Anda di halaman 1dari 207

Filosofi Pensil_OK_FA.

indd 1 11/18/2018 9:12:39 AM


Wallahi, boleh dikutip atau diperbanyak sebagian atau seluruhnya tanpa
meminta izin kepada Penulis atau Penerbit sepanjang bukan untuk tujuan
komersial. Mencantumkan sumbernya saat dikutip akan sangat dihargai.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 2 11/18/2018 9:12:40 AM


FILOSOFI PENSIL
DALAM MEMAKNAI KEHIDUPAN
BACAAN RINGAN UNTUK ORANG-ORANG HIDUP

Oleh
M. DARWIS HUDE

PTIQ PRESS
JAKARTA
2018

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 3 11/18/2018 9:12:46 AM


Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam Terbitan (KDT)

viii + 200, 14,8 x 21 cm


ISBN: 978-602-51724-1-0
Judul: Filosofi Pensil dalam Memaknai Kehidupan

Penyunting: Abd. Muid N


Desain Sampul: Aryo Ceria
Pewajah Isi: Aulia Ningrum

Diterbitkan oleh :
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran
Jl. Batan I No. 2, Rt. 5, Rw. 2
Lebak Bulus, Cilandak
Jakarta Selatan 12440
Telepon: +62-21-7690901
Mobile : +62-856-1177-495
E-Mail: ptiqpress@gmail.com
Website: https://www.ptiq.ac.id/

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 4 11/18/2018 9:12:46 AM


PENGANTAR

T ulisan ini pada awalnya terinspirasi dari sambutan seorang


direktur lembaga pendidikan yang memotivasi siswa-
siswanya agar mencontoh pensil yang sering digunakan mereka
seperti kesetiaannya dalam gerakan tangan dan siap bekerja
keras meskipun harus diraut dengan pisau. Dari dua karakter
itu lalu Penulis merenung dan menambahkan banyak karakter
pensil itu dikaitkan dengan sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan
Sunnah. Beberapa kali diceramahkan dan ternyata sambutan
audiens cukup baik, bahkan ada dari pendengar itu datang ke
rumah meminta dituliskan poin-poinnya, sehingga hemat Penulis
lebih baik diterbitkan. Jadilah buku sederhana ini –sesederhana
tampilan pensil– sampai di tangan Pembaca yang terhormat.
Buku ini diberi judul “Filosofi Pensil dalam Memaknai
Kehidupan: Bacaan Ringan untuk Orang-orang Hidup” diharap­
kan memberi energi pendorong dalam menjalani kehidupan lebih
bermakna. Kenapa harus diberi penekanan untuk orang-orang
hidup, agar memberi kesadaran bahwa hanya orang-orang yang
merasa hidup yang bisa melakukan sesuatu lebih baik. Orang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 5 11/18/2018 9:12:46 AM


vi Filosofi Pensil

hidup yang sudah merasa ‘mati’ tak akan mampu memberi


makna kehidupannya. Mengapa doa kita di pagi buta dengan
kalimat ‘...yang telah menghidupkan kami kembali’ (...ahyana
ba’da ma amatana...) agar kita bangkit dari tempat tidur
melakukan aktivitas, karena kita –alhamdulillah– masih
diberi kehidupan.
Kehidupan itu memerlukan perjuangan, meminjam istilah
ulama ‘al-hayatu jihad’ (hidup itu sebuah perjuangan). Lahir
ke dunia sudah sebuah perjuangan besar, mempertahankan
hidup dengan harus mendapatkan oksigen, makan dan
minum, pendek kata semuanya perjuangan. Setidaknya,
berjuang seperti filosofi pensil untuk mengisi dan memberi
makna kehidupan sebagai anugerah luar biasa dari Allah.
Hidup itu kosong, tergantung kita mau mengisinya dengan
apa pun, asal tahu konsekuensinya. Konsekuensi hidup itu
adalah mati, dan sesudah mati ada kehidupan abadi. Semoga
pada seluruh rangkaian hidup, mati, hidup lagi nanti dapat
dinikmati dengan kebahagiaan penuh. Tulisan ini diharapkan
dapat mengisi bagian kecil relung-relung kebahagiaan itu.
Penulis menyampaikan terimakasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah memberi inspirasi, ilmu, motivasi,
dukungan, apapun bentuknya sehingga tulisan ini terwujud
menjumpai para pembaca budiman. Khusus kepada Penebit
PTIQ Press yang bersedia menerbitkan di awal-awal kiprah
penerbit ini tentu Penulis menyampaikan apresiasi tinggi.
Semoga memberi manfaat.

Tangerang Selatan, 2018


Penulis

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 6 11/18/2018 9:12:47 AM


 vii

Daftar Isi

Pengantar.............................................................................. V
Pendahuluan..........................................................................1
Filosofi Ke-1: “Pensil itu Setia Bergerak Sesuai
dengan Gerakan Jari-Jari Tangan Penulisnya.”...................7
Filosofi Ke-2: “Pensil itu Banyak Ragamnya,
Masing-Masing Berfungsi Sesuai
dengan Peruntukannya.”.....................................................19
Filosofi Ke-3: “Pensil itu yang Terpenting
Bagian Inti (Graphite)nya.”................................................29
Filosofi Ke-4: “Pensil itu Ada Saatnya Harus
Diraut untuk Mendapatkan Ketajaman.”..........................41
Filosofi Ke-5: “Pensil itu Perlu Bantuan Alat Lain
untuk Membuat Hasil Terbaik.”........................................49
Filosofi Ke-6: “Pensil itu Biasa Digunakan
untuk Membuat Konsep (Draft).”.....................................61
Filosofi Ke-7: “Pensil itu Kadangkala Salah Tulis,
Dihapus Saja, Lalu Diganti dengan yang Benar.”.............71
Filosofi Ke-8: “Pensil itu Gampang Menggelinding
dan Mungkin Jatuh Sehingga Harus Ditaruh
di Tempat yang Aman.”.....................................................81
Filosofi Ke-9: “Pensil itu Bentuknya Selalu Lurus”..........91

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 7 11/18/2018 9:12:47 AM


viii Filosofi Pensil

Filosofi Ke-10: “Pensil itu Ada Kalanya Jatuh


dan Patah, Tapi Masih Bisa Diraut
dan Berfungsi Kembali.”...................................................101
Filosofi Ke-11: “Pensil itu (Bahkan
yang Telah Patah) Masih Bisa Diruncingkan
Bahkan di Setiap Ujungnya.”...........................................111
Filosofi Ke-12: “Pensil itu Bisa Digunakan
Dimana Saja, Bahkan di Angkasa Luar.”........................119
Filosofi Ke-13: “Pensil itu Jika Dipakai Selalu
Meninggalkan Tanda (Mark).”.........................................127
Filosofi Ke-14: “Pensil itu Selalu Memberi
Daripada Menerima”........................................................137
Filosofi Ke-15: “Pensil itu Dapat Disimpan
Dalam Kurun Waktu Panjang dan Tetap Bisa
Digunakan Kapan Saja”...................................................147
Filosofi Ke-16: “Pensil itu Penampilannya
Sederhana Tetapi Seringkali Berada
di Tempat Bergengsi”.......................................................155
Filosofi Ke-17: “Pensil itu Dapat Digunakan
untuk Berbagai Keperluan Sederhana
Selain Fungsi Utamanya”.................................................167
Filosofi Ke-18: “Pensil itu Lama-Lama Pendek,
tapi Tetap Ada Manfaatnya.”..........................................177
Filosofi Ke-19: “Pensil itu Ada Saatnya
Selesai Masa Baktinya”....................................................187
Bahan Pustaka...................................................................197

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 8 11/18/2018 9:12:48 AM


PENDAHULUAN

Djemah­
alam sebuah riwayat, disebutkan bahwa makhluk per­
tama yang diciptakan Allah adalah ‘al-qalam’ (diter­
kan sebagai alat tulis, pena, kalam). Dengan kalam
inilah kemudian tertulis segala sesuatu yang dikehendaki oleh
Al-Khaliq dan makhluk-makhluk itu berwujud. Dengan kalam
itu pula dituliskan segala sesuatu menyangkut arsip seluruh
alam, rahasia-rahasia alam, hukum-hukum alam (sunnatullah
fil ‘alam). Besar sekali peran kalam ini. Sabda Rasulullah saw.:

“Dari Ibn ‘Abbas, ia mengabarkan bahwa Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya makhluk
yang paling awal diciptakan Allah adalah ‘al-qalam’ (alat
tulis, pena, kalam), dan Ia memerintahkannya menulis segala
sesuatu’.” (Riwayat Abu Ya’la dari Ibn ‘Abbas)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 1 11/18/2018 9:12:48 AM


2 Filosofi Pensil

Di dalam Al-Qur’an terdapat satu surah yang dikenal


dengan Surah al-Qalam, surah ke-68, yang diawali dengan,

“Nun. Demi al-qalam dan apa yang dituliskannya.”

Syekh Thanthawi (1997, 15:39) dalam kitab tafsirnya,


At-Tafsir al-Wasith li Al-Qur’an al-Karim, menjelaskan
bahwa maksud al-qalam dalam ayat itu adalah jenis alat
tulis, yaitu semua peralatan yang digunakan untuk menulis.
Sementara sathara bermakna goresan berupa potongan-
potongan, karena ternyata rangkaian tulisan atau goresan
itu adalah potongan-potongan yang bersambung. Thanthawi
lebih lanjut menerangkan bahwa Allah bersumpah dengan al-
qalam karena kemanfaatannya yang luar biasa, seperti untuk
menulis kitab-kitab samawiyah, menyusun berbagai ilmu
pengetahuan yang berguna, dan yang menyebabkan manusia
saling mengenal dan berkomunikasi (melalui simbol tulisan).
Begitu pentingnya peran al-qalam bagi alam dan kehi­
dupan umat manusia sehingga Allah mewahyukan untaian
wahyu pada kesempatan paling pertama dengan merangkai­
kan antara membaca (atas nama Rabb) dan pembelajaran
via al-qalam agar transformasi ilmu pengetahuan terjadi
dengan mudah. (Cermati Surah Al-‘Alaq/96: 1-5). Sepanjang
peradaban umat manusia goresan tulisan, prasasti, simbol
dengan cara dan alat pada masing-masing penggalan per­
adaban memberi makna yang sangat dalam bagi keberlanjutan
kehidupan. Pensil, salah satu alat dari berbagai instrumen

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 2 11/18/2018 9:12:48 AM


 3

yang digunakan umat manusia, memberi inspirasi tentang


sikap dan prilaku kehidupan.
Tulisan sederhana ini mencoba melihat lebih jauh untuk
mengambil pelajaran (mau’izhah hasanah) dari eksistensi
pensil (salah satu model kalam) yang telah sejak lama akrab
digunakan oleh banyak kalangan. Mulai dari anak sekolah
dasar, pelukis untuk membuat sketsa, tukang jahit untuk
membuat pola disain, tukang gambar, pembatik, tukang
kayu, peserta ujian, sampai profesor di perguruan tinggi
atau presiden suatu negara untuk membuat catatan-catatan
sementara.
Ternyata, banyak sekali pelajaran yang dapat digali dari
eksistensi sebuah pensil yang penampilannya amat sederhana
itu. Berbahagialah orang-orang yang selalu dapat mengambil
pelajaran berharga dari benda-benda di lingkungannya
atau pengalaman sehari-hari dari hal-hal yang mungkin
sangat sederhana tetapi sarat makna. Nalar manusia dapat
menerjemahkan beragam benda (instumen) di sekelilingnya.
Bagi seorang arif, semua hal di dunia ini memberi pelajaran
berharga tentang hidup dan kehidupan. Hanya saja, adakah
orang yang selalu membuka diri untuk mengambil pelajaran
di sekelilingnya.
Seharusnya semua orang selalu memperhatikan tanda-
tanda kebesaran Allah di alam raya, mengambil ibrah
kebermaknaan hidup, menjadikan nasihat dalam perjalanan
kehidupannya menuju kesempurnaan yang dapat dicapai
oleh manusia. Di dalam Al-Qur’an bertebaran ayat-ayat
yang menggugat manusia agar mau belajar dan mengambil
pelajaran dari lingkungan hidup dimana ia berada. Salah

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 3 11/18/2018 9:12:49 AM


4 Filosofi Pensil

satu diantaranya dapat dimunculkan dalam tulisan ini seperti


tertera dalam Surah An-Nahl/16: 13,

“dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan


untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam
warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang meng­
ambil pelajaran.”

Mengambil pelajaran dapat berarti mengarahkan pikiran,


sikap, dan prilaku untuk meraih segala bentuk kebaikan,
kemaslahatan umat manusia, terutama dalam rangka mem­
perteguh keimanan kita kepada Al-Khaliq, Rabbul ‘Izzah.
Apapun bentuk dan jenis benda di alam ini sejatinya dapat
menjadi instrumen perantara (wasilah) dalam mengenal dan
mencintai Yang Mahakuasa. Perjalanan hidup manusia selalu
terhubung dengan wasilah itu. Ada yang menyadari namun
tak sedikit yang melalaikannya.
Dalam tulisan pendek ini diuraikan pelajaran berharga
dari fenomena pensil yang diterjemahkan dalam memaknai
perjalanan kehidupan manusia agar senantiasa terhubung
dengan baik kepada Allah dan sesama makhluk. Dari
perenungan sederhana ditemukan sebanyak belasan item
filosofi pensil yang diuraikan dalam kalimat-kalimat yang
diupayakan sederhana, dilengkapi dalil-dalil saat diperlukan.
Tidak ada kaitannya dengan jumlah angka tertentu, misalnya
misteri angka 19 yang menjadi perbincangan di kalangan cen­

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 4 11/18/2018 9:12:49 AM


 5

dekiawan Muslim. Jumlah ini tentu tidak membatasi siapa­


pun yang ingin menggali dengan menambahi atau mengurangi
dari yang ada. Bahkan, jika perlu mengembangkan lebih
dalam lagi pada substansi yang sama atau yang berbeda.
Tulisan ini boleh diperbanyak, dikopi, diedarkan, oleh
siapapun untuk tujuan-tujuan kemaslahatan umat tanpa
harus meminta izin dari Penulis dan atau Penerbit. Akan
tetapi, apabila mengutip bagian-bagiannya tentu kami akan
sangat berterima kasih apabila sumbernya dicantumkan.
Bagian-bagian yang terpotong akan dengan mudah ditemukan
apabila rujukan penelusurannya diketahui.
Sangat diharapkan untuk memberi catatan-catatan pada
bagian yang dianggap kurang pas, berlebihan, atau tidak
sebagaimana seharusnya untuk selanjutanya disampaikan
kepada Penulis. Dengan itu kami sungguh sangat berterima
kasih.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 5 11/18/2018 9:12:49 AM


FILOSOFI KE-1

6 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 6 11/18/2018 9:12:49 AM


“PENSIL ITU SETIA BERGERAK
SESUAI DENGAN GERAKAN JARI-JARI TANGAN
PENULISNYA.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 7 11/18/2018 9:13:03 AM


8 Filosofi Pensil

K esetiaan pensil bergerak mengikuti ‘irama’ gerakan jari-


jari tangan dalam menggoreskan pikiran dan perasaan
penulisnya menjadi inspirasi tentang kesetiaan manusia dalam
menerima qudrat dan iradat Allah. Manusia diciptakan
oleh Allah beserta seluruh sistem yang melingkupinya.
Mereka lahir dan berkembang menjadi anak-anak, remaja,
dewasa, dan lansia jika umurnya panjang mengikuti garis
sunnatullah. (Cermati Surah Al-Hajj/22: 5; Al-Mukminun/23:
14). Ada hukum-hukum yang mengatur sistem itu sehingga
berkembang sesuai dengan kode-kode yang tersimpan di
dalam DNA (deoxyribose-nucleic acid), sejumlah unsur
kimiawi dalam sel yang menyimpan informasi genetika.
Semuanya berjalan sesuai dengan qudrat dan iradat Allah.
Alam raya yang ditinggali bersama dengan makhluk-
makhluk Allah yang lain diciptakan dan diatur oleh Al-
Khaliq sesuai dengan hukum-hukum yang ditetapkannya,
dikenal dengan sunnatullah fi al-‘alam (hukum-hukum Allah
di alam raya). Planet berputar pada orbitnya, benda cair
(liquid) seperti air selalu mencari tempat yang lebih rendah,
pucuk-pucuk daun berupaya menemukan sinar mentari,
udara terus menerus menembus ruang-ruang kosong, dsb.
Hukum-hukum dalam sunnatullah bersifat tetap, jika pun
ada faktor perubahan karena faktor pengaruh yang lebih
kuat dari unsur lain maka hal itu bersifat sementara, pada
waktunya akan tetap kembali pada hukum semula. Air
yang diberi tekanan akan memancar bak air mancur, tetapi
pada saatnya akan kembali pada qudratnya, mencari jalan
menuju dataran rendah. Seperti berupaya mencari jalan
bertemu dengan ‘koleganya’ di dalam samudera nan luas. Di

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 8 11/18/2018 9:13:04 AM


FILOSOFI KE-1 9

dalam Al-Qur’an kita dapat menemukan betapa sunnatullah


itu bersifat tetap sesuai dengan hukum-hukum yang telah
ditetapkan Allah padanya. Surah Al-Ahzab/33:62

“Sebagai sunnah Allah yang (berlaku juga) bagi orang-


orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan engkau tidak
akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.”

Sunnatullah (yang dalam bahasa saintis barat dengan


natural law) pada hakikatnya adalah hukum-hukum yang
telah ditetapkan Allah agar memudahkan makhluk untuk
hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Semua
telah diatur sedemikian rupa untuk kebaikan makhluk,
terutama manusia yang menjadi makhluk sentral dan khalifah
di bumi. Oksigen di buat Allah berlimpah di permukaan
bumi, karena hal itu diperlukan oleh makhluk yang hidup
pada umumnya di lapisan terendah permukaan bumi.
Semakin tinggi ke angkasa semakin tipis pula persiapan
oksigen itu karena tidak ada atau tidak banyak makhluk
yang membutuhkannya di atas sana. Dengan begitu orang
yang akan melakukan perjalanan luar angkasa seperti para
astronaut dan kosmonaut disilahkan untuk membawa oksigen
sebanyak yang diperlukan. Sebab jika tidak, mereka akan
kesulitan bernapas, seperti telah digambarkan oleh Allah
dalam Surah Al-An’am/6: 125

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 9 11/18/2018 9:13:04 AM


10 Filosofi Pensil

“Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat


hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk
(menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya
menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak,
seakan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah
Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.”

Gambaran Al-Qur’an tentang dada yang sempit (sesak)


apabila naik ke langit (tempat yang sangat tinggi hingga ang­
kasa luar) menginformasikan kepada umat manusia untuk
dapat menyesuaikan diri apabila berkunjung ke tempat itu.
Kemungkinan manusia sampai pada wilayah luar angkasa
dapat terjadi jika mereka memiliki ilmu pengetahuan dan
kemampuan (power, dalam bahasa Al-Qur’an, sulthan), dan
kini telah terbukti, yang sejak dahulu telah diindikasikan
oleh Surah Ar-Rahman/55: 33.

“Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup


menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 10 11/18/2018 9:13:05 AM


FILOSOFI KE-1 11

lintasilah. Kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan


kekuatan.”

Manusia yang ingin bertahan di bawah permukaan


air, disilahkan membawa perlengkapan selam (diving)
atau memakai pelampung jika ingin mengambang lama
di permukaan air. Sebab, air memiliki karakteristik yang
dapat menenggelamkan dan atau menghanyutkan yang telah
ditetapkan oleh Allah, Perancang dan Pengatur alam raya ini.
Begitu pula makhluk-makhluk lain yang beraneka ragam di
planet ini, memiliki karakteristiknya masing-masing.
Loyalitas makhluk terhadap kebesaran Allah ditandai
dengan ketundukan mereka pada sunnatullah. Bahasa yang
sering digunakan Al-Qur’an adalah ‘bertasbih’. Semua
makhluk-makhluk Allah senantiasa bertasbih kepada Allah
siang dan malam (tunduk dan patuh pada sunnatullah).
Benda-benda an-organik atau abiotik seperti batu apabila
dijatuhkan akan tertarik ke bawah mengikuti gaya gravitasi
(yang ditemukan oleh hamba Allah, Sir Isaac Newton, 1687).
Bahkan, menurut ahli fisika moderen, semua benda-benda
wujud yang kita saksikan di sekitar kita ternyata elektron-
elektronnya itu berputar kencang selama dua puluh empat
jam. Sebab, apabila elektron-elektron (bagian dari atom)
tidak bergerak maka benda itu tidak akan wujud. Kabel
yang akrab dijumpai di sekitar kita diberi muatan listrik
maka molekul-molekulnya bergerak-searah dengan ken­cang
dalam tembaga-tembaga yang menghantarkan arus listrik.
Hanya secara kasat mata tidak mampu kita melihatnya.
Buktinya, ketika molekul-molekul yang bergerak itu melewati

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 11 11/18/2018 9:13:05 AM


12 Filosofi Pensil

kawat pijar yang bergumpal akan sangat sulit bergerak


cepat sehingga menjadi sangat panas lalu menyala. Karena,
berdesak-desakan dalam kumparan halus itu maka mereka
menyala dan memberi penerangan pada sekelilingnya (sebuah
jasa penemuan luar biasa dari hamba Allah, Thomas Alva
Edison, 1879).
Planet dan benda-benda angkasa juga berputar pada
orbitnya, matahari berputar pada sumbunya (lihat Surah
Yasin/36: 38 yang maknanya: “Dan matahari berjalan
di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah)
yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui”), bumi mengelilingi
matahari, bulan mengelilingi bumi, dan benda-benda ang­
kasa lainnya senantiasa mengikuti aturan sunnatullah yang
ditetapkan Allah padanya. Burung-burung berekspresi, ber­
sarang, bereproduksi dengan cara-cara yang diwarisinya
secara genetika sesuai dengan sunnatullah. Pendek kata,
semua makhluk yang kita saksikan maupun yang tidak
dapat kita saksikan dengan indera (gaib) semuanya loyal
terhadap hukum-hukum Allah, alias semuanya bertasbih
kepada Allah. Dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra’/17:44, Allah
telah menjelaskan,

“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di


dalamnya bertasbih kepada Allah, dan tak ada suatupun

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 12 11/18/2018 9:13:05 AM


FILOSOFI KE-1 13

melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu


sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Bahasa yang digunakan Al-Qur’an adalah ’bertasbih’.


Semua makhluk-makhluk Allah senantiasa bertasbih kepada
Allah siang dan malam, dalam arti tunduk dan patuh pada
hukum-hukum yang diciptakan-Nya. Ketundukan makhluk-
makhluk itu pada umumnya karena menerima ‘takdir’
(format) dari Allah, tanpa ada pilihan lain. Adanya empat
musim (summer/panas, autumn/gugur, winter/dingin, spring/
semi) di wilayah-wilayah tertentu di bagian utara dan selatan
belahan bumi dengan karakter masing-masing merupakan
format dari Allah yang berlaku bagi wilayah itu. Kesetiaan
mentari menjumpai makhluk-makhluk lain untuk berbagi
sinar dan energi merupakan format yang harus dijalankannya
setiap waktu, atas ‘ketulusan’ atau karena tak ada pilihan
lain. Sementara itu, manusia yang menjalankan peran dan
fungsinya sebagian karena kesadaran penuh dan sebagian lagi
karena terpaksa atau dipaksa. Penjelasan Al-Qur’an dalam
Surah Fushshilat/41: 11 sebagai berikut,

“Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu


masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan
kepada bumi, ‘Datanglah kamu berdua menurut perintah-

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 13 11/18/2018 9:13:06 AM


14 Filosofi Pensil

Ku dengan patuh atau terpaksa.’ Keduanya menjawab,


‘Kami datang dengan patuh’.”

Kepatuhan alam kepada qudrat dan iradat Allah


mem­­­beri pelajaran berharga kepada manusia agar tetap
memelihara kepatuhan itu sepanjang waktu sebagaimana
halnya alam ini yang bertasbih kepada-Nya siang dan
malam. Kalau saja makhluk-makhluk itu senantiasa bertasbih
(patuh) kepada Allah mengapa pula ada manusia yang
membangkang dan merasa dirinya hebat di hadapan Yang
Mahakuasa. Kepatuhan itu pun harus diimplementasikan
pada kebenaran yang datang dari Allah, kepada Rasulnya,
dan kepada semua pemangku dan penyebar kebenaran. Batas
kepatuhan dan loyalitas itu sangat jelas. Apabila seorang
hamba memerintahkan atau mengajak kepada kedurhakaan
maka semua kepatuhan dan loyalitas menjadi tak relevan
lagi.
Atasan atau lembaga/perusahaan tempat kita bekerja
sepan­ jang berjalan di atas rel kebenaran maka tak ada
pilihan lain bagi pekerja selain loyal kepada mereka. Akan
tetapi, manakala mereka menyuruh kepada hal-hal yang
bertentangan dengan ajaran Allah maka tak ada loyalitas
apa pun. Hal ini sangat jelas dari hadis Rasulullah yang
sangat populer berikut ini.

“Tak ada ketaatan kepada siapapun dalam mendurha­


kai Allah.” (Hadis riwayat Turmuzi, Ahmad, dll.)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 14 11/18/2018 9:13:06 AM


FILOSOFI KE-1 15

Tentu sangat naif jika ada orang yang mau melaksanakan


tugas-tugas yang betentangan dengan ajaran agama, semisal
perintah mengelabui konsumen untuk meraup keuntungan
perusahaan, menjegal rival politik, sampai pada hal yang
sangat menyeramkan sebagai pembunuh bayaran. Tak ada
kepatuhan atau loyalitas pada hal-hal yang demikian. Bahkan
kepatuhan pada orangtua, yang diperintahkan Allah berkali-
kali dengan perintah yang sangat tegas, juga ada batasnya.
Ayat berikut ini memberi penegasan bahwa kepatuhan
kepada manusia, siapapun itu, tetap ada batasnya. Perintah
orangtua yang menjerumuskan tentu tak dapat dipatuhi,
misalnya ketika memaksa atau memerintahkan untuk
menyekutukan Allah (menganggap ada Tuhan selain Allah)
tentu tak dapat dipatuhi.

“Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat)


kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka
janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku
tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.” (Al-‘Ankabut/29:8)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 15 11/18/2018 9:13:07 AM


16 Filosofi Pensil

Meskipun demikian, hubungan silaturahim tetap harus


berjalan dengan baik, karena nasab (keturunan) tak dapat
dihapus. Dalam bermuamalah, menjaga dan memberi
pengkhidmatan kepada orangtua harus tetap diberikan
dengan baik kecuali tak mengindahkan perintahnya untuk
perbuatan yang mendurhakai Allah. Pada ayat lain, lebih jelas
lagi ditegaskan bahwa hubungan silaturahim, bersikap dan
bertutur kata yang baik, perkhidmatan, persahabatan, harus
tetap jalan dengan baik. Mari kita cermati ayat berikut, yang
memberi arahan bagaimana perkhidmatan dan persahabatan
itu harus tetap jalan dengan baik, tanpa harus mengikuti
perintah orangtua untuk menyekutukan Allah.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutu­


kan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai
ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian
hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku
beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(Luqman/31: 15)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 16 11/18/2018 9:13:07 AM


FILOSOFI KE-1 17

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 17 11/18/2018 9:13:07 AM


FILOSOFI KE-2

18 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 18 11/18/2018 9:13:07 AM


“PENSIL ITU BANYAK RAGAMNYA, MASING-MASING
BERFUNGSI SESUAI DENGAN PERUNTUKANNYA.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 19 11/18/2018 9:13:18 AM


20 Filosofi Pensil

J enis-jenis pensil yang beredar ditemukan banyak ragamnya.


Ada pensil khusus untuk kayu, kain, kulit, plastik, kertas,
bahkan ada yang khusus digunakan anak-anak sekolah untuk
mengisi lembar kerja ujian (pensil 2B) sebelum ujian online
(daring, dalam jaringan) diberlakukan. Hal ini menandakan
bahwa betapa beragamnya karya di sekeliling kita. Begitu
pula makhluk di alam ini amat beragam. Spesies manusia
yang mendiami bumi memiliki aneka perbedaan selain tentu
persamaan. Dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai
berbagai perbedaan menyangkut warna kulit, postur tubuh,
bahasa, selera, budaya, karakter, dan perbedaan-perbedaan
lainnya.
Perbedaan di alam ini adalah sebuah keniscayaan,
dan harus dipandang sebagai anugerah dari Allah. Sebagai
ilustrasi, di antara hewan yang beraneka ragam ada yang
berkategori carnivora (pemakan daging), insectivora (serangga),
herbivora (tumbuhan atau dedaunan), dsb. Seandainya Allah
menciptakan mereka semuanya dengan jenis makanan yang
sama, misalnya herbivora saja, maka hampir dapat dipastikan
manusia tidak akan mendapat bagian makanan dari sayur
mayur. Akan tetapi, karena kekuasaan dan kebaikan Allah,
ada makhluk yang diciptakan dengan makanannya berupa
daging, semut, dedaunan, bahkan kayu seperti anai-anai atau
rayap. Lebih dari itu, ada yang hobinya makan benda yang
busuk seperti belatung yang membersihkan bagian-bagian
yang seharusnya tidak teronggok di mana-mana sebagai
sampah yang mengotori atau mencemari lingkungan hidup
manusia. Semua itu merupakan Kemahaarifan (Al-Hakim)
Allah yang menciptakan makhluk itu bermacam-macam.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 20 11/18/2018 9:13:19 AM


FILOSOFI KE-2 21

Makhluk-makhluk Allah yang ada di bumi memang


sangat beragam. Benda yang kasat mata saja sulit untuk
dihitung jumlahnya. Para ilmuwan telah berusaha untuk
mengklasifikasikannya sesuai dengan persamaan karakteristik
makhluk-makhluk itu. Pada umumnya mereka mengategorikan
menjadi empat kelompok spesies: an-organik atau abiotik
(jamadat), tumbuh-tumbuhan (nabatat), hewan (hayawanat),
dan manusia (insan). Dua kelompok pertama tidak dapat
bergerak bebas untuk berpindah tempat, dan dua terakhir
mampu memobilisasi dirinya (dalam istilah Al-Qur’an,
dābbah). Yang dābbah ini saja sudah amat beragam: ada
yang merayap, berjalan dengan dua kaki, empat kaki, dan
yang lainnya (tidak merayap dan tidak pula berjalan dua
atau empat kaki). Bahkan, ekspedisi para ilmuwan terus
berjalan dan mereka masih menemukan spesies-spesies baru
di belantara hutan di berbagai wilayah di dunia. Yang paling
mencengangkan ditemukannya mikroba yang mampu hidup
di dalam magma gunung berapi yang amat sangat panas.
Keanekaragaman makhluk telah pula dijelaskan Allah dalam
firmannya Surah An-Nur/24:45

“Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari


air, maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya
dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 21 11/18/2018 9:13:19 AM


22 Filosofi Pensil

(yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan


apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.”

Tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan melimpah di


ber­­
bagai belahan dunia dengan aneka warna dan rasa,
mulai dari yang amat sangat manis, sedang-sedang saja,
yang netral tanpa rasa, agak pahit, sampai yang amat
sangat pahit. Dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an bahwa
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan itu bermacam-macam
warna (mukhtalifan alwanuh) dan berbagai-bagai rasanya
(mukhtalifan ukuluh) dalam dua ayat berikut, masing-masing
Surah Az-Zumar/39:21 dan Al-An’am/6: 141.

“Apakah engkau tidak memerhatikan, bahwa Allah


menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber
sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-
Nya tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya,
kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning-
kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sungguh pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal sehat.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 22 11/18/2018 9:13:20 AM


FILOSOFI KE-2 23

“Dan dialah yang menjadikan tanaman-tanaman


yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma,
tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah
dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik
hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”

Keanekaan hayati dan bahan mineral yang tersimpan


di bawah permukaan laut, misalnya, tak terbayangkan
jumlah dan asal muasalnya. Makhluk hidup seperti ikan
terus bereproduksi dalam jumlah yang sangat banyak untuk
menyediakan mata rantai makanan bagi aneka makhluk,
termasuk dan terutama manusia sebagai sumber konsumsi
hewani yang sangat baik, berada di puncak rantai makanan.
Lautan telah memberikan keleluasaan untuk berkembang
biak dan mempertahankan hidup ikan-ikan itu dengan
berbagai cara. Dan, Allah telah menciptakan mekanisme
buat mereka seperti yang kita ketahui sebagai cara bertasbih
mereka. Kalaupun terjadi saling memangsa, tidak seharusnya
dilihat sebagai bentuk sadisme antarmereka, tetapi mekanisme

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 23 11/18/2018 9:13:20 AM


24 Filosofi Pensil

yang dibuat oleh Pencipta alam agar keseimbangan hidup


dan mata rantai makanan di alam ini tetap terjaga secara
alamiah. Bayangkan bagaimana ikan bertelur hingga jutaan
setiap kali reproduksi, jika semuanya menjadi besar, maka
dapat dipastikan laut, danau, sungai, akan tertutupi ikan
yang berdesak-desakan. Ikan yang dipersiapkan sebagai
persediaan protein hewani bagi manusia (dan juga makhluk
lainnya) tidak seluruhnya dapat ditangkap dan dikonsumsi.
Hanya sebagian kecil yang dibutuhkan oleh umat manusia
dari waktu ke waktu di sepanjang zaman. Sebagian ikan-ikan
kecil dimakan oleh yang agak besar, begitu mekanismenya,
yang kecil berpindah ke yang besar, dan kehidupan di laut
tetap seimbang. Sekiranya tidak ada mekanisme seperti itu
maka hampir dipastikan seluruh lautan akan dipenuhi oleh
ikan karena reproduksinya yang bersifat massal sebagai
persediaan rantai makanan yang melimpah bagi makhluk-
makhluk, terutama manusia. Subhanallah.
Manusia sebagai makhluk sentral di bumi, dalam arti
seluruh makhluk di bumi diciptakan untuk kepentingannya
mengabdi kepada Allah (lihat Surah Al-Baqarah/2: 29),
juga berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan aneka
ras, warna kulit, kepribadian, bahasa, budaya, keyakinan,
keahlian, minat, kesukaan, dsb. Dengan perbedaan itu
akan menjadikan mereka saling mengenal lebih dekat,
saling membantu, dan saling bersinergi dalam membangun
peradaban umat manusia. Salah satu tujuan Allah membuat
manusia berbeda-beda adalah agar mereka saling mengenal,
dan bukan saling membanggakan perbedaan yang ada karena
bagi Allah semua itu tidak bermakna kecuali ketaqwaan yang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 24 11/18/2018 9:13:20 AM


FILOSOFI KE-2 25

ada di dalam sanubari manusia. Mari kita cermati Surah


Al-Hujurat/49: 13

“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan


kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.”

Perbedaan-perbedaan itu patut disyukuri karena dengan


demikian maka terjadi ketidaksamaan dalam berbagai hal
sehingga ada kecenderungan saling membutuhkan. Laki-
laki dan perempuan diciptakan berbeda sehingga mereka
saling membutuhkan. Guru membutuhkan murid dan murid
membutuhkan guru. Profesi manusia berbeda-beda dan
semakin hari semakin melebar sejalan dengan berkembangnya
dinamika kehidupan umat manusia. Bayangkan jika profesi
manusia semuanya sama, misalnya semuanya dokter, maka
tentu tidak ada yang menjadi pasiennya atau jangan-jangan
menjadi pasien semua. Ungkapan berikut ini menunjukkan
bahwa perbedaan profesi itu merupakan sebuah rahmat yang
harus disyukuri.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 25 11/18/2018 9:13:21 AM


26 Filosofi Pensil

“Perbedaan (profesi) umatku merupakan suatu


rahmat.”

Ungkapan ini pada umumnya dipahami dalam konteks


perbedaan pendapat di bidang fikih sebagaimana banyak
berkembang di Indonesia, meskipun sebenarnya dapat
bermakna perbedaan dalam spektrum yang sangat luas. Salah
satu diantaranya yang sangat nyata adalah perbedaan profesi
sebagai pembawa rahmat. Jika perbedaan yang dimaksud
adalah perbedaan profesi maka dapat dipahami kalau hal itu
membawa rahmat, karena ada kondisi saling membutuhkan
antara satu profesi dengan profesi lainnya.
Perbedaan apapun jenis dan bentuknya tidak
boleh menjadi alasan untuk saling merendahkan, saling
memojokkan, apalagi saling menghancurkan. Karena, Allah
sendiri menghendaki perbedaan itu. Banyak ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan bahwa seandainya Ia menghendaki niscaya
alam ini serba seragam, tetapi nyatanya terdapat aneka
ragam bentuk, jenis, warna, keyakinan, dan perbedaan
lainnya. Bahkan dalam soal keimanan, manusia dipersilahkan
untuk memilih, apakah ia mau menjadi orang beriman
ataukah tidak. Manusia diberi kebebasan memilih, tentu
dengan konsekuensi masing-masing. Semua pilihan ada
pertanggungjawabannya. Allah berpihak pada kebaikan
dan keberimanan, tetapi Ia tetap memberi kebebasan untuk
memilih salah satu alternatif. Pada Surah al-Kahfi/18: 29

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 26 11/18/2018 9:13:21 AM


FILOSOFI KE-2 27

Allah memberi manusia pilihan beriman atau tidak beriman


dengan kesiapan menerima konsekuensi yang diakibatkannya.

“Dan katakanlah (Muhammad), ‘Kebenaran itu


datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki
(beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa
menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.’ Sesungguhnya
Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang
gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta
pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah)
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.” (al-Kahfi/18: 29)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 27 11/18/2018 9:13:22 AM


FILOSOFI KE-3

28 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 28 11/18/2018 9:13:22 AM


“PENSIL ITU YANG TERPENTING BAGIAN INTI
(GRAPHITE)NYA.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 29 11/18/2018 9:13:28 AM


30 Filosofi Pensil

K ita menemukan berbagai merek pensil di pasar dengan


aneka model hiasan, gambar, asesoris, warna, atau
bahkan jenis kayunya. Semua itu tak terlalu penting, karena
yang menentukan sebuah pensil bagus atau tidak bagus adalah
intinya (graphite-nya), yaitu warna hitam atau abu-abu di
bagian dalamnya. Ada pensil yang dilengkapi dengan lampu-
lampu atau boneka di ujungnya atau aneka hiasan warna-
warni yang menarik di bagian luar kayunya. Betapa banyak
sentuhan karya seni telah dituangkan untuk menghiasi pensil
yang beredar di pasar, tetapi semuanya bukan hal penentu
terhadap kualitas tulisan sebuah pensil. Mutu sebuah pensil
sangat ditentukan oleh bagian dalamnya. Jika ada pensil
saat digunakan gampang patah maka kita dapat memastikan
bahwa pensil itu tidak baik. Tidak ada gunanya keindahan
di luar jika yang di dalam tidak berfungsi baik. Tak ada
atau tidak banyak manfaatnya untuk tulisan apabila bagian
dalam sebuah pensil terlalu keras atau terlalu gampang patah.
Pensil yang baik adalah jika bagian dalamnya memiliki mutu
yang baik sesuai peruntukannya, tidak gampang patah, enak
digunakan menulis meskipun bagian luarnya hanya terdiri
atas kayu polos tanpa hiasan, seperti biasa digunakan di
hotel-hotel tertentu.
Dalam kehidupan manusia, bagian terpenting yang harus
terlebih dahulu bagus adalah kalbunya. Sebab, kalau kalbu
manusia sehat maka sehat pula keseluruhan manusia itu;
sebaliknya, jika kalbunya sakit maka yang tampak dalam
keseluruhan tingkah lakunya pun berbagai jenis penyakit
(buruk). Sebuah hadis Rasulullah saw. yang sangat popular
berikut ini penting untuk dicermati

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 30 11/18/2018 9:13:28 AM


FILOSOFI KE-3 31

“…Sungguh dalam diri manusia terdapat suatu bagian


(sebuah ‘institusi’), apabila bagian/institusi itu baik maka
baik pula totalitas manusia itu. Sebaliknya, jika bagian/
institusi itu buruk maka buruk pula totalitasnya. Ketahuilah
institusi itu adalah kalbu.” (H. R. Bukhari dan Muslim)

Mudgah memang dapat dimaknai sebagai sekerat daging,


namun karena qalb dalam bahasa Arab bukanlah lever (liver)
yang berwarna merah tua, maka ulama memaknai sebagai
bagian yang bersifat ruhani. Lever dalam bahasa Arab (yang
juga disebut dalam beberapa hadis) disebut kabid. Untuk
memudahkan pemahaman maka disimbolkan sebagai lever
atau jantung (sebagaimana yang digambarkan dengan ‘love’)
lalu ditunjuk ke dada. Rasulullah pernah memegang dadanya
ketika beliau mengatakan bahwa taqwa itu ada di sini
sebagai bentuk simbolisasi ketakwaan itu berada di dalam
diri manusia paling dalam (bersifat ruhaniah).
Salah satu modal yang diberikan oleh Allah kepada
manusia adalah kalbu yang diterjemahkan dengan hati, selain
instink, indera, nafsu, dan akal. Hati (jangan dikacaukan
dengan lever) menempati tempat paling tinggi di antara yang
lain. Instink merupakan naluri dasar yang bisa dilakukan
tanpa proses pembelajaran. Bebek langsung dapat berenang
begitu menetas dari telur karena makanannya kelak tidak
jauh-jauh dari air. Bayi yang baru lahir akan menangis sebagai
tanda kehidupan dan sebagai modal awal untuk menyatakan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 31 11/18/2018 9:13:28 AM


32 Filosofi Pensil

perasaan dan pengalamannya. Pancaindera dan indera-indera


yang lain (seperti indera kinestetis, indera keseimbangan,
indera nociception/physiological pain atau indera rasa sakit)
pada manusia sangatlah terbatas. Penglihatan tikus kecil di
rumah, misalnya, lebih tajam daripada manusia di malam
gelap gulita, penciuman anjing pelacak, lalat hijau, jauh lebih
baik daripada penciuman manusia. Ketajaman mata elang
yang terletak di samping kepalanya mampu melihat semut
hitam yang bergerak di sela-sela rumput dari jarak sekitar
seratus meter, tentu lebih hebat dari mata manusia meskipun
letaknya di muka.
Nafsu (drive, dorongan) juga diperlukan dalam kehidupan
sebagai energi tingkah laku. Dengan nafsu manusia terdorong
makan, tidur, berprestasi, bereproduksi untuk menyambung
keturunannya. Yang tidak boleh adalah mengumbar nafsu
sehingga menyeleweng dari apa yang telah digariskan oleh
Allah melalui rasul dan kitabnya. Akal juga tidak segala-
galanya. Banyak persoalan tidak dapat diselesaikan oleh
keandalan akal pikiran manusia. Pikirkanlah angka paling
kecil niscaya kita tak mampu menemukannya karena angka
paling kecil ternyata tidak terbatas. Begitu juga nominal
angka terbesar (terdiri dari berapa digit) tak mampu kita
tuliskan bahkan sekedar dipikirkan. Tuliskanlah angka paling
kecil, minus berapa, atau berapakah digit angka terbesar!
(wallahu a’lam). Semua benda bisa dibagi karena terdiri
dari bagian-bagian, dan pembagiannya pun tak terbatas.
Dengan demikian tidak semua hal bisa diketahui oleh pikiran
manusia. Ia diciptakan dengan kemampuan luar biasa tetapi
tidak segala-galanya. Jika indera seringkali memberikan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 32 11/18/2018 9:13:29 AM


FILOSOFI KE-3 33

informasi keliru dan akal tidak sepenuhnya bisa diandalkan


maka Allah memberikan institusi lain yaitu hati.
Hati (qalbu, kalbu) adalah institusi ruhaniah dalam diri
manusia. Keberadaan dan kesuciannya sangat menentukan
perjalanan hidup manusia selanjutnya. Ia tidak pernah
membohongi pemiliknya. Hati dapat merasakan jika sebuah
perbuatan dilakukan dengan ikhlas atau riya’ (pamer).
Sekecil apapun maksiat yang dilakukan oleh manusia pasti
diketahui dan terbetik di dalam hatinya. Hati menjadi was-
was dan manusia akan malu apabila diketahui orang lain. Itu
sebabnya di dalam sebuah hadis disebutkan indikator dosa,

“Kebajikan itu adalah akhlak yang baik. Sementara


dosa adalah apa yang membuat waswas di hati dan Anda
tidak suka diketahui orang lain.” (Hadis Riwayat Muslim
dari Annawwas ibn Sim’an Al-Anshari, nomor 4632)

Secara sederhana, berdasarkan hadis tersebut di atas,


indikator dosa itu ada dua: Pertama, jika ada terbetik atau
tergores di dalam hati kebimbangan, waswas, atau hati tidak
tenang. Kedua, manusia akan malu apabila diketahui orang
lain apabila melakukan aktivitas itu. Kapan terjadi dua
indikator ini maka segeralah tinggalkan, karena kemungkinan
besar aktivitas itu merupakan dosa. Jadi, alarm perbuatan
dosa itu ada di hati. Itu sebabnya, hati harus dipelihara agar
tetap tajam atau peka terhadap sinyal-sinyal kebenaran. Hati

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 33 11/18/2018 9:13:29 AM


34 Filosofi Pensil

yang kotor sulit berhubungan dengan Yang Maha Pencipta.


Hal ini dapat dipahami dari firman Allah dalam Surah al-
Anfal/8: 24

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan


Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu
yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya
dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Allah mendinding


(menjadi pembatas) antara manusia dengan hatinya. Hati
yang bersih akan peka dan mudah kontak dengan Allah. Hati
yang senantiasa terpaut dengan Allah berarti hati itu sehat.
Sementara itu, hati yang tak mampu menerima kebenaran
karena tidak dipelihara dari noda dan dosa maka boleh jadi
meradang bahkan sakit kronis sehingga tak mampu lagi
menerima sinyal-sinyal kebenaran dari Allah.
Di dalam Al-Qur’an ditemukan fenomena adanya hati
yang sehat, sakit, dan bahkan hati yang telah mengeras
bagai batu cadas sehingga sudah sulit menerima sinyal-sinyal
kebenaran, diberi peringatan atau tidak diberi peringatan
sama saja tak ada bekas seperti orang psikopat. Hati yang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 34 11/18/2018 9:13:30 AM


FILOSOFI KE-3 35

sehat, misalnya dikenalkan dalam Surah Asy-Syu’ara’/26:


88-89

“(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak


berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih.” (Asy-Syu’ara’/26: 88-89).

Sedangkan hati yang sakit dapat kita pahami antara


lain dari firman Allah berikut ini,

“Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya


ada penyakit, maka (dengan surah itu) akan menambah
kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati
dalam keadaan kafir.” (At-Taubah/9: 125)

Sementara itu, hati yang sudah mengkristal dan membeku


dalam kejahatan dikenalkan oleh Al-Qur’an antara lain
dalam Surah Al-Baqarah/2: 74.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 35 11/18/2018 9:13:30 AM


36 Filosofi Pensil

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga


(hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-
batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar
daripadanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata
air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena
takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap
apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah/2: 74)

Orang yang melazimkan diri dalam perbuatan dosa


hatinya akan mengkristal sehingga sangat sulit diperbaiki.
Hati seperti ini disebut Al-Qur’an hati yang telah terkunci
rapat. Hal ini dijelaskan Al-Quran dengan sangat gamblang,

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi


mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau
tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka,
penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan
mendapat azab yang berat.” (Al-Baqarah/2: 6-7)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 36 11/18/2018 9:13:31 AM


FILOSOFI KE-3 37

Meskipun ayat ini diterjemahkan bahwa Allah mengunci


hati orang-orang kafir tetapi sejatinya yang mengunci hati
mereka adalah yang bersangkutan sendiri. Ibaratnya, manusia
semuanya berjalan bersama di jalan tol yang sangat lebar,
berada tetap pada jalan lurus berarti tetap dalam kebenaran,
dan jalan menyimpang atau keluar dari jalur ketika orang itu
melakukan perbuatan maksiat. Artinya, setiap kali seseorang
melakukan kejahatan berarti ia keluar dan menyimpang dari
jalan lurus (kebenaran). Jika hal itu dilakukan berkali-kali
maka penyimpangannya akan semakin jauh sehingga sangat
sulit kembali ke jalan semula, jalan yang benar. Mereka
tersesat terlalu jauh sehingga diberi peringatan atau tidak
diberi peringatan sudah sulit menemukan jalan pulang. Itu
sebabnya, diperlukan kesadaran untuk tidak melazimkan diri
dalam maksiat, sebab semakin sering melakukannya semakin
jauh pula tersesat ke dalam hutan belantara kesesatan dan
semakin sulit menemukan jalan pulang. Allah, tentu saja,
tidak semena-mena menyesatkan hambanya. Mahasuci Allah
dari hal tersebut sebagaimana dijelaskan berkali-kali di
dalam Al-Qur’an bahwa Ia tidak akan berbuat zalim kepada
siapapun. (Cermati Surah Ali Imran/3: 182; Al-Anfal/8: 51;
Al-Hajj/22: 10; Fusshilat/41: 46; Qaf/50: 29).
Hati juga dapat dikategorikan menjadi tiga tingkat
dalam perumpamaan lain. Hati yang lembut sangat mudah
menyerap kebenaran dan memberi manfaat secara luas
kepada yang lain. Ibarat tanah yang subur mudah menyerap
air hujan lalu menumbuhkan berbagai tumbuhan di atasnya.
Kategori kedua, hati yang kaku bisa menerima berbagai
kebaikan untuk pihak lain tetapi dia sendiri tak dapat

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 37 11/18/2018 9:13:31 AM


38 Filosofi Pensil

memanfaatkannya. Ibarat tanah liat yang cekung mampu


menampung air hujan, dia tak menyerapnya namun dapat
menyuplai para petani, hewan, dan berbagai keperluan
lainnya. Kategori ketiga, hati cadas (keras bagai batu cadas
yang miring), tak dapat menerima apapun karena semua air
yang datang langsung hilang menuju laut lepas. Hati yang
keras bagai cadas tak mampu menerima kebenaran apa pun,
diberi peringatan atau tidak diberi peringatan sama saja tak
ada yang masuk.
Kategori hati tersebut diperoleh dari gambaran tamsil
dari hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari berikut.

“Perumpamaan tentang apa yang Allah utuskan aku


karenanya berupa petunjuk dan pengetahuan, laksana air
hujan lebat yang menimpa bumi. Ada tanah yang subur
dan gembur, mampu menyerap air lalu menumbuhkan
banyak tetumbuhan dan pepohonan. Ada pula tanah yang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 38 11/18/2018 9:13:32 AM


FILOSOFI KE-3 39

keras (liat), ia bisa menahan air di permukaannya lalu


dimanfaatkan oleh manusia untuk minum, menyirami, dan
bertani. Sementara itu, ada tanah yang sangat cadas tak
mampu menahan air apalagi menumbuhkan rerumputan.
Perumpamaan ini bermakna, ada orang yang memahami
agama Allah lalu memanfaatkan yang diketahuinya dan
mengajarkannya kepada orang lain, ada juga yang tak
mau mengangkat kepalanya (dia menerima tapi tak
memanfaatkannya), dan ada pula yang bergeming atau tak
menerima sama sekali petunjuk yang oleh Allah aku diutus
untuk itu.” (Hadis riwayat Al-Bukhari dari Abu Musa)

Orang yang hatinya keras, tak mau dan tak mampu


lagi mendengarkan apalagi mengamalkan nasihat orang
lain. Dalam istilah psikologi orang ini tergolong psikopat. Ia
tetap melakukan apa yang mau dilakukan meskipun hal itu
melanggar norma dan nilai kemanusiaan dan agama. Tak ada
norma atau nilai yang dapat menghentikan petualangannya.
Tak mau dan tak mampu menimbang baik buruknya suatu
perbuatan, dan tentu saja merugikan diri dan orang lain.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 39 11/18/2018 9:13:32 AM


FILOSOFI KE-4

40 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 40 11/18/2018 9:13:32 AM


“PENSIL ITU ADA SAATNYA HARUS DIRAUT
UNTUK MENDAPATKAN KETAJAMAN.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 41 11/18/2018 9:13:45 AM


42 Filosofi Pensil

P ensil pada waktunya membutuhkan peruncingan untuk


memperoleh ketajaman yang diinginkan. Meruncingkan
pensil boleh dengan alat khusus (sharpener), rautan pensil,
boleh juga dengan sebarang pisau tajam. Pada umumnya
dengan benda logam yang tajam. ’Sakit,’ memang diraut,
tetapi dengan itu kita memperoleh ketajaman yang diperlukan
untuk sebuah tulisan yang baik. Pensil harus berkorban untuk
diraut agar memperoleh hasil optimal. Jika tidak, pensil tak
memberi manfaat optimal sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam kehidupan sehari-hari diketahui bahwa tidak ada
prestasi yang dapat dicapai tanpa pengorbanan. Pengorbanan
waktu, biaya, tenaga, pikiran, dsb. akan selalu mendahului
setiap hasil yang diraih. Bahkan pada umumnya semakin
tinggi nilai prestasi semakin tinggi pula pengorbanan yang
harus dilakukan. Allah selalu menyertakan kemudahan (hasil)
dari kesulitan (upaya).

“Maka sungguh beserta kesulitan ada kemudahan,


(sekali lagi) sungguh beserta kesulitan itu ada kemudahan.”
(Asy-Syarh/Al-Insyirah/94: 5-6)

Buah durian (duren) yang rasanya manis dan aromanya


sangat kuat terdapat di atas dahan pohon yang tinggi dan
dengan kulit yang berduri-duri tajam serta harganya pun
lumayan mahal. Sementara, labu parang yang tak beraroma
kuat dan tak manis cukup merambat di atas permukaan
tanah saja tanpa duri-duri sehingga tidak memerlukan upaya
lebih keras dibandingkan dengan memetik dan membelah

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 42 11/18/2018 9:13:46 AM


FILOSOFI KE-4 43

buah durian. Bunga mawar yang sangat menawan disertai


duri-duri pada tangkainya, untuk memetiknya diperlukan
usaha ekstra hati-hati dibandingkan kembang lain. Salah
satu ungkapan Arab kuno menyatakan,

“Jika mulia dan agung sebuah harapan, maka jalan


tempuhnya berkelok-kelok dan rintangannya pun banyak.”

Manusia ada saatnya harus melewati penyucian diri


dengan berbagai ibadah tertentu. Saum di bulan Ramadhan,
sebulan dalam setahun, adalah salah satu bentuk ‘peruncingan
pensil’ atau semacam penyucian diri bagi setiap muslim untuk
memperoleh maqam (tempat) tertentu yang lebih tinggi. Pasti
terasa lapar dan dahaga pada saat shaum tetapi hal itu harus
dilakukan untuk meningkatkan derajat taqwa yang sudah
dimiliki, dan perlu penajaman yang lebih baik lagi.
Pengorbanan ini harus mendapat tempat dalam
kehidupan setiap individu. Seorang ibu harus berkorban
untuk mengandung, melahirkan, menyusui anak-anaknya.
Betapa tidak, ia mendapat tempat khusus dari Allah sebagai
kodrat wanita. Al-Qur’an memilih ibu yang mengandung,
melahirkan, dan menyusukan anak-anaknya tentu dengan
penderitaan demi penderitaan yang pantas memperoleh
apresiasi yang lebih.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 43 11/18/2018 9:13:46 AM


44 Filosofi Pensil

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar ber­


buat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai
menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila
dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat
puluh tahun dia berdoa, ‘Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk
agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan
agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan
berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau
dan sungguh, aku termasuk orang muslim’.” (Al-Ahqaf/46:
15).

Proses mengandung, melahirkan, menyusui merupakan


bentuk-bentuk pengorbanan ibu untuk anak-anaknya. Kurang
lebih tiga puluh bulan harus memberi perhatian, perawatan,
pelayanan, sentuhan kasih sayang agar anak-anaknya tetap
bisa hidup, tumbuh kembang secara wajar, dan kelak menjadi
orang dewasa yang mandiri serta diharapkan menjadi
salah satu kebanggaan keluarga. Anak dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar, kemudian mandiri dan berprestasi
dalam hidupnya tentu memerlukan pengorbanan-pengorbanan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 44 11/18/2018 9:13:47 AM


FILOSOFI KE-4 45

dari ibu dan ayah serta keluarga yang lain. Bahkan, saat ini
pergeseran paradigma telah menempatkan anak sebagai pusat
perhatian keluarga. Di zaman dahulu, semua makanan yang
baik dipisahkan untuk ayah, tetapi sekarang telah bergeser
dengan menempatkan anak sebagai prioritas utama. Semua
makanan yang enak dan bergizi dikhususkan untuk anak.
Orang tua rela berkorban demi untuk anak-anaknya agar
menjadi generasi yang lebih baik daripada pendahulunya.
Pengorbanan itu bertujuan untuk kebaikan dan keberkahan
di masa depan.
Dalam kehidupan makhluk tertentu ada saatnya mereka
bermetamorfosis untuk sebuah peralihan atau peningkatan
taraf hidup lebih sempurna dari sebelumnya. Beberapa
binatang melata harus berdiam diri selama waktu tertentu
untuk berganti kulit. Ulat harus melewati masa kepompong
dan berdiam di dalamnya tanpa mengonsumsi apa pun
selama kurun waktu tertentu sebelum berubah wujud menjadi
sebuah kupu-kupu yang indah menawan dan bebas terbang.
Proses keluar dari kepompong yang membatasi dirinya
merupakan sebuah perjuangan yang sangat mengesankan.
Sebuah penelitian dilakukan di laboratorium pada beberapa
jenis ulat dalam kepompongnya. Di laboratorium, ruang A,
sekelompok kepompong yang telah mendekati masa proses
berubah menjadi kupu-kupu dibantu oleh peneliti dengan
mengguntingi ujung kepompong. Hal ini dilakukan para
peneliti untuk membantu ulat dalam kepompong agar mudah
keluar dan terbang sebagai kupu-kupu. Sementara di ruang B,
sekelompok kepompong dibiarkan tergeletak tanpa tindakan
apa-apa dan ulat dalam kepompong itu dibiarkan berupaya

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 45 11/18/2018 9:13:47 AM


46 Filosofi Pensil

keluar dari rumah kepompong secara alamiah. Apa yang


terjadi? Ternyata kelompok kepompong yang dibantu dengan
mengguntingi ujungnya berproses dengan tidak sempurna.
Ulat yang telah berubah menjadi kupu-kupu tidak mampu
terbang dengan sempurna. Sementara kelompok kepompong
si ruang B, ulat-ulat dalam kepompong berupaya keluar
dari rumahnya dengan tenaga yang dimilikinya, mengalirkan
energi ke seluruh tubuhnya termasuk ke sayap-sayapnya
menyebabkan kupu-kupu yang keluar memiliki bentuk sem­
purna dan mampu terbang secara sempurna pula.
Seorang ibu harus berkorban untuk mengandung, mela­
hir­kan, menyusui anak-anaknya. Menanggung beban dengan
berbadan dua, melahirkan dengan susah payah, lalu me­
nyusukan buah hatinya tanpa mengenal waktu yang boleh
jadi menyebabkannya kurang tidur, bahkan dapat meng­
ganggu berbagai aktivitas lainnya. Firman Allah dalam Surah
Luqman/32: 14, al-Ahqaf/46: 15.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar


berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Ber­
syukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.” (Luqman/31: 14)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 46 11/18/2018 9:13:47 AM


FILOSOFI KE-4 47

Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa orang yang


memiliki hak prioritas untuk memperoleh pelayanan kebaikan
dan persahabatan adalah orangtua. Ibu disebut tiga kali,
kemudian ayah, lalu yang berikutnya sesuai dengan tingkat
kedekatan. Hadis Rasulullah saw.

“Seorang pria bertanya, wahai Rasulullah siapa


diantara manusia yang paling berhak aku perbaiki per­
sahabatan (memberi pelayanan)? Rasulullah menjawab:
‘ibumi, lalu ibumu, lalu ibumu, kemudian ayahmu. Setelah
itu, baru yang di bawahnya atau yang terdekat dan
seterusnya’.” (Hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah,
nomor hadis 2, 4622).

Boleh jadi ibu disebut sampai tiga kali berturut-turut


karena ibulah yang pertama-tama memberikan pengorbanan­
nya secara langsung yang tak tergantikan oleh ayah dalam
tiga hal, yakni mengandung, melahirkan, dan menyusukan
anaknya. Ketiga tugas khusus ibu ini disebut secara jelas
misalnya dalam Surah Al-Ahqaf/46: 15. Dalam ayat ini
dijelaskan bahwa pengorbanan seorang ibu sangatlah besar
terutama saat ia mengandung dan melahirkan anaknya. Hal
itu harus dilakukan untuk memperoleh generasi penerus yang
baik (shaleh) dan membanggakan kedua orangtuanya.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 47 11/18/2018 9:13:48 AM


FILOSOFI KE-5

48 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 48 11/18/2018 9:13:48 AM


“PENSIL ITU PERLU BANTUAN ALAT LAIN
UNTUK MEMBUAT HASIL TERBAIK.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 49 11/18/2018 9:14:01 AM


50 Filosofi Pensil

P ensil itu dapat menggambar sebuah garis lurus, tetapi


tidak selurus jika dibantu oleh penggaris (belebas, mistar).
Ia pun dapat membuat lingkaran, tetapi tidak bundar betul, ia
perlu jangka untuk menyempurnakan sebuah lingkaran yang
benar-benar bulat. Penggaris dan jangka pun membutuhkan
jasa pensil untuk menampilkan sebuah makna tertentu. Garis
lurus yang dihasilkan oleh penggaris yang bersinergi dengan
pensil, atau lingkaran sempurna yang dibuat oleh pensil
bersama dengan jangka tidak dapat ditentukan mana yang
paling berjasa. Yang jelas, masing-masing mempunyai andil
dalam mewujudkan sesuatu yang lebih baik. Peran penggaris
dan jangka tidak akan diambil alih oleh pensil, ataupun
sebaliknya, peran pensil dicaplok oleh penggaris dan jangka.
Manusia dalam kehidupan di alam fana’ ini senantiasa
membutuhkan orang lain dalam banyak hal. Tak seorang
pun, sejago apapun dia, mampu hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain sepanjang hayatnya. Petani di ladang memang
menghasilkan padi-padian, sayur mayur, mungkin juga ia
dapat memelihara ikan di kolam, tetapi ia butuh garam,
periuk, piring, dan peralatan lain yang tak mampu ia
produksi sendiri seluruhnya. Tukang cukur saja sulit mencukur
rambutnya sendiri. Dokter biasanya meminta perawat atau
teman sejawatnya untuk menyuntikkan obat jika sakit dan
perlu injeksi. Pendek kata, semua manusia membutuhkan
pertolongan, bahkan sejak sebelum ia dilahirkan ke dunia.
Bahkan, hewan pada umumnya lebih cepat mandiri tinimbang
manusia. Banyak anak hewan ternak yang hanya dengan
hitungan menit atau jam sudah mampu berdiri dan mencari
makan sendiri. Bandingkan dengan manusia yang lebih

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 50 11/18/2018 9:14:02 AM


FILOSOFI KE-5 51

banyak dan lebih lama memerlukan bantuan orang lain


untuk bisa mandiri.
Manusia diciptakan berbeda-beda, baik dari segi bentuk
fisik, kepribadian, minat dan bakatnya, maupun dari segi
kemampuan dan keterampilanna. Dengan perbedaan-
perbedaan itu mereka beraktivitas sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya.

“Katakanlah (Muhammad), ‘Setiap orang berbuat sesuai


dengan pembawaannya masing-masing.’ Maka Tuhanmu
lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (Al-
Isra’/17: 84)

Terkait dengan keharusan bersinergi dengan orang lain


yang memiliki kemampuan atau keahlian berbeda akan
membawa hasil lebih baik. Begitu pula akan memberi
pemahaman bahwa tiap orang berbeda-beda, masing-masing
memiliki kelebihan dan kelemahan. Itu sebabnya, menurut
Asy-Sya’rawi dalam tafsirnya (2010: 2097) ketika menafsirkan
ayat di atas bahwa jika seseorang berbuat keburukan
karena tabiat atau karakternya demikian maka kita jangan
membalasnya dengan sikap atau perbuatan yang sama karena
kita memiliki karakter yang baik. Dengan demikian kita telah
membantu dia untuk menutupi kelemahannya dan bersinergi
untuk membangun peradaban yang lebih baik.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 51 11/18/2018 9:14:02 AM


52 Filosofi Pensil

Tak dapat diingkari adanya berbagai perbedaan pada


setiap individu. Perbedaan karakter, latar sosial ekonomi,
kecerdasan, wawasan pengetahuan, keterampilan, ekspektasi,
budaya, dsb. menyebabkan manusia harus saling memahami.
Dengan perbedaan-perbedaan itu manusia membutuhkan
berbagai hal yang tak mungkin diadakan dan diwujudkannya
sendiri. Hal itu menimbulkan adanya saling ketergantungan.
Dengan demikian, tak seorang pun dapat mengklaim dirinya
paling hebat dan paling sempurna, karena hal demikian tak
mungkin terjadi. Agama meniscayakan adanya sikap ta’awun
(tolong menolong) antarsesama. Hanya saja tolong menolong
itu tak diperkenankan ketika menyangkut perbuatan dosa
atau yang menimbulkan permusuhan. Allah berfirman
sebagaimana dapat kita baca dalam Surah Al-Maidah/5: 2

“... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah,
sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” (Al-Maidah/5: 2)

Tolong menolong dengan sesama dalam berbagai jenis


dan bentuknya, baik dalam bentuk materi maupun nonmateri,
harus didasari oleh keikhlasan. Memberi pertolongan kepada
orang lain tidak boleh disertai keinginan untuk mendapat
balasan kelak di suatu waktu dari yang diberi, melainkan
seluruhnya diserahkan kepada Allah Yang Mahakaya. Ajaran

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 52 11/18/2018 9:14:02 AM


FILOSOFI KE-5 53

Al-Qur’an menegaskan bahwa apabila seseorang memberi


pertolongan kepada orang lain maka ia harus membebaskan
dirinya dari berbagai interes termasuk terima kasih sekalipun,
kecuali hanya mengharap ridha Allah Swt. Pada ayat berikut
ini masalah itu ditegaskan dengan sangat gamblang

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya


kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan,
(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan
kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah,
kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari
kamu.” (Al-Insan/76: 8-9)

Orang yang memiliki harta memberi makan kepada


fakir miskin, anak-anak yatim, tawanan perang, atau siapa
saja yang membutuhkan, tanpa mengharap balasan bahkan
terima kasih sekalipun dari orang yang dibantunya. Ia
lakukan sebagai keharusan berbagi dengan orang lain.
Sebuah masyarakat akan sejahtera bersama apabila ada
kepekaan sosial dan mau berbagi dalam kebaikan. Semua
manusia memiliki kelebihan yang diberikan oleh Allah yang
harus disadari bahwa hal itu perlu dimanfaatkan sebaik-
baiknya untuk orang lain. Bagi mereka yang memiliki
tenaga tentu dengan bantuan fisiknya, bagi mereka yang
memiliki intelektualitas mau menyumbangkan pikirannya
untuk kebaikan bersama, bagi orang kaya berbagi dengan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 53 11/18/2018 9:14:03 AM


54 Filosofi Pensil

hartanya, begitu seterusnya sehingga semua anggota


masyarakat merasakan andil bersama dan maju bersama
dalam kesejahteraan dan kemaslahatan.
Setiap bantuan yang diberikan berupa harta, tenaga,
pikiran, jasa, atau kemuliaan yang dimiliki tak boleh
menyebabkan keangkuhan, karena pada dasarnya kelebihan
atau kemuliaan itu merupakan karunia Allah. Bersinergi atau
memberi bantuan kepada orang lain sejatinya membantu diri
sendiri. Membantu diri sendiri untuk menutupi kekurangan,
menjalankan kewajiban, menabung pahala untuk akhirat, dan
memperoleh keridhaan Allah. Bukan selalu dipahami sebagai
bentuk pemberian kepada orang lain yang membanggakan.
Dengan demikian tak diperlukan tuntutan balasan atau
terima kasih sekalipun, sebagaimana disebutkan secara
gamblang dalam ayat di atas.
Sistem yang diciptakan oleh Allah di alam ini dirancang
untuk bersinergi dengan semua komponen yang ada. Laki-
laki dan perempuan harus bersinergi untuk bereproduksi.
Ember dan gayung bersinergi menolong, misalnya, orang
yang sedang mandi. Jarum jam bersinergi bergerak untuk
menunjukkan waktu pada jam analog. Kalau ketiga jarum itu
menang-menangan dengan berlomba cepat-cepatan bergerak
maka yang terjadi adalah kekacauan tanpa makna. Sendok,
garpu, dan pisau makan bisa bersinergi di meja makan tanpa
harus memprotes mana diantaranya yang paling dominan.
Masing-masing memiliki fungsi berbeda.
Seseorang dengan kelebihan yang dimilikinya harus
membantu yang lain yang memerlukannya. Orang berilmu
pengetahuan di bidang tertentu membagi ilmu pengetahuannya

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 54 11/18/2018 9:14:03 AM


FILOSOFI KE-5 55

kepada mereka yang kurang berilmu pengetahuan. Orang


kaya menolong mereka yang kekurangan harta. Begitu
seterusnya. Bahwa tidak ada orang yang memiliki segala-
galanya, dan juga tidak ada orang yang tidak memiliki
apapun yang bisa disumbangkan kepada orang lain hatta
doa sekalipun. Dalam salah satu hadis Rasulullah saw.
digambarkan dengan sangat jelas perumpamaan komunitas
Muslim itu dengan sebuah bangunan yang tentu memiliki
berbagai aspek yang saling mengukuhkan.

“Antara mukmin dengan mukmin yang lain laksana


sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling mengukuh­
kan” (Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Perlu diingat bahwa dalam ilmu fisika dan mekanika,


sebuah sistem yang bergerak sangat ditentukan oleh semua
unsur (komponen) yang menggerakkannya betapapun kecil
fungsi itu. Begitu pula, semua unsur yang bergerak itu
sangat ditentukan oleh yang paling lemah di antaranya.
Sebagai ilustrasi, sebuah rantai sepeda yang terbuat dari
baja kuat, masing-masing mata rantai memiliki andil dalam
menggerakkan roda. Jika salah satu di antaranya lemah
maka keseluruhan rantai itu menjadi lemah. Semisal ada
mata rantai yang putus lalu diganti dengan tali rapiah maka
keseluruhan kekuatan rantai itu bergantung pada sebuah
mata rantai dari tali tersebut meskipun yang lainnya dari
baja-baja kuat.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 55 11/18/2018 9:14:03 AM


56 Filosofi Pensil

Keharusan orang kaya membantu yang miskin, yang


kuat menolong yang lemah, pemimpin menyejahterakan
rakyatnya, ulama dan cerdik pandai memandu dan mendidik
masyarakatnya. Kalau mengikuti teori mekanika di atas maka
kekuatan umat Islam secara keseluruhan sangat bergantung
pada individu yang lemah di antara mereka. Dengan demikian
wajar apabila Al-Qur’an mewanti-wanti kita agar jangan
meninggalkan generasi yang lemah di belakang mereka. Mari
kita cermati Surah An-Nisa’/4: 9

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang


yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang
lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar.”

Kedua orang tua dalam komunitas keluarga harus


bersinergi dan berbagi tugas dalam merancang dan
mempersiapkan generasi yang tangguh dalam semua lini
kehidupan. Keduanya memiliki peran besar dalam membangun
keluarga sakinah sebagai awal pembentukan umat yang
tangguh lahir batin. Semua memiliki fungsi dan peran
berbeda tetapi bersama-sama mewujudkan suatu tujuan.
Dalam skala lebih besar pun demikian. Organisasi atau
lembaga manapun baru akan mencapai tujuan apabila semua

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 56 11/18/2018 9:14:04 AM


FILOSOFI KE-5 57

komponen yang ada di dalamnya bersinergi menjalankan


tugas sesuai dengan fungsinya. Tidak ada seorang manusia
di dunia ini mampu melakukan semuanya sendirian. Manusia
adalah makhluk sosial yang harus saling membantu dalam
menjalankan tugas.
Manusia yang selalu memberi sesuatu –apakah dalam
bentuk materi, tenaga, pikiran, atau apapun – kepada
sesamanya adalah sebaik-baik manusia dan paling dicintai
oleh Allah. Itu sebabnya, Allah mewanti-wanti agar setiap
orang terobsesi dan berupaya sekuat tenaga untuk melahirkan
dan mewujudkan keturunan yang kuat dalam berbagai
aspek kehidupan. Dengan kekuatan yang dimiliki itu
diharapkan memberi kontribusi sebanyak-banyaknya untuk
kemasalahatan umat manusia. Hanya mereka yang ‘memiliki’
dan ‘mau’ yang bisa berbagi. Semakin banyak kekuatan
yang dimiliki umat Islam semakin banyak pula yang bisa
dimanfaatkan untuk umat manusia. Maka, Allah menyukai
orang-orang yang kuat dalam berbagai aspek kehidupan
dan mau berbagi. Rasulullah saw. menyenangi orang-orang
beriman yang memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan
di jalan Allah.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 57 11/18/2018 9:14:04 AM


58 Filosofi Pensil

“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih


disukai Allah daripada mukmin yang lemah. Pada semua
hal ada kebaikan, hendaklah Anda berupaya sekuat
tenaga terhadap segala sesuatu yang bermanfaat, dan
terus memohon pertolongan dari Allah serta jangan pernah
lengah/lemah. Jika seuatu menimpa Anda jangan pernah
mengatakan seandainya aku melakukan ini dan itu, tetapi
katakanlah ‘apa yang ditakdirkan dan dikehendaki Allah
pasti terjadi’. Karena, berandai-andai itu membuka pintu
aktivitas setan.” (Hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 58 11/18/2018 9:14:05 AM


FILOSOFI KE-5 59

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 59 11/18/2018 9:14:05 AM


FILOSOFI KE-6

60 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 60 11/18/2018 9:14:05 AM


“PENSIL ITU BIASA DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT
KONSEP (DRAFT).”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 61 11/18/2018 9:14:19 AM


62 Filosofi Pensil

P ensil pada umumnya banyak digunakan untuk membuat


konsep awal. Para pelukis dan disainer banyak yang
menggunakan pensil untuk membuat rancangan awal
suatu karya. Sifatnya yang mudah dihapus atau diperbaiki
membuatnya sering digunakan dalam rancangan awal. Dari
rancangan awal itu kemudian dikonfirmasi dan ditegaskan
sebagai wujud karya yang berbentuk lebih nyata (definitif).
Dengan perkataan lain, pensil menjadi perintis awal suatu
karya. Banyak di antara karya seni, berbagai bentuk (shape)
yang mengagumkan, gedung-gedung pencakar langit, dan
aneka karya lainnya, berawal dari rintisan sebatang atau
sepotong pensil. Goresan itu diperbaiki dan dituangkan
menjadi sesuatu yang indah, megah, dan mengagumkan.
Filosofi ini bermakna bahwa merintis sesuatu kebaikan
betapapun kecilnya sangat penting. Boleh jadi bentuknya
belum sempurna, tetapi dari rintisan itu kelak dapat menjadi
sesuatu yang sangat bermakna di kemudian hari. Betapa
banyak hal besar dan memberi makna dan manfaat luar
biasa pada awalnya dimulai dari hal-hal sederhana.
Ajaran Islam mengapresiasi kepada orang yang selalu
menjadi pioner kebaikan. Ia senantiasa menginisiasi sebuah
kebaikan betapapun kecilnya, dengan harapan akan diikuti
atau dimanfaatkan orang banyak. Pada awalnya tak peduli
pada apa yang akan terjadi kelak, tapi berupaya terus
untuk menanam kebaikan, melakukan inovasi-inovasi dalam
berbagai hal untuk menjadi sesuatu yang baru. Kreativitas
itu adalah kemampuan menghubung-hubungkan berbagai
ide atau obyek sehingga menjadi sesuatu yang lain dari ide,
bentuk, dan atau kegunaannya semula.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 62 11/18/2018 9:14:19 AM


FILOSOFI KE-6 63

Orang yang merintis sebuah kebaikan lalu diikuti atau


dimanfaatkan oleh orang lain maka pahalanya akan mengalir
(jariyah) terus menerus. Ini adalah bentuk aprisiasi Islam
terhadap pioner-pioner kebaikan yang menginisiasi suatu
kebaikan lalu diikuti atau dimanfaatkan orang banyak
sesudahnya. Mari kita cermati hadis berikut ini,

“Siapa saja yang merintis kebaikan dalam Islam maka


ia akan mendapat pahala rintisan itu dan pahala orang-
orang yang melakukannya sesudah itu tanpa dikurangi
pahala pelakunya sedikit pun. Sebaliknya, siapa saja yang
merintis keburukan maka ia akan mendapatkan dosa dari
perbuatan itu dan juga dosa orang yang melakukannya
sesudahnya tanpa dikurangi dosa pelaku sesudahnya.”
(Hadis riwayat Muslim, dll., nomor hadis 69).

Menjadi perintis tidak mudah karena pada umumnya


manusia lebih senang mengekor, mengikuti apa yang sudah
ada sebelumnya (followers). Mengikuti apa yang sudah ada
lebih gampang daripada merintis sesuatu yang baru. Mungkin
banyak jalan protokol di berbagai kota yang sejatinya dahulu
adalah hanya jalan kerbau pergi merumput. Mengikut apa

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 63 11/18/2018 9:14:20 AM


64 Filosofi Pensil

yang sudah dirintis orang lain pastinya lebih gampang. Hanya


orang-orang kreatif yang senantiasa tak puas dengan apa
yang sudah lama ada. Ia akan selalu mencari hal-hal baru
yang berbeda dari yang sudah ada. Orang-orang kreatif
yang selalu mencipta sesuatu yang baru dalam kebaikan
dan kemanfaatan bagi umat manusia adalah mereka yang
diapresiasi oleh agama. Tentu, tidak berlaku dalam persoalan
akidah dan ibadah mahdhah yang telah dengan jelas ada
tuntunannya.
Allah sebagai creator (Al-Khalik) terus mencipta dan
memperluas alam raya. Apa yang disebut oleh para saintis
dengan expanding universe, alam yang terus berkembang
menunjukkan hal itu. Alam ini tidak statis, tetapi mengalami
dinamika terus menerus. Pergerakan lempeng-lempeng bumi
lalu menjadikan pegunungan-pegunungan atau lembah-
lembah baru, bahkan planet-planet yang ditengarai oleh
para ahli astronomi terus bermunculan menunjukkan bahwa
jagad raya ini memang terus berkembang. Mari kita cermati
firman Allah yang dapat dipahami tentang adanya espanding
universe itu.

“Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami),


dan Kami benar-benar meluaskannya.” (al-Zariyat/51: 47)

Demikian juga penciptaan berbagai jenis hewan atau


makhluk yang sebelumnya tidak ada atau tak diketahui
manusia. Betapa banyak bakteri, virus, jasad renik yang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 64 11/18/2018 9:14:20 AM


FILOSOFI KE-6 65

sebelumnya belum pernah dilaporkan keberadaannya


kemudian muncul bahkan mewabah dalam masyarakat.
Sekedar menyebut contoh: virus HIV, flu burung, virus ebola,
dsb. Aneka tumbuhan, burung, dan jenis hewan-hewan baru
ditemukan di berbagai wilayah. Bahwa Allah terus mencipta
dapat dipahami dari ayat berikut,

“Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan kele­


dai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah
men­ciptakan apa yang tidak kamu ketahui.” (al-Nahl/16: 8)

Ungkapan “wa yakhluqu mala ta’lamun” dapat dimaknai


bahwa Allah menciptakan sesuatu yang tidak atau belum
diketahui manusia. Penggunaan kata yakhluqu berupa fi’il
mudhari’ berarti saat ini dan saat yang akan datang. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa Allah senantiasa mencipta­
kan makhluk baru dari dulu, sekarang, dan yang akan
datang.
Kalau Allah senantiasa mencipta – tentu dari tiada sama
sekali menjadi ada, atau sering diistilahkan dalam filsafat
dengan creatio ex nihilio – maka tentu manusia juga harus
terus berkreasi. Hanya yang membedakannya adalah bahwa
manusia mencipta dari (bahan) yang sudah ada menjadi
sesuatu yang baru. Kreativitas bermakna menciptakan sesuatu
dengan menghubung-hubungkan antara benda atau obyek
satu dengan yang lain lalu menjadi sesuatu yang baru berbeda

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 65 11/18/2018 9:14:20 AM


66 Filosofi Pensil

dengan yang ada sebelumnya. Sepatu sudah lama ada, roda


juga sudah lama ada, lalu dihubungkan antara sepatu dan
roda menjadi sepatu roda, adalah contoh hasil kreativitas
di zamannya. Betapa banyak instrumen yang kita gunakan
sehari-hari merupakan hasil dari kreativitas manusia.
Prototipe sebuah benda yang diciptakan awal mungkin
belum mencapai kesempurnaan yang diinginkan, akan tetapi
merintis dan menciptakan sesuatu – meskipun masih banyak
kekurangannya – menjadi salah satu hal penting dalam
kehidupan umat manusia. Bahwa kemudian ada orang yang
menyempurnakannya menjadi karya kreativitas pula. Semakin
banyak karya-karya kreativitas yang bermanfaat semakin
memudahkan kehidupan dan tentu akan mendapat pahala
dari Allah sebagai perintis kemanfaatan.
Peran pensil dalam membuat sketsa atau reka awal
tentu tak dapat disepelekan. Tukang bordir, penjahit pakaian
membuat pola, arsitek, seniman, disainer, antara lain dengan
menggunakan pensil atau semacamnya. Ide-ide brilian jika
tidak dituangkan dalam konsep boleh jadi menguap entah
kemana. Seringkali ada orang hanya mau menerima sesuatu
dalam bentuknya yang sudah sempurna. Berkhayal, berfantasi,
berangan-angan, berpikir saja, tanpa disertai dengan tindakan
meskipun hanya dalam bentuk konsep terlebih dahulu tentu
tak ada hasil nyata yang bisa diperoleh. Demikian juga, ada
orang yang memiliki ide bagus namun tetap sebagai ide
tanpa disertai aksi nyata meskipun sekedar aksi awal berupa
konsep (draft). Begitu ada orang yang mewujudkan persis
idenya itu barulah mencak-mencak dan menyatakan bahwa
itu adalah idenya sejak lama. Terlambat.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 66 11/18/2018 9:14:21 AM


FILOSOFI KE-6 67

Allah menyuruh manusia untuk bertindak, bekerja, dan


mewujudkan ide-ide kebaikan segera, tidak ditunda-tunda.
Pokoknya, lakukan saja apa yang baik, persoalan hasil nanti
orang lain yang akan menilainya. Betapa pentingnya berbuat
sesuatu yang baik, soal hasil adalah urusan lain, sehingga
Allah memerintahkan hamba-hambanya untuk berbuat dan
terus berbuat kebaikan sebagaimana dapat dibaca dalam
firmannya,

“Dan katakanlah, ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan


melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-
orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan’.” (al-Taubah/9: 105)

Merintis sesuatu yang baru dan bermanfaat, menanam


kebaikan, berbuat amal shaleh, merupakan anjuran agama.
Hasil? Itu urusan lain. Tentu kita masih ingat kisah seorang
kakek di negeri Persia yang di usianya yang sudah renta
masih menyempatkan diri menanam pohon kurma yang
baru akan berbuah setelah bertahun-tahun (sebagai tanaman
keras). Ketika raja lewat dan menanyakan tindakan kakek
itu, ia pun menjawab dengan tangkas, bukankah kurma yang
kita makan saat ini umumnya bukan kita yang menanamnya
tetapi pendahulu kita. Artinya, lakukan saja kebaikan, soal

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 67 11/18/2018 9:14:21 AM


68 Filosofi Pensil

hasil merupakan hal lain, dan pasti dapat dinikmati orang


lain. Pada kasus kisah ini, selain menanam pohon itu sendiri
akan mendapat pahala, juga hasilnya dapat dinikmati orang
lain turun temurun.
Banyak kebaikan yang kita lakukan tetapi hasilnya
belum kelihatan saat itu juga, memang demikian adanya.
Akan tetapi, yang jelas setiap kebaikan yang dilakukan
betapapun kecilnya akan ditunjukkan hasilnya oleh Allah,
bisa di dunia, dan yang parti nanti di akhirat. Hal ini
dipahami dari ayat berikut,

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat


zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan
barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya.” (al-Zalzalah/99: 7-8).

Setiap perbuatan baik harus direncanakan (diniatkan) dan


diupayakan dapat terwujud segera, saat ini juga, dimulai dari
yang kecil-kecil, dan dari diri sendiri baru ditularkan kepada
orang lain. Dari pengalaman menunjukkan bahwa seringkali
ada rencana besar tidak pernah terwujud hanya karena tidak
pernah dimulai meski dari hal-hal yang sederhana. Menunggu
sesuatu itu besar baru akan melangkah, tentulah sangat
terlambat. Awan pekat pada awalnya hanya terdiri atas uap
air dari berbagai sumber yang terbawa angin lalu menumpuk
di angkasa kemudian menghasilkan butiran-butiran hujan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 68 11/18/2018 9:14:21 AM


FILOSOFI KE-6 69

membasahi bumi, menyuburkan tanah, memberi minum


hewan-hewan, dan menumbuhkan berbagai tanaman untuk
kesejahteraan di bumi. Semua yang besar diawali dari yang
kecil, baik itu perbuatan baik maupun perbuatan jahat.
Tidak ada maling besar kecuali dimulai dari pencurian
kecil-kecilan yang dinikmati. Bukankah api yang melahap
hektaran lahan gambut di hamparan hutan belantara dan
sulit sekali dipadamkan dimulai dari percikan api kecil yang
lama kelamaan kian membesar? Maka, rencanakan dan
lakukan kebaikan sekecil apapun modelnya, dan hindari
kejahatan sekecil apapun bentuknya, karena kejahatan itu
selalu berupaya menyertai dan menyusuli kebaikan. Ketika
orang menanam padi maka di sana akan selalu tumbuh
rumput dan gulma dengan sendirinya, tetapi ketika orang
menanam rumput maka rumputlah yang akan tumbuh besar
dan tidak pernah di sana padi ikut tumbuh.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 69 11/18/2018 9:14:22 AM


FILOSOFI KE-7

70 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 70 11/18/2018 9:14:22 AM


“PENSIL ITU KADANGKALA SALAH TULIS,
DIHAPUS SAJA, LALU DIGANTI
DENGAN YANG BENAR.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 71 11/18/2018 9:14:36 AM


72 Filosofi Pensil

K etika seorang menulis sebuah tulisan dengan mengguna­


kan pensil mungkin saja terjadi kesalahan atau ketidak­
sempurnaan tulisan, sebaiknya segera dihapus untuk diganti
dengan yang benar atau yang lebih sempurna. Anak-anak
kecil dilatih menulis dengan menggunakan pensil sebelum
mereka mahir menggunakan pulpen yang lebih permanen.
Jika ada kesalahan masih mudah dihapus dan diperbaiki.
Pegawai di kantor pada umumnya menggunakan pensil
untuk mengoreksi draft atau konsep agar mudah dihapus
ketika dianggap keliru atau belum pas. Akan tetapi pesan
terpentingnya adalah jangan sering-sering menghapus, karena
selain kotor, bisa juga kertasnya sobek, apalagi di tempat
yang sama berkali-kali.
Dalam perjalanan hidup manusia, pengalaman me­
nunjukkan bahwa tidak semua hal berjalan mulus dan
lempang, karena adakalanya juga terpeleset, khilaf, alpa,
keliru, dan bahkan salah. Pepatah lama mengatakan,
“tidak ada gading yang tak retak”. “Sepandai-pandai tupai
melompat sesekali terjatuh ke tanah jua.” Dalam ungkapan
Arab: Al-Insan mahall al-khatha’ wa an-nisyan (manusia tak
luput dari kesalahan dan kekhilafan). Meskipun demikian,
tidak sepantasnya jika manusia larut dalam kesalahan dan
kealpaan itu, apalagi jika hal itu terkait dengan dosa. Jika hal
yang tak dikehendaki itu terjadi maka yang harus dilakukan
segera adalah beristigfar dan memohon maaf kepada siapa
kekeliruan dan kesalahan itu terkait, kemudian diikuti dengan
aktivitas-aktivitas kebaikan yang banyak untuk menutupi
kekeliruan dan kesalahan tersebut.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 72 11/18/2018 9:14:36 AM


FILOSOFI KE-7 73

Mengapa segera? Karena Allah hanya akan memaafkan


kesalahan yang disadari dan disesali segera lalu diikuti oleh
taubat nashuha. Mari kita cermati firman Allah berikut ini.

“Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya


(pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena
tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka
itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha­
bijaksana.” (An-Nisa’/4: 17)

Orang yang bertaubat (kembali ke jalan yang benar)


sesegera mungkin setelah melakukan penyimpangan memung­
kinkan masih mudah menemukan jalan pulang atau rute
semula. Sementara orang yang membiarkan dirinya dalam
tumpukan dosa berlarut-larut sudah sulit menemukan jalan
pulang sehingga semakin jauh tersesat di dalam belantara
kemaksiatan. Tidak ada orang yang benar dan lurus sepanjang
hayatnya. Akan tetapi, ibarat orang naik sepeda jika sepeda
yang dikendarainya mau masuk got atau jurang maka segera
dibelokkan kembali ke jalan yang benar secepat-cepatnya.
Telah menjadi pengetahuan luas bahwa tak ada seorang
manusia pun yang luput dari kesalahan dan kekhilafan.
Kesalahan yang telah terlanjur terjadi harus diperbaiki dan
diikutkan pula perbuatan-perbuatan baik yang banyak lebih
lanjut. Mengapa harus diikuti dengan kebaikan-kebaikan
yang banyak? Kesalahan dan kekhilafan yang terlanjut

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 73 11/18/2018 9:14:36 AM


74 Filosofi Pensil

dilakukan akan terhapus atau tertutupi oleh kebaikan-


kebaikan yang intensif dan masif dilakukan. Kemarau
panjang akan terhapus dengan hujan lebat. Kekurangan
kecil seseorang akan tertutupi oleh kebaikan-kebaikan yang
dilakukannya. Itu sebabnya Rasulullah saw. mengingatkan
kepada umatnya dengan bersabda,

“Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada.


Ikutkanlah kebaikan-kebaikan sesudah terlanjur berbuat
keburukan. Dan, bergaullah dengan semua manusia dengan
baik.” (Hadis riwayat Al-Bazzar dari Abu Zarr).

Dalam pengalaman pergaulan sehari-hari diketahui


bahwa seseorang yang terlanjur berbuat kesalahan dan
kekhilafan apabila ia memohon maaf dan berusaha untuk
melakukan hal-hal baik sesudahnya akan mudah dimaafkan.
Hal sebaliknya, seseorang yang telah melakukan kesalahan
atau kekhilafan tetapi tidak tampak ada penyesalan atau
upaya menunjukkan kekeliruannya di masa lampau untuk
diperbaiki maka akan tetap muncul kesan negatif untuknya.
Upaya melakukan kebaikan-kebaikan setelah terlanjur berbuat
kesalahan menunjukkan bahwa apa yang terlanjur dilakukan
di masa lampau adalah benar-benar di luar kesadaran atau
kesengajaannya.
Sungguh sangat membahagiakan jika kita menyaksikan
ada orang ketika ia melakukan kesalahan dalam tugasnya

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 74 11/18/2018 9:14:37 AM


FILOSOFI KE-7 75

lalu ia bersungguh-sungguh memperbaiki pada kesempatan


berikutnya. Bahkan, bukan hanya tugas yang sama yang ia
perbaiki tetapi ia pun melakukan kebaikan-kebaikan lain
untuk menebus kesalahan yang terlanjur terjadi.
Melakukan kekhilafan, kealpaan, atau kesalahan-
kesalahan kecil tentu dianggap sangat manusiawi. Akan
tetapi, manusia dituntut untuk berupaya luput dari kekhilafan,
kealpaan, apalagi kesalahan. Ia telah dimodali berbagai
instrumen untuk mempelajari segala sesuatu yang diperlukan
dalam kehidupannya, termasuk belajar dari kesalahan masa
lampau, Persoalannya adalah sebagian manusia ada yang
tak mau belajar dari masa lampaunya, sehingga kesalahan-
kesalahan itu berulang. Padahal, telah ada ungkapan bahwa
“hanya keledai yang masuk lubang dua kali.”
Berbuat kesalahan yang sama dengan masa lalu atau
tidak bisa mengambil pelajaran di masa lampau, atau ada
kesengajaan untuk mempermainkan dengan mengulang-ulang
kesalahan yang sama, tentu ada batas toleransinya. Allah
saja yang memperkenalkan dirinya Maha Pemaaf kepada
hambanya, tetapi khusus bagi orang yang mempermainkan
taubatnya, tidak akan diberi ampunan. Begitu pula orang
yang terus menerus mengulangi kesalahan yang sama sehingga
mata hatinya telah tertutup oleh kebenaran. Dijelaskan di
dalam Al-Qur’an bahwa jika ada orang yang bermain-main
dengan kemurtadan, keluar masuk Islam, maka sampai pada
titik tertentu tidak akan dimaafkan lagi. Mari kita cermati
ayat berikut ini.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 75 11/18/2018 9:14:37 AM


76 Filosofi Pensil

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu


kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi,
lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan
mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada
mereka jalan (yang lurus).” (An-Nisa’/4: 137)

Kekhilafan, kealpaan, atau kesalahan yang pernah


terlanjur dilakukan harus menjadi pelajaran berharga agar
tidak terulang pada kesempatan lain. Pesan Al-Qur’an agar
setiap manusia belajar dari masa lalunya untuk diperbaiki ke
depan. Kalau itu perbuatan buruk tentu dihapus dan diganti
dengan perbuatan baik. Kalau itu perbuatan baik diharapkan
menjadi lebih baik lagi. Itu sebabnya Allah mengingatkan
bahkan terhadap orang-orang yang bertakwa sekalipun untuk
menengok masa lalunya untuk lebih ditingkatkan di masa
depan. Dalam Surah Al-Hasyr/59:18 Allah berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah


kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),
dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr/59: 18)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 76 11/18/2018 9:14:37 AM


FILOSOFI KE-7 77

Orang-orang besar dan mulia di dunia ini, bahkan sekelas


Nabi sekalipun, pernah melakukan kekhilafan dan kesalahan
semasa hidupnya, tetapi kemudian tidak mengulanginya
kembali. Nabi Adam pernah terlanjur memakan buah yang
oleh Allah mendekat saja tidak dibolehkan, tetapi ia segera
bertaubat dan menerima konsekuensi dari kesalahan itu, tanpa
pernah mengulangi hal yang sama, Allah memaafkannya.
(S.Q. 2: 35-37; 7: 19-23). Belajar dari masa lalu adalah
perintah agar manusia dapat menghindarkan dirinya dari
malapetaka yang sama di kemudian hari. Kesalahan yang
dilakukan berulang-ulang oleh ahli hikmah dianggap tak
memiliki akal pikiran dan hati nurani, karena keledai saja
tidak akan terperosok kedua kali pada lubang yang sama.
Rasulullah saw. di awal-awal dakwahnya pernah ditegur
Allah karena ada sedikit sikapnya yang terkesan kurang
elok terhadap sesorang buta yang tiba-tiba mengganggunya
di saat berdakwah kepada pembesar-pembesar Mekah saat
itu. Muka beliau sedikit memperlihatkan ekspresi tidak
senang dan berpaling. (Baca lebih lanjut awal Surah ‘Abasa,
surah ke-80). Akan tetapi, hanya sekali ini terjadi, dan
bahkan untuk seterusnya dipuji kelemahlembutannya yang
membawanya berhasil gemilang. (Baca lebih lanjut Surah
Alu ‘Imran/3: 159).
Banyak pemimpin di dunia ini pernah melakukan hal
kurang baik di masa mudanya, tetapi segera menyadari
hal itu lalu memperbaikinya dengan melakukan kebaikan-
kebaikan untuk menutup kekurangan yang terjadi di masa
lampau. Semakin banyak dan intens kebaikan dilakukan
semakin menutup kekurangan atau kekhilafan yang pernah

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 77 11/18/2018 9:14:38 AM


78 Filosofi Pensil

terjadi di masa lampau. Orang yang bisa belajar dari masa


lalunya dan berupaya memperbaikinya di masa kini dan
di masa datang adalah orang-orang yang memiliki jiwa
besar. Lebih baik disebut mantan preman daripada disebut
sebagai mantan kyai. Lebih baik lagi jika predikat itu dengan
ungkapan: dari dulu orangnya baik hingga saat ini semakin
baik.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 78 11/18/2018 9:14:38 AM


FILOSOFI KE-7 79

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 79 11/18/2018 9:14:38 AM


FILOSOFI KE-8

80 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 80 11/18/2018 9:14:38 AM


“PENSIL ITU GAMPANG MENGGELINDING
DAN MUNGKIN JATUH SEHINGGA HARUS DITARUH
DI TEMPAT YANG AMAN.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 81 11/18/2018 9:14:51 AM


82 Filosofi Pensil

P ensil yang kita temui pada umumnya berbentuk silinder,


bulat panjang. Jika berada pada medan yang miring sangat
mudah menggelinding dan jatuh. Dengan pengalaman yang
tidak menyenangkan itu kemudian melahirkan kreativitas
umat manusia dengan, misalnya, membuat pensil tidak lagi
berbentuk bulat panjang, tetapi dengan bersegi-segi (beberapa
segi, seperti heksagonal, dsb.). Meskipun demikian tetap saja
pensil itu sering hilang, tidak berada tepat pada tempatnya
semula jika tidak diletakkan dengan baik pada tempat yang
aman.
Banyak orang terpaksa menghabiskan waktunya, yang
sejatinya tidak perlu terjadi, hanya untuk mencari pensilnya
yang berpindah tempat karena menggelindinng atau terselip
di antara tumpukan koran-koran bekas. Hal ini tidak
perlu terjadi seandainya pensil yang selesai dipakai ditaruh
kembali di tempat yang aman dan mudah ditemukan saat
akan digunakan kembali. Dengan cara itu kita menyimpan
sesuatu dengan baik dan dapat memanfaatkan kembali
pada saat dibutuhkan. Semua peralatan hendaklah disimpan
dengan baik sehingga mudah menemukannya kembali saat
dibutuhkan, begitu kira-kira nasihat orangtua kita. Demikian
juga memelihara hubungan baik dengan sesama agar
silaturahim tetap terjaga. Termasuk di sini, tidak merusak
apapun yang mestinya kita akan dapatkan di masa datang.
Tidak seperti banyak orang yang berharap mendapatkan
sesuatu di masa akan datang tetapi ternyata hampa belaka.
Ajaran Islam mendidik kita untuk senantiasa memelihara
segala sesuatu yang telah disimpan dengan baik dan di
masa datang diperlukan. Surat-surat rumah, kendaraan
bermotor, surat tanah, dan segala dokumen penting, harus

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 82 11/18/2018 9:14:51 AM


FILOSOFI KE-8 83

disimpan dengan cermat dan rapi agar tidak bermasalah


pada saat akan digunakan suatu waktu. Pencatatan dan
pendokumentasian setiap transaksi, khususnya utang-piutang,
merupakan anjuran agama (Surah Al-Baqarah/2: 282).
Terkait dengan hal ini, yang terutama sekali harus
diperhatikan adalah memelihara pahala yang telah kita
tabung melalui kerja keras agar jangan hilang atau sia-sia
(menjadi hampa) begitu saja. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah
mewaspadakan kepada kita agar jangan merusak pahala yang
telah dikumpulkan dengan perilaku yang tak semestinya.
Surah Al-Baqarah/2: 264

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu


merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan
menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang meng­
infak­
kan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin
yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka
tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka
kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang kafir.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 83 11/18/2018 9:14:52 AM


84 Filosofi Pensil

Semua perbuatan baik yang didasari oleh iman akan


mendapatkan pahala dari Allah nanti di akhirat, bahkan
boleh jadi di dunia dan di akhirat, sepanjang tidak dirusak
dengan berbagai sikap dan perilaku negatif. Dalam ayat
di atas antara lain disebutkan sikap dan perilaku riya’
(memamerkan atau menceritakan dengan maksud untuk
pamer) terhadap kebaikan yang pernah dilakukan. Atau,
memberikan sesuatu benda atau jasa kepada orang lain
tetapi disertai dengan umpatan atau sikap dan perilaku yang
membuat penerima tersakiti perasaannya maka hal itu akan
merusak pahala yang sedianya telah menunggu.
Sebuah amal disebut shaleh apabila dilakukan dengan
tulus, didasari oleh iman, dan senantiasa pahalanya dipelihara
agar tidak rusak atau dibatalkan karena tindakan pelakunya.
Pahala amal shaleh akan ditunjukan dan diserahterimakan
nanti di akhirat sepanjang disimpan dan dipelihara dengan
baik serta tidak dirusak karena ulah pelakunya sendiri.
Dalam surah lain, Allah berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada


Allah dan taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu
merusakkan segala amalmu.”

Ungkapan ‘jangan merusak amal-amalmu’ antara lain


bermakna jangan pernah merusak pahala amal perbuatan
yang telah dilakukan dengan ulah sendiri misalnya menyebut-

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 84 11/18/2018 9:14:52 AM


FILOSOFI KE-8 85

nyebut dengan riya’ perbuatan baik yang pernah dilakukan.


Banyak orang terus membangga-banggakan sesuatu yang
pernah dilakukan di masa lalu dengan bangga, bahkan
dengan mengungkit-ungkit dengan sinis bantuan yang pernah
diberikan kepada orang lain dengan maksud menyakitinya.
Daripada melakukan hal yang merusak dan menganulir
pahala yang semestinya akan diterima lebih baik tak memberi
bantuan secara material tetapi cukup dengan ucapan baik
seperti doa kebaikan. Allah mengingatkan dalam Surah Al-
Baqarah/2: 263

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik


daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti.
Allah Mahakaya, Maha Penyantun.”

Selain itu, tamsil pensil di atas juga dapat diartikan


bahwa segala sesuatu harus dipelihara, ditempatkan pada
tempatnya, diperlakukan sebagaimana seharusnya agar dapat
dimanfaatkan di saat diperlukan. Banyak orang sembrono
dalam meletakkan sesuatu barang berharga miliknya atau
yang menjadi tanggung jawabnya sehingga hilang, pindah
tempat, atau dicuri orang. Hal ini tentu tidak terjadi atau
sulit terjadi jika ditempatkan pada tempat semestinya yang
aman dan mudah ditemukan kembali saat diperlukan.
Bagi seorang pelajar atau siapapun yang ingin memelihara
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya harus

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 85 11/18/2018 9:14:53 AM


86 Filosofi Pensil

mendokumentasikan, mengulang-ulang, mencatat dan atau


mengingat-ingat pengetahuan dan keterampilan yang baru
diperolehnya. Membuat catatan rapi sangat penting untuk
dapat didaras atau dipelajari kembali (overlearning) sampai
menjadi pengetahuan siap dalam kehidupan.
Shufi (1419H: I/316) dalam tafsirnya menulis ungkapan
yang sangat populer tentang pentingnya membuat catatan
penting untuk memelihara ilmu pengetahuan sebagai doku­
men­tasi dan bahan pelajaran bagi yang lain.

“Ilmu pengetahuan itu ibarat burung liar (yang


selalu ingin terbang bebas), catatan/tulisan merupakan
pengikatnya. Karena itu, ikatlah burung liarmu (ilmu
pengetahuan yang telah kau pelajari) dengan tali (catatan)
yang kuat (rapi).”

Pengetahuan yang telah kita miliki bisa saja lupa di


kemudian hari. Jika kita menuliskan atau mendokumentasi­
kannya dengan rapi maka tentu mudah untuk dipelajari
kembali. Menuliskan dokumen-dokumen penting adalah
perintah agama. Dalam transaksi bisnis, apalagi yang sifatnya
utang-piutang, pencatatan dokumen menjadi hal yang sangat
penting, mutlak dilakukan untuk menghindari pertengkaran
di belakang hari. Dokumen itulah yang akan menyelesaikan
masalah jika salah satu atau para pihak ada yang mengingkari
akad atau timbul perselisihan diantara mereka.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 86 11/18/2018 9:14:53 AM


FILOSOFI KE-8 87

Dalam potongan ayat Al-Qur’an yang terpanjang dalam


mushaf, Al-Baqarah/2: 282, telah dijelaskan dan diperintahkan
untuk mencatat transaksi utang piutang yang disepakati,

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu


melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka
hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang
berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa
kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi
sedikit pun daripadanya.” (Al-Baqarah/2: 282).

Dokumen yang telah ditulis tentu memerlukan tempat


penyimpanan yang aman, rapi, dan mudah diakses apabila
diperlukan. Dalam kehidupan sehari-hari kita dilatih oleh
kebutuhan untuk senantiasa menempatkan perkakas rumah
tangga yang mudah ditemukan saat diperlukan. Menempatkan
kunci-kunci di tempat khusus dengan tali pengikat merupakan
cara untuk mudah mengambilnya saat akan digunakan. Para

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 87 11/18/2018 9:14:54 AM


88 Filosofi Pensil

sekretaris menyimpan dokumen-dokumennya dalam file atau


folder yang gampang diakses.
Pengelola perpustakaan menggunakan sistem terstandar
untuk mengelola bahan pustaka yang jumlahnya besar
mulai dari pencatatan, pengkodean, dan penempatannya.
Katalog, call number, dengan rumus-rumusnya dibuat untuk
memudahkan para pengunjung menemukan bahan pustaka
yang diperlukannya. Bayangkan seandainya tak ada sistem,
buku hanya ditumpuk di rak atau di lantai, sulit sekali
menemukan sebuah buku yang boleh jadi sangat diperlukan
segera. Penyimpanannya pun harus rapi, karena meskipun
pengkodeannya bagus tetapi sistem penyimpanannya kurang
baik maka akan menemui pula kesulitan. Pekerjaan apa
pun apabila dilakukan dengan baik, rapi, terstruktur,
terdokumentasi, akan memudahkan siapapun yang terkait
dengan pekerjaan itu.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 88 11/18/2018 9:14:54 AM


FILOSOFI KE-8 89

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 89 11/18/2018 9:14:54 AM


FILOSOFI KE-9

90 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 90 11/18/2018 9:14:54 AM


“PENSIL ITU BENTUKNYA SELALU LURUS”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 91 11/18/2018 9:15:10 AM


92 Filosofi Pensil

P ensil yang ditemui di sekeliling kita pada umumnya ber­


bentuk lurus, sederhana, tetapi fungsinya banyak. Lurus
karena graphite-nya memang lurus; artinya lurus luar-dalam.
Sederhana karena tidak ditemukan bentuk-bentuk yang
aneh dan rumit sejak dari dulu hingga yang digunakan
saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa aktivitas kita
sehari-hari apapun bentuknya harus dilakukan dengan jujur.
Penampilannya tidak dibuat-buat, bersahaja apa adanya,
dan dapat menikmati hidup sesuai dengan realitas yang
diperoleh dari usaha kerja keras. Hidup bersahaja lebih mulia
ketimbang hidup mewah tetapi diperoleh dari kecurangan
dan ketidakjujuran.
Sikap dan perilaku jujur membawa kebahagiaan lahir
dan batin. Hanya mereka yang hidupnya lurus atau jujur yang
dapat mengaktualisasikan diri dalam kehidupan dan terbebas
dari beban kekhawatiran, kecemasan, dan malapetaka.
Sebab, orang jujur akan terus terbimbing kepada kebaikan
demi kebaikan sampai bermuara pada kebahagiaan surga.
Sebaliknya, orang yang tidak jujur alias senang berdusta akan
hanyut ke dalam perbuatan dosa, dan dosa itu muaranya ke
neraka. Mari kita cermati hadis Rasulullah saw. berikut ini,

“Sungguh, kejujuran itu mengantar kepada kebajikan,


sementara kebajikan itu membawa ke surga. Orang yang
membiasakan diri berperilaku jujur akan menjadi orang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 92 11/18/2018 9:15:10 AM


FILOSOFI KE-9 93

jujur. Sungguh, dusta (ketidakjujuran) itu membawa kepada


dosa, dan dosa itu mengantar ke neraka. Orang yang
membiasakan diri berdusta maka akan dicatat oleh Allah
sebagai pendusta.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Tidak ada orang dari lahir secara otomatis menjadi


orang jujur, dan juga sebaliknya, tidak ada orang yang
sedari lahir menjadi orang tidak jujur atau pendusta. Akan
tetapi, orang-orang di lingkungan sosial yang mengajari,
langsung ataupun tidak langsung, tentang kejujuran atau
ketidakjujuran. Kalau lingkungan personal mengajarkan
hidup lurus, apa adanya, jujur, tidak berkamuflase, maka
orang itu akan berkarakter lurus dan jujur pula. Begitu
pula sebaliknya. Lingkungan personal dalam rumah tangga,
sekolah, masyarakat, berperan penting dalam mengajarkan
kejujuran. Anak adalah imitator ulung, ia akan meniru hal-
hal yang disaksikan di sekelilingnya. Mendemonstrasikan
kejujuran, kesederhanaan, tampil dengan ikhlas, adalah sikap
dan perilaku yang dapat dijadikan model oleh anak dalam
berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.
Pada awalnya manusia datang ke bumi tidak membawa
sehelai benang atau harta apa pun. Lingkungan yang
mengajari manusia memanfaatkan berbagai jenis instrumen
dan nilai-nilai hidup agar mereka dapat menjalani kehidupan
dengan bahagia. Pada awalnya, manusia hanya membawa
potensi-potensi, baik potensi berbuat kebaikan maupun
potensi berbuat keburukan, tergantung mana yang dipilih
dan diaktualisasikan dalam kehidupannya. Allah berfirman
di dalam Al-Qur’an Surah al-Syams/91: 8 sebagai berikut,

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 93 11/18/2018 9:15:11 AM


94 Filosofi Pensil

“Maka, Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan


dan ketakwaan (kebaikan)-nya.” (al-Syams/91: 8)

Manusia dilahirkan membawa aneka potensi (fitrah),


lalu berinteraksi dengan lingkungannya kemudian menjadi
pribadi-pribadi yang mewujudkan atau mengaktualisasikan
potensi-potensi yang dibawanya itu. Mulai dari potensi
berketuhanan, potensi sosial, sampai potensi personal.
Manusia memiliki potensi berbicara, tergantung interaksi
dengan lingkungan sosialnya mengajarkan bahasa ibu maka
jadilah ia pandai berkomunikasi dengan bahasa ibunya
itu setiap hari. Anak-anak kecil di Belanda pintar sekali
berbahasa Belanda, begitu pula di Ciamis, anak kecil pintar-
pintar berbahasa Sunda. Berbeda dengan hewan, unta di
Arab, lahir dan bereproduksi di sana tetapi ia tidak mampu
secuil pun Bahasa Arab meskipun setiap hari mendengar
orang di sekitarnya berbahasa Arab karena ia tidak memiliki
potensi itu.
Rasulullah sejak kecil telah dilatih bersikap jujur dan
mengaktualisasikan sikap dan prilaku jujur itu dalam
berinteraksi dengan siapapun. Tak mengherankan apabila
sejak beliau remaja telah menjadi simbol kejujuran yang
dipercaya oleh para pembesar kaumnya dengan memimpin
dan mempersatukan kembali berbagai etnis yang hampir
perang saudara di saat itu. Kekuatan kejujuran yang
dimilikinya mampu melakukan hal-hal besar meski di usianya
yang masih muda karena ia tak memiliki interes apapun

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 94 11/18/2018 9:15:11 AM


FILOSOFI KE-9 95

dalam menjalankan tugas, sehingga ia diberi gelar Al-Amin


(Kampiun Kejujuran).
Kejujuran adalah modal besar yang tak dapat dihargai
dengan apapun, sebab orang jujur memiliki integritas yang
tidak bisa dibeli oleh siapapun. Setiap orang diberi amanah
oleh Allah, dan amanah itu harus dipertanggungjawabkan
dunia-akhirat. Semakin tinggi jabatan seseorang semakin
tinggi pula tuntutan amanah itu. Bagi para pemangku
amanah tidak ada cara lain kecuali menjalankan amanah
itu dengan penuh rasa tanggung jawab. Mari kita cermati
ayat berikut ini,

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila
kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-
baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah
Maha Mendengar, Maha Melihat.” (al-Nisa’/4: 58)

Pemimpin yang amanah, jujur dalam menjalankan tugas,


adil dalam menegakkan hukum akan mendapat keberkahan
hidup dan menjadi tiang penyangga utama negara dan
bangsa. Sebaliknya, pemimpin yang khianat, tidak jujur,
korup, dan menyalahgunakan wewenang, merekayasa hukum

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 95 11/18/2018 9:15:11 AM


96 Filosofi Pensil

dan keadilan maka akan menyengsarakan kehidupannya


serta memporakporandakan negara dan bangsanya. Mari
kita cermati hadis yang sangat populer berikut ini,

“Sungguh telah binasa umat-umat sebelum kamu


karena apabila orang-orang mulia (para pejabat) yang
melakukan korupsi (tindak kriminal) maka mereka mening­
gal­
kan hukum. Akan tetapi, apabila orang-orang lemah
yang melakukannya mereka menegakkan hukum itu
dengan keras. Demi Allah, seandainya Fatimah anaknya
Muhammad yang mencuri maka aku sendiri yang akan
me­mo­tong tangannya.” (Hadis riwayat al-Bukhari dan
Muslim)

Lurus menegakkan kejujuran dan keadilan oleh siapapun,


terutama para pemangku amanah, menjadi tuntutan yang
harus diwujudkan dalam setiap waktu sepanjang masa.
Tidak boleh karena faktor hubungan darah, persaudaraan,
kesamaan etnis, dan hal-hal primordial lainnya menyebabkan
seseorang berlaku tidak jujur dan tidak adil. Kejujuran dan
keadilan itu harus ditegakkan bahkan terhadap diri sendiri,
karena hal itu akan mengantar kepada Allah lebih dekat.
Jaminan itu telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an, Surah
al-Maidah/5: 8

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 96 11/18/2018 9:15:12 AM


FILOSOFI KE-9 97

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu


sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (al-Maidah/5: 8)

Penegakan keadilan harus dilatihkan sejak kecil di


lingkungan keluarga. Sebab, dalam perjalanan hidup manusia
ada kemungkinan mencari keuntungan materi pada setiap
kesempatan. Sebagian melakukannya dengan benar, tanpa
mengambil hak orang lain sedikitpun. Sebagian lagi yang
tak tercerahkan hatinya melakukannya dengan cara-cara
yang bertentangan dengan kehendak syariat. Seorang ibu
mengajarkan keadilan kepada kedua anaknya ketika mereka
berebut sebuah roti, satu-satunya. Si adik ingin dia yang
memotongnya tentu dengan pikiran ia akan memotong
dengan bagian yang lebih besar untuknya. Begitu pula
pikiran si kakak yang merasa lebih besar. Akan tetapi, ibu
yang bijak langsung menengahi dan mengatakan bahwa
siapa yang memotong roti tidak punya hak untuk memilih.
Maka, siapapun yang memotong akan berhati-hati untuk

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 97 11/18/2018 9:15:12 AM


98 Filosofi Pensil

melakukannya dengan adil, dalam hal ini bagian roti yang


sama besar. Itu yang diingatkan oleh Al-Qur’an surah al-
Nisa’/4:135: “.... walau ‘ala anfusikum ...” (keadilan itu
harus ditegakkan meskipun menyangkut diri kita sendiri
atau keluarga dekat).
Hidup lurus, tanpa neko-neko, apa adanya, tidak
memaksakan sesuatu yang tidak bisa diraih apalagi
dengan cara-cara yang tidak patut sebagai hamba Allah
akan melahirkan kebahagiaan dunia akhirat. Orang yang
sering terjerat ke dalam malapetaka semisal korupsi atau
penyimpangan lain adalah mereka yang tak mampu
mengendalikan diri ketika menginginkan sesuatu. Sesuatu
itu bisa berbentuk materi, jabatan, kehormatan, kenikmatan,
atau hal lainnya.
Menuruti hawa nafsu tanpa kendali berarti mengikuti
langkah-langkah setan. Selangkah demi selangkah bergerak
di belakang setan meniscayakan masuk ke dalam perangkap
mereka. Allah mewaspadakan agar manusia jangan mengikuti
langkah setan. Larangan ini tegas difirmankan Allah misalnya
dalam Surah Al-Baqarah/2: 208.

“.Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke


dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu
ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang
nyata bagimu.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 98 11/18/2018 9:15:13 AM


FILOSOFI KE-9 99

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 99 11/18/2018 9:15:13 AM


FILOSOFI KE-10

100 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 100 11/18/2018 9:15:13 AM


“PENSIL ITU ADA KALANYA JATUH DAN PATAH,
TAPI MASIH BISA DIRAUT DAN BERFUNGSI
KEMBALI.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 101 11/18/2018 9:15:25 AM


102 Filosofi Pensil

S eperti diuraikan di atas bahwa pada umumnya pensil


itu berbentuk silinder dan terbuat dari kayu agar
mudah diraut. Akan tetapi ada kelemahannya, yaitu mudah
menggelinding dan jatuh. Saat jatuh boleh jadi membentur
benda keras dan patah. Patahannya pun mungkin bukan
hanya graphite-nya tetapi juga batang pensilnya. Bahkan,
sering terjadi dalam situasi ekstrem patahannya banyak.
Semua patahan itu insya Allah jika diraut ulang semuanya
masih bisa berfungsi kembali dengan baik.
Dalam kehidupan ini keberuntungan dan kemalangan,
kebahagiaan dan kesedihan, pengalaman baik dan buruk,
silih berganti menjadi warna-warni yang timbul tenggelam.
Tak ada seorang manusia yang sepanjang hayatnya
bahagia terus menerus. Sebaliknya, juga tak ada manusia
yang terus menerus seumur hidupnya dirundung malang.
Manusia sebagai individu atau sebagai makhluk sosial
yang menghimpun dirinya dalam suatu afiliasi semuanya
akan merasakan perputaran hari-hari yang menyenangkan
maupun tak menyenangkan. Sejarah umat manusia masa
lampau mengalami pasang surut kejayaan dan keruntuhan,
sebagaimana terekam di dalam Al-Qur’an, Surah Ali ‘Imran/3:
140 berikut ini,

“Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka,


maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 102 11/18/2018 9:15:26 AM


FILOSOFI KE-10 103

yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu,


Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian
kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah
tidak menyukai orang-orang zalim.”

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kehidupan umat


manusia laksana pedati yang berputar, adakalanya di atas
dan adakalanya pula di bawah. Sejarah telah mencatat,
suatu bangsa selalu ada pasang surutnya. Tak ada yang
langgeng di dunia ini. Hanya saja, seringkali manusia ketika
ditimpa musibah atau penderitaan ia cepat berkeluh kesah
dan bahkan menyalahkan Tuhan. Akan tetapi, di saat yang
berbeda ia membusungkan dada karena suatu keberuntungan
yang ia raih seolah-olah karena kehebatannya semata. Di
dalam Al-Qur’an kita jumpai banyak ayat yang berbicara
tentang sikap dan perilaku manusia yang suka berkeluh
kesah. Salah satunya dalam Surah Al-Ma’arij/70: 19-21.

“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.


Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan
apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali
orang-orang yang melaksanakan salat.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 103 11/18/2018 9:15:26 AM


104 Filosofi Pensil

Kesulitan selalu bergandengan dengan kemudahan, begitu


yang kita baca dalam Surah Al-Insyirah (Al-Syarh)/94: 5-6

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.


Sungguh beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (Al-
Syarh/94: 5-6)

Seringkali kita jumpai ada orang yang sudah jatuh


ketimpa tangga pula, atau ada orang yang mendapat musibah
luar biasa, seperti banyak terjadi pada bencana alam.
Kehilangan harta benda dan keluarga yang disayangi lalu
hidup sebatang kara seadanya. Istilahnya, ditimpa musibah
hingga titik nadir atau titik terendah dalam kehidupan.
Namun demikian, kondisi seperti itu tidak dapat dijadikan
alasan untuk berputus asa dari rahmat Allah. Karena,
rahmat Allah Mahaluas, lebih luas dari jangkauan mata
dan pikiran manusia, sehingga kapan dan dimana pun tetap
optimisme (raja’) dari rahmat Allah. Dalam Al-Qur’an Allah
melarang manusia berputus asa dalam kondisi apapun. Surah
Al-Zumar/39: 53 dan Yusuf/12: 87 menjelaskan dengan
gamblang.

“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melam­


paui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 104 11/18/2018 9:15:27 AM


FILOSOFI KE-10 105

berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah


mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang
Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita)


tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa
dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.’”

Ayat-ayat di atas mengingatkan kita semua agar jangan


pernah berputus asa dari rahmat Allah apa dan bagaimana
pun kondisinya. Pasangan Ibrahim dan Sarah tetap bermohon
kepada Allah untuk mempunyai anak keturunan meskipun
di usia senjanya dan dalam kondisi mandul. Sempat ada
keraguan pada awalnya, tetapi ia tak pernah putus asa.
(Lihat misalnya Surah Al-Shaffat/37: 100-101; Al-Zariyat/51:
29). Begitu pula yang terjadi pada Nabi Zakariya (Surah
Maryam/19: 7-9), atau penyakit yang diderita Nabi Ayyub
(Surah Al-Anbiya’/21:83), dan kisah-kisah orang sabar yang
bertebaran di dalam Al-Qur’an. Apa yang dikehendaki Allah
pasti terjadi. Tak ada kamus putus asa dalam ajaran Islam.
Berbagai hal di sekeliling kita menjadi pelajaran
berharga, betapa karunia Allah akan selalu menghampiri
orang-orang yang mau berusaha. Setiap orang yang bekerja
keras akan memperoleh karunia Allah. Cecak sejenis binatang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 105 11/18/2018 9:15:27 AM


106 Filosofi Pensil

merayap mencari makanannya berupa serangga terbang,


sementara mereka tak mampu terbang. Sepanjang mereka
mau mendekati cahaya terang dimana serangga di malam
hari berkerumun di sekitarnya maka mereka tidak akan
mati kelaparan. Semua makhluk Allah di planet ini telah
disediakan makanan (rezeki)-nya karena kemurahan Allah.
Akan tetapi, diperlukan usaha untuk mendapatkan rezeki
yang bertebaran di bumi ini. Ada yang mudah digapai,
misalnya tinggal dipetik dari pohonnya, ada pula yang
perlu digali dan ditambang, diselami sampai dasar laut,
dan berbagai upaya lainnya. Allah berfirman sebagaimana
termaktub dalam Surah Hud/11: 6

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa)


di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.
Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat
penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata
(Lauh Mahfµz).”

Optimisme dalam kehidupan perlu selalu ada untuk


memberi energi positif dalam berbuat yang terbaik. Orang-
orang yang telah pensiun (purna bakti), terkulai dalam
penderitaan sakit yang tak kunjung sembuh, atau para
difabel (penyandang cacat permanen, handicapped atau
bahkan multihandicapped), harus merasa memiliki manfaat
dan memberi kontribusi positif bagi diri dan lingkungannya,

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 106 11/18/2018 9:15:27 AM


FILOSOFI KE-10 107

betapapun kecil sumbangsih itu di matanya. Boleh jadi kecil


bentuknya tapi besar maknanya bagi orang lain. Tak boleh ada
orang yang menganggap dirinya sebagai sampah masyarakat
yang tak berguna lalu pesimis dan apatis. Sepanjang manusia
berupaya untuk melakukan sesuatu yang baik maka ia
akan tetap memiliki makna dalam kehidupannya. Pepatah
masyarakat Bugis: “Resopa temmangingngi naletei pammase
Dewata.” (Hanya kerja keras tak mengenal lelah yang
menjadi jembatan anugerah Tuhan).
Kerja keras itulah yang disimbolkan oleh ritual ‘sa’i’
dalam ibadah haji dan umrah dengan berlari-lari kecil antara
Shafa dan Marwah. Sa’i atau al-sa’yu sejatinya bermakna
usaha dan kerja keras. Peristiwa sejarahnya bermula ketika
Hajar dan Ismail, isteri dan putera Nabi Ibrahim, ditinggal di
sebuah lembah di sekitar Baitullah Al-Haram. Nabi Ibrahim
mendapat tugas untuk melakukan safari dakwah yang
jauh menempuh beratus-ratus kilometer yang akan sangat
melelahkan, dan akan sangat menyulitkan bagi seorang bayi
bersamanya. Mereka berdua ‘dititipkan’ kepada Allah Yang
Maha Memelihara, dengan sepenggal doa dari Nabi Ibrahim:

“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan


sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 107 11/18/2018 9:15:28 AM


108 Filosofi Pensil

dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka


melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki
dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
(Ibrahim/14: 37)

Secara fisik Baitullah aman, akan tetapi mereka kehabisan


perbekalan untuk menyambung kehidupannya. Hajar tak
tinggal diam meratapi nasibnya, tetapi ia bangkit dari
kegalauan dan berupaya keras mendapatkan sesuatu yang
dapat menyambung kehidupan mereka berdua. Ia naik ke
Bukit Shafa lalu memandang ke arah Marwah, ia melihat
genangan air lalu mengejarnya ke sana, tapi ternyata hal itu
hanyalah fatamorgana dari hamparan padang pasir yang amat
terik. Begitu pula sesampainya di Marwah ia memandang
ke arah Shafa ia melihat hal yang sama. Tak berputus asa,
ia lakukan berulang-ulang, sampai kemudian menyembur
sebuah mata air di tengah padang pasir nan tandus. Hasil
kerja keras (sa’i)-nya itu yang diapresiasi oleh Allah dengan
hadiah sumber mata air mineral yang kini kita kenal dengan
zamzam. Mengapa mata air? Air di padang pasir adalah hal
yang amat berharga. Dengan merebaknya kabar sumber mata
air yang deras itu kemana-mana, setiap kafilah perdangan
yang melintas di sekitar itu pasti akan mampir ke sumber
mata air itu. Dengan ramainya pengunjung maka Hajar
dan Ismail pun hidup berkah. Ismail yang beranjak remaja
bertugas membantu menimbakan air kepada para pengunjung,
dan dengan itu ia seringkali mendapat imbalan menambah
rezeki untuk penghidupannya. Pengelolaan dan penguasaan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 108 11/18/2018 9:15:28 AM


FILOSOFI KE-10 109

Zamzam itu secara turun temurun sampai kepada kakeknya


Nabi Muhammad, Abdul Muthalib. Setiap usaha kerja keras
akan senantiasa dibalas oleh Allah. Semua usaha manusia
tak ada yang sia-sia. Cermati rangkaian ayat-ayat berikut ini.

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang


telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak
akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi
balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”
(An-Najm/53: 39-41)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 109 11/18/2018 9:15:29 AM


FILOSOFI KE-11

110 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 110 11/18/2018 9:15:29 AM


“PENSIL ITU (BAHKAN YANG TELAH PATAH)
MASIH BISA DIRUNCINGKAN BAHKAN DI SETIAP
UJUNGNYA.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 111 11/18/2018 9:15:41 AM


112 Filosofi Pensil

S emua pensil yang patah dapat diruncingkan ujung-


ujungnya, dan kesemuanya dapat digunakan untuk
menulis. Dengan kondisinya yang patah dua atau tiga
justeru dapat dimanfaatkan kembali dengan fungsi lebih
banyak. Patahan-patahan itu bisa diraut kembali menjadi
beberapa potongan pensil dan dimanfaatkan oleh banyak
tangan-tangan terampil. Seseorang yang ditimpa musibah
atau penderitaan tidak menyebabkannya ia patah arang,
tetapi justeru dari pengalaman pahit itu menjadikannya
lebih terasah, lebih peduli, dan menambah pembelajaran
dari pengalamannya, lalu bangkit untuk melakukan hal
lebih baik dari sebelumnya. Pengalaman pahit menempanya
untuk melakukan segala sesuatu lebih baik dari masa-masa
sebelumnya.
Betapa banyak instrumen yang kita gunakan pada hari
ini berasal dari benda-benda yang tak bernilai atau barang-
barang bekas. Ketika barang-barang itu diolah, dibentuk
secara kreatif, berubah menjadi barang mahal yang dipajang
dietalase kaca menggiurkan banyak orang. Batu-batu mulia,
awalnya hanyalah bongkahan batu-batu biasa yang kusam
dari dalam tanah atau dari dasar lautan, lalu digergaji,
diasah, digosok, diuntai menjadi kalung, gelang, liontin,
jadilah perhiasan mahal yang memenuhi etalase toko-toko
bergengsi di dunia, atau memenuhi berangkas penyimpanan
barang berharga.
Tahukah kita bahwa pedang yang tajam pada awalnya
hanyalah besi biasa yang ditempa, dipanaskan, dipukul,
digepengkan, dikikir, diasah sehingga menjadi pedang yang
tajam dengan nilai yang lebih mahal ketimbang ketika
masih menjadi besi biasa yang teronggok di pojok gudang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 112 11/18/2018 9:15:41 AM


FILOSOFI KE-11 113

rongsokan. Seandainya ia tidak dipanaskan, dipukul, dan


ditempa dengan berbagai proses ‘penderitaan’ maka ia tidak
bermakna apapun kecuali menjadi loakan yang dijual murah
sebagai barang rongsokan.
Kerang mutiara dan kerang rebus pada dasarnya adalah
keluarga kerang-kerangan. Satu melalui proses panjang
dengan ‘penderitaan’ pada awalnya tetapi kemudian menjadi
mahal harganya, sementara yang lain dengan kehidupan yang
biasa-biasa saja tanpa perjuangan keras cukup puas dengan
harga murah di pasar pelelangan ikan dijual dengan harga
karungan untuk dibawa ke warung tenda sebagai kerang
rebus untuk dikonsumsi oleh orang-orang kebanyakan.
Perhatikan anak kerang mutiara, ketika berselancar di atas
pasir garis pantai biasanya ia kemasukan butiran-butiran
pasir yang terbawa ombak pantai menyebabkannya ia sakit
menahan perihnya kemasukan kristal-kristal pasir, tetapi ia
harus menahannya, dan dengan itu lama kelamaan luka
pasir itu ditutupi oleh zat kimia yang dikenal dengan zat
mutiara. Penderitaan yang dialami anak kerang itu membawa
hasil berupa mutiara yang dicari orang-orang berstatus
sosial ekonomi tinggi, untuk menghiasi penampilan orang-
orang terhormat, dipajang di etalase toko bergengsi, dan
diperjualbelikan degnan harga fantastis. Sementara temannya,
kerang rebus yang hanya hidup tanpa mau berpeluh dalam
berusaha dan tak tahan penderitaan hidup harus puas dengan
dijual kiloan atau karungan dan berakhir di atas panci rebus
untuk dihidangkan di warung-warung pinggir jalan dengan
harga recehan dan tak pernah dikenang sesudahnya.
Manusia, sepanjang kehidupannya, akan senantiasa men­
dapat ujian dari Allah Swt. karena dengan demikian akan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 113 11/18/2018 9:15:42 AM


114 Filosofi Pensil

tampak siapa yang paling bagus kinerjanya. Orang yang


berhasil melampaui ujian demi ujian maka itulah yang paling
baik di mata Allah. Perhatikan firman Allah berikut ini,

“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji


kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan
Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Al-Mulk/67: 2)

Ahmad Mustafa Al-Maragi (1365H, 29: 5) memberi


komentar terhadap ayat ini bahwa Allah akan melihat siapa
yang paling ikhlas dalam beramal, lalu diberi balasan sesuai
dengan gradasi amalnya, baik amal hati maupun amal fisik.
Ukuran paling baik amalnya didasarkan pada suatu riwayat,
bahwa makna ‘ahsanu ‘amala’ adalah “yang paling baik
dalam menggunakan akal pikirannya dalam memahami
tanda-tanda kebesaran Allah, paling wara’ menjauhi larangan-
Nya, dan paling sigap melaksanakan ketaatan kepada-Nya.”
Seorang anak manusia belajar sesuatu dari pengalamannya,
tidak ada yang langsung bisa berjalan dan berlari sejak hari
dilahirkannya. Ketika anak mulai belajar berjalan ia masih
tertatih-tatih, kadang terhuyung-huyung, jatuh bangun, dan
pada akhirnya mampu berjalan dengan tegap, berlari, salto,
jungkir balik dengan indah penuh perhitungan. Hanya orang-
orang yang berani mengambil resiko gagal yang akan sukses.
Orang yang takut gagal dalam beraktivitas tidak akan pernah
sukses dalam hidup, karena ia tidak akan melakukan apapun.
Sering orang mengatakan bahwa kegagalan adalah tahap

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 114 11/18/2018 9:15:42 AM


FILOSOFI KE-11 115

awal dari sebuah kesuksesan. Hal-hal yang terjadi tapi tidak


diharapkan menjadi pelajaran berharga untuk kesempatan
berikutnya. Episode kehidupan, kegagalan dan kesuksesan,
adalah bagian dari ujian berkelanjutan hingga akhir hayat.
Allah memastikan bahwa manusia akan diuji dengan
berbagai bahan ujian seperti kelaparan, kehilangan harta,
kegagalan panen, dan sebagainya. Hanya mereka yang
mampu bersabar yang mendapatkan apresiasi. Mari kita
cermati ayat berikut ini.

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada
orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah/2: 155)

Ujian dalam bentuk kenikmatan pada umumnya manusia


tidak berkeluh kesah, bahkan seringkali lupa daratan, dan
beranggapan bahwa kenikmatan itu semata-mata merupakan
hasil usahanya. Hal sebaliknya terjadi apabila ujian itu dalam
bentuk penderitaan seperti penyakit, kehilangan anggota
keluarga yang dicintai, kegagalan dalam usaha. Banyak orang
berkeluh kesah, meratap, berhenti berbuat baik, menyalahkan
kehidupan (nasib), bahkan terus menyalahkan Tuhan.
Tidak jarang dalam ujian itu dirasakan sangat berat,
terutama jika tidak diprediksi atau selama ini hanya terlena
dalam kebahagiaan, apalagi jika terjadi susul menyusul
sebagaimana sering diungkapkan dengan istilah ‘sudah jatuh

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 115 11/18/2018 9:15:42 AM


116 Filosofi Pensil

tertimpa tangga pula.’ Namun, apapun kondisinya, berat atau


ringannya sebuah penderitaan tentu sangat relatif bagi setiap
orang. Yang pasti, Allah tidak akan memberikan cobaan di
luar kemampuan orang itu. Hal ini dipahami dari firman
Allah berikut ini.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai


dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari
(kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa)
dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), ‘Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa
atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah
kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah
pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-
orang kafir’.” (Surah Al-Baqarah/2: 286; lihat juga Ath-
Thalaq/65: 7)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 116 11/18/2018 9:15:43 AM


FILOSOFI KE-11 117

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 117 11/18/2018 9:15:43 AM


FILOSOFI KE-12

118 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 118 11/18/2018 9:15:43 AM


“PENSIL ITU BISA DIGUNAKAN DIMANA SAJA,
BAHKAN DI ANGKASA LUAR.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 119 11/18/2018 9:15:57 AM


120 Filosofi Pensil

S emua benda yang ada di sekitar kita pasti memiliki


keterbatasan, tapi di sisi lain memiliki kelebihan dan
secara potensial atau nyata memberi manfaat. Ikan mampu
berenang di air tapi tak mampu bertahan lama di daratan.
Burung mampu terbang di udara tapi tidak selama-lamanya.
Ada yang mampu hidup di air dan di darat sekaligus, dikenal
dengan amfibi, seperti kodok, kura-kura, dsb. Ada pula
sejenis burung terbang di angkasa tetapi sumber makanannya
terdapat di laut. Ia bisa berenang dan juga bisa terbang.
Ada lagi, benda-benda padat semisal batu mampu bertahan
di air lama sementara yang lain seperti tepung akan larut
dengan cepat. Alkohol bisa bertahan di dalam wadah yang
tertutup tetapi cepat menguap di tempat terbuka. Kantong
plastik sangat praktis untuk mengantongi sekumpulan benda-
benda kecil tapi sulit diurai kembali oleh alam. Begitulah
aneka ragam jenis, bentuk, kemampuan, dan sifat-sifat
dari makhluk Allah. Yang memiliki segala kemampuan tak
tertandingi hanyalah Yang Mahasatu, Allah Subhanahu
Wata’ala (lihat Surah Al-Baqarah/2: 20, dan yang senada
dengan itu).
Sebuah instrumen yang memiliki banyak kemampuan
di berbagai medan akan selalu dicari. Kunci pas, bagi
mekanika, harus disiapkan untuk sejumlah jenis baut yang
ada sesuai dengan ukurannya. Akan tetapi, cukup satu buah
untuk kunci inggris. Masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Tak ada yang sempurna. Yang jelas, ada
peralatan yang selalu dibawa dan dekat dengan manusia
karena frekuensi penggunaannya tinggi sementara yang lain
tidak begitu sering digunakan. Korek api boleh jadi lebih

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 120 11/18/2018 9:15:57 AM


FILOSOFI KE-12 121

sering digunakan ketimbang pembuka tutup botol. Pisau lebih


sering digunakan daripada pembuka kaleng bagi ibu rumah
tangga yang bekerja di dapur. Ada perkakas tertentu yang
memiliki berbagai fungsi sekaligus atau cakupan fungsinya
sangat luas. Bandingkan misalnya pisau yang mampu
memotong berbagai benda dengan pembuka tutup botol
atau parut kelapa.
Pensil sebagai alat tulis ditinjau dari segi penggunaannya
memiliki fungsi lebih luas tinimbang alat tulis yang lain.
Pensil dapat digunakan di air seandainya ada kertas tahan
air, di atas permukaan batu marmer, atau wadah yang lain.
Bahkan, satu-satunya alat tulis konvensional yang dikenal
saat ini yang bisa digunakan di angkasa, ketika pulpen tinta
sudah tak mampu menjalankan fungsinya karena pengaruh
gravitasi. Tinta berbentuk cair tak mampu bergerak ke
bawah di angkasa luar karena faktor gravitasi sehingga tak
mampu menunaikan fungsinya untuk menggoreskan tulisan
pada kertas. Pulpen bertinta juga tak mampu melaksanakan
fungsinya di dalam air karena akan meleleh di tengah-tengah
air. Begitu pula saat cuaca ekstrem, sangat panas atau sangat
dingin. Fungsi-fungsi di tempat atau dalam situasi itu dapat
diambil alih oleh pensil. Pensil dapat digunakan di air, di
angkasa luar, dalam situasi cuaca ekstrem sekalipun.
Seperti itulah hendaknya manusia sebagai makhluk yang
memiliki banyak kelebihan, senantiasa memberikan manfaat
kepada sesama makhluk dimana pun ia berada menurut
kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya. Demikian pula,
ketika orang lain tak mampu atau tak berkenan melakukan
sesuatu tindakan yang sangat diperlukan, maka ia tampil

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 121 11/18/2018 9:15:58 AM


122 Filosofi Pensil

mengambil alih tugas itu dengan senang hati. Ia memberi


manfaat kepada orang lain sebanyak-banyaknya, karena ia
meyakini bahwa seperti itulah profil manusia yang disenangi
oleh Allah. Perhatikan hadis Rasulullah saw. berikut ini:

“Orang yang paling disenangi Allah adalah yang


paling banyak memberi manfaat kepada sesama manusia.
Dan, amal yang paling disukai Allah adalah menyenangkan
saudaranya sesama Muslim, membantu menyelesaikan
kesulitannya, membayarkan utangnya, atau memberi makan
orang lapar.” (Hadis riwayat Thabrani dari Umar r.a.)

Sering kita mendapat informasi ada pemulung bersusah


payah menabung sebagian penghasilannya untuk berkurban
sapi untuk dibagikan kepada fakir miskin padahal sejatinya
ia juga termasuk dari kelompok mereka. Sementara itu,
kita juga menyaksikan betapa banyak orang berpunya
tetapi enggan untuk berbagi kepada sesamanya, bahkan
membiarkan tetangganya kelaparan ketika ia membuang-
buang makanannya di tempat sampah. Wajar apabila dalam
salah satu hadis Rasulullah saw. manusia diingatkan untuk
tidak hanya mementingkan diri sendiri terutama di saat-saat
orang lain membutuhkan pertolongan darurat. Seseorang

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 122 11/18/2018 9:15:58 AM


FILOSOFI KE-12 123

tidak akan masuk surga apabila ia tidur nyenyak sementara


tetangga dekat rumahnya dalam keadaan kelaparan.

“Tidak dikategorikan mukmin yang baik orang yang


hidup kekenyangan sementara tetangga sebelah rumahnya
kelaparan.” (Hadis riwayat Abu Ya’la, Baihaqi, dll. dari
Ibn ‘Abbas, dengan isnad Hasan).

Hadis dimaksud tentu tidak harus dipahami hanya ter­


batas pada tetangga sebelah rumah, tetapi seluruh masyarakat
yang menjadi kesaksian kita sehari-hari bilamana memerlukan
pertolongan (apatah lagi, pertolongan darurat) maka harus
ada langkah kongkret untuk memberi pertolongan semampu
yang bisa dilakukan. Bahkan, seseorang yang tak memiliki
apapun untuk dibagi (hingga andaikata air putih sekalipun)
ia masih dapat melakukan hal ini misalnya menginformasikan
kepada pihak-pihak lain yang memungkinkan datangnya
bantuan segera. Mengupayakan bantuan dan pertolongan
untuk orang lain termasuk bagian dari pertolongan itu
sendiri. Tak akan membiarkan orang lain sengsara dalam
musibah penderitaan.
Memberi pertolongan merupakan keharusan bagi siapa­
pun yang memiliki kemampuan untuk memberi per­tolongan.
Menunaikan kewajiban dan memenuhi hak orang lain yang
memang sangat memerlukan adalah perintah Al-Qur’an.
Perhatikan ayat berikut ini dan ayat-ayat yang bertebaran
senada dengannya, Surah Al-Isra’/17: 26-27

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 123 11/18/2018 9:15:58 AM


124 Filosofi Pensil

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga


kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan;
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros
itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya.”

Penyebutan tentang keharusan berbagi dengan orang


lain yang berhak seperti nafkah keluarga, hak orang-orang
miskin, ibnu sabil, dengan penyebutan untuk tidak tabzir
merupakan teguran keras Al-Qur’an kepada mereka yang
melupakan kewajibannya. Fenomena dalam masyarakat
seringkali terjadi orang bersikap dan berperilaku tabzir
(orangnya, mubazir) tetapi enggan berbagi dengan orang lain.
Lebih baik hartanya dibuang-buang daripada memberdayakan
orang-orang terpuruk. Lihatnya misalnya di berbagai balai
lelang, seringkali tak masuk akal sehat, orang menghabiskan
duitnya untuk melelang barang-barang aneh dengan harga
fantastis semisal bekas pakaian dalam artis, bekas kunyahan
permen karet orang ternama, atau semacamnya untuk menye­
nangkan pribadinya atau demi citra ketersohoran, daripada
dibelanjakan untuk karitas atau amal saleh yang dapat
menolong banyak orang.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 124 11/18/2018 9:15:59 AM


FILOSOFI KE-12 125

Lebih tegas lagi, ayat berikut ini menganjurkan berbagi


kepada orang lain yang membutuhkan, berbuat ihsan kepada
kedua orangtua, anak-anak yatim, karib kerabat, fakir miskin,
anak jalanan, atau siapapun yang berada dalam kesusahan.
Orang-orang yang tak mau melakukan kewajibannya itu,
bahkan menyembunyikan karunia yang diberikan oleh Allah,
tergolong orang-orang kikir yang akan mendapat balasan
siksa yang menhinakan. Surah An-Nisa’/4: 36-37

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu memper­


sekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-
baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang
kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
sombong dan membanggakan diri, (yaitu) orang yang
kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah
kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
kafir azab yang menghinakan.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 125 11/18/2018 9:15:59 AM


FILOSOFI KE-13

126 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 126 11/18/2018 9:16:00 AM


“PENSIL ITU JIKA DIPAKAI SELALU MENINGGALKAN
TANDA (MARK).”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 127 11/18/2018 9:16:13 AM


128 Filosofi Pensil

K etika pensil dipakai menulis maka graphite-nya pindah


di tempat dimana ia digoreskan membentuk tulisan,
gambar, petunjuk atau simbol-simbol yang mewakili makna-
makna. Simbol dan makna-makna itu dipahami berdasarkan
kesepakatan yang mewakili peradaban umat manusia.
Adanya tulisan yang tersusun dari huruf-huruf menjadi media
komunikasi antarindividu maupun kelompok. Goresan pensil
meninggalkan bekas yang disengaja atau tidak disengaja
yang dapat diindera dan dipersepsi orang lain. Goresan yang
disengaja akan memberi informasi atau petunjuk kepada
orang-orang yang melihatnya.
Pelajaran yang dapat diambil dari fungsi ini adalah bahwa
setiap perkataan yang kita ucapkan dan atau perbuatan yang
kita lakukan akan meninggalkan bekas yang dimaknai orang
lain. Ketika sebuah ucapan dan perilaku yang telah terjadi
maka sejatinya telah masuk ke wilayah publik. Ia didengar
atau dilihat orang lain. Berbeda jika hal itu masih dalam
rencana, belum diucapkan atau dikerjakan dalam bentuk
aksi, tak ada konsekuensi publik, karena belum ada ‘goresan
pensilnya’ (mark) yang dapat disaksikan secara nyata oleh
orang lain. Meskipun, yang masih dalam pikiran atau hati
itu sejatinya sudah diketahui Allah Swt. Simak baik-baik
makna ayat berikut ini.

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat


dan apa yang tersembunyi dalam dada.” (Surah Gafir/40:
19; ayat senada: Ali ‘Imran/3: 119, 154; Al-Maidah/5:
7; Al-Anfal/8: 43; Hud/11: 5; Luqman/31: 23; Fathir/35:

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 128 11/18/2018 9:16:13 AM


FILOSOFI KE-13 129

38; Az-Zumar/39: 7; Asy-Syura/42: 24; Al-Hadid/57: 6;


At-Tagabun/64: 4; Al-Hadid/57: 6; At-Tagabun/64: 4; Al-
Mulk/67: 13)

Banyak orang tidak memikirkan akibat ucapan dan


perbuatan yang akan dilakukannya, terutama yang terkait
dengan orang lain. Dengan enteng menyemprotkan kata-kata
makian kotor, melayangkan kepalan tangan, menyepakkan
kaki ketika kesal dan marah, bahkan kadangkala dijumpai
dengan sabetan senjata tajam atau letusan senjata api,
dsb. Ada akibat yang ditorehkan. Penyesalan selalu datang
kemudian. Atau, ada orang yang melakukan kejahatan
(tindak kriminal) lalu berupaya menutupi kejahatan yang
dilakukannya dengan berbagai cara. Akan tetapi, seperti
ungkapan yang kita kenal, “tidak ada kejahatan yang
sempurna,” karena selalu saja ada celah yang dapat
dilalui untuk mengetahui pelaku sebuah kejahatan yang
disembunyikan. Selalu saja tersedia petunjuk yang mengarah
kepada pelaku tindak kriminal. Sepandai-pandai manusia
membungkus kejahatannya selalu saja ada secerca petunjuk
yang mengantarkan pada ketersingkapannya. Kalaupun
tak ada yang peduli pada petunjuk itu lalu pelakunya
melenggang tanpa dikenai hukuman maka di ujungnya telah
menunggu peradilan Tuhan yang tak seorangpun mampu
berkelit dari kejahatan yang telah dilakukan semasa hidup
di dunia. Semua perbuatan manusia akan diperlihatkan
akibat-akibatnya, karena semua meninggalkan mark. Selain
tanda yang pada umumnya ditinggalkan secara nyata, juga
terekam oleh mark yang dibuat oleh malaikat-malaikat yang
ditugasi untuk mendokumentasikannya.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 129 11/18/2018 9:16:13 AM


130 Filosofi Pensil

Untuk itu, hendaknya semua sikap, ucapan, dan tin­


dakan harus sudah dipikirkan dan dipertimbangkan akibat-
akibatnya sebelum memulainya. Dan, itu pula pentingnya
mengapa diperlukan adanya mekanisme ‘amar makruf nahi
munkar’. Memotivasi orang selalu berbuat baik dan men­
cegah perbuatan buruk harus selalu dilazimkan dalam
kehidupan bermasyararakat. Jika pun ada yang terlanjur
dalam melakukan kemaksiatan perlu segera diingatkan dan
dicegah agar tidak berlanjut dan berekskalasi ke hal yang
lebih jauh. Dan, semua itu ada tanda yang bisa disaksikan,
sehingga pada saat yang tepat setiap orang dapat melakukan
amar makruf nahi mungkar.
Kekuatan umat terletak pada konsistensi dalam mela­
kukan amar makruf nahi munkar atas dasar iman kepada
Allah, seperti dapat dicermati dalam Surah Ali Imran/3: 104
dan 110. Ayat 104 menjelaskan,

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang


yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.”

Peran ini sangat penting dalam suatu komunitas, sebab


apabila kemungkaran itu merajalela maka lambat laun akan
menjadi makruf. Sebaliknya apabila yang makruf sudah
jarang dipromosikan maka lama-lama akan diingkari sebagai

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 130 11/18/2018 9:16:14 AM


FILOSOFI KE-13 131

suatu kebaikan. Ibnu Al-Muqaffa’ pernah menulis sebagai


berikut:

“Apabila yang makruf sudah jarang dilakukan maka


akan menjadi munkar. Sebaliknya, apabila kemungkaran
sudah menyebar kemana-mana maka lama kelamaan akan
dianggap makruf.”

Orang yang melazimkan perbuatannya selalu yang


makruf saja tentu tidak ada kekhawatiran akan bekas
atau mark sikap dan perilaku itu. Sangat berbeda dengan
sebaliknya, perbuatan munkar, karena akan terus ditandai
dan mungkin segera diproses ke ranah hukum dengan
segala akibat-akibatnya. Karena, setiap perbuatan, betapapun
kecilnya, akan dipertanggungjawabkan. Itu sebabnya, ada
malaikat yang senantiasa mencatat semua perbuatan manusia,
menandai dan mengklasifikasi mana yang baik dan mana
yang buruk.

“Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat)


yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah)
dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya orang-orang yang
berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 131 11/18/2018 9:16:14 AM


132 Filosofi Pensil

kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka


benar-benar berada dalam neraka.” (Al-Infithar/82: 10-14)

Menurut As-Sa’di (2000: 1, 914) penulis kitab tafsir


Taysir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan,
bahwa Allah menugaskan malaikat untuk mencatat semua
ucapan dan perbuatan manusia, baik perbuatan hati
maupun anggota badan, yang nantinya akan dihisab untuk
dipertanggungjawabkan. Semua catatan (record) amal itu
tersusun rapi dan akan diserahkan pada waktunya. Dari
cara penyerahan catatan amal itu sudah dapat diprediksi
lebih banyak mana tanda (mark) baik atau buruknya.
Ada penyerahan dari sebelah kanan, kiri, atau dari arah
punggungnya, semua mengandung simbol. Ayat berikut ini
menjelaskan hal tersebut.

“Maka adapun orang yang catatannya diberikan


dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada
keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.
Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah
belakang, maka dia akan berteriak, “Celakalah aku!
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala
(neraka).” (Al-Insyiqaq/84: 7-12).

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 132 11/18/2018 9:16:15 AM


FILOSOFI KE-13 133

Tanda atau simbol sangat penting dalam kehidupan.


Awan hitam menggumpal berarakan tanda akan turun hujan
deras. Tanah basah secara menyeluruh tanda hujan habis
turun. Hewan yang berjalan di atas tanah yang basah akan
memberi jejak telapak kakinya. Menguap terus menerus
tanda mengantuk. Tangis bayi memberi tanda kepada seorang
ibu untuk memalingkan perhatian kepadanya karena ia
membutuhkan sesuatu. Boleh jadi lapar, sakit, popoknya
basah, atau ada sesuatu yang membuatnya tak nyaman. Ada
tanda sebagai prasyarat dan ada pula tanda sebagai jejak.
Tanda atau simbol-simbol itu adakalanya memberi makna
pasti dan adakalanya pula memberi makna ganda sampai
pengetahuan secara pasti terjadi. Kap mobil yang panas
tanda ia baru dinyalakan atas habis terkena terik matahari
atau kemungkinan lain.
Manusia gua meninggalkan grafiti di dinding gua yang
kemudian diterjemahkan oleh para ahli dengan berbagai
analisis saintifik. Prasasti pada berbagai media yang tahan
lama menjadi informasi berharga pada manusia yang datang
belakangan. Danau kawah di pegunungan memberi tanda
bahwa gunung itu dahulu pernah meletus dan menyemburkan
lava kemana-mana menyisakan lubang besar yang kemudian
digenangi air dan mungkin berbagai biota di dalamnya.
Perjalanan alam selalu meninggalkan tanda bagi manusia
sebagai bahan pelajaran dalam kehidupan mereka, meskipun
tidak banyak orang yang mengambil peduli akan hal tersebut.
Alam, termasuk manusia yang ada di dalamnya, akan
terus merekam berbagai peristiwa yang terjadi. Al-Qur’an
menganjurkan agar manusia senantiasa melakukan perjalanan
di bumi untuk melihat berbagai tanda masa silam sebagai

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 133 11/18/2018 9:16:15 AM


134 Filosofi Pensil

bahan renungan dalam menjalani kehidupan ke depan.


Cermati misalnya Surah Al-An’am/6: 11, An-Naml/27: 69,
Al-‘Ankabut/29: 20, Ar-Rum/30: 42, Saba’/34: 18.
Manusia secara spesifik diminta oleh Al-Qur’an untuk
senantiasa berhati-hati dalam melakukan aktivitas, karena
semuanya akan diperlihatkan dan dipertanggungjawabkan.
Dua ayat berikut ini akan menjelaskan bahwa semua per­
buatan, baik atau buruk, akan diperlihatkan akibat-akibatnya,
dan semua tidak ada yang bisa lepas tanggung jawab di
hadapan Allah.

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat


zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang­
siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya.” (Al-Zalzalah/99: 7-8)

Pada Surah Al-Isra’/17: 36 Allah berfirman,

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak


kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati
nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”
(Al-Isra’/17: 36)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 134 11/18/2018 9:16:16 AM


FILOSOFI KE-13 135

Karena semua harus dipertanggungjawabkan oleh setiap


individu maka tak satu pun tindakan yang lolos dari peng­
awasan Allah. Boleh jadi manusia berusaha menghindar,
misalnya tidak mengakui sebuah tindakan yang pernah
dilakukannya, tapi mark tadi telah tersimpan dengan rapi
dalam rekaman Kitab Amal. Pengawasan Allah melekat
sepanjang hayat tanpa terputus oleh asupan listrik PLN,
atau tertunda oleh komputer yang hang, atau terhapus
karena terserang virus ganas, atau sebab-sebab lainnya. Allah
mengawasi setiap gerak-gerik dan tingkah laku hambanya
di kolong langit mana pun ia merasa tersembunyi. Surah
Al-Nisa’/4: 1 menjelaskan hal pengawasan ini.

“...Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan meng­


awasimu.”

Manusia boleh jadi terselamatkan oleh mark perbuatan


buruknya di hadapan manusia, tetapi ia tak akan luput dari
mark di hadapan Allah. Begitu pula tanda atau catatan
perbuatan baik tak akan pernah terabaikan dari ganjaran
yang setimpal atau lebih baik dari Allah sebagaimana
telah dijanjikannya. Semakin banyak tanda kebaikan yang
ditorehkan semakin banyak pula ganjaran yang akan
diterimanya, begitu pula sebaliknya.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 135 11/18/2018 9:16:16 AM


FILOSOFI KE-14

136 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 136 11/18/2018 9:16:16 AM


“PENSIL ITU SELALU MEMBERI DARIPADA
MENERIMA”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 137 11/18/2018 9:16:29 AM


138 Filosofi Pensil

P ensil itu bentuknya sangat sederhana tetapi dalam kese­


derhanaan itu ia siap digunakan kapan saja diperlukan,
tanpa harus diisi tinta atau cartridge tinta baru, atau sama
sekali tidak memerlukan tinta apa pun. Lebih suka memberi
dalam bentuk pelayanan daripada menerima pelayanan. Ia
dengan setia memberi jasa pelayanan tanpa harus menerima
apa pun dari pihak lain. Seperti itulah kiranya manusia
dalam mengarungi kehidupan. Berupaya hidup dengan selalu
mendahulukan pemberian sesuatu manfaat kepada orang
lain daripada menerima apapun. Meskipun hidup dalam
kesederhanaan tetap mengutamakan pihak lain daripada
sibuk mengurus harapan uluran tangan berupa bantuan/
pelayanan dari orang lain.
Pensil sebagai alat tulis memiliki fungsi utama menulis
dan menera benda untuk memberi tanda atau gambar
dasar. Ia setia menemani dan siap memberi bantuan kepada
manusia kapan ia diperlukan. Untuk kesetiaan itu ia perlu
ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau dan
diraut saat diperlukan. Di sini ada timbal balik, jika ingin
memanfaatkan pensil itu dengan cepat di saat diperlukan
maka ia harus ditempatkan di tempat yang mudah dibawa
dan ditemukan. Pensil itu telah banyak memberi bantuan
kepada pemiliknya, tapi ia tak pernah meminta macam-
macam, kecuali sekedar diruncingkan dan ditempatkan di
tempat yang mudah ditemukan saat diperlukan, itu pun
semata-mata untuk kepentingan pemiliknya.
Dunia ini mengharuskan adanya timbal balik. Dalam jual
beli, ada pembeli yang membayar sejumlah uang dan penjual
memberinya barang sesuai dengan akad (kesepakatan) yang
dibuatnya. Memang, tidak selamanya tunai, tapi adakalanya

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 138 11/18/2018 9:16:29 AM


FILOSOFI KE-14 139

tertunda. Dalam praktik jual beli kredit maka yang tertunda


adalah pembayarannya secara penuh. Akan tetapi dalam
praktik jual beli inden (bay’ salam) maka yang tertunda
adalah barangnya. Dalam banyak hal, aktivitas kehidupan
seperti itu. Termasuk dalam hal ini ibadah-ibadah yang kita
lakukan insya Allah ada imbalannya, hanya mungkin masih
tertunda saja.
Pengalaman sehari-hari menunjukkan bahwa setiap
transaksi yang dilakukan selalu ada imbal baliknya. Dalam
hal jasa pun demikian, meskipun mungkin hanya ucapan
terima kasih dan ketulusan. Manusia harus terbiasa dengan
mekanisme memberi dan menerima. Kehidupan suami isteri
harus ada mekanisme itu, memberi dan menerima. Adanya
kewajiban dan hak adalah dalam kerangka ini. Orang
yang terus menuntut hak-haknya tanpa mau menjalankan
kewajibannya tentu hal itu sangat tidak patut. Sementara,
orang yang menunaikan kewajibannya maka ia berhak
mendapatkan haknya. Jika tidak, ia memiliki opsi untuk
menuntut haknya. Pernahkah Anda menemukan ada orang
yang hanya selalu minta dilayani, dihormati, dibantu, tanpa
mau memberikan pelayanan, penghormatan, atau bantuan
kepada pihak lain? Mudah-mudahan tidak. Akan tetapi,
jika jawabannya ya, maka kita doakan orang yang memberi
pelayanan, penghormatan, bantuan kepadanya mendapat
imbalan pahala dari Allah Yang Mahakuasa.
Terkait dengan perilaku memberi dan menerima memang
ada tipe manusia yang hanya ingin enaknya sendiri tanpa
meme­dulikan orang lain, yang boleh jadi teman, keluarga,
bahkan pasangannya sendiri. Ada seseorang yang men­
ceritakan teman sekantornya (tanpa bermaksud gibah

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 139 11/18/2018 9:16:29 AM


140 Filosofi Pensil

dengan menyembunyikan identitasnya), bahwa temannya


itu selalu minta ditraktir makan atau minum tanpa pernah
mau mentraktir orang lain, padahal ia berkemampuan
melakukannya. Dia hanya mau enaknya sendiri sementara
orang lain di pihak yang tidak enak. Cermati tipe-tipe
orang dalam ungkapan pendek berikut, dan tentukan pada
umumnya Anda berada pada posisi yang mana.

I’m okay- You’re okay


I’m okay- You’re not okay
I’m not okay- You’re okay
I’m not okay - You’re not okay

Jika Anda melazimkan diri terus berada pada posisi


paling atas (I’m okay, you’re okay) maka berbahagialah
hidup Anda. Karena, Anda terlatih memberi dan menerima,
saling membahagiakan diri bersama dengan orang lain.
Dan, pada gilirannya nanti menemukan puncaknya, saat
terjadi kebahagiaan hakiki ketika hamba dan Tuhan telah
saling ridha. Hamba ridha kepada Allah dan Allah pun
ridha kepadanya, seperti tergambar dalam beberapa ayat
Al-Qur’an. Salah satu di antaranya termaktub dalam Surah
Al-Bayyinah/98:8

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn


yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 140 11/18/2018 9:16:30 AM


FILOSOFI KE-14 141

mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah


(balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (Al-
Bayyinah/98: 8)

Menurut Zuhaili (1418H: 30:352), Allah senang karena


hambanya menaati perintahnya, menjalankan syariatnya,
sedangkan hamba tentu lebih senang lagi karena menerima
balasan dan kemuliaan yang luar biasa. Balasan itu menjadi
terkonfirmasi apa yang diidam-idamkan sebelumnya, sesuatu
yang belum pernah ada mata memandangnya, kuping men­
dengarkannya, bahkan belum pernah terlintas dalam pikiran
manusia.
Manusia sebagai hamba tentu telah mendapat banyak
sekali nikmat, bahkan saking banyaknya tidak mampu ia
rincikan (14:34; 16:18), sehingga tak ada cara lain kecuali
berterima kasih dengan menjalankan semua perintah Allah
dan menjauhi larangannya. Bahwa nanti dikasih lagi pahala
terhadap ketaatan itu adalah karena Kemahakasihnya Allah.
Seluruh ibadah yang dilakukan manusia sejatinya tak akan
sepadan dengan nikmat yang telah dikaruniakan Allah
kepadanya. Sejak lahir, bahkan sebelum itu, nikmat Allah
telah mengalir deras, di dalam diri maupun di lingkungan
dimana manusia hidup. Allah terus memberi bahkan terhadap
orang yang mengingkarinya. Allah telah mencontohkan
bahwa memberi itu merupakan sesuatu yang sangat mulia.
Bukan menerima. Kalaupun kita menerima sedapat mungkin
juga dapat memberi dari apa saja yang kita miliki berupa
harta, jasa, tenaga, atau doa sekalipun. Orang bijak berusaha
memberi tanpa menghiraukan balasan apa yang akan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 141 11/18/2018 9:16:30 AM


142 Filosofi Pensil

diterimanya, karena ia yakin Tuhan tidak pernah tidur,


memperhatikan detil perbuatan manusia (4:1).
Dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berinteraksi
dengan orang lain hal ini pun harus terwujud. Memberi
lebih mulia daripada menerima. Tangan di atas lebih mulia
daripada tangan di bawah, demikian ajaran yang disampaikan
oleh Rasulullah saw.

“Tangan di atas lebih baik (mulia) daripada tangan


di bawah. Maksud tangan di atas adalah yang berinfak
(mem­beri), sedangkan tangan di bawah maknanya adalah
orang yang meminta (menerima).” (Hadis riwayat Al-
Bukhari dan Muslim).

Makna hadis ini sangat dalam. Meskipun secara tekstual


terkait dengan infak sedekah, karena itulah yang paling
umum diketahui sebagai proses memberi dan menerima.
Akan tetapi, mari kita coba selami betapa dalamnya makna
hadis di atas. Ia meliputi seluruh aspek kehidupan dalam
interaksi dengan orang lain, apakah orang perorang atau
jamaah (kelompok).
Ketika seseorang ditanya, lebih banyak manakah ia
menerima atau memberi pada hari kemarin (sehari yang
lalu) – yang jelas-jelas masih segar dalam ingatan? Dalam
sebuah survey, ternyata lebih banyak orang merasa ia telah
memberi lebih banyak daripada menerima. Baik, mari kita
cermati apa yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 142 11/18/2018 9:16:30 AM


FILOSOFI KE-14 143

kita. Kita bangun jelang subuh lalu dengar azan dan ke


masjid. Dalam peristiwa ini berapa banyak hal yang telah
kita terima dan boleh jadi kita tak sadari. Suara muazin
memanggil dengan merdu, sesuatu yang kita terima. Wudu di
masjid, siapakah yang menyediakan air dan fasilitas tempat
wudu, sesuatu yang kita terima. Duduk di atas karpet yang
empuk dan bersih, siapakah yang menyediakan dan selalu
membesihkannya, sesuatu yang kita terima. Diimami oleh
imam dengan suara yang empuk (atau pun cempreng),
sesuatu yang kita terima. Dari proses mulai dari rumah
sampai selesai salat, apa yang kita berikan kepada orang-
orang yang berjasa tadi? Tak perlu dijawab, renungkan saja!
Perjalanan sampai di kantor. Halaman kantor sudah
bersih, daun-daun kering yang terjatuh di tempat parkir
sudah tak tampak atau paling tidak berkurang, taman terlihat
asri dan hijau menyegarkan pandangan, siapakah yang
melakukannya? Ruangan, meja, kursi, dan perabot lainnya
sudah bersih dan tertata rapi. Segelas kopi atau teh lengkap
dengan penganan kecil untuk sarapan tambahan mungkin
sudah terhidang di sudut meja. Siapakah yang merapikan dan
menyediakannya? Masihkah kita mau menyangkal bahwa
ternyata kita sebenarnya lebih banyak menerima dalam
kehidupan ini. Lalu kapan kita memberi? Kenapa ucapan
terima kasih saja susah sekali keluar dari mulut kepada
mereka yang telah memberi pelayanan itu?
Dalam hubungan dengan Allah, nikmat yang melimpah
kadangkala tak dirasakan oleh sebagian manusia. Sejak pagi
kita menerima sinar mentari yang menggeliatkan bumi,
menghirup oksigen yang tersedia melimpah di permukaan
bumi (tetapi tidak banyak di angkasa, karena di bumilah

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 143 11/18/2018 9:16:31 AM


144 Filosofi Pensil

tempat manusia pada umumnya mencari penghidupan),


persediaan bahan makanan dari hewani dan nabati di
laut dan di darat, semua karena anugerah Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Namun, kenyataan
itu sering terlewatkan sia-sia dalam perenungan karena
keangkuhan atau ketaksadaran manusia. Wajar apabila Allah
mempertanyakan nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang
(masih) engkau dustakan. Bahkan, diulang sampai 31 kali
di Surah Ar-Rahman, Surah ke-55.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu


dustakan?” (Ar-Rahman: 13 dan seterusnya).

Semangat pensil selalu memberi pelayanan kepada yang


memerlukannya hendaklah dimaknai sebagai semangat untuk
selalu memberi dan berbagi dengan orang lain daripada
menerima, meminta, apalagi menuntut lebih banyak.
Semangat itu dituangkan dalam bentuk sikap dan perilaku
selalu berusaha membalas setiap kebaikan yang kita terima
dari orang lain, paling tidak, sepadan kalau tidak bisa lebih
baik daripada apa yang kita terima. Hal ini sejalan dengan
ajaran Al-Qur’an sebagai berikut,

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 144 11/18/2018 9:16:31 AM


FILOSOFI KE-14 145

“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam)


penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan
yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang
sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan
segala sesuatu.” (An-Nisa’/4: 86).

Meminta dalam bentuk doa kepada Allah tentu sangat


dianjurkan untuk menunjukkan akan kebutuhan kepada Yang
Maha Pemberi. Akan tetapi, jangan sampai hanya berdoa
saja tanpa memenuhi kewajiban kepada-Nya. Allah akan
menjawab permintaan itu apabila manusia juga memenuhi
kehendak-Nya. Hal ini telah ditegaskan dengan sangat
gamblang di dalam Surah Al-Baqarah/2: 186 sebagai berikut:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu


(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu
memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 145 11/18/2018 9:16:32 AM


FILOSOFI KE-15

146 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 146 11/18/2018 9:16:32 AM


“PENSIL ITU DAPAT DISIMPAN DALAM KURUN
WAKTU PANJANG DAN TETAP BISA DIGUNAKAN
KAPAN SAJA”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 147 11/18/2018 9:16:45 AM


148 Filosofi Pensil

P ensil yang tidak dipakai dalam kurun waktu yang panjang


dapat disimpan di tempat pensil, dan pada saat akan
digunakan praktis dapat digunakan tanpa masalah. Tidak
ada kekhawatiran pengeringan tinta, karena memang tidak
memiliki tinta, sebagaimana pada alat tulis pulpen. Tidak
memiliki kedaluwarsa. Selama disimpan di tempat yang
baik selama itu pula dapat digunakan tanpa memerlukan
upaya atau tindakan lain, kecuali meruncingkannya bila
sudah tumpul. Maknanya dalam kehidupan adalah bahwa
seorang manusia harus tetap siap dalam memberi pertolongan
kepada sesamanya, kapan pun hal itu diperlukan. Atau,
dalam kehidupan seorang manusia harus tetap konsisten
dalam melanggengkan silaturahim. Boleh jadi bertambah usia,
fisik bertambah lemah, berubah menurun dalam berbagai
kemampuan, tetapi dalam pergaulan dengan siapapun tetap
hangat, bersahabat, dan selalu memberi inspirasi kebaikan
dan kemajuan.
Sikap mental dalam menjunjung tinggi persaudaraan,
konsistensi dalam berbuat amal shaleh, tak pernah kendur
meskipun kondisi pasang surut kehidupan terjadi silih
berganti. Persahabatan yang telah dibina boleh jadi kemudian
dipisahkan oleh berbagai jarak, jarak waktu atau jarak
tempat, namun tetap saling merindukan karena Allah.
Apabila bertemu kehangatan persahabatan tetap muncul
secara alamiah, bukan basa-basi. Ketulusan selalu memancar
dari lubuk hati paling dalam ditampilkan dalam bentuk
sikap, ucapan, dan tindakan yang murni tanpa dibuat-buat.
Konsistensi (istiqamah) adalah sebuah istilah yang
meng­­ gambarkan kesiapan sikap dan kesigapan tindakan
dalam melanggengkan kebaikan-kebaikan sepanjang waktu.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 148 11/18/2018 9:16:45 AM


FILOSOFI KE-15 149

Konsistensi sangat diperlukan dalam semua sektor kehidupan.


Seorang pekerja harus konsisten dalam menjalankan tugas
yang diamanahkan kepadanya. Banyak orang yang mampu
bekerja dalam suatu bidang, menerima tugas dan tanggung
jawab, akan tetapi tidak semua orang setia dan konsisten
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab itu. Kelengahan
terhadap konsistensi tugas dan tanggung jawab ini yang
sering menyebabkan malapetaka. Bayangkan pengatur lalu
lintas udara di bandara, penjaga pantai, guru yang mendidik
peserta didiknya di sekolah, dokter dan perawat di rumah
sakit-rumah sakit, petugas parkir di halaman gedung, atau
profesi apapun tetap dituntut konsistensi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawab.
Saking pentingnya konsistensi itu sampai-sampai Rasulullah
saw. menjelaskan bahwa ibadah yang paling disukai Allah
adalah yang dikerjakan dengan ikhlas dan terus menerus
secara konsisten meskipun kecil/sedikt, apalagi jika besar/
banyak. Mari kita cermati hadis berikut.

“Wahai manusia, kerjakanlah amal ibadahmu dengan


sungguh-sunguh sesuai dengan kemampuanmu. Sungguh
Allah tidak akan bosan memberi pahala sampai engkau
sendiri bosan (malas). Amal perbuatan yang paling dicintai
Allah adalah yang terus menerus (berkesinambungan)
meskipun sederhana (jumlah yang tidak terlalu banyak).”
(H.R. Al-Bukhari dari ‘Aisyah ra).

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 149 11/18/2018 9:16:45 AM


150 Filosofi Pensil

Dalam banyak ayat Al-Qur’an ditegaskan pentingnya


istikamah dalam berbuat kebaikan, apapun bentuknya.
Melazimkan bersedekah di saat lapang (sejahtera) dan di
saat sulit adalah salah satu bentuk perintah istikamah dalam
kebaikan dan pahala. Ciri orang-orang yang bakal menghuni
surga adalah melazimkan diri dalam semua kebaikan, apa
pun kondisinya. Bersedia istikamah dalam berinfak, senantiasa
meredam amarahnya, mamu secara konsisten memaafkan
orang lain, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Mari kita simak
rangkaian ayat-ayat dalam Surah Ali ‘Imran/3: 133-134
berikut ini.

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari


Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai
orang yang berbuat kebaikan.”

Kesinambungan sikap dan tingkah laku menjadi penentu


tercurahnya rahmat Allah secara terus menerus pula. Manusia
kadangkala terpengaruh dengan kondisi yang melingkupinya

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 150 11/18/2018 9:16:46 AM


FILOSOFI KE-15 151

pada saat-saat tertentu. Ada orang aktif melakukan suatu


tugas apabila sedang dalam suasana sejahtera, bahagia, tetapi
di saat lain melalaikan tugasnya karena mood (suasana
hati)-nya lagi tidak bagus, galau, atau sedang dalam duka.
Itu wajar. Akan tetapi, pernahkah kita menemukan ada
orang sangat rajin jika sedang berada di depan atasannya,
tetapi malas apabila tak seorang pun yang melihatnya. Tentu
kondisi atau sikap seperti ini sangat membahayakan jika
hal itu terjadi di rumah sakit, pemadam kebakaran, menara
pengawas, penjaga pantai, bahkan dalam semua bidang.
Kesiapan untuk terus setia pada tugas dan tanggung
jawab sangat penting dalam semua aspek kehidupan. Hanya
ragamnya yang berbeda-beda. Ada yang dituntut setiap
waktu dalam periode tertentu tanpa jeda, dan ada pula
yang bertahap, bergantian (shift), atau cara-cara lain sesuai
dengan sifat pekerjaan itu. Tentara, misalnya, dituntut untuk
siap siaga sepanjang waktu jika ada tugas memanggil untuk
membela negara dan bangsa tanpa peduli siang atau pun
malam hari. Boleh jadi dalam suasana damai lebih banyak
waktu untuk aktivitas lain, tetapi tidak boleh mengurangi
kewaspadaan dan kesiapsiagaannya jika sewaktu-waktu ada
operasi yang harus segera dilakukan. Begitu pula seorang
dokter spesialis tertentu yang memiliki pasien yang harus
terus ia monitor atau dalam kondisi-kondisi khusus (darurat).
Kesiapannya tetap diperlukan untuk memenuhi panggilan
pertolongan terhadap pasiennya kapan pun diperlukan.
Pensil yang disimpan rapi di tempat yang aman
setiap saat dapat difungsikan untuk menulis, menggambar,
membuat sketsa, konsep, dsb. tanpa tindakan tertentu
yang harus dilakukan, seperti mengisinya dengan tinta atau

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 151 11/18/2018 9:16:46 AM


152 Filosofi Pensil

mengocoknya seperti pada correction pen yang lama tak


dipakai. Seperti itulah kesiagaan para pekerja dan profesional
dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya. Kita
menyaksikan di sekeliling kita betapa sigapnya saudara-
saudara kita yang jiwa sosialnya tinggi ketika terjadi
ben­cana untuk menolong para korban atau membantu
memudahkan urusan orang lain. Mereka adalah orang-orang
yang mematrikan jiwa pertolongan dalam dirinya sehingga
mampu mewakafkan dirinya untuk kebaikan secara konsisten.
Implementasi keyakinannya kepada Allah memuluskan sikap
dan tindakannya untuk senantiasa memberi pertolongan
saat-saat diperlukan tanpa pamrih, bahkan terima kasih
pun tidak, seperti tergambar pada ayat 8-9 dari Surah Al-
Insan/76.
Orang yang senantiasa memelihara keimanannya kepada
Allah dan konsisten dalam berbuat baik atas dasar keimanan
itu sangat sulit terpeleset atau melenceng dari kebenaran.
Hanya orang-orang seperti ini yang dijamin kehidupannya
lurus menuju sorga tanpa ada kekhawatiran terhadap gang­
guan yang menyengsarakan perjalanan hidupnya. Di akhir
hayatnya akan didatangi para malaikat untuk memberi kabar
gembira atas jerih payahnya konsisten dalam kebenaran,
keyakinan kepada Allah, dan melazimkan diri dalam kebaikan
dan amal shaleh.
Surah Fusshilat/41: 30 sangat tegas menjelaskan tentang
happy ending bagi orang-orang yang istikamah dalam
keimanan dan kesalehannya.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 152 11/18/2018 9:16:46 AM


FILOSOFI KE-15 153

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan


kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun
kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah
kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
kepadamu’.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 153 11/18/2018 9:16:47 AM


FILOSOFI KE-16

154 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 154 11/18/2018 9:16:47 AM


“PENSIL ITU PENAMPILANNYA SEDERHANA TETAPI
SERINGKALI BERADA DI TEMPAT BERGENGSI”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 155 11/18/2018 9:16:47 AM


156 Filosofi Pensil

P ensil pada umumnya berpenampilan sederhana, tidak


banyak –bahkan tidak memiliki– asesoris macam-macam,
tetapi seringkali digunakan dalam pertemuan-pertemuan
besar di hotel-hotel berbintang sebagai instrumen yang
tersedia di atas meja-meja para peserta. Biasanya tersedia
pensil polos sederhana di samping kertas notes kecil di atas
meja-meja seminar, siap membantu para peserta pertemuan
membuat catatan-catatan berharga. Pensil sudah tersedia
bahkan sebelum peserta memasuki ruangan, siap memberi
pelayanan. Bahwa kemudian ia tidak digunakan untuk
apapun tak menjadi masalah, ia sudah menyiapkan diri
untuk berkhidmat. Seorang manusia tidak perlu aneh-aneh
dalam berpenampilan, tapi sarat makna untuk bertindak.
Tidak takabur, sesumbar, dan menyombongkan diri, namun
apabila ada tugas memanggil maka pada kesempatan pertama
dengan sigap dan tangkas menjalankan tugas itu tanpa
banyak bicara. Itulah orang yang memiliki filosofi pensil.
Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan diperlukan
dalam kehidupan ini, apapun bentuknya, dan siap diaplikasi­
kan pada saat diperlukan. Tidak perlu muluk-muluk dengan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang kita miliki
itu, tapi pada saat diperlukan kita tampil pada kesempatan
pertama untuk memberi pelayanan dan bantuan kepada
siapapun, tanpa harus melihat berbagai atribut yang dimiliki
oleh orang itu.
Untuk dapat memberi pelayanan prima kepada setiap
orang yang memerlukan maka sangat dianjurkan telah
memiliki berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
dalam banyak hal sehingga perkhidmatan itu bermakna bagi

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 156 11/18/2018 9:16:47 AM


FILOSOFI KE-16 157

orang lain. Di dalam Al-Qur’an setiap Muslim diminta untuk


mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan masa
depan, diwakili oleh persiapan kekuatan (power) dalam
berbagai aspek. (Surah Al-Anfal/8: 60-61). Tentu tidak
hanya dalam kekuatan militer, tetapi juga kekuatan-kekuatan
lainnya seperti kekuatan intelektual, ekonomi, sosial budaya,
dan berbagai skill yang boleh jadi tidak dimiliki orang lain
sehingga siapapun akan selalu memperhitungkan kekuatan
itu. Keterampilan-keterampilan dasar seperti berenang, bela
diri, ketangkasan berkuda (berkendara), home industry,
dianjurkan oleh Rasulullah saw. untuk dilatihkan kepada
anak-anak muda agar mereka sigap jika suatu saat diperlukan
oleh masyarakat di lingkungan dimana mereka berada.
Sederhana tapi mendasar dalam kehidupan pada umumnya.
Banyak diantara anak-anak muda dewasa ini yang
lebih mementingkan asesoris daripada substansi. Mereka
tampil dalam berbagai kesempatan dengan mentereng, tak
dinyana semua itu fasilitas orangtuanya atau hasil kredit
yang menyuguhkan sikap konsumerisme yang merasuk
dalam kehidupan individu dan sosial. Dengan suguhan-
suguhan luxury yang prestisius menjauhkan kehidupan
kita dari kesederhanaan. Tidak sedikit anak muda itu yang
terjerumus pada praktek-praktek asusila, narkoba, korupsi,
untuk mengejar kehidupan luxury itu sementara sumber
penghasilan tidak ada atau tidak mencukupi untuk itu.
Ketika manusia selalu memandang ke atas dalam soal
materi maka selama itu pula tidak akan mengalami kepuasan
lahir batin. Maka, Rasulullah mengajari kita untuk selalu
melihat ke bawah dalam soal strata sosial ekonomi agar kita

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 157 11/18/2018 9:16:47 AM


158 Filosofi Pensil

senantiasa mensyukuri yang ada. Mari kita cermati nasihat-


nasihat Rasulullah berikut ini:

“Dari Abu Zarr, Rasulullah bersabda: ... ‘Tengoklah


orang-orang yang berada di bawahmu, dan jangan pernah
menengok orang-orang yang berada di atasmu, karena hal
demikian akan membuat engkau tidak mensyukuri nikmat
Allah padamu...’.” (Hadis riwayat Thabrani, dll. dari Abu
Zarr. Nomor hadis 1651)

Penampilan sederhana, bersahaja dalam tutur kata, tidak


melebih-lebihkan apa yang kurang padanya, bersikap rendah
hati dalam bergaul, akan membawa kepada kemuliaan.
Kesederhanaan tidak berarti mengecilkan makna diri di
hadapan manusia lalu minder, karena hal itu dilarang
dalam syariat. Manusia tidak boleh merasa kecil di hadapan
manusia, tetapi lebih tidak boleh lagi merasa besar di
hadapan Tuhan. Nasihatnya: “Jangan pernah merasa kecil
di hadapan manusia, tapi jangan pernah pula merasa besar
di hadapan Allah.” Sikap sombong akan sangat merugikan
pelakunya. Mereka tidak akan mendapat tempat di hati
orang lain, karena pada umumnya semua manusia tidak
menyukai orang-orang yang menyombongkan diri. Dan tentu,
Allah lebih tidak menyukai mereka. Tidak heran apabila
salah satu nasihat Luqman kepada putranya adalah jangan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 158 11/18/2018 9:16:48 AM


FILOSOFI KE-16 159

pernah menyombongkan diri di muka bumi ini. Dalam Surah


Luqman/31: 18 dijelaskan dengan tegas,

“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia


(karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan
angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri.” (Luqman/31: 18)

Ibnu ‘Asyur (1984, 21:166) menjelaskan bahwa nasihat


Luqman ini mengandung dua makna, jangan pernah meremeh­
kan orang lain dan jangan pula bersikap sombong terhadap
siapapun. Karena, hal ini berimplikasi terhadap pemahaman
akan persamaan umat manusia, dan menambah keyakinan
bahwa dirinya tak beda dengan yang lain.
Kesombongan tak pernah membawa keberuntungan.
Semua manusia di muka bumi ini tidak suka kepada orang-
orang yang sombong (takabur) hatta orang-orang sombong
itu sendiri. Agama sangat membenci sikap dan prilaku
sombong. Mari kita cermati hadis Rasulullah saw. yang
amat sangat membenci sikap dan prilaku sombong atau
takabur itu.

“Tidak masuk surga orang yang ada dalam hatinya


kesombongan sekecil apapun.” (Hadis riwayat Muslim
dari Abdullah ibn Mas’ud, hadis nomor 149; Turmuzi:

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 159 11/18/2018 9:16:48 AM


160 Filosofi Pensil

1999; Ahmad: 3947). Dalam riwayat Turmuzi dan Ahmad


terdapat tambahan: “...dan juga tidak akan masuk neraka
orang yang ada di dalam hatinya iman sekecil apapun.”

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesombongan


itu mengikis kebaikan. Karena, kesombongan itu sebelas
duabelas dengan pamer (riya’), dan riya’ tak meninggalkan
berkas pahala, semua melayang laksana debu tanah yang
terdapat di atas batu licin yang miring lalu ditimpa hujan
deras maka tak sebutir pun yang melekat pada tempatnya.
(Lihat Surah Al-Baqarah/2: 264). Seseorang yang karena
takdir Allah berada pada posisi yang mulia, bergengsi,
dihormati, tetap saja menyadari dirinya sebagai hamba Allah
seperti halnya manusia yang lain. Ia tampil apa adanya
sebagai manusia biasa. Ia tak akan pernah meremehkan
siapapun, tak menyombongkan diri karena posisi itu, karena
ia menyadari bahwa segala sesuatu tak ada yang langgeng,
dan semua kemuliaan itu hanyalah milik Allah. Kalaupun ada
yang mendapat secerca kemuliaan, kehormatan, ketinggian,
hal itu semata-mata karena Allah. Mari kita cermati ayat
yang menegaskan bahwa kemuliaan itu hanya milik Allah.

“Barangsiapa menghendaki kemuliaan, maka (ketahui­


lah) kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 160 11/18/2018 9:16:49 AM


FILOSOFI KE-16 161

akan naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal


kebajikan Dia akan mengangkatnya. Adapun orang-orang
yang merencanakan kejahatan mereka akan mendapat azab
yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur.”
(Surah Fathir/35: 10)

Jika semua orang menyadari bahwa semua kemuliaan


itu hanyalah milik Allah, maka ia tidak akan berlaku lajak,
bersikap sombong, merendahkan orang lain, bertindak
semena-mena, menyalahgunakan kemuliaan (pangkat, keka­
yaan, ilmu, dan semua yang dianggap mulia). Karena, bukan
milik paten manusia maka tentu sewaktu-waktu semuanya
diambil oleh Allah. Itu sebabnya hanya Allah yang berhak
takabur dengan sifat dan namanya “Al-Mutakabbir”, karena
Dia pemilik segala sesuatu.
Karakter pensil tetap bersahaja, apa adanya, meskipun ia
menemani orang-orang terhormat di hotel-hotel berbintang.
Ia sigap menjadi penolong kepada orang-orang terhormat
itu ketika dalam keadaan mendesak harus mencatat hal-hal
penting semisal nomor telepon, pesanan makanan, poin-poin
penting dalam percakapan atau dalam seminar sekalipun.
Bahwa tetap harus dalam keadaan runcing dengan letak yang
teratur tanpa mengganggu siapapun itu harus dilakukan.
Pensil terletak di samping notes kecil dengan penampilan yang
apik, bersih, dan tak mengganggu. Penampilan sederhana tapi
resik dan enak dipandang adalah bagian dari ajaran Islam.
Islam tidak mengajarkan hidup bersahaja dalam arti
tampil layaknya gelandangan pengemis yang berpakaian
lusuh dengan aroma tak sedap, tetapi tampil apa adanya

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 161 11/18/2018 9:16:49 AM


162 Filosofi Pensil

dengan tidak bermewah-mewah dan tak membusungkan


dada. Berpakaian yang baik, bersih, rapi, sesuai dengan
situasi dan kondisi, tak perlu yang mewah tetapi tetap
anggun. Pakaian rapi, resik, serasi, anggun disenangi Allah
asal jangan ada unsur kesombongan menyertainya. Hal itu
ditegaskan dalam salah satu riwayat (lanjutan hadis yang
dinukil di atas).

“Tidak masuk surga orang yang ada dalam hatinya


kesombongan sekecil apapun.” Seseorang bertanya kepada
Rasulullah, bagaimana jika orang itu senang jika pakaian
dan sandalnya bagus? Rasulullah menjawab: “Sungguh
Allah Mahaindah, menyukai segala yang indah (cantik,
rapi, anggun). Takabbur itu apabila menutupi kondisi yang
sebenarnya dan merendahkan manusia.” (Hadis riwayat
Muslim dari Abdullah ibn Mas’ud, hadis nomor 147,
tambahaan dari teks hadis yang dinukil di atas).

Orang yang memiliki banyak kemampuan dan keteram­


pilan tetapi tampil rendah hati (tidak sombong) seringkali
menakjubkan orang banyak. Sering orang mengumpamakan
orang seperti ini dengan istilah “ilmu padi” yang bermakna
semakin berisi semakin merunduk. Berbeda dengan orang
yang banyak bicara dan tingkah sementara tak memiliki

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 162 11/18/2018 9:16:50 AM


FILOSOFI KE-16 163

apa-apa sering diumpamakan sebagai “tong kosong nyaring


bunyinya.” Penampilan sederhana dan siap membantu kapan
diperlukan karena sejatinya memiliki banyak kemampuan
yang tak dimiliki orang lain pada gilirannya akan selalu
mendapat posisi di hati banyak orang. Memang, kadangkala
tidak instan, tapi cepat atau lambat akan merebut hati banyak
orang. Bahwa ada saatnya perlu untuk memperkenalkan
diri apa adanya (ingat, tapi tidak sombong, yaitu dengan
membusungkan dada padahal tidak sebagaimana yang
sebenarnya). Nabi Yusuf misalnya mempromosikan diri apa
adanya di hadapan raja yang berkuasa dan para pembesar
negara untuk suatu jabatan bergengsi karena ia meyakini
belum ada diantara mereka yang mengenalnya secara detail,
sementara ia mengetahui kondisi negara ke depan harus
diselamatkan. Akan tetapi, sebelum meminta posisi jabatan,
ia terlebih dahulu berbicara meyakinkan akan kemampuan
yang dimilikinya apa adanya, tanpa dilebih-lebihkan, apalagi
terkesan menyombongkan diri. Promosi Yusuf untuk sebuah
jabatan strategis dapat dicermati dari rangkaian kisah Yusuf
berikut ini.

“Dan raja berkata, ‘Bawalah dia (Yusuf) kepadaku,


agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.’
Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia, dia

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 163 11/18/2018 9:16:50 AM


164 Filosofi Pensil

(raja) berkata, ‘Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi


seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami
dan dipercaya.’ Dia (Yusuf) berkata, ‘Jadikanlah aku
bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan’.”
(Surah Yusuf/12: 54-55)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 164 11/18/2018 9:16:50 AM


FILOSOFI KE-16 165

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 165 11/18/2018 9:16:50 AM


FILOSOFI KE-17

166 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 166 11/18/2018 9:16:51 AM


“PENSIL ITU DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN SEDERHANA
SELAIN FUNGSI UTAMANYA”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 167 11/18/2018 9:17:05 AM


168 Filosofi Pensil

P ensil itu selain fungsi utamanya untuk menulis juga


bisa digunakan untuk keperluan sewaktu yang bersifat
sederhana, seperti membuka segel penutup aqua gelas,
memutus isolasi kardus, menggaruk-garuk kulit yang gatal,
melebarkan lubang kancing yang masih seret, mengaduk
campuran cat, dan berbagai keperluan sederhana dalam
keseharian kita. Seorang manusia dapat melakukan hal-hal
yang diperlukan oleh lingkungannya. Sigap memberi bantuan
dalam berbagai aspek kehidupan, meskipun kadang-kadang
bukan bidang keahlian utamanya.
Seseorang perlu dibekali sejak kecil berbagai keterampilan
tidak hanya yang sesuai dengan jenis kelaminnya tetapi
termasuk pekerjaan atau keterampilan yang tidak biasa
dilakukan. Anak laki-laki dilatih mencuci piring, menanak nasi,
merapikan tempat tidur, dan lain-lain; begitu pula sebaliknya,
pekerjaan seperti menyuci mobil atau membersihkan got
di depan rumah tidak mengapa dikerjakan oleh anak-anak
perempuan juga. Androgenitas dalam pekerjaan diperlukan
untuk memberi peluang kemampuan tingkat ‘survive’ yang
lebih tinggi di masa depan. Hanya mereka yang dibiasakan
melakukan semua pekerjaan –yang secara budaya dilazimkan
atas dasar gender– yang mampu mengatasi kehidupannya
lebih elegan di masa depan. Mereka yang terbiasa melakukan
banyak hal terlatih untuk melihat berbagai peluang dalam
belantika kehidupan.
Betapa banyak pekerjaan sederhana di dunia ini ter­
abaikan hanya karena ketidakmampuan melihat peluang atau
ketidakpedulian terhadap hal-hal sederhana di sekeliling kita.
Atau, banyak orang tidak mau merintis suatu pekerjaan hanya
karena tidak banyak orang yang melakukannya, meskipun

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 168 11/18/2018 9:17:05 AM


FILOSOFI KE-17 169

hal itu sah dan halal. Sebaliknya, ada pekerjaan sederhana


ditangkap oleh orang yang pandai memanfaatkan peluang
dan mau melakukan hal-hal yang belum atau tidak dilakukan
orang banyak mengantar mereka ke kesuksesan luar biasa.
Peluang kesuksesan tidak selalu datang dari pekerjaan yang
telah dikenal luas, tapi kadangkala muncul dari pekerjaan-
pekerjaan sederhana yang ditekuni dan dikemas sedemikian
rupa sehingga diminati orang banyak.
Sangat menyenangkan jika kita melihat orang yang
sudah mapan secara sosial ekonomi tetapi mau melakukan
hal-hal sederhana dalam keseharian, semisal membawa
cangkir kotor ke dapur untuk dicuci, membersihkan got
di lingkungan perumahan, mengganti popok anaknya,
mengangkat belanjaan isterinya, dan tentu saja memberi
bantuan orang lain dalam skala yang lebih luas. Di saat-saat
tertentu mau melakukan pekerjaan mengepel lantai, mencuci
pakaian, membersihkan kamar mandi, dan terutama sekali
kesiapan dan kesigapan dalam memberi pertolongan di saat-
saat terjadi musibah. Ia mengambil peran terdepan ketika
mendapatkan orang lain dalam kesulitan dengan berbagai
bentuk bantuan yang mampu dilakukan, tanpa pamrih.
Semua pekerjaan baik, sesederhana apa pun bentuknya,
tetap mendapat perhitungan pahala dari Allah. Bahkan,
semua dikategorikan sebagai sedekah yang mendapatkan
apresisasi dalam bentuk pahala dari Allah swt. Cermati
hadis berikut ini.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 169 11/18/2018 9:17:05 AM


170 Filosofi Pensil

“Riwayat dari Abu Zarr, bahwa ada sekelompok


orang dari Sahabat bertanya kepada Nabi saw., ‘sungguh
beruntung orang-orang kaya dalam soal pahala, mereka
shalat seperti kita shalat, berpuasa sebagaimana kita puasa,
tetapi mereka bersedekah dengan kelebihan harta yang
mereka miliki.’ Rasulullah bersabda: ‘Apakah kalian tidak
tahu bahwa Allah telah menciptakan banyak hal untuk
kalian sedekahkan? Sungguh tiap tasbih itu adalah sedekah,
takbir itu sedekah, tahmid itu sedekah, tahlil itu sedekah,
mengajak pada kebaikan sedekah, mencegah kemungkaran
juga sedekah, bahkan hubungan badan suami-isteri pun
sedekah.’ Mereka bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah
seseorang yang memenuhi syahwatnya kepada isterinya
juga akan mendapatkan pahala?’ Rasulullah menjawab
(dengan balik bertanya): ‘Apakah kalian tahu bahwa
seseorang yang melakukan sesuatu yang haram pasti
mendapat dosa? Seperti itulah kalau seseorang melakukan
yang halal juga akan mendapat pahala’.” (Hadis riwayat
Muslim, Ahmad, dan lainnya)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 170 11/18/2018 9:17:06 AM


FILOSOFI KE-17 171

Semua perbuatan halal (baik), sesederhana apa pun


bentuknya tetap akan mendapatkan pahala dari Allah sepan­
jang hal itu dilakukan dengan ikhlas. Seseorang hanya
merapikan sandal jamaah di halaman masjid, memungut
sampah untuk dibuang ke tempat sampah, merapikan kursi
setelah diduduki di restoran, menunjukkan alamat dengan
jelas kepada orang yang bertanya, berbagi tempat duduk di
bandara (daripada tas ransel yang duduk manis di atas kursi
ruang tunggu) merupakan perbuatan baik yang dijanjikan
pahala dari Allah.
Anak-anak muda saat ini pada umumnya enggan
mengerja­­kan pekerjaan yang dianggapnya tak bergengsi.
Mereka lebih senang pergi ke kota lalu mengikuti mode
orang kota, meniru gaya orang kantoran yang sudah mapan,
sementara sumber penghasilan tak ada atau tak cukup.
Banyak diantara mereka mengambil jalan pintas (serba instan)
meskipun hal itu bertentangan dengan norma dan akal sehat.
Tentu tidak semua seperti itu. Masih ada anak-anak muda
yang tercerahkan dengan tetap mau melakukan pekerjaan apa
saja asal halal. Tak peduli harus bekerja dengan berkeliling
di lingkungan perumahan menjajakan barang dagangan atau
pekerjaan jasa sederhana, tapi terhormat karena pekerjaan
itu halal dan tak mengganggu orang lain. Recehan demi
recehan ia bisa kumpulkan untuk keperluan hidupnya dan
sebagian ditabung untuk masa depannya. Kalaupun ia
harus bekerja kepada orang lain, ia melakukannya dengan
sungguh-sungguh bahkan melebihi dari tuntutan tugasnya.
Dari pekerjaan itu ia bisa belajar seluk beluk pekerjaannya
untuk suatu saat mengembangkan diri sendiri dengan lebih
baik dan lebih kreatif.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 171 11/18/2018 9:17:06 AM


172 Filosofi Pensil

Pendidikan kepanduan (pramuka) merupakan salah satu


bentuk pendidikan dan pelatihan bagi anak-anak muda untuk
sigap dan terampil memberi bantuan dan pertolongan dalam
berbagai situasi terutama dalam situasi kedaruratan. Dalam
pikirannya, selalu terdapat rangsangan tentang bantuan apa
yang bisa ia berikan kepada sesamanya saat ini. Atau, siapa
saja yang memerlukan bantuan dan pertolongannya saa ini.
Ia sangat yakin bahwa apabila seseorang rajin memberi
bantuan dan pertolongan orang yang mengalami kesulitan
maka Allah pun akan senantiasa memberikan bantuan dan
pertolongan saat ia mengalami berbagai kesulitan dalam
kehidupannya.
Orang yang terbiasa melakukan sesuatu melebihi tun­
tutan tugasnya adalah orang-orang yang berpacu dengan
waktu dalam melakukan kebaikan (amal saleh) dalam kehi­
dupannya hingga suatu saat ia mendapatkan kemuliaan. Ini
janji Allah di dalam Al-Qur’an bagi mereka yang berpacu
dengan waktu dalam melakukan perbuatan baik, selalu lebih
dahulu mengerjakan kebaikan (amal saleh) tanpa menunggu
suruhan orang lain.

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-


orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami,
lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri,
ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 172 11/18/2018 9:17:07 AM


FILOSOFI KE-17 173

berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu


adalah karunia yang besar.” (Surah Fathir/35: 32)

Ayat ini memang terkait dengan respons manusia ter­


hadap kitab suci, dan penafsiran para ulama tentang tiga
gradasi yang dimaksud dalam ayat tersebut sangat beragam.
Salah satu di antaranya Al-Hasan yang dikutip oleh Al-
Syaukani (1414H, 4:401) bahwa tipe pertama, ada manusia
yang dalam kehidupannya hanya melaksanakan sedikit sekali
kebaikan dibandingkan dengan keburukan. Orang itu disebut
menganiaya dirinya sendiri. Tipe kedua, mereka yang antara
kebaikan dan keburukannya kurang lebih sama. Dan, tipe
ketiga, mereka yang kebaikannya lebih banyak daripada
keburukannya. Hanya tipe yang terakhir ini yang akan
mendapatkan kemuliaan yang besar.
Tipe ketiga yang disebut dengan ‘sabiqun bil khairat’ atau
berpacu dengan waktu dalam melakukan kebaikan adalah
tipe orang yang selalu melakukan sesuatu melebihi tuntutan
tugasnya. Ia memiliki kemauan dan keterampilan dalam
melakukan banyak hal, meskipun fungsi utamanya bukan
pada hal-hal dimaksud. Sebagai ilustrasi, semisal sendok
fungsi utamanya adalah menyendok makanan dari mangkok
atau piring ke mulut, tetapi ia juga bisa dipakai untuk
mengaduk kopi, mencampurratakan makanan, mencungkil,
memotong dan mengerik buah, bahkan bisa digunakan
untuk mengetok-ngetok meja untuk menarik perhatian anak
yang sedang beralih perhatian saat makan. Tukang ketoprak
menggunakan sendok untuk mengetok piring sebagai tanda
identitas dagangan. Orang yang bisa melakukan hal-hal
sederhana untuk membantu sesamanya meskipun bukan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 173 11/18/2018 9:17:07 AM


174 Filosofi Pensil

keahlian utamanya sejatinya telah memberi manfaat banyak


terhadap dirinya dan orang lain dalam kehidupannya.
Lahan pahala terbentang luas di sekitar kita tanpa
harus malu atau segan melakukannya meskipun tampaknya
urusan sepele atau sederhana. Rasulullah saw. telah dengan
sangat jelas memberikan arahan bahwa range implementasi
iman amat luas, terdiri atas banyak pintu (peluang) mulai
dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, tinggal
kita mau melakukan atau tidak. Cermati hadis berikut ini:

“Iman itu memiliki lebih dari enam puluh atau tujuh


puluh pintu – dalam riwayat lain disebut sebagai cabang.
Paling rendah membuang hal-hal yang mengganggu di
jalanan, dan paling tinggi ucapan ‘la ilaha illallah’ (tiada
tuhan selain Allah. Memiliki harga diri merupakan bagian
dari iman.” (Hadis riwayat Ibn Majah dari Abu Hurairah,
nomor hadis 57. Hadis dengan redaksi kurang lebih sama
juga diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Turmuzi,
Nasa’i, Ahmad, dll.

Terlalu banyak pintu kebaikan dalam kehidupan ini,


terhampar bagi siapa saja yang menginginkan, dari hal-hal
sederhana sampai pada hal-hal yang canggih. Menghindarkan
kesulitan yang mungkin terjadi di tengah jalan yang biasa
dilalui orang merupakan bagian dari implementasi iman yang
terhunjam di dalam kalbu, tanpa harus bertanya tentang
dari mana asalnya, dari etnis mana, berbahasa apa, hatta

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 174 11/18/2018 9:17:07 AM


FILOSOFI KE-17 175

berkeyakinan apakah dia. Apalagi yang sudah nyata-nyata


mendapat kesulitan dalam berbagai lini kehidupan. Tak
pelak lagi jika Rasulullah saw. menegaskan bahwa orang
yang ringan tangan melakukan bantuan kepada orang lain
maka ia pun akan mendapat bantuan dan pertolongan dari
Allah saat ia membutuhkannya. Orang yang selalu memberi
perhatian (concern) terhadap kebutuhan orang lain maka
Allah pun akan terus memperhatikan kebutuhannya. Mari
kita cermati hadis berikut ini.

“Muslim satu dengan Muslim yang lain adalah ber­


saudara. Tidak saling menzalimi dan mengkhianati. Siapa
yang senantiasa memerhatikan kebutuhan saudaranya
maka Allah pun akan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Siapa yang membebaskan satu kesulitan saudaranya
maka Allah akan membebaskan kesulitan-kesulitannya
pada Hari Kiamat. Dan, siapa menutupi aib saudaranya
sesama Muslim maka Allah akan menutupi aibnya di Hari
Kiamat.” (Hadis riwayat Muslim dari Abu Salim, hadis
nomor 58, 2580)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 175 11/18/2018 9:17:08 AM


FILOSOFI KE-18

176 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 176 11/18/2018 9:17:08 AM


“PENSIL ITU LAMA-LAMA PENDEK,
TAPI TETAP ADA MANFAATNYA.”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 177 11/18/2018 9:17:21 AM


178 Filosofi Pensil

P ensil yang digunakan dalam waktu lama tentu akan


menjadi pendek. Dan, ketika jadi pendek susah di­
pegang sehingga diganti dengan yang baru, yang lama
dipensiunkan. Pensil yang sudah pensiun tidak berarti selesai
perkhidmatannya, ia masih bisa digunakan misalnya untuk
ganjal pintu, atau untuk menggulung benang kusut yang
tidak terlalu panjang, atau dijadikan sebagai pengambang
pancingan ikan, atau berbagai keperluan lainnya. Maknanya
adalah bahwa seorang manusia yang telah lanjut usia,
boleh jadi pensiun dari berbagai aktivitas kantor/usaha,
tetapi bukan berarti selesai dari segala-galanya. Ia tetap
bisa bermanfaat sesuai dengan sisa-sisa kemampuan yang
dimilikinya, misalnya menemani cucu, membaca buku dan
menulis, bersih-bersih halaman, jalan-jalan pagi meskipun
sudah pakai tongkat namun akan tetap memberi semangat
kepada yang lain.
Perkembangan manusia senantiasa bergerak maju, dari
bayi saat lahir berkembang menjadi kanak-kanak yang lugu,
lucu, dan menggemaskan hingga menjadi orang dewasa yang
gagah. Jika ia diberi usia panjang akan menjadi kakek-
kakek (nenek-nenek) yang lebih banyak membanggakan
masa lalunya sebagai kenangan. Perjalanan hidup ini, dari
muda menjadi tua, adalah proses alamiah yang dialami oleh
semua manusia, bahkan semua makhluk hidup. Berbagai cara
dilakukan manusia untuk menghambat proses penuaan (anti-
aging), tetapi usia manusia tetap bergerak maju sesuai dengan
pergerakan waktu. Perjalanan hidup manusia membentuk
semacam kurva normal, pada awalnya lahir sebagai bayi
dalam keadaan lemah, lalu berkembang menjadi sangat
kuat di usia dewasa, lalu menjadi lemah kembali di kala

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 178 11/18/2018 9:17:21 AM


FILOSOFI KE-18 179

usia senja. Hal ini telah ditegaskan oleh Al-Qur’an, Surah


Ar-Rum/30: 54

“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan


lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan
lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha
Mengetahui, Mahakuasa.” (Ar-Rum/30: 54)

Tak dapat diingkari pertumbuhan dan perkembangan


manusia mulai dari kondisi lemah, berubah menjadi kuat di
saat dewasa, lalu kembali lemah di masa tuanya. Al-Sa’di
(2000, I:644) memberi komentar saat menafsirkan ayat
di atas dengan mengatakan bahwa salah satu keagungan
Allah adalah menciptakan manusia pada periode awal
dalam kondisi lemah. Dari setetes nutfah, ‘alaqah, mudgah,
lalu menjadi makhluk hidup (zigot, janin) di dalam rahim
hingga ia lahir sebagai bayi yang sempurna berkembang
menjadi kanak-kanak. Semua kondisi ini masih dalam
keadaan lemah (masih memerlukan bantuan dan perawatan).
Allah terus memberi kekuatan secara bertahap sampai
mencapai usia balig lalu mencapai puncak kedewasaan dan
kekuatan lahir batin. Setelah itu perkembangannya kembali

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 179 11/18/2018 9:17:22 AM


180 Filosofi Pensil

lagi seperti sediakala, lemah, ketika usia lanjut (usia senja)


dan mengalami amnesia (pikun).
Periodisasi perkembangan ini dialami oleh semua ma­
nusia, persis seperti kurva normal. Dalam kondisi lemah di
awal kehidupan ketika manusia hanya membawa potensi
pengetahuan yang siap diaktualisasikan melalui interaksi
dengan lingkungan hidupnya. Pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, semakin hari semakin bertambah sejalan
dengan bertambahnya usia dan interaksi dengan lingkungan
hidup hingga mencapai masa puncaknya di usia dewasa.
Pengetahuan itu kembali lagi menurun, bahkan banyak hal
yang dilupakan saat menginjak usia lansia karena memori
juga ikut menyusut dengan menurunnya kondisi fisik akibat
‘dimakan usia’. Semua itu berjalan dengan normal sesuai
dengan sunnatullah.
Di kala usia senja menapaki sisa-sisa jatah hidup – karena
pasti suatu saat ditarik dari peredaran di muka bumi – akan
terasa banyak sekali kenangan masa lalu yang terlewatkan.
Tentu ada yang manis dan ada pula yang getir. Yang manis
tak dapat diputar ulang dan yang pahit getir tak perlu
disesali. Sungguh suatu hal yang bijak jika memanfaatkan
sisa hidup yang masih tersedia. Masa muda sudah tinggal
kenangan, masa gagah perkasa sudah terlewatkan, tapi masih
banyak yang tersisa untuk diisi sepenuh-penuhnya. Mari kita
cermati hadis Rasulullah saw. berikut ini.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 180 11/18/2018 9:17:22 AM


FILOSOFI KE-18 181

“Perhatikanlah baik-baik lima masa sebelum datangnya


lima masa yang lain: 1) Masa mudamu sebelum masa
tuamu; 2) Masa sehatmu sebelum engkau dilanda sakit; 3)
Masa ketika engkau berada (kaya) sebelum engkau jatuh
melarat; 4) Masa senggangmu sebelum datang masa sibuk;
dan 5) Masa hidupmu sebelum engkau wafat.” (Catatan:
hadis ini dikategorikan sahih oleh Al-Bukhari dan Muslim
meskipun keduanya tidak meriwayatkannya. Diriwayatkan
oleh Al-Hakim, Nasa’i, dll. dari Ibn ‘Abbas).

Paling tidak, satu diantara lima itu pasti masih bisa diisi
dengan berbagai aktivitas kebaikan, ibadah kepada Allah,
dan menolong sesama manusia dengan apa yang masih tersisa
dari kemampuan, yaitu masa ketika napas masih keluar
masuk dari badan sebelum ia berhenti mengalir. Senang sekali
rasanya ketika kita menyaksikan para lansia aktif dalam
kegiatan-kegiatan sosial, ceria dalam kesehariannya, dan
selalu memberi inspirasi kepada generasi muda bagaimana
seharusnya pengalaman hidup memberi warna-warni kebaikan
dan bakti.
Meskipun usia telah mencapai masa senja dan telah
memasuki usia pensiun dari pekerjaan kantor, tak ada
sindrom pascakekuasaan (post power syndrome) karena
ia memahami betul perkembangan manusia sebagaimana
diatur oleh sunnatullah. Tak ada rasa murung penyesalan
hidup, dan tak ada hardik membahana karena kesal tidak
dilayani atau tidak dihargai sebagaimana saat menjabat
suatu jabatan di masa lampau. Yang ada adalah kehangatan
dalam persahabatan, kebijakan (wise) dalam bersikap dan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 181 11/18/2018 9:17:23 AM


182 Filosofi Pensil

berperilaku, serta menabur bakti semampu yang bisa dila­


kukan.
Boleh jadi tak sesigap dan tak secepat tanggap tinimbang
saat masih muda dahulu, tetapi ia tak pernah alpa untuk
memberikan perhatian, bantuan, dan pertolongan kepada
siapa­pun yang memerlukan. Kalaupun ia juga memerlukan
pertolongan dari orang lain karena kemampuan yang sema­kin
hari semakin menurun, ia memahami keterbatasan pihak lain
dalam memberi perhatian dan pertolongan. Ia berupaya untuk
tidak menjadi beban orang lain meskipun banyak peluang
atau potensi bantuan di sekelilingnya. Bahwa terpaksa
merepotkan orang lain karena keterbatasan-keterbatasan tentu
sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Itu sebabnya penting
untuk mempersiapkan diri memasuki kondisi tak berdaya
di masa tua. Tabungan hari tua, memperbanyak bantuan
dan pertolongan ketika masih muda, menyiapkan anak-anak
bisa mandiri dan berkecukupan lahir batin (generasi yang
tidak lemah sebagaimana diwaspadakan Surah An-Nisa’/4:
9) penting dilakukan.
Mempersipakan hari esok tentu tidak bermakna hanya
menumpuk harta, tetapi mempersiapkan diri lahir batin dari
segala kemungkinan terburuk dalam kehidupan hari tua,
tentu tetap dalam aturan syari’ah yang telah ditetapkan Allah
dan Rasul-Nya. Ada nasihat bijak Luqman sebagaimana
termaktub dalam kitab Hilyah al-Awliya’ wa Thabaqat al-
Ashfiya’. Abu Nu’aim Al-Asbahani (1394H: 9:264) menulis,

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 182 11/18/2018 9:17:23 AM


FILOSOFI KE-18 183

“Luqman menasihati anaknya: Wahai Ananda, jangan­


lah kamu terlalu masuk ke dalam dunia dengan cara yang
engkau melupakan akhiratmu, tetapi jangan pula engkau
meninggalkannya yang menyebabkan engkau menjadi
beban orang lain.”

Menjadi beban orang lain adalah hal yang harus di­


hindari. Bekerja untuk dunia dan akhirat sejak muda harus
dilakukan. Antisipasi segala sesuatu kemungkinan terburuk
yang mungkin tiba-tiba terjadi dalam kehidupan perlu
dipersiapkan. Tidak ada seorang manusia yang memiliki
kekuatan, kemampuan, kecemerlangan, dan berbagai ke­
le­
bihan yang langgeng selama hidupnya. Ada saatnya
kekuatan fisik tak bersahabat lagi, kekuatan pikiran mulai
aus, kemampuan finansial berkurang, anak-anak menjauh
ke keluarga barunya, kesehatan yang terus menurun sejalan
dengan menurunnya fungsi-fungsi organ yang melemah. Itu
semua sunnatullah. Seberat apapun penurunan kemampuan
itu tidak menyebabkan semangat hidup meredup, bahkan
terus berupaya untuk memberi, minimal doa agar orang lain
senantiasa memperoleh keselamatan, rahmat, dan keberkahan
dari Allah yang tercermin di dalam salam kedamaian yang
kita sampaikan setiap kali berjumpa dengan sesama Muslim:
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Keberadaan pensil yang telah pendek namun belum
difungsikan untuk hal-hal seperti untuk ganjal pintu, atau
gulungan benang kusut, atau keperluan lainnya tetap ia
berada di tempatnya tanpa mengganggu yang lain. Ia tidak
menimbulkan bau basi atau lapuk berdebu yang membuat

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 183 11/18/2018 9:17:23 AM


184 Filosofi Pensil

polusi, atau gangguan apa pun. Keberadaannya tetap siap


siaga untuk tugas-tugas tertentu meskipun tidak segagah
ketika masih baru. Jika pensil yang baru belum ada, dan
terpaksa ada tugas yang harus dilakukan, masih bisa diraut
untuk digunakan menulis, meskipun tentu sudah susah dalam
pemakainnya. Berbahagialah orang-orang sepuh yang masih
bisa memberikan kontribusinya untuk kebaikan meski dalam
berbagai keterbatasan. Sepanjang usianya ia telah mengukir
berbagai prestasi kebaikan luar biasa yang dinikmati orang
banyak. Usia panjang dengan penuh amal kebaikan itulah
usia yang berkah. Mari kita renungkan hadis yang sangat
populer berikut ini.

“Riwayat dari Abdurrahman ibn Abi Bakrah, dari


ayahnya, bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi
saw.: ‘Ya Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?’
Nabi menjawab: ‘Orang yang usianya panjang dan amal
kebaikannya pun banyak’. Kemudian dia bertanya lagi:
‘Lalu siapa manusia yang paling buruk?’ Nabi menjawab
lagi: ‘Orang yang usianya panjang dan buruk pula per­
buatannya.” (Hadis riwayat Ahmad ibn Hanbal, nomor
hadis 20415. Ada beberapa redaksi tentang hadis ini)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 184 11/18/2018 9:17:24 AM


FILOSOFI KE-18 185

Berdasarkan hadis ini dapat diambil kesimpulan bahwa


nilai atau bobok sebuah rentang usia terletak pada baik
atau buruknya perbuatan yang diisikan pada usia yang
dipinjamkan Allah itu. Dengan demikian, jika orang tua
yang diberi usia panjang oleh Allah itu menyadari tentang
hal ini, maka semakin tua hendaknya semakin berupaya
untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupan yang tersisa.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 185 11/18/2018 9:17:24 AM


FILOSOFI KE-19

186 Cara Kerja Ilmu-Ilmu

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 186 11/18/2018 9:17:24 AM


“PENSIL ITU ADA SAATNYA SELESAI MASA
BAKTINYA”

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 187 11/18/2018 9:17:36 AM


188 Filosofi Pensil

T idak diragukan bahwa segala sesuatu di dunia ini


ada ujungnya, termasuk pensil yang digunakan sehari-
hari. Karena diraut berulang-ulang lalu digunakan untuk
berbagai keperluan grafiti maka ada saatnya berakhir, tidak
memungkinkan diraut lagi. Maknanya dalam kehidupan
adalah bahwa manusia suatu saat akan ditarik dari peradaran
alias meninggal dunia dan tak mampu lagi berkarya sebagai­
mana ketika ia masih hidup.
Pengalaman hidup menunjukkan bahwa manusia setiap
waktu mengalami pertambahan usia, dari bayi yang sangat
lemah tumbuh dan berkembang menjadi remaja, dewasa,
dan jika mendapat usia panjang, menjadi tua renta. Kondisi
ini menjadi hukum pasti bahwa setiap manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dengan gerak maju, tanpa
dapat dimundurkan atau diset ulang menjadi bayi kembali.
Di penghujung kehidupan ada kematian. Niscaya! Semua
makhluk hidup akan merasakan kematian, apakah dari jenis
tumbuhan, hewan dari jenis renik seperti mikroba sampai
yang amat besar seperti ikan hiu, apalagi manusia yang
dalam hal-hal tertentu memerlukan lebih banyak bantuan
untuk survive.
Di dalam Al-Qur’an telah ditegaskan bahwa setiap
jiwa, tanpa kecuali, pasti akan mengalami kematian seperti
dipahami dari ayat berikut,

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami


akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 188 11/18/2018 9:17:37 AM


FILOSOFI KE-19 189

sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya


kepada Kami.” (Al-Anbiya: 21/35)1

Persoalan ini harus disadari betul bahwa suatu saat, yang


tak seorang pun tahu, manusia akan mengalami kematian.
Akan tetapi, tak ada yang sanggup memastikan kapan dan
dimana hal itu akan terjadi. Bisa besok, lusa, minggu depan,
tahun depan, atau detik berikut ini. Ada orang yang telah
mempersiapkan tempat peristirahatan terakhirnya dengan
segala macam pernak-pernik asesoris menarik, tapi ternyata
ia meninggal di suatu penerbangan dan tercebur di laut dalam
yang tak pernah ditemukan. Ada juga yang menulis wasiat
supaya dimakamkan di samping isteri tercintanya yang lebih
dahulu meninggal, tak dinyana ia wafat saat menunaikan
ibadah haji dan tak jenazahnya tak pernah di bawah pulang
ke rumahnya. Oleh karenanya, tak penting dimana harus
berbaring untuk terakhir kalinya, karena manusia sulit
memastikanya seperti sulitnya memastikan kapan hal itu
akan terjadi. Simak ayat berikut ini,

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari


Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui
apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun

1
Lihat juga Surah Ali Imran/3: 185, Al-‘Ankabut/29: 57.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 189 11/18/2018 9:17:37 AM


190 Filosofi Pensil

yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan


dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang
dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” (Luqman/31: 34)

Usaha manusia untuk terus hidup melampaui semua


usaha di bidang yang lain. Tak terhitung jumlah instrumen
anti aging, upaya medis dan nonmedis, pantangan makanan
dan aktivitas tertentu, meditasi, lapal mantra, doa, dan
berbagai upaya lain dilakukan dan dikembangkan untuk
mengatasi agar tetap hidup langgeng terus berjalan hingga
saat ini. Tidak salah, karena upaya untuk tetap hidup
untuk terus berbuat baik adalah keharusan. Yang keliru
adalah merasa tidak akan mati. Padahal, Al-Qur’an telah
menjelaskan bahwa kematian suatu saat akan menghampiri
setiap makhluk hidup, termasuk manusia yang memiliki aneka
trik untuk bertahan hidup hatta jika ada yang berlindung di
balik lemari baja tebal atau benteng yang sangat kuat yang
disangkakan tak akan ditembus oleh apa dan siapapun.
Cermati ayat berikut ini,

“Di manapun kamu berada, kematian akan mendapat­


kan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 190 11/18/2018 9:17:38 AM


FILOSOFI KE-19 191

yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan,


mereka mengatakan, ‘Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka
ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari
engkau (Muhammad).’ Katakanlah, ‘Semuanya (datang) dari
sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang
munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan
(sedikit pun)?” (An-Nisa’/4: 78)

Dokter, ahli farmasi, jenderal besar, atau orang terkaya


sekalipun tidak mampu menolak kehadiran al-maut di akhir
perjalanan hidupnya. Ketika napas tak keluar-masuk lagi,
jantung tak berdenyut, sel otak membusuk, itulah saatnya
manusia berpisah dengan segala sesuatu yang dicintainya
di dunia – yang juga akan fana. Bahwa ada upaya-upaya
tertentu untuk melakukan pertolongan terhadap orang yang
mengalami tanda-tanda kematian awal sering kita lakukan
misalnya dengan napas buatan, kejut listrik, atau pertolongan
lainnya. Kadangkala berhasil jika jatah hidupnya memang
masih ‘koma’, belum ‘titik’.
Secara teoretis, kematian dibagi menjadi empat tahap.
Tahap satu, pra agonal, ketika denyut nadi sudah mulai
tidak teratur, pandangan sudah mulai kabur, kondisi fisik
sangat lemah, dalam banyak hal meracau. Tahap dua, agonal,
interaksi dengan orang lain sudah tidak ada, tapi denyut nadi
masih bisa dirasa terutama di pangkal leher, organ-organ
vital masih berfungsi tapi sudah sangat lemah. Tahap tiga,
mati klinis, ketika semua tanda-tanda kehidupan yang bisa
diperiksa dari luar sudah tidak ada, tetapi organ-organ vital
seperti jantung dan otak belum mulai proses membusuk.
Upaya-upaya medis yang lazim digunakan seperti terapi

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 191 11/18/2018 9:17:38 AM


192 Filosofi Pensil

kejut mungkin dapat membantu apabila jatah hidup memang


masih disediakan oleh Yang Mahakuasa. Tahapan ini mulai
dari dua menit hingga ada yang hidup kembali (seperti
terjadi pada kasus mati suri). Tahap empat, mati biologis,
yaitu ketika semua organ fisik telah mulai membusuk. Tak
seorang manusia, bagaimana pun pintarnya, mampu melawan
kematian biologis ini.
Seperti telah dijelaskan di muka, semua manusia akan
sampai pada tahap terakhir ini ketika tak seorang pun mampu
menahannya, karena memang tidak akan dimajumundurkan
sesaat pun. Jika pun ada yang berhasil kembali hidup normal
setelah tahap ketiga, mati klinis, itu artinya ‘saat’nya memang
belum tiba di akhir kehidupan, hanya mengalami jedah atau
masa comma yang dalam banyak hal bisa sampai sangat
lama dan menjenuhkan. Allah telah menggaransi bahwa ajal
manusia tidak akan dimajumundurkan. Kalau sudah sampai
titik itu maka berakhir pula riwayat hidup seseorang.

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu).


Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta
penundaan atau percepatan sesaat pun.” (Al-A’raf/7: 34)2

Saat seseorang mati (biologis) itu ia telah tutup usia


dan terhenti total dari semua aktivitasnya di dunia. Tutup
usia berarti tutup pula semua kegiatan, tinggal menunggu

2
Lihat juga Surah Yunus/10: 49, An-Nahl/16: 61.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 192 11/18/2018 9:17:38 AM


FILOSOFI KE-19 193

hasilnya, baik atau buruk, tergantung pada perbuatan yang


telah dilakukan sebelumnya. Karena, sejatinya kehidupan di
dunia (alam syahadah) yang menentukan bahagia-tidaknya
perjalanan selanjutnya. Perjalanan yang relatif sangat singkat
menentukan endinya di akhirat. Dihitung sejak balig hingga
akhir hayat, berapapun usia yang dijalani dalam kehidupan
selama itu pula yang diperhitungkan.
Dalam masa kehidupan itu, manusia diuji apakah ia
melazimkan diri mengerjakan hanya hal-hal baik ataukah
menceburkan diri pada hal-hal buruk. Semua ada konsekuensi,
pahala dan dosa, serta pada akhirnya berujung di salah satu
dari dua tempat. Bagi orang yang berbuat baik ujungnya
di surga, dan sebaliknya, yang berbuat buruk berujung di
neraka. Tidak ada alternatif tempat ketiga. Sangat jelas
diinformasikan oleh Surah Al-Infithar/82: 13-14

“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti (berbuat


baik) benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenik­
matan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka
benar-benar berada dalam neraka.” (Al-Infithar/82: 13-14)

Konsekuensi tentang perbuatan manusia sangat logis,


bagi yang berbuat baik kepada Allah dan sesama makhluk
maka wajar apabila mendapatkan ganjaran surga. Sebaliknya,
yang berperilaku buruk mendapatkan hukuman di neraka.
Manusia tinggal memilih ingin mendapatkan yang mana.
Allah tidak akan pernah menzalimi hambanya walau sedikit

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 193 11/18/2018 9:17:39 AM


194 Filosofi Pensil

pun. Untuk memperoleh kenikamatan dan kebahagiaan di


surga memang harus berbekal. Tidak gratis begitu saja.
Manusia harus bekerja keras untuk meraih kenikmatan
dan kebahagiaan itu dengan mengumpulkan bekal sebaik-
baik dan sebanyak-banyaknya. Al-Qur’an telah memandu,
perbekalan terbaik dalam perjalanan hidup menuju titik
(ajal) itu adalah ketakwaan. Dalam semua gerakan atau
perjalanan bekal terbaik adalah takwa kepada Allah. Cermati
ayat berikut ini,

“…Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah


mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-
baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku
wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!” (Al-
Baqarah/2: 197).

Perbekalan yang tak akan pernah basi dan menyusut


menyertai perjalanan dan memberi manfaat luar biasa
saat manusia menyelesaikan etape terakhir hanyalah hasil
atau efek dari ketakwaan kepada Allah. Harta kekayaan,
sanak saudara, handai tolan, jabatan, status sosial, tak ada
yang mampu menolong kecuali yang telah didarmabatikan
untuk kehidupan akhirat. Efek ketakwaan itu adalah pahala
menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua
larangannya selama hidup di dunia. Sebab, apabila telah
ditarik dari peredaran maka semua perintah dan larangan

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 194 11/18/2018 9:17:39 AM


FILOSOFI KE-19 195

itu tak lagi ada gunanya, tinggal menerima hasilnya. Mereka


memetik hasilnya sebagai orang yang terus menerus meme­
lihara ketakwaannya kepada Allah hingga akhir hayatnya.
Mereka akan menikmati jerih payahnya dengan berbagai
kenikmatan dan kebahagiaan. Ayat-ayat dalam Surah al-Hijr
berikut menerangkan hal itu.

“Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam


surga-surga (taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang
mengalir). (Allah berfirman), ‘Masuklah ke dalamnya dengan
sejahtera dan aman.’ Dan Kami lenyapkan segala rasa
dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa
bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.
Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak
akan dikeluarkan darinya.” (al-Hijr/15: 45-48)

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 195 11/18/2018 9:17:40 AM


196 Filosofi Pensil

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 196 11/18/2018 9:17:40 AM


BAHAN PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim.
Ashbahani, Abu Nu’aim Ahmad ibn Abdillah ibn Ahmad ibn Ishak
ibn Musa ibn Mahran al-, Hilyah al-Awliya’ wa Thabaqat al-
Ashfiya’, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Arabi, 1394H.
‘Asyur, Muhammad Thahir ibn Muhammad ibn. Tahrir al-Ma’na al-
Sadid wa Tanwir al-‘Aql al-Jadid min Tafsir al-Kitab al-Majid.
Tunis: Al-Dar al-Tunisiyah li al-Nasyr, 1984.
Bazzar, Abu Bakr Ahmad ibn ‘Amr al-. Musnad al-Bazzar (al-Bahr
al-Zakhar). Madinah: Maktabah al-‘Ulum wa al-Hikam, 2009.
Bukhari, Muhammad ibn Ismail. Shahih al-Bukhari (al-Jami’ al-
Musnad al-Shahih al-Mukhtashar min Umur Rasulillah Shallallah
‘Alaih wa Sallam wa Sunanih wa Ayyamih). Damascus: Dar
Thuq al-Najat, 1422H.
Hakim, Abu ‘Abdillah al-. Al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain. Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1990.
Hanbal, Abu Abdillah Ahmad ibn Muhammad al-Syaibani ibn,
Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal, Beirut: Muassasah
Arrisalah, 1421H.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 197 11/18/2018 9:17:40 AM


198 Filosofi Pensil

Majah, Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Quzwaini Ibn,


Sunan Ibn Majah, Aleppo: Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyah,
t.th.
Muslim, Ibn al-Hajjaj. Shahih Muslim (al-Musnad al-Shahih
al-Mukhtashar bi Naql al-‘Adl ‘an al-‘Adl ila Rasulillah
Shallallah ‘Alaih wa Sallam). Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-
‘Arabi, t.th.
Nasa’i, Abu ‘Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu’aib al-. Al-Mujtaba
min al-Sunan (al-Sunan al-Shugra li al-Nasa’i. Halb: Maktab
al-Mathbu’at al-Islamiyah, 1986.
Qaththan, Manna’ Khalil al-. Tarikh at-Tasyri’ al-Islami. T.tp:
Maktabah Wahbah, cet. 5, 1422H.
Sa’di, ‘Abd al-Rahman ibn Nashir al-. Taysir al-Karim al-Rahman
fi Tafsir Kalam al-Mannan. T.tp.: Muassasah al-Risalah, 2000.
Shufi, Abu al-‘Abbas Ahmad ibn Muhammad al-. Al-Bahr al-
Madid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid. Cairo: Dr. Hasan Abbas
Zakiy, 1419H.
Sya’rawi, Muhammad Mutawalli al-, Tafsir al-Sya’rawi. Cairo:
Mathabi’ Akhbar al-Yawm, 2010.
Syaukani, Muhammad ibn Ali ibn Muhammad ibn Abdillah al-,
Fath al-Qadir, Beirut: Dar Ibn Katsir, 1414H.
Thabrani, Sulaiman ibn Ahmad ibn Ayyub Abul Qasim al-, Mu’jam
al-Kabir, Cairo: Maktabah Ibn Taymiyah, 1415H.
Thanthawi, Muhammad Sa’id, At-Tafsir al-Wasith li Al-Qur’an
al-Karim. Cairo: Dar Nahdhah Mishr, 1997
Zuhaili, Wahbah Musthafa. At-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa
al-Syari;ah wa al-Manhaj. Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu’ashir,
1418H.

Filosofi Pensil_OK_FA.indd 198 11/18/2018 9:17:40 AM

Anda mungkin juga menyukai