak tahu bagaimana dan dari mana orang-orang itu mengetahui bahwa di dalam
jiwa manusia ada kekuatan adikodrati yang terpendam. Saya juga tidak tahu bagaimana mereka
mengetahui bahwa kekuatan itu terbelenggu oleh daging manusia, yang kalau dibebaskan dari
kurungan daging, akan menghasilkan kekuatan mujizat yang luar biasa, bahkan sampai pada
pencapaian status yang disebut "dewa". Yang pasti, aktivitas demikian sangatlah diinginkan oleh
Iblis dan roh-roh jahat. Karena itu, meskipun penjelasan mereka mungkin berbeda-beda, namun
prinsip yang di dalamnya sama, yaitu penggunaan sarana-sarana tertentu untuk membebaskan
kekuatan jiwa. Mungkin mereka tidak memakai istilah "kekuatan jiwa" seperti kita, tetapi
faktanya adalah demikian. Misalnya, banyak orang dari kalangan kepercayaan tertentu, dan
bahkan dalam beberapa sekte kekristenan, memiliki kekuatan-kekuatan adikodrati tertentu untuk
melakukan mujizat-mujizat, kesembuhan, dan meramal hal-hal yang akan datang.
Sebagai contoh, praktik-praktik pertapaan dan pernafasan dari kaum Taois, atau bahkan
bentuk yang paling sederhana dari meditasi, semedi, dilakukan menurut satu prinsip penaklukan
tubuh di bawah jiwa agar kekuatan jiwa terbebaskan. Sebab itu, dalam agama Tao, banyak
perkara mujizat terjadi; banyak kejadian merupakan fakta yang tidak dapat kita remehkan atau
kita anggap takhayul. Dalam agama Budha tidak ada Allah. Sidharta Gautama sendiri adalah
seorang yang tidak ber-Allah. Itu adalah hasil kesimpulan dari para sarjana yang mempelajari
agama Budha. Sidharta Gautama percaya pada perpindahan jiwa maupun nirwana (Kesenangan
yang mutlak, dengan ciri terbebaskan dari lingkaran inkarnasi dan dicapai melalui penghancuran
diri sendiri). Menurut mereka, kalau seseorang bisa mencapai keadaan serba kosong, ia dapat
melampaui segalanya dan berhasil menjadi Budha.
Saya tidak bermaksud membicarakan ajaran agama Budha. Saya hanya ingin
menjelaskan mengapa dalam agama itu juga banyak keajaiban telah dilakukan, dan bagaimana
cara mereka memperolehnya. Dalam agama ini ada ajaran tentang terbebas dari dunia. Mereka
yang telah mengucapkan sumpah Budhis harus pantang menikah dan pantang makan makanan
tertentu. Mereka juga tidak boleh membunuh makhluk hidup. Melalui praktik pertapaan, tirakat,
akhirnya mereka mencapai tingkat penghapusan semua makanan. Beberapa biksu/biksuni tingkat
tinggi bahkan dapat melihat masa lalu dan meramalkan masa depan. Mereka melakukan banyak
keajaiban dengan mistik Budhis. Pada saat yang mereka sebut 'darah hati' bergelora, mereka
dapat meramalkan perkara-perkara yang akan terjadi. Segala jenis pantangan dan praktik-praktik
pertapaan itu bersumber dari satu prinsip yang sama, yaitu mereka berusaha mematahkan segala
macam belenggu tubuh dan material agar kekuatan jiwanya bebas.
Saya mengenal beberapa orang yang lebih tua daripada saya, yang mengikuti "Kelompok
kesatuan". Mereka dan teman-teman anggotanya melakukan praktik meditasi abstrak. Mereka
mengatakan kepada saya, bahwa setiap tingkatan yang mereka masuki, memiliki tingkat
terangnya sendiri. Berapa tinggi tingkatan yang mereka masuki, sebanyak itulah terang yang
mereka terima. Saya percaya bahwa semua itu adalah fakta riil. Sebenarnya mereka hanyalah
terlepas dari kekangan tubuh, sehingga membebaskan kekuatan yang dimiliki Adam sebelum
kejatuhannya. Dalam hal itu sebenarnya tidak ada yang istimewa.
Aliran kekristenan modern "Ilmu Pengetahuan", yang belakangan ini mulai populer,
dipelopori oleh nyonya Mary Baker Eddy. Dia berkata, "Sebenarnya atas manusia itu tidak ada
penyakit, tidak ada rasa sakit, tidak ada dosa dan tidak ada kematian." (Tetapi, nyonya Eddy
sendiri telah meninggal). Menurut ajarannya, penyakit itu tidak ada, kalau seseorang menderita
sakit, dia hanya perlu melatih angan-angannya dan berkata, "Aku tidak sakit," maka dia akan
sembuh. Ini berarti jika seseorang percaya tidak ada penyakit, maka dia tidak akan sakit.
Demikian juga terhadap dosa. Jika seseorang percaya bahwa dirinya tidak ada dosa, maka dia
tidak akan berdosa. Mereka berkata, "Asal mau melatih tekad dan emosi manusia sampai suatu
taraf, lalu menyangkal keberadaan semua perkara itu, memandang semua perkara itu tipuan
belaka, maka semua perkara itu benar-benar tidak ada."
Ketika ajaran itu mulai diajarkan, banyak orang menentangnya; terutama para dokter,
karena jika hal itu benar, maka dokter tidak akan dibutuhkan lagi. Tetapi melalui penyelidikan
terhadap orang-orang yang telah disembuhkan oleh orang-orang aliran ini, dokter-dokter itu
menemukan bahwa orang-orang itu benar-benar telah sembuh; mereka tidak bisa
menyangkalnya, sehingga makin banyak orang mengikuti ajaran aliran itu. Bahkan banyak
ilmuwan terkenal dan para dokter menjadi percaya dan mengikuti ajaran itu. Semua itu tidaklah
ajaib, sebab kekuatan adikodrati yang dulunya ada di dalam jiwa Adam, kini terbungkus oleh
daging. Asal manusia dapat membebaskan kekuatan yang ada di dalam jiwanya, maka ia akan
mendapatkannya.

DITINJAU DARI SEGI ILMIAH

Sekarang marilah kita meninjau hal ini dari segi ilmiah. Dewasa ini, telah dilakukan lebih
banyak penelitian di bidang psikologi daripada sebelumnya. Lalu, apakah psikologi itu? Kata
psikologi merupakan gabungan dari dua kata Yunani: "psyche" yang berarti "jiwa" dan "logia"
yang berarti "ilmu". Jadi psikologi adalah "ilmu tentang jiwa". Penelitian yang dilakukan oleh
para ilmuwan modern hanyalah mencapai penelitian bagian jiwa manusia saja; terbatas pada
jiwa, sama sekali tidak menjangkau bagian roh manusia.
Tokoh para psikologi modern adalah Franz Anton Mesmer. Penemuan pertamanya
sekarang dikenal dengan Mesmerisme (hipnotis seperti yang dipraktikkan oleh Mesmer sendiri),
terjadi pada tahun 1778. Setelah itu, murid-murid Mesmer mengunggulinya melalui penemuan-
penemuan yang lebih banyak. Seperti warna hijau yang diturunkan dari warna biru, namun ia
mengungguli warna biru. Beberapa percobaan mereka menghasilkan sesuatu yang hampir
mustahil dapat dipercaya. Metode mereka tak lain adalah melepaskan daya terpendam yang ada
di dalam jiwa manusia itu. Contohnya, dalam kewaskitaan (kekuatan untuk
merasakan/mengetahui hal-hal yang ada di luar kemampuan alamiah indera manusia) atau
telepati (komunikasi melalui sarana-sarana yang secara ilmiah tidak diketahui atau tidak dapat
dijelaskan, seperti melatih kekuatan mistik), orang-orang tersebut dapat melihat atau mendengar
atau mencium sesuatu yang beribu-ribu mil jauhnya. Semua itu dipelopori oleh Mesmer dan
dikembangkan oleh pengikut-pengikutnya hingga sekarang.
Ada buku yang mengatakan, "Mesmerisme adalah batu karang besar. Semua ilmu tentang
mental, psikologi, merupakan hasil dari galian terhadap batu karang besar ini." Sebelum era
Mesmer, penyelidikan-penyelidikan terhadap kekuatan batin masih belum merupakan satu
cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri; ia hanya menempati kedudukan yang kurang
penting dalam ilmu alam. Tetapi karena adanya penemuan-penemuan yang mengherankan itu, ia
telah menjadi satu bidang ilmu tersendiri.
Saudara saudari, saya tidak mengharapkan Anda memperhatikan bagaimana menyelidiki
hal-hal psikologi, tetapi kita harus tahu bahwa semua fenomena ajaib itu dicapai melalui
pembebasan kekuatan laten jiwa manusia, kemampuan yang telah tersembunyi di dalam manusia
setelah kejatuhan Adam. Mengapa semua itu disebut "kekuatan laten"? Karena setelah Adam
jatuh, Allah belum mengambil kembali kekuatan "luar biasa" yang pernah dimilikinya itu. Hanya
saja kekuatan itu turut jatuh bersamanya dan terkurung rapat-rapat di dalam dagingnya. (Inilah
sebabnya Iblis bisa secara khusus memperalatnya). Kekuatan itu masih ada, hanya ia tidak
berdaya dinyatakan. Sebab itu kita sebut "Kekuatan Laten".
Ekspresi (pernyataan) kehidupan manusia kita, seperti berbicara, berpikir, dan lain-
lainnya, sebenarnya merupakan kemampuan-kemampuan yang ajaib. Namun, di dalam manusia
kita masih ada satu kekuatan laten, yang tersembunyi, yang belum ternyatakan. Jika kekuatan itu
dapat dinyatakan, ia akan lebih ajaib daripada yang terekspresi dari kehidupan kita sehari-hari.
Banyak kejadian ajaib yang ditemukan oleh parapsikolog modern hari ini, bukanlah berarti
mereka memiliki semacam kekuatan yang seolah menjamah Allah. Mereka hanya menggunakan
suatu metode agar kekuatan laten jiwa dapat dibebaskan.
Setelah manusia menemukan kuncinya, dari sebuah daftar beberapa 'penemuan' menyusul
penemuan yang dicapai Mesmer mengenai pengetahuan dasar kekuatan misterius yang
terpendam di dalam tubuh manusia, terlihat perkembangan yang sangat mengagumkan. Pada
tahun 1784, seorang murid Mesmer menemukan "kewaskitaan" (dalam segi ketajaman
penglihatan -- bisa melihat hal-hal yang bagi manusia biasa tidak mungkin dilihat) sebagai basil
dari tidur ala Mesmer. Bersamaan dengan itu menemukan "Telepati" (komunikasi antar angan-
angan tanpa melalui saluran-saluran indera yang dikenal) -- memungkinkan seseorang
menggunakan kekuatan batinnya untuk mengetahui pikiran orang lain tanpa diketahui orang itu.
Hipnotisme, psikiatri, Psikometri . . dan lain-lainnya yang tak terhitung jumlahnya
menyusul seiring dengan berjalannya waktu. Hipnotis misalnya, adalah suatu kondisi yang
memasukkan seseorang ke dalam suasana tidur buatan, yang membuat orang yang terhipnotis
sangat responsif terhadap sugesti yang diberikan oleh penghipnotisnya (baik berbicara, berpikir,
maupun bertindak). Bukan hanya manusia, bahkan binatang pun dapat dihipnotis. Psikiatri
adalah metode penyembuhan penyakit dengan cara-cara seperti hipnotis atau mengusir penyakit
dengan kemampuan anganangan. Psikometri adalah penemuan bahwa angan-angan dapat bekerja
di luar tubuh manusia dan menghasilkan suatu fungsi tersendiri. Orang yang 'peka psikometri'
bisa mengetahui semua masa lalu seseorang.
Ada lagi satu penemuan yang disebut ilmu "Lepas Raga". Orang yang menguasai ilmu ini
bisa mengendalikan tekadnya sedemikian rupa sehingga tekadnya bisa meluncur keluar dari
tubuhnya. Tak peduli berapa jauh tempat yang dicapainya, di sana ia bisa di luar tubuh
jasmaninya melihat, mendengar, merasakan, dan mengecap apa yang ada di tempat itu. Apa yang
umumnya bisa dilakukan orang dengan tubuh jasmaninya, dapat juga dilakukannya di luar
tubuhnya. Ilmu itu makin lama makin maju. Pada tahun 1847, ada orang setelah bangun dari
meditasinya, menemukan sesuatu yang disebut "Pathetisme", yang mengatakan bahwa manusia
dapat mengeluarkan kekuatannya sendiri untuk tidak merasakan sakit dan juga bisa
menyembuhkan penyakit-penyakit.
Mula-mula, banyak orang tidak percaya dan tidak mengakui penemuan-penemuan di atas,
tetapi setelah banyak kejadian ajaib terjadi, dan semua itu adalah fakta, maka ilmu itu diselidiki
sebagai satu ilmu tersendiri. Bagi para pelaku ilmu itu, kejadian-kejadian ajaib itu adalah sesuatu
yang alami/wajar; bagi kita, kejadian-kejadian itu seharusnya lebih-lebih adalah hal yang alami.
Karena mereka hanyalah menyatakan kekuatan jiwa yang terpendam akibat kejatuhan Adam.
Para psikolog mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang
luar biasa, kekuatan untuk mengendalikan diri, kekuatan untuk mencipta, kekuatan untuk
membangun, kekuatan iman, kekuatan membangkitkan kebangunan, kekuatan untuk hidup
kembali (yaitu kekuatan yang membuat orang meskipun sudah tua tetapi tetap seperti anak).
Semua kekuatan itu dapat dinyatakan oleh manusia. Sebuah buku psikologi bahkan bertindak
lebih jauh, mengatakan, "semua manusia adalah dewa-dewa, hanya dewa-dewa tersebut
terkurung di dalam kita. Kalau dewa-dewa yang ada di dalam kita terbebaskan, maka kita semua
akan menjadi dewa." Betapa miripnya kata-kata ini dengan perkataan Iblis.

KAIDAH UMUM

Baik di Asia maupun di negara-negara Barat, semua praktik-praktik pernafasan,


pertapaan, hipnotis, ramalan, tanggapan, dan komunikasi, tak lain adalah pembebasan dan
penyataan dari kekuatan yang ada di dalam. Saya rasa, kita semua telah mendengar keajaiban-
keajaiban hipnotis. Peramal-peramal yang dapat meramal dengan tepat sangat populer di Cina.
Setiap hari mereka hanya dapat melayani beberapa orang. Mereka mencurahkan banyak waktu
dan tenaga untuk menyempurnakan kemampuan mereka, dan ramalan mereka amatlah tepat dan
sangat mengherankan. Kaum Budhis dan Taois juga mempunyai pameran-pameran ajaib.
Meskipun banyak yang ternyata palsu, tetapi adanya pernyataan-pernyataan adikodrati tidak
dapat disangkal begitu saja.
Penjelasan tentang semua itu cukup sederhana, yaitu orang-orang itu, baik secara
kebetulan atau dituntun oleh roh jahat, mengetahui cara-cara pertapaan yang memungkinkan
mereka memperoleh kekuatan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bisa dilakukan
oleh orang biasa. Orang-orang itu umumnya tidak tahu kalau di dalam diri mereka ada kekuatan
itu. Namun ada juga orang-orang yang melalui ilmu pengetahuan tahu adanya kekuatan yang
terpendam di dalam diri mereka, walaupun mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana hal itu
bisa terjadi. Kita yang telah belajar tentang Allah tahu, bahwa kekuatan itu tak lain adalah
kekuatan laten jiwa manusia, yang kini terbelenggu di dalam daging akibat kejatuhan Adam.
Kekuatan itu telah jatuh bersama manusia, sehingga Allah menghendaki agar ia jangan
digunakan lagi. Tetapi Iblis ingin agar kekuatan terpendam ini dikembangkan sehingga manusia
merasa bahwa dirinya itu limpah kaya. Mengetahui bahwa "dirinya adalah Allah," menggenapi
perkataan Iblis, "kamu akan menjadi seperti Allah." Demikian membuat manusia meninggikan
diri sendiri, yang secara tidak langsung menyembah kepada Iblis, akibatnya manusia kehilangan
kedudukannya. Karena itu, sebenarnya Iblislah yang berada di belakang semua penyelidikan-
penyelidikan psikologi. Kini ia sedang berusaha sekuat tenaga menggunakan kekuatan laten jiwa
untuk mencapai tujuannya. Sebab itu, semua orang yang mengembangkan kekuatan jiwanya,
mustahil terluput dari berkontak dan dipakai oleh Iblis dan roh-roh jahat.
G.H. Pember dari sudut pandang lain mengatakan, "Asal manusia berbuat sedemikian
rupa, ia segera bisa berhubungan dengan setan." Dia menyelidiki perkara ini cukup dalam, dan
yang dijumpainya juga cukup banyak. Dalam buku "Earth's Earliest Ages" ia mengatakan, "Ada
dua cara yang dapat digunakan manusia agar dapat berhubungan dengan setan untuk
memperoleh kekuatan dan pengetahuan yang tidak sah.. Pertama, mengaktifkan kekuatan laten
jiwanya. Kedua, khusus dirasuk oleh setan."
Hari ini, yang akan kita perhatikan adalah cara pertama, yaitu apakah yang dimaksud
dengan mengaktifkan kekuatan laten jiwa. Dia berkata, "Orang yang dapat mengaktifkan
kekuatan laten jiwanya sangat sedikit. Banyak orang tidak dapat mencapainya, karena cara
melaksanakannya adalah harus membiarkan jiwa mengendalikan tubuhnya, membiarkan jiwa
terlepas dari kekangan tubuh." Pandangan tersebut mutlak sama dengan pandangan kita. Kita
lihat praktik pertapaan dari kaum tertentu, pernafasan dan meditasi abstrak dari kaum Taois,
meditasi dan konsentrasi pikiran pada hipnotis, duduk tenang oleh mereka yang ada dalam
"Kelompok Kesatuan", dan segala macam meditasi/ kontemplasi, konsentrasi pikiran sampai
kosong, dan beratus-ratus kegiatan serupa yang dipraktikkan manusia, semuanya menganut
kaidah yang sama (meskipun pengetahuan dan kepercayaan mereka berbeda-beda). Apa yang
mereka lakukan tak lain adalah membawa pikiran luar yang kacau, gejolak emosi dan tekad yang
lemah, ke suatu tempat yang tenang atau hening, dengan daging yang sepenuhnya ditaklukkan.
Berbuat demikian memungkinkan pembebasan kekuatan laten jiwa. Hari ini kekuatan laten jiwa
tidak bisa ternyata di atas tiap orang, dikarenakan tidak semua orang dapat menembus pembatas
daging dan membawa semua ekspresi jiwa yang umum kepada keheningan/kekosongan yang
mutlak.

