Anda di halaman 1dari 84

PENYEDIA DAYA YANG DIHASILKAN TENAGA SOLAR SEL ALAT

PENGERING PADI

TUGAS AKHIR

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Jurusan


Teknik Elektro Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Sriwijaya

OLEH:

ADHIEL AL HAFIZH

061940342286

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2023
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Semua yang hebat di masa lalu diejek, dikutuk, diperangi, ditekan,


hanya untuk muncul semakin kuat, semakin penuh kemenangan dari
perjuangan”
-Nikola Tesla-

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini ku persembahkan untuk:

 Allah SWT atas segala berkah, pertolongan dan kemudahan


dalam segala urusan serta karunia-Nya dan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagai suri tauladan ku di muka bumi ini.

 Kedua Orang Tua saya, ayah (Nely Putra Jaya) dan Ibu
(Ngatmi) serta Kakak Saya (Alvin Pratama Putra) dan Mba saya
(Rahmi Puspita Sari) yang selalu mendukung, memberikan
do’a, dan semangat tanpa pamrih.

 Kedua dosen pembimbing saya, Pembimbing I


(Ir.A.Rahman.M.T) dan Pembimbing II (Bapak
Dr.RD.Kusumanto, S.T., M.M) yang telah menuntun,
memberikan arahan dan membantu proses penelitian hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.

 Diri saya sendiri yang telah berusaha dan melawan rasa malas.

 Teman – Teman Satu Angkatan Mekatronika DIV 2019 yang


telah bekerja sama dan saling support

 Kepada keluarga, saudara, teman, serta orang terdekat yang tanpa


pamrih selalu membantu dan mendukung proses penelitian
hingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

iv
v
ABSTRAK

PENYEDIA DAYA YANG DIHASILKAN TENAGA SOLAR


SEL ALAT PENGERING PADI
Karya tulis ilmiah berupa Tugas Akhir, agustus 2023

Adhiel Al Hafizh; dibimbing oleh Ir.A.Rahman.M.T. dan Dr. RD.


Kusumanto, S.T., M.M.

65 halaman, 43 gambar, 15 tabel, lampiran

Banyak nya masyarakat saat ini sebagian besar bekerja sebagai petani,
terlebih adanya kebutuhan sehari hari para petani mempanen padi dan
menjemur nya dengan menggunakan tenaga matahari secara langsung. Maka
dari itu diperlukan adanya suatu alat bantu untuk memudahkan para petani
menjemur padi agar adanya suatu alat tersebut pengeringan padi ini berjalan
dengan baik. Penelitian ini di buat bertujuan untuk merancang sebuah sistem
alat yang dimana akan membantu untuk proses pengeringan padi dengan
bantuan berbasis Solar Cell. Dan di kendalikan suatu pengontrol mikontroller
dalam suatu alat Arduino Uno. Dengan adanya metode yang di gunakan yaitu
PID (Proportional-Integral-Derivative). Sistem ini dapat menghasilkan daya
sebesar 200 Watt selama enam jam.
Kata Kunci: Solar Cell, Proportional Integral Derivative, Sistem
Mikontroller

vi
ABSTRACT

SOLAR CELL POWER SUPPLY GENERATED RICE DRYER


EQUIPMENT SOLAR CELL POWER SUPPLY GENERATED RICE
DRYER EQUIPMENT

Scientific paper of a final project, august 2023

Adhiel Al Hafizh; guided by Ir.A.Rahman.M.T dan Dr. RD.


Kusumanto, S.T., M.M.

65 pages, 43 pictures, 15 tables, attachments

Most of the people currently work as farmers, especially with the daily
needs of farmers harvesting rice and drying it using direct solar energy.
Therefore, it is necessary to have a tool to make it easier for farmers to dry
rice so that this tool for drying rice works well. This research was made
with the aim of designing a tool system which will help for the process of
drying rice with the help of solar cells. And controlled by a
microcontroller controller in an Arduino Uno tool. With the method used,
namely PID (Proportional-Integral-Derivative). This system can generate
200 Watts of power for six hours.

Keywords: Solar Cell, Proportional Integral Derivative, Micontroller


Syste
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir tepat pada
waktunya. Laporan Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi syarat
menyelesaikan Pendidikan pada Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro, dengan judul " Penyedia
daya yang dihasilkan tenaga solar sel pada alat pengering
padi".
Proposal Tugas akhir ini merupakan syarat untuk
menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Sarjana Terapan Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
Dengan selesainya Proposal Tugas Akhir ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan, saran,
arahan, serta bimbingan kepada penulis. Penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Ir.A.Rahman,.M.T selaku Dosen Pembimbing I

2. Bapak Dr. RD. Kusumanto, S.T., M.M., selaku

Dosen Pembimbing II.

Kemudian penulis juga mengucapkan banyak terima kasih


atas bantuan moril dan materil yang telah diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan
ketentuan yang telah ditetapkan Politeknik Negeri Sriwijaya,
kepada:
1. Bapak Dr.Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur
Politeknik Negeri Sriwijaya.
2. Bapak Ir.Iskandar Lutfi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
3. Bapak Destra Andika Pratama S.T., M.T.., selaku Sekretaris
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Ibu Masayu Anisah, S.T., M.T. selaku Koordinator Program
Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Sriwijaya.
5. Seluruh staf pengajar dan karyawan Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijaya.
6. Seluruh Staf Teknisi laboratorium dan bengkel Jurusan
Teknik Elektro
7. Rekan seperjuangan Angkatan 2019 Sarjana Terapan Teknik
Elektro
8. Keluarga Besar Tim SABARA yang telah memberikan ilmu
dan pengalaman serta bantuan.
9. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu sehingga Laporan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dapat
menjadi amal di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata
penulis berharap agar Laporan Tugas Akhir ini đapat berguna bagi
pembaca umumnya dan mahasiswa jurusan Teknik Elektro.

Palembang, Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR..................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................

DAFTAR TABEL................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1.1. Latar Belakang..........................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................

1.3. Batasan Masalah........................................................................................

1.4. Tujuan dan Manfaat...................................................................................

1.4.1. Tujuan........................................................................................................

1.4.2. Manfaat......................................................................................................

1.5. Metode Penulisan......................................................................................

1.5.1. Metode Literartur.......................................................................................

1.5.2. Metode Wawancara...................................................................................

1.5.3. Metode Observasi......................................................................................

1.6. Sistematika Penulisan................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................

2.1. Alat Pengering Padi...................................................................................


2.2. Solar Sel.....................................................................................................

2.3. Solar Sel 100 Wp.......................................................................................

2.4 Inverter.......................................................................................................

2.4.1 Macam macam inverter...........................................................................

2.5 Baterai.........................................................................................................

2.6 Prinsip Kerja Solar Sel............................................................................

2.7 Kapasitas Panel Surya..............................................................................

2.8 Solar Charger Controller SCC.................................................................

2.9 Panel Surya..............................................................................................

2.9.1 Fungsi Mikrokontroler Macam macam relay..........................................

2.10 Sensor tegangan.......................................................................................

2.11 Monitoring Daya Arus Tegangan............................................................

2.12 Jenis jenis panel


surya...........................................................................16

2.13 Fungsi panel


surya.................................................................................19

2.14 Perbedaan panel surya dan sel


surya.....................................................19

2.15 Manfaat panel surya atau solar


cel........................................................19

2.16 Sensor
DHT...........................................................................................19
2.16.1 Fungsi Sensor
DHT22.........................................................................20

2.16.2 Spesifikasi Sensor


DHT22..................................................................20

2.16.3 Spesifikasi Sensor


kaki/pin.................................................................20

2.17 Heater (Elemen


Pemanas)......................................................................21

2.17.1 Fungsi Heater (Elemen Pemanas).................................................21

2.17.2 Model Heater Dan Spesifikasi Heater........................................21


2.18 LCD (Liquid Crystal Display).......................................................22
2.18.1 Spesifikasi LCD………………………………………………...22
2.18.2 Macam-Macam LCD…………………………………………...22
2.19 Motor AC HighTorsi 1 Pasa……………………………………...24
2.19.1 Rangkaian Motor Ac....................................................................26
2.19.2 Diagram Alat Pengatur Kecepatan Motor AC ...........................27
2.20 Mikrokontroller…………………………………………………...28
2.20.1 Macam-macam Mikrokontroler industry………………………..28
2.20.2 Fungsi Mikrokontroler…………………………………………..28
2.20.3 Gambar Struktur Miktrokontroler.................................................28
2.20.4 Komponen Mikrokontroler...........................................................28
2.20.5 Cara Kerja
Mikrokontroler............................................................29

BAB III METODOLOGI TUGAS AKHIR.......................................................

3.1. Kerangka TA...........................................................................................

3.2. Flowchart Cara Kerja Alat Pengering Padi.............................................

3.3. Blok Diagram..........................................................................................


3.4. Relay..............................................................................................35
3.5 Desain dan Perencanaan Sistem.....................................................37
3.6 Perancangan Rangkaian
Elektronika..............................................37
3.7 Perancangan Mekanik Alat Pengering
Padi....................................38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................

4.1. Overview Pengujian................................................................................

4.2. Alat-alat Pendukung Pengukuran............................................................

4.3. Langkah-langkah Pengoperasian Alat..........................................42

4.4. Pengukuran alat solar sel..............................................................44

4.5. Pengukuran solar


sel......................................................................44

4.6.1 Grafik Tegangan


SolaSel...............................................................49

4.7 Pengukuran Tegangan Motor AC 1 Pasa......................................49


4.7.1 Analisa Perhitungan Perbedaan Kecepatan Medan Putar Stator
Dengan
Rotor..................................................................................50

4.8 Beban Solar Panel 100 Wp............................................................51

4.8.1 Proses Perhitungan Beban Solar Panel 100 Wp...............................52

4.8.2 Proses Grafik Beban Solar Panel....................................................53

4.9 Analisa Alat....................................................................................54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................54

5.1. Kesimpulan...................................................................................54

5.2. Saran.............................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................55

LAMPIRAN...............................................................................................69
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alat pengering padi...............................................................5

Gambar 2. 2 Solar sel................................................................................7

Gambar 2. 4 Inverter.................................................................................9

Gambar 2. 5 Baterai..................................................................................11

Gambar 2. 6 Solar Charger Controller (SCC)...............................................14

Gambar 2. 7 Modul relay..........................................................................15

Gambar 2. 8 Monocrystalline Sillicon......................................................17

Gambar 2. 9 Poltcrystaline silikon............................................................18

Gambar 2. 10 Thin Film Solar Sel............................................................19

Gambar 2. 11 Sensor DHT.......................................................................20

Gambar 2. 12 Heater.................................................................................21

Gambar 2. 13 Modul LCD........................................................................22

Gambar 2. 14 Motor AC High Torsi 1 pasa..............................................25

Gambar 2. 15 Node MCU ESP32.............................................................31

Gambar 2. 16 Desain perancangan elektrical............................................32

Gambar 2. 17 Tampak depan alat ............................................................33

Gambar 2. 18 Tampak belakang alat........................................................34

Gambar 2. 19 Tampak samping alat.........................................................35


2

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Spesifikasi NodeMCU ESP32...................................................32

Tabel 2. 2 Relay..........................................................................................33

Tabel 2. 3 Pengukuran Arus Tegangan Solar Sel.......................................45

Tabel 2. 4 Tegangan solar sel.....................................................................45

Tabel 2. 5 Tegangan motor ac 1 pasa.........................................................46

Tabel 2. 6 Pengukuran inverter...................................................................46

Tabel 2. 7 Beban Solar Panel 100Wp.........................................................47

Tabel 2. 8 Grafik beban solar panel............................................................49


2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia adalah negara kepulauan dengan wilayah
daratan yang luas dan terdapat banyak gunung berapi yang
membuat tanah dinegara Indonesia ini subur, oleh karena itu
mayoritas penduduknya sebagai petani. Penghasilan daya sumber
daya kehidupan Manusia di Indonesia salah satu nya adalah padi.
Yang juga sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia[1].
Terkadang perubahan musim yang saat ini tidak menentu,
menimbulkan berbagai permasalahan di masyarakat, salah satunya
adalah para petani. Yang dimana saat ini sering nya hujan pada saat
siang hari sehingga para petani padi sangat terhambat untuk
menjemur dengan cara tradisonal yang menggunakan tenaga sinar
matahari. [3].
Dengan adanya permasalahan pengeringan padi yang sering
terhambat adanya hujan di siang hari maka penghasilan para petani
pun menurun, di karenakan di kalangan masyarakat masih
menggunakan cara sangat tradisional dan manual. Yang hanya
membutuhkan lapangan yang luas dan tenaga matahari secara
langsung. Di tambah dengan membutuhkan waktu yang sangat
lama, dan sangat tergantung dengan kondisi cuaca. Di tambah
dengan keadaan tanah yang tidak stabil dikarenakan cuaca yang
berubah ubah maka akan yang di hasilkan padi tidak baik. Sering
juga masyarakat mengeluhkan supaya ada cara yang lebih baik
dengan bantuan alat supaya ketika dengan keadaan cuaca yang tak
stabil maka para petani tetap bisa melakukan pengeringan padi yang
di hasilkan tetap baik di karenakan selama ini dengan cara manual
sangat praktis namun terdapat permasalahan ketika cuaca yang di
alami daerah tersebut tidak stabil dan itu sangat mengganggu
3

penghasilan dari masyarakat . [4],[5].


Alat pertanian dikembangkan dengan tujuan untuk f
kmenggantikan tugas-tugas petani atau pekerja di pertanian, dengan
lebih efektif dan akurat.
Melihat adanya keadaan yang sering terjadi saat ini maka dirancang
sebuah alat pengering padi dengan memanfaatkan energi surya yang
di lengkapi dengan kolektor dan biomassa sebagai tenaga energi
pengering. Penelitian ini memanfaatkan biomassa yang merupakan
suatu alat untuk dapat menyimpan tenaga sinar matahari. Dan
biomassa tersebut memerlukan sumber energi matahari ketika di
cuaca sangat cerah dan panas maka alat yang disebut solar sel akan
menyimpan suhu panas tersebut dan dapat digunakan ketika cuaca
tidak cerah dan panas maka para masyarakat terutama petani tetap
masih dapat melakukan proses pengeringan pada padi. Kinerja alat
tersebut juga sangat bepengaruh bagi penghasilan dikarenakan
walaupun cuaca tidak mendukung para petani tidak terhambat untuk
melakukan pekerjaan mereka dan dapat menghasilkan suatu padi
yang baik, salah satu teknologi yang akan penulis buat yaitu sistem
pengeringan padi yang menggunakan tenaga surya dengan alat solar
sel. Pengolahan citra digunakan dalam penelitian ini dikarenakan
metode ini dapat digunakan untuk penyimpanan suhu panas yang
dihasilkan dari matahari. Yang dimana suhu di simpan dan dapat
digunakan ketika alat pengering padi tetap bisa menghasilkan suhu
yang panas sehingga tetap bisa mengeringkan padi walaupun
keadaan cuaca tidak stabil. [7].
Oleh karena itu penulis pada penelitian ini menulis
mengembangkan dan mengimplementasikan salah satu dari
aplikasi sistem pengeringan padi yang berjudul “Penyedia daya
yang di hasilkan tenaga solar sel pada alat pengering padi’’.
Dengan hal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk
mempermudah permasalahan pengeringan padi yang ada secara,
efektif, tepat, dan ramah lingkungan.
4

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:

1. Pengujian Dalam Pengukuran Solar Panel


2. Pengukuran Tegangan beban solar sel

1.3. Batasan Masalah


Adapun batas ruang lingkup dari tugas akhir ini adalah:

1. Cara Pengukuran Solar Panel

2. Cara Pengukuran beban solar sel

1.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini antara lain:


1. Mempelajari Cara Menghitung Tegangan Solar Panel
2. Mempelajari Cara Mengukur Tegangan beban solar sel

1.4.2. Manfaat

Adapun manfaat yang didapatkan dari penelitian ini antara lain:

1. Dapat Mengetahui Cara Menghitung Tegangan Solar Panel.


2. Mengetahui Cara Mengukur Tegangan beban solar sel

1.5. Metode Penulisan

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam laporan tugas akhir


ini, penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut:

1.5.1. Metode Literartur

Mengambil dan mengumpulkan teori-teori dasar serta teori


pendukung dari berbagai sumber, terutama mengambil data dari buku-buku
referensi atau jurnal referensi dan situs – situs internet tentang apa-apa yang
menunjang dalam analisa ini guna untuk pembuatan proposal laporan akhir.
5

1.5.2. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu dengan melakukan tukar pikiran tentang alat


yang dibuat bersama dosen pembimbing serta teman-teman di Jurusan
Teknik Elektro Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Sriwijayaetode Observasi

Metode observasi dilakukan dengan mengamati berbagai peralatan,


cara kerja serta proses operasi yang dilakukan sebagai acuan untuk
mendapatkan analisa dari data-data hasil pengujian, sehingga dapat
dibandingkan dengan teori dasar yang telah dipelajari sebelumnya.

1.6. Sistematika Penulisan

Penyusunan tugas akhir pembuatan sistem ini terbagi dalam lima bab
yang membahas perancanga sistem serta teori-teori penunjang dan
pengujiannya, baik secara keseluruhan maupun secara pembagian. Bab-bab
yang terkandung dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas latar belakang, perumusan


masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat pembuatan
alat, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang teori-teori pendukung yang


berhubungan dengan alat yang akan dibuat.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menerangkan tentang blok diagram, tahap-


tahap perancangan rangkaian, pembuatan alat, rangkaian
keseluruhan dan prinsip kerja alat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


6

Pada bab ini penulis membahas tentang hasil dan pembahasan pada
penelitian yang telah dilakukan pada kerja alat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis memuat kesimpulan dan saran setelah


melakukan dan menganalisis dari kerja alat yang telah dibuat
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Pengering Padi


Alat Pengering padi adalah salah satu alat alternative yang di buat
dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Pengering
padi ini di buat untuk membantu petani dalam proses pengeringan padi jika
cuaca tidak mendukung
Di Indonesia sendiri sudah banyak alat pengering padi yang telah
dikembangkan dan telah banyak membantu para petani dalam proses
membantu petani dalam proses menghasilkan padi yang berkualitas.

Gambar 2.1 Alat Pengering Padi

2.2 Solar Sel


Solar panel atau di sebut panel surya merupakan suatu peralatan
yang mampu mengubah secara langsung dari cahaya matahari menjadi
tenaga energi listrik. Solar panel dapat dianalogikan sebagai suatu alat
peralatan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi cuaca tidak
8

memadai atau tidak mendukung dia akan berfungsi sebagai alat yang saat
disinari dari cahaya matahari dapat menghasilkan suatu tegangan berupa
panas sehingga dapat mengeringkan padi

Gambar 2. 1 Solar Sel

Gambar 2. 1 merupakan tampilan dari sebuah Solar Sel 100 watt


hadir dengan ukuran sekitar 47 x 21,3 x 1,4 inchi. Jadi, panel ini adalah
ukuran panel surya yang ideal untuk dibawa-bawa. Jika Anda baru pertama
kali memasang tenaga surya, Anda dapat mulai dengan panel surya 100
Watt.dapat dilihat pada

Input dan Output Keterangan


Max.Power (W) 370
Effiency (%) 19 17
Max. Power voltage Vmp
39.20
(V)
Max. power current,imp9.44
(A)
Open circuit current Voc
48.20
(V)
Short circuit current.isc (A) 9.66

Tabel 2.1 Solar Sel


9

2.3 Solar Sell 100 Wp

Pada umumnya membutuhkan sistem tenaga surya berukuran antara 5


kW dan 10 kW (yaitu 5.000-10.000 watt). Untuk membangun sistem
sebesar itu menggunakan panel surya 100 watt akan membutuhkan jaringan
50 hingga 100 panel secara bersamaan. instalasi surya di atap, panel surya
100 watt terlalu kecil untuk menhema tagihan listrik. Panel 100 watt sangat
bagus karena portabilitasnya, yang menjadikannya pilihan yang sangat baik
untuk memberi daya pada beberapa peralatan kecil saat berkemah atau saat
di luar ruang.

Penggunaan lain yang ideal bagi panel surya portabel ini adalah
sebagai pengantar energi matahari. Jika Anda ingin mendapatkan
pengalaman langsung dalam menghasilkan listrik Anda sendiri dari
matahari, paket panel surya 100 watt adalah cara yang bagus untuk bekerja
di luar ruang tanpa khawatir tidak mendapatkan listrik.

Spesifikasi dasar Panel Surya tipe ini mempunyai kekuatan daya


maksimum sebesar 100 W. Adapun arus hubung yang digunakan sekitar
5,87A. Arus daya maksimum terhitung 5,48 A dengan efisiensi modul
16,01%. Ini hanya merupakan fitur dasar dalam Panel Surya tipe 100 Wp
mono. Fitur dan kualitas serta spesifikasi yang lainnya juga sangat
mendukung alat ini. Di dalam panel surya tipe ini menggunakan modul yang
populer dan sangat matang. Ini ditujukan untuk sistem off-grid. Selain itu,
output daya tinggi dan efisiensi konversi tertinggi pada panel tipe ini adalah
16,51%. Performanya juga sangat luar biasa meskipun pada lingkungan
dengan pancaran cahaya yang minim atau rendah.

No Spesifikasi Keterangan

1 Max.power (Pmax) 100W

2 Max.power Voltage (Vmp)


22,4V
10

3 Max.power current (Imp)


5.48A

4 Open circuit voltage (Voc)


43.2V

5 Short circuit current (Isc)6.09A

6 Power Tolerance 16,01%

7 Max. system voltage 1000Vdc

8 Weight 7,74Kg

9 Dimension (mm) 1030 x 670 x 30

Gambar Tabel 2.2 Spesifikasi Solar Sel 100 Wp

2.4 Inverter
Inverter merupakan suatu alat perangkat elektronik yang dapat
mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik, yang dimana menjadi
sumber energi listrik alternative dengan penggunaan accumulator sebagai
sumber dari energi listrik arus searah. Penggunaan inverter antara lain saat
diperlukan arus yang bolak-balik tetapi hanya tersedia arus searah yang
berasal dari baterai sebagai accumulator atau solar panel.

Gambar 2.4 Inverter

Dan bisa dapat di spesifikasi dengan tabel sebagai keterangan


komponen inverter yang di atas bisa dilihat dari tabel 2.3 sebagai berikut.
11

No Input dan Output Keterangan


1 Rated power 2000W

2 Peak power 4000W


3 Battery input voltage 12V/24V/48V/60V
4 Low voltage range (9V-10V)-(19V-21V)-(39V-41V)-(49V-51V)
5 Over voltage range (15V-16V)-(30V-31V)-(60V-61V)-(75V-76V)

6 Output voltage AC220V-5%

7 Output frequency 50Hz-3/60Hz

8 No load loss <0.3A

9 Transfer efficiency >90%

10 Output waveform Modified sine wave

Overload,short circuit,Under voltage, High


11 Protection
voltage,Over Temperature.
12 Charge unit 12V/20A 24V/15A
Gambar tabel 2.4 inverter
2.4.1 Macam-Macam Inverter
1) Solar Inverter
Solar inverter biasanya digunakan untuk mengkonversi tegangan DC dari solar
panel ataupun aki menjadi arus listrik bolak – balik (AC).Solar inverter kini
telah dilengkapi battery charger yang bisa digunakan untuk menambah daya
baterai setelah digunakan.
2) UPS (Interruptible Power Supply)
UPS adalah gabungan dari rectifier dan inverter. Jika inverter
berfungsi untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik
bolak – balik (AC), sedangkan rectifier sebaliknya. Artinya, rectifier
berfungsi untuk mengisi tegangan listrik ke baterai sedangkan inverter
mengembalikannya ke arus PLN. Sedangkan stabilizer sendiri fungsinya
untuk menstabilkan tegangan pada rectifier yang membuat baterai dapat
terisi pada tegangan yang optimal.
3) VSD (Variable Speed Drive)
12

VSD hampir sama layaknya UPS, yakni sama – sama gabungan dari inverter dan
rectifier. Tetapi jika UPS dilengkapi dengan baterai, VSD tidak dilengkapi
dengan baterai.Tujuan mengkonversi tegangan listriknya adalah untuk
menjalankan atau melakukan digitizing dari gelombang tegangan DC agar
frekuensinya dapat diatur. Setelah tegangan DC disesuaikan frekuensinya
kemudian dikonversikan kembali menjadi tegangan AC. Fungsi ini biasanya
digunakan pada perangkat listrik yang mempunyai jenis induksi layaknya
motor listrik dan lain – lain.
4) Portable/Car Inverter
Berkat tegangan arus AC, kini pada mobil kita dapat mengisi daya baterai
handphone, laptop, dan sebagainya. Car inverter ini umumnya memiliki
daya yang kecil dan tidak lebih dari 200W.Mengingat satu dayanya diambil
dari aki mobil yang jika dayanya diambil bersamaan dengan daya yang
diambil untuk kebutuhan operasional mobil, maka aki mobil akan cepat
rusak.
5) Inverter Square Wave
Inverter square wave ini adalah salah satu jenis inverter pelopor dalam
sejarah perkembangan inverter. Jenis inverter ini menghasilkan arus konten
yang stabil.Akan tetapi, inverter jenis ini tidak sesuai jika digunakan untuk
beberapa jenis mesin, misalnya motor atau transformer.

2.5 Baterai
Baterai merupakan perangkat yang dimana terdiri dari beberapa
elektrokimia yang dapat menyimpan energi dalam bentuk berupa
tegangan,arus dan daya. Ketika dibutuhkan baterai dapat mengubah energi
kimia yang tersimpan menjadi tenaga energi listrik. Yang menggunakan
arus bolak-balik dan dihubungkan dengan inverter. Setelah dari inverter
outputnya berupa arus bolakbalik yang dapat digunakan langsung ke beban.
Besar beban yang dapat digunakan harus sesuai dengan kemampuan
inverter dan besarnya sistem penyimpanan yang digunakan. Komponen dari
baterai suatu sel yang membentuk pelat-pelat positive dan negative.
13

Gambar 2.5 Baterai

Dan juga terdapat berbagai 2 macam baterai yaitu :

1) Baterai Primer

Baterai primer hanya digunakan dalam pemakaian sekali saja. Pada waktu
baterai dipakai, material dari salah satu elektroda menjadi larut
dalam elektrolik dan tidak dapat dikembalikan dalam keadaan
semula.

2) Baterai Sekunder

Baterai sekunder adalah baterai yang dapat digunakan kembali dan


kembali dimuati. Untuk battery yang digunakan sebaiknya
menggunakan battery gel atau yang selama ini kita kenal dengan
istilah battery kering. Battery gel ini adalah yang paling
direkomendasikan untuk digunakan pada aplikasi solar. Baterai yang
digunakan pada solar sistem ialah berkapasitas 12 Volt- 24 Volt Dc.
14

2.6 Prinsip Kerja Solar Sel


Prinsip kerja panel surya yaitu dimulai dari partikel yang disebut
Foton yang merupakan suatu partikel sinar matahari yang sangat kecil.
Ketika foton tersebut menghantam atom semikonduktor panel surya maka
dapat menimbulkan energi yang besar untuk memisahkan elektron dari
struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan negatif akan bebas
bergerak pada daerah pita konduksi dari material semi konduktor, sehingga
atom yang kehilangan elektron kekosongan pada strukturnya dan disebut
hole dengan muatan positif. Sederhana nya ketika panel surya menyerap
cahaya, maka akan ada pergerakan antara elektron di sisi positif dan
negatif. Adanya pergerakan tersebut menciptakan arus listrik sehingga
dapat digunakan sebagai energi bagi alat-alat elektronik.

2.7 Kapasitas Panel Surya

Kapasitas panel surya yang paling banyak digunakan biasanya


panel surya berkapasitas 100 Wp. Wp singkatan dari WATT PEAK
adalah istilah digunakan dalam dunia solar energi, Wp menggambarkan
besarnya nominal Watt yang tertinggi yang dapat dihasilkan dari sebuah
solar sistem. Tentu saja ini karena energi cahaya matahari memang
cenderung berubah-ubah dalam satu hari. Semakin tinggi watt peak, maka
akan semakin besar pula manfaat yang bisa di dapatkan dari pengguna
panel surya. Demikian juga sebaliknya, meski begitu pemilihan tidak bisa
dilakukan sembarangan karena untuk efisiensi nya dan efektivitasnya.
Memilih panel surya juga harus melalui berbagai pertimbangan termasuk
diantaranya ialah perhitungan kebutuhan daya. Dengan mengetahui
jumlah hitungan kebutuhan ini maka akan mendapatkan jumlah panel
surya 100Wp. Maka dalam sehari biasanya panel ini akan menghasilkan
supply sebesar 200Wp x 5 (jam) = 1000 Watt. Adapun 5 jam didapat dari
efektivitas rata-rata waktu sinar matahari bersinar di negara tropis seperti
Indonesia.
Jika 1 panel yang 200Wp mampu memberikan listrik sejumlah 1000 Watt,
15

maka akan bisa menentukan berapa jumlah panel surya yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut.

2.8 Solar Charger Controller (SCC)


Solar Charger Controll (SCC) adalah komponen penting dari sistem
energi surya, dengan bantuan SCC, masa pakai sistem energi matahari lebih
kuat atau tahan lama. SCC dirancang untuk sistem daya DC. Yang
berfungsi sebagai pengatur untuk mencegah arus berlebihan saat mengisi
baterai dari panel surya. Solar charger controller memiliki fungsi utama
yaitu sebagai pengontrol charging baterai dengan mengontrol arus tegangan
yang dihasilkan oleh panel surya yang akan digunakan sebagai sumber daya
tenaga listrik untuk kebutuhan charging baterai, sehingga baterai tidak
mengalami kondisi yang over charging. Konsep SCC yang dirancang yang
akan membaca tegangan dan arus yang dihasilkan panel surya yang akan
ditampilkan. Tegangan yang keluar dari SCC sangat dipengaruhi oleh
intesitas cahaya matahari yang diterima oleh panel surya. Adapun sebelum
dihubungkan ke baterai, rangkaian tersebut dihubungkan dulu ke rangkaian
Regulator.
Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Mengaturi tegangan keluaran dari panel surya dan mengatur arus
yang masuk ke baterai secara otomatis
2) Menyambungkan dan memutuskan arus dari panel surya ke baterai
secara otomatis
3) Memutuskan aliran arus dari baterai kebeban jika terjadi gangguan
baik hubung singkat maupun beban lebih.
16

Gambar 2.6 Solar Charger Controller (SCC)

Input output Keterangan

Tegangan DC maksimum dari larik modul


Max. open circuit voltage [V]
fotovoltaik pada tegangan larik terbuka (UOC)

MPP OR Operating Range Rentang tegangan untuk pelacak titik daya


maksimum (MPPT)

Arus DC masukan maksimum dari larik modul fotovoltaik


Max. input current [A]
pada arus hubungan pendek (ISC)

Tegangan keluaran atau tegangan nominal baterai


Output voltage [V]

Max. battery charging current Arus keluaran untuk pengisian baterai (charging
current)

Tabel 2.4 Solar Charger Controller

2.9 Relay
Relay adalah suatu saklar yang digerakkan secara elektrik,
komponen elektromekanis yang terdiri dari dua bagian utama rangkaian
electromagnet (kumparan) dan kontak saklar. Relay memiliki bagian yang
17

disebut dengan koil dan biasanya digerakkan oleh DC 5V, 9V, 12V dan
lainnya. Tetapi ada juga relay yang digerakkan oleh AC, Relay
digunakkan untuk mengontrol sirkuit tegangan rendah dan tegangan
tinggi. Jika tegangan kerja relay adalah 5VDC, biasanya perlu
dihubungkan dengan mikrokontroller Arduino untuk menjalankan
logikanya.

Gambar 2.7 Modul Relay

2.9.1 Macam-Macam Relay

1) Pengendali Arus Listrik Kendaraan


2) Pengontrol Panel Listrik
3) Perantara Kontaktor PLC
4) Melindungi Kelistrikan Klakson
5) Mengontrol Motor AC
6) Sistem Kontrol Digital

2.10 Sensor Tegangan


Prinsip kerja sensor tegangan ialah didasarkan pada prinsip
penekanan resistansi dan dapat membuat tegangan input berkurang hingga
5 kali dari tegangan nya yang asli. Sehingga sensor hanya mampu
membaca tegangan dengan maksimal 25V bila menggunakan Vcc 5V, dan
tegangan maksimal 16.5V. Jika menggunakan tegangan vcc 3.3V.
18

2.11 Monitoring Daya Arus Tegangan


Monitoring daya arus tegangan menjelaskan beberapa daya yang
menghasilkan suatu tegangan yang dimana pertama menentukan beberapa
berikut :
Desain Hardware dan Software
Pada tahap perancangan mekanik terdapat beberapa bagian, yaitu
perancangan solar cell, perancangan frame penyangga modul solar cell,
perancangan bracket motor servo, perancangan tempat ldr dan
perancangan seluruh tata letak komponen.
Adapun tahap pembuatan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pembuatan mekanik,
tahap pembuatan hardware dan tahap pembuatan software

1. Tahap pembuatan mekanik

Pada tahap ini diawali dengan membuat desain mekanik dari desain tempat solar
cell. Tempat peletakan setiap sensor ldr,frame penyangga untuk penompang
solar cell dan bracket motor servo. Bahan utama yang dibutuhkan dalam
pembuatan sistem solar cell tracking ini adalah acrylic dengan ketebalan 4
mm untuk bracket dan penyangga modul solar cell dan acrylic dengan
ketebalan 8 mm untuk alas penompang alat. Acrylic merupakan bahan
yang di pilih dikarenakan memiliki berat yang cukup ringan.

2. Tahap pembuatan software


Pada pembuatan ini program software meliputi inisiali beberapa sensor dan
modul, setelah proses inisilisasi selesai langkah berikutnya mencoba
konfigurasi jaringan dan auth token blynk. Ini berfungsi sebagai
komunikasi RX dan TX dari mikrokontroler akan dikirimkan secara
continus ke interface blynk. Untuk virtual pin 3 diset pada nilai tegangan,
virtual pin 4 diset ke nilai arus serta virtual pin 5.

2.12 Jenis-Jenis Panel Surya


19

Panel surya atau solar sel merupakan salah satu alat teknologi
penghasil listrik yang sangat populer belakangan ini. Hal ini disebabkan
karena solar panel memiliki beberapa dengan kelebihan dan kekurangan
masing masing. Adapun beberapa jenis panel surya beserta kelebihan dan
kekurangan nya. Berikut jenis jenis panel surya.
1) Monocrystalline silicon

Jenis panel surya pertama ini ialah solar panel monocrystalline sillicon.
Jenis komponen sel surya ini merupakan jenis yang paling banyak
digunakan karena kelebihannya. Sel surya ini terbuat dari silikon yang di
iris tipis-tipis dengan menggunakan mesin. Untuk kelebihan nya jenis sel
surya satu ini bisa disebut sebagai salah satu sel surya yang sangat efisien.
Dikarenakan penampangnga dapat menyerap cahaya matahari dengan lebih
efisien dibandingkan dengan bahan sel surya yang lainnya. Efisien konversi
cahaya matahari menjadi listrik yang dimiliki oleh bahan sel surya ini
sebesar sekitar 15%. Tetapi jenis solar panel yang satu ini akan
membutuhkan cahaya yang sangat terang ketika beroperasi. Ia akan
mengalami efisien jika berada pada cuaca yang berawan dan mendung.

Gambar 2.8 Monocrystalline Sillicon

2) Polycrystalline Silikon
20

Jenis solar panel yang selanjutnya ialah Polycrystalline sillicon. Teknologi


panel surya ini merupakan teknologi panel yang terbuat dari batang silikon
yang kemudian dicairkan. Teknologi ini memiliki kelebihan darii segi
susunannya yang lebih rapi dan lebih rapat, untuk cirinya biasanya solar
panel ini memiliki penampilan yang unik karena seperti ada retakan.
Teknologi panel surya ini memiliki kekurangan yang cukup mirip dengan
monocrystalline silicon yang telah disebutkan sebelumnya. Panel surya
polycrystalline memiliki kekurangan ketika digunakan pada daerah yang
rawan dan sering mendung. Ketika diletakkan atau digunakan pada area
seperti ini, maka efisiennya yang dimiliki akan turun. Jika dibandingkan
dengan efisien monocrystalline, polikristalin silikon ini memiliki efisien yang
lebih rendah.

Gambar 2.9 Poltcrystalline Sillikon

3) Thin Film Solar Sel


Teknologi panel surya selanjutnya adalah teknologi thin film solar cell.
Merupakan sebuah sebuah teknologi panel solar yang dibuat dengan
menggunakan sel surya yang tipis yang kemudian dipasangkan pada sebuah
lapisan dasar. Kelebihan yang dimiliki oleh teknologi solar panel yang satu ini
dilihat dari kondisi fisiknya. Memiliki ukuran yang sangat tipis, hal ini
menyebabkan solar panel yang satu ini memiliki bobot yang lebih ringan dan
memiliki sifat yag lebih fleksibel. Untuk kekuranganya, efisiennya yang dimiliki
oleh panel surya yang satu ini memang cukup rendah. Anda hanya bisa
21

mendapatkan penangkapan sebesar 8,5% untuk penampang yang sama luasnya


dengan monocrystalline yang sudah disebutkan sebelumnya. Panel surya yang
disebutkan sebelumnya merupakan jenis panel yang dimiliki dua lapisan, maka
sesuai dengan namanya teknologi solar panel yang satu ini memiliki tiga lapisan.
Perangkat ini merupakan perangkat yang mampu menghasilkan daya listrik
hingga 45%.

Gambar 2.10 Thin Film Solar Sel

2.13 Fungsi Panel Surya


Fungsi dari panel surya ialah suatu alat yang dapat mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Dengan teknologi
fotovoltaik (photovoltaic/PV) ialah sebuah teknologi yang digunakan
untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik.

2.14 Perbedaan panel surya dan sel surya


Sel surya merupakan inti dari tenaga surya sel ini disusun dan
di hubungkan secara seri dan parallel yang kemudian membentuk
satu kesatuan panel surya. Dapat dikatakan bahwa panel surya
merupakan gabungan dari banyak sel surya. Jumlah sel surya yang
disusun di dalam panel surya dengan bervariasi dari 32 hingga 96 sel,
namun pada umumnya yang digunakan adalah tipe panel surya
dengan 72 sel.

2.15 Manfaat panel surya atau solar cel

Kenaikan listrik konvensional atau listrik PLN sangat besar


22

terutama bagi non subsidi. Maka dari itu manfaat dari panel surya
maupun energi surya yang sangat terasa ialah mampu memberikan
untuk menghemat pengeluaran. Selain itu energi surya mampu
berkontribusi untuk mengurangi pemanasan global. Anda juga
terhindar dari ketergantungan listrik konvensional. Adapun manfaat
pasang panel surya ialah panel tenaga surya ini tidak memerlukan
lahan yang luas dan pemasangannya sangat mudah.

2.16 Sensor DHT22


Sensor DHT adalah paket sensor yang mengukur suhu dan
kelembaban udara secara bersamaan. Ini berisi sensor suhu tipe NTC
(Koefisian Suhu Negatif), sensor kelembaban dengan karakteristik
resistif yang bereaksi terhadap perubahan jumlah uap air di udara,
dan sebuah chip yang melakukan berbagai konversi. Output dua arah
kabel tunggal dan konversi analog ke digital

Gambar 2.11 Sensor DHT22

2.16.1 Fungsi Sensor DHT22


Fungsi sensor DHT22 ialah merupakan sensor yang dapat
mengukur suhu dan juga kelembapan sensor ini juga mempunyai
keluaran berwujud sinyal digital. Sensor DHT22 mempunyai
pengaturan yang sangat akurat dengan bayaran suhu ruang
pengaturan dengan nilai yang tersimpan yang ada di dalam memori
OTP
23

2.16.2 Spesifikasi Sensor DHT22


Terdapat spesifikasi sensor tersebut dapat dilihat melalui tabel
dibawah ini.
 Tegangan input : 3,3 – 6 VDC
 Sistem komunikasi : Serial (single – Wire Two way)
 Range suhu : -400C – 800C
 Range kelembaban : 0% – 100% RH
 Akurasi : ±20C (temperature) ±5% RH (humidity)
Gambar Tabel 2.16.2 Spesifikasi sensor DHT22

2.17 Heater (Elemen Pemanas)


Elemen pemanas adalah komponen yang menggunakan proses pemanasan
joule untuk mengubah energi listrik menjadi energi panas. Arus listrik yang
mengalir melalui elemen pemanas mengenai hambatan, yang menghasilkan panas
pada elemen

Gambar 2.12 Heater

2.17.1 Fungsi Heater (Elemen Pemanas)


Fungsi Heater ialah Sebagai pemanas pada sistem AC
berperan dalam memanaskan udara yang masuk kedalam ruangan,
terutama pada saat musim dingin atau saat suhu lingkungan sangat
rendah.
2.17.2 Model Heater Dan Spesifikasi Heater
Heater mempunyai spesifikasi heater dapat dilihat melalui tabel
sebagai berikut.
1. Immersion Heater
24

Immersion Heater merupakan jenis heater yang digunakan


pada media cair, baik itu air, oli maupun bahan kimia.

2. Band Heater

3. Finned Heater

4. Cartridge Heater

5. Chemical Heater

6. Strip Heater

7. Bell Heater

Gambar 2.16.2 Model Heater Dan Spesifikasi Heater

2.18 LCD (Liquid Crystal Display)


Kristal cair digunakan sebagai penampil utama dalam LCD (Liquid
Crystal Display), kategori media tampilan. LCD telah digunakan
dalam berbagai aplikasi, termasuk perangkat listrik seperti komputer,
televisi, dan ponsel. Dotmaric LCD dengan total 2 x 16 karakter
merupakan tipe tampilan yang digunakan pada postingan aplikasi
LCD. LCD terutama berfungsi sebagai penampil untuk penggunaan
selanjutnya dalam menampilkan kondisi operasional alat.

Gambar 2.13 Modul LCD


25

2.18.1 Spesifikasi LCD


1) Terdiri dari 16 kolom dan 2 baris
2) Dilengkapi dengan back light
3) Mempunyai 192 katakter tersimpan

2.18.2 Macam-Macam LCD


1) TFT LCD (Thin Film Transistor)
Merupakan sebuah versi terbaru dari LCD yang menggunakan active matrix
(AM). Yang berarti setiap pixel dari layarnya terhubung dengan transistor dan
juga kapasitor secara individual.Keuntungan dari LCD jenis ini adalah biaya
produksi layarnya yang murah dan lebih kontras. Sedangkan kerugiannya dari
LCD jenis ini adalah penggunaan baterai yang boros.

2) IPS LCD ( In-Plane Switching)


LCD jenis ini merupakan perkembangan lanjutan dari TFT. Keuntungan dari LCD
jenis ini adalah produksi warnanya lebih baik, Tampilannya jauh lebih bagus
ketimbang TFT LCD. Yang merupakan berkat penggunaan dari dua transistor
untuk setiap pixel gambar di gabungkan dengan backlight gambar yang lebih kuat.
Kerugiannya adalah baterai yang lebih boros dari dari jenis LCD lainnya tetapi
masih lebih hemat ketimbang TFT.

3) OLED (Organic Light Emitting Diode)


Layar jenis oled ini di bentuk dari lapisan electroluminescent yang akan nyala saat
terkena tegangan listrik. Keuntungan dari LCD jenis ini adalah dapat
menghasilkan cahaya sendiri. Pixel dalam layar tampilan oled selalu mati
terkecuali pixel-pixelnya di aliri listrik. Layar jenis OLED ini memiliki warna
hitam yang lebih sempurna. Warna hitamnya ketika di tampilkan akan
mengkonsumsi listrik yang lebih sedikit ketimbang warna cerah yang lebih
banyak menghabiskan listrik. Rasio dari kontras jenis OLED ini lebih tinggi dan
begitu pula refresh rate dari LCD jenis ini juga tinggi.Ada dua jenis OLED yang
umumnya di gunakan, yaitu PMOLED ( Passive-Matrix OLED ) dan AMOLED
( Active-Matrix OLED ).
26

4) AMOLED (Active Matrix Organix Light Emitting Diode)

Merupakan jenis LCD yang menggabungkan TFT dan OLED. Active Matrix pada
jenis layar AMOLED memberikan keuntungan untuk ponsel karena penggunaan
arus listrik yang lebih sedikit ketimbang jenis Passive Matrix. Sehingga daya
tahan baterai ponsel bisa jauh lebih lama.

5) Super AMOLED
Merupakan penamaan dari vendor samsung untuk jenis layar hp buatannya. Yang
merupakan sedikit penambahan fitur. Dan super amoled yang merupakan versi
lebih baik dari AMOLED. Hasilnya layar akan menampilkan gambar yang lebih
bagus ketika berada di bawah sinar matahari. Ia pun memiliki penggunaan baterai
yang irit.Itulah beberapa macam layar LCD yang biasanya ada di hp maupun
benda elektronik laiinya yang menampilkan gambar. Layar LCD juga di gunakan
pada pembuatan sebuah robot yang menampilkan gambar. Seperi robot Trainer
Kit buatan SARI Teknologi dan masih banyak lagi.

2.19 Motor AC HighTorsi 1 Pasa


Motor High Torsi 1 pasa ialah dimana arus listrik pada rotor yang
dibutuhkan untuk menghasilkan torsi diperoleh dengan induksi
elektromagnetik dari medan magnet belitan stator. Motor induksi
dapat dibuat tanpa sambungan listrik ke rotor. Rotor motor induksi
dapat berupa tipe lilitan atau tipe sangkar tupai. Motor listrik adalah
alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor
AC adalah sebuah motor listrik yang di gerakan oleh
alternatingcurrent atau arus bolak balik (AC). Umumnya, motor AC
terdiri dari dua komponen utama yaitu stator dan rotor. Stator
merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen
listrik berputar untuk memutar as motor. Keistimewaan umum dari
semua motor AC adalah medan-magnet putar yang diatur dengan
lilitan stator. Konsep ini dapat diilustrasikan pada motor tiga-fase
dengan mempertimbangkan tiga kumparan yang diletakan bergeser
27

120 listrik satu sama lain. Masing-masing kumparn dihubungkan


dengan satu fase sumber daya tiga-fase. Apabila arus tiga-fase melalui
lilitan tersebut, terjadi pengaruh medan-magnet berputar melalui
bagian dalam inti stator. Kecepatn medan-magnet putar tergantung
pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya

Motor listrik arus bolak-balik AC ini dapat dibedakan lagi berdasarkan sumber
dayanya sebagai berikut :
1) Motor singkron,
Motor singron adalah motor AC bekerja pada kecepatan tetap pada sistem
frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh krena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekuensi dan generator motor. Motor singkron mampu untuk
memperbaiki factor daya sistem, sehingga sering digunakan pada sistem yang
menggunakan banyak
listrik.

2) Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik AC yang bekerja berdasarkan induksi
medan magnet antara rotor dan stator. Motor induksi dapat di klasifikasikan
menjadi dua kelompok utama sebagai berikut
a. Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroprasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai,
dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini
merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah
tangga, seperti, mesin cuci, pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3
sampai 4 Hp.
b. Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan
tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi
dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor
kandang tupai) dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di
28

industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, jaringan


listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Gambar 2.14 Motor AC High Torsi 1 Pasa

2.19.1 Rangkaian Motor Ac


Kerja motor (AC) seperti juga kerja pada transformator. Trasformator
adalah berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Oleh karna itu motor induksi
dipandang sebagai
trasformator yang mempunyai cirri-ciri khusus, yaitu :
1) Stator sebagai sisi primer.
2) Rotor sebagai sisi sekunder yang penghantar-penghantarnya dihubung
singkat dan
berputar.
3) Kopling antara sisi primer dan sisi sekunder dipisahkan oleh celah udara
29

Gambar 2.17.1 Rangkaian Motor AC

2.19.2 Diagram Alat Pengatur Kecepatan Motor AC 1 Fasa


Alat Pengatur kecepatan motor induksi 1 fasa tersebut menggunakan
rangkaian tride dan diode dengan system pengatur potensiometer yang bekerja
pada tegangan 150 - 180 dengan daya
1000 watt, alat pengatur sumber listriknya disuplay dari keluaran tegangan
inverter 220 .
Frekuensi 50 Hz dan alat pengatur tersebut tidak menimbulkan panas ketika motor
akan diatur kecepatan putar nya dari kecepatan rendah sampai dengan kecepatan
yang dikehendaki. Adapun rangkaian diagram dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 2.17.2 Rangkaian Pengatur Kecepatam Motor AC 1 Fasa


30

2.19.3 Data Motor Ac Dan Alat Pengatur Kecepatan


Motor yang dipakai dalam penggerak aerator tersebut motor
induksi 1 fasa dengan sumber listriknya diatur dari sumber listrik keluaran
inverter, yang mana proses pengaturan kecepatanya menggunakan sistem triac.
Data motor dan alat pengatur kecepatan, dapat dilihat tabel dibawah ini

Gambar Tabel 2.17.3 Data Motor Ac Dan Alat Pengatur Kecepatan

2.20 Mikrokontroller
Sebuah sistem yang dimana di tempatkan pada sebuah chip oleh
mikrokontroller perbedaan antara mikrokontroller dan mikroprosesor serba guna
yang ditemukan di komputer pribadi adalah bahwa mikrontroler biasanya
memiliki memori dan antarmuka I/O selain CPU. Sedangkan mikroprosesor
biasanya hanya memiliki CPU.
Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini ialah pengontrol elektronik
jenis ESP32 yang dapat membaca data untuk terhubung ke LCD

2.20.1 Macam-macam Mikrokontroler industry


a. Otomotif: unit kontrol mesin, kantong udara, pengukur bahan bakar,
ABS, sistem peringatan keselamatan, kotak persneling otomatis, hiburan, AC,
speedometer dan odometer, GPS, suspensi aktif.
b. Perlengkapan rumah dan kantor, termasuk remote control,
mesin cuci,
31

microwave, AC, timbangan digital, mesin fotokopi, printer, mouse, dan sistem
alarm keamanan.
c. Robotika

2.20.2 Fungsi Mikrokontroler


Mikrokontroler sederhana yang memiliki fungsi tertentu sehingga
membuat nya bisa berjalan dengan baik. Beberapa fungsi mikrokontroler sebagai
berikut.
1) Timer.
2) Counter.
3) Decoder & Encoder.
4) Flip-Flop.
5) Pembangkit Osilasi.
6) ADC (Analog Digital Converter).

2.20.3 Gambar Struktur Miktrokontroler


Secara struktur mikrokontroler berbentuk seperti pada gambar dibawah ini
yang dimana perangkat yang seringkali kita temukan pada komputer sepesrti CPU

Gambar 2.20.3 Struktur Mikrokontroler

2.20.4 Komponen Mikrokontroler


1) CPU
32

CPU (Central Processing Unit) ialah salah satu struktur mikrokontroler yang
perannya sangat penting. Bisa dikatakan CPU adalah otaknya.
2) Memori

Memori berfungsi sebagai alay penyimpanan terutama untuk menyimpan data


atau program.
4) Port

Sebuah mikrokontroler yang dihubungkan dengan perangkat eksternal lain seperti


LCD, sensor, atau yang lainnya Untuk itu, didalamnya juga dilengkapi dengan
port input atau outpot (I/O). Perangkat-perangkat tersebut akan dirangkai secara
paralel membentuk sistem kontrol yang berfungsi sebagaimana mestinya

5) Timer/Counter

Timer atau Counter adalah komponen yang memiliki fungsi pengendali waktu
atau menghitung. Jumlah Timer/Counter sangat mungkin dipasang lebih dari satu,
karena keberadaannya yang sangat berguna.

6) Analog to digital converter (ADC)

Analog to digital converter ialah salah satu komponen yang bertugas mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal analog yang masuk merupakan sinyal
keluaran (output) dari perangkat lain (misal, sensor) yang kemudian ditampilkan
pada layar digital.

7) Digital to analog converter (DAC)

DAC (Digital to Analog Conveterter) memiliki fungsi yang berkebalikan dengan


ADC, yaitu mengkonversi sinyal digital menjadi analog. Seringkali perangkat
DAC digunakan dalam pengendalian perangkat analog. Misal, motor DC dan
33

yang lainnya.

8) Interupt Control
Interupt control atau kontrol interupsi merupakan bagian yang berperan dalam
interupsi (penundaan)sebuah program kerja. Interupsi dapat dilakukan secara
eksternal menggunakan pin interrupt maupun internal melalui instruksi pada
program yang dijalankan

9) Special Functioning Blok

Special Functioning Block atau blok fungsi khusus adalah perangkat tambahan
yang memiliki fungsi khusus. Jadi, hanya kontroler tertentu yang dipasang blok
ini. Biasanya blok fungsi khusus ini akan mudah ditemukan pada pengendali
mikro robotika

2.20.5 Cara Kerja Mikrokontroler

Cara kerja mikrokontroler ialah berjalam sesuai program yang di isikan


di dalam nya seperti ROM merupakan perangkat yang berfungsi untuk
menyimpan program-program tertentu untuk dijalankan. Kemudian program
tersebut akan diinstruksikan oleh mikrokontroler berbagai intruksi yang dimaksu
seperti membaca menghitung atau mengubah nilai data tertentu ke bentuk lain.

2.21 NodeMCU ESP32


NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat
opensource. Terdiri dari perangkat keras berupa System On Chip
ESP32 dari ESP32 buatan Espressif
System, juga firmware yang digunakan, yang menggunakan bahasa pemrograman
scripting Lua. Istilah NodeMCU secara default sebenarnya mengacu pada
firmware yang digunakan daripada perangkat keras development kit. Dapat
Dianalogikan sebagai board arduino-nya ESP32. Dalam seri
34

tutorial ESP32 pernah membahas bagaimana memprogram ESP32 sedikit


merepotkan karena diperlukan beberapa teknik wiring serta tambahan modul USB
to serial untuk mengunduh program. Namun NodeMCU telah me-package
ESP32 ke dalam sebuah board yang kompak dengan berbagai fitur layaknya
mikrokontroler + kapabilitas akses terhadap Wifi juga chip komunikasi USB
serial. Sehingga untuk memprogramnya hanya diperlukan ekstensi kabel data
USB persis yang digunakan sebagai kabel data dan kabel charging smartphone
Android.

Gambar 2.18 NodeMCU ESP32

2.21.1 Spesifikasi NodeMCU ESP32


ESP32 Memiliki lebih banyak fitur memulai dengan ESP32
ini. Berikut ini daftar beberapa spesifikasi penting dari ESP32.
Spesifikasi dapat dilihat di bawah ini

 Single or Dual-Core 32-bit LX6 Microprocessor with clock frequency up to


240 MHz.
 520 KB of SRAM, 448 KB of ROM and 16 KB of RTC SRAM.
 Supports 802.11 b/g/n Wi-Fi connectivity with speeds up to 150 Mbps.
 Support for both Classic Bluetooth v4.2 and BLE specifications.
 34 Programmable GPIOs.
35

 Up to 18 channels of 12-bit SAR ADC and 2 channels of 8-bit DAC


 Serial Connectivity include 4 x SPI, 2 x I2C, 2 x I2S, 3 x UART.
 Ethernet MAC for physical LAN Communication (requires external PHY).
 1 Host controller for SD/SDIO/MMC and 1 Slave controller for SDIO/SPI.
 Motor PWM and up to 16-channels of LED PWM.
 Secure Boot and Flash Encryption.
 Cryptographic Hardware Acceleration for AES, Hash (SHA-2), RSA, ECC
and RNG.
Gambar tabel Spesifikasi NodeMCU ESP32
BAB III
METEOLOGI TUGAS AKHIR

3.1 Kerangka Tugas Akhir

Merancang sebuah alat Pengering padi dapat dibuat dengan suatu


tahaptahapan yang baik dan jelas agar sebuah alat dapat dibangun. Dalam
menyelesaikan Tugas akhir penulis melakukan tahapan tugas akhir seperti
gambar dibawah ini :
36

Gambar 3.1 Kerangka Tugas Akhir

3.2 Flowchart Cara Kerja Alat Pengering Padi


Pengering padi dengan menggunakan solar panel atau solar
sel yang menerapkan cara pengeringan memiliki cara kerja, ketika
memulai dan alat hidup dengan menghubungkan ke solar panel
100Wp yang tersedia dan di bantu dengan sebuah motor DC high
torque dengan nilai mulai 1 yang dapat di baca memalui DHT 22
dengan adanya melalui DHT 22 dapat diketahui juga sisa durasi
untuk pengeringan padi dengan nilai suhu >40*C kemudian Relay
pemanas status OFF dan Relay motor status OFF kemudian alat
pengering selesai melakukan pengeringan padi.
37

Gambar 3.2 Flowchart Cara Kerja Alat Pengering Padi

3.3 Blok Diagram


Dalam tugas akhir ini terdapat blok diagram yang akan
menjelaskan cara kerja alat pengering padi dengan menggunan solar
sel secara umum, dari proses input yang berasal dari beberapa sensor
seperti DHT 22, serta output berupa Driver relay, motor DC, Heater
dan LCD
1) Komponen Input :
- Solar sel digunakan sebagai pusat pemprosesan kendali
dengan input yang diberikan
2) Komponen Pemroses :
38

a. Sensor DHT 22 digunakan sebagai mendeteksi suhu dan


kelembapan air pada alat pengering padi. - Driver Relay untuk
mengaktifkan Motor DC
b. Fan digunakan sebagai sumber panas pada alat pengering -
Heater sama seperti Fan sebagai sumber panas pada alat
pengering padi
3) Komponen Output :
- LCD disini digunakan sebagai output untuk
menampilkan informasi data suhu dan kelembapan
pengering padi

Gambar 3.3 Blok Diagram Alat Pengering Padi

3.4 Relay
Relay merupakan saklar remote listrik yang memungkinkan pengguna arus
kecil seperti Esp32 unuk mengontrol arus yang lebih besar seperti heater. Karena
heater yang digunakan adalah heater AC maka diperlukan relay sebagai saklar
yang dapat dikontrol oleh Arduino Uno R3. Namun relay belum dapat dikontrol
oleh Arduino Uno R3 secara langsung, karena arus output Arduino Uno R3 sangat
kecil sehingga diperlukan rangkaian tambahan. Relay yang digunakan
dihubungkan ke Port 10. Adapun Port yang dihubungkan dari Relay ke
39

mikrokontroler

Gambar Tabel 3.4 Relay

Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 7 bulan dengan


tahap-tahapan sebagai berikut :
a) Persiapan
Bentuk persiapan yang akan dilakukan untuk menunjang program ini
yaitu persiapan administratif seperti pembuatan kerangka laporan, pembuatan
rangkaian sensor dan aktuator, monitoring dan evaluasi program, dan juga
persiapan lain yang bertujuan untuk lebih menata pelaksanaan program agar dapat
baik
b) Pembuatan
Pada tahap ini, pembuatan alat dilakukan dalam 4 tahapan yaitu
meliputi pembelian komponen elektronik, pembuatan mekanik yang berisikan
komponen elektronik seperti mikrokontroler , sensor , motor penggerak yang
digunakan, pembuatan sistem program dan terakhir penggabungan seluruh
komponen input dan output.
c) Pengujian
Pengujian ini dilakukan pada alat dilakukan secara dua tahap yang
pertama melakukan pengujian dengan gerakan untuk proses putaran tempat wadah
40

pengeringan padi. Kemudian pengujian kedua mengukur tegangan menggunakan


solar cell
d) Perancangan Ulang
Perancangan Ulang dilakukan sebagai bentuk respon
Terhadap hasil pengujian yang dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk bertujuan
memberikan desain alat yang dapat lebih baik dari sebelumnya, tahap ini juga pun
dapat dilewati jika pada pengujian pertama tidak terdapat permasalahan dari alat
yang telah dibuat.
e) Evaluasi
Bertujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui
ketercapaian tujuan dari program yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat
dilakukan perbaikan dan perkembangan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya
dengan cara melakukan diskusi dengan dosen pembimbing.

3.5 Desain dan Perencanaan Sistem


Desain dan perencanaan sistem ini dibuat untuk memberikan suatu
gambaran yang dimana menjelaskan tentang sistem dibuat sehingga menjadi
parameter batas bagi peneliti dalam melakukan pengerjaan nya.

3.6 Perancangan Rangkaian Elektronika


Perancangan Elektrikal diperlukan agar dapat mengetahui komponen
komponen, sensor-sensor, serta actuator apa aja yang digunakan pada
alat pengering padi dengan solar panel. Perancangan elektrikal juga
digunakan untuk mengetahui wiring yang terhubung pada setiap
komponen atau sensor sehingga memudahkan dalam instalasinya.
41

Gambar 3.4 Desain Perancangan Elektrikal

3.7 Perancangan Mekanik Alat Pengering Padi


Merangkai mekanik alat pengering padi dibuat untuk
menunjukan hasil bayangan dari alat pengering padi yang akan di
bangun, mendesign mekanik alat ini menggunakan aplikasi Autocad
yang merupakan sebuah web untuk mendesign rangkaian elektronika
maupun 3D alat. Alat yang akan dibuat berbentuk Sebuah oval karena
tidak terlalu besar sehingga mudah di bawa untuk digunakan. Berikut
gambaran 3D dari mekanik alat.
42

Gambar 3.6 Tampak Depan Alat Pengering Padi

Gambar 3.7 Tampak Belakang Alat Pengering Padi


43

Gambar 3.8 Tampak Samping Alat Pengering Padi

Gambar 3.9 Tampak Atas Alat Pengering Padi


43

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan dimana tentang hasil uji coba dan
pembahasan kinerja dari kendali pergerakan alat pengering padi menggunakan
solar sel. Tahap pengujian alat ini akan dilakukan dengan tujuan untuk dapat
mengetahui apakah sistem yang akan dibangun dapat bekerja dengan baik dengan
sesuai rancangan sistem awal

4.1 Overview Pengujian


Dalam pelaksanaan nya pengujian ini dilakukan pada dua tahap. Tahap
pertama yaitu dilakukan pengujian kinerja dasar alat yang mendukung kinerja
utamanya, yaitu pengujian dengan gerak motor AC 1 phasa yang digunakan untuk
pergerakkan proses berputar nya alat pengering padi yang dimana dibantu dengan
alat solar sel sebagai sumber tenaga pengering padi. Tahap kedua dilakukan
pengujian pergerakkan alat pengering padi menggunakan solar sel secara
keseluruhan dari gerak alat pengering melalui alat sumber tenaga yaitu solar sel ,
kemudian di proses pengeringan melalui heater sebagai alat pemanas.

4.2 Alat-Alat Pendukung Pengukuran


Alat-alat pendukung pengukuran yang digunakan untuk pengukuran pada
Alat pengering padi menggunakan solar sel adalah sebagai berikut :
1. Multimeter

Gambar 4.2.1 Multimeter


44

Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan dan arus yang dihasilkan pada
keluaran titik-titik pada pengukuran alat yang telah ditemukan.

2. Tang Amper

Gambar 4.2.2 Tang Amper

Tang amper merupakan alat untuk mengukur dan mengetahui suatu tegangan pada
alat solar sel. Tegangan yang dapat diketahui melalui penggunaan tang amper
merupakan tegangan berupa arus
3. Tachometer
45

Gambar 4.2.3 Tachometer

Tachometer merupakan alat pengukur suatu tegangan sama hal nya seperti Tang
Amper namun Tachometer mengukur berupa tegangan dari putaran sebuah motor
penggerak. Dan tachometer mengukur tegangan yang disebut RPM

4.3 Langkah-langkah pengukuran


Untuk mengurangi adanya kesalahan dalam pengukuran dan pengujian
alat, maka dari itu perlu dilakukan suatu hal langkah-langkah sebagai berikut:
1. Siapkan alat yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan data.
2. Memeriksa terlebih
dahulu peralatan untuk memastikan bahwa seluruh alat di dalam kondisi baik.
3. Menentukan bagian positive dan negative untuk mengetahui tegangan supaya
tidak terjadi nya kesalahan.
4. Tentukan titik pengujian yang telah ditentukan.
5. Melakukan pengukuran dengan teliti dan berulang agar nilai data yang
diambil tidak terjadi kesalahan.
6. Yang terakhir mencatat hasil dari pengukuran data ke dalam tabel data
pengukuran yang akan digunakan sebagai analisa.

4.4 Langkah-langkah pengoperasian alat


Langkah-langkah untuk mengoperasikan suatu alat pengering padi
menggunakan solar sel sebagai berikut :
46

1. Pastikan seluruh alat-alat sudah terpasang pada kerangka alat pengering padi
yang telah di buat.
2. Kemudian pastikan juga semua komponen alat-alat sudah dalam terpasang.
3. Lalu pastikan semua kabel sudah terpasang sebagai penghubung untuk
tegangan yang dibutuhkan
4. Kemudian melakukan tes tegangan pada komponen untuk mengetahui
tegangan yang ada
5. Membuat rangkaian di papan pcb
6. Mengukur suatu tegangan solar sel untuk mengetahui nilai tegangan yang
dikeluarkan
7. Memasang heater kedalam wadah alat pengering padi
8. Mengukur tegangan motor 1 pasa untuk mengetahui nilai setiap putaran.
9. Memasukan beban muatan berupa padi kedalam wadah pengering padi.
10. Yang terakhir mencoba menjalankan alat pemgering padi yang sudah ada
beban muatan di dalam wadah tersebut.

4.5 Pengukuran Alat Solar Sel


Pengukuran yang dilakukan pada alat pengering padi menggunakan solar
sel yaitu mengukur suatu daya solar sel dan daya pemakaian. Pengukuran
dilakukan dengan secara aktual dengan menggunakan multimeter. Titik ukur
multimeter dan tang amper dalam pengukuran daya solarTe sel dan pemakaian.
Sedangkan pengukuran tang amper dengan cara mendekatkan kabel motor AC
sehingga dapat menentukan tegangan pemakaian saat alat dalam keadaan hidup.
Sehingga dapat mengetahui data tegangan tersebut.
47

solar sel solar charge controller

Inverter Heater (Pemanas)

motor AC 1 pasa

Gambar 4.5 Tabel proses pengukuran

4.6 Pengukuran Solar Sel


Pengukuran ini dilakukan pada saat kondisi cuaca cerah yang di mana dari
mulai pukul 10.00 sampai 16.00. pengukuran tegangan solar sel ini dilakukan
untuk mengetahui apakah kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap proses
pengukuran tegangan solar sel. Tabel 4.6 merupakan tabel pengukuran daya solar
sel secara aktual dengan multimeter.

Hari Pertama
Waktu Arus Tegangan Daya Cuaca
(V)
10.00 01,1 18,5 20,35 Berawan
11.00 01,2 18,6 22,32 Berawan
12.00 01,3 18,7 22,44 Berawan
13.00 01,3 18,7 22,44 Berawan
14.00 01,6 19,9 29,86 Panas Terik
15.00 01,5 19,7 27,58 Cerah
16.00 01,4 19,5 25,35 Cerah
Tabel 4.6 Tabel pengukuran arus tegangan solar sel
48

Hari Kedua
Waktu Arus Tegangan (V) Daya Cuaca
10.00 01.1 18,7 20,40 Berawan
11.00 01,2 18,8 20,45 Cerah
12.00 01,4 19,5 22,30 Panas Terik
13.00 01,6 19,8 24,35 Panas Terik
14.00 01,7 19,9 24,40 Panas Terik
15.00 01,3 18,9 20,47 Cerah
16.00 01,3 18,9 20,47 Cerah
Tabel 4.6.1 Tabel pengukuran arus tegangan solar sel

Hari Ketiga
Waktu Arus Tegangan (V) Daya Cuaca
10.00 01,1 18,6 20,35 Berawan
11.00 01,2 18,7 20,37 Berawan
12.00 01,5 19,5 21,20 Panas Terik
13.00 01,7 19,7 21,30 Panas Terik
14.00 01,3 18,8 20,38 Berawan
15.00 01,8 19,6 21,19 Panas
16.00 01,3 18,6 20,28 Berawan
Tabel 4.6.2 Tabel pengukuran arus tegangan solar sel

Dengan adanya pengukuran arus dan tegangan solar sel menggunakan


alat multimeter dapat mengetahui nilai yang didapatkan. Kemudian adanya data
arus dan tegangan dapat mengetahui juga nilai dari data daya yang diperlukan
dengan cara menghitung sumber arus dan tegangan tersebut.

4.6.1 Grafik Tegangan Solar Sel


Dapat diketahui dari tabel pengukuran arus dan tegangan solar sel maka
dapat diketahui juga grafik tegangan solar sel seperti tabel berikut :
49

Grafik Tegangan Solar Sel


45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00

10.00/13.00 14.00/16.00

Tabel 4.6.1 Grafik tegangan solar sel

4.7 Pengukuran Tegangan Motor AC 1 Pasa


Dalam proses pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui tegangan setiap
putaran yang dilakukan oleh motor ac 1 pasa. Yang dimana setiap putaran di ukur
dengan alat tachometer. Dengan ukuran sekali putaran dengan kenaikan Tegangan
dari 100V menjadi 215V.
Tegangan Ac F (Hz) Ns Nr Slip %
(V)
100 508,4 337,9
120 586,7 608,8
130 803,8 0,464
140 50 Hz 1.500 Hz 807,0 0,462
150 875,8 0,416
160 1027 0,315
170 1095 0,27
180 1162 0,22
190 1468 0,02
215 1678 -0,11
Tabel 4.7 Pengukuran tegangan motor rpm 1 phasa
4.7.1 Analisa Perhitungan Perbedaan Kecepatan Medan Putar Stator
50

Dengan Rotor

Dengan Menggunakan Rumus :

Ns = 1500 Hz
%Slip = 𝐧𝐬−𝐧r
𝐧𝐬

Kondisi 1
F(Hz) Ns Nr

50 1500 508,4

Ns =1500

%Slip = 1500 - 508,4


1500

=
337,9

Kondisi 2
F(Hz) Ns Nr

50 1500 586,7

Ns =1500

%Slip = 1500 – 587,7


1500

=
608,8
51

Kondisi 3
F(Hz) Ns Nr

50 1500 803,8

Ns =1500

%Slip = 1500 – 803,8


1500

=
0,464

Gambar 4.7.1 Pengukuran Osiloskop

4.8 Beban Solar Panel 100 Wp


Dalam proses ini tersebut dapat diketahui juga bahwa solar panel yang
saya pakai memiliki tegangan 100 Wp atau 100 Watt, yang memiliki beban
tegangan sebesar 337 Watt. Beban tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
52

Beban Tegangan Penggunaan alat

Motor Ac 187 Watt (1/4 Hp)

Heater 100 Watt


1 jam / Perhari

Mikrokontroler 50 Watt

Total 337 Watt

Gambar Tabel 4.8 Beban Solar Panel 100Wp

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa beban yang dimiliki solar panel 100 Wp
ialah 337 Watt yang dimana di jumlah kan setiap beban yang ada.

4.8.1 Proses Perhitungan Beban Solar Panel 100 Wp


Proses ini dapat diketahui dengan perhitungan yang dimiliki beban solar
panel dengan beban sebesar 337 Watt. Dengan cara beban yang ada di jumlah kan,
untuk penggunaan alat per hari nya selama 1 jam. Kemudian solar panel 100Wp
yang di pakai dikarena kan solar panel tersebut memiliki efisiennya sebesar 80%.
Dan di kalikan dengan rata rata panas nya matahari selama 5 jam. Jadi di jumlah
kan (80% x 5 jam) = 400 Wp. Dari satu solar panel 100 Wp sudah mencukupi
untuk memback up beban yang ada sebesar 337 Watt
53

4.8.2 Proses Grafik Beban Solar Panel

Beban 337 Watt Pengunaan Alat

Rata rata panas matahari


Efisien Solar Panel 80%
5 jam

Jumlah 400 Wp

Gambar Tabel 4.9.2 Grafik beban solar panel

4.9 Analisa Alat


Setelah dilakukan pengujian alat berupa Penyedia daya dihasilkan tenaga
solar sel alat pengering padi. Di dapat beberapa analisa sebagai berikut :
1. Alat pengering padi Bekerja 1 jam / perhari dengan tegangan solar sel 100
Wp. Dalam pengeringan 5 jam
2. Dalam alat pengering padi dipengaruhi oleh panas ny matahari untuk
mempengaruhi proses pengeringan padi
3. Solar sel mempunyai muatan beban sebesar 337 watt beban terdiri dari
motor ac, heater, mikrokontroller
4. Solar sel 100 Wp mempunyai nilai efisien 80% yang dimana nilai efisien
dari solar sel dikali dengan rata rata panas matahari selama 5 jam
5. Memiliki inverter 1000 watt yang dimana penggunaan setengah dari
tegangan tersebut 500 wat sudah dapat membackup beban yang ada
6. Alat pengering padi proses selama 1 jam sudah terbilang kering untuk
pengeringan padi
7. Setiap perhari alat solar sel tersebut memiliki beban sebesar 337 watt
8. Pada proses ini alat pengering padi dengan 1 jam perhari sudah terbilang
cukup untuk pengeringan padi yang dimana dengan solar sel dan panas
matahari selama 5 jam
54

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan data hasil penelitian dan
analisa dapat disimpulkan bahwa,
1. Alat pengering padi bekerja berdasarkan dengan penggunaan selama 1 jam
perhari dengan menggunakan tenaga solar sel 100 Wp yang bermuatan
beban 337 watt yang dimana solar sel mempunyai nilai efisien nya sebesar
80% dengan rata rata panas nya matahari selama 5 jam
2. Tingkat keberhasilan dari alat pengering padi ini sebesar 90%

5.2 Saran
Setelah melakukan perancangan dan implementasi ada beberapa saran
untuk pengembangan sistem alat ini kedepan nya.
1. Meningkatkan perancangan mekanik pada alat pengering padi agar dalam
sistem pengeringan lebih cepat sehingga lebih memudahkan pekerjaan
untuk proses pengeringan
2. Menambahkan solar sel sebagai sumber tenaga agar dapat melakukan
pengeringan dari panas nya sinar matahari selama 5 jam dan pengeringan
dengan waktu 1 jam perhari.
55

DAFTAR PUSTAKA

[1] Maulana fajar,Margono,Meita Rumbayan,Benefit S. Narasiang,


“Pembuatan Alat Pengering Ikan”vol.2,no.2 Desember 2016,48-58
[2] Ahmad Faisal Dalimunthe, Dr.Rahmaniar, S.T.,M.T, Siti Anisah,S.T.,M.T
“Solar Charger Controller, Baterai, Galat Pengukuran , Tegangan Charger,
Tegangan Baterai, Panel Surya”
[3] Tahir, A., & , H. (2021). Perancangan Mesin Perontok Padi Dengan
Sumber Energi Surya. Al-Jazari Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 6(2), 69–75.
[4] Saputro, R. D., Girawan, B. A., Pribadi, J. S.,Fadillah, F., & Mardiyana,
M. (2021).Rancang Bangun Rangka dan Pipa Pemanas Pada Mesin
Pengering Padi. Journal of Sustainable Research In Management of
Agroindustry (SURIMI), 1(1), 28–32.
https://doi.org/10.35970/surimi.v1i1.573
[5] Sulistyo, M. E., Hermanu, C., Apribowo, B., & Adriyanto, F. (2021).
Prototype Perancangan dan Implementasi Alat Perontok dan Pengering
Padi Otomatis dengan Konsep Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga
Surya untuk Meningkatkan Produktivitas Hasil Pertanian Prototype of
Design and Implementation of Automatic Rice Thresher and. Jurnal
Bumigora Information Technology (BITe), 3(1), 38–44.
56

LAMPIRAN
57
58
59
60
61
62
63

LAMPIRAN
64
65
66
67
68

Anda mungkin juga menyukai