Anda di halaman 1dari 2

Kucing Batu (Pardofelis marmorata)

Kucing batu memiliki nama ilmiah yaitu Pardofelis marmorata. Hasil analisis filogenetik
menunjukkan bahwa kucing Batu memiliki hubungan kekerabatan paling dekat dengan kucing
Emas Asia Catopuma temminckii dan kucing Merah Catopuma badia. Kucing batu memiliki
taksonomi yang terdiri dari Kingdom (Animalia), Filum (Chordata), Kelas (Mamalia), Ordo
(Carnivora), Famili (Felidae), Genus (Pardogelis). Kucing batu juga dikenal sebagai kucing liar
yang sangat gesit karena tubuhnya yang sangat kecil. Kucing batu memiliki katiannya dengan
kucing emas dan kucing merah. (Kucing Batu, n.d.)

Yang membedakan kucing batu dengan kucing lainnya adalah kucing batu merupakan
hewan yang beraktivitas di malam hari atau disebut juga sebagai hewan nocturnal. Ciri khas
kucing batu yaitu memiliki bulu empat warna yaitu kuning, coklat, hitam, dan abu-abu. Kepala
Kucing Batu membulat dengan moncong pendek. Telinganya kecil dengan ujung membulat.
Postur tubuhnya kerap membungkuk mirip postur lutung saat merangkak di atas dahan.

Kucing Batu termasuk pemanjat pohon yang ulung. Predator ini telah beradaptasi secara
khusus untuk berburu mangsa yang hidup di atas pepohonan. Tubuhnya ramping, ringan dan
lentur dengan kaki-kaki yang panjang, kekar dan kuat. Untuk menjaga keseimbangan saat
bergerak cepat dan bermanuver di atas pohon, kucing Batu dilengkapi ekor yang sangat panjang.
Gigi-giginya tumbuh panjang dan besar agar kuat mencengkeram dan melumpuhkan mangsa.
(Supardi, 2023)

Kucing batu memiliki santapan utama berbagai jenis burung, tupai, tikus, dan reptile.
Kucing batu merupakan kucing liar kecil yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Kucing batu tersebar di beberapa negara yaitu India, Nepal, Cina, dan di Indonesia khusunya di
Kalimantan dan Sumatera. kucing ini umumnya hidup di hutan-hutan musiman, hutan hujan
tropis campuran dan hutan-hutan pinus di kaki pegunungan Himalaya yang mencakup wilayah
timur laut India, Nepal, Bhutan, barat laut China dan Myanmar. Dari pengamatan kalung pelacak
yang dihubungkan dengan satelit, seekor kucing Batu diketahui memiliki daerah jelajah sekitar
5.7 km persegi. (Hidupan Liar RER: Kucing Batu, 2020)

Alih fungsi hutan menjadi kebun kelapa sawit, perkebunan dan permukiman
menyebabkan populasi kucing Batu terus menurun. Di sepanjang daerah sebarannya, kucing ini
juga menjadi target buruan untuk kulit, daging dan tulangnya yang berharga. Kucing batu
merupakan salah satu kucing liar yang banyak diminati oleh pemburu liar untuk dijadikan hewan
peliharaan karena polanya yang indah. Populasi kucing batu terus menurun seiring dengan
banyaknya penebangan hutan secara liar dan kebakaran hutan.

Jadi, untuk mencegah kepunahan dan menurunnya populasi, maka kucing Batu
dinyatakan sebagai spesies dilindungi di sebagian besar wilayah yang menjadi daerah
sebarannya. Pemerintah juga memasukkan kucing ini dalam daftar spesies fauna yang dilindungi
berdasarkan peraturan Menteri LHK. Kita juga harus melarang orang yang membakar hutan
supaya habitat kucing batu tidak punah. Kita juga tidak boleh memperjual belikan kucing batu
sehingga kepunahan kucing batu bisa menipis.

Daftar Pustaka
Hidupan Liar RER: Kucing Batu. (2020, September 1). Retrieved from Restrorasi Ekosistem Riau:
https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-kucing-batu/

Kucing Batu. (n.d.). Retrieved from unkris: http://p2k.unkris.ac.id/en3/3065-2962/Kucing-


Batu_66900_imwi_p2k-unkris.html

Supardi, A. (2023, February 18). Kucing Batu, Jenis Kucing Liar yang Mirip Macan Dahan. Retrieved from
Mongabay: https://www.mongabay.co.id/2023/02/18/kucing-batu-jenis-kucing-liar-yang-mirip-
macan-dahan/

Anda mungkin juga menyukai