2018 Filosofi Pensil
2018 Filosofi Pensil
Oleh
M. DARWIS HUDE
PTIQ PRESS
JAKARTA
2018
Diterbitkan oleh :
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran
Jl. Batan I No. 2, Rt. 5, Rw. 2
Lebak Bulus, Cilandak
Jakarta Selatan 12440
Telepon: +62-21-7690901
Mobile : +62-856-1177-495
E-Mail: ptiqpress@gmail.com
Website: https://www.ptiq.ac.id/
Daftar Isi
Pengantar.............................................................................. V
Pendahuluan..........................................................................1
Filosofi Ke-1: “Pensil itu Setia Bergerak Sesuai
dengan Gerakan Jari-Jari Tangan Penulisnya.”...................7
Filosofi Ke-2: “Pensil itu Banyak Ragamnya,
Masing-Masing Berfungsi Sesuai
dengan Peruntukannya.”.....................................................19
Filosofi Ke-3: “Pensil itu yang Terpenting
Bagian Inti (Graphite)nya.”................................................29
Filosofi Ke-4: “Pensil itu Ada Saatnya Harus
Diraut untuk Mendapatkan Ketajaman.”..........................41
Filosofi Ke-5: “Pensil itu Perlu Bantuan Alat Lain
untuk Membuat Hasil Terbaik.”........................................49
Filosofi Ke-6: “Pensil itu Biasa Digunakan
untuk Membuat Konsep (Draft).”.....................................61
Filosofi Ke-7: “Pensil itu Kadangkala Salah Tulis,
Dihapus Saja, Lalu Diganti dengan yang Benar.”.............71
Filosofi Ke-8: “Pensil itu Gampang Menggelinding
dan Mungkin Jatuh Sehingga Harus Ditaruh
di Tempat yang Aman.”.....................................................81
Filosofi Ke-9: “Pensil itu Bentuknya Selalu Lurus”..........91
Djemah
alam sebuah riwayat, disebutkan bahwa makhluk per
tama yang diciptakan Allah adalah ‘al-qalam’ (diter
kan sebagai alat tulis, pena, kalam). Dengan kalam
inilah kemudian tertulis segala sesuatu yang dikehendaki oleh
Al-Khaliq dan makhluk-makhluk itu berwujud. Dengan kalam
itu pula dituliskan segala sesuatu menyangkut arsip seluruh
alam, rahasia-rahasia alam, hukum-hukum alam (sunnatullah
fil ‘alam). Besar sekali peran kalam ini. Sabda Rasulullah saw.:
dari ibu dan ayah serta keluarga yang lain. Bahkan, saat ini
pergeseran paradigma telah menempatkan anak sebagai pusat
perhatian keluarga. Di zaman dahulu, semua makanan yang
baik dipisahkan untuk ayah, tetapi sekarang telah bergeser
dengan menempatkan anak sebagai prioritas utama. Semua
makanan yang enak dan bergizi dikhususkan untuk anak.
Orang tua rela berkorban demi untuk anak-anaknya agar
menjadi generasi yang lebih baik daripada pendahulunya.
Pengorbanan itu bertujuan untuk kebaikan dan keberkahan
di masa depan.
Dalam kehidupan makhluk tertentu ada saatnya mereka
bermetamorfosis untuk sebuah peralihan atau peningkatan
taraf hidup lebih sempurna dari sebelumnya. Beberapa
binatang melata harus berdiam diri selama waktu tertentu
untuk berganti kulit. Ulat harus melewati masa kepompong
dan berdiam di dalamnya tanpa mengonsumsi apa pun
selama kurun waktu tertentu sebelum berubah wujud menjadi
sebuah kupu-kupu yang indah menawan dan bebas terbang.
Proses keluar dari kepompong yang membatasi dirinya
merupakan sebuah perjuangan yang sangat mengesankan.
Sebuah penelitian dilakukan di laboratorium pada beberapa
jenis ulat dalam kepompongnya. Di laboratorium, ruang A,
sekelompok kepompong yang telah mendekati masa proses
berubah menjadi kupu-kupu dibantu oleh peneliti dengan
mengguntingi ujung kepompong. Hal ini dilakukan para
peneliti untuk membantu ulat dalam kepompong agar mudah
keluar dan terbang sebagai kupu-kupu. Sementara di ruang B,
sekelompok kepompong dibiarkan tergeletak tanpa tindakan
apa-apa dan ulat dalam kepompong itu dibiarkan berupaya
Paling tidak, satu diantara lima itu pasti masih bisa diisi
dengan berbagai aktivitas kebaikan, ibadah kepada Allah,
dan menolong sesama manusia dengan apa yang masih tersisa
dari kemampuan, yaitu masa ketika napas masih keluar
masuk dari badan sebelum ia berhenti mengalir. Senang sekali
rasanya ketika kita menyaksikan para lansia aktif dalam
kegiatan-kegiatan sosial, ceria dalam kesehariannya, dan
selalu memberi inspirasi kepada generasi muda bagaimana
seharusnya pengalaman hidup memberi warna-warni kebaikan
dan bakti.
Meskipun usia telah mencapai masa senja dan telah
memasuki usia pensiun dari pekerjaan kantor, tak ada
sindrom pascakekuasaan (post power syndrome) karena
ia memahami betul perkembangan manusia sebagaimana
diatur oleh sunnatullah. Tak ada rasa murung penyesalan
hidup, dan tak ada hardik membahana karena kesal tidak
dilayani atau tidak dihargai sebagaimana saat menjabat
suatu jabatan di masa lampau. Yang ada adalah kehangatan
dalam persahabatan, kebijakan (wise) dalam bersikap dan
1
Lihat juga Surah Ali Imran/3: 185, Al-‘Ankabut/29: 57.
2
Lihat juga Surah Yunus/10: 49, An-Nahl/16: 61.
Al-Qur’an al-Karim.
Ashbahani, Abu Nu’aim Ahmad ibn Abdillah ibn Ahmad ibn Ishak
ibn Musa ibn Mahran al-, Hilyah al-Awliya’ wa Thabaqat al-
Ashfiya’, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Arabi, 1394H.
‘Asyur, Muhammad Thahir ibn Muhammad ibn. Tahrir al-Ma’na al-
Sadid wa Tanwir al-‘Aql al-Jadid min Tafsir al-Kitab al-Majid.
Tunis: Al-Dar al-Tunisiyah li al-Nasyr, 1984.
Bazzar, Abu Bakr Ahmad ibn ‘Amr al-. Musnad al-Bazzar (al-Bahr
al-Zakhar). Madinah: Maktabah al-‘Ulum wa al-Hikam, 2009.
Bukhari, Muhammad ibn Ismail. Shahih al-Bukhari (al-Jami’ al-
Musnad al-Shahih al-Mukhtashar min Umur Rasulillah Shallallah
‘Alaih wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih). Damascus: Dar
Thuq al-Najat, 1422H.
Hakim, Abu ‘Abdillah al-. Al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain. Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1990.
Hanbal, Abu Abdillah Ahmad ibn Muhammad al-Syaibani ibn,
Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Beirut: Muassasah
Arrisalah, 1421H.