Durasi 3 menit
Judul
Kenangan Sekolah
Penulis Pak Ima
Sinopsis
Nando seorang pengusaha muda yang teringat Kembali kenangan - kenangan masa
sekolahnya, yang dimana dia memiliki dua orang teman, yang selalu menemaninya
dimanapun, kapanpun, dan apapun yang terjadi di SMK
1
TREATMENT
Drama Pendek
Durasi : 25 menit
Judul : BANGUN
Penulis : Pak Woto
2
Karakteristik Tokoh
Drama Pendek
Durasi : 25 menit
Judul : BANGUN
Penulis : Pak Woto
Scene 1
Int- Rumah Pak Bangun – malam
3
pandangannya masih tertuju pada tulisannya. Diangkatnya buku itu dan kemudian
dibacanya. Puisi yang baru saja ditulis
1. Surti
Matahari, matahari,
Mengapa engkau harus pergi
Matahari, matahari
Mengapa engkau sembunyi
Matahari-matahari
Cepatlah engkau kemari
Matahari,matahari
Segeralah kau temani
2. Pak Bangun ( os )
Ti… Surti
Kamu itu bisa diam tidak ? Bikin kaget orang mau tidur
Malam-malam kok teriak teriak, ngganggu orang….. tahu nggak.
Di lapangan sana kalau mau bengak - bengok
3. Surti
4. Pak Bangun
5. Surti
Surti sedikit terperanjat
4
Padahal mbah Marto nggak jualan angkringan hari ini , wong tadi siang katanya
masuk angin
6. Pak Bangun
7. Surti
8. Pak Bangun
9. Surti
Dalam minggu ini…… uang ujian harus sudah…. Harus sudah dibayar pak
11. Surti
Duit dari mana sebanyak itu. Kamu itu kan masih melek kan Ti ?
Bapakmu itu cuma kuli bangunan. Hari ini begini, besuk nggak tahu nasibnya
13. Surti
Tapi Pak…..
aku kan sudah berkali-kali bilang, sekolah itu mahal. Lihat itu Pak Jaya, hartanya
habis hanya untuk nyekolahkan Mas Bambang, setelah lulus sarjana,
5
ya nganggur…… sampai sekarang.
Kalau kita … apa yang mau dijual ?
15. Surti
Yang lulusan sarjana seperti Mas Bambang saja nganggur kok kamu masih ingin
sekolah.
Mbok ya cari kerja saja…
Seperti Parinem itu, SMP saja katanya tidak lulus, tapi dia bisa beli pakaian
bagus-bagus
Dandannanya menor. Bisa ngasih uang mboknya
17. Surti
Pak …. Surti ini biar anaknya wong mlarat, masih punya harga diri,
masih punya rasa malu
Bapak tahu tidak ? Parinem itu kerjanya apa…. Apa ? Kerjanya tiap malam
hanya nongkrong di perempatan jalan sana… nunggu orang yang mau ngajak…..
19. Surti
6
21. Surti
Prek….
Kamu anak kecil kok malah mulang wong tuwo
Kamu itu ikut siapa…. Yang ngasih makan siapa ?
23. Surti.
Setan kamu
Anak tidak tahu di untung…. Malah ncenyek
Tak akoni aku itu bodo , SD saja tidak tamat
25. Surti
Kamu itu sudah bejo bisa sekolah sampai kelas telu SMA
26. Surti
Saya ini hanya ingin kit besok bisa hidup lebih baik .
Tidak susah, mlarat seperti ini terus….
7
Kamu tidak menghargai jerih payahku jadi kuli. Hanya untuk makani kamu
Pak Bangun berdiri dan meraih asbak di meja yang terbuat dari tanah liat
( cobek kecil ) kemudian dilemparkan ke dinding samping Surti duduk
Minggat kamu, anak tidak tahu diri. Sak kecap pada sak kecap.
Minggaaat
28. Surti
kaget dan ketakutan melihat perangai bapaknya yang marah, dia berteriak dan
lari keluar rumah
Paaaak……
Scene 2
Nina sambil memegangi sepeda motornya yang masih hidup, melihat kekiri dan
kekanan sambil bergumam sendiri
29. Nina
Sesaat kemudian lewat Surti sambil berlari nangis dan ketakutan , sehingga tidak
menghiraukan bahwa ketemu Nina. Nina kaget, tahu bahwa yang lari itu Surti,
lalu dipanggil-panggil.
8
30. Nina
Scene 3
Int- Rumah Pak Bangun – malam
( Cont. Scene I )
Pak Bangun masih diruangan, dia duduk, kakinya diangkat diatas meja sambil
merokok. Wajahnya masih menunjukkan marah.
Ngomong sendiri menghujad-hujad Surti
tidak usah pulang….. buat apa pulang, kalau hanya mau merepotkan dan menghina
Tidak tahu diri. Biar anak satu kalau kurang ajar ya tidak ada artinya.
33. Pak RT
Pak Bangun kaget, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu dan membukanya
9
Pak Bangun yang tidak tahu maksud kedatangan Pak RT, bicaranya langsung
nerocos, sehingga Pak RT jadi kebingungan .
35. Pak RT
Ya jelas tahu to. Pokoknya Pak RT tidak usah ikut campur urusan saya dengan
Surti
Mau minggat…. mau apa Pak RT tidak usah ngurusi
Biar untuk pelajaran dia
37. Pak RT
Pak RT tampak kebingungan diwajahnya
39. Pak RT
semakin bingung
Bagaimana to ini….?
Ya monggo saja
Tapi kalau Pak RT percaya dengan ocehan dia… silahkan saja. Pak RT yang mau
mbayari uang ujiannya Surti.?
Sampeyan pasti sudah tahu banyak to dari laporannya Surti.
Masalah sendiri kok dibawa-bawa laporan Pak RT
Bocah wedok keminter…….
41.Pak RT
dengan nada tinggi
10
Pak Bangun ….!!!
Saya itu baru saja pulang dari Solo dan sampai detik tik ini tidak pernah ketemu
Surti. Sudah tiga hari tidak pernah melihat Surti. Apalagi ketemu.
Wah jan …Malah ciloko saya ini….. saya tidak dilapori apa-apa dari Surti.
Kalau ngomong dipikir dulu…
Beranjak dari tempat duduknya mendekati pak RT, mengulurkan tangannya mohon
maaf sambil mau jongkok, tapi di cegah Pak RT dan disuruh duduk lagi
43. Pak RT
45. Pak RT
Kedatangan saya hanya mau ngantar ini untuk Pak Bangun. Mungkin tukang Pos
nya bingung, terus dititipkan di rumah saya.
menerima surat dari Pak RT, kemudian dilihat dibolak-balik, agak bingung
11
Surat disodorkan ke Pak RT
47. Pak RT
Lho.. kan ada Surti . Biar nanti dibacakan Surti, siapa tahu surat rahasia.
Kebingunan lagi…
Scene 4
Nina duduk di kursi belajar sedang Surti duduk di pinggiran dipan sambil ngekep
bangtal, pandangannya menerawang kosong
49. Nina
50. Surti
12
Tapi nanti bagaimana dengan….
51. Nina
52. Surti
53. Nina
Oh iya Ti … tadi waktu pulang sekolah Bu Mira Kepala Sekolah nyari kamu
54. Surti
55. Nina
Ya nggak tahu wong hanya tanya. Aku bilang “ sudah pulang duluan bu ,
sepertinya keburu-buru mau mampir di perpustakaan negara , takut ketutupan.”
56. Surti
57. Nina…
13
Scene 5
Pak Bangun masih tertegun mendengarkan omongan Pak RT, perangai sudah
berubah menjadi penyesalan.
58. Pak RT
60. Pak RT
Lho.. tidak hanya itu
Tadi itu tidak mendengar to waktu saya baca ?
Bea siswa ya dapat.
Uang jaminan Sekolah nanti di Perguruan Tinggi …itu lo beaya kuliah
Pak Bangun besok sudah tidak nanggung lagi, tidak perlu rekoso
62. Pak RT
Nah…. Disyukuri..
Anak cuma satu …..pinter.. bisa bawa nama baik bapaknya
Seharusnya sampeyan bangga
14
64. Pak Bangun
kebingungan ….menjawab
65. Pak RT
Sepeninggal Pak RT, pak Bangun masih berdiri di depan pintu memandang keluar
sambil masih memegangi surat. Wajahnya masih tampak kebingungan dan
kemudian ngomong sendiri.
Pak Bangun menutup pintu lalu berjalan mondar-mandir di ruangan sambil bicara
sendiri
Pak Bangun terus duduk di kursi, suratnya masih tetap digenggam. Bicaranya
masih nerocos menyesali sikapnya yang kasar dan mengusir Surti
15
Karena ada pengurangan kuli, termasuk aku.
Maafkan aku ya Ti Surti
Aku menyesal
Scene 6
Nina dan Surti berboncengan naik sepeda motor. Didekat rumah Surti, Nina
menghentikan motornya
70. Surti
71. Nina
72. Surti
73. Nina
74. Surti
75. Nina
16
Sudahlah …pokoknya kamu nanti ngumpet dulu..
Sudah .. ayo keburu siang.
Scene 7
Pak Bangun masih tertidur pulas di kursi. Pak Bangun mengigau mengumpat -
umpat Surti
Sambil kakinya menendang nendang meja
Scene 8
Nina sudah berdiri didepan pintu. Wajahnya tampak sedikit tegang mendengar
igauan Pak bangun
Sehingga dia ragu ragu akan mengetuk pintu.
Dan sesekali memberi kode-kode dengan tangannya kepada Surti.
Sementara Surti juga tampak ketakutan
17
Scene 9
Terdengar suara ketukan lagi namun kali ini dengan suara Nina
77. Nina ( OS )
Pak…Pak…
Mendengar ketukan pintu dan suara perempuan tersebut, Pak Bangun terperanjat,
meski belum sadar benar, sambil tangannya mengusap usap matanya dia beranjak
dari kursinya menuju pintu sambil memanggil-manggil Surti.
Pak Bangun membuka pintu dan langsung membekap Nina yang dikira Surti ,
Nina dibopong kedalam rumah
79. Nina
18
Pak Bangun tersadar, meski masih membekap Nina, Pak Bangun memandangi
wajah Nina, dan segera melepaskannya, sambil tangannya mengusap-usap
matanya dan meminta maaf
81. Nina
Tapi.. tapi…. Surti pergi sejak tadi malam nak, tidak pulang
Padahal dia dapat, dapat…..
83. Nina
85. Nina
87. Nina
19
Sur… Surti..!!!
Jadi Surti….???
Surti muncul di depan pintu masih tampak ragu dan takut, berjalan mendekati
Nina,
Sementara Pak Bangun tampak tersenyum gembira hingga tidak terasa pak
bangun meneteskan air matanya
Dapat ditambah improvisasi
STOP MOTION
ENDING
20