Indonesia diklaim menjadi negara dengan kekayaan biodeversitas terrestrial kedua di
dunia, yang artinya jumlah keanekaragaman hayati di habitat terrestrial atau daratan terbanyak kedua di dunia. Bahkan jika digabung dengan keanekaragaman hayati di laut, Indonesia menempatkan posisi tertinggi di antara semua negara. Peneliti zoologi pada Pusat Penelitian Biologi Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), Rosichon Ubaidillah mengatakan status dn tren keanekaragaman hayati indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat agro biodiversitas dunia dengan 10 persen spesies dari total spesies tumbuhan dunia. "Flora dan fauna di tujuh pulau utama Indonesia, yaitu Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Lesser Sunda, Mollucas, dan Papua sangat mendominasi. Jawa masih menjadi pulau tertinggi diversitas floranya. Hal ini karena eksplorasi banyak dilakukan di pulau Jawa," ujar Rosichon. Ia menjelaskan bahwa keanekaragaman fauna dunia terdapat sekitar 12 persen di Indonesia atau sekitar 773 spesies. Ratusan spesies itu terbanyak di pulau Kalimantan dan jenis spesies endemic terbanyak di pulau Papua dan Sulawesi. Tetapi, sekarang angka tersebut mengalami penurunan akibat kepunahan.
BIODIVERSITAS UNTUK PENGEMBANGAN OBAT
Kepala kelompok Pusat Penemuan dan Pengembangan Obat, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Masteria Yunovilsa Putra mengatakan penelitian biodiversitas tumbuhan dan organisme laut Indonesia layaknya perpustakaan besar untuk penemuan obat obatan baru. Ia menjelaskan selama beberapa decade terakhir para peneliti focus pada penemuan obat herbal atau yang bersumber dari tumbuhan. Misalnya, immunomodulator Covid-19 yang sudah diuji klinis dan dilaporkan ke BPOM. Lebih lanjut Masteria mengatakan sebagian besar kajian alam laut Indonesia masih dilakukan oleh peneliti asing atau berkerja sama dengan peneliti dalam negeri. Oleh sebab itu, ia menilai bahwa dukungan pemerintah, investasi dan keahlian riset sangat penting untuk menunjang penemuan produk alam laut terbaru oleh peneliti Indonesia