BEBERAPA FAKTA

Beberapa tahun yang lalu, ketika berada di Singapura, saya berkenalan dengan seorang
teman India. Dia bercerita tentang seorang temannya yang menganut agama Hindu, yang dapat
mengungkapkan perkara-perkara tersembunyi dari orang lain dengan tepat. Pernah sekali, dia
menguji kemampuan temannya itu. Dia mengundang teman itu ke rumahnya, ternyata temannya
itu mampu menyebutkan semua benda yang ada di dalam setiap laci di rumah itu. Kemudian ia
mempersilakan temannya itu untuk keluar sebentar, sedang ia sendiri segera membungkus
sebuah barang yang sangat berharga dengan kain dan kertas, dimasukkan ke dalam sebuah kotak,
lalu meletakkannya dalam sebuah laci, kemudian dikunci. Teman Hindunya itu masuk kembali
dan dia dapat menguraikan mengenai barang berharga itu dengan tepat. Tidak diragukan lagi, hal
ini pasti menyangkut pekerjaan kekuatan jiwa yang dapat menembus semua halangan material.
Nyonya Jessie Penn-Lewis, pernah menulis satu hal di majalah "Pemenang" berbahasa
Inggris sebagai berikut:
"Pernah sekali, aku berkenalan dengan seorang laki-laki di India Utara. Orang ini adalah
salah seorang yang dapat keluar-masuk ke lingkungan tertinggi dari masyarakat Simla,
tempat kedudukan pemerintahan India di musim panas. Pada suatu sore, dia bercerita
kepadaku tentang hubungannya dengan para Mahatma di India dan di negara-negara
Iainnya di Asia. Dia mengatakan bahwa dia bisa mengetahui banyak kejadian politik
berminggu-minggu dan berbulan-bulan sebelum semua itu terjadi. Dia berkata, 'Saya
tidak tergantung pada berita telegram-telegram dan surat kabar. Semua itu hanya
mencatat peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, tetapi kami mengetahui peristiwa-
peristiwa sebelum itu terjadi." Bagaimana mungkin seseorang yang berada di India bisa
mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di London? Hal itu dijelaskan kepadaku,
bahwa semua itu melalui "kekuatan jiwa" yang dinyatakan oleh orang-orang yang
mengetahui rahasia para Mahatma."
G.H. Pember berkata pula, "Dalam aliran Budha, ada banyak orang dapat melihat pikiran
orang lain, mengendalikan roh-roh jahat, mempercepat pertumbuhan tanaman, memadamkan
kobaran api secara tiba-tiba, menaklukkan binatang-binatang buas. Mereka dapat berbicara di
luar tubuh daging dengan orang lain, dan menjamah lain di luar tubuhnya. Tidak hanya itu,
mereka dapat menunjukkan tubuh batiniahnya kepada temannya yang berada di kejauhan, dalam
bentuk yang sama benar dengan tubuh dagingnya. Bahkan mereka dapat menciptakan benda-
benda yang tadinya tidak ada pada mereka, seolah-olah mereka dapat menciptakan dari yang
tidak ada menjadi ada. Orang-orang yang ahli dalam hal ini, harus terlebih dulu melewati latihan
dalam waktu yang cukup panjang."

SIKAP ORANG KRISTEN

Saudara saudari, semua kejadian ajaib dalam ajaran keagamaan dan ilmu pengetahuan
tidak lain adalah pernyataan kekuatan terpendam manusia, yang dapat dipakai dan diperalat oleh
roh jahat. Mereka semuanya mengikuti satu kaidah umum: menembus penghalang daging dan
membebaskan kekuatan jiwa. Perbedaan antara kita (orang-orang Kristen) dengan mereka,
terletak pada fakta bahwa semua mujizat yang kita perbuat, dikerjakan oleh Allah melalui Roh
Kudus. Iblis memanfaatkan kekuatan jiwa manusia untuk menyatakan kekuatannya. Kekuatan
jiwa manusia adalah alat kerja Iblis, dan ini digunakan Iblis untuk merealisasikan maksud
jahatnya.
Allah tidak pernah menggunakan kekuatan jiwa manusia, sebab kekuatan tersebut tidak
berguna bagiNya. Mulai dari kelahiran kembali, kita dilahirkan oleh Roh Kudus. Allah bekerja
dengan Roh Kudus dan roh kita yang telah dilahirkan kembali. Allah tidak pernah berminat
menggunakan kekuatan jiwa kita. Bahkan sejak kejatuhan manusia, Allah telah melarang
manusia menggunakan kekuatan jiwa yang dulu pernah ada. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sering
mengatakan, bahwa kita harus kehilangan jiwa/nyawa kita, terlepas dari kekuatan jiwa kita.
Hari ini Allah menghendaki kita sedikitpun tidak menggunakan kekuatan jiwa. Kita tidak
dapat mengatakan bahwa semua tanda ajaib pada masa kini itu palsu, kita harus mengakui bahwa
banyak di antaranya memang riil. Tetapi semua fenomena itu dihasilkan dari kekuatan laten jiwa
setelah kejatuhan Adam. Sebagai orang Kristen pada zaman akhir ini, kita harus sangat 'berhati-
hati, jangan merangsang atau mengusik kekuatan laten jiwa, baik secara sengaja maupun tidak.
Sekarang, marilah kita kembali kepada ayat Alkitab yang telah kita baca sebelumnya.
Kita telah nampak bahwa pada akhir zaman ini pekerjaan khusus dari Iblis dan roh jahat adalah
memperdagangkan kekuatan jiwa manusia, dengan maksud memenuhi dunia ini dengan
kekuatan laten jiwa. Seorang koresponden majalah "Pemenang" mengatakan, "Sekarang ini
kekuatan jiwa sedang berbaris menentang/menerjang kekuatan roh." Setiap orang yang memiliki
penglihatan dan kepekaan perasaan rohani pasti merasakan kebenaran pernyataan ini. Kekuatan
jiwa kini seperti gulungan ombak yang terus-menerus menerjang kita. Hari ini, Iblis sedang
menggunakan ilmu pengetahuan (psikologi, psikometri), agama, dan bahkan "gereja" yang
ceroboh (yang secara berlebihan berusaha mendapatkan pernyataan adikodrati, tanpa mengontrol
karunia-karunia adikodrati menurut ajaran Alkitab), agar dunia ini dipenuhi oleh kuasa
kegelapan. Semua ini adalah persiapan terakhir dari Iblis sambil menantikan munculnya
Antikristus. Orang-orang yang benar-benar rohani (yaitu yang menolak kekuatan jiwa) pasti
merasakan bahwa tentangan roh-roh jahat di sekeliling mereka makin hebat dari hari ke hari,
sekeliling gelap pekat seolah sangat sulit untuk maju. Namun semua ini juga adalah persiapan
Allah dalam prosedurnya mengangkat para pemenang.
Semua yang saya singgung di atas, tak lain bertujuan agar kita nampak apakah kekuatan
jiwa dan apakah yang dapat dilakukan oleh kekuatan jiwa. Ketahuilah, sebelum kedatangan
Tuhan, perkara-perkara semacam ini akan semakin bertambah dengan mencolok, bahkan
mungkin lebih dari seratus kali lipatnya. Iblis akan melakukan banyak perbuatan mujizat melalui
kekuatan jiwa untuk menyesatkan umat pilihan Allah.
Kita sekarang makin bergerak maju mendekati masa murtad besar. Nyonya Penn-Lewis
berkata, "Waktu berjalan dengan sangat cepat. Tangan musuh utama Allah dan manusia sedang
memegang kemudi, dan dunia terhanyut dengan cepat menuju masa yang gelap. Saat itu Iblis
akan menjadi ilah zaman ini, memerintah dunia melalui seorang 'super'. Kemunculan orang ini,
tidak akan lama lagi." "Apakah kekuatan jiwa itu? Dengan kembali kepada Alkitab dan dengan
terang Roh Kudus, kaum saleh harus tahu bahwa kekuatan itu adalah kekuatan jahat yang
menyebar ke semua negara di bumi, untuk mengubah seluruh dunia ini menjadi kacau balau."
Hari ini Iblis sedang menggunakan kekuatan jiwa untuk menggantikan Injil Allah dan
kuat kuasa Injil. Iblis berusaha membutakan hati manusia dengan mujizat kekuatan jiwa, agar
mereka menerima agama yang tanpa darah. Iblis juga menggunakan penemuan-penemuan ilmu
kejiwaan untuk menimbulkan keraguan terhadap perbuatan ajaib dalam kekristenan, membuat
orang menganggap bahwa semua perbuatan ajaib dalam kekristenan juga merupakan hasil dari
kekuatan laten jiwa. Di satu pihak, Iblis ingin menggantikan keselamatan Kristus dengan
kekuatan jiwa; dengan perbuatan hipnotis berusaha mengubah kebiasaan-kebiasaan jahat dan
temperamen buruk, adalah salah satu pelopor dari usaha ini. Di pihak lain, di dalam gereja, Iblis
terus menimbulkan hal-hal yang aneh-aneh yang berasal darinya untuk menyesatkan anak-anak
Allah.
Anak-anak Allah dapat terlindung kalau mereka mengenal perbedaan antara roh dengan
jiwa. Jika tidak ada pekerjaan salib yang lebih dalam diterapkan pada hayat Adam, dan melalui
Roh Kudus secara riil bersatu dengan hayat Tuhan yang telah dibangkitkan itu, maka tanpa
disadari, kita akan mengembangkan kekuatan jiwa kita.
Nyonya Penn-Lewis mengatakan, "Peperangan hari ini adalah kekuatan jiwa melawan
kekuatan roh. Tubuh Kristus dengan Roh Kudus di dalamnya, sedang maju terus menuju sorga.
Atmosfir dunia telah dipenuhi dengan kekuatan jiwa, dan justru roh-roh jahat ada di balik
kekuatan itu. Satu-satunya keselamatan teguh bagi anak-anak Allah ialah mengetahui dengan
pasti hidup bersatu dengan Kristus, agar mereka dapat tinggal bersama Kristus di dalam Allah;
jauh dari udara beracun yang disebarkan oleh raja dunia ini. Darah Kristus untuk menyucikan.
Salib Kristus untuk mematikan. Demi mengumumkan kuasa Tuhan yang bangkit dan naik ke
sorga oleh Roh Kudus, dan memanfaatkannya terus-menerus agar anggota-anggota Tubuh
Kristus akan memperoleh kemenangan dan terangkat, untuk bersatu dengan Sang Pemimpin
Kenaikan."
Harapanku ialah para pembaca dapat mengetahui sumber dan pekerjaan-pekerjaan
kekuatan laten jiwa. Semoga Allah menyadarkan kita dengan fakta, bahwa di mana ada kekuatan
jiwa, di sana juga ada roh jahat. Kita harus menolak apa saja yang keluar dari diri kita sendiri!
sebaliknya hanya menerima apa saja yang keluar dari Roh Kudus. Pada akhir zaman ini, marilah
kita dengan tegas menolak kekuatan laten jiwa, agar kita tidak jatuh ke dalam tangan Iblis.
Karena kekuatan jiwa, melalui kejatuhan Adam, telah jatuh ke bawah kekuasaan Iblis, dan telah
menjadi alat kerja Iblis. Kita harus sangat berhati-hati, agar tidak jatuh ke dalam tipu muslihat
Iblis.
2
KEKUATAN LATEN JIWA
DAN
ORANG KRISTEN
Kita telah melihat bahwa Adam dilengkapi dengan kekuatan 'super' dan 'adikodrati'
ketika ia diciptakan Allah. Tetapi ketika Adam jatuh, kekuatan itu turut jatuh bersamanya.
Orang-orang yang tidak paham beranggapan, bahwa kekuatan 'super' itu musnah bersama dengan
kejatuhan Adam. Tetapi bukti-bukti yang dihasilkan oleh para psikolog modern menunjukkan
bahwa kekuatan Adam tidak lenyap, ia hanya terpendam di dalam jiwanya. Karena dalam 5.000-
6.000 tahun yang telah lalu, di antara orang yang tak percaya kepada Tuhan Yesus, ada orang-
orang yang mampu mendemonstrasikan kekuatan jiwa ini, hanya saja jumlahnya tidak banyak.
Selama 100 tahun terakhir ini, makin banyak orang yang mampu menyatakan kekuatan laten
jiwa ini. Dalam berita yang lalu, saya telah mengemukakan banyak contoh dan fakta yang
membuktikan bahwa kekuatan Adam tidaklah hilang, melainkan tersembunyi di dalam
dagingnya. Dalam berita ini, saya akan menyinggung hubungan antara kekuatan laten jiwa
dengan orang Kristen. Apakah bahayanya jika seorang Kristen tidak mengetahui hal ini?
Bagaimana kita berwaspada terhadapnya? Marilah kita perhatikan dengan serius keempat
perkara di bawah ini.

EMPAT FAKTA

(1) Di dalam diri Adam terdapat satu kekuatan tak terbatas, kekuatan mujizat (kekuatan
inilah yang kita sebut kekuatan jiwa). Fakta dari hasil penelitian psikologi membuktikan bahwa
kekuatan jiwa itu masih ada di dalam diri manusia. Sejak penemuan Mesmer pada tahun 1778,
semua jenis, kekuatan yang terpendam telah dipamerkan - baik dinyatakan secara psikologis,
secara agamis maupun secara ilmiah. Semua itu tak lain adalah pembebasan kekuatan laten jiwa
manusia. Ingatlah, kekuatan jiwa ini sudah ada dalam diri manusia sebelum manusia jatuh.
Ketika manusia jatuh, kekuatan ini menjadi semacam kekuatan terpendam.
(2) Iblis ingin mengendalikan kekuatan yang ada dalam jiwa manusia. Iblis benar-benar
tahu, bahwa di dalam jiwa manusia ada kekuatan luar biasa yang olehnya bisa dilakukan banyak
perkara. Sebab itu, Iblis berusaha menghalangi Allah memegang kendali ini; Iblis ingin
dirinyalah yang memegang kendalinya, agar dengan kekuatan ini ia dapat melakukan
pekerjaannya. Tujuan Iblis mencobai Adam dan Hawa di taman Eden ialah ingin memperoleh
kuasa untuk memegang kendali ini.
Telah sering saya uraikan makna rohani dari pohon pengetahuan baik dan jahat dan
pohon kehidupan (hayat). Makna pohon pengetahuan baik dan jahat ialah merdeka, bertindak
berdasarkan diri sendiri. Makna pohon hayat ialah bersandar kepada Allah. Pohon hayat
memberitahu kita, bahwa hayat asali Adam melulu hanyalah hayat manusia, ia perlu bersandar
kepada Allah, perlu mendapatkan hayat ilahi Allah untuk menempuh hidup manusia. Pohon
pengetahuan baik dan jahat menyatakan bahwa manusia bersandar dirinya sendiri sudah bisa
melakukan sesuatu, menempuh hidup, dan menghasilkan sesuatu, tanpa perlu bersandar kepada
Allah. Mengapa perkara ini saya singgung lagi? Karena saya ingin Anda nampak sebab-musabab
kegagalan Adam dan Hawa. Kemudian barulah kita tahu, apa dan bagaimana kita bertindak
untuk selanjutnya. Kalau kita dapat membebaskan kekuatan Adam yang terpendam itu, kita pun
dapat melakukan banyak perbuatan mujizat. Tetapi bolehkah kita berbuat demikian?
Iblis tahu bahwa di dalam diri manusia terdapat kekuatan ajaib, maka ia berusaha menipu
manusia agar manusia tidak bersandar kepada Allah, bahkan merdeka terhadap Allah. Jadi,
kejatuhan di taman Eden itu sebenarnya adalah pemisahan diri manusia terhadap Allah, manusia
mau bertindak bersandar dirinya sendiri. Iblis menipu manusia makan buah pohon pengetahuan
baik dan jahat, dengan tujuan agar selanjutnya manusia tidak memerlukan Allah lagi, tidak perlu
bersandar kepada Allah, demi diri sendiri sudah mampu, bersandar kekuatan diri sendiri sudah
bisa melakukan sesuatu. Dengan mempelajari kisah kejatuhan dalam taman Eden, kita dapat
mengetahui apa maksud Iblis. Iblis ingin mendapatkan jiwa manusia. Begitu manusia gagal dan
jatuh, semua kemampuan dan kekuatan manusia yang luar biasa itupun jatuh ke dalam tangan
Iblis.
(3) Hari ini Iblis ingin melepaskan dan memamerkan kekuatan laten jiwa manusia.
Segera setelah kejatuhan manusia, Allah 'memenjarakan' kekuatan jiwa manusia di dalam
dagingnya, di bawah pengaturan tubuh daging. Begitu Adam jatuh, kekuatannya yang besar itu
juga turut jatuh di bawah belenggu daging, terpendam dalam daging sebagai kekuatan laten,
tetap ada tapi tidak aktif. Setelah kejatuhan, semua yang jiwani jatuh di bawah kendali dan
pengaturan daging; semua kekuatan jiwa diatur oleh kekuatan tubuh. Tujuan Iblis ialah
melepaskan kekuatan jiwa manusia melalui peremukan tempurung luar dagingnya, sehingga
jiwanya bebas dari ikatan-ikatan daging dan ternyatalah kekuatan yang terpendam itu. Inilah
yang dimaksudkan Wahyu 18:13 dengan memperdagangkan jiwa manusia. Ya, jiwa manusia
telah menjadi salah satu jenis barang dari barangbarang dagangan musuh. Iblis secara khusus
ingin mendapatkan kekuatan jiwa manusia sebagai barang-barang dagangannya.
Pada hari-hari ini, yaitu hari-hari menjelang akhir zaman, Iblis bermaksud memperoleh
apa yang sejak semula diinginkannya di taman Eden. Walaupun di dalam taman Eden ia
berusaha memperoleh pengendalian atas jiwa manusia, namun usaha itu tidak sepenuhnya
berhasil. Karena setelah kejatuhan manusia, seluruh keberadaan manusia, termasuk kekuatan
jiwanya, jatuh di bawah dagingnya. Dengan kata lain, kekuatan jiwa manusia jatuh di bawah
penguasaan kekuatan dagingnya. Musuh tak berdaya, rencananya tidak mengenai sasaran.
Ribuan tahun berselang, dengan kekuatannya, Iblis selalu berusaha agar manusia
menyatakan kekuatan laten jiwa mereka. Di suatu tempat, ia menemukan seorang, di tempat lain
ia menemukan seorang lagi, tahun itu mendapat seorang, tahun ini mendapatkan seorang lainnya.
Orang-orang itu adalah para tokoh aliran kepercayaan/agama atau para pemimpin yang bisa
melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib dengan kekuatan jiwa dari zaman ke zaman. Tetapi
beberapa ratus tahun terakhir ini, khususnya sejak penemuan Mesmer, banyak penemuan baru
dari gejala psikologi telah bermunculan. Semua itu tak lain dikarenakan musuh terus berusaha
merampungkan pekerjaannya yang dulu belum berhasil. Musuh bermaksud menyatakan keluar
semua kekuatan laten manusia. Itulah sebabnya dia memperdagangkan jiwa manusia di samping
barang-barang dagangan semacam emas, perak, batu-batu mustika, mutiara, ternak, dan kuda.
Justru, jiwa manusia merupakan barang dagangan yang paling dikelola oleh musuh, dan ia
berusaha keras untuk mendapatkannya.
(4) Penggunaan Kekuatan Jiwa oleh Iblis. Sebenarnya, keuntungan apakah yang
diperoleh Iblis dengan menyuruh manusia menyatakan kekuatan laten j iwanya? Banyak.
(a) Dia akan dapat memenuhi janjinya yang semula kepada manusia, bahwa "engkau akan
menjadi seperti Allah". Dia ingin, dengan dapatnya manusia bersandar diri sendiri
melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, maka manusia akan menganggap dirinya sendiri
sebagai Allah, menganggap di luar manusia tidak ada Allah lain, dan tidak lagi menyembah
Allah, sebaliknya meninggikan dirinya sendiri.
(b) Dia akan mengacaukan mujizat-mujizat Allah. Iblis ingin agar manusia percaya bahwa semua
mujizat dalam Alkitab tak lain adalah gejala psikologis belaka, lalu menyejajarkan mujizat-
mujizat dari Allah dengan hasil-hasil yang mengherankan dari kekuatan jiwa. Dengan
demikian, makna mujizat Allah direndahkan. Dia ingin agar manusia beranggapan bahwa
apa yang bisa dilakukan oleh Tuhan Yesus, juga bisa dilakukan oleh manusia pada
umumnya.
(c) Dia akan mengacaukan pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja di dalam manusia melalui
roh manusia. Sekarang Iblis melalui jiwa manusia menimbulkan banyak kejadian yang
serupa dengan pekerjaan Roh Kudus: membuat manusia mengalami pertobatan yang semu,
keselamatan yang semu, kelahiran ulang yang semu, kebangunan yang semu, sukacita yang
semu, dan masih banyak lagi hal-hal yang bukan merupakan pengalaman dari Roh Kudus.
(d) Dia akan menggunakan manusia sebagai alat untuk menyukseskan rencananya yang terakhir
dalam menentang Allah di akhir zaman ini. Roh Kudus adalah kuasa/kekuatan Allah
melakukan mujizat; tetapi jiwa manusia adalah kekuatan Iblis melakukan perkara-perkara
ajaib. Tiga setengah tahun terakhir (selama kesusahan besar) akan menjadi periode yang
penuh dengan tandatanda ajaib yang dibuat oleh jiwa manusia yang diperalat oleh Iblis.

Sekarang kita bisa menarik kesimpulan yaitu:


1) Semua kekuatan mujizat itu sejak semula sudah ada di dalam Adam.
2) Tujuan Iblis adalah memegang kendali atas kekuatan itu.
3) Pada akhir zaman, Iblis sedang dan akan terus berusaha agar kekuatan itu dinyatakan.
4) Iblis ingin menggenapkan pekerjaannya yang semula yang belum berhasil.

TITIK PERBEDAAN ANTARA PEKERJAAN ALLAH


DENGAN PEKERJAAN IBLIS

Bagaimana dapat berwaspada dan menolak tipu daya Iblis? Terlebih dulu kita harus
nampak apakah pekerjaan Allah dan apakah pekerjaan Iblis, apakah pekerjaan Roh Kudus dan
apakah pekerjaan musuh. Semua pekerjaan Roh Kudus selalu dikerjakan melalui roh manusia;
tetapi semua pekerjaan musuh dikerjakan melalui jiwa manusia. Roh Kudus menggerakkan roh
manusia, sedang musuh menggerakkan jiwa manusia. Inilah titik dasar perbedaan antara
pekerjaan Allah dengan pekerjaan musuh. Pekerjaan Allah digerakkan di dalam roh, tetapi
pekerjaan musuh digerakkan di dalam jiwa manusia.
Karena jatuh, roh manusia mati dan tidak dapat bersekutu dengan Allah. Ketika kita
percaya kepada Tuhan Yesus, kita dilahirkan kembali. Apakah yang dimaksud dengan
diselamatkan dan dilahirkan kembali? Diselamatkan dan dilahirkan kembali bukan hanya suatu
istilah. Di hadapan Allah ini adalah perubahan organik yang nyata terjadi di dalam kita. Ketika
kita percaya Tuhan Yesus, Allah meletakkan hayatNya ke dalam roh kita agar roh kita hidup
kembali. Sebagaimana roh manusia adalah suatu substansi yang rill, demikian pula roh baru yang
Allah letakkan di dalam kita juga adalah suatu substansi yang riil.
Injil Yohanes 3:6 memberitahu kita apakah dilahirkan kembali itu. “Apa yang dilahirkan
dari Roh adalah roh”. Yehezkiel juga memberitahu kita, bahwa "Allah akan menaruh roh yang
baru di dalam kita" (Yehezkiel 36:26). Jadi, ketika kita dilahirkan kembali, kita mendapat roh
yang baru. Tuhan Yesus juga pernah berkata, "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali
tidak berguna, perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dan hidup/hayat"
(Yohanes 6:63). Sebab itu, hidup dan pekerjaan kita, semuanya harus berada di dalam ruang
lingkup roh. Ketika Allah memakai kita, Ia pun bekerja di dalam dan melalui roh kita. Efesus
5:18 mengatakan, "Hendaklah kamu penuh dengan Roh." Ini menunjukkan bahwa roh kita harus
dipenuhi dengan Roh Kudus. Jadi kita nampak, Allahlah yang memenuhi roh kita dengan Roh
KudusNya.
Jelaslah bagi kita, bahwa Roh Kudus bekerja di dalam roh kita; tetapi roh jahat bekerja di
dalam jiwa kita. Roh manusia adalah tempat Roh Kudus bekerja; Iblis hanya dapat
bekerja/beroperasi di dalam jiwa dan melalui kekuatan jiwa. Iblis tidak berdaya menjangkau dan
bekerja di dalam roh manusia; dia hanya dapat di dalam jiwa, dan hasil pekerjaannya paling
dalam hanya mencapai jiwa manusia. Apa yang telah musuh perbuat 5.000 - 6.000 tahun, masih
dilakukannya pada hari ini, dan akan dilakukannya terus di masa mendatang. Mengapa Iblis
seolah-olah mahabisa, mahahadir dan mahatahu seperti Allah? Tidak lain karena ia
melakukannya melalui jiwa manusia. Boleh kita katakan demikian: Roh Kudus adalah kekuatan
Allah, sedang jiwa manusia tampil menjadi kekuatan Iblis.
Sayang sekali, banyak orang tidak mengetahui bahwa praktik-praktik pertapaan,
pernafasan, meditasi abstrak, hipnotis, dan banyak keajaiban-keajaiban yang terlihat dalam
penelitian psikologis itu tidak lain hanyalah pernyataan kekuatan laten jiwa manusia. Karena itu
mereka tidak mengetahui betapa hebatnya kekuatan jiwa itu.
Saudara saudari, jangan menganggap remeh perkara ini, jangan mengira ini hanya satu
penelitian untuk para pelajar, lalu kalau kita di sini membahasnya, itu tidak begitu berarti.
Ketahuilah, hal ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kita.

DUA JENIS KEKUATAN JIWA

Menurut Alkitab, kekuatan laten jiwa terdiri dari dua jenis; kalau dilihat dari sudut
psikologi juga ada dua jenis. Kita mengakui bahwa kita tidak dapat membaginya dengan sangat
jelas, juga tidak bisa dengan sangat yakin mengatakan milik jenis mana. Kita hanya dapat
berkata bahwa ada 2 jenis yang berbeda dalam kekuatan laten jiwa. Yang pertama adalah yang
'biasa', sedang yang kedua adalah yang 'ajaib'; yang satu kelihatannya seolah 'alamiah', sedang
yang lainnya kelihatannya seolah 'adikodrati'; yang satu 'dapat dimengerti' oleh manusia, dan
yang lainnya 'di luar pengertian' manusia.
Istilah "pikiran (angan-angan)" dalam psikologi mempunyai arti yang lebih luas daripada
yang dipakai dalam Alkitab. Menurut para psikolog, istilah 'angan-angan' atau 'hati' terdiri dari 2
bagian: bagian alam sadar dan bagian alam bawah sadar. Bagian alam bawah sadar inilah yang
kita sebut dengan bagian kekuatan mujizat jiwa. Jadi, apa yang disebut dengan "hati" dalam
psikologi, itu adalah "jiwa" dalam Alkitab. Walaupun para psikolog dengan jelas membedakan
apa yang dimaksud dengan alam sadar dan alam bawah sadar, namun mereka sendiri mengalami
kesulitan dalam memisahkannya. Apa yang dapat mereka lakukan hanyalah menggolongkan
pernyataan jiwa yang umum ke dalam alam sadar, sedangkan pernyataan yang aneh yang bersifat
mujizat digolongkan ke dalam alam bawah sadar. Biasanya kita hanya menggolongkan
pernyataan-pernyataan umum itu ke dalam wawasan jiwa. Sebenarnya, pernyataan-pernyataan
yang lebih hebat, yang terasa ajaib, juga berasal dari wawasan jiwa. Hanya yang belakangan itu
secara perlahan-lahan masuk ke alam bawah sadar. Karena kekuatan laten jiwa tiap orang
berbeda, maka dapat dikatakan ada fenomena yang lebih cenderung tergolong dalam alam sadar
dan ada yang lebih cenderung tergolong dalam alam bawah sadar.
Setiap pekerja Tuhan, harus menaruh perhatian khusus pada masalah ini. Kalau tidak,
ketika ia mau membantu atau memimpin orang lain, ia malah hanyut terbawa oleh kekuatan-
kekuatan mujizat. Baiklah saya tegaskan lagi perbedaan antara jiwa dengan roh: Jiwa Adam
adalah ciptaan lama; sedang roh yang telah dilahirkan kembali itu adalah ciptaan baru. Setiap
perkara yang dilakukan Allah, dikerjakan melalui roh manusia, sebab ini adalah hayat kelahiran
kembali manusia, ciptaan baru manusia. Sebaliknya, perkara yang dilakukan Iblis, dikerjakan
melalui jiwa manusia, termasuk jiwa yang ada di dalam Adam yang kemudian jatuh itu. Iblis
hanya dapat menggunakan ciptaan lama, tidak dapat menggunakan ciptaan baru, sebab hayat
yang telah dilahirkan kembali tidak dapat berdosa.

YANG DIKERJAKAN IBLIS DALAM GEREJA


PADA MASA KINI

Bagaimanakah Iblis melalui jiwa manusia memperalat kekuatan laten itu? Telah saya
singgung banyak contoh tentang itu dalam Budhis, Taoisme, kekristenan, para psikologi, dan
lainnya. Sekarang saya ingin memberi ilustrasi dengan beberapa contoh yang menunjukkan
bagaimana Iblis memakai jiwa manusia dalam perkara-perkara rohani. Hal ini akan membantu
kita membedakan, mana yang berasal dari Allah dan mana yang berasal dari musuh; juga agar
kita tahu bahwa Allah menggunakan roh manusia, tetapi Iblis menggunakan jiwa manusia.

DOA

Semua doa yang tercatat dalam Alkitab itu bermakna dan tidak ceroboh. Ketika Tuhan
Yesus mengajar murid-muridNya berdoa, perkataanNya yang pertama adalah, "Bapa kami yang
di sorga." Tuhan mengajar kita berdoa kepada Bapa yang di sorga. Tetapi orang Kristen sering
berdoa kepada "allah" yang ada dalam ruangannya,, bukan untuk Bapa yang di sorga. Kita harus
berdoa kepada Bapa yang di sorga; didengarkan olehNya. Allah ingin agar kita memanjatkan
doa-doa kita ke sorga dengan iman, tanpa mempedulikan apakah keadaan kita sedang baik atau
tidak. Kalau Anda berdoa kepada "allah" yang ada dalam ruangan Anda dengan harapan
didengar oleh "allah" yang ada di dalam ruangan Anda, saya kuatir Anda akan menerima banyak
perasaan aneh, pengalaman ajaib, atau penglihatan dari "allah" yang ada di dalam ruangan Anda.
Sebenarnya semua itu diberikan kepada Anda oleh Iblis, dan yang Anda terima dari Iblis itu, ada
yang di dalam alam sadar, ada yang di dalam alam bawah sadar.
Ada orang yang tidak berdoa kepada "allah" yang ada di dalam ruangannya, tetapi dia
mengarahkan doa-doanya kepada orang lain (yang ia doakan). Hal ini juga sangat berbahaya.
Misalnya Anda berdoa untuk seorang teman Anda yang bertempat tinggal jauh dari tempat Anda.
Anda mohon agar Tuhan menyelamatkan atau membangkitkan kerohaniannya. Anda tidak
mengarahkan doa Anda kepada Bapa di sorga, tetapi Anda memusatkan pikiran, pengharapan,
dan keinginan Anda sebagai satu kekuatan dan mengirimkannya kepada teman Anda; pikiran
Anda, keinginan Anda, harapan Anda. dan segala Anda sepertinya mengurung teman Anda itu.
Doa Anda ini seolah busur yang meluncurkan pikiran, pengharapan, dan keinginan Anda sebagai
anak-anak panah kepada teman Anda. la akan menjadi sangat tertekan oleh kekuatan itu dan
ternyata ia berbuat seperti yang Anda inginkan. Anda mengira bahwa doa Anda telah dijawab.
Tetapi ketahuilah, ini adalah jawaban doa Anda yang Anda arahkan kepada teman Anda, bukan
jawaban Allah atas doa yang Anda panjatkan kepadaNya.
Ada orang berkata, "Saya telah terus-menerus menumpuk doa-doa saya ke atas dirinya,
dan sekarang doa saya telah terkabul." Saya berkata kepadanya, "Ya, Anda telah berdoa
kepadanya, Anda tidak berdoa kepada Allah; jadi yang terjawab itu adalah doa Anda, bukan
Allah yang menjawab doa Anda." Saudara saudari, ketahuilah, kalau Anda berbuat demikian,
meskipun Anda tidak mengetahui seluk-beluk hipnotis, tetapi tanpa disadari Anda telah
melakukannya menurut prinsip hipnotis. Anda telah melepaskan kekuatan jiwa Anda untuk
menggenapkan suatu pekerjaan.
Baiklah saya kutipkan sebagian isi sepucuk surat yang ditulis oleh seorang imani:
"Baru-baru ini saya diserang oleh musuh dengan sangat hebat. Saya muntah darah,
jantung berdebar-debar, nafas tersengal-sengal, anggota-anggota tubuh terasa lemah,
seluruh tubuh seolah remuk tak berdaya. Ketika saya berdoa, Allah memberi saya satu
perasaan, agar saya dengan doa melawan doa-doa yang didoakan dengan kekuatan jiwa
dan diarahkan kepada saya oleh banyak orang. Saya segera mohon Allah menjaga dan
menaungi saya dengan darah Tuhan Yesus. Saya juga percaya bahwa kekuatan Allah
segera akan terekspresi di atas diri saya. Ketika saya demikian melawan dan berdoa,
ajaib sekali, segera jantung saya tidak berdebar-debar lagi, tidak muntah darah lagi,
nafas kembali normal, kekuatan tubuh pulih kembali; semua pulih seperti sebelum sakit.
Sejak hari itu, Allah memperlihatkan kepada saya, biasanya saya muntah darah, jantung
berdebar-debar, nafas tersengal-sengal, dan tubuh Iemah, semua itu dikarenakan ada
sekelompok kaum saleh yang tertipu (yaitu orang-orang yang menentang saya dan yang
'mendoakan' saya), justru telah 'mendoakan' saya sampai sakit. Kemudian, Allah
memakai saya untuk membimbing dua orang dari antara mereka sehingga mereka
terbebaskan dan beroleh selamat, tetapi sayang, sisanya tetap berada dalam jurang
maut . . ."

Saudara saudari, mengapa bisa demikian? Karena Anda tidak berdoa kepada Allah yang
di Sorga, Anda "mengarahkan, mengelilingi, dan menimbun" doa-doa Anda ke atas orang yang
Anda doakan. Secara luaran, kelihatannya Anda sedang berdoa, tetapi sebenamya Anda sedang
menekan orang itu dengan kekuatan jiwa Anda. Bila Anda berdoa untuk seseorang dengan
menggunakan kekuatan jiwa Anda, misalnya Anda mendoakan agar orang itu kalau tidak
dihukum, sedikitnya harus didisiplinkan. Doa dengan kekuatan jiwa ini akan meluncur ke atas
diri orang itu, dan bisa jadi orang itu lalu jatuh sakit. Ini adalah satu prinsip yang pasti dari jiwa,
ini adalah hukum jiwa; sama seperti kalau orang memasukkan jari tangannya ke dalam api, api
pasti akan membakar jari tangan itu. Ini adalah satu hukum.
Sebab itu, sewaktu kita berdoa, kita tidak boleh mendoakan kalau orang itu tidak
demikian, ia akan mengalami ini atau itu. Kalau Anda demikian berdoa, maka Andalah penyebab
semua penderitaan atau musibah yang tertimpa atas orang itu. Bila kita berkonsentrasi berdoa,
berdoalah kepada Allah, tidak seharusnya diarahkan kepada manusia.
Diriku pribadi pernah mengalami akibat buruk dari doa semacam ini. Beberapa tahun
yang lalu saya menderita sakit lebih dari setahun, ini dikarenakan doa-doa dari lima atau enam
orang yang tertimbun ke atas diriku. Semakin banyak mereka berdoa, semakin lemahlah diriku.
Akhirnya saya menemukan penyebabnya. Segera saya melawan doa-doa itu, dan mohon agar
Allah melepaskan saya dari apa yang mereka doakan. Saya pun pulih kembali."

KEKUATAN PEKERJAAN

Bila seseorang yang mempunyai pengalaman di dalam Tuhan hadir pada suatu sidang
kebangunan rohani, ia akan dapat mengetahui apakah si pengkhotbah menggunakan kekuatan
jiwa atau kekuatan roh. Pada suatu hari, seorang saudara bercerita kepadaku bahwa pengkhotbah
anu kalau berkhotbah mempunyai kekuatan yang sangat besar. Aku menjawab, "Aku belum
pernah berjumpa dengannya, karena itu aku tidak bisa memberi komentar." Kemudian saya
menulis catatan pada selembar kertas dan memberikannya kepadanya. Tulisan itu demikian,
"Penuh dengan kekuatan, tapi kekuatan yang memenuhinya itu, kekuatan apa?" Saudara ini tidak
sedalam istrinya di dalam Tuhan. Ia tidak mengerti maksud tulisanku, lalu menoleh dan bertanya
kepada istrinya. Setelah membaca catatan tersebut, sang istri tertawa sambil berkata, "Benar,
inilah masalah yang sebenarnya. Dengan kekuatan apa pengkhotbah itu dipenuhi?" Pernah
seorang saudara di antara kita berkata, "Seseorang mempunyai kekuatan atau tidak, itu tidak
tergantung pada dapat tidaknya ia dengan keras memukul meja mimbar." Karena itu, ketika kita
bersidang, kita harus bisa membedakan, kekuatan orang itu adalah kekuatan jiwa atau kekuatan
roh.
Mengenai hal ini, kita dapat melihatnya dari dua aspek. Pertama, dari diri pengkhotbah
itu sendiri; dan kedua dari para pendengarnya. Kalau pengkhotbah itu mengandalkan
pengalaman-pengalamannya yang dulu; mengira dulu berkhotbah demikian, akibatnya banyak
orang bertobat dan mengaku dosa, maka sekarang berkhotbah demikian juga, dengan harapan
ada orang yang bertobat dan mengaku dosa. Atau dia berusaha menggugah dan mengharukan
orang dengan banyak kisah pertobatan orang lain. Jika demikian motivasinya, kita tahu dengan
pasti, ia sedang menggunakan kekuatan jiwanya untuk bekerja.
Sebaliknya, kalau sikap si pengkhotbah seperti sikap Evan Roberts, (Bejana Tuhan dalam
kebangunan rohani di Welsh pada tahun 1904-1905), yaitu mohon Tuhan menindas dirinya,
mohon Tuhan membelenggu kekuatan jiwanya, membelenggu dirinya, menolak segala sesuatu
yang berasal dari diri sendiri, maka bereslah orang ini. Jika demikian motivasi dan tuntutan si
pengkhotbah, maka ia berkemungkinan menolak kekuatan jiwa. Pengkhotbah sendiri harus dapat
membedakan dengan tegas, betapa berbedanya kedua kekuatan itu; pengkhotbah sendiri harus
bisa tahu dan membedakan, di antara pekerjaannya sendiri, mana yang berdasarkan kekuatan
jiwa, mana yang berdasarkan kekuatan Allah.
Pekerjaan Roh Kudus itu ada tiga aspek:
1) melahirkan kembali kita,
2) berhuni di dalam kita agar kita menghasilkan buah-buah Roh,
3) tercurah di atas kita agar kita berkekuatan untuk bersaksi.
Kuasa/kekuatan Roh Kudus yang disinggung dalam Alkitab, semuanya ditujukan untuk
bekerja atau bersaksi; ini tercurah ke atas diri kita, bukan pekerjaan Roh Kudus di dalam kita.
Jadi, kuasa Roh Kudus adalah untuk bekerja; sedang berhuninya Roh Kudus di dalam kita adalah
untuk menghasilkan buah. Dalam bahasa aslinya, "kuasa" Roh Kudus selalu dikatakan
"tercurah/hinggap"; sedangkan "berbuahnya" Roh Kudus selalu dikatakan "tinggal/ berhuni".
Apa yang dimaksud dengan "tercurah"? Yaitu semua kekuatan yang diberikan Roh
Kudus kepada Anda itu, yang ada di luar Anda. Anda sendiri tidak merasakannya, Anda sendiri
tidak bisa menentukannya. Sebab itu, dalam suatu sidang, kalau ada orang bertanya kepada
Anda, apakah Anda yakin bahwa sidang ini akan sukses? Apakah Anda yakin banyak orang akan
diselamatkan? Anda hanya bisa berkata bahwa Anda sama sekali tidak bisa apa-apa, sebab kuasa
itu ada di luar Anda. Kuasa Roh Kudus itu di luar Anda, di luar genggaman Anda. Lalu,
bagaimana dengan kekuatan jiwa? Anda bisa meyakininya. Anda tabu bahwa berita Anda itu
dapat membuat orang menangis, berita Anda dapat membuat orang bertobat dan mengaku dosa.
Apakah yang disebut dengan "kuasa dinamis"? Itu tak lain adalah kekuatan jiwa.
Pada suatu ketika, saya merasa bahwa saya tidak mempunyai kekuatan. Meskipun banyak
orang mengatakan bahwa keadaanku cukup baik, namun saya tetap merasa tidak berkekuatan.
Maka saya pergi menemui seorang saudari tua yang berpengalaman, Margaret E.Barber. Saya
berkata kepadanya, "Kekuatan Anda sangat besar, mengapa aku tidak mempunyai kekuatan?"
Kami berdua sudah saling mengenal baik, dan ia sering membantuku dalam hal-hal rohani. Dia
menatap saya dengan serius dan bertanya, "Kekuatan apakah yang kauinginkan? Kekuatan yang
dapat kaurasakan atau kekuatan yang tidak dapat kaurasakan?" Mendengar jawaban ini, saya
segera paham. Saya menjawab, "Aku mau yang tidak dapat kurasakan." Ia berkata lagi, "Kamu
harus ingat, semua kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus, selamanya tidak memerlukan
dirasakan oleh penerima kuasa. Kewajiban manusia hanya taat kepada Allah. Sebab kuasa Roh
Kudus tidak diberikan kepada manusia untuk dirasakan" (catatan: tentang perasaan di dalam roh
adalah masalah lain). Jadi, kewajibanku adalah mohon Tuhan membelenggu kekuatan jiwaku,
yaitu kekuatanku sendiri. Saya harus mutlak taat kepada Allah, selebihnya biarlah Dia sendiri
yang mengerjakannya.
Kalau kita bekerja dengan tenaga jiwa, maka kita dapat merasakannya; seperti yang
dilakukan oleh orang-orang yang melakukan hipnotis, mereka dapat mengetahui hasil yang akan
mereka dapatkan karena melakukan hal-hal tertentu. Mereka tahu apa yang harus dilakukan pada
tahap pertama, apa yang harus dilakukan pada tahap kedua, dan apa yang harus dilakukan pada
tahap terakhir. Bahaya bagi para pengkhotbah ialah, mereka sendiri tidak mengetahui bahwa
mereka sedang menggunakan kekuatan jiwanya. Mereka menyangka bahwa diri mereka
mempunyai kekuatan, namun sebenarnya mereka melakukannya dengan kekuatan jiwa, mereka
mendapatkan orang dengan kekuatan psikologi.
Ada orang mengatakan bahwa para pengkhotbah adalah orang-orang yang ahli dalam
masalah psikologi untuk memanipulasi orang banyak. Tetapi saya akan menjawab, "Tidak
benar." Memang kita tahu bahwa kita bisa mendapatkan orang melalui cara-cara psikologi, tetapi
kita menghindari cara demikian, kita tidak mau menggunakan kekuatan jiwa.
Ketika saya bekerja di Shantung. Ada seorang profesor berkata kepada temannya, juga
seorang profesor, "Pengkhotbah-pengkhotbah ini bekerja dengan fungsi emosi". Kebetulan
sekali, sore itu saya memberitakan kepada kaum saleh setempat bahwa emosi itu sangat tidak
dapat diandalkan, tidak ada gunanya. Teman profesor yang berkata tadi juga hadir dalam sidang
itu. Setelah mendengar uraianku, ia berkata, "Sayang profesor yang berbicara kepada saya itu
tidak hadir." Kalau hadir, dia akan mendengar bahwa emosi pun tidak ada gunanya.
Saudara saudari, ingatlah, semua pekerjaan yang dilakukan melalui emosi tidak bisa
diandalkan, tidak tahan lama, segera Iewat. Maka di dalam sidang-sidang gereja, kalau pekerjaan
itu dilakukan oleh Roh Kudus, manusia tidak perlu memeras tenaganya sendiri dan tidak perlu
melakukan apa-apa. Kalau pengkhotbah bekerja dengan kekuatan jiwa, ia harus mengeluarkan
banyak tenaga; selain itu, ia masih perlu memakai sejumlah metode seperti menangis, berteriak,
meloncat-loncat, menyanyi dengan tidak berkeputusan, atau mengisahkan kisah-kisah yang
mengharukan orang. (Saya tidak mengatakan bahwa dalam sidang tidak boleh menyanyi atau
mengisahkan cerita-cerita, hanya semuanya itu harus dilakukan pada batasan yang tepat). Semua
itu tidak akan menghasilkan apa-apa, kecuali sementara mengharukan para pendengar.
Kita tahu ada orang, mungkin tidak lebih baik atau lebih fasih daripada orang lain, namun
ia dapat menarik orang-orang kepada dirinya. Ini adalah:daya tariknya lebih hebat daripada
orang lain. Sering orang berkata kepadaku, "Anda mempunyai daya tarik yang besar terhadap si
Anu, mengapa Anda tidak menariknya?" Terhadap perkataan demikian, saya menjawab, "Itu
tidak ada gunanya. Karena yang demikian ini adalah alamiah, bukan rohaniah." Banyak orang
memandang kekristenan dengan pandangan yang salah, menganggap kekristenan tak lain adalah
sejenis aliran psikologi, dan yang dikemukakan adalah perkara-perkara yang berhubungan
dengan psikologi. Pandangan ini dikarenakan kaum saleh sendiri yang terlebih dulu bertindak
salah. Kalau Tuhan tidak menarik orang tua atau anakanak Anda, tidak peduli seberapa besarnya
daya tarik Anda, itu tidaklah berguna. Katakan Anda berhasil menarik mereka dengan kekuatan
Anda, Anda tetap tidak akan memperoleh apa-apa.
DAMAI DAN SUKACITA

Apakah titik tertinggi yang dapat dicapai oleh orang Kristen? Yaitu pada satu pihak,
mutlak bersatu dengan Allah; di pihak lain, mutlak kehilangan diri sendiri. Dalam psikologi
modern, ada yang disebut persekutuan manusia dengan "batin" yang tidak kelihatan sedemikian
rupa sehingga menyebabkan orang kehilangan identitasnya. Hal itu nampaknya serupa dengan
kekristenan, tetapi sebenarnya sangat jauh berbeda.
Dr. Frank Buchman yang terkenal itu (dari Kelompok Pergerakan Oxford) menganjurkan
psikologi jenis ini. Salah satu ajarannya adalah mengenai meditasi. Dia menganggap meditasi
adalah sarana untuk berkomunikasi dengan Allah. Dia tidak menganjuri orang membaca Alkitab
pada pagi hari, melainkan menganjuri orang untuk bermeditasi, kemudian baru berdoa. Dia
berkata lagi, "Pikiran pertama yang muncul setelah berdoa, adalah pikiran yang Allah berikan
kepada Anda, dan sepanjang hari itu Anda wajib hidup dan berperilaku menurut pikiran
tersebut." Tetapi sebenarnya praktik itu tidak lain adalah bentuk lain dari meditasi abstrak atau
duduk-diam. Apakah basil meditasi seperti itu? Mereka berkata, "Dengan berbuat demikian,
Anda akan penuh dengan damai dan sukacita." Memang, kalau Anda dengan tenang
mengarahkan pikiran Anda kepada sesuatu selama kira-kira I jam, maka Anda akan
mendapatkan apa yang disebut "damai dan sukacita itu." Juga kalau Anda bermeditasi abstrak,
mengosongkan pikiran sama sekali selama satu jam, Anda akan berhasil mendapatkan apa yang
disebut "damai dan sukacita" itu.
Meditasi-meditasi kebanyakan orang hanyalah semacam pergerakan psikologi. Tetapi
iman Kristiani tidak demikian. Kita tidak perlu bermeditasi kepada Tuhan, sebab kita sudah
memiliki hayatNya. Kita dapat mengenal Dia dalam intuisi (perasaan langsung) kita, tanpa
mempedulikan bagaimana perasaan kita. Di dalam kita ada pimpinan langsung yang membuat
kita mengenal Allah; di luar kita ada firman Allah yang memberitahu kita. Apa yang dikatakan
oleh firman Tuhan, kita percaya. Kita percaya tanpa mempedulikan bagaimana perasaan kita. Di
sinilah letak perbedaan antara iman Kristiani dengan psikologi.

TANDA-TANDA AJAIB

Sekarang kita akan melihat tentang tanda-tanda ajaib. Secara pribadi saya tidak
menentang hal-hal ini. Dengan mata kepala sendiri, saya telah menyaksikan kesembuhan ilahi
atas beberapa orang. Ada orang mengatakan bahwa dirinya mempunyai karunia penyembuhan.
Kita tidak menentangnya; tetapi kita menentang penyembuhan dengan prinsip yang salah. Ada
orang bertanya, "Apakah Anda menentang berbahasa roh?" Jawabku, "Tidak." Tetapi saya
menentang berbahasa roh yang diperoleh dengan cara yang salah. Saya juga tidak menentang
karunia penglihatan dan mimpi-mimpi. Saya sendiri pernah menerima penglihatan terang yang
besar. Semua perkara itu ada dalam Alkitab dan kita tentu mengakuinya. Tetapi saya menentang
segala penglihatan dan mimpi yang diperoleh melalui sarana-sarana yang tidak wajar.
Misalnya, terhadap penyembuhan, Alkitab menyinggung tentang penumpangan tangan
dan pengurapan minyak. Tetapi ada orang ketika menumpangkan tangannya ke atas kepala orang
lain, dia menggosok kuat-kuat dan mengurut tengkuk atau leher orang itu sambil bertanya apa
yang dirasakannya. Tentunya ketika diurut/digosok, leher orang itu akan merasa hangat. Ini
adalah tipuan rendahan yang bahkan hipnotis pun menolak menggunakannya. Kita tahu bahwa
pada bagian belakang otak kita terdapat sebuah saraf besar yang memanjang ke tulang punggung.
Orang yang mengurut mungkin tidak menyadari bahwa ini sebenarnya adalah sejenis hipnotis;
dan orang yang diurut merasa adanya rasa hangat yang mengalir melalui tulang punggungnya
dan mungkin sakitnya bisa disembuhkan. Namun praktik ini tak lain adalah penyataan dari
kekuatan laten jiwa manusia. Meskipun mungkin terjadi kesembuhan, tapi saya tidak
mengakuinya sebagai kesembuhan ilahi.

BAPTISAN ROH

Sekarang kita membicarakan tentang baptisan Roh Kudus. Ketika saya sejangka waktu
berada di Shantung, saya juga menganjuri orang-orang untuk menuntutnya. Namun saya tidak
membenarkan adanya sejumlah orang yang mengunci diri dalam sebuah ruang kecil selama
berhari-hari, berpuasa, berdoa, dan menyanyi ulang nyanyian-nyanyian pendek. Saya beritahu
Anda, orang-orang yang berbuat demikian, (karena ada yang telah berpuasa beberapa hari, tubuh
terasa lemah, ruangan kecil, udara pengap, ditambah lagi dengan terus-menerus menyanyi), tak
lama lagi mereka tentu ada yang 'tak sadarkan diri', tekadnya akan menjadi pasif, dan mulutnya
tidak bisa tidak mengeluarkan suara atau kata-kata yang tidak karuan dan aneh. Dengan cara
inilah kekuatan laten mereka akan dinyatakan.
Dalam suatu sidang untuk mencari baptisan Roh, ada juga praktik demikian: orang-orang
yang hadir terus-menerus meneriakkan, "Haleluya, haleluya, haleluya,…" sampai ratusan bahkan
ribuan kali. Tentunya, dengan berseru demikian, pada akhirnya otak mereka akan menjadi seperti
linglung, pikirannya menjadi lumpuh, dan mereka mulai melihat penglihatan-penglihatan.
Bagaimana Anda dapat mengatakan bahwa praktik itu adalah baptisan Roh? Itu tidak lain adalah
baptisan jiwa. Ketahuilah, yang mereka dapatkan itu bukan kuasa Roh Kudus, melainkan
kekuatan jiwa, penyataan dari kekuatan laten jiwa. Jadi apa yang mereka peroleh adalah
dihasilkan dari diri manusia melalui latihan-latihan, bukan berasal dari Allah; karena itu bukan
cara yang wajar untuk mendapatkan baptisan Roh Kudus. Tetapi masih banyak orang bahkan
memimpin dan memaksa orang lain berbuat demikian. Cara itu bukan mereka pelajari dari
petunjuk Allah, melainkan dari pengalaman-pengalaman masa lalu mereka sendiri.
Membaca sampai di sini, mungkin ada orang yang bertanya, "Menurut apa yang Anda
katakan, benarkah tidak ada mujizat yang terjadi?" Ada. Kita memuji syukur kepada Tuhan
untuk mujizat-mujizat yang berasal dari Dia. Tetapi kita harus membedakan, kalau mujizat itu
tidak datang dari Tuhan, tentu ia dihasilkan oleh kekuatan laten jiwa manusia. Ketika saya
berada di Shantung, saya mendengar ada seorang wanita yang lumpuh tahunan telah
disembuhkan. Kalau kesembuhan itu berasal dari Tuhan, saya bersyukur kepada Tuhan baginya.
Tetapi kesembuhan yang diperolehnya itu, berasal dari penumpangan tangan mereka secara
demikian.

MENGENAL KEKUATAN LATEN JIWA

Nyonya Mary Baker Eddy, seorang pendiri gereja Kristus Ilmu Pengetahuan, menyangkal
adanya kematian, penyakit, dan kesakitan. Tetapi dia sendiri telah mati. Walaupun demikian,
gereja Kristus Ilmu Pengetahuan masih bertahan dan bahkan sangat berkembang. Mereka tetap
menyetujui adanya gagasan bahwa kalau seseorang yang menderita sakit itu percaya bahwa
dirinya tidak sakit, maka dia tidak akan merasa sakit; seorang yang hampir mati, kalau percaya
bahwa dirinya tidak akan mati, maka ia tidak akan mati. Hasilnya, memang ada banyak orang
yang disembuhkan. Sebenarnya, gereja Kristus Ilmu Pengetahuan bukan termasuk kekristenan,
juga bukan ilmu pengetahuan. Aliran ini hanyalah berusaha melepaskan belenggu atas tubuh
manusia, agar kekuatan jiwanya menjadi nyata. Melalui pembebasan kekuatan laten jiwa, mereka
berusaha mengalahkan kelemahan-kelemahan tubuh manusia.
Akhir-akhir ini, dikarenakan makin berkembangnya kekuatan laten jiwa, maka tanda-
tanda ajaib makin bertambah banyak; bahkan banyak yang benar-benar adikodrati, benar-benar
luar biasa. Tetapi semuanya itu hanyalah penyataan dari kekuatan laten jiwa manusia. Walaupun
saya bukan seorang nabi, tapi saya membaca kitab-kitab nubuatan. Di situ saya pelajari, bahwa
pada masa yang akan datang, kekuatan laten itu akan semakin banyak dinyatakan. Karena pada
akhir zaman, musuh akan merampas kekuatan jiwa manusia untuk merampungkan pekerjaannya.
Kalau dia berhasil merebut kekuatan ini, maka dia akan dapat melakukan keajaiban-keajaiban
yang makin besar.
Ada dua golongan orang yang sama-sama ekstrim. Golongan pertama, adalah orang-
orang yang menyatakan tidak ada mujizat. Kalau kepada mereka dibicarakan tentang mujizat,
kesembuhan ilahi, mereka tidak sudi mendengarkannya. Golongan kedua, adalah orang-orang
yang terlalu menekankan tanda-tanda ajaib, tanpa mempedulikan asal tanda-tanda ajaib itu -- dari
Allah atau dari musuh. Hari ini, kita harus berhati-hati, jangan cenderung pada ekstrim yang
manapun. Setiap kali kita mendengar tentang mujizat atau tanda ajaib, hendaklah kita bertanya,
"Itu dilakukan oleh Allah atau oleh musuh? Itu dilakukan oleh Roh Kudus Allah atau oleh
hukum psikologi manusia?"
Hari ini kita harus bekerja dengan memakai hakiki kita, seperti pikiran, tekad, dan emosi;
kita tidak seharusnya menggunakan kekuatan yang terpendam dalam jiwa kita. Pikiran, tekad,
dan emosi adalah organ jiwa manusia yang tidak dapat tidak digunakan. Kalau manusia tidak
menggunakannya, maka roh jahatlah yang akan ganti menggunakannya. Tetapi kalau kita
memaksa menggunakan kekuatan laten di baliknya, maka roh jahat akan mulai memberikan
banyak mujizat paisu kepada kita. Segala hasil pekerjaan yang dilakukan oleh jiwa dan hukum
jiwa adalah paisu. Hanya yang dikerjakan oleh Roh Kuduslah yang sejati. Roh Kudus memiliki
hukumNya sendiri. Roma 8:2 mengatakan, "Hukum Roh pemberi hayat" (Tl.). Syukur kepada
Allah! Roh Kudus itu dan hukum Roh Kudus juga riil. Mujizat yang terjadi menurut hukum Roh
Kudus barulah berasal dari Allah.
Perkara percaya kepada Tuhan Yesus adalah hal yang amat sulit dilakukan oleh penganut
kepercayaan tertentu. Karena itu, hanya sedikit dari mereka yang dapat menjadi orang Kristen.
Bagaimanakah cara orang-orang itu berdoa? Mereka berdoa di tempat ibadah mereka beberapa
kali sehari. Mereka mengatakan bahwa kalau ada sesuatu yang perlu dilakukan, berdoalah
dengan sehati dengan ribuan atau puluhan ribu orang. Apa yang mereka doakan? Hanya dengan
beberapa kalimat yang itu-itu saja; atau mereka menyerukan slogan-slogan tertentu. Hal yang
amat disayangkan, banyak doa-doa orang Kristen diraih oleh karena penyataan kekuatan laten
jiwa mereka, mirip dengan penganut kepercayaan di atas, bukan karena penggenapan dari Allah.
Kita dapat juga melihat kekuatan yang diperlihatkan oleh aliran kepercayaan tertentu di
India. Beberapa orang dari mereka dapat berjalan di atas bara api tanpa mengalami cidera hangus
terbakar. Ini bukan cerita kosong. Mereka berjalan di atas bara api bukan hanya beberapa
langkah, tapi menempuh satu perjalanan yang cukup panjang. Dengan telapak kaki telanjang
mereka menginjak-injak besi yang panas membara, tetapi kaki mereka tidak terbakar. Ada
beberapa orang dari mereka yang dapat tidur telentang di atas tempat tidur dengan paku-paku
yang ujungnya menghadap ke atas. (Tentunya mereka yang masih belajar pada taraf permulaan
tidak dapat tahan dan akan merasa pedih dan terluka). Hal ini juga adalah perkembangan dari
kekuatan jiwa. Tetapi sayang sekali, banyak orang imani justru menampilkan mujizat-mujizat
dengan kekuatan yang sama dengan yang dipakai oleh orang-orang di India itu.
Ketika kaum imani bersidang, mereka sering kali merasakan adanya semacam kekuatan
yang menekan, atau sewaktu berdoa dan membaca Alkitab, mereka merasa tertekan tanpa satu
alasanpun. Semuanya itu datangnya dari Iblis yang memakai kekuatan jiwa untuk menekan atau
menyerang kita. Setiap orang Kristen yang berpengalaman, sadar akan adanya serangan-serangan
ganas dari musuh pada akhir zaman ini. Karena seluruh atmosfir bumi telah dipenuhi dengan
kekuatan jiwa, maka kita perlu berlindung di bawah darah adi Tuhan.
Jika kita mendengarkan khotbah pada suatu Katedral atau tempat kebaktian yang besar,
kita dapat dengan segera merasakan apakah di sana kekuatan jiwa sedang beroperasi atau tidak.
Anda dapat merasakan ada tidaknya sesuatu yang seolah-olah mempengaruhi Anda. Walaupun
pengkhotbah mengumumkan bahwa ada beberapa orang telah bertobat dan diselamatkan, kita
perlu memperhatikan bagaimana keadaan akhir dari orang-orang yang disebut beroleh selamat
itu. Sebab ada pencemaran kekuatan lain dalam pekerjaan itu. Kalau kekuatan itu berasal dari
Allah, yaitu kuasa dari Allah sang Rob, orang-orang itu akan merasa sangat ringan dan jernih.
Tetapi kekuatan yang berasal dari musuh, kekuatan jiwa, timbul oleh karena kehadiran sejumlah
besar orang. Inilah perbedaannya. Semoga kita dapat melihat perbedaannya; kalau tidak, kita
akan tertipu.
Waktunya sudah tiba. Iblis sedang mengerahkan segenap kekuatannya dan memakai
segala macam sarana untuk membangkitkan kekuatan laten jiwa manusia, baik di dalam kaum
agamawan, kaum cerdik pandai dan bahkan orang-orang Kristen. Fakta ini ada di hadapan kita.
Kita perlu mohon agar Tuhan memberikan terang, supaya kita dapat membedakannya. Amin.
3
KEKUATAN ROH
VERSUS
KEKUATAN JIWA
Dalam berita ini, kita tetap akan membahas topik yang telah kita singgung, yaitu
kekuatan laten jiwa; apa yang bisa dilakukannya pada zaman ini dan bagaimana mengetahui
bahwa sesuatu itu milik Allah atau bukan milik Allah; bagaimana kita dapat membedakan
perkara mana yang jiwani dan mana yang rohani. Pada akhir zaman ini, akan ada banyak
mujizat, keajaiban, dan kejadian adikodrati. Apakah itu dilakukan oleh Allah sendiri, ataukah
oleh operasi kekuatan lain? Bagaimana cara kerja dan sarana kerja kekuatan jiwa? Kiranya kita
mengetahui apa yang berasal dari Allah dan apa yang bukan berasal dari Allah.

NUBUAT DALAM ALKITAB

Terlebih dulu, mari kita lihat apa yang dikatakan Alkitab tentang tanda-tanda akhir
zaman dan tanda-tanda kedatangan Tuhan:
Matius 24:24 -- "Sebab Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan
mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga."
Wahyu 13:2-5,12-13 -- "Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan
kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan
kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar. Maka tampaklah
kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi
luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang
itu. Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberi kekuasaan kepada binatang itu . . .
kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya . . . Dan
seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. la menyebabkan
seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah
sembuh. Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit
ke bumi di depan mata semua orang. "
Dua Tesalonika 2:8-10 -- "Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan
dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutnya dan akan
memusnahkannya, kalau ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan
Iblis, dan akan disertai ruparupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak
menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. "
Sebelum kita membahas bagian ini, perhatikanlah kata "palsu" dalam II Tesalonika 2:9.
Kata "palsu" dalani ayat ini, menurut bahasa aslinya seharusnya mengandung arti "menipu
orang." Mujizat-mujizat itu sungguh-sungguh terjadi, tetapi tujuannya adalah untuk menipu
orang. Perkaranya bukan hanya sekadar isapan jempol, tetapi adalah suatu fakta, hanya itu bukan
berasal dari Allah, motivasinya adalah untuk menipu dan menyesatkan orang.
Ketiga bagian ayat Alkitab yang baru saja kita baca itu mengacu pada satu hal, yaitu
perkara-perkara yang akan berlangsung pada masa kesusahan besar. Namun beberapa peristiwa
tersebut nampaknya akan terjadi sebelum kesusahan besar. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam
Alkitab, yaitu sebelum penggenapan suatu nubuat, biasanya didahului dengan terjadinya sesuatu
yang mirip, sebagai pendahuluan dari penggenapannya. Berdasarkan ini, banyak pelajar yang
meneliti nubuatan setuju bahwa apa yang akan terjadi pada masa kesusahan besar itu, saat ini
juga sedang berlangsung satu per satu, hanya itu tidak sehebat kejadian yang sebenarnya pada
masa kesusahan besar.
Ayat-ayat Alkitab di atas menunjukkan kepada kita ciriciri khusus pada masa kesusahan
besar. Selama masa itu akan terjadi tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat. Sebelum kedatangan
Tuhan, Antikristus akan melakukan satu pekerjaan yang istimewa, yaitu melakukan perbuatan-
perbuatan ajaib dan mujizat. Sebelum seseorang datang, terlebih dulu akan terlihat bayangannya
dan terdengar suaranya. Demikian juga, sebelum tibanya kesusahan besar, bayangan dan suara
tanda-tanda mujizat dari kesusahan besar itu sudah terlihat. Tanda-tanda ajaib dan mujizat akan
menjadi hal yang sangat umum selama kesusahan besar. Hari ini, menjelang akhir zaman,
perbuatan-perbuatan ajaib dan mujizat akan makin berkembang.

KOMENTAR PRIBADI

Sebelum saya membahas lebih jauh, saya ingin memberikan suatu komentar pribadi.
Secara pribadi saya tidak menentang adanya mujizat. Ada banyak mujizat yang tercatat dalam
Alkitab, dan hal tersebut sangat mustika dan penting sekali. Dahulu saya pernah menekankan,
bahwa orang Kristen perlu bertumbuh dalam beberapa hal. Saya akan mengulanginya sekali lagi.
Pertama, setelah seseorang beroleh selamat, ia harus menuntut pengenalan terhadap Alkitab.
Kedua, ia harus menuntut kemajuan dalam hayat rohani, seperti kemenangan, kekudusan, kasih
yang sempurna, dan lainnya. Ketiga, harus berkobar-kobar dalam memenangkan jiwa. Keempat,
harus percaya kepada Allah, memiliki iman yang hidup dan murni, hidup di hadapan Allah,
bersandar kepadaNya, sehingga melihat pekerjaan Allah -- mujizat.
Di antara saudara saudari dalam gereja, terdapat banyak penyakit. Banyak orang hanya
tertarik pada pemahaman Alkitab. Pengetahuan mereka sangat baik, namun mereka tidak
memperhatikan atau menuntut pertumbuhan hayat rohani. Ada orang yang lebih maju, mereka
menuntut pertumbuhan hayat yang lebih tinggi, menuntut hal-hal yang lebih dalam mengenai
Allah, tetapi mereka mengabaikan tiga aspek lainnya. Ada yang mempunyai cukup gairah dan
semangat, tetapi mereka tidak mempunyai pengetahuan Alkitab yang memadai. Segala usaha
yang berat sebelah itu tidak sehat.
Satu hal yang mengherankan, dalam gereja hari-hari ini, tidak sedikit orang yang
menuntut pemahaman Alkitab, baik secara harfiah maupun secara rohani; tidak sedikit yang
menuntut pertumbuhan hayat yang lebih dalam dan kaya; tidak sedikit yang bergairah untuk
memenangkan jiwa; tetapi sedikit sekali yang percaya kepada Allah dengan iman yang hidup
sehingga dapat memperoleh sesuatu dari-Nya.
Sekali lagi ingatlah, untuk menjadi orang Kristen yang bisa dikatakan sempurna haruslah
memenuhi empat perkara: Pertama, harus memiliki pengetahuan Alkitab. Kedua, harus menuntut
kehidupan rohani yang lebih kaya, lebih dalam, lebih kudus, dan lebih indah sempurna. Ketiga,
harus bergairah dalam pekerjaan. Keempat, harus belajar memiliki satu doa yang beriman kepada
Allah, bersandar kepada Allah, mendapatkan jawaban Allah, dan melihat perbuatan Allah yang
ajaib. Setiap orang Kristen harus berusaha mengembangkan keempat aspek pertumbuhan ini
dengan seimbang agar jangan terjadi kepincangan. Jadi ingatlah, saya sama sekali tidak
menentang perbuatan ajaib, sebaliknya saya sangat menghargainya. Tetapi karena adanya
mujizat-mujizat palsu, adanya penipuan-penipuan melalui tanda-tanda ajaib, maka saya harus
membicarakan masalah ini. Hari ini saya ingin menyingkapkan apa yang merupakan tanda ajaib
atau mujizat palsu. Saya tidak menentang adanya perbuatan ajaib atau mujizat.
Ingatlah, semua pekerjaan Allah dikerjakan oleh Roh Kudus dan melalui roh kita;
selamanya tidak pernah melalui jiwa manusia. Iblis justru melakukan pekerjaannya melalui jiwa
manusia, yaitu melalui kekuatan yang terpendam di dalam daging manusia akibat kejatuhan.
Sebab itu, menjelang akhir zaman, Iblis akan membangkitkan seorang Antikristus yang akan
diberi kekuatan dan kuasanya; karena Iblis tidak bisa tidak menggunakan kekuatan laten jiwa
manusia.
Sekarang saya akan memberikan beberapa contoh yang membantu kita memahami
apakah suatu gejala itu demonstrasi kekuatan rohani atau kekuatan laten jiwa. Karena kita telah
banyak menyinggung tentang mujizat dari kekuatan jiwa, kini kita akan memperhatikan segi-segi
non mujizat.
Contoh 1 – Penginjilan Pribadi

Keadaan psikologis masing-masing orang berbeda, demikian pula kekuatan jiwanya. Ada
orang memiliki pikiran yang lebih kuat, bahkan kadang-kadang dapat membaca pikiran orang
lain. Ada orang beranggapan, kalau mau menanggulangi seseorang, haruslah terlebih dulu
mengetahui jalan pikiran orang itu, kemudian baru dengan perkataan yang tepat berbicara
kepadanya. Ini adalah cara mengenal yang bersifat alamiah. Cara seperti ini harus kita tolak.
Maaf, untuk menggambarkan hal ini, saya terpaksa menyinggung pengalaman pribadi
saya. Kalau saya berbicara dengan seseorang, saya dapat dengan mudah mengetahui isi
pikirannya, setelah saya berdialog sebentar dengan orang itu. Saya dapat mengetahui tanpa
adanya alasan-alasan tertentu. Ketika mulai melayani Tuhan, saya mengira kemampuan tersebut
sangat membantu dalam pekerjaan Tuhan. Tetapi setelah saya memahami lebih dalam, saya tidak
berani lagi menggunakan kemampuan alamiah saya itu. Setiap kali keadaan tersebut muncul,
saya segera berdoa dan menolaknya.
Setiap kali kita bercakap-cakap dengan seseorang, kita tidak perlu mengetahui apa yang
sedang dipikirkan orang itu. Karelia ada satu hal yang pasti, yaitu semua yang berasal dari jiwa,
semua yang dikerjakan oleh kekuatan jiwa, pasti tidak menghasilkan apa-apa. Jika Anda
melakukan sesuatu melalui kekuatan jiwa Anda, sekalipun orang yang bersangkutan mengatakan
bahwa ia memperoleh bantuan Anda, tetapi hayatnya tetap tidak mendapatkan pembinaan, di
dalam lubuk batinnya sedikitpun tidak mendapatkan faedah apa-apa. Jadi, ketika ada orang
datang kepada Anda, hal terpenting yang harus Anda lakukan ialah berdoa kepada Tuhan, mohon
Tuhan menunjukkan kepada Anda bagaimana membantu orang itu. Anda seharusnya berkata
kepada Tuhan, "Tuhan, aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya; aku juga tidak tahu
bagaimana keadaan jiwa maupun rohnya. Aku dengan tiada sandaran apapun datang kepadaMu,
mohon Dikau memberi perkataan kepadaku." Kita harus meletakkan seluruh apa adanya diri kita,
untuk menerima pertolongan Allah.

Contoh 2 -- Sidang Kebangunan Rohani

Satu hal yang cukup mengherankan, yaitu banyak saudara pengkhotbah berkata kepada
saya, bahwa kalau mereka pergi ke suatu tempat sidang yang ruangannya tidak begitu terang,
jumlah yang hadir sedikit, banyak bangku-bangku kosong, saat itu mereka kehilangan tenaga
untuk berdiri dan berkhotbah. Tetapi kalau lampu-lampu menyala terang, yang hadir banyak, dan
mereka dengan gembira dan antusias ingin mendengarkan khotbah, maka mereka merasa
berkekuatan untuk berkhotbah, bahkan makin berkhotbah, makin kuat. Tetapi saya ingin
bertanya, kekuatan apakah itu? Terus terang saya katakan, "Itu tidak lain adalah kekuatan jiwa
manusia." Kekuatan yang berasal dari Roh Kudus tidak terpengaruh oleh keadaan di luar. Kalau
Anda ingin mengetahui berkhotbah dengan kekuatan jiwa itu seperti apa, asal Anda hadir pada
suatu sidang besar dengan pengunjung yang penuh, dilengkapi dengan alat-alat yang terbaik,
mendengarkan mereka menyanyi dan memperhatikan gerak-gerik mereka, Anda akan merasakan
ada sesuatu kekuatan yang khusus di tempat yang ramai itu. Tetapi, kekuatan itu kekuatan apa?
Ketika Anda hadir di sana, apakah Anda merasakan ada suatu kekuatan sedang menekan Anda?
Apakah itu kekuatan Roh Kudus? Bukan! Itu kekuatan jiwa.
Bagaimana bisa mengatakan bahwa itu adalah kekuatan jiwa? Mari kita teliti apa yang
dilakukan oleh orang-orang itu. Ketika menyanyi, mereka menyanyi sedemikian rupa sambil
mengarah ke satu tujuan. Dengan demikian, mereka memusatkan semua kekuatan jiwa. Betapa
hebatnya kekuatan ini. Ketahuilah, pada saat-saat demikian, mungkin tadinya Anda datang
dengan maksud membantu mereka, tetapi karena suasana itu, sebaliknya Anda yang terpengaruh
oleh mereka. Ini sungguh berbahaya! Banyak hamba Tuhan yang menceritakan hal yang sama
kepadaku, bagaimana jumlah hadirin, udara panas atau dingin dan sebagainya; seolah semua itu
bisa membantu atau malah menghambat pekerjaan mereka. Saya selalu berkata kepada mereka,
"Semua itu karena diri Anda sendiri yang berkhotbah, karena Anda dengan kekuatan Anda
sendiri berkhotbah, maka Anda terpengaruh dan terkendali oleh keadaan lingkungan."

Contoh 3 – Menyanyi

Tak sedikit hal menyanyi ini sangat membantu dalam pekerjaan Allah. Tetapi adakalanya
ia menjadi suatu aktivitas jiwani. Banyak orang senang mengunjungi gedunglkatedral kelompok
kekristenan tertentu, karena peralatan musiknya bagus. Ada kelompok kekristenan yang
mengeluarkan sejumlah besar dana hanya untuk memasang satu perangkat alat musik. Banyak
yang berkata, saat mereka berjalan mengunjungi tempat semacam itu, begitu mendengar suara
musik dan suara nyanyian, hati roh mereka segera membubung ke hadirat Allah. Memang, kalau
Anda mengunjungi tempat-tempat tersebut, Anda akan merasakan keadaan itu. Tetapi benarkah
Anda dibawa ke hadirat Allah? Dapatkah roh manusia bebas dan dibawa lebih dekat kepada
Allah hanya dengan sedikit pernyataan seperti itu? Inikah cara bekerja Allah?
Ketahuilah, banyak tata-cara di tempat-tempat tersebut bersifat karnal, sedikitpun tidak
ada kebenaran di dalamnya. Mereka berusaha membangkitkan emosi orang dan merangsang
naluri agama orang melalui suara musik dan nyanyian. Kekuatan semacam itu bukan kekuatan
Allah, melainkan kekuatan nyanyian dan musik. Kita juga menyanyi, tetapi kita tidak mau
meletakkan iman kita di atas nyanyian. Hanya apa yang dikerjakan oleh Roh Kudus baru
mendatangkan faedah, lainnya tidak dapat mencapai roh kita.
Pernahkah Anda berkunjung ke suatu desa yang terpencil? Syukur kepada Allah, Ia
pernah memberi kesempatan kepada saya untuk mengunjungi tempat seperti itu. Suatu kali, saya
berkunjung ke sebuah desa di tepi laut. Semua penduduknya adalah nelayan. Di antara mereka
ada yang sudah percaya kepada Tuhan, dan mereka mengadakan sidang-sidang; ada yang
berjumlah 20-30 orang, atau 50-60 orang. Ketika mereka berkumpul dan bernyanyi, nada-nada
sumbang dan irama yang kacau akan menusuk telinga Anda. Ketika menyanyi, nyanyian akan
berhenti dengan selisih beberapa detik bahkan menit; karena beberapa orang menyanyi dengan
cepat, beberapa orang lagi menyanyi dengan lambat. Yang cepat segera menyelesaikan bait
terakhir, tetapi yang lambat menyusul beberapa saat kemudian. Kalau Anda menghadapi situasi
dan kondisi demikian, dapatkah Anda bersidang? Mungkin Anda akan gelisah karena tidak
sabar, dan seluruh kekuatan akan terkuras karena kegelisahan Anda itu. Ada seorang saudara
berkata kepada saya, "Setelah mendengar nyanyian mereka, aku tidak dapat berkhotbah lagi."
Saya berkata, "Salah satu masalahnya, apakah kekuatan itu berasal dari diri Anda sendiri atau
berasal dari Tuhan?"
Ingatlah, di sini ada satu kondisi, yaitu Anda dan saya biasanya melihat keadaan sekitar
dan terpengaruh olehnya. Tetapi kalau berasal dari Roh Kudus, maka kitalah yang akan
mengendalikan keadaan sekitar kita. Ini adalah satu prinsip yang dalam. Semoga kita semua
memegang ini. Jangan menggunakan kekuatan jiwa kita, agar kita tidak terpengaruh oleh
keadaan di sekeliling kita.
Adakalanya, seseorang merasa dirinya tertekan, tetapi melalui nyanyian, Allah
membebaskan orang itu. Adakalanya, berdoa juga bisa membebaskan orang. Tetapi jika kita
menggunakan nyanyian dan doa sebagai inti, kita berada dalam bahaya memamerkan kekuatan
jiwa. Banyak orang hidup dengan sembrono dan sembarangan selama enam hari (mulai hari
Senin sampai dengan hari Sabtu), dan pada hari Minggu, mereka mengikuti sidang gereja. Begitu
mendengarkan nyanyian dan puji-pujian, mereka merasa terbakar, bergairah, dan bersukacita.
Tetapi dari mana asal gairah dan sukacita itu? Saya dapat membuktikan bahwa ada sesuatu yang
tidak beres di dalamnya. Seseorang yang selama enam hari hidup dengan sembrono, melewatkan
hari-hari dengan sembarangan, lalu pada satu hari datang ke hadapan Allah, seharusnya ia
merasa telah berdosa kepada Allah, menyesal, dan bertobat. Bagaimana mungkin begitu
menyanyi bersama, segera merasa bergairah dan bersukacita? Nyatalah bahwa kekuatan itu
bukan kekuatan rohani. Terhadap masalah ini, saya tidak ingin menjadi seorang pengecam yang
keras, tetapi saya harus menunjukkan bahwa terlalu banyak hal menyanyi yang merupakan
aktivitas membangkitkan kekuatan jiwa manusia.

Contoh 4 – Pemahaman Alkitab

Terhadap perkara pemahaman Alkitab, juga ada bahaya menyatakan kekuatan jiwa.
Misalnya, seseorang tidak begitu paham terhadap satu bagian tertentu dalam Alkitab. Kemudian
dia terus memikirkannya; tidak peduli apakah ia sedang berjalan atau berbaring di tempat tidur,
sedang duduk di ruang belajarnya atau dalam gerbong kereta api. Tiba-tiba seolah sekilas terang
menyorotinya, lalu ia merasa bahwa dirinya telah memahami bagian itu dan sangat logis. Jika
daya ingatnya baik, tanpa ragu-ragu ia akan menyimpannya dalam otaknya; jika daya ingatnya
tidak begitu baik, ia akan menuliskannya dalam buku catatannya. Ia merasa, bukankah
interpretasi yang datang secara tibatiba seperti itu sangat indah? Tetapi dapatkah itu diandalkan?
Kita perlu mengujinya, sebab kadang-kadang itu berasal dari kekuatan jiwa. Dengan melihat
hasilnya, hal itu dapat diketahui. Hal itu merupakan sesuatu yang baru, mengherankan, khusus,
dan bermakna, maka seolah itu terasa cukup dalam, tetapi nyatanya tidak dapat menghasilkan
buah-buah rohani. Tidak saja dirinya sendiri tidak memperoleh hayat, ketika dia memberikan itu
kepada orang lain, orang lain pun tidak mendapatkan bantuan hayat darinya, hanya mendapatkan
sedikit pengertian saja. Ini menunjukkan, bahwa pemahaman itu bukan berasal dari Allah.
Saya tidak berkata bahwa Allah tidak dapat memberikan makna dari firmanNya ketika
seseorang sedang merenungkannya. Juga tidak berkata bahwa Allah tidak bisa secara tiba-tiba,
entah saat kita di tengah jalan, di dalam rumah, memberikan firmanNya kepada kita. Allah
mampu melakukan itu. Tetapi ingatlah, Allah tidak pernah memberikan firmanNya kepada
seseorang, pada saat yang tidak diperlukan. Setiap pikiran, pengetahuan yang berasal dari Allah,
tidak pernah diberikan kepada Anda, kalau Anda tidak memerlukannya. Demikian juga dalam
hal Allah memberi uang kepada seseorang. Allah tidak pernah memberi Anda sejumlah uang
untuk disimpan di dalam tanah, dan baru digunakan setelah lima tahun kemudian. Demikian juga
dalam hal Allah membukakan suatu kebenaran kepada Anda. Tatkala Anda tidak
memerlukannya, Ia tidak akan memberikan itu kepada Anda. Allah juga tidak menjawab doa dan
permohonan yang tidak diperlukan seseorang. Ada seorang mengatakan dengan baik sekali; dia
berkata, "Syarat pertama agar Allah bekerja ialah adanya keperluan." Benar, adanya keperluan
merupakan Iangkah pertama dari mujizat. lnilah prinsip terjawabnya suatu doa. Apa yang
menyalahi prinsip ini, tidak akan membuat Allah bekerja. Tetapi, Iblis justru melawan prinsip ini
untuk melakukan pekerjaannya.
Contoh 5 – Sukacita

Banyak orang ingin mempunyai sukacita dalam perasaan mereka. Ada satu
kecenderungan yang saat ini diminati orang, yaitu yang disebut "tertawa kudus." Mereka
mengatakan, "Jika seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus, ia pasti memiliki 'tertawa kudus' itu."
Orang yang menyatakan diri mendapatkan tertawa semacam itu, ia sendiri merasa heran, seolah
sedang mengidap suatu penyakit, tanpa satu alasanpun, ia akan tertawa; semakin dipikir, semakin
ingin tertawa, seperti orang yang sakit ingatan, tidak dapat mengendalikan diri sendiri.
Suatu kali, di suatu tempat ada sidang demikian. Selesai khotbah, diumumkan bahwa
setiap orang supaya mencari/ menuntut tertawa kudus. Semua hadirin mulai memukul-mukul
meja dan kursi, melompat, dan berjingkrak berkeliling, benar-benar seperti sekelompok orang
sakit ingatan. Sejangka waktu kemudian, apa yang disebut tertawa kudus itu tiba. Lalu mereka
saling bertatapan muka dan saling tertawa, makin dipikirkan makin lucu, makin tertawa, semua
tidak dapat menahan diri dan makin larut dalam tertawa. Apakah itu? Mungkinkah itu
disebabkan oleh kepenuhan Roh Kudus? Dapatkah itu dikatakan sebagai pekerjaan Roh Kudus?
Tidak! Itu adalah salah satu dari pekerjaan jiwa.
Saya menyinggung perkara ekstrim di atas dengan maksud menggambarkan bahwa
sedikit penyimpangan Akan membawa kita jauh tersesat. Ketika Mr. Barlow bersidang bersama
kita, saya mendapat satu bantuan darinya, Dia berkata, "Untuk melihat benar tidaknya satu
perkara, kita cukup membesarkan perkara itu seratus kali lipat, yaitu membawanya kepada
keadaan ekstrim. Kalau ia ternyata salah pada kelipatan yang keseratus, maka ia juga salah pada
kelipatan pertama atau yang kedua." Perkataan ini tepat. Betapa sulit melihat kesalahan suatu hal
dari kelipatan yang pertama atau kedua; kalaupun ia salah, kesalahan itu masih terlalu kecil
untuk dapat dilihat. Tetapi dengan memperpanjang atau meluaskan situasi dan lingkungan, maka
segalanya akan menjadi sangat jelas.
Ada suatu pepatah yang berbunyi demikian, "Penyimpangan seperseratus atau
seperseribu di permulaan akan terpisah jauh di akhir." Pada permulaannya Anda hanya
menyimpang seperseratus atau seperseribu, tetapi beberapa waktu kemudian, Anda akan
menemukan betapa jauh perbedaannya. Demikian pula dengan melihat ketidak-tepatan sesuatu
pada jarak seribu mil, Anda tahu bahwa kesalahan itu sudah terdapat pada seperseratus atau
seperseribu inci di permulaannya.
Misalkan ada dua garis benang yang tidak sejajar, mereka saling membentuk sudut kecil,
kecil sekali, hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Jika kedua garis ini ditarik satu inci,
maka jarak keduanya akan bertambah besar. Kalau kedua garis ini ditarik sampai dua inci, jarak
keduanya akan semakin lebar. Kalau ditarik sampai ke ujung bumi, berapa ribu kilometer
penyimpangannya? Kalau perbedaan jarak di ribuan kilometer itu salah, tentu di titik
permulaannya telah terjadi kesalahan.
Sekarang kita terapkan prinsip ini pada apa yang disebut tertawa kudus itu. Bagaimana
orang-orang itu memperoleh tertawa semacam itu? Prosedur apa yang mereka turuti, atau kondisi
apa yang harus dipenuhi? Tidak lain, karena dalam hati mereka mempunyai satu keinginan,
mempunyai satu pikiran, yaitu ingin tertawa. Mereka mengatakan menuntut pemenuhan Roh
Kudus. Memang mulut mereka mungkin berkata, "Tuhan penuhi aku dengan Roh-Mu." Tetapi
itu hanyalah satu prosedur, tujuan permintaan bukan di sana. Meskipun mulut mengatakan
demikian, tetapi maksud hatinya lain. Lalu apa tujuannya? Mereka ingin tertawa, ingin
bersukacita. Mereka tidak berdoa, "Tuhan, penuhi kami dengan RohMu. Kami tidak
mempedulikan perasaan yang di luar, asal Dikau memenuhi kami, semuanya pasti baik." Inilah
sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang yang ingin dipenuhi Roh Kudus Allah.

Contoh 6 -- Penglihatan dan Mimpi

Hari ini, banyak orang dalam gereja yang mencari menuntut penglihatan dan mimpi. Ada
orang bertanya kepadaku, "Apakah Anda menentang perkara-perkara itu?" Jawabku, "Saya tidak
menentang penglihatan dan mimpi; saya sendiri pernah mengalaminya." Memang, kadang-
kadang penglihatan dan mimpi dapat membantu. Tetapi saya ingin Anda memperhatikan, dari
manakah asal penglihatan dan mimpi itu? Dari Allah atau bukan?
Pernah dalam sebuah sidang, karena ada orang bersaksi dan berkomentar bagaimana dia
mendapatkan penglihatan, lalu komentar itu menyebabkan banyak orang juga berdiri
menceritakan penglihatan atau mimpi masing-masing. Akhirnya, hampir seluruh jemaat beroleh
kesempatan untuk bersaksi melihat penglihatan dan mimpi. Setelah mendengar kesaksian dan
komentar-komentar itu, banyak orang mulai berdoa bagi dirinya sendiri, mohon agar Allah
mengaruniakan pengalaman yang sama. Kalau penglihatan itu belum juga dikaruniakan kepada
mereka, mereka akan berdoa puasa sampai berhari-hari. Tubuhnya menjadi lemah, pikirannya
kosong, dan hampir tidak memiliki tekad lagi, dalam keadaan demikianlah mereka mengatakan
menerima apa yang disebutnya penglihatan atau mimpi. Memang, mereka mendapatkan sesuatu,
tetapi bagaimanakah cara mereka mendapatkan sesuatu itu? Apakah itu berasal dari Allah?
Penuntutan dengan membuat pikiran kosong dan tekad menjadi pasif bukanlah pengajaran dari
Alkitab. Apa yang mereka lakukan itu tak lain adalah menghipnotis diri sendiri.
Ada orang cenderung mudah bermimpi dan dapat menginterpretasikan mimpinya dengan
cara yang lucu. Saya mempunyai seorang teman yang berprofesi dokter. Setelah ia percaya
Tuhan, ia mengatakan bahwa ia mudah bermimpi. Setiap kali saya berjumpa dengannya, ia selalu
bercerita akan mimpinya dan juga interpretasinya. Hampir setiap malam ia bermimpi dan sering
kali ada tiga atau empat kali mimpi dalam satu malam. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apakah
Allah demikian senang memberinya mimpi terus menerus? Saya tahu penyebabnya. Karena ia
adalah seorang 'pemimpi siang hari' (pelamun), maka ia selalu bermimpi pada malam harinya.
Anehnya, seorang dokter yang sepandai itu ternyata malah memiliki pikiran yang sekalut itu.
Dari pagi hingga malam, pikirannya bergerak, berputar-putar; ia tidak dapat mengendalikan
pikirannya. Apa yang dimimpikan pada malam hari adalah apa yang ia pikirkan pada pagi hari.
Sebab itu, dengan tegas saya memberitahunya, "'Jika Anda tidak menolak mimpi-mimpi Anda
yang begitu banyak itu, Anda akan tertipu, sehingga tidak dapat bertumbuh dalam hayat rohani."
Puji Tuhan, sejangka waktu kemudian ia berubah menjadi baik. Dari perkara ini kita dapat
mengetahui bahwa banyak mimpi bukan berasal dari Allah, tetapi adalah akibat dari pikiran yang
tidak sehat dan tidak terkendali.

Contoh 7 – Pencurahan Roh Kudus

Masih ada satu keadaan, saya lebih cenderung menyebutnya sebagai "kesetrum"; yaitu
adanya sejenis kekuatan yang kalau tertimpa ke atas seseorang, orang tersebut bisa gemetaran,
seolah kena aliran listrik. Badan orang tersebut akan terasa panas, ia akan mengoceh tak karuan,
mengucapkan kata-kata yang aneh-aneh, tangan dan kakinya melakukan gerakan-gerakan yang
khusus. Keadaan ini oleh mereka disebut mendapatkan pencurahan Roh Kudus. Saya tidak
menentang pencurahan Roh Kudus. Tetapi ingatlah, semua perkara yang dihasilkan oleh jiwa,
sebenarnya ada juga di dalam roh; namun yang keluar dari jiwa bertujuan memalsu apa yang ada
di dalam roh. Kekuatan jiwa bisa menipu orang sehingga dianggap berasal dari Roh Kudus,
berasal dari Allah. Karena itu, kita harus bisa membedakan, mana yang berasal dari jiwa dan
mana yang berasal dari roh.
Banyak orang sangat ingin merasakan suatu sukacita atau kegembiraan yang khusus di
dalam perasaannya. Untuk itu, mereka lalu berdoa dengan tekun, berdoa sampai berhari-hari,
bahkan berdoa puasa. Mereka mengira, dengan melakukan semua itu, maka mereka akan dapat
mengalami pencurahan Roh Kudus. Ini benar-benar adalah perbuatan menghipnotis diri sendiri.
Kalau seseorang mengharapkan demikian dan terus-menerus melakukan demikian, maka ia akan
merasakan apa yang ia harapkan itu. Hasil apakah itu? Apakah Allah benar-benar telah
memenuhi hatinya? Karena perbuatan itu tidak sesuai dengan ajaran Alkitab, maka saya tidak
berani mempercayainya sebagai hal yang sejati. Di satu pihak, kita harus mengenal Allah,
mengenal bagaimana Allah memandang perkara tersebut; di pihak lain kita harus mengenal
apakah perbuatan-perbuatan itu berasal dari Allah.
Ada sekelompok orang menganggap bahwa semua itu berasal dari Allah, maka mereka
segera menerima semua itu, akibatnya mereka tertipu. Ada juga sekelompok orang yang merasa
bahwa membedakan hal-hal yang berasal dari Allah atau bukan adalah perkara yang sangat sulit,
maka mereka menolak semuanya. Sikap demikian tidaklah semestinya. Kita harus membedakan
apa yang berasal dari Allah dan apa yang bukan berasal dari Allah. Segala yang berasal dari
Allah, harus kita terima. Semua yang bukan berasal dari Allah, meskipun mungkin lebih baik,
harus kita tolak. Ingatlah, semua pekerjaan Iblis adalah melalui kekuatan jiwa manusia, dan
inilah yang harus kita hindari.

MENGUJI SUMBERNYA

Ada orang menuntut penglihatan, ada orang mengatakan telah melihat terang atau nyala
api, ada orang mengatakan telah bermimpi, ada orang merasakan telah mengalami "kesetrum"
sehingga tubuh gemetaran. Setelah ada kesaksiankesaksian itu, makin lama makin banyak orang
yang mengatakan bahwa mereka pun memiliki pengalaman-pengalaman yang serupa. Saya tidak
menentang adanya keadaan itu, tetapi saya ingin bertanya, dari mana sumber keadaan itu?
Apakah itu berasal dari jiwa atau dari roh? Sekali lagi ingatlah, segala sesuatu yang berasal dari
roh, jiwa pun juga dapat memalsukannya. Jika kita tidak menguji' sumber perkara-perkara
tersebut, kita akan mudah tertipu. Yang paling penting di sini, bukan ada tidaknya perkara-
perkara itu, melainkan sumber perkara-perkara itu dari jiwa atau dari roh!

HASIL OPERASI ROH BERBEDA DENGAN HASIL OPERASI JIWA

Apakah perbedaan hasil operasi roh dengan hasil operasi jiwa? Inilah satu prinsip yang
sangat besar yang membuat kita dapat membedakan apakah sesuatu itu berasal dari roh atau
berasal dari jiwa. Satu Korintus 15:45 mengatakan, "Adam yang pertama menjadi jiwa yang
hidup, Adam yang akhir menjadi Roh pemberi hayat" (Tl.). Di sini Paulus mengatakan, bahwa
Adam yang pertama menjadi jiwa yang hidup. Jiwa itu hidup, dia memiliki hayatnya sendiri, dia
dapat melakukan apa yang ingin dilakukannya. Ini menunjukkan posisi yang dimiliki Adam.
Kemudian Paulus melanjutkan, "Adam yang akhir menjadi Roh pemberi hayat." Perkataan ini
patut kita perhatikan, ini sungguh mustika dan penting. Di sini dengan jelas terbentang
perbedaan antara basil operasi jiwa dengan hasil operasi roh. Jiwa itu hidup, mempunyai
hayatnya sendiri; tetapi roh dapat memberi hayat kepada orang lain, menyebabkan orang lain
hidup. Jiwa itu hidup, tetapi tidak dapat menghidupkan orang lain; roh memang hidup, namun ia
pun sanggup menghidupkan orang lain. Hanya roh yang dapat menghidupkan orang lain.
Meskipun Anda memiliki jiwa yang sangat kuat dan hidup, itu tidak dapat membuat orang lain
mendapatkan hayat. Tuhan Yesus berkata, "Rohlah yang memberi hayat, daging sama sekali
tidak berguna" (Yohanes 6:63, Tl.).
Semoga kita dapat membedakan kedua operasi ini dengan tegas, sebab ini sangatlah
penting. Tidak ada seorang pun yang dapat bekerja dengan baik, jika ia masih kacau dalam
perkara ini. Saya ulangi lagi, memang jiwa itu hidup, tetapi ia tidak dapat menghidupkan orang
lain. Sebaliknya, roh tidak hanya hidup bahkan juga bisa menghidupkan orang lain. Itulah
sebabnya saya selalu menekankan bahwa kita harus mengesampingkan kekuatan jiwa kita.
Semua yang berasal dari jiwa, tidaklah terhitung. Ini bukan masalah perdebatan istilah, tetapi
adalah satu prinsip yang sangat penting. Meskipun jiwa itu hidup, tetapi ia tidak mampu
menghidupkan orang lain. Karena itu, dalam membantu orang lain, kita bukan membantu otak
orang itu, melainkan bekerja di dalam batin orang, agar orang lain memperoleh faedahnya. Kita
tidak boleh bekerja dengan kekuatan jiwa, sebab itu tidak dapat menyelamatkan orang. Kita
harus berhati-hati! Kita harus menolak segala sesuatu yang berasal dari jiwa! Semua yang
berasal dari jiwa bukan saja tidak dapat membantu orang lain, malahan dapat menghalangi dan
menghambat pekerjaan Allah, tidak membuat Allah mendapatkan kemuliaan.

BAHAYA BEKERJA DI DALAM


KEKUATAN JIWA

Saya akan menggunakan beberapa ilustrasi umum untuk menunjukkan perbedaan antara
bekerja di dalam roh dengan bekerja di dalam jiwa. Di sini saya tidak akan menyinggung
mengenai kasus-kasus mujizat, itu telah kita babas di depan. Mungkin boleh saya katakan, bahwa
hari ini gereja telah terbiasa menggunakan cara-cara psikologi. Betapa sering metode-metode
psikologi dipakai di dalam pelayanan sidang dengan tujuan untuk menarik orang. Banyak cara-
cara psikologi dilibatkan dalam sidang-sidang pemberitaan untuk merangsang pendengar.
Dengan mengamati metode-metode yang digunakan, kita dapat menentukan pekerjaan apakah
yang sedang dilakukan oleh orang-orang di suatu tempat. Dengan sejujurnya saya katakan,
banyak khotbah yang hanya dapat membantu jiwa orang, tetapi ia tidak dapat membantu roh
orang. Karena yang ia beritakan berasal dari jiwanya, maka hanya dapat mencapai jiwa manusia
dan menambah sedikit pengetahuan manusia saja. Kita jangan bekerja secara demikian, sebab
pekerjaan demikian tidak pernah dapat menjangkau roh manusia.
Bagaimana dengan praktik dari kebanyakan kebangunan rohani masa kini? (Sebelumnya
harus saya tegaskan, yaitu saya tidak menentang adanya kebangunan rohani umat Kristiani.)
Pertanyaan saya ialah apakah pelaksanaan sidangsidang kebangunan rohani pada hari ini berasal
dari roh? Bukankah dalam banyak perhimpunan kebangunan rohani, terlebih dulu diusahakan
munculnya suasana yang membuat orang merasa terbakar dan bergairah? Menyanyikan nyanyian
pendek secara berulang-ulang untuk membakar semangat peserta; beberapa kisah yang mudah
mengharukan orang diceritakan untuk merangsang orang banyak memberi kesaksian-kesaksian.
Yang demikian itu adalah metode dan tangan manusia, bukan kuasa Roh Kudus. Ketika suasana
sudah membara atau membubung, barulah si pengkhotbah berdiri berkhotbah. Sementara ia
berbicara, si pengkhotbah telah mengetahui hasil yang akan dicapainya pada hari itu. Ia telah
mempersiapkan strateginya; jika berbuat begini, tentu akan ada orang-orang yang akan
gemetaran, jika berbuat begitu, ada orang-orang akan menangis, mengaku dosa, dan bertekad.
Kebangunan semacam ini perlu diulangi setiap satu atau dua tahun kemudian, sebab pengaruh
"obat" yang diberikan itu akan habis khasiatnya dan orang-orang akan kembali pada kondisi
yang lama. Bahkan tidak jarang pengaruh suatu kebangunan rohani hanya dapat bertahan selama
beberapa minggu atau beberapa bulan. Memang, pada saat-saat permulaan kebangunan itu,
semangat, gairah, dan kerelaan benar-benar diwujudkan, tetapi sejangka waktu kemudian segala
sesuatunya berlalu begitu saja, hilang tanpa bekas. Mengapa demikian? Tidak lain karena orang-
orang itu tidak mendapatkan hayat.
Kalau sejarah kaum imani itu dicatat, maka akan tercatat suatu sejarah kebangunan:
bangun-jatuh, jatuh-bangun, silih berganti. Perangsang yang dipakai pada kebangunan yang
pertama harus ditambah dosisnya pada kebangunan yang kedua. Supaya lebih efektif, metode
yang digunakan pada kebangunan yang kedua ini harus lebih emosional dan lebih
menggemparkan. Karena itu, saya anggap metode seperti itu lebih tepat disebut "menyuntikkan
candu rohani". Mereka perlu disuntik beberapa kali dan diulang terusmenerus. Oh, jiwa hanya
dapat hidup untuk dirinya sendiri, ia tidak dapat menghidupkan orang lain. Bekerja dengan
kekuatan jiwa, walaupun dapat membuat orang menangis, bertekad, dan bergairah, tetapi
hasilnya sama sekali tidak berharga.
ROHLAH YANG MEMBERI HIDUP

Apakah dilahirkan kembali itu? Dilahirkan kembali adalah mendapatkan hayat


kebangkitan Tuhan. Mengapa Alkitab mengatakan bahwa kita dilahirkan kembali oleh hayat
kebangkitan Tuhan, bukan oleh kelahiran Tuhan? Karena hayat yang kita terima melalui
kelahiran kembali bukanlah hayat yang di Betlehem. Hayat inkarnasi di Betlehem itu
berkemungkinan untuk mati, tetapi hayat kebangkitan, selamanya tidak akan mati. Tuhan
berkata, "Aku adalah . . . Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah Aku hidup, sampai
selama-lamanya" (Wahyu 1:17-18). Hayat kebangkitan tidak akan mati, Ia hidup sampai selama-
lamanya. Hayat inkarnasi adalah hayat di dalam daging, berkemungkinan mati. Hayat yang kita
terima pada saat dilahirkan kembali adalah hayat yang hidup selama-lamanya, tidak akan binasa.
Apakah kebangkitan itu? Misalnya, di sini tergeletak satu jenazah. Kita tidak mungkin
membangkitkan orang yang telah mati dengan sarana-sarana manusiawi. Sekalipun
menggunakan banyak energi dan panas, orang yang telah mati itu tidak akan hidup kembali.
Satu-satunya cara supaya ia dapat hidup kembali adalah dengan memasukkan hayat Allah ke
dalamnya. Hayat yang mampu menghidupkan dia kembali inilah hayat kebangkitan. Inilah
kebangkitan.
Suasana apakah yang lebih buruk daripada kematian? Keadaan apa yang lebih dingin
daripada kematian? Sesosok jenazah hanya akan memburuk dan membusuk, tetapi jika ada hayat
kebangkitan dimasukkan ke dalamnya, maka hayat itu akan menelan maut. Jadi, seseorang yang
telah dilahirkan kembali, ia dapat menolak segala sesuatu yang menjadi milik maut dan dapat
membuang segala perkara yang mati.
Ada sebuah ilustrasi yang kadang-kadang dipakai untuk menggambarkan kebangkitan.
Dulu ada orang-orang tidak percaya adanya kebangkitan. Dia adalah salah seorang penting
dalam lingkungan orang-orang atheis. Suatu hari ia meninggal. Pada batu nisannya ditulisi kata-
kata, "Kubur yang tidak akan pecah sampai selamanya." Kubur itu dibangun dari batu marmer
dan sangat megah. Betapa mengejutkan, pada suatu hari kubur yang terbuat dari batu marmer itu
retak. Ternyata ada sebuah biji dari pohon Ek (oak) yang jatuh di antara celah-celah batu ketika
kubur itu sedang dibangun. Secara perlahan biji itu bertumbuh menjadi pohon oak, makin lama
makin besar, bahkan akhirnya membuat kubur itu pecah menganga. Pohon memiliki hayat,
karena itu ia dapat menembus dan memecahkan kuburan. Hanya hayat yang dapat mengalahkan
kematian. Inilah kelahiran kembali. Inilah kebangkitan.
Rohlah yang memberi hidup, hanya roh yang dapat memberikan hayat kepada manusia.
Inilah yang harus kita perhatikan. Tetapi sayang sekali. hari ini terlalu banyak barang yang telah
menggantikan kedudukan roh.

HARUS MENANGGULANGI JIWA

Allah hanya bekerja dengan kekuatanNya sendiri. Sebab itu, kita harus mohon Allah
membelenggu jiwa kita. Setiap kali kita bekerja bagi Allah, terlebih dulu kita harus
menanggulangi diri kita sendiri, mengesampingkan diri sendiri. Kepandaian kita, pendapat kita,
bakat kita, dan kebaikan-kebaikan kita harus terlebih dulu diletakkan. Kita harus memohon agar
Allah mengikat semuanya itu. Kita harus berkata kepada Allah, "Ya Allah, aku ingin Engkau
yang bekerja, aku tidak ingin bersandar pada bakat atau kekuatanku. Bersandar pada diriku, aku
tidak dapat melakukan apa-apa. Tuhan, kiranya Engkau sendiri yang bekerja."
Hari ini, banyak pekerja beranggapan bahwa hanya mengandalkan kekuatan Allah saja
tidaklah cukup, maka mereka memasukkan kekuatannya sendiri ke dalam pekerjaannya.
Pekcrjaan demikian bukan saja tidak mendatangkan faedah, malahan mencelakakan orang.
Ingatlah, pekerjaan Roh Kudus selamanya tidak pernah bertoleransi dengan campur tangan
manusia. Saya sering mengatakan, bahwa dalam pekerjaan Allah, manusia harus menjadi seperti
"manusia kertas", tidak berhayat, sedikitpun tidak mampu berbuat apa-apa. Manusia memerlukan
satu pemasukan hayat, baru dapat bekerja. Marilah kita masing-masing menyangkal diri sendiri
sedemikian rupa sehingga menjadi seperti manusia kertas, tak memiliki kekuatan apapun di
dalam diri sendiri. Semua kekuatan harus berasal dari atas; semua metode yang digunakan juga
harus berasal dari atas. Kita tahu hanya Roh1ah yang memberi hidup, dan Allah bekerja melalui
Roh. Jika kita ingin Allah bekerja, kita harus mohon Allah mengikat jiwa kita, dengan demikian
Allah baru dapat dengan leluasa bekerja.
Yohanes 1.2:24-25 mengatakan, "Aku berkata kepadamu: sesungguhnya jikalau biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,
tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup
yang kekal"
Ayat di atas memperlihatkan kepada kita, barangsiapa menyayangi hayat jiwanya, ia akan
kehilangan hayat jiwanya, tetapi barangsiapa rela kehilangan hayat jiwanya ia akan
memeliharanya untuk hidup kekal. Ini adalah satu amanat Tuhan yang khusus. Tuhan
mengatakan ini dengan maksud menerangkan arti kata-kata sebelumnya, "Jikalau biji gandum
tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah". Terlebih dulu harus mati, baru kemudian ada sesuatu terjadi. Jika
seorang beriman tidak mengesampingkan hayat jiwanya, maka roh tidak akan pernah dapat
bekerja dengan leluasa, dan ia tidak bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain. Jika kita ingin
melakukan pekerjaan yang lebih dalam bagi Tuhan, kita harus menanggulangi jiwa kita secara
praktis. Jiwa harus dikesampingkan. Satu biji gandum itu baik, dan warna kuning keemasannya
pun indah. Tetapi jika ia diletakkan di atas meja, katakan sampai seratus tahun, ia akan tetap satu
biji saja dan tak akan berkembang. Semua kekuatan jiwa sepertilah sebiji gandum yang tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, selamanya tidak akan pernah bertambah banyak.
Marilah kita melihat masalah ini dengan serius. Apakah hayat kebangkitan yang kudus
dan tanpa cacat-cela yang Anda miliki itu telah menghasilkan buah? Ada orang bertanya,
"Mengapa saya tidak dapat membantu atau menyelamatkan orang lain?" Ada yang bertanya,
"Mengapa saya tidak memiliki kekuatan untuk bekerja?" Banyak orang yang mengaku bahwa
mereka tidak memiliki kekuatan. Tapi saya akan menjawab, bahwa mereka tidak memiliki
kekuatan untuk bekerja justru dikarenakan kekuatannya sendiri terlalu besar. Kalau Anda telah
memiliki kekuatan Anda sendiri yang besar, tentu tidak ada kesempatan bagi Allah untuk
bekerja. Jika Anda memakai hikmat Anda sendiri, memakai metode diri sendiri, menggunakan
kekuatan diri sendiri, menggunakan alamiah diri sendiri, itu berarti Anda telah menghalangi
pengekspresian kekuatan Allah.
Dalam perkara mujizat dan tanda ajaib, banyak yang merupakan pernyataan kekuatan
jiwa manusia, bukan berasal dari Allah. Bagaimana Anda bisa mengharapkan hasil yang baik,
sedangkan Anda telah menggantikan kuasa Allah dengan kekuatan jiwa? Banyak sidang
kebangunan rohani yang kelihatannya sukses pada saat diadakan, tetapi setelah sejangka waktu,
hasilnya sama dengan nol. Memang, ada sidang kebangunan rohani yang benar-benar bermanfaat
bagi orang. Tetapi apa yang saya kemukakan di sini adalah pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan
dengan metode manusia. Dengan serius saya tegaskan, barangsiapa ingin melakukan pekerjaan
yang lebih baik dan lebih dalam, janganlah ia banyak berbicara tentang kuasa/kekuatan.
Kewajiban kita adalah jatuh ke dalam tanah dan mati. Jika telah mati, menghasilkan buah itu
adalah hal yang sangat wajar.
Bagaimana perkataan Tuhan tentang seseorang yang kehilangan nyawanya, yaitu orang
yang membenci nyawanya sendiri di dunia ini? la akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Misalnya, saya pandai berbicara, namun saya menolak menggunakannya. Hati saya tidak
mengukuhi fasih lidah saya. Saya tidak mau menggunakannya sebagai sarana untuk bekerja;
saya mengesampingkan fasih lidah, saya tidak bersandar pada fasih lidah saya. Apa hasilnya?
Saya memperoleh hayat, saya dapat membantu orang lain mendapatkan hayat. Misalnya lagi,
saya memiliki bakat menangani urusan-urusan. Saya justru menolak menggunakannya. Saya
malah menantikan di hadapan Allah. Jika demikian, saya akan mendatangkan faedah yang sejati
bagi orang lain. Marilah kita belajar tidak menggunakan kekuatan diri sendiri, supaya kita dapat
berbuah.
Kekuatan haruslah diperoleh di dalam lingkungan kebangkitan. Kebangkitan adalah suatu
kehidupan yang telah melewati maut. Yang kita perlukan bukan kekuatan yang lebih besar,
melainkan kematian yang lebih dalam: Kita harus menolak semua kekuatan alamiah.
Barangsiapa tidak pernah kehilangan hayat jiwanya, ia tidak akan pernah tahu apakah kekuatan
itu. Tetapi orang yang telah melalui kematian, ia akan mendapatkan hidup. Barangsiapa
kehilangan jiwanya, ia akan seperti sebiji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati, dan
kemudian ia akan bertumbuh dalam hayat Allah dan menghasilkan banyak buah.
Saya rasa, banyak orang yang terlalu kaya dan terlalu kuat, sehingga mereka tidak
memberi kedudukan bagi Allah untuk bekerja. Sering kali saya teringat pada satu perkataan.
"Tiada sandaran dan tiada harapan". Anda boleh berkata kepada Allah, "Segala yang ada padaku
adalah milikMu. Saya sendiri tidak memiliki apa-apa. Selain Engkau, saya sungguh tiada
sandaran dan tiada harapan." Kalau demikian, Anda akan memiliki satu sikap yang bersandar
kepada Allah, sehingga seolah-olah dalam hal bernafas pun Anda tidak bisa tanpa Dia. Alhasil,
Anda akan menemukan bahwa kekudusan Anda adalah kekudusan yang berasal dari Dia;
kekuatan Anda berasal dari Dia; keinginan Anda melakukan ini atau itu, berasal dari Dia; segala
sesuatu yang ada pada Anda berasal dari Dia. Oh, Allah sangat berkenan, jika kita datang
kepadaNya dalam sikap tiada sandaran dan tiada harapan.
Seorang saudara bertanya kepada saya, "Apakah syaratnya agar Roh Kudus bekerja?"
Saya jawab, "Roh Kudus selamanya tidak pernah menggunakan bantuan kekuatan jiwa. Roh
Kudus harus terlebih dulu membawa kita ke suatu posisi, yaitu kita tidak dapat melakukan
apapun bersandarkan diri kita sendiri." Marilah kita belajar menolak segala sesuatu yang berasal
dari alamiah kita. Baik yang bersifat mujizat atau yang biasa, asal itu bukan berasal dari Allah,
kita harus belajar menolaknya. Demikianlah Allah baru akan menggunakan kekuatanNya untuk
melakukan apa yang hendak dilakukanNya.

TELADAN TUHAN

Dalam Yohanes 5:19 Tuhan berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak
dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak la melihat Bapa mengerjakannya;
sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak." Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diriNya sendiri. Dengan perkataan lain, apa yang telah dikerjakan Tuhan tidak
satupun yang dikerjakan berdasarkan diriNya sendiri. Inilah sikap Tuhan kita. Dia tidak
melakukan berdasarkan kekuatanNya sendiri, Dia tidak melakukan menurut maksudNya sendiri,
segala sesuatu yang berasal dari diriNya sendiri tidak dilakukanNya. Apakah ada sesuatu yang
salah dengan jiwaNya? Bukankah kekuatan jiwaNya dapat digunakan? Apakah berdosa jika la
menggunakan kekuatan jiwaNya, sedangkan pada diri-Nya sedikitpun tidak ada dosa? Dengarlah
perkataanNya, "Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri. "
Jika Tuhan yang begitu kudus dan sempurna menolak menggunakan kekuatan jiwaNya,
apalagi kita! Tuhan yang begitu indah sempurna, dalam hidupNya masih tiada sandaran dan tiada
harapan terhadap diri sendiri, Ia mutlak bersandar kepada Allah. la datang ke dunia, dalam segala
hal mengerjakan apa yang menjadi kehendak Allah. Kita sebagai manusia kecil ini, masihkah
ada sesuatu yang terhitung yang berasal dari diri kita? Kita harus mengesampingkan kekuatan
jiwa kita, menolak segala sesuatu yang berasal dari jiwa kita, setelah itu barulah kita dapat
bekerja dengan kekuatan rohani dan menghasilkan banyak buah. Semoga Allah memberkati kita.

Anda mungkin juga menyukai