Anda di halaman 1dari 5

1.

0 PENGENALAN

Secara umumnya konsep pendidikan terbahagi kepada tiga bahagian iaitu pendidikan inklusif ,
Pendidikan seumur hidup dan pendidikan holistik . Pendidikan inklusif berfokus kepada menyediakan
askes Pendidikan untuk semua individu tanpa memandang keperluan atau latar belakang mereka
dengan tujuan mendorong keseragaman dan penghargaan terhadap perbezaan . Pendidikan seumur
hidup adalah merupakan konsep yang menekankan pembelajaran sepanjang hidup , termasuk
pembelajaran formal , non formal dan informal untuk menghadapi perubahan dalam dunia modern .
Pendidikan holisitk adalah pendekatan yang memperlukan individu secara komprehensif ,
memperhatikan aspek fizik , intelektual , emosi , social , dan moral dan Pendidikan untuk
menciptakan individu yang seimbang . Selain itu , pendidikan islam turut memainkan satu konsep
yang penting dalam kehidupan seharian iaitu pembentukan nilai moral melalui islam dapat
membentuk karakter dan moral individu dengan mengajarkan nilai nilai islam seperti kejujuran ,
kasih saying , dan etika . Ini membantu dalam pembentukan individu yang berpeliku baik dan
bertanggungjawab

2.0 ISU PENDIDIKAN MASA KINI

Terdapat beberapa isu Pendidikan dilihat belum diselesaikan oleh Mantan Menteri Kanan
Pendidikan , Datuk Dr . Radzi Jidin semasa tahun 2022 . Isu ini dibangkitkan oleh Pensyarah Pusat
Kajian Pendidikan dan Kesejahteraan Komuniti Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Dr Anuar
Ahmad .Isu beban tugas guru bukanlah perkara baru di dalam negara kita kerana sejak beberapa
tahun ini, perkara ini telah menjadi tajuk perbincangan hangat setiap kali bermulanya musim
persekolahan.

Pada 8 Januari 2006, Berita Harian melaporkan bahwa guru di Selangor, Melaka, Johor, dan Kuala
Lumpur bekerja 74 jam seminggu, melebihi batas 48 jam yang ditetapkan oleh ILO. Tugas guru
semakin bertambah, termasuk di luar bidang pengajaran, yang menyebabkan banyak guru mengeluh
dan mengalami tekanan. Berdasarkan laporan kaji selidik NUTP bertajuk 'Pandangan dan Syor NUTP:
Beban Guru Meliputi Sekolah Rendah, Sekolah Menengah, Sekolah Teknik dan Politeknik', beban
tugas guru dibahagikan kepada lima bidang: Urusan data, fail, buku rekod dan laporan; Pentadbiran;
Kurikulum; Kokurikulum; dan Hal Ehwal Murid (HEM).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa tugas guru semakin bertambah dari sehari ke sehari,
termasuk tugas pentadbiran. Tugas guru semakin mencabar dengan perubahan zaman globalisasi
dan penggunaan teknologi maklumat dan komunikasi yang luas. Guru sering merasakan beban kerja
yang melibatkan tugas pengkeranian yang lebih berkaitan dengan pengurusan dan pentadbiran.
Masalah ini pernah dilaporkan dalam Berita Harian pada tahun 2010, dan Kementerian Pelajaran
Malaysia membentuk Jawatankuasa Khas Mengkaji Beban Tugas Guru untuk mengatasi isu tersebut.
Beban guru semakin bertambah dengan banyak tugas yang diberikan oleh pihak atasan pada
peringkat yang berbeza. Selain itu, masalah kepadatan bilik darjah dan ketidakseimbangan agihan
guru antara jenis sekolah yang berbeza juga turut menyumbang kepada beban guru.
Beban tugas guru berimplikasi kepada pendidikan dan guru itu sendiri. Guru bukan hanya sebagai
pendidik di bilik darjah, tetapi juga melaksanakan tugas kerani, setiausaha, bendahari, dan banyak
lagi. Guru menghadapi beban tugas yang terlalu banyak, termasuk tugas pengkeranian. Beban ini
dapat menyebabkan guru bekerja lebih masa dan kurang waktu berehat, bahkan pada hari Sabtu.

Pertambahan beban tugas guru dikhuatiri akan menyebabkan fokus pada keputusan peperiksaan
lebih daripada mencintai ilmu di kalangan pelajar. Guru ingin memberi tumpuan pada mengajar,
tetapi tugas-tugas lain seperti menguruskan data dan pelbagai program kurikulum serta kokurikulum
mengambil masa yang berharga.

Tugas pengkeranian yang terpaksa dilakukan oleh guru dan tekanan komitmen tugas yang perlu
dilaksanakan juga mempengaruhi guru. Guru yang tidak mampu menangani tekanan boleh bertindak
di luar kawalan, mengakibatkan ketegangan dan prestasi kerja yang menurun. Masalah ketegangan
guru juga mencakup risiko tinggi untuk masalah kesihatan mental, dengan banyak guru yang
menghadapi tekanan mental dan mengalami sakit jiwa.

3.0 ASPEK IDEOLOGI

3.1 MEDONISME

Isu beban tugas guru yang melampau dapat dilihat dari perspektif ideologis dalam konteks
modenisme dan pasca-modenisme. Dalam kerangka modenisme, penekanan pada inovasi,
eksperimen, dan pembebasan kreativitas dapat mendorong pendekatan pendidikan yang lebih
individualistik dan berorientasi pada prestasi. Ini bisa menghasilkan peningkatan beban tugas guru
karena perubahan dan eksperimen dalam pendidikan memerlukan pemahaman dan implementasi
teknologi dan metode baru. Di sisi lain, dalam kerangka pasca-modenisme, isu beban tugas guru yang
melampau dapat diinterpretasikan sebagai reaksi kritis terhadap nilai-nilai dan pendekatan
modenisme. Pasca-Modenisme menekankan ketidakpastian, kompleksitas, dan ambivalensi dalam
pemikiran dan praktik. Ini bisa menyebabkan pertanyaan tentang relevansi dan dampak tugas
tambahan yang guru harus tanggung dalam konteks pendidikan yang lebih luas. Oleh karena itu, isu
ini mencerminkan tantangan kompleks dalam pemahaman modenisme dan pasca-modenisme dalam
pendidikan.

3.2 PASCA MEDONISME

Dalam perspektif pasca-modenisme, isu beban tugas guru yang melampau muncul sebagai
tanggapan kritis terhadap nilai dan pendekatan modenisme. Pasca-modenisme menekankan
ketidakpastian, kompleksitas, dan ambivalensi dalam pemikiran dan praktik. Isu-isu dalam dunia
pendidikan, termasuk beban tugas guru, sering dilihat sebagai bagian dari narasi kompleks ini.
Kehadiran beragam pemahaman dalam pasca-modenisme mengajukan pertanyaan tentang sejauh
mana tugas tambahan yang harus dipikul oleh guru sejalan dengan tujuan pendidikan yang lebih
luas. Dengan demikian, isu ini mencerminkan tantangan dalam kerangka pemikiran pasca-
modenisme terhadap pendidikan dan peran guru dalam konteks masyarakat yang berubah.

4.0 PENYELESAIAN MASALAH MENGIKUT PEMIKIRAN ISLAM

Solusi bagi isu beban tugas guru yang melampau, dalam konteks pemikiran Islam, melibatkan
sejumlah langkah penting. Pertama, prinsip keseimbangan tugas harus ditekankan, yang
mengharuskan pemberian tanggung jawab yang wajar agar guru dapat menjalankan peran utama
mereka sebagai pendidik tanpa merasa terbebani oleh pekerjaan administratif yang berlebihan.
Kedua, investasi dalam pelatihan dan pengembangan guru sangat penting untuk mempersiapkan
mereka menghadapi perubahan dalam dunia pendidikan dan teknologi baru tanpa merasa terbebani.
Ketiga, penghargaan dan pengakuan kepada guru merupakan nilai penting dalam Islam, memotivasi
mereka untuk berkinerja lebih baik. Keempat, kerja sama dan kolaborasi antara guru sangat
dianjurkan, di mana guru dapat bekerja bersama untuk berbagi tugas dan sumber daya dengan
bijaksana sehingga tidak ada yang terbebani secara berlebihan. Kelima, kepemimpinan yang adil
dalam pendidikan sangat penting, memastikan bahwa guru diperlakukan dengan adil dan tidak
diberikan beban kerja yang tidak sesuai. Keenam, doa dan kesabaran adalah nilai penting dalam
Islam, dengan guru mencari kekuatan dalam doa dan bersabar dalam menghadapi beban tugas yang
melampau. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, isu beban tugas guru yang melampau dapat
diatasi dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai dan etika Islam, yang pada akhirnya akan menjaga
kesejahteraan guru dan mendukung terciptanya pendidikan berkualitas.

5.0 PERBANDINGAN EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM DAN BARAT

Salah satu perbezaan mendasar antara epistemologi pendidikan Islam dan Barat terletak pada
sumber pengetahuan. Dalam tradisi Islam, Al-Quran dianggap sebagai sumber utama pengetahuan,
dan penekanan diberikan pada pengetahuan yang berasal dari wahyu Allah. Pengetahuan ilmiah
dalam Islam seharusnya selaras dengan prinsip-prinsip agama dan etika. Di sisi lain, dalam tradisi
Barat, pengetahuan sering kali didasarkan pada rasionalitas, observasi, dan metode ilmiah.
Pandangan ini memberikan kebebasan yang lebih besar dalam mengejar pengetahuan tanpa
ketergantungan pada wahyu agama.

Selain itu, tujuan pendidikan juga menjadi perbezaan signifikan antara kedua tradisi. Dalam
pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah pengembangan individu yang taat pada ajaran agama dan
berkontribusi positif kepada masyarakat. Pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan manusia
yang bertaqwa dan moral. Di sisi lain, pendidikan Barat sering menekankan pengembangan
kemampuan intelektual, kritis, dan kreatif individu, dengan fokus pada pemahaman yang lebih luas
tentang dunia dan masyarakat.
Pendekatan pembelajaran juga mencerminkan perbezaan dalam epistemologi pendidikan. Dalam
tradisi Islam, pendekatan pembelajaran sering kali bersifat otoriter, di mana pengetahuan
disampaikan oleh guru kepada siswa dengan penekanan pada hafalan dan pemahaman teks agama.
Di sisi lain, tradisi Barat mendorong pendekatan yang lebih interaktif, berfokus pada pemecahan
masalah, eksperimen, dan pemikiran kritis. Siswa dalam tradisi Barat didorong untuk
mengembangkan pemahaman mereka melalui dialog dan penelitian mandiri.

Walaupun ada perbezaan signifikan dalam epistemologi pendidikan Islam dan Barat, penting untuk
diingat bahawa keduanya memiliki nilai dan keunggulan masing-masing. Pendidikan Islam
menekankan pada moralitas dan nilai-nilai spiritual, sementara pendidikan Barat fokus pada
pengembangan pemikiran rasional dan analitis. Kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi dan
memberikan sumbangan positif bagi perkembangan individu dan masyarakat. Dalam dunia yang
semakin terglobalisasi, pemahaman mendalam tentang perbezaan ini dapat membantu
mempromosikan dialog dan pemahaman lintas budaya.

6.0 KESIMPULAN

Pemahaman falsafah Barat dan Islam adalah aset penting dalam dunia moden yang semakin global.
Ia membantu kita menghargai kepelbagaian pemikiran dan pandangan, membuka minda kepada cara
pandang yang berbeza, serta memungkinkan kita menggabungkan elemen-elemen yang baik dari
kedua-dua tradisi. Tambahan pula, kajian tentang falsafah ini membantu kita memahami asal usul
nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membentuk masyarakat dan budaya kita, yang penting dalam
masyarakat multikultural. Selain itu, pemahaman tentang kedua-dua tradisi ini dapat membantu kita
menghadapi cabaran dan isu-isu kontemporari, dengan menggunakan pemikiran dalam falsafah
untuk menganalisis masalah dan mencari penyelesaian yang berkesan. Dalam kesimpulan,
pemahaman tentang falsafah Barat dan Islam adalah penting dalam konteks dunia moden yang
semakin kompleks dan bercabang, membekalkan kita dengan perspektif yang lebih komprehensif
dan memupuk pemahaman lintas budaya yang diperlukan untuk menghadapi cabaran masa kini.

7.0 SUMBER RUJUKAN

Deen, U. (2015, November 22). ISU Keguruan: Beban Tugas Guru. Isu Keguruan: Beban Tugas Guru.
https://tamansyurgalb.blogspot.com/2015/11/isu-keguruan-beban-tugas-guru.html

Radi, A. (2022, September 23). Masih Ada 4 ISU Pendidikan Belum Selesai. Majoriti.com.my.
https://majoriti.com.my/berita/2022/09/23/masih-ada-4-isu-pendidikan-belum-selesai

Rosidin, M. (2018). Relasi Dan Rekonsiliasi Antara Pendidikan Islam Dengan pendidikan Barat. Journal
EVALUASI, 1(2), 235. https://doi.org/10.32478/evaluasi.v1i2.75

Anda mungkin juga menyukai