Anda di halaman 1dari 15

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

5.1. Gambaran Umum Lokasi

Kabupaten Jember merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di

Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah sekitar 3.293,34 km². Batas-batas

wilayah Kabupaten Jember meliputi utara dengan Kabupaten Bondowoso dan

Kabupaten Probolinggo, timur dengan Kabupaten Banyuwangi, selatan dengan

Samudera Indonesia dan barat dengan Kabupaten Lumajang. Kabupaten

Jember terbagi menjadi 31 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak

248 desa/kelurahan. Kabupaten Jember memiliki Puskesmas sejumlah 50 unit

dan Puskesmas Pembantu (Pustu) sebanyak 135 buah.

Gambar 5.1 Peta Kabupaten Jember


Sumber : (Wikipedia Bahasa Indonesia, 2016)
5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Variabel Kelompok Kasus Kelompok Kontrol
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Kunjungan
Antenatal Care
a. <4 kali 31 77,5% 35 43,75%
b. ≥4 kali 9 22,5% 45 56,25%

Usia
a. < 20 tahun ; 16 40% 33 41,25%
<35 tahun
b. 20 – 35 tahun 24 60% 47 58,75%

Obesitas
a. Obesitas 33 82,5% 42 52,5%
b. Tidak 7 17,5% 38 47,5%
Obesitas

Paritas
a. Primipara 3 7,5% 18 22,5%
b. Multipara 34 85% 59 73,75%
c. Grande 3 7,5% 3 3,75%
multipara

Anemia
a. Anemia 14 35% 28 35%
b. Tidak Anemia 26 65% 52 65%

Edema pada
Muka dan atau
Kaki
a. Ya 21 52,5% 31 38,75%
b. Tidak 19 47,5% 49 61,25%

Sakit Kepala
Menetap
a. Ya 29 72,5% 39 48,75%
b. Tidak 11 27,5% 41 51,25%

Makrosomia
a. Ya 3 7,5% 6 7,5%
b. Tidak 37 92,5% 74 92,5%

Kehamilan
Ganda
a. Ya 2 5% 2 2,5%
b. Tidak 38 95% 78 97,5%
Penyakit Kronis
a. Ya 19 47,5% 25 31,25%
b. Tidak 21 52,5% 55 68,75%

N Observasi 40 80

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan pada variabel kunjungan antenatal

care, sebagian besar responden pada kelompok kasus sebanyak 31 orang

(77,5%) melakukan kunjungan antenatal care (ANC) <4 kali. Pada kelompok

kontrol, sebagian besar responden telah melakukan kunjungan ANC ≥4 kali

yakni sebesar 45 orang (56,25%). Pada kelompok kasus sebagian besar

responden berusia 20 - 35 tahun sebanyak 24 orang (60%). Pada kelompok

kontrol sebagian besar berusia 20 – 35 tahun sebanyak 47 orang (58,75%).

Pada variabel obesitas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden pada

kelompok kasus dan kelompok kontrol mengalami obesitas, yakni sebanyak 33

orang (82,5%) dan 42 orang (52,5%). Pada variabel paritas, sebagian besar

responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol dengan paritas

multipara, yakni berturut – turut 34 orang (85%) dan 59 orang (73,75%).

Pada variabel anemia menunjukkan bahwa pada kelompok kasus

sebanyal 26 orang (65%) dan sebanyak 52 orang kelompok kontrol (65%)

tidak mengalami anemia. Pada variabel edema pada muka dan atau kaki

dapat dilihat bahwa sebagian besar responden pada kelompok kasus memiliki

edema pada muka dan atau kaki, sebanyak 21 orang (52,5%). Pada kelompok

kontrol sebagian besar responden tidak memiliki edema pada muka dan atau

kaki, sebanyak 49 orang (61,25). Variabel sakit kepala menetap menunjukkan

sebagian besar responden pada kelompok kasus mengalami sakit kepala yang

menetap, yakni sebesar 29 orang (72,5%). Sedangkan pada kelompok kontrol


sebagian besar tidak mengalami sakit kepala yang menetap, sebanyak 41

orang (51,25%)

Berdasarkan tabel 5.1. menunjukkan bahwa pada variabel makrosomia

memiliki sebagian besar responden pada kelompok kasus dan kelompok

kontrol tidak memiliki janin dengan makrosomia, yakni berturut – turut 37 orang

(92,5%) dan 74 orang (92,5%). Variabel kehamilan ganda memiliki sebagian

besar responden pada kelompok kasus sebanyak 38 orang (95%) dan

kelompok kasus sebanyak 78 orang (97,5%) tidak dengan kehamilan ganda.

Pada variabel penyakit kronis memiliki sebagian besar responden pada

kelompok kasus dan kelompok kontrol dengan tidak memiliki penyakit kronis,

yakni berturut – turut 21 orang (52,5%) dan 55 orang (68,75%).

5.3. Analisis Data

5.3.1. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh kunjungan

antenatal care dan risiko pada kehamilan terhadap outcome

preeklampsia. Analisis ini menggunakan uji chi-square. Adapun hasil

analisis data sebagai berikut :

Tabel 5.2. Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Kunjungan Antenatal


Care dan Risiko pada Kehamilan Terhadap Outcome Preeklampsia
di Kabupaten Jember
Variabel Kelompok Kasus Kelompok Kontrol P-Value
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Kunjungan Antenatal
Care
a. <4 kali 31 77,5% 35 43,75% 0.000
b. ≥4 kali 9 22,5% 45 56,25%

Usia
c. < 20 tahun ; <35 16 40% 33 41,25%
tahun 0.896
d. 20 – 35 tahun 24 60% 47 58,75%
Obesitas
a. Obesitas 33 82,5% 42 52,5% 0.001
b. Tidak Obesitas 7 17,5% 38 47,5%

Paritas
a. Primipara 3 7,5% 18 22,5%
b. Multipara 34 85% 59 73,75% 0.100
c. Grandemultipara 3 7,5% 3 3,75%

Anemia
a. Anemia 14 35% 28 35% 1.000
b. Tidak Anemia 26 65% 52 65%

Edema pada Muka


dan atau Kaki
a. Ya 21 52,5% 31 38,75% 0.152
b. Tidak 19 47,5% 49 61,25%

Sakit Kepala
Menetap
a. Ya 29 72,5% 39 48,75% 0.013
b. Tidak 11 27,5% 41 51,25%

Makrosomia
a. Ya 3 7,5% 6 7,5% 1.000
b. Tidak 37 92,5% 74 92,5%

Kehamilan Ganda
a. Ya 2 5% 2 2,5% 0.472
b. Tidak 38 95% 78 97,5%

Penyakit Kronis
a. Ya 19 47,5% 25 31,25% 0.082
b. Tidak 21 52,5% 55 68,75%

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa pada variabel

kunjungan ANC sebagian besar responden pada kelompok kasus

sebanyak 31 orang (77,5%) melakukan kunjungan antenatal care (ANC)

<4 kali. Pada kelompok kontrol, sebagian besar responden telah

melakukan kunjungan ANC ≥4 kali dengan frekuensi sebesar 45 orang

(56,25%). Berdasarkan hasil uji chi-square didapat p-value 0.000

(p<0.05) yang artinya terdapat pengaruh kunjungan antenatal care

terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten Jember.


Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berusia 20 - 35 tahun sebanyak 24 orang (60%). Pada

kelompok kontrol sebagian besar berusia 20 – 35 tahun sebanyak 47

orang (58,75%). Berdasarkan hasil uji chi-square didapat p-value = 0.896

(p>0.05), yang artinya usia tidak berpengaruh terhadap outcome

preeklampsia di Kabupaten Jember.

Variabel obesitas pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

mengalami obesitas,yakni sebanyak 33 orang (82,5%) dan 42 orang

(52,5%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat p-value 0.001

(p<0.05) yang artinya terdapat pengaruh obesitas terhadap outcome

preeklampsia di Kabupaten Jember di Kabupaten Jember.

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel paritas

memiliki sebagian besar responden, baik pada kelompok kasus dan

kelompok kontrol dengan paritas multipara, yakni berturut – turut 34

orang (85%) dan 59 orang (73,75%). Berdasarkan hasil uji chi-square

didapat p-value = 0.100 (p>0.05), yang artinya paritas tidak berpengaruh

terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten Jember.

Variabel anemia pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol tidak

mengalami anemia, yakni sebanyak 26 orang (655%) dan 52 orang

(65%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat p-value 1.000

(p>0.05) yang artinya tidak terdapat pengaruh anemia terhadap outcome

preeklampsia di Kabupaten Jember.


Variabel edema pada muka dan atau kaki pada tabel 5.2

menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada kelompok kasus

memiliki edema pada muka dan atau kaki, yakni sebanyak 21 orang

(52,5%). Pada kelompok kontrol sebagian besar responden tidak

memiliki edema pada muka dan atau kaki , sebanyak 49 orang (61,25%).

Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat p-value 0.152 (p>0.05)

yang artinya tidak ada pengaruh edema pada muka dan atau kaki

terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten Jember.

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel sakit kepala

menetap sebagian besar responden pada kelompok kasus mengalami

sakit kepala yang menetap, yakni sebesar 29 orang (72,5%). Sedangkan

pada kelompok kontrol sebagian besar tidak mengalami sakit kepala

yang menetap, sebanyak 41 orang (51,25%) Berdasarkan hasil uji chi-

square didapat p-value = 0.013 (p<0.05), yang artinya sakit kepala

menetap berpengaruh terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten

Jember.

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel makrosomia

memiliki sebagian besar responden, baik pada kelompok kasus dan

kelompok kontrol tidak memiliki janin dengan makrosomia, yakni berturut

– turut 37 orang (92,5%) dan 74 orang (92,5%). Berdasarkan hasil uji

chi-square didapat p-value = 1.000 (p>0.05), yang artinya makrosomia

tidak berpengaruh terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten

Jember.

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel kehamilan

ganda memiliki sebagian besar responden, baik pada kelompok kasus


dan kelompok kontrol tidak dengan kehamilan ganda, yakni berturut –

turut 38 orang (95%) dan 78 orang (97,5%). Berdasarkan hasil uji chi-

square didapat p-value = 0.472 (p>0.05), yang artinya kehamilan ganda

tidak berpengaruh terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten

Jember.

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel penyakit

kronis memiliki sebagian besar responden, baik pada kelompok kasus

dan kelompok kontrol dengan tidak memiliki penyakit kronis, yakni

berturut – turut 21 orang (52,5%) dan 55 orang (68,75%). Berdasarkan

hasil uji chi-square didapat p-value = 0.082 (p>0.05), yang artinya

penyakit kronis tidak berpengaruh terhadap outcome preeklampsia di

Kabupaten Jember.

Pada tabel 5.3 berikut ini ditampilkan hasil keseluruhan dari hasil

analisis bivariat antar variabel penelitian.

Tabel 5.3. Hasil Analisis Bivariat Antar Variabel Penelitian


Variabel P-Value Kesimpulan
Kunjungan Antenatal
Care
a. <4 kali 0.000 Signifikan
b. ≥4 kali

Obesitas
a. Obesitas 0.001 Signifikan
b. Tidak Obesitas

Sakit Kepala Menetap


a. Ya 0.013 Signifikan
b. Tidak
Penyakit Kronis
a. Ya 0.082 Tidak
b. Tidak Signifikan

Paritas
a. Primipara 0.100 Tidak
b. Multipara Signifikan
c. Grande multipara
Edema pada Muka
dan atau Kaki
a. Ya 0.152 Tidak
b. Tidak Signifikan

Usia
a. <20 tahun ; >35 Tidak
tahun 0.896 Signifikan
b. 20 – 35 tahun

Kehamilan Ganda
a. Ya 0.472 Tidak
b. Tidak Signifikan

Anemia Tidak
a. Anemia 1.000 Signifikan
b. Tidak Anemia

Makrosomia Tidak
a. Ya 1.000 Signifikan
b. Tidak

Berdasarkan tabel 5.3. dapat dilihat bahwa, hasil analisis bivariat

didapat variabel kunjungan ANC (nilai p = 0.000), obesitas (nilai p =

0.001), dan sakit kepala menetap (nilai p = 0.013) merupakan variabel

yang paling berpengaruh terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten

Jember. Pada variabel penyakit kronis, paritas, edema pada muka dan

atau kaki, usia, kehamilan ganda, anemia, dan makrosomia (p>0.05)

merupakan variabel yang tidak berpengaruh terhadap outcome

preeklampsia di Kabupaten Jember.

5.3.2. Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui variable

independen (kunjungan antenatal care dan risiko pada kehamilan) yang

memiliki pengaruh yang paling besar terhadap variabel dependen

(outcome preeklampsia). Analisis multivariat menggunakan uji Regresi

logistik. Variabel yang dimasukkan pada analisis ini harus memiliki nilai
p<0.25. Adapun variabel yang digunakan adalah kunjungan ANC, usia,

paritas, obesitas, sakit kepala menetap, edema pada muka dan atau kaki,

dan penyakit kronis. Adapun hasil uji analisis multivariat, meliputi :

Tabel 5.4. Pengujian Hubungan Variabel Secara Simultan


Chi-square p-value Keterangan
39.323 0.000 Signifikan

Dari pengujian model dengan Omnibus Test didapatkan nilai chi-

square sebesar 39.323 dan p-value sebesar 0.000 (p<0.05). Dari

pengujian ini ditunjukkan bahwa terdapat pengaruh kunjungan antenatal

care ibu hamil dan risiko pada kehamilan terhadap outcome preeklampsia

secara multivariat.

Tabel 5.5. Hasil Analisis Regresi Logistik Pengaruh Kunjungan


Antenata Care dan Risiko pada Kehamilan Terhadap Outcome
Preeklampsia di Kabupaten Jember
Faktor Risiko Koefisien OR P-Value 95% CI
Beta Lower Upper
Kunjungan ANC 1.285 3.614 0.012 1.334 9.970
Penyakit Kronis 0.585 1.796 0.225 0.697 4.625
Edema pada Muka 1.198 3.315 0.051 1.001 10.973
dan atau Kaki

Sakit Kepala 1.024 2.785 0.037 1.061 7.308


Menetap

Obesitas 2.048 7.783 0.002 2.087 28.810

Paritas -0.943 0.389 0.210 0.124 1.224


Konstanta -1.030 0.357 0.310
N Observasi = 120
Pseudo R2 = 38.80%

Berdasarkan tabel 5.5 maka model probabilitasnya sebagai berikut :

exp ⁡(−1.030+ 1.285 X 1+ 0.585 X 2+1.198 X 3+1.024 X 4 +2.048 X 5−0.943 X 6)


P=
1+exp ⁡(−1.030+1.285 X 1+0.585 X 2+1.198 X 3+1.024 X 4+2.048 X 5−0.943 X 6)
Dengan :

X1 :Kunjungan ANC

X2 : Penyakit kronis

X3 : Edema pada Muka dan atau Kaki

X4 : Sakit kepala Menetap

X5 : Obesitas

X6 : Paritas

Jika X1, X2, X3, X4, X5, dan X6 = 1, maka probabilitasnya :

exp ⁡(−1.030+ 1.285 X 1+ 0.585 X 2+1.198 X 3+1.024 X 4 +2.048 X 5−0.943 X 6)


P=
1+exp ⁡(−1.030+1.285 X 1+0.585 X 2+1.198 X 3+1.024 X 4+2.048 X 5−0.943 X 6)

exp ⁡(−1.030+ 1.285(1)+ 0.585 (1 )+1.198 (1)+1.024 (1)+ 2.048(1)−0.943(1))


P=
1+exp ⁡(−1.030+1.285(1)+0.585 ( 1 ) +1.198(1)+1.024( 1)+2.048(1)−0.943(1))

exp(4.167)
P=
1+e xp (4.167)
64.52
P= =0,9847=98 , 47 %
1+64.52

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil uji regresi logistik

variabel penyakit kronik didapat nilai p = 0.225 (p>0.05). Hal ini artinya

penyakit kronik tidak mempengaruhi outcome preeklampsia di Kabupaten

Jember. Pada variabel paritas didapat hasil uji regresi logistik variabel

penyakit kronik didapat nilai p = 0.107 (p>0.05). Hal ini artinya paritas tidak

mempengaruhi outcome preeklampsia di Kabupaten Jember.

Hasil uji regresi logistik variabel edema pada muka dan atau kaki

didapat nilai p = 0.051 (p>0.05). Hal ini artinya edema pada muka dan

atau kaki tidak mempengaruhi outcome preeklampsia di Kabupaten


Jember. Berdasarkan hasil uji regresi logistik variabel sakit kepala

menetap didapat nilai p = 0.037 (p<0.05) (OR = 2.785 ; 95% CI = 1.061 –

7.308). Hal ini artinya sakit kepala menetap mempengaruhi outcome

preeklampsia di Kabupaten Jember dan wanita yang mengalami sakit

kepela menetap selama kehamilan meningkatkan risiko 2.785 kali

kejadian kematian ibu akibat preeklampsia dibandingkan dengan ibu

preeklampsia tanpa sakit kepala menetap. Pada uji regresi logistik

variabel kunjungan ANC didapat hasil nilai p = 0.012 (p<0.05) (OR = 3.614

; 95% CI = 1.334 –9.790). Hal ini artinya kunjungan ANC mempengaruhi

outcome preeklampsia di Kabupaten Jember dan Wanita dengan

kunjungan ANC <4 kali meningkatkan risiko 3.614 kali kejadian kematian

ibu akibat preeklampsia dibandingkan dengan wanita preeklampsia yang

melakukan kunjungan ANC ≥4 kali.

Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel obesitas

didapat nilai p = 0.002 (p<0.05) (OR = 7.753 ; 95% CI = 2.087 – 28.810).

Hal ini artinya indeks massa tubuh mempengaruhi outcome preeklampsia

di Kabupaten Jember. Hal ini juga menunjukkan bahwa ibu dengan

obesitas meningkatkan risiko 7.639 kali kejadian kematian ibu akibat

preeklampsia dibandingkan dengan ibu preeklampsia dengan indeks

massa tubuh normal dan sedang. Berdasarkan perhitungan probabilitas,

didapat nilai 98,47% yang artinya terdapat pengaruh penyakit kronis,

paritas, kunjungan ANC, edema pada muka dan atau kaki, usia, sakit

kepala, usia, sakit kepala menetap, dan indeks massa tubuh terhadap

outcome preeklampsia di Kabupaten Jember sebesar 98,47%. Sedangkan


1,53% terdapat faktor lain yang mempengaruhi outcome preeklampsia di

Kabupaten Jember.

Pada tabel 5.6 berikut ini ditampilkan hasil keseluruhan dari hasil

analisis multivariat antar variabel penelitian.

Tabel 5.6. Hasil Regresi Logistik antar Variabel Penelitian


Faktor Risiko Koefisien P-Value Kesimpulan
Beta

Obesitas 2.048 0.002 Signifikan

Kunjungan ANC 1.285 0.012 Signifikan

Sakit Kepala 1.024 0.037 Signifikan


Menetap

Edema pada Muka 1.198 0.051 Tidak


dan atau Kaki Signifikan

Paritas -0.943 0.107 Tidak


Signifikan

Penyakit Kronis 0.585 0.225 Tidak


Signifikan

Berdasarkan tabel 5.6. menunjukkan bahwa variabel indeks massa

tubuh merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap outcome

preeklampsia di Kabupaten Jember, dengan nilai p = 0.002, kemudian

diikuti oleh variabel kunjungan ANC dan sakit kepala menetap, dengan

nilai p = 0.012 dan 0.037. Sedangkan variabel edema pada muka dan

atau kaki, paritas, penyakit kronis, dan usia merupakan variabel yang tidak

berpengaruh terhadap outcome preeklampsia di Kabupaten Jember.


5.3.3. Pengaruh Kunjungan Antenatal care dan Risiko pada Kehamilan

terhadap Outcome Preeklampsia

Berikut merupakan bagan tentang korelasi variabel terhadap outcome


preeklampsia

Paritas Makrosomia Kunjungan Penyakit Obesitas


ANC Kronis

r = 0,292
r = -0,195
r = 0,320 r = 0,159
r = 0,000
Usia
Kehamilan
r = -0,012 Ganda

Sakit Kepala
Menetap r = 0,066

r = 0,226 Edema pada


Muka dan atau
Anemia kaki

r = 0,000 r = 0,131

Preeklampsia
(Hidup atau meninggal)

Gambar 5.2. Bagan Korelasi Antar Variabel

Berdasarkan model diatas dapat dilihat bahwa, pada variabel paritas memiliki

nilai r = -0,195, yang artinya ibu dengan paritas yang tinggi akan meningkatkan

kematian ibu dengan preeklampsia. Pada variabel usia memiliki nilai r = -0,012, yang

menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia ibu, makan meningkatnya risiko

kematian ibu dengan preeklampsia. Pada variabel makrosomia dan anemia memiliki

nilai r = 0,000, yang artinya makrosomia dan anemia tidak berpengaruh terhadap
kematian ibu akibat preeklampsia. Pada variabel kunjungan ANC memiliki nilai r =

0,320, artinya ibu yang melakukan kunjungan ANC yang rutin akan menurunkan

kejadian kematian ibu dengan preeklampsia. Pada variabel penyakit kronis memiliki

nilai r = 0,159, artinya ibu yang tidak memiliki penyakit kronis akan menurunkan

kejadian kematian ibu dengan preeklampsia. Pada variabel obesitas memiliki nilai r

= 0,292, artinya ibu yang tidak dengan obesitas akan menurunkan kejadian

kematian ibu dengan preeklampsia. Pada variabel kehamilan ganda memiliki nilai r =

0,066, artinya ibu yang tidak mengalami kehamilan ganda akan menurunkan

kejadian kematian ibu dengan preeklampsia. Pada variabel edema pada muka dan

atau kaki memiliki nilai r = 131, artinya ibu yang tidak memiliki edema pada muka

dan atau kaki akan menurunkan kejadian kematian ibu dengan preeklampsia. Pada

variabel sakit kepala menetap memiliki nilai r = 0,226, artinya ibu yang tidak

mengalami sakit kepala menetap akan menurunkan kejadian kematian ibu dengan

preeklampsia.

Anda mungkin juga menyukai