Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN NYERI DALAM AKREDITASI

dr. SIGIT JATMIKA SpB Finacs

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


TPU
• Peserta pelatihan (calon
surveior) mampu
melakukan manejemen
nyeri sesuai standar
akreditasi.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
TPK 1
Peserta pelatihan
mampu memahami
konsep manajemen nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


DEFINISI
• Definisi nyeri (IASP) :
Pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan atau
potensial terjadi kerusakan pada jaringan
• Nyeri akut (IASP):
Nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas, memiliki hubungan yang temporal
dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit.
• Nyeri kronik
Nyeri yang bertahan untuk periode waktu yg lama. Nyeri kronik adalah nyeri yang terus
ada meskipun telah terjadi proses penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui
penyebabnya yang pasti.
International Assosiation for the Study of Pain (IASP)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


APA TUJUAN ASESMEN NYERI ?
Asesment nyeri bertujuan menentukan :
• Sifat dan jalannya nyeri
• Penyebab nyeri
• Lokasi nyeri
• Tingkat keparahan nyeri.
• Waktu, frekuensi munculnya nyeri
• Dampak nyeri pada fungsi dan kualitas hidup.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Pain: The Fifth Vital Sign™

• Pulse
• Blood pressure Pain:
The Fifth
• Temperature Vital Sign™

• Respiratory rate

•American Pain Society (APS) has redefined PAIN as the 5th vital sign
•Health care professional has to assess patients for pain every time

June 2005
KENAPA HARUS DILAKUKAN ASESMEN NYERI PADA
SEMUA PASIEN ?

• Penilaian nyeri merupakan elemen penting untuk menentukan terapi


nyeri yang efektif.
• Penilaian nyeri dan keterangan pasien digunakan untuk menilai derajat
nyeri.
• Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin sejak awal pasien masuk.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


KENAPA HARUS DILAKUKAN ASESMEN NYERI PADA
SEMUA PASIEN ?

SEMBUH
BENAR
NYERI
PENILAIAN BERKURANG
NYERI
NYERI TAK NYERI
SALAH
TERATASI KRONIK

NYERI SULIT
DIOBATI

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


BAGAIMANA MENGETAHUI ADANYA NYERI YANG
SEDANG DIALAMI PASIEN ?
ASK (tanya/anamnesa)
=>AUTO ANAMNESE (pasien)
“apakah anda merasakan nyeri saat ini?
=> Allo-Anamnese (keluarga, teman terdekat, perawat, DLL)
Hambatan ;
1. Perawat/Dokter tidak menanyakan nyeri yang dialami pasien.
2. Pasien tidak memberitahu atau tidak dapat menceritakan tentang nyeri
yang dialami pasien kepada perawat/ dokter.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


TPK 2.
Peserta pelatihan
mampu melakukan
kajian, asuhan nyeri
serta evaluasi terhadap
manajemen nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Cara Penilaian Nyeri
Penilaian nyeri dengan cara PQRST :
P = Provocation (Penyebab Nyeri)
Q= Quality/ Quantity (Kualitas/ Kuantitas Nyeri)
R = Region/ Radiation (Daerah Nyeri)
S = Severity/ Skala(Keparahan/ Tingkat Nyeri)
T = Time (Waktu, Lama Serangan, dan Frekuensi)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


PQRST
Provocation (penyebab Quality/ Quantity Region/ Radiation Severity/ Skala Time (Waktu)
nyeri) (Kualitas/ Kuantitas (Daerah Nyeri) Nyeri
Nyeri)

1. Kaji diagnosis penyebab 1. Kaji karakteristik nyeri 1. Kaji lokasi/ daerah • Skala nyeri CRIES (< Kaji kapan saja
primer dan sekunder dari secara komprehensif nyeri dirasakan 2 bulan) nyeri dirasakan,
nyeri meliputi bagaimana 2. Kaji jika nyeri • Skala nyeri FLACC frekuensi dan
(2 bulan s/d < 3
2. Kaji dan evaluasi faktor- nyeri dirasakan dan dirasakan di durasi (lama
tahun)
faktor (emosional, frekuensinya daerah lain atau • Skala nyeri Wong nyeri)
kognitif, dan perilaku) 2. Tentukan jenis nyeri nyeri menyebar Baker (3 tahun - <
yang mempengaruhi (akut/kronis) dan 10 tahun)
peningkatan atau mekanisme-nya • Skala nyeri
penurunan nyeri Numerik (10 tahun
ke atas)
• Skala nyeri Comfort
Scale (pasien tidak
sadar)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


TOOLS PENILAIAN NYERI/ ASSESSTMENT PAIN
Dalam penilaian / assesstment pain dilakuakan secara :
 Visual Analoge Scale ( 7 tahun-dewasa)
 Numeric Rating pain Scale ( Anak > 9th dan dewasa ).
 Wong Baker Pain Rating Scale ( Anak > 3th dan dewasa)
 Flacc behavioral pain scale ( 2bln-7 th)
 Cries Pain Score ( Bayi 0-6 bln )
 CPOT (Critical Care Pain Obeservation Tool
 NIPS (Neonatal Infan Pain Score)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


VAS (Visual analoge scale)

CARA MENILAI: Pasien diminta untuk membuat tanda digaris (0-10 cm)
tersebut untuk mengekspresikan nyeri yang dirasakan.
Nilai VAS antara 0 – 4 cm dianggap sebagai tingkat nyeri yang rendah dan
digunakan sebagai target untuk tatalaksana analgesia.
Nilai VAS > 4 dianggap nyeri sedang menuju berat

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Numeric Rating Pain Scale
( Anak diatas 7 tahun dan dewasa )

CARA MENILAI : Pasien diminta untuk menyebutkan


skala nyeri pasien dari 0 sampai 10
Numeric Rating Scale:
• 0=tidak merasakan nyeri; dan 10=nyeri yang berat
• Nyeri ringan skala 1-3
• Nyeri sedang skala 4-7
• Nyeri berat 8-10
Wong Baker Faces Pain Rating Scores
(dewasa dan anak-anak ( > 3 tahun ) yang tidak dapat menjelaskan intensitas nyeri yang dirasakan)

Skala ini berguna pada pasien dengan gangguan komunikasi, seperti anak-anak, orang tua, pasien yang
kebingungan atau pada pasien yang tidak mengerti dengan bahasa lokal setempat.
CARA MENILAI
Cukup dengan melihat ekspresi wajah pasien saat sedang diperiksai
Wong-Baker Face Scale:
0 = tidak merasakan nyeri; dan 10 = nyeri yang sudah berat.
Nyeri ringan 1-3
Nyeri sedang 4-6
Nyeri berat 7-10

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Skala Nyeri CRIES
• Penilaian skala nyeri pada pasien < 2 bulan
• Skala nyeri CRIES meliputi :
1. Crying (Menangis)
2. Requires O2 for oxygen saturation > 95 % (Membutuhkan O2 untuk saturasi oksigen > 95 %)
2. Increases Vital Sign (Tanda Vital Meningkat : Tekanan Darah & Nadi)
3. Expression (Ekspresi)
4. Ekspresi wajah dapat terlihat dari penurunan alis, mata yang menutup, lekukan nasolabial atau
membuka bibir/ mulut
5. Sleeplessness (Sulit tidur)
• Interpretasi penilaian nyeri CRIES yaitu :
0 = Tidak ada Nyeri
1-3 = Nyeri Ringan
4-6 = Nyeri Sedang
7-10 = Nyeri Berat

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Skala Nyeri CRIES
Kategori 0 1 2
Crying Tidak ada Menangis kuat dapat Menangis kuat, tidak dapat
(Menangis) dihibur dihibur

Requires O2 for oxygen saturation > Tidak ada < 30 % > 30 %


95 %
(Membutuhkan O2 untuk saturasi
oksigen > 95 %)
Increases Vital Sign Nadi dan tekanan darah = Nadi dan tekanan darah Nadi dan tekanan darah
(Tanda Vital Meningkat) atau < nilai dasar < 20 % nilai dasar > 20 % nilai dasar

Expression Tidak ada Meringis/ menyeringai Meringis/ menyeringai +


(Ekspresi) mendengkur/ mengorok

Sleeplessness Tidak ada Bayi terbangun di Bayi terjaga terus menerus


(Sulit Tidur) rentang yang sering

NB : Urutan pengkajian dari (1) Crying, (2) Expression, (3) Sleeplessness, (4) Requires O2 for oxygen saturation > 95 %,
dan (5) Increases vital sign.
Tujuan : Supaya bayi tidak terganggu/menangis yang mungkin membiaskan hasil penilaian nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Skala Nyeri FLACC
• Penilaian skala nyeri pada pasien 2 bulan - < 3 tahun
• Skala nyeri FLACC meliputi :
1. Face (Wajah)
2. Legs (Kaki)
3. Activity (Kegiatan)
4. Cry (Menangis)
5. Consolability (Penghiburan)
• Interpretasi penilaian nyeri CRIES yaitu :
0 = Tidak ada Nyeri
1-3 = Nyeri Ringan
4-6 = Nyeri Sedang
7-10 = Nyeri Berat

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Skala Nyeri FLACC
Kategori 0 1 2
Face Tidak ada ekspresi tertentu Sesekali meringis atau Sering/ selalu mengkerutkan
(Wajah) atau senyum mengerutkan kening, kening, rahang mengatup,
menarik diri, tidak tertarik dagu gemetaran

Legs Posisi normal & rileks Cemas, gelisah, tegang Menendang/ menarik kaki
(Kaki)
Activities Berbaring tenang, posisi Menggeliat, mondar- Meringkuk, kaku, atau
(Kegiatan) normal bergerak dengan mandir, tegang menyentak
mudah
Cry Tidak menangis (bangun atau Mengerang/ merintih, Menangis terus menerus,
(Menangis) tidur) sesekali mengeluh berteriak/ terisak sering
mengeluh

Consolability Puas/ senang, rileks/ santai Sesekali diyakinkan Sulit untuk dihibur atau dibuat
(Penghiburan) dengan sentuhan, pelukan nyaman
atau diajak berbicara,
dialihkan

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Skala Nyeri NIPS (Neonatal Infant Pain Score)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


DASAR PENGGUNAAN JENIS SKALA NYERI
Jenis Penilaian Skala Evidence Base Practice of Pain Original Modifikasi
Nyeri
1. CRIES pain scale Diadopsi dan dimodifikasi dari : Krechel, S. W., & Penilaian nyeri Penilaian nyeri
Bildner, J. (1995). CRIES: A New Neonatal Postoperative pasien neonatal pasien berusia < 2
Pain Measurement Score. Pediatric Anesthesia, 5(1),53– bulan
61.
2. FLACC pain scale Diadopsi dan dimodifikasi dari : Merkel, S. I., Voepel- Penilaian nyeri Penilaian nyeri
Lewis, T., Shayevitz, J. R., & Malviya, S. (1997). The pasien berusia 2 pasien berusia 2
FLACC: A Behavioral Scale for Scoring Postoperative bulan – 7 tahun bulan –
Pain in Young Children. Pediatric Nursing, 23 (3), 293- < 3 tahun
297.
3. Wong Baker Pain Scale Diadopsi dan dimodifikasi dari : Wong DL, Hackenberry Penilaian nyeri Penilaian nyeri
- Eaton M, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. pasien berusia 3 pasien berusia 3
(2009). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. St. bulan atau lebih tahun - < 10
Louis : Mosby, Inc. tahun
4. Numeric Pain Scale Diadopsi dan dimodifikasi dari : McCaffery, M., and Penilaian nyeri Penilaian nyeri
Pasero, C. (1999). Pain: Clinical Manual. (2nd ed.). St. pasien dewasa dan pasien berusia 10
Louis: Mosby, Inc anak-anak > 9 tahun tahun keatas
5. CPOT (Critical Care Pain Diadopsi dan dimodifikasi dari : Gelinas C, Fillion, L Penilaian nyeri pada
Observation Tool) Puntillo KA (2006). Validation of the critical-care pain pasien critical care di
observation tool in adult patient. ICU
6. NIPS (Neonatal Infant Pain Penilaian nyeri pada
Scale) pasien bayi dan anak

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


TPK 3
Peserta pelatihan
mampu mengenali obat-
obatan penghilang rasa
nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


PENATALAKSANAAN
NYERI

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


WHO ANALGESIC LADDER
Choosing pain killer and its combinations
Strong opioid
NSAID ± ± NSAID ±
adjuvant analgesic adjuvant analgesic
paracetamol ± weak opioid
or NSAID ± (codeine)
adjuvant analgesic

Pain threshold Pain tolerance

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
mild moderate severe
PENANGANAN NYERI

FARMAKOLOGIS NON FARMAKOLOGIS


1. Pemberian oral,IV,IM,SC,SUPP • Terapi fisik (panas) : mengurangi
spasme otot
2. Blok saraf perifer
• Akupunktur untuk nyeri kronik :
3. Blok saraf neuraksial gangguan muskulo skeletal, nyeri
kepala
• Terapi psikologis : musik, hipnosis
• Rangsangan elektrik pada sistem
saraf : TENS

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


4 GRUP UTAMA OBAT ANALGETIK dan BEBERAPA CONTOHNYA

Paracetamol
Analgetik non Opioid
NSAID  ketorolac, Deksketoprofen
tromethamol

Opioid lemah Codein Tramadol


Kombinasi Paracetamol dengan Kodein atau
tramadol

Morphine

Pethidine
Opioid kuat
Fentanyl

Amitriptilin
Analgetik adjuvan Ketamine
Clonidine
Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
REASESMEN NYERI
• Setiap 8 jam pada pasien dengan nyeri ringan
• Setiap 4 jam pada pasien dengan nyeri sedang
• Setiap 1 jam pada pasien dengan nyeri berat
• Satu jam setelah pemberian analgetik oral
• Setengah jam setelah pemberian analgetik intravena
• Setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau obat intravena pada pasien
nyeri kardiak (selama 30 menit setelah pemberian, selanjutnya sesuai
dengan skala nyeri)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


TPK 4.

Peserta pelatihan
mengetahui standar
akreditasi tentang
nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


BAB : PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN
STANDAR Elemen Penilaian
PAP 4. 1. Rumah sakit memiliki proses untuk
Pasien mendapatkan pengelolaan melakukan skrining, pengkajian, dan tata
nyeri yang efektif laksana nveri meliputi poin a) - e) pada
maksud dan tujuan.
2. Informasi mengenai kemungkinan adanya
nyeri dan pilihan tatalaksananya diberikan
kepada pasien yang menerima
terapi/prosedur/pemeriksaan terencana yang
sudah dapat diprediksi menimbulkan rasa
nyeri.
3. Pasien dan keluarga mendapatkan edukasi
mengenai pengelolaan nyeri sesuai dengan
latar belakang agama, budaya, nilai-nilai yang
dianut.
4. Staf rumah sakit mendapatkan pelatihan
mengenai cara melakukan edukasi bagi
pengelolaan nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


STANDAR Elemen Penilaian
PAP 5. 1. Rumah sakit menerapkan
Rumah sakit memberikan pengkajian pasien menjelang
asuhan pasien menjelang akhir kehidupan dan dapat
akhir kehidupandengan dilakukan pengkajian ulang
memperhatikan sampai pasien yang memasuki
kebutuhan pasien dan fase akhir kehidupannya.
keluarga, mengoptimalkan (Maksud dan Tujuan PAP 5 point
kenyamanan dan 1. Manajemen gejala dan
martabat pasien, serta respon pasien , termasuk mual,
mendokumentasikan kesulitan bernapas dan nyeri )
dalam rekam medis.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


BAB : PENGKAJIAN PASIEN
STANDAR Elemen Penilaian
PP 1.2 1. Rumah sakit menetapkan kriteria
Pasien dilakukan skrining risiko nutrisional yang
risiko nutrisi, skrining dikembangkan bersama staf yang
nyeri, kebutuhan kompeten dan berwenang.
fungsional termasuk 2. Pasien diskrining untuk risiko
risiko jatuh dan nutrisi sebagai bagian dari
kebutuhan khusus pengkajian awal.
lainnya 3. Pasien dengan risiko nutrisional
dilanjutkan dengan pengkajian
gizi.
4. Pasien diskrining untuk kebutuhan
fungsional termasuk risiko jatuh.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


STANDAR Elemen Penilaian
PP 2. 1. Rumah sakit melaksanakan
Rumah sakit melakukan pengkajian ulang oleh DPJP,
pengkajian ulang bagi perawat dan PA lainnya untuk
semua pasien dengan menentukan rencana asuhan
interval waktu yang lanjutan.
ditentukan untuk 3. Terdapat bukti pelaksanaan
kemudian dibuat rencana pengkajian ulang oleh perawat
asuhan lanjutan minimal satu kali per shift atau
sesuai dengan perubahan kondisi
pasien.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


BAB HAK PASIEN DAN KELUARGA

STANDAR Elemen Penilaian


HPK 2.2 1. Rumah sakit menerapkan proses untuk
Rumah sakit mendukung hak menghargai dan mendukung hak pasien
pasien untuk mendapat mendapatkan pengkajian dan pengelolaan
pengkajian dan tata laksana nyeri nyeri.
serta perawatan yang penuh 2. Rumah sakit menerapkan proses untuk
kasih menjelang akhir hayatnya menghargai dan mendukung hak pasien
untuk mendapatkan pengkajian dan
pengelolaan terhadap kebutuhan pasien
menjelang akhir hayat.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


KOMUNIKASI DAN EDUKASI

STANDAR Elemen Penilaian


KE 4. 3. Terdapat bukti edukasi kepada
Edukasi tentang proses pasien dan keluarga terkait dengan
asuhan disampaikan cara cuci tangan yang aman,
kepada pasien dan penggunaan obat yang aman,
keluarga disesuaikan penggunaan peralatan medis yang
dengan tingkat aman, potensi interaksi obat-obat
pemahaman dan bahasa dan obat-makanan, pedoman nutrisi,
yang dimengerti oleh manajemen nyeri, dan teknik
pasien dan keluarga. rehabilitasi serta edukasi asuhan
lanjutan di rumah.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


REGULASI STANDAR EP CHECK
PAP 6 EP 1
 Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri
 Regulasi tentang asesmen dan manajemen nyeri HPK 2.5 EP 1
 RS menetapkan regulasi pasien diskrining untuk rasa nyeri AP 1.5 EP 1

HAK PASIEN
Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan melakukan asesmen dan manajemen nyeri HPK 2.5 EP 2
yang sesuai
EDUKASI
 Edukasi kemungkinan timbulnya nyeri akibat tindakan yang terencana PAP 6 EP 4
Skenario PAP 6 EP 3
 Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar
Manajemen belakang agama, budaya, nilai-nilai pasien dan kepercayaan keluarga

Nyeri  Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi MKE 10 EP 4
manajemen nyeri
Standar lama  Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis MKE 11 EP 5
ASUHAN NYERI
 Rumah sakit melaksanakan pelatihan pelayanan mengatasi nyeri untuk staf PAP 6 EP 5
 Pasien diskrining untuk rasa nyeri AP 1.5 EP 1
AP 1.5 EP 2
 Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen awal, lakukan asesmen lebih mendalam, sesuai
dengan umur pasien, dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter,
kekerapan/frekuensi, lokasi dan lamanya

 Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan PAP 6 EP 2

 Asesmen ulang rasa nyeri dan tindak lanjutnya AP 1.5 EP 3

 Laporan rasa nyeri oleh pasien beserta asesmen dan manajemen nyeri HPK 2.5 EP 3

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Form Reasesmen Nyeri

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Form Pemberian Informasi Kepada Pasien

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Form Rencana Asuhan Keperawatan Untuk
Nyeri Akut
Nama :

Tgl Lahir : L/P


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No RM :

Ruangan: Tgl : Jam:


TGL DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI NAMA/TT
D
Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah diberikan asuhan keperawatan Mandiri :
injuri : selama ………….. menit/jam/hari secara Kaji ulang nyeri baik lokasi, karakteristik, durasi, kualitas,
Biologi : nyeri pada luka < 6 bulan, koperhensif diharapkan : nyeri berkurang faktor pencetus.
luka kanker, nyeri pada tulang, atau hilang dengan kriteria hasil : Beri informasi tentang nyeri meliputi penyebab, lamanya
sendi, infeksi, inflamasi pasien melaporkan secara verbal : nyeri
nyeri berlangsung, faktor yang memperburuk atau
Psikologis : pusing, sakit kepala berkurang atau hilang
Fisik : luka pada kulit, insisi luka Skala nyeri pasien 0-3 meredakan nyeri
operasi, tindakan invasive, Pasien tampak tenang/rileks dan gelisah Atur posisi pasien yang dirasakan nyaman
pemasangan ventilasi mekanis/ vital sign dalam batas normal (Respirasi Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
selang endotrakheal dan Nadi) seperti kebisingan (jam besuk), pencahayaan, suhu
Ditandai dengan : Menunjukkan tingkah laku tidak berhati- ruangan
Data subyektif hati menghindari nyeri Observasi vital sign
Pasien mengeluh : ....................................................................
Ajarkan dan ajurkan tehnik nonfarmakologis
Nyeri pada luka dikulit ......
Tehnik relaksasi nafas dalam/otot progresif
Pusing sakit kepala
Distraksi (dengarkan musik, menonton, membaca)
Nyeri pada luka operasi, tulang,
Kompres hangat/dingin
sendi
Massage punggung
Nyeri pada skala................................
Atur posisi ETT, tubing, sensivitas ventilator
Data Obyektif
Kolaborasi :
Pasien tampak wajahnya meringis,
Berikan obat analgesik/sedasi ringan, sedang jika
menyeringai, gelisah.
diperlukan.
perubahan pada vital sign :
takhikardi, takhipnea
Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit ..............................................................................................
...
Form Rencana Asuhan Keperawatan Untuk
Nyeri Kronis Nama :

Tgl Lahir : L/P


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No RM :

Ruangan: Tgl : Jam:


TGL DIAGNOSIS KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI NAMA
Nyeri kronis berhubungan dengan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Mandiri :
………….. menit/jam/hari secara koperhensif Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
Ketidakmampuan fisik-psikososial diharapkan : Nyeri kronis pasien berkurang Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
kronis( metastase kanker, injury, dengan kriteria hasil : Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
neurologis, artritis) Tidak ada gangguan tidur
Lakukan teknik non farmakologis (relaksasi message
Tidak ada gangguan konsentrasi
Ditandai dengan : punggung)
Tidak ada gangguan hubungan interpersonal
Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan ………………………………………………………………………………………………..
Data Subyektif ungkapan secara verbal Kolaborasi :
Kelelahan Tidak ada tegangan otot Kelola anti analgetik ……………………………
Takut untuk injury ulang ................................................................. ………………………………………………………………………………………………..

Data Obyektif
Atropi otot
Gangguan aktivitas
Anoreksia
Perubahan pola tidur
Respon simpatis (suhu, dingin,
perubahan posisi tubuh, hipersensitif,
perubahan berat badan)

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Kesimpulan

• Setiap pasien yang datang ke


rumah sakit perlu dievaluasi dan
dikelola rasa nyeri.
• Rumah sakit memiliki proses
skrining, asesmen dan
pengelolaan rasa nyeri yang
terstandarisasi.

Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai