(SAK)
ABNORMAL UTERINE BLEEDING (AUB)
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi Pengertian
Perdarahan uterus abnormal/ Abnormal Uterine Bleeding (AUB) adalah
perdarahan uterus yang tidak teratur yang terjadi tanpa adanya patologi pelvis
yang dapat dikenali, penyakit medis umum, atau kehamilan. Hal ini
mencerminkan gangguan dalam pola siklik normal stimulasi hormon ovulasi ke
lapisan endometrium. Pendarahan tidak dapat diprediksi dalam banyak hal,
mungkin terlalu berat atau ringan dan mungkin berkepanjangan, sering, atau acak
(Behera, 2018).
Abnormal Uterine Bleeding atau Perdarahan Uterus Abnormal merupakan
perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang dianggap normal.
Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan oleh faktor hormonal, berbagai
komplikasi kehamilan, penyakit sistemik, kelainan endometrium (polip), masalah-
masalah serviks / uterus (leiomioma) / kanker. Namun pola perdarahan abnormal
seringkali sangat membantu dalam menegakkan diagnosa secara individual
(Estephan, 2018).
Perdarahan uterus abnormal termasuk didalamnya adalah perdarahan
menstruasi abnormal, dan perdarahan akibat penyebab lain seperti kehamilan,
penyakit sistemik, atau kanker. Diagnosis dan manajemen dari perdarahan uterus
abnormal saat ini menjadi sesuatu yang sulit dalam bidang ginekologi. Pasien
mungkin tidak bisa melokalisir sumber perdarahan berasal dari vagina, uretra, atau
rektum (Taaly, 2005).
1) Fibroid
Pertumbuhan non-kanker yang menyerang dinding rahim di minimal 20%
4. Patofisiologi
Pasien dengan perdarahan uterus abnormal (AUB) telah kehilangan
stimulasi endometrium siklik yang timbul dari siklus ovulasi. Akibatnya, pasien-
pasien ini memiliki kadar estrogen yang konstan dan non-daur ulang yang
merangsang pertumbuhan endometrium. Proliferasi tanpa penumpahan periodik
menyebabkan endometrium melebihi suplai darahnya.Jaringan rusak dan
mengelupas dari uterus.Penyembuhan endometrium selanjutnya tidak beraturan
dan disinkron. Stimulasi kronis oleh kadar estrogen yang rendah akan
menghasilkan perdarahan uterus abnormal ringan dan jarang. Stimulasi kronis dari
kadar estrogen yang lebih tinggi akan menyebabkan episode perdarahan berat
yang sering (Behera, 2018).
Siklus menstruasi normal adalah 28 hari dan dimulai pada hari pertama
menstruasi.Selama 14 hari pertama (fase folikuler) dari siklus menstruasi,
endometrium menebal di bawah pengaruh estrogen. Menanggapi meningkatnya
kadar estrogen, kelenjar hipofisis mengeluarkan hormon FSH dan hormon LH,
yang merangsang pelepasan sel telur di titik tengah siklus. Kapsul folikel residual
membentuk corpus luteum.Setelah ovulasi, fase luteal dimulai dan ditandai oleh
produksi progesteron dari corpus luteum.Progesteron mematangkan lapisan rahim
dan membuatnya lebih mudah menerima implantasi. Jika implantasi tidak terjadi,
dengan tidak adanya hormon HCG, corpus luteum akan mati, disertai dengan
penurunan tajam kadar hormon progesteron dan estrogen. Penarikan hormon
menyebabkan vasokonstriksi pada arteriol spiral endometrium.Hal ini
menyebabkan menstruasi, yang terjadi sekitar 14 hari setelah ovulasi ketika
lapisan endometrium iskemik menjadi nekrotik dan mengelupas (Estephan, 2018).
Pendarahan uterus abnormal adalah diagnosis eksklusi.Perdarahan uterus
abnormal adalah perdarahan ovulasi atau anovulasi, yang didiagnosis setelah
kehamilan, obat-obatan, penyebab iatrogenik, patologi saluran genital, keganasan,
5. Pathway (Terlampir)
6. Klasifikasi
Dalam pertemuan FIGO, ahli sepakat klasifikasi perdarahan uterusabnormal
berdasarkan jumlah perdarahannya yaitu :
a. Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan
yangbanyak sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat untukmencegah kehilangan dara
Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan perdarahan dari korpusuterus
b.
yang abnormal dalam volume, keteraturan, dan atau waktu.perdarahan ini
merupakan terminologi untuk perdarahan uterus abnormalyang telah terjadi
lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidakmemerlukan penanganan yang cepat dibanding
c. Perdarahantengah(intermenstrualbleeding)merupakanperdarahan
yangterjadi di antara 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat terjadi
kapansaja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap siklus. Istilah
iniditujukan untuk menggantikan terminologi metroragia.
7. Gejala Klinis
a. Perdarahan Ovulatoar
Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional
dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea).Untuk
menegakkan diagnosis perdarahan ovulatoar, perlu dilakukan kerokan pada
masa mendekati haid.Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur
siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang bentuk kurve suhu badan
basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari
endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan
sebagai etiologinya:
Polimenorea Perdarahanuterusygtrjadidgninterval<21hari&
disebabkandefek fase luteal.
b. Kepala
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormaltidak terdapat perubahan pada
sisi kepalanya bentuk ataupun luka pada kepala
c. Wajah
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormalpada umumnya wajah pasien
terlihat meringis arena nyeri yang dialami
d. Mata
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormal tidak terdapat kelainan pada
mata
e. Leher
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormalbentuk leher simetris, kelenjar
limfa tidak terdapat pembesaran kecuali adanya metastate kanker
f. Thorak
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormalbiasanya tidak terdapat
kelainan pada thorak.
g. Sistem neurologi
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormaltida terdapat kelainan pada
neurologinya.
h. Abdomen
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormalsering merasa adomen tegang
atau nyeri (sedang/berat) dan terasa tertekan pada perut. Biasanya terdapat
massa abdominopelvic.
i. Pelvis
k. Vagina
Pada pasien dengan perdarahan uterus abnormalsering mengalami haid yang
tidak teratur dan pendarahan pervaginam.
e. Pap smear
f. Tes koagulasi
g. Ultrasonografi (USG): untuk mengetahui gambaran awal keadaan uterus
pasien.
9. Penatalaksanaan
a. Perawatan farmakologis
1) Kontrasepsi oral
10. Komplikasi
Komplikasi yang kemungkinan muncul pada pasien dengan perdarahan uterus
abnormal dapat meliputi:
a. Adenokarsinoma uterus (jika stimulasi estrogen berkepanjangan)
Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
Anemia berat akibat perdarahan yang berlebihan dan lama
Pertumbuhan endometrium yang berlebihan akibat ketikseimbangan hormonal merupakan faktor p
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
terdapat lesi
2) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran
- Inspeksi : ada lesi, pendarahan yang terjadi, volume darah yang keluar.
- Palpasi : pmbengkakan di daerah uterus yang abnormal
7) Ekstremitas dan Kulit
(objektif: tekanan darah meningkat, pola napas berubah, napsu makan berubah,
diaphoresis)
e. Resiko disfungsi seksual berhubungan dengan faktor ginekologi (kehamilan,
pasca persalinan) dan ketidakadekuatan edukasi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Faktor Risiko
SLKI SIKI Paraf/Nama
2.
• Penyakit Kronis Setelah diberikan asuhan Pencegahan Infeksi (I 14539)
• Efek prosedur invasive keperawatan selama …x 24 jam, 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
• Malnutrisi diharapkan pasien tidak 2. Berikan perawatan pada area perdarahan
• Peningkatan paparan mengalami tanda-tanda infeksi, 3. Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
organism pathogen dengan krteria hasil : 4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
lingkungan Tingkat Infeksi (L14137)
Ansietas SDKI
K ategori: Psik ologi s D.0080
3. Gejala dan Tanda Mayor Setelah dilakukan asuhan Reduksi Ansietas (I 09314)
Subjektif: keperawatan selama ...x 24 jam 1. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
• Merasa bingung diharapkan kecemasan klien 2. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (missal: kondisi,
• merasa khawatir berkurang dengan kriteria hasil : waktu, stressor)
dengan akibat dari Tingkat Ansietas (L 09093) 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
kondisi yang 1. Tidak menyatakan bingung 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
dihadapi 2. Tidak ada prilaku gelisah kepercayaan
• Sulit berkonsentrasi 3. Tidak ada ketegangan 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika
Objektif: 4. Frekuensi nafas normal (18-24 memungkinkan
• Tampak gelisah kali/menit) 6. Pahami situasi yang membuat ansietas
• Tampak tegang 5. Frekuensi nadi normal (80-100 7. Dengarkan dengan penih perhatian
Gejala dan Tanda Minor 6. Tekanan darah normal 9. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
Subjektif: (Sistolik 120-140 dan distolik 10. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
80-90 mmHg) kecemasan
• Mengeluh pusing 7. Tidak ada kesulitan tidur 11. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
• Merasa tidak
berdaya Terapi Relaksasi (I 09326)
meningkat digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan
• Tekanan darah
teknik sebelumnya
meningkat
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah,
• Diaforesis
dan suhu sebelum dan sesudah relaksasi
• Tremor
5. Monitor respon terapi relaksasi
• Muka tampak pucat
6. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
• Suara bergetar
pencahayaan dengan suhu ruangan yang nyaman jika
• Kontak mata buruk
memungkinkan
• Sering berkemih
7. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur
• Berorientasi pada
teknik relaksasi
masa lalu
8. Gunangan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan