Anda di halaman 1dari 33

REGULASI

WATER ROCKET COMPETITION 2014

HIMPUNAN MAHASISWA MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERIODE 2013/2014
WATER ROCKET COMPETITION 2014

DESKRIPSI

Perkembangan pesat teknologi dan industri di dunia saat ini, mendorong


setiap negara untuk mengikuti arus kuat perkembangan itu yang hampir
menyentuh ke segala aspek-aspek kehidupan dalam sebuah negara. Seiring
perkembangan ini memacu produktivitas dan inovasi dengan teknologi
terbaru dalam mengelola dan meningkatkan sumber daya alam yang tersedia
dan memanfaatkan potensi yang ada agar tetap bersaing di dunia global.
Sebagai salah satu langkah untuk dapat bersaing di dunia global, kita
harus mengembangkan suatu teknologi yang ramah lingkungan dan praktis.
Roket air merupakan salah satu solusi terbaik, dimana roket air sendiri
adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya.
Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari
botol plastik bekas minuman ringan. Dimana sistem atau prinsip dasar dari
peluncuran roket air ini sendiri menggunakan model fisika sederhana.
Pembuatan roket air ini diharapkan dapat merangsang kreativitas dari
mahasiswa dalam merancang sebuah roket air yang tentunya lebih baik lagi.
Karena seperti yang kita ketahui, Kompetisi Roket Air ini bukan pertama
kalinya di adakan di Indonesia, tapi menimbang masih perlunya
pengembangan di bidang “Roket Air” ini, maka Himpunan Mahasiswa
Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin memasukkan “Water
Rocket Competition 2014” sebagai salah satu rangkaian kegiatan
Mechanical Competition 2014, Sekaligus sebagai ajang silaturahmi para
mahasiswa ataupun civitas akademik secara umum untuk memupuk
persatuan demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.
TUJUAN
1. Mengukur pencapaian kreatifitas, dan inovasi pengembangan mahasiswa dalam
bidang teknologi
2. Sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas engineer dan siswa dibidang inovasi
roket air
3. Mengangkat semangat berinovasi generasi muda

PESERTA

Mahasiswa se-Indonesia

PENYELENGGARAAN

Hari/Tanggal : Jumat - Senin, 30 Mei – 2 Juni 2014


Waktu : Pukul 09.00 WITA – the end

Tempat : Lapangan Sepak Bola Universitas Hasanuddin

TEMA EVENT

“Manna Ronro linoa, gesara butta maraeng, Katte Abulo sibatang tonji, accera'
sitongka-tongka tonji”

Biarlah geger Dunia, Bercerai berai negeri seberang, Kita bersatu padu, bertanah air
satu jua...

JENIS LOMBA

Jenis Lomba Pada Kompetisi Roket Air ada dua kelas, yaitu :
1. Kelas Horisontal
Suatu kelas pertandingan menembak sasaran dengan jarak 40 m yang terbagi
menjadi dua buah sasaran yang mana roket harus bisa masuk secara berurutan dari
sasaran 1 kemudian ke sasaran 2. Dimana setiap sasaran berbentuk lingkaran
dengan diameter 1 m dan 1,5 m, serta tiap sasaran terbagi menajdi empat zona.
Dalam kelas ini mengaplikasikan roket sebagai pemasang kabel.
2. Kelas Vertikal
Suatu kelas pertandingan dengan bentuk lapangan sasaran melingkar dengan
radius 24 m yang dibagi menjadi 6 zona Pada kelas ini roket air diaplikasikan
sebagai alat untuk menebar benih atau untuk penginderaan jarak jauh sehingga
dibutuhkan waktu yang cukup lama di udara dan roket harus mendarat dengan
mulus dengan parasut.
Bobot Penilaian

Bobot penilain yang ditentukan adalah


a. Poin presentasi : maksimal 1000
b. Poin kelas vertikal : maksimal 3000 ( 2 kali peluncuran )
c. Poin kelas horisontal : maksimal 3000 ( 2 kali peluncuran )
Pertandingan
 Sebelum pertandingan kelas horisontal dan kelas vertikal, setiap tim diharuskan
untuk melakukan presentasi mengenai teknologi roket air baik dalam kelas
horisontal maupun dalam kelas vertikal.
 Sistem pertandingan roket air kelas horisontal menitik beratkan kemampuan roket
air dengan membawa beban tambahan pada arah horisontal.
 Pada Lomba ini parameter yang mempengaruhi kualitas dari roket dikendalikan,
kecuali nose.

Tim Peserta Lomba


a. Tim peserta lomba adalah mahasiswa S1, D3, Poltek, Sekolah Tinggi Teknik (STT)
se-Indonesia.
b. Setiap tim beranggotakan tiga orang dan satu orang merangkap sebagai manager.
c. Manager sebagai penghubung peserta dan panitia.
d. Manager sebagai saksi saat pengukuran jarak sasaran yang dilaksanakan.
e. Setiap universitas maksimal mengirimkan 2 tim.
Peraturan Launcher
a. Launcher dibuat oleh peserta, bahan dan desain dibebaskan oleh panitia. Panitia
hanya membatasi dimensi launcher.
b. Tinggi maksimum mekanisme penjepit mulut botol dengan landasan peluncuran
adalah 0,5 m dan ketinggian total maksimum launcher adalah 1,25 m dari landasan
peluncuran. Bila lengan penjepit mulut botol menggunakan mekanisme engsel,
maka tinggi maksimum diukur pada posisi lengan penjepit mulut botol tegak lurus
terhadap landasan peluncuran.
c. Bagian launcher yang dihubungkan dengan selang kompresor menggunakan kopler
female (Quick Coupling TW SH-20 ¼) dengan diameter lubang 1,3 mm.
d. Launcher dilengkapi dengan alat pengukur tekanan (pressure gauge).
e. Diwajibkan menggunakan kontrol semi otomatis berupa elektrik untuk mekanisme
peluncuran roket. Yang dimaksud dengan kontrol semi otomatis berupa elektrik
adalah dimanfaatkannya listrik untuk mekanisme launcher dalam peluncuran roket.
o
f. Launcher harus dapat bermanufer secara otomatis dengan arah sumbu vertikal (90 )
o
dan arah sumbu horizontal (360 ).
g. Launcher boleh dilengkapi kran atau pun tidak. Jika menggunakan keran pengaturan
udara dilakukan dari keran peserta.
h. Launcher bisa digunakan untuk kelas vertikal maupun horizontal.
i. Diperbolehkan menggunakan mekanisme penggerak lain (motor listrik, pneumatik,
hidrolik, dll) akan tetapi harus menggunakan sumber energi listrik pada mekanisme
penggerak tersebut.
j. Diperbolehkan menggunakan kabel atau wireless untuk mekanisme pengendali
launcher.
k. Sisi depan launcher diberi tanda panah.

Gambar 1. Gerak Launch


Peraturan Roket
Peraturan roket akan dijelaskan pada masing-masing ketentuan umum kelas
horisontal dan kelas vertikal.

Mekanisme Pelaksanaan Scrutineering

a. Scrutineering dilaksanakan tiga kali, yaitu:


1. Setelah masing-masing tim melaksanakan presentasi pada hari pertama.
2. Sebelum tim melaksanakan peluncuran kelas horisontal pada hari kedua.
3. Sebelum peluncuran kelas vertikal pada hari kedua.
b. Pada scrutineering pertama, apabila masih terjadi ketidaksesuaian dengan peraturan
dan launcher, peserta diberi waktu maksimal sampai pukul 21.00 WIB untuk
pembetulan dengan hari yang sama.
c. Jika scrutineering kedua dan ketiga terdapat ketidaksesuaian dengan peraturan roket
dan launcher maka peserta (misal : peserta x) dilewati peserta selanjutnya (misal :
peserta y) sesuai urutan yang telah disepakati dan diberi waktu 2 x 10 menit untuk
pembetulan.
d. Setelah waktu yang ditentukan (2 x 10 menit) dan dilakukan pemanggilan kepada
peserta yang dilewati (peserta x), apabila peserta tersebut belum selesai melakukan
pembetulan sesuai peraturan, maka peserta x akan didiskualifikasi.
e. Pada saat scrutineering dilakukan pengecekan sesuai dengan peraturan yang telah
ditentukan.
f. Roket dan launcher yang digunakan saat peluncuran adalah roket dan launcher yang
telah di-scrutineering.
g. Pada saat peluncuran dilarang membawa peralatan tambahan yang tidak sesuai
dengan proses scrutineering.
PANDUAN PERATURAN PRESENTASI
WATER ROCKET COMPETITION 2014
UMUM
Pada tahap presentasi ini peserta menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan
dengan roket air. Presentasi dilakukan dihadapan juri dengan parameter dasar teori,
modifikasi launcher dan roket. Peserta juga boleh menjelaskan hal-hal lain yang
berhubungan dengan roket air yang dianggap oleh peserta dapat lebih menjelaskan
mengenai roket air.

Penilaian
Ketentuan penilaian presentasi adalah sebagai berikut:
a. Dasar teori
b. Cara penyajian presentasi
c. Modifikasi launcher dan roket ( dalam hal ini nose roket ) dengan kriteria sebagai
berikut:
 Teknologi yang digunakan
 Pemilihan bahan
 Estetika
d. Penilaian pada presentasi dilakukan sepenuhnya oleh dewan juri
e. Nilai presentasi maksimal 1000 poin
f. Format penilaian presentasi terlampir
g. Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat.

Mekanisme pelaksanaan
 Presentasi dilakukan pada hari pertama (satu hari sebelum hari peluncuran).
 Presentasi dilakukan di depan dewan juri dan peserta lomba yang ditentukan.
 Presentasi dilakukan oleh tim peserta lomba.
 Setiap tim diberi waktu total 15 menit (10 menit untuk melakukan presentasi kelas
horisontal dan kelas vertikal serta 5 menit waktu tanya jawab).
PANDUAN WRC 2014 KELAS HORISONTAL
UMUM

Pada pertandingan kelas horisontal WRC 2014 ini, menitikberatkan pada aplikasi
roket sebagai pemasang kabel, dimana yang menjadi tinjauan dari penilaian poin adalah
masuknya roket kedalam koordinat sasaran pada arah horisontal.
Roket
a. Roket yang dibuat dengan sistem satu tingkat, yaitu dengan satu botol sebagai ruang
kompresi roket. Dilarang menggunakan sistem elektronik atau motor pada roket.
b. Ruang kompresi roket terdiri dari nozzle dan botol plastik air minum mineral 1,5 liter.
c. Volume dan tekanan kompresi

- Volume : Maksimal 700 ml


- Tekanan : Maksimal 90 Psi.

d. Bahan pendorong roket adalah campuran antara air ledeng dengan udara berkompresi.
e. Air ledeng untuk fluida kerja disediakan oleh panitia.
f. Panitia menyediakan kompresor, landasan launcher dan waterpass.
g. Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.
h. Roket harus terdiri dari nose, selongsong, fin dan nozzle.
i. Tinggi, berat, dan ukuran dari tiap bagian roket ( nose, selongsong, fin, dan nozzle )
diserahkan pada peserta.
j. Jumlah fin yang digunakan adalah 4 buah.
k. Diperbolehkan menggunakan roket yang sama dengan roket yang
digunakan pada kelas vertikal.
l. Jumlah roket di-scrutineering berjumlah maksimum 4 buah untuk 2 kali peluncuran.
Launcher
Launcher yang dipakai seperti yang telah dijelaskan pada sub
bab peraturan launcher
Sasaran
a. Pada kelas horisontal terdapat 2 buah sasaran berbentuk
lingkaran dengan jarak antara Tempat Peluncuran dan
sasaran 1 adalah 25m, dan jarak antara sasaran 1 ke
sasaran 2 adalah 15m.
b. Lintasan terbagi menjadi dua zona. Zona pertama adalah
zona roket dan zona kedua adalah zona target.
c. Zona start berdiameter 3 m.
d. Setiap target terbagi menjadi sasaran dan 4 zona.
e. Rintangan : a. Net
 Tinggi 3m
 jaraknya 10 m dari tempat peluncuran
roket.
 Total net : 1 buah.
b. Tinggi Sasaran
 Sasaran 1
 Tinggi dari permukaan tanah 2m.
 Diameter lingkaran 1m
 Sasaran 2
 Tinggi dari permukaan tanah 5,5m.
 Diameter lingkaran 1,5m
Skema Sasaran

Gambar 2. Sasaran isometri

Gambar 3. Skema Mekanisme Peluncuran


,
Rintangan net

Gambar 6. Skema rintangan net

Mekanisme Pelaksanaan
a. Peluncuran kelas horisontal dilakukan pada hari kedua.
b. Roket dipasang di atas launcher dengan mekanisme terserah peserta.
c. Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.
d. Pada saat peluncuran semua bagian launcher kecuali kontrol dan
penghantar (misal: kabel) harus ditempatkan di dalam zona persiapan
dan tidak boleh melebihi zona persiapan (r = 1m).
e. Pada saat peluncuran roket, eksekusi dilakukan di luar zona persiapan
minimal sejauh 3 m dari pusat zona persiapan.
f. Roket diluncurkan dengan komposisi volume air dan tekanan udara
sesuai dengan regulasi.
g. Pada saat pengisian air ke roket dan pemasangan roket ke launcher,
launcher harus dalam keadaan membelakangi sasaran.
h. Pengisian udara ke roket dan penyetingan launcher, launcher harus
sudah mengarah ke sasaran. Peserta diperbolehkan berada dalam zona
persiapan.
i. Panitia menyediakan landasan untuk launcher berupa papan dengan
dimensi 100 cm x 100 cm x 10 cm, landasan boleh digunakan ataupun
tidak. Peserta tidak diperbolehkan membawa landasan sendiri.
j. launcher dan roket sepenuhnya menjadi kreativitas peserta dengan
berat dibebaskan.
k. Dalam setiap peluncuran ada 2 tim yang akan meluncurkan roket
secara bersamaan.
l. Peluncuran dilakukan 2 (dua) kali tiap peserta.
m. Peserta diberi waktu persiapan selama 5 menit dialokasikan untuk 1
kali peluncuran, masing-masing dihitung sejak peserta masuk pada
zona peluncuran sampai peserta siap meluncurkan roket.
n. Setelah peserta meluncurkan roket yang pertama maka waktu akan
dihentikan dan waktu akan kembali berjalan ketika peserta memulai
persiapan untuk peluncuran kedua.
o. Peserta diberi jeda waktu selama 3 menit sebelum melaksanakan
peluncuran kedua.
p. Peserta tidak boleh meluncurkan roket sebelum ada tanda aba-aba dari
panitia.
q. Apabila ada roket yang meluncur sebelum ada aba-aba dari panitia ,
maka peserta didiskualifikasi pada peluncuran tersebut.
r. Apabila roket meledak maka peserta dianggap gagal pada peluncuran
tersebut.
s. Apabila waktu yang disediakan panitia habis, maka segala kegiatan
persiapan harus dihentikan.
t. Saat terjadi masalah teknis akibat dari panitia maka peluncuran oleh
(mis : peserta x) dilakukan penundaan sampai masalah tersabut selesai
dan waktu diulang kembali.
u. Tidak ada bagian roket yang terlepas atau patah selama roket meluncur
kecuali udara dan air sebagai bahan pendorong.
v. Setelah peluncuran, langsung dilakukan pengukuran pada zona
sasaran.
w. Proses pengukuran zona dialakukan oleh dua orang panitia, dimana 1
orang mengukur dan 1 orang lagi sebagai pencatat hasil dari
pengukuran tersbut sedangkan manager menyaksikan jalanya
pengukuran.
x. Peserta ( mis : peserta x) yang dipanggil sebanyak 3 kali berturut-turut
untuk melakukan peluncuran dan belum memasuki lapangan maka
akan dilewati peserta selanjutnya (mis : peserta y) menurut urutan yang
telah disepakati.
y. Jika peserta yang melewati (peserta y) selesai meluncurkan maka
dilakukan pemanggilan kembali pada peserta yang dilewati (peserta x)
sebanyak 3 kali. Dan jika belum masuk area lapangan maka peserta x
z. Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat oleh
peserta.

Penilaian
Penilaian dari kelas horisontal ini dilihat dari ketepatan roket untuk masuk
kedalam sasaran dan dilaksanakan secara berurutan dari sasaran 1, kemudian ke
sasaran 2.
1. Poin nilai yang akan didapat
diameter(met Poin Tiap
No Zona er) Zona
1 Zona 1 4 600
2 Zona 2 3 500
3 Zona 3 2 400
4 Zona 4 1 300

Keterangan :
Peluncuran dilaksanakan selama 2 kali dengan sasaran berurutan:
1. Roket masuk ke sasaran 1 dengan nilai 800.
2. Roket masuk ke sasaran 2 dengan nilai 800.
a. Roket yang mampu memasuki sasaran dan jatuh tepat di zona maka
peserta mendapatkan tambahan poin zona dengan penalaian poin sesuai
dengan tabel.
b. Poin tambahan jika roket masuk ke sasaran dan masuk ke zona adalah
100 poin.
c. Jika roket tidak masuk sasaran, namun memasuki zona, maka peserta
hanya mendapatkan nilai zona.
d. Pengukuran target dihitung dari batas zona sasaran sampai pada ujung
roket (nose).
e. Penilaian zona dilakukan pada saat roket mendarat pertama kali.
f. Pengukuran zona dilakukan setelah roket berhenti.
g. Pengukuran waktu dilakukan oleh panitia dimana 2 panitia pada zona
start dan 2 panitia pada zona akhir lintasan.
h. Pada saat roket meluncur, tidak ada bagian roket (kecuali udara dan
air) yang lepas atau patah. Bila ada bagian roket yang lepas atau patah
maka poin 0.
i. Jika ujung roket(nose) tepat digaris antara zona sasaran, maka
pengukuran dilakukan dari zona paling dekat dengan sasaran.
j. Apabila roket meledak pada saat proses peluncuran maka peserta tidak
mendapat poin pada babak tersebut.
k. Penilaian kelas horisontal didapatkan dari poin dua kali peluncuran.
l. Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat.
C
o
n zona 1, Maka penilainya adalah :
t
o
h Contoh
Peserta X dengan roket masuk pada sasaran 1, kemudian jatuh di

: 600 poin
. Zona 1
1 : 800 poin
4 . Poin sasaran
: 100 poin
. Pointambahan
Jadi poin yang keseluruhan kelas horisontal peserta X adalah sebesar 1500 poin.

TABEL PENILAIAN DEWAN JURI KOMPETISI ROKET AIR


Kriteria Penilaian
No Roket Bobot (B) Nilai (N) Hasil (BxN)
1 Kemampuan roket 30
mencapai sasaran
2 Aerodinamika 25
Teknologi gerak
3 Launcher 25
4 Team work 20
Total

Keterangan :
 Setiap kriteria diberi skor : 1 ( sangat kurang ), 2 ( kurang ),
3, (cukup ), 4 ( baik ), 5 (sangat baik )
 Nilai maksimal dari dewan juri : 500 poin
 Nilai = ( Bobot x Skor )
PANDUAN PERATURAN WRC 2014
KELAS VERTIKAL

Umum
Pada pertandingan kelas vertikal WRC 2014 ini diberikan aturan-aturan
yang lebih detail mengenai bagian-bagian roket dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan roket yang akan diperlombakan.
Secara umum pertandingan kelas vertikal pada WRC 2014 ini lebih
mengacu pada pertandingan sebelumnya. Oleh karena itu setiap bagian dari roket
yang digunakan pada kelas vertikal telah ditentukan oleh panitia kecuali bentuk
nose dan panjang total roket. Hal ini dimaksudkan agar suatu saat nanti didapatkan
sebuah roket air yang ideal yang dilengkapi dengan bagian-bagian roket yang
terbaik dari hasil setiap pertandingan.

Launcher
Launcher yang digunakan pada kelas ini sama seperti pada kelas
Horisontal penjelasannya dapat dilihat di sub bab peraturan launcher.

Roket
 Kriteria Umum
a. Roket yang dibuat adalah roket dengan sistem satu tingkat, yaitu dengan
satu botol sebagai ruang kompresi roket. Dilarang menggunakan sistem
elektrik atau motor pada roket.
b. Bahan pendorong roket adalah campuran antara air mineral dengan udara
yang terkompresi.
c. Air mineral untuk fluida kerja disediakan oleh panitia.
d. Panitia menyediakan kompresor, landasan luncur dan waterpass.
e. Volume air dan tekanan udara ditentukan oleh panitia berdasarkan hasil
dari WRC 2014 tahun sebelunya.
f. Jumlah roket yang di-scrutineering berjumlah maksimal 4 buah untuk 2 kali
peluncuran.

 Kriteria Khusus
a. Bentuk Umum Roket
Berat roket keseluruhan adalah 250-300 gram (toleransi 5 gram).
Roket terdiri dari nose, selongsong, fin (berjumlah 4 buah),
ruangkompresi dan nozzle.
 Nose dan selongsong merupakan bagian yang terpisah (bila mekanisme
penyambungan nose dan selongsong menggunakan lakban, maka lakban
harus tak berwarna/bening).
 Ruang kompresi terdiri dari volume botol air mineral 1,5 liter (toleransi
100 ml).
 Tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu apapun pada roket, kecuali
yang telah ditetapkan oleh panitia.
 Nozzel disediakan oleh panitia dimana spesifikasi nozzel pada semua
peserta sama.

b. Selongsong
Panjang selongsong adalah 33 cm (± 1 cm) berbentuk tabung dengan
diameter sesuai dengan diameter botol kompresi. Bahan selongsong bebas.
Kontur permukaan selongsong harus rata, tidak ada robekan dan tidak
berlubang.

Gambar 7. Selongsong
(satuan gambar: cm)

c. Fin
Bentuk, ukuran dan bahan fin ditentukan panitia.
Fin berjumlah 4 buah yang dipasang secara simetris, tegak lurus selongsong
dan tegak lurus pada sisi selongsong paling bawah.
Kontur fin harus rata danlurus.
Bahan fin acrylic
Ukuran fin terlampir
Pemasangan fin terletak pada ujung selongsong paling bawah.
Gambar 8. Prosedur Pemasangan Fin.

d. Ruang Kompresi
Ruang kompresi terdiri dari volume botol air mineral 1,5 liter (toleransi
100 ml).
Pemasangan botol ruang kompresi, mulut botol ruang kompresi harus
sejajar dengan mulut selongsong paling bawah.

Gambar 9. Prosedur Pemasangan Botol Ruang Kompresi.

e. Nozzle
Bentuk, dimensi dan bahan nozzle ditentukan panitia.
Bahan nozzel aluminium.
Nozzle untuk pertandingan diberikan pada peserta yang telah lolos seleksi
KRA 2014.
Cara pemasangan nozzle yaitu nozzle dimasukkan sedalam 16,25 mm
(dalam artian 47,5 mm – 30 mm - 1,25 mm) dari ujung nozzle (ujung
nozzle yang berdiameter 25,2 mm).
Ukuran nozzle terlampir.

Gambar 10. Nozzle

f. Volume dan Tekanan


Dalam WRC 2014 ini, untuk volume dan tekanan dalam kelas ini dibatasi
sesuai dari hasil KRAI tahun sebelumnya yaitu menggunakan tekanan 90 psi
dan volume 700 ml.

Lapangan
a. Kelas vertikal merupakan kelas di mana roket diluncurkan ke arah vertikal
sehingga didapatkan waktu maksimum dan jatuh roket tepat pada zona
dengan radius zona 24 m.
b. Radius zona sebesar 24 m, dibagi menjadi enam zona dengan jarak antar zona
sebesar 4 m.
Gambar 11. Ukuran Lapangan Zona Kelas Vertikal
(satuan gambar : meter)

Mekanisme Pelaksanaan
a. Peluncuran kelas vertikal dilakukan pada hari kedua.
b. Peluncuran dilakukan 2 (dua) kali dengan anggota tim yang sama.
c. Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.
d. Pada saat peluncuran semua bagian launcher kecuali kontrol dan penghantar
(misal: kabel) harus ditempatkan di dalam zona persiapan
dan tidak boleh melebihi zona persiapan (r = 1,25 m).
e. Pada saat peluncuran roket, eksekusi dilakukan di luar zona persiapan
minimal sejauh 3 m dari pusat zona persiapan
f. Roket diluncurkan dengan komposisi volume air dan tekanan udara sesuai
dengan regulasi.
g. Pada saat pengisian air ke roket, pemasangan roket ke launcher, pengisian
udara ke roket dan penyetingan launcher, peserta diperbolehkan berada
dalam zona persiapan.
h. Panitia menyediakan landasan untuk launcher berupa papan dengan dimensi
100 cm x 100 cm x 10 cm, landasan boleh digunakan ataupun tidak. Peserta
tidak diperbolehkan membawa landasan sendiri.
i. Pada saat roket meluncur bagian-bagian roket yang lain tidak boleh terpisah
dari roket kecuali udara dan air.
j. Peserta diberi waktu persiapan selama 5 menit dialokasikan untuk 1 kali
peluncuran, masing-masing dihitung sejak peserta masuk pada zona
peluncuran sampai peserta siap meluncurkan roket.
k. Setelah peserta meluncurkan roket yang pertama maka waktu akan dihentikan
dan waktu akan kembali berjalan ketika peserta memulai persiapan untuk
peluncuran kedua.
l. Peserta diberi jeda waktu selama 3 menit sebelum melaksanakan peluncuran
kedua.
m. Peserta harus memberikan aba-aba ke panitia saat roket siap diluncurkan.
n. Apabila ada roket yang meluncur sebelum ada aba-aba dari panitia , maka peserta
didiskualifikasi pada peluncuran tersebut
o. Apabila tempat jatuh roket tepat berada pada garis antar zona maka titik
acuan pengukuran dilakukan pada zona yang terdekat dengan zona 1.
p. Pada peluncuran kedua peserta tidak diperbolehkan menggunakan roket yang
sama dengan peluncuran pertama.
q. Dilarang menggunakan alat bantu (seperti tali) untuk mengendalikan roket
agar jatuh pada zona yang diinginkan ataupun (seperti parasut) untuk
memperlama waktu di udara.
r. Apabila roket meledak, peserta diperbolehkan mengganti roket yang telah di-
scrutineering selama waktu yang disediakan masih tersisa.
s. Penghitungan waktu selama roket di udara dilakukan oleh panitia dengan
bantuan stopwatch.
t. Pada saat terjadi masalah teknis akibat dari panitia maka peluncuran oleh
(misal: peserta x) dilakukan penundaan sampai masalah tersebut selesai dan
waktu diulang kembali sampai eksekusi peluncuran kedua.
u. Peserta (misal: peserta x) yang dipanggil sebanyak 3 kali berturut-turut untuk
melakukan peluncuran dan belum memasuki lapangan maka akan dilewati
peserta selanjutnya (misal: peserta y) menurut urutan
yang telah disepakati.
v. Jika peserta yang melewati (peserta y) selesai meluncurkan maka dilakukan
pemanggilan kembali pada peserta yang dilewati (peserta x) sebanyak 3 kali.
Dan jika belum masuk ke area lapangan maka peserta
x didiskualifikasi.
w. Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Penilaian
Ketentuan nilai pada kelas vertikal adalah sebagai berikut:
a. Dilihat dari tempat jatuhnya roket dan waktu roket di udara.
Roket mendarat pada zona I
Point : 500 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara)
Roket mendarat pada zona II
Point : 450 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara)
Roket mendarat pada zona III
Point : 400 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara)
Roket mendarat pada zona IV
Point : 350 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara)
Roket mendarat pada zona V
Point : 300 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara)
Roket mendarat pada zona VI
Point : 250 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di
udara)
b. Roket yang mendarat di luar zona, poin 0 dan poin waktu tidak dihitung.
c. Poin kelas vertikal didapatkan dari poin zona dan poin waktu untuk 2 kali
peluncuran.
d. Poin waktu merupakan poin lamanya waktu roket di udara. Lamanya waktu
roket di udara dihitung sejak tepat saat roket lepas dari launcher hingga tepat
menyentuh tanah dalam radius zona yang telah ditentukan (radius zona 24 m)
sedangkan poin zona merupakan ketepatan roket jatuh pada tiap zona.
e. Peserta tidak mendapatkan poin zona dan poin waktu apabila roket peserta
jatuh diluar radius zona yang telah ditentukan panitia tetapi tetap
mendapatkan poin presentasi dan poin kelas tembak sasaran.
f. Peserta tidak mendapatkan poin kelas vertikal apabila roket peserta meluncur
tanpa memberikan tanda bahwa roket siap meluncur dan perintah aba-aba dari
panitia dan tidak ada pengulangan.
g. Pengukuran dilakukan setelah roket mendarat dengan acuan tempat jatuh
roket pertama kali.
h. Apabila posisi jatuh roket tepat pada garis antar zona maka poin zona yang
diperoleh berasal dari zona yang lebih dekat dari titik peluncuran.
i. Pada saat peluncuran sampai pendaratan bagian-bagian roket tidak boleh
terpisah. Apabila terpisah maka poin 0. Namun bagian-bagian roket tersebut
boleh terpisah ketika roket telah mendarat.
j. Hasil dari perhitungan tersebut diserahkan kepada dewan juri untuk kemudian
ditentukan pemenangnya.
k. Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Contoh:
Peserta X dengan Roket melayang diudara selama 12 detik dan jatuh pada zona
2. Di akhir perlombaan, didapatkan waktu terlama di udara oleh peserta Y selama
14 detik. Maka penilaiannya adalah
Zona 2 : 450
Waktu Roket : 12detik
Waktu roket terlama : 14 detik
Roket mendarat pada zona II
Poin : 450 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) : 450 +
(1000 x 12/14)
= 450 + (1000 x 0,857) = 450 + 857
=1307
Maka poin kelas vertikal yang didapatkan oleh peserta X adalah : 1307 poin.
Lampiran 1

a. Nozzle
( toleransi ukuran 0,05 mm)
(satuan gambar : mm)

1,25

b. Fin
Tebal fin : 1,5 mm
(toleransi ukuran panjang : ± 2 mm)
(satuan gambar : mm)
Lampiran 2
Panduan Peraturan
Seleksi Peserta WRC 2014

I. Jadwal
 Pendaftaran peserta dimulai dari tanggal 21 April 2014 sampai dengan
5 Mei 2014
 Seleksi peserta tanggal 25 Mei 2014
 Pengumuman peserta yang lolos (report) tanggal 26 Mei 2014
 Pengumuman peserta fix lolos tanggal 27 Mei 2014
 Daftar ulang peserta tanggal 29 Mei 2012
 Technical meeting tanggal 30 Mei 2014
 Presentasi peserta tanggal 31 Mei 2014
 Kompetisi kelas vertikal dan horizontal tanggal 1 Juni 2014
 Pengumuman pemenang tanggal 2 Juni 2012

II. Format penyusunan report


1. Video
 Format video .wmv resolusi 640 x 800 piksel atau 320 x 400 piksel.
 Berisi mekanisme simulasi peluncuran roket kelas vertikal dan