Anda di halaman 1dari 16

PENELITIAN ZAKAT

Penerapan Zakat Profesi Pada Dinas Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Lombok Timur
Periode Tahun 2021-2022

Nama : M. Budi Andrian

Kelas : Semester V

NIM : 742012020906

Dosen Pengampu : Rana Syarif Hidayat S.E.Sy

Makalah penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Zakat dan
Wakaf

PROGRAM STUDI HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala berkah, taufiq
dan bimbingannya untuk menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penerapan Zakat
Profesi Pada Dinas Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun
2021-2022”.
Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW tercinta, yang
memimpin kita dari zaman kegelapan ke zaman terang.
Penyusun berharap makalah ini dapat membantu pembaca memahami dan
mempelajari lebih lanjut tentang zakat profesi. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, sebagai
penyusun kami mengharapkan dan menerima segala bentuk saran dan kritik dari para
pembaca semoga bermanfaat dalam memperbaiki dan memajukan makalah- makalah
selanjutnya.

2
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................4
A. Latar Belakang ..................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6
C. Tujuan................................................................................................ 6
D. Manfaat ............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................8
A. Definisi Zakat ....................................................................................8
B. Definisi Profesi..................................................................................8
C. Definisi Zakat Profesi........................................................................9
D. Defines Dinas Perhubungan...............................................................10
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................11
A. Penerapan Zakat Profesi di Dinas Perhubunga Lombok Timur .......11
B. Perspektif anggota Dinas Perhubungan tentang pelaksanaan zakat
Di Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur ..........................12
BAB IV PENUTUP ......................................................................................14
A. Kesimpulan .......................................................................................14
B. Saran .................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Zakat menurut etimologi (bahasa) adalah suci, tumbuh, berkembang, dan
berkah. Sedangkan menurut terminologi (istilah) zakat adalah kadar harta tertentu yang
diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu. Pengertian zakat
menurut Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, ”Zakat adalah
harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam.”
Menurut Yusuf Qardhawi zakat adalah sejumlah kadar harta tertentu yang
diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
Orang yang telah mengeluarkan zakat berarti dia telah membersihkan jiwa, diri serta
hartanya dari hak orang lain atas apa yang ada pada miliknya serta menumbuhkan pahala.
Profesi merupakan suatu ketrampilan yang terdapat dalam prakteknya didasarkan
atas suatu struktur teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu
pengetahuan. profesi merupakan pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu keahlian,
tanggung jawab serta kesetiaan terhadap profesi.
Zakat profesi merupakan zakat yang dikeluarkan atas pendapatan yang di dapat
dari profesi atau pekerjaan seseorang. Profesi yang dimaksud tidak sebatas profesi
tertentu saja. Selama profesi yang digeluti mendatangkan pendapatan atau penghasilan
yang mencapai ukuran nisabnya, maka kamu wajib membayar zakat.
Salah satu sumber zakat adalah zakat profesi, dalam Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah (KHES) “zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha yang halal
dan dapat mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak dengan cara yang mudah, baik
melalui suatu keahlian tertentu ataupun tidak.”Semua bentuk penghasilan yang halal
wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun, yakni
85 gram emas murni.
Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
perhubungan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui SEKDA. Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan. Selain melaksanakan tugasnya di bidang pemerintahan, dinas perhubungan
juga memiliki kewajiban dalam membayar zakat.
Daud Zahiri berpendapat bahwa seluruh harta penghasilan wajib dikeluarkan
zakat tanpa persyaratan satu tahun. Bahwa zakat wajib dipungut dari gaji atau sejenisnya
setiap sebulan dari dua belas bulan, karena ketentuan wajib zakat adalah cukup nishab
penuh pada awal tahun dan akhir tahun. Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, Mu’awiyah, Shadiq,
Baqir, Nashir, Daud dan diriwayatkan oleh Umar bin Abdul Aziz, Hasan, Zuhri, serta
Auza’i berpendapat bahwa kewajiban zakat atas kekayaan tersebut langsung ketika
menerima penghasilan, tanpa menunggu batas waktu setahun. Harta yang wajib dizakati

4
adalah jenis harta yang memiliki nilai berkembang atau mencapai nishab, bukan
merupakan harta yang digunakan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalil yang melandasi adanya zakat profesi adalah sebagai berikut;

‫َيَأ ُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنَو ْا َأنِفُقوْا ِم ن َطِّيَبِت َم اَك َسْبُتْم َو ِم َّم آَأْخ َر ْج َنا َلُك ْم ِّم َن ْاَأْلْر ِض َو اَل َتَيَّمُم وْا اْلَخ ِبيَث ِم ْن ُه ُتنِفُق وَن‬
‫َو َلْس ُتم ِبا ِخِذ يِه ِإآَّل َأن ُتْغ ِمُض وْاِفيٍه َو ْاْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َغ ِنٌّي َح ِم يٌد‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya.Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.” (Qs. al-Baqarah: 267).
Di dalam surat al-Baqarah ayat 267 dan at-Taubah ayat 34 tentang dalil zakat
profesi yakni kewajiban untuk menyisihkan sebagian dari hartanya untuk dizakatkan atas
profesi yang dikerjakanya, akan tetapi untuk orang yang sudah mampu secara materi
untuk segera menunaikan zakat kepada kelompok yang berhak menerimanya.
Terdapat perbedaan pendapat dalam penentuan nishab zakat profesi ada yang
menyebut sama dengan nishab pertanian ada pula yang menghitungnya dengan nishab
emas. Para ahli fikih kontemporer berpendapat bahwa nishab zakat profesi yang
diqiyaskan (disamakan) dengan nishab zakat emas yaitu 85 gram atau perak 200 dirham
dengan syarat kepemilikinya telah mencapai haul untuk zakat yang pendapatanya aktif
atau tetap. Penentuan kadar untuk mengeluarkan wajib zakat profesi pada Pasal 676
KHES ayat (2) “Nishab zakat pendapatan senilai dengan zakat emas yaitu 85 gram” dan
ayat (3) “Besarnya zakat yang wajib dikeluarkan adalah 2,5%.”20 Pendapatan yang
belum mencapai nishab maka tidak wajib mengeluarkan zakatnya.
Sedangkan untuk pendapatan pasif atau tidak tetap dari hasil kerja profesinya para
fuqaha berpendapat nishab zakatnya dapat diqiyaskan (disamakan) dengan zakat hasil
perkebunan dan pertanian yaitu 750 kg beras dari hasil pertanian atau prosentase
zakatnya 10% dari hasil total pendapatan kotor atau 5% dari pendapatan bersih dan
kepemilikinya tidak mencapai haul. Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan bahwa seseorang
yang berpenghasilan tinggi yang sudah terpenuhi kebutuhan hidupnya dan memiliki uang
lebih maka membayar zakatnya dari penghasilan kotor dikurangi dengan kebutuhan
pokok.
Cara mengeluarkan zakat profesi ada 2 versi yang pertama, jika diqiyaskan
dengan zakat emas maka sudah harus mencapai nishab dan kadar 2,5% serta cukup haul,
zakat penghasilan yang diqiyaskan dengan emas haruslah menunggu satu tahun dahulu
akan tetapi jika dikeluarkan perbulan pada saat menerima penghasilan maka juga
diperbolehkan.
Kedua, zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat pertanian maka cara
mengeluarkanya yakni hasil pendapatan dikali 5% jika pendapatan itu bersih (dikurangi

5
kebutuhan pokok) dan 10% untuk pendapatan kotor (belum dikurangi kebutuhan pokok)
dan dikeluarkan pada saat menerima penghasilan. seperti yang tercantum dalam KHES
Pasal 679 ayat (1) “Zakat dihitung dari seluruh penghasilan yang didapatkan kemudian
dikurangi oleh biaya kebutuhan hidup”.
Mengenai cara mengeluarkan zakat, menurutnya zakat profesi dikeluarkan pada
waktu diterima hal ini berdasarkan ketentuan hukum syara' yang berlaku umum, karena
persyaratan haul dalam seluruh harta termasuk harta penghasilan tidak berdasarkan nash
yang mencapai tingkat shahih.
Zakat profesi memang tidak ada pada zaman Rasulullah, wacana zakat profesi
merupakan ijtihad ulama dimasa kini yang diangkat dari alasan yang cukup kuat salah
satunya adalah keadilan. Adapun munculnya ide zakat profesi lahir dari sistem
pendekatan fikih. Mereka menyebut bahwa kewajiban zakat adalah dari segala rizki yang
telah Allah swt berikan sehingga membuat pemiliknya berkecukupan atau kaya. Gaji dan
upah pegawai termasuk harta pendapatan yang wajib terkena zakat, jika pendapatanya
telah mencapai nishab penuh pada awal atau akhir tahun wajib dizakati perbulan dari dua
belas bulan.
Berbedanya pendapat ulama atas dalil zakat membuat orang berbeda pandangan
pula untuk mengeluarkan zakat atau tidaknya sehingga timbul persepsi bahwa hukum
zakat profesi masih lemah pelaksanaanya sehingga untuk merealisasikan keadilan yang
menjadi tujuan hukum islam belum bisa tercapai secara utuh, maka untuk pedoman
dalam mengeluarkan zakat profesi harus memilih satu diantara nishab yang menjadi
keyakinan untuk mengeluarkan zakatnya.
Maka dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti adanya pelaksanaan zakat
profesi yang berada di Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun
2021-2022. Peneliti ingin mengetahui pengimplementasian zakat profesi yang berada di
Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan zakat profesi di Dinas Perhubunga Lombok Timur Periode
Tahun 2021-2022?
2. Bagaimana perspektif anggota Dinas Perhubungan tentang pelaksanaan zakat di
Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun 2021-2022?

C. Tujuan penelitan
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk memahami penerapan Zakat Profesi di Dinas Perhubunga Lombok Timur
Periode Tahun 2022-2023.
2. Untuk mengtahui perspektif anggota Dinas Perhubungan tentang pelaksanaan zakat di
Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun 2021-2022

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis

6
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:
a. Memberikan sumbangan ilmiah tentang Penerapan Zakat Profesi Pada Dinas
Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun 2021-2022.
b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan Penerapan Zakat Profesi Pada Dinas Perhubungan
(DISHUB) Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun 2021-2022 serta menjadi
kajian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang Penerapan Zakat
Profesi Pada Dinas Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Lombok Timur Periode
Tahun 2021-2022.
b. Bagi universitas
Sebagai bahan pertimbangan bagi universitas tentang Penerapan Zakat Profesi
Pada Dinas Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun
2021-2022.

7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Zakat
Definisi zakat Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari
zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh dan terpuji. Sedangkan dari segi istilah fiqh,
zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang
yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.
Secara terminologi zakat adalah sejumlah harta yang diwajibkan oleh Allah diambil dari
harta orang-orang tertentu (aghniyā‟) untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang
berdimensi keadilan sosial kemasyarakatan. Esensi dari zakat adalah pengelolaan dana
yang diambil dari aghniyā‟ (QS. al-Taubah [9]: 103), untuk diserahkan kepada yang
berhak menerimanya (QS. al-Taubah [9]: 60) dan bertujuan untuk mensejahterakan
kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam (QS. al-Dzariyat [51]: 19). Hal tersebut
setidaknya tercermin dari firman-firman Allah yang berkaitan dengan perintah zakat.
Selain itu, diperkuat pula dengan perintah Nabi Muhammad SAW kepada
Mu‟adz bin Jabal yang diperintahkan untuk mengambil dan mengumpulkan harta (zakat)
dari orang-orang kaya yang kemudian dikembalikan kepada fakir miskin dari kelompok
mereka. Dalam istilah ekonomi, zakat merupakan suatu tindakan pemindahan harta
kekayaan dari golongan yang kaya kepada golongan miskin. Transfer kekayaan berarti
juga transfer sumber-sumber ekonomi. Rahardjo (1987) menyatakan bahwa dengan
menggunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi konsep
kemasyarakatan (muamalah), yaitu konsep tentang bagaimana cara manusia melakukan
kehidupan bermasyarakat termasuk di dalamnya bentuk ekonomi. Oleh karena itu ada
dua konsep ada dua konsep yang selalu di kemukakan dalam pembahasan mengenai
sosial ekonomi Islam yang saling berkaitan yaitu pelarangan riba dan perintah membayar
zakat (Q.S al-Baqarah [2]: 276) Zakat ditinjau dari pendekatan etnis dan pemikiran
rasional ekonomis adalah sebagai kebijaksanaan ekonomi yang dapat mengangkat derajat
orang-orang miskin, sehingga dampak sosial yang diharapkan dapat tercapai secara
maksimal. Hal ini dapat terwujud apabila dilakukan pendistribusian kekayaan yang adil.
Zakat mungkin didistribusikan secara langsung kepada orang-orang yang berhak, baik
kepada satu atau lebih penerima zakat maupun kepada organisasi sosial yang mengurusi
fakir miskin. Namun hendaknya dialokasikan orang-orang yang benar membutuhkan.
Untuk menghindari pemberian zakat kepada orang yang salah, maka pembayar zakat
hendaknya memastikan dulu.

B. Definisi Profesi

8
Dalam KBBI, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu. Kata Profesi sendiri berasal dari
bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua definisi yaitu janji/ikrar dan pekerjaan.
Bila artinya dibuat dalam definisi yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa
saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan
keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial
dengan baik.
Profesi secara istilah berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan,
keahlian, dan kepintaran. Yusuf al-Qardhawi lebih jelas mengemukakan bahwa profesi
adalah pekerjaan atau usaha yang menghasilkan uang atau kekayaan baik pekerjaan atau
usaha itu dilakukan sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain, maupun dengan
bergantung kepada orang lain, seperti pemerintah, perusahaan swasta, maupun dengan
perorangan dengan memperoleh upah, gaji, atau honorium. Penghasilan yang diperoleh
dari kerja sendiri itu, merupakan penghasilan proesional murni, seperti penghasilan
seorang dokter, insinyur, deseiner, advokat, seniman, penjahit, tenaga pengajar (guru,
dosen, dan guru besar), konsultan, dan sejenisnya. Adapun hasil yang diperoleh dari
pekerjaan yang dilakukan dengan pihak lain adalah jenis-jenis pekerjaan seperti pegawai,
buruh, dan sejenisnya. Hasil kerja ini meliputi upah dan gaji atau penghasilan-
penghasilan tetap lainnya yang mempunyai nisab.
C. Definisi Zakat Profesi
Zakat profesi tergolong jenis baru dalam kategorisasi harta yang wajib
dikeluarkan zakatnya. Istilah profesi dalam terminologi Arab tidak ditemukan padanan
katanya secara eksplisit. Hal ini terjadi karena bahasa Arab adalah bahasa yang sangat
sedikit menyerap bahasa asing. Di negara Arab modern, istilah profesi diterjemahkan dan
dipopulerkan dengan dua kosakata bahasa Arab. Pertama, a l- mihnah. Kata ini sering
dipakai untuk menunjuk pekerjaanyang lebih mengandalkan kinerja otak. Karena itu,
kaum profesional disebut al-mihaniyyun atau ashab al-mihnah. Misalnya, pengacara,
penulis, dokter, konsultan hukum, pekerja kantoran, dan lain sebagainya. Kedua, al-
hirfah. Kata ini lebih sering dipakai untuk menunjuk jenis pekerjaan yang mengandalkan
tangan atau tenaga otot. Misalnya, para pengrajin, tukang pandai besi, tukang jahit pada
konveksi, buruh bangunan, dan lain sebagainya. Mereka disebut ashab al-hirfah.
Zakat profesi terdiri dari dua kata yaitu zakat dan profesi. Dalam literatur fiqh
klasik pengertian zakat adalah hak yang dikeluarkan dari harta atau badan. Sehubungan
dengan hal ini, Wahbah al-Zuhayly mengemukakan bahwa zakat adalah penuanaian hak
yang wajib yang terdapat dalam harta. Dalam kamus Bahasa Indonesia, profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dan
sebagainya) tertentu. Zakat profesi adalah zakat yang di keluarkan dari hasil apa yang di
peroleh dari pekerjaan dan profesinya. Misalnya pekerjaan yang menghasilkan uang baik
itu pekerjaan yang dikerjakan sendiri tampa tergantung dengan orang lain, berkat
kecekatan tangan ataupun otak (professional). Maupun pekerjaan yang dikerjakan
seseorang buat pihak lain baik pemerintah, perusahaan, maupun perorangan dengan

9
memperoleh upah yang diberikan, dengan tangan, otak, ataupun keduanya. Penghasilan
dari pekerjaan seperti itu berupa gaji, upah, ataupun honorarium. Yang demikian itu
apabila sudah mencapai nisabnya dan haulnya pendapatan yang ia hasilkan harus di
keluarkan zakatnya.
Menurut Wikipedia, zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
profesi (guru, dokter, aparat, dan lain-lain) atau hasil profesi bila telah sampai pada
nisabnya. Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan dan
perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal di masa generasi
terdahulu.
Dalam pandangan al-Ghazali zakat merupakan jenis ibadah yang berbentuk ritual
sekaligus material tidak seperti ibadah syahadat, shalat atau puasa. Untuk bisa sampai ke
arah sana diperlukan pemahaman yang memadai untuk menyadarkan bahwa kewajiban
zakat bukanlah sekedar amaliah ritual mahdhah saja, tetapi juga memiliki makna
kewajiban sosial. Zakat adalah kesalehan diri melalui ikhtiar sosial. Agar sampai kepada
kesadaran seperti itu diperlukan penyadaran yang dibarengi dengan tindakan amal-amal
sosial, termasuk mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah. Karena dalam ajaran zakat ini
pandangan dan komitmen sosialnya begitu jelas, bahkan dari titik kepentingan yang
paling menyentuh hajat orang banyak, yaitu pemenuhan kebutuhan ekonomi.
Secara umum zakat profesi menurut putusan Tarjih Muhammadiyah adalah zakat
yang dikeluarkan dari hasil usaha yang halal yang dapat mendatangkan hasil atau uang,
relatif banyak dengan cara yang halal dan mudah, baik melalui keahlian tertentu maupun
tidak. Sedangkan dalam pemahaman Zamzami Ahmad, zakat profesi adalah zakat
penghasilan yang didapat dan diterima dengan jalan yang halal dalam bentuk upah, honor
ataupun gaji.
D. Definisi Dinas Perhubungan (DISHUB)
Dinas Perhubungan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
perhubungan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui SEKDA. Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah bidang perhubungan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan. Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan Bidang Lalu Lintas Jalan, Angkutan Jalan, Jaringan
Transportasi dan Perkeretaapian, dan Pelayaran;
b. Pelaksanaan kebijakan Bidang Lalu Lintas Jalan, Angkutan Jalan, Jaringan
Transportasi dan Perkeretaapian, dan Pelayaran;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Bidang Lalu Lintas Jalan, Angkutan Jalan,
Jaringan Transportasi dan Perkeretaapian, dan Pelayaran;
d. Pelaksanaan pembinaan administrasi dan kesekretariatan kepada seluruh unit kerja di
lingkungan Dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan fungsinya.

10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penerapan zakat di Dinas perhubungan Kabupaten Lombok Timur Periode Tahun 2021-
2022
Ditinjau dari segi bahasa zakat merupakan kata dasar (masdar) dari kata zakat
yang dalam kamus berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Menurut kitab
lisan al Arab arti dasar dari kata zakat ditinjau dari sudut bahasa Arab adalah suci,
tumbuh, berkah dan terpuji. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, zakat diartikan
sebagai “Jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam dan diberikan
kepada golongan yang berhak menerimanya, menurut yang telah ditetapkan oleh syara”.
Adapun zakat menurut istilah syara “nama bagi sejumlah harta tertentu yang
telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan
diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.
Dari pengertian-pengertian tentang zakat di atas, dapat dipahami bahwa walaupun
secara lahiriah harta itu diambil dan menyebabkan pengurangan dari segi jumlah, namun
pada hakikatnya justru akan melipatgandakan dan menumbuh kembangkan nilai harta
secara kualitatif dan spiritual. Dengan demikian, mengeluarkan zakat berarti mengharap
tambahan dan pertumbuhan kualitas bagi harta itu sendiri dan juga meningkatkan pahala
bagi pembayar zakat. Mengeluarkan zakat adalah upaya menjadikan harta kita sebagai
barang yang bersih dan suci. Hal ini diibaratkan membayar zakat seperti membuang
kotoran pada harta tersebut.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, pada
pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. Kegiatan pengelolaan zakat dalam Undang-Undang tersebut
dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sesuai dengan jenjangnya, mulai
dari tingkat pusat sampai daerah yaitu provinsi maupun kabupaten/kota. BAZNAS
merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.
Zakat profesi dilakukan berdasarkan aturan dalam pengelolaan zakat mal, besar
dan waktunya dianalogikan (disesuaikan) dengan dua jenis zakat. Yaitu, waktunya
disesuaikan dengan zakat pertanian dimana setiap musim panen atau dalam hal ini ketika
seseorang mendapat honor (gaji). Dan kadarnya disesuaikan dengan zakat perdagangan
atau sama dengan zakat emas dan perak, yaitu kadar zakatnya 2,5 persen. Jadi, setiap
bulan seseorang harus mengeluarkan zakat profesi sebesar 2,5 persen dari besarnya gaji.
Berdasarkan hasil penelitian, zakat profesi yang dilakukan tidak berdasarkan atas aturan

11
pengeluaran zakat profesi. Tetapi zakat yang dikeluarkan oleh seluruh anggota dinas
perhubungan di wilayah Kabupaten Lombok timur disamaratakan.
Namun dalam pelaksanaannya, tidak serta-merta dapat berjalan mulus
dikarenakan zakat profesi masih merupakan hal baru bagi masyarakat, sehingga tidak
semua masyarakat terutama para ASN wajib zakat dapat menerima kebijakan penarikan
zakat profesi tersebut, meskipun pada dasarnya zakat penghasilan sebenarnya telah ada
sejak zaman Rasulullah SAW. Hal itu merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh
Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur, akibatnya belum semua ASN di sana
mengeluarkan zakat profesi dengan berbagai alasan.

B. Persfektif Anggota Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur Terhadap Zakat


Profesi.
Pengumpulan zakat merupakan hal terpenting dalam sebuah lembaga zakat, salah
satu tolok ukur lembaga zakat dikatakan berhasil apabila mampu membangun integritas
terhadap muzakki sehingga timbul loyalitas untuk tetap membayar zakat di lembaga
tersebut.
Dalam pengumpulan zakat, Badan Amil zakat mempunyai wewenang baik dalam
hal penerimaan atau pengambilan dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki,
disebabkan dalam hal ini selain menjadi amil mempunyai tanggung yang besar dalam
penanganannya. Badan amil zakat juga dapat bekerjasama dengan bank dalam
pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank atas permintaan muzakki.
Adapun beberapa bentuk pembayaran zakat yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Zakat Profesi melalui UPZ
Pengumpulan zakat profesi di Kabupaten Lombok Timur ialah
pengumpulan melalui UPZ, dimana zakat akan dihitung dan dialokasikan oleh
pihak yang berwenang. Pihak yang berwenang adalah UPZ dibantu oleh
bendahara dalam melakukan pengumpulan zakat dari para ASN, namun hingga
saat ini BAZNAS Kabupaten Lombok Timur tidak melakukan pemotongan gaji
secara langsung kepada ASN.
2. Pelayanan Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Timur
Pelayanan pembayaran zakat di Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok
Timur dapat dilakukan langsung melalui kantor Dinas Perhubungan Kabupaten
Lombok Timur yang beralamat di jalan TGKH M Zainuddin Abdul Majid No.31,
Pancor, Kecamatan Selong. Waktu pelayanan dilaksankan pada pukul 07.00 s.d
17.00 WITA. Kantor melayani pembayaran zakat, infak, dan shadaqah.
Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa narasumber, salah satu
narasumber yang peneliti yaitu bernama bapak Dedi Agistian Astari yang merupakan
salah satu anggota Dinas Perhubungan Lombok Timur yang bertugas di wilayah Pancor,
Selong, Lombok Timur. Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan bapak Dedi Agistian
Astari.
Peneliti : “Bagaimana pendapat bapak tentang pelaksanaan zakat profesi
di Dinas Pehubungan Kabupaten Lombok Timur?”

12
Narasumber : “Menurut saya pelaksanaan zakat profesi ini sudah sangat
bagus, karena tanpa sadar kita sudah melakukan salah satu ibadah dan
kewajiban kita sebagai umat islam yang baik”
Peneliti : “Apakah zakat profesi sudah dilakukan dengan rutin untuk
setiap bulannya?“
Narasumber : “Iya, dikarenakan setiap bulan itu dilakukan pemotongan
gaji untuk setiap bulannya.”
Peneliti : “Apakah zakat profesi memberatkan anggota Dinas
Perhubungan Kabupaten Lombok Timur?”
Narasumber : “Menurut sepengetahuan saya tidak ada anggota yang
merasa keberatan dengan pengeluaran zakat profesi, apalagi yang hanya
sebesar Rp 5.000 rupiah.”
Peneliti : “Apakah jumlah zakat profesi sama untuk semua anggota di
Dinas Perhubngan Kabupaten Lombok Timur?”
Narasumber : “Untuk besaran jumlah setiap jenjang karir itu saya kurang
tau ”
Peneliti : “Bagaimana harapan bapak untuk pelaksanaan zakat profesi di
Dinas Pehubungan Lombok Timur untuk kedepannya.”
Narasumber : “Semoga zakat profesi ini tetap terlaksana, karena zakat
profesi ini selain bernilai ibadah juga dapat membantu sesama.”
Menurut hasil wawancara peneliti, anggota Dinas Perhubungan Kabupaten
Lombok timur tidak ada yang merasa keberatan dengan adanya pengeluaran zakat profesi
justru semua anggota berharap untuk tetap terlaksananya zakat profesi di Dinas
Perhubungan Kabupaten Lombok Timur karena nasumber berpendapat pengeluaran zakat
profesi bernilai ibadah untuk mereka sendiri.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang sudah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
Zakat adalah ibadah yang secara langsung dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat. Zakat penghasilan atau yang dikenal juga sebagai zakat profesi
adalah bagian dari zakat mal (zakat mal yaitu zakat yang difungsikan untuk
menyucikan dan membersihkan harta kekayaan) yang wajib dikeluarkan atas harta
yang berasal dari pendapatan atau penghasilan rutin dari pekerjaan yang tidak
melanggar syariah. Zakat profesi memiliki kontribusi yang signifikan dalam
penuntasan kemiskinan dan pemberdayaan umat khususnya di Indonesia.

Indonesia memiliki kaum dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, kalau


saja setengah dari jumlah tersebut memiliki profesi yang jelas, artinya yang
menghasilkan dan mencukupi diri dan keluarganya, sehingga bisa menyisihkan
sebagian kecil hartanya untuk berbagi dengan yang membutuhkan, maka bukan
sesuatu yang mustahil kemajuan akan terjadi dimana-mana atau kemiskinan di
kalangan umat Islam akan dapat dikurangi bahkan mungkin dapat dihapuskan karena
banyak sekali hikmah dibalik wajibnya zakat profesi, antara lain muzakki yang
mengeluarkan zakat dapat juga diterjemahkan sebagai pernyataan ungkapan rasa
syukur dan tanda terima kasih seorang hamba kepada Allah.
Oleh sebab itu, peran Dinas Perhubungan sangatlah penting, agar terwujudnya
lembaga keuangan umat yang profesional dalam manajemen, mandiri dalam
finansial, akuntabel, dan terpercaya pada setiap strata sosial masyarakat.
B. Saran
Sebagai bentuk ibadah wajib, maka seharusnya umat Islam menyadari betul
arti penting zakat. Islam yang rahmatul lillalamin sangat memperhatikan
kesejahteraan umat. Dikarenakan pentingnya zakat profesi untuk pendistribusian
pendapatan maka sebaiknya zakat profesi langsung diambil/dipotong dari setiap gaji,
upah atau honorarium seorang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Al-Zuhayly, W. Zakat; Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
Asmuni. Zakat Profesi dan Upaya Menuju Kesejahteraan Sosial. Jurnal
Ekonomi Is.lam. Vol.1 No.1, 2007.
Bachmid, G. “Perilaku Muzakki dalam Membayar Zakat Mal (Studi
fenomenologi pengalaman muzakki di kota Kendari)”. Jurnal Aplikasi
Manajemen. Vol.10 No.2, 2012.
Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Direktorat Pemberdayaan Zakat. Manajemen Pengelolaan Zakat. Jakarta:
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2009.
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam. Pedoman Pengelolaan Zakat. Jakarta:
Dirjen BMI Depag RI, 2007.
Draft, R.L. Management. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Fahrini, H. “Efektivitas Program Penyaluran Dana Zakat Profesi dalam Bentuk
Pemberian Beasiswa Bagi Siswa Muslim Kurang Mampu oleh Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) di Kabupaten Tabanan Tahun 2015”. Jurnal
Program Studi Pendidikan Ekonomi (JPPE). Vol.7, No.2, 2016.
Fahroji, M. “Metode Fundraising dan Upaya Pengembangan Dana Zakat
Infaq Shadaqah Melalui Program BMT LAZIS-GA (Studi kasus Pada
Lembaga Amil Zakat Infaq Shadaqah PT. Garuda
Indonesia)”, dikutip dari
(http://fahrulalraji30.blogspot.co.id/2016/03/proposalpenelitian.html),
diakses pada 16/11/2016 pukul 15.03 WIB.
Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN Malang
Press, 2008.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Zakat
Penghasilan Hafidhuddin, D. The Power of Zakat. Malang: UIN Malang Press.
2003.
Manajemen Syariah dalam Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2008.

15
Departemen Agama RI. Al-Quran & Terjemahan untuk Wanita. Jakarta:
Wali, 2010.
Mahmud, Abdul Al-Hamid Al-Baiy. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter
dan Keuangan Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema
Insani Press, 2002.
Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat: Studi Komparatif Mengenai Status dan
Filsafat Zakat Berdasarkan Quran dan Hadis. Jakarta: Litera Antar Nusa,
1996.
Aflah, Noor. Arsitektur Zakat Indonesia: Dilengkapi Kode Etik Amil Zakat
Indonesia. Jakarta: UII Press, 2009.
Anshori, Abdul Ghafur. Hukum dan Pemberdayaan Zakat (Upaya Sinergis
Wajib Zakat dan Pajak di Indonesia. Yogyakarta: Pilar Media, 2006.
Zuhaily, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Madzhab. Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya, 2008.

16

Anda mungkin juga menyukai