Anda di halaman 1dari 24

1

A. Latar Belakang Masalah


Kehadiran internet bagi para pengguna merupakan sebuah media baru
yang menawarkan keberagaman dan kebebasan akan akses informasi bagi
pengguna tanpa harus terikat pembatasan dan sensor. Beragamnya informasi di
internet menjadi sumber daya informasi baru yang menarik khalayak media
massa untuk berpindah dari media massa lama (old media) ke media massa
baru (new media).1 Penggunaan internet didukung dengan adanya smartphone
mempermudah internet diakses dimana saja
Menurut data terbaru dari data Indonesia mengutip laporan We Are Social
bahwa pemakai media sosial tahun 2022 di Indonesia sebanyak 191 juta.
Jumlah tersebut memiliki kenaikan sebesar 12,35% dibanding dengan per-
Januari 2020 sebesar 170 juta orang. Media sosial dengan urutan pertama yang
banyak digunakan adalah WhatsApp dengan persentase 88,7%. Selanjutnya
Instagram dan Facebook dengan persentase 84% dan 81,3%. Salah satunya
adalah aplikasi dalam internet yang disebut dengan jejaring sosial seperti blog,
facebook, twitter, snapchat, youtube dan instagram yang diberikan internet
membuat penggunanya dapat memilih dengan cara apa berkomunikasi dan
berbagi infomasi, salah satunya pengguna pada media sosial khususnya
instagram.
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan
pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke
berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. 2 Makin
populernya Instagram sebagai aplikasi yang digunakan untuk berbagi foto dan
video membuat para Da’i turut membagikan pesan dakwahnya lewat
Instagram. Instagram merupakan salah satu media jejaring sosial yang dapat
dimanfaatkan sebagai media dakwah, melalui Instagram-lah dakwah dibagikan
dengan meg-upload konten berupa vidio, foto atau gambar, sehingga para
Mad’u dapat melihat dan mendengar pesan-pesan dakwah yang disampaikan

1
Apriadi Tamburaka. Literasi Media : Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa.
Jakarta: PT Rajagrafindo, 2018
2
Bimo Mahendra, Eksistensi Sosial Remaja Dalam Instagram (Sebuah Perspektif
Komunikasi), Jurnal Visi Komunikasi, Vol 16, No.16, 2019.
2

melalui video atau foto yang dibagikan di Instagram, berdasarkan data yang
didapati bahwa ada 116,16 juta pengguna Instagram di Indonesia hingga
Agustus 2023. Jumlah tersebut meningkat 6,54% dibandingkan pada bulan
sebelumnya yang sebanyak 109,03 juta pengguna. Jika dibandingkan setahun
sebelumnya, jumlah pengguna Instagram di Indonesia meningkat 11,8%.3
Media dakwah adalah alat yang objektif yang dapat digunakan untuk
menghubungkan gagasan dengan individu tertentu. Komponen penting dari
dakwah adalah yang menentukan arahnya dan berfungsi sebagai urat nadi dari
seluruh usaha.4 Media berfungsi sebagai instrumen perantara untuk
mengkomunikasikan pesan kepada audiens yang dituju. Singkatnya, media
atau wadah untuk berdakwah adalah suatu media sarana yang dipakai oleh da’i
dalam menyampaikan dan memberikan pesan dakwah kepada mad’u, supaya
tercapai tujuan dari dakwah.
Lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Selat Penuguan
adalah salah satu organisasi dibawah Lembaga Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Kabupaten Banyuasin beralamat di Jl. Perkantoran Pemkab Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan, berjalan dalam bidang dakwah dan
pemberdayaanya dalam masyarakat khususnya Kecamatan Penuguan. Tujuan
dari dakwah Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Penuguan adalah
menyampaikan dakwah dengan mad’u para pimpinan kepengurusan Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan dan masyarakat sekitar.
Dakwahnya di media sosial mencakup ke dalam penggunaan media sosial
Instagram. Dakwah yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kecamatan Penuguan merupakan dakwah fiqh dasar, selain berdakwah dengan
memberikan pesan secara tulisan di media sosial, terdapat juga audio dan
video. Pesan dakwah tersebut mengangkat isu yang terjadi dan memaknai serta
menjawab dengan pandangan Islam.
Dilihat dari 172 unggahan di dalam akun Instagram @mui_penuguan,
dakwah Lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan
3
Berdasarkan data Napoleon Cat diakses pada tanggal 08 Oktober 2023
4
Adi Wibowo. Penggunaan Media Sosial Sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan Islam
Di Era Digital. Jurnal: Islam Nusantara, tahun 2019, Vol. 03 No. 02, p. 339-356.
3

Sumatera Selatan tidak hanya saja berpusat dalam kegiatan luring tetapi
daring. Hal itu dengan maksud bahwa dakwah Lembaga Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan Sumatera Selatan tidak hanya berfokus
pada masyarakat Kecamatan Penuguan dan masyarakat sekitar, tetapi
pengguna media sosial juga. Penggunaan media sosial dalam hal itu bertujuan
untuk membangun citra wajah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan
Penuguan Sumatera Selatan dengan melakukan dakwah memanfaatkan digital
(algoritma).
Rata-rata yang menyukai unggahan dan penonton dalam akun
@mui_penuguan per tahun 2022 adalah sebanyak 100 sampai 300. Dalam
komentar yang diberikan terhadap konten dapat dilihat manfaat yang diberikan
atas mad’u, salah satunya oleh akun @anzalla pada 20 Maret 2023 “Masya
Allah reminder banget nih”. Fenomena tersebut menandakan bahwa dakwah
yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan
dapat menarik perhatian dan digandrungi oleh masyarakat luas.
Dakwah sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni da’a yad’u, da’watan
yang berarti mengajak, memanggil dan menyeru. Dakwah adalah praktik
mendorong atau menasihati individu untuk mengatur kehidupan mereka
dengan bijak di jalan Tuhan dengan hikmah, mawidhah hasanah, dan ahsan
al-mujadalah. Terdapat juga cara yang dilaksanakan yakni panggilan menuju
jalan Allah dengan cara al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu al-munkar. Dengan
usaha tersebut diyakini bahwa tujuan dakwah itu sendiri yaitu untuk
memajukan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat akan tercapai.5
Dakwah mempunyai metode yang beragam, metode tersebut adalah: (1)
Tabligh, komunikasi dalam menyampaikan dakwah dengan media massa atau
media mimbar, (2) Irshad, penyampaian Islam melalui penyuluhan atau
bimbingan, (3) Tadbir, dengan manajemen kegiatan dakwah, dan (4) Tamkin
atau tahwir, yakni pengembangan aktivitas dakwah implementatif.6

5
Chatib Saefullah. Kompilasi Hadis Dakwah, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2018)
6
Sukayat, Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Mabadi ‘Asyarah, (Bandung: Sembiosa
Rekatama Media, 2015)
4

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah bin
Sa'id] dan [Ibnu Hujr], mereka berkata; telah menceritakan kepada kami
[Isma'il] yaitu Ibnu Ja'far dari [Al 'Ala] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah]
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:

‫ َال‬،‫ َك ان َله ِم َن اَألجر ِم ثل ُأُج ور َم ن َتِبَعه‬،‫ «َم ن َدَعا إىل ُه دى‬:‫عن أيب هريرة رضي اهلل عنه مرفوًعا‬
‫ِم‬ ‫ِم‬ ‫ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِم‬
‫ َال َينُق ُص‬،‫ كان َعَليه ن اِإل مْث ثل آَثا َم ن َتِبَعه‬،‫ وَمْن َدَعا إىل َض َالَلة‬،‫َينُق ُص ذلك ن ُأُج وِر م َش يًئا‬
‫»ذلك ِم ن آَثاِم ِه م َش ْيًئا‬.

Artinya: “Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, ia berhak pemmperoleh


pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikitpun
dari pahala mereka. Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan, ia
mendapat dosanya sepaerti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi
sedikipun dari dosa mereka”. 7
Dakwah adalah tugas yang diberikan kepada setiap muslim. Sebagaimana
terdapat dalam Al-Qur‟an dan as-Sunnah Rasulullah SAW, kewajiban dakwah
menyerukan, dan menyampaikan agama islam kepada masyarakat. 8 Di dalam
Alqur‟an terdapat perintah yang menyuruh kaum muslimin agar mendakwahi
manusia supaya berada dijalan Allah. Terdapat dalam Q. S Ali – Imran 104 :

‫َو ْل َتُك ن ِّمنُك ْم ُأ َّمٌة َيْدُع وَن ِإَلى اْل َخْي ِر َو َيْأ ُمُروَن ِباْل َمْعُروِف َو َيْن َهْو َن َع ِن اْل ُمنَك ِر َو ُأ وَلِئَك ُهُم اْل ُمْف ِلُحوَن‬
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Tujuan menyebarkan dakwah adalah untuk mendorong kebajikan dan
kebijaksanaan, bukan untuk mengutuk mereka yang berbuat salah. Pendekatan
dakwah yang sesuai dengan tujuan dakwah dapat dipilih dari sekian banyak
yang ditawarkan. Sasaran dakwah menuju ke arah kualitas yang bagus, oleh

7
Hadits Muslim Nomor 4831
8
Munzien Suparta, Harjani Aefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2019),h.5.
5

karenanya dalam proses menyampaikan isi pesan dakwah diperlukan wadah


sarana yang pas untuk menggapai tujuan yang ditujukan.9
Terdapat juga pesan dakwah tentang fenomena yang sedang terjadi saat
itu, seperti fenomena gerhana bulan. Pesan dakwah tentang pesan motivasi,
imbauan beribadah juga tidak luput dibahas. Selain itu Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan mempublikasikan kegiatan dakwah
secara luring, seperti kajian atau seminar keagamaan.10
Dalam tujuan komunikasi yaitu untuk mendapatkan feedback yang
terealisasikan, hal ini berlaku dalam menyampaikan pesan dakwah, da’I tidak
hanya memahami pesan, tetapi sampai cakupan analisis. Adanya ketidak
sinkronisasi antara objek tujuan dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kecamatan Penuguan dan objek pengguna media sosial (pengguna Instagram)
menimbulkan ketertarikan. Oleh karena itu, pemilihan Majelis Ulama
Indonesia Kecamatan Penuguan sebagai objek dari penelitian yang memakai
konten dakwah pada media sosial Instagram Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kecamatan Penuguan sebagai media dakwah Islam sangat cocok. Media sosial
MUI Kecamatan Penuguan selain sebagai citra juga sebagai penunjang
dakwah untuk masyarakat luas khususnya pengguna Instagram, dengan konten
yang tentunya menerapkan metode yang bermanfaat agar tercapai tujuan dan
mendapatkan feedback.
Melihat dari fenomena tersebut, ruang dakwah untuk bergerak menjadi
sangat luas. Selain itu, fenomena tersebut menjadi kesempatan dan sekaligus
menjadi tantangan bagi da’i. Sehingga, media dari dakwah tidak melalui
media yang tradisional saja, tetapi media yang modern. Dalam penerapannya
dapat dilakukan di berbagai media sosial, beberapa diantaranya adalah
YouTube, Instagram, TikTok dan lain-lain. Banyak pelaku dakwah baik yang
sudah cukup berumur maupun yang masih muda menggunakan pemanfaatan
media sosial sebagai media dakwah. Tidak hanya dilakukan secara langsung
tetapi melalui media sosial. Dakwah juga dapat dilakukan oleh sebuah
9
https://babel.kemenag.go.id/
10
https://kemenag.go.id/islam/khutbah-salat-gerhana-gerhana-bulan-tanda-kebesaran-allah-
k6lgix diakses pada tanggal 20 Agustus 2023
6

organisasi, komunitas dan lain-lain dengan dakwah berkelompok, mengusung


visi, misi dan tujuan dalam berdakwah. Sebagaimana yang dilakukan oleh
salah satunya Lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Selat
Penuguan.
Berdasarkan dari latar belakang, penulis tertarik melakukan penelitian
lebih dalam untuk menemukan dakwah yang Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kecamatan Penuguan melalui konten di media sosial Instagram MUI
Kecamatan Penuguan. Hal tersebut sangat penting untuk diteliti karena dalam
konten dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan
memiliki strategi dalam melakukannya, maka dari itu penulis tertarik
mengangkat judul “Komunikasi Dakwah dalam Era Digital (Studi Kasus
Penggunaan Media Sosial Instagram MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Kecamatan Penuguan).
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas akun @penuguan_mui di sosial media instagram?
2. Apa dampak akun sosial media @penuguan_mui terhadap masyarakat?
B. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti haruslah mempunyai tujuan yang
hendak dicapai yang mempunyai manfaat. Maka akan terdapat solusi untuk
permasalahan yang dihadapi. Karena tujuan ini akan menunjukan kualitas
penelitian. Dari uraian latar belakang, rumusan masalah diatas maka pada
dasarnya penelitian ini bertujuan untuk:
1. Tujuan obyektif
a. Untuk mengetahui efektivitas akun @penuguan_mui di sosial media
instagram.
b. Untuk mendeskripsikan dampak akun sosial media @penuguan_mui
terhadap masyarakat
2. Tujuan subyektif
a. Untuk mengetahui apa saja materi dakwah yang disampaikan akun
@penuguan_mui melalui media instagram.
7

b. Untuk memperoleh data sebagai bahan utama dalam penyusunan


skripsi guna memperoleh gelar sarjana di bidang ilmu pengembangan
masyarakat islam pada fakultas dakwah dan komunikasi Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
C. Kegunaan penelitian
Memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk
memecahakan masalah dan membuat keputusan. Dengan begitu,manfaat
penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi kepentingan
pengembangan program maupun kepetingan ilmu pengetahuan. Didalam
melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat yang dapat
diambil baik bagi penulis maupun masyarakat pada umunya. Besarnya
manfaat positif yang diberikan menunjukan nilai dan kualitas dari penelitian
tersebut dan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tambahan
teruntuk mahasiswa Komunikasi Penyiaraan Islam dalam melakukan
dakwah melalui media instagram
b. selain itu, penelitian ini dapat menjadi landasan untuk penelitian
selanjutnya, tentu nya dengan tema penelitian yang berhubungan.
2. Kegunaan praktis
a. Untuk mengasah pola pikir dan penalaran sesuai analogi dan sekaligus
untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh.
b. Memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
c. Hasil penelitian dan pembahasan ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman bagi penulis dan sebagai tugas akhir yang menjadi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada fakultas
dakwah dan komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan
masukan serta tambahan pengetahuan bagi pihak-pihak yang terkait
8

dengan masalah penelitian ini, dan berguna bagi pihak-pihak yang


berminat pada masalah yang sama.
D. Tinjuan pustaka
Penelitian dengan tema “Komunikasi dakwah dalam era digital studi kasus
analisis media sosial Instagram Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan
Selat Penuguan dengan penelitian ini sudah banyak karya tulis yang telah
ditelitih sebelumya. Karya-karya yang ditemukan yang berkenaan dengan
judul penelitian yang sangat membantu dalam penyelesaian tulisan ini adapun
karya-karya tersebut diantaranya yaitu :
1. Skripsi yang ditulis Charismanto 2022 dengan tema “Strategi
Dakwah Digital Di Era Milenial Studi Kasus Aktivitas Dakwah Habib
Husein Ja‘Far Al Hadar”, skripsi tersebut diterbitkan pada Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Penerapan Strategi
Dakwah Habib Husein Ja‘far Al Hadar melalui media digital.
bagaimana respon jama‘ah virtual Habib Husein Ja‘far Al Hadar
terhadap konten dakwah yang disajikannya dalam media digital dan
bagaimana gaya dakwah Habib Husein Ja‘far Al Hadar. 11 Dalam
penyelesain pertayaan-pertayaan tentu mengunakan metodologi
penelitian yang mana daalam penelitian ini mengunakan mengunakan
metode kajian lapangan dengan data kualitatif, sumber data dan data
terdiri dari sumber-sumber data primer serta sekunder.
2. Skripsi yang ditulis Hidayatu Rizki 2022 dengan tema “Strategi
Dakwah Untuk Generasi Milenial Di Era Digitalisasi Pada Komunitas
Yuk Hijrah Lampung Melalui Media Sosial”, skripsi tersebut
diterbitkan pada Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana

11
dalam skripsi Charismanto 2022, “Strategi Dakwah Digital Di Era Milenial Studi
Kasus Aktivitas Dakwah Habib Husein Ja‘Far Al Hadar”.
9

strategi dakwah untuk generasi milenial di era digitalisasi pada


Komunitas Yuk Hijrah Lampung melalui media sosial dan apa faktor
pendukung dan penghambat dalam menerapkan strategi dakwah untuk
generasi milenial di era digitalisasi pada Komunitas Yuk Hijrah
Lampung melalui media sosial.12 Dalam penyelesain pertayaan-
pertayaan tentu mengunakan metodologi penelitian yang mana daalam
penelitian ini mengunakan mengunakan metode kajian lapangan
dengan data kualitatif, sumber data dan data terdiri dari sumber-
sumber data primer serta sekunder.
3. Skripsi yang ditulis Muhammad Manarul 2021 dengan tema
“Strategi Dakwah Melalui Media Sosial Instagram @Santringasinan
Dalam Meningkatkan Eksistensi Dakwah Di Era Digital Pondok
Pesantren Al-Amien Kediri”, skripsi tersebut diterbitkan pada Program
Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Institut Agama Islam Negeri (Iain) Kediri. 13 Permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana perencanaan
dakwah melalui media sosial instagram @santringasinan dalam
meningkatkan eksistensi dakwah di era digital Pondok Pesantren Al-
Amien Kediri, bagaimana implementasi dakwah melalui media sosial
instagram @santringasinan dalam meningkatkan eksistensi dakwah di
era digital Pondok Pesantren Al-Amien Kediri dan bagaimana
peningkatan eksistensi dakwah di era digital Pondok Pesantren Al-
Amien dalam perspektif pengikut Instagram (followers)
@santringasinan. Dalam penyelesain pertayaan-pertayaan tentu
mengunakan metodologi penelitian yang mana daalam penelitian ini
mengunakan mengunakan metode kajian lapangan dengan data
kualitatif, sumber data dan data terdiri dari sumber-sumber data primer
serta sekunder.
12
dalam skripsi Hidayatu Rizki 2022, “Strategi Dakwah Untuk Generasi Milenial Di
Era Digitalisasi Pada Komunitas Yuk Hijrah Lampung Melalui Media Sosial”
13
dalam skripsi Muhammad Munarul 2021, ““Strategi Dakwah Melalui Media Sosial
Instagram @Santringasinan Dalam Meningkatkan Eksistensi Dakwah Di Era Digital
Pondok Pesantren Al-Amien Kediri”
10

4. Skripsi yang ditulis Muhammad Rizal Tsani 2022 dengan tema


“Dakwah Melalui Media Sosial Instagram Pondok Pesantren As-
Sujuudiyyah Demak”, skripsi tersebut diterbitkan pada program studi
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang.14 Permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi dakwah Pondok
Pesantren As-Sujuudiyyah Demak dalam menetapkan media sosial
Instagram sebagai Media Dakwah dan bagaimana strategi dakwah
Pondok Pesantren As-Sujuudiyyah Demak dalam memanfaatkan
media sosial Instagram. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode wawancara, observasi, serta dokumentasi.
Kemudian setelah melalukan proses penelitian dan berhasil
mengumpulkan data hasil penelitian, maka penulis menggunakan
teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
atau penarikan kesimpulan.
5. Skripsi yang ditulis Lia Marsela 2022 dengan tema “Strategi Dakwah
Melalui Media Sosial Instagram (Analisis Isi Pesan Dakwah Pada
Akun @Ahilmanfauzi)”, skripsi tersebut diterbitkan pada Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.15 Permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana isi pesan dakwah dalam
akun @ahilmanfauzi di instagram dalam tinjauan analisis isi.
Penelitian ini merupakan penelitian analisis kualitatif deskriptif.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library
Reserch) yaitu dengan menggunakan buku, catetan maupun hasil
laporan terdahulu. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunkan teknik documenter atau dokumentasi, data online,
observasi. Teknik Analisis Data menggunakan Analisis isi yang

14
dalam skripsi Muhammad Rizal Tsani 2022, “Dakwah Melalui Media Sosial
Instagram Pondok Pesantren As-Sujuudiyyah Demak”.
15
dalam skripsi Lia Marsela 2022, “Strategi Dakwah Melalui Media Sosial Instagram
(Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Akun @Ahilmanfauzi)”.
11

diperoleh kemudian di analisis secara deskriptif dengan cara penyajian


data, pengolahan data dan penarikan kesimpulan.
E. Kerangka teori
Sedangkan dakwah secara lughatan berasal dari bahasa Arab yang terambil
dari kata ‫ دعى‬،‫ یدعو‬،‫ دعوة‬berarti panggilan, seruan atau ajakan. Ditinjau dari
segi bahasa, “dakwah” berarti panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan
tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerjanya
(fi’il) berarti memanggil, menyeru atau mengajak. Orang yang berdakwah
biasa disebut dengan da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang
didakwahi disebut dengan mad’u.16 Dalam Lisan al-Arab karya Ibn Manzur
Jamal al-Din Muhammad ibn Mukarram al-Ansari, terdapat penjelasan tentang
arti dakwah dari kata da’a dengan dua pengertian saja, yaitu dengan arti
permohonan do’a dan pengabdian kepada Allah SWT.
Menurut Prof. Dr. Toha Umar, dakwah Islam adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan,
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. 17 Wahidin
Saputra menyatakan bahwa dakwah juga merupakan suatu ajakan untuk
berfikir, berdebat dan berargumen, untuk menilai suatu kasus yang muncul. 18
Menurut Amrullah Ahmad bahwa dakwah pada hakikatnya merupakan
aktualisasi iman (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan
manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara
teratur untuk memengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak
manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan
menggunakan cara tertentu.19
Dalam berdakwah terdapat unsur-unsur dakwah. Unsur-unsur inilah yang
tidak boleh ditinggalkan guna untuk mampu mewujudkan kesuksesan dalam

16
Ahmad Warson Munawir, Kamus al-Munawi
17
Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 2018), 1
18
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2019),
19
Akib Suminto, Problematika Dakwah (Jakarta : Bulan Bintang, 2018),
12

kegiatan dakwah. Sebab, kesemua unsur ini akan saling berkaitan antar satu
dengan lainnya.20 Unsur-unsur dakwah yang dimaksud adalah :
1. Subjek Dakwah (Da’i)
Da’i secara etimologis berasal dari bahasa Arab, bentuk isim fail
(kata menunjukkan pelaku) dari asal kata dakwah artinya orang yang
melakukan dakwah. Secara terminologi, da’i yaitu setiap orang muslim
yang berakal mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban dakwah. Jadi,
da’i merupakan orang yang melakukan dakwah, atau dapat diartikan
sebagai orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain
(mad’u).21 Dakwah yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan
ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk
organisasi atau suatu lembaga. Maka, yang dikenal sebagai da’i atau
komunikator dakwah itu dapat dikelompokkan menjadi :
a. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang mukallaf
(dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan satu
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut
Islam.
b. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan
panggilan ulama.
Media dakwah (wasilah) berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
sama dengan wasilah atau dalam bentuk jama’ yaitu wasail yang berarti alat
atau perantara. Banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah. Secara lebih
luas, dapat dikatakan bahwa alat komunikasi apa pun yang halal bisa
digunakan sebagai media dakwah. Alat tersebut dapat dikatakan sebagai media
dakwah bila ditujukan untuk berdakwah. Semua alat itu tergantung dari
tujuanya. Jadi, yang dimaksud dengan media dakwah adalah peralatan yang
digunakan dalam menyampaikan materi dakwah. Pada zaman modern seperti

20
Sa’id Al-Qathani, Menjadi Da’i yang Sukses (Jakarta: Qisthi Press, 2018), 102
21
9Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, 261.
13

sekarang ini, seperti televisi, video, kaset rekaman dan surat kabar merupakan
beberapa alat yang menjadi media dalam berdakwah. Media dakwah dapat
dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu:22
a. Lisan, merupakan media sederhana yang menggunakan lidah dan suara.
Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,
penyuluhan dan sebagainya.
b. Tulisan, yaitu media berupa tulisan seperti: buku, majalah, surat
menyurat (korespondensi), spanduk dan sebagainya.
c. Lukisan, dapat berupa gambar, karikatur dan sebagainya.
d. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi,
slide, ohp, internet dan sebgainya.
e. Akhlak, yaitu suatu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan
ajaran Islam, yang dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.

Digital atau digitus dalam bahasa yunani bermakna jari jemari. Digital
merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka
0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer
menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut pula istilah
Bit (Binary Digit). Sedangkan teknologi digital adalah alat berbasis sinyal
elektrik komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem
bilangan biner. Bilangan biner tersebut akan membentuk kode-kode yang
mepresentasikan suatu informasi tertentu.
Maka proses digitalisasi informasi yang masuk dan berubah menjadi
serangkaian bilangan biner yang membentuk informasi dalam wujud kode
digital. Kode digital tersebut nantinya akan mampu dimanipulasi komputer.
Misalnya gambar kamera video yang telah diubah menjadi bentuk digital.
Bentuk digital tersebut mewakili elemen gambar (pixel). Elemen gambar
tersebut dapat dimanipulasi oleh komputer, Sehingga kita dapat menciptakan
efek tertentu pada gambar yang dianggap kurang baik. Bentuk manipulasinya
bisa berupa penambahan intensitas cahaya pada gambar, sehingga gambar
22
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, 403.
14

yang ada menjadi lebih terang atau gelap, meningkatkan ketajaman gambar
yang kurang fokus, serta memperbaiki warna pada bagian tertentu dari
gambar.
Pada perkembangan teknis dan pemanfataannya digital dapat dijadikan
alat untuk mempermudah melakukan aktifitas. Berbagai kegiatan manusia
dapat dibantu kecanggihan teknlogi berbasis digital. Semula segala kegiataan
manusia seyogyanya untuk senantiasa saling berinteraksi langsung, atas
kehadiran teknologi beragam tindakan manusia dapat dibantu teknologi
informasi. Dengan memanfaatkan media komunikasi untuk aplikasi interaksi
telah memudahkan komunikator dan komunikan berinteraksi dalam satu
waktuk meskipun sejatinya tempatnya berbeda.
Mekanisme interaksi komunikasi dan informasi telah memberikan
berbagai kemudahan. Termasuk kegiatan komunikasi dakwah yang semula
lebih bernuansa tradisional. Nampaknya di era digital komunikasi dakwah
telah banyak dikembangkan di berbagai organisasi masyarakat (Ormas).
Penyebaran risalah dakwah keagamaan tidak lagi terbatas di lingkungan
internal organisasi masyarakat (Ormas), melainkan telah banyak merambah ke
luar dari lingkungan organisasi masyarakat (Ormas).
Komunikasi dakwah dapat dijadikan landasan sinergis organisasi
masyarakat (Ormas), manakala menggunakan media digital. Khususnya
Organisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan secara
mudah dapat membuat situs website atau social media dengan berbagai
informasi menarik, sehingga menjadi digital marketing komunikasi dakwah.
Melalui konten penulisan yang bagus, menarik, menyentuh, dan dialogis dapat
dinilai efektif bagi komunikasi dakwah di era digital organisasi masyarakat
atau Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan.
Selanjutnya penelitian ini juga akan menganalisis konten dakwah yang
disampaikan dalam dakwah berbasis social media. Materi dakwah (maddah
ad- da’wah) adalah pesan-pesan dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus
disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam
yang ada di dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasulullah SAW. Setelah itu
15

akan dikaji pula tentang metode dakwah yang digunakan dalam melakukan
kegiatan dakwah berbasis social network ini. Kemudian akan dilakukan
analisis berkenaan dengan pengelolaan feedback atas gerakan dakwah yang
dilakukan di social media khususnya Instagam MUI Kecamatan Penuguan.
Dalam merancang strategi dakwah baik kegiatan dakwah dalam bentuk apapun
harus memperhatikan lima azas yaitu azas filosofi, azas psikologi, azas
sosiologi, azas kemampuan dan keahlian serta azas efektifitas dan efisiensi.23
F. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu pendekatan
penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan
kenyataan secara benar, Dibentuk oleh kata-kata bedasarkan teknik
pengumpulan. Berangkat dari teori mengenai unsur-unsur dakwah di atas,
maka kerangka berpikir yang digunakan untuk mengetahui dakwah berbasis
social media yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan
Penuguan melalui akun instagram dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai
berikut:
a. Juru dakwah (da’i) di social media.
Indikator yang digunakan untuk melihat siapa juru dakwah (da’i)
yang bertindak sebagai penyampai pesan dakwah dalam kegiatan
dakwah berbasis social media.
b. Pemetaan kondisi umat (mad’u) di social media.
Indikator yang digunakan untuk melihat bagaimana memetakan
umat (mad’u) di social media.
c. Perumusan materi dakwah (maddah) berbasis social media.
Indikator yang digunakan untuk mengkaji bagaimana Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan merumuskan materi
(maddah) yang akan disampaikan dalam dakwah berbasis social media.
d. Pemilihan situs jejaring sosial (wasilah) yang digunakan.

23
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, 18
16

Indikator yang digunakan untuk mengetahui situs jejaring sosial


apa saja yang dijadikan sebagai media (wasilah) dalam kegiatan
dakwah berbasis social media.
e. Penyampaian dakwah (mawdu’) di social media.
Indikator yang digunakan untuk menelaah metode dakwah
(mawdu’) apa saja yang digunakan dalam dakwah berbasis social
media.
f. Pengelolaan feedback dalam dakwah berbasis social media.
Indikator yang digunakan untuk menguraikan bagaimana
pengelolaan feedback yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Kecamatan Penuguan dalam dakwah berbasis social media
melalui Instagram.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian kualitatif deskriftif ini bertujuan agar peneliti
dapat mendeskripsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data
yang mendalam dari judul penelitian yaitu judul “Komunikasi Dakwah
dalam era digital studi kasus media sosial Instagram Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Kecamatan Selat Penuguan”, adapun alasanya dalam
mengunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mengetahui
tentang penggunaan sosial media instagram dalam berdakwah melalui
konten dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Penuguan,
Kabupaten Banyuasin yang mana dibutuhkan suatu metode pengumpulan
data secara mendalam. Melalui penelitian kualitatif diharapkan berjalan
secara alami serta memperoleh data-data yang objektif dan mendalam.
2. Data dan sumber data
Penelitian ini mengunakan yang berdasarkan dari sumber yang
berbeda yaitu :
a. Data primer
Yaitu data yang diperoleh peneliti dari tangan pertama dari sumber
asalnya yang pertama yang belum diolah dan uraikan oleh orang lain.
Data-data yang berupa keterangan-keterangan dan berasal dari pihak-
17

pihak yang terlibat. Jabatan struktural yang terdiri dari Pimpinan MUI
Kecamatan Penuguan dan staff lainnya juga para da’i.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpul dari sumber-
sumber yang telah ada yang peneliti butuhkan. Sumber data ini bersifat
membantu atau menunjang untuk memperkuat serta memberikan
penjelasan mengenai sumber data primer. 24 Data sekunder dalam hal
ini adalah beberapa buku-buku yang dapat diperoleh dari perpustakaan,
maupun dari pihak lainnya yang mempunyai relevansi dengan
permasalahan yang hendak diteliti.
3. Lokasi penelitian dan obyek penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kantor Majelis Ulama Indonesia
(MUI) Kecamatan Penuguan, Kabupaten Banyuasin beralamat Jl.
Perkantoran Pemkab Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
a. Subjek penelitian menurut Amirin merupakan seseorang atau sesuatu
yang mengenainya ingin diperoleh keterangan25. Dalam penelitian ini,
yang menjadi subjek penelitian ialah pimpinan MUI Kecamatan
Penuguan dan staff lainnya juga para da’i.
b. Memungkinkan penulis mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data penelitian ini maka digunakan tiga teknik
pengumpulan data yaiu observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Pada hakikatnya, observasi/pengamatan dilaksanakan oleh peneliti
aga rpeneliti memperoleh data mengenai perilaku informan
penelitian yang tentu harus sesuai dengan kenyataannya. Observasi
bertujuan menjelaskan secara gamblang hal yang akan dibahas
dalam penelitian, kegiatan yang sedang terjadi, serta siapa saja yang

24
Sugiono, 2018. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif (Bandung:
Alfabeta)
25
Muhammad Idrus (2019). Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Yogyakarta:
Penerbit Erlangga)
18

berperan didalamnya. Observasi dilakukan oleh peneliti yang secara


langsung berada dalam keadaan wajar tanpa ada rekaan yang dibuat-
buat dengan pengaturan tertentu.
Dalam hal ini, observasi yang dilakukan yaitu peneliti akan turun
langsung ketempat atau lokasi penelitian dan berhadapan langsung
dengan informan sertasetiap elemen yang menjadi objek dalam
penelitian. Maka peneliti akan pergi kelokasi kantor MUI
Kecamatan Penuguan. secara berkala untuk mengamati lalu
mendeskripsikan didalam data bagaimana perilaku objek sesuai
kenyataan yang ada.
b. Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan
peneliti mengumpulkan data yang beragam dari responden dalam
berbagai situasi dan konteks, serta untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan mengenai tentang penelitian yang dilakukan. 26 Dengan
format pertanyaan menggunakan formula 5W + 1H, antara lain:

Unsur Pertanyaan
What (apa) 1. Apa tujuan utama penggunaan akun Instagram
MUI dalam dakwah digital?
2. Apa jenis konten yang biasanya diunggah di akun
Instagram MUI untuk menyebarkan pesan
dakwah?
Why (mengapa) 1. Apa tujuan utama penggunaan akun Instagram
MUI dalam dakwah digital?
2. Apa jenis konten yang biasanya diunggah di akun
Instagram MUI untuk menyebarkan pesan
dakwah?
When (kapan) 1. Kapan akun Instagram MUI pertama kali
digunakan untuk menyebarkan dakwah?
2. Kapan saat-saat paling efektif untuk
mempublikasikan konten dakwah di platform
tersebut?
Where (dimana) 1. Dimana MUI berfokus dalam menyebarkan pesan

26
Sarosa, Samiaji. 2017. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar. Jakarta: Penebit
Indeks
19

dakwah melalui akun Instagram (misalnya, secara


nasional atau internasional)?
2. Dimana akun Instagram MUI memiliki jumlah
pengikut terbanyak?
Who (siapa) 1. Siapa yang bertanggung jawab atas manajemen
dan pengelolaan akun Instagram MUI?
2. Siapa target audiens utama dari dakwah yang
disampaikan melalui akun tersebut?
How (bagaimana) 1. Siapa yang bertanggung jawab atas manajemen
dan pengelolaan akun Instagram MUI?
2. Siapa target audiens utama dari dakwah yang
disampaikan melalui akun tersebut?

c. Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan informasi dengan


mempelajari dokumen-dokumen untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. dokumentasi
merupakan salah satu cara di mana peneliti kualitatif dapat
memvisualisasikan perspektif subjek melalui materi tertulis atau
dokumen lain yang dihasilkan langsung oleh orang-orang yang terlibat.
27
Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengambilan gambar/foto ketika observasi, dan wawancara.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses sistematis dalam mencari dan
mengumpulkan informasi dari wawancara, catatan lapangan, dan materi
lainnya sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dibagikan kepada
orang lain. Pelaksanaan analisis data dilakukan dengan mengorganisasi
data, membaginya menjadi blok, mensintesis, mengurutkan berdasarkan
pola, memilih mana yang penting dan apa yang dipelajari, serta meringkas
kesimpulan dengan cara yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.28 Kegiatan dalam analisis data meliputi reduksi data, penyajian
data, ringkasan atau audit. Penjelasannya sebagai berikut:
a. Reduksi data

27
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014),81.
28
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
20

Reduksi data yaitu meringkas, memilih area utama, fokus pada apa
yang penting, mencari topik dan tema. Oleh karena itu, data yang
diturunkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan
peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.29
Proses reduksi data diawali dengan penelaahan terhadap seluruh
data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, antara lain wawancara
dan observasi yang dirangkum dalam catatan lapangan, data tersebut
kemudian dibaca, diperiksa dan dianalisis. Pada tahap ini, semua
informasi yang menarik, penting dan berguna dipilih, kemudian informasi
yang dianggap tidak terpakai dibiarkan begitu saja.
b. Penyajian data
Penyajian informasi merupakan kumpulan informasi terstruktur
yang memungkinkan adanya peringkasan dan tindakan. Penyajian
informasi dilakukan setelah mereduksi informasi yang akan digunakan
sebagai bahan laporan, setelah data tersusun maka langkah selanjutnya
adalah menampilkannya. Metode penyajian data yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. 30
Dalam penulisan ini, peneliti menampilkan data dalam bentuk
deskripsi atau cerita rinci dari para narasumber menurut ekspresi atau
pandangannya. Penyajian data disajikan dalam bentuk transkrip
wawancara.
c. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan adalah kegiatan penggalian esensi dan penyajian
informasi sebagai hasil analisis yang dilakukan selama penelitian. Hasil
penelitian kualitatif dapat memberikan jawaban atas suatu masalah sejak
awal. Namun bisa juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian lapangan.

29
Indrawan, R. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Campuran. Bandung
30
Sirajudin, Saleh. 2018. Analisis Data Kualitatif. Bandung: Penerbit Pustaka
Ramadhan
21

Kemudian kesimpulannya harus dicek agar cukup meyakinkan dan


dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian kualitatif dapat disimpulkan
yaitu temuan baru yang sudah ada sebelumnya, penemuan dapat
mendeskripsikan atau menggambarkan objek yang tidak jelas sehingga
setelah dipelajari ternyata bisa menjadi jelas.
Berdasarkan uraian di atas, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan dihubungkan sebelum, selama dan setelah
pengumpulan data secara paralel untuk membangun pemahaman bersama
yang disebut analisis.
6. Sistematika Penulisan
Didalam sistematika penelitian yang akan dibahas dan dijelaskan
kedalam lima bab yang terdiri dari beberapa bab yang akan dibahas lebih
mendalam anatara lain :
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.
BAB II : Landasan teori, pada bab ini berisi tentang pembahasan
mengenai “Komunikasi Dakwah dalam era digital studi kasus
media sosial Instagram Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kecamatan Selat Penuguan”
BAB III : Metode penelitian, bab ini membahas atau berisikan tentang
metode-metode penelitian, subjek dan objek, jenis dan
sumber data, Teknik pengumpulan data, lokasi penelitian,
dan anailisi data serta Sistematika penulisan.
BAB IV : Pembahasan, bab ini berisikan mengenai gambaran umum
Tentang “Komunikasi Dakwah Dalam era digital studi kasus
media sosial Instagram Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kecamatan Selat Penuguan”
BAB V : Penutup bab ini berisikan tentang kesimpulan juga saran
yang menjelaskan sebagai jawaban penelitian dan dilanjutkan
daftar Pustaka serta lampiran
22
23

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Hariadi, Strategi Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-


Qur’an Siswa di SD IT (Islam Terpadu) Aulia Batanghari, (Jurnal Gentala
Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, 2019), 11
Andi Prastowo (2018). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu.
Asep Mumung 2020, “Keunggulan Metode Qiro’ati Untuk Meningkatkan
Membaca Al-Qur’an Pada Anak Usia Dini.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers,
2014),81.
Faridah Nurul Hakim 2022 dengan tema “Optimalisasi Pembelajaran Model
Qiroati dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran Sebagai
Standar Kelulusan Siswa SMP Al-Hidayah kelas VII”
Hasni, Yasmina & Yuwanto. 2023. Jumlah Penghafal Al-Qur’an Indonesia
Terbanyak di Dunia, harian Republika, Kamis 31 Agustus 2023 20:43
WIB.
Indrawan, R. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran.
Bandung
M. Fathur Ghozali 2019. “Implementasi Pendidikan BTQ dengan Metode Qiroati
Di MI Al Huda Ploso Pacitan”.
M. Quraish Shihab. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2015).
Mohammad Gufro, Rahmawati. Ulumus Qur’an (Yogyakarta: Kalimedia, 2017).
Muhammad Idrus (2019). Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Yogyakarta: Penerbit
Erlangga).
Rahmadi Ali 2017. Efektifitas Metode Qiroati dalam Meningkatkan Kemampuan
membaca Alquran Siswa SDIT Bunayya Medan”
24

Rahmi Hafid 2021 “Efektivitas Penggunaan Metode Qiroati dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca Al-Qur’an Peserta Didik di SMP Negeri 2 Suppa
Kabupaten Pinrang”
Riska Aprillianti, Meningkatkan Kemampuan pada Anak dalam hal membaca Al
– Qur’an, Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, no. 2 (2017), 9
Sarosa, Samiaji. 2017. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar. Jakarta: Penebit Indeks
Sirajudin, Saleh. 2018. Analisis Data Kualitatif. Bandung: Penerbit Pustaka
Ramadhan
Sugiono, 2018. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif (Bandung:
Alfabeta).
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018),.
T.G. Ratumanan & Imas Rosmiati (2019). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:
Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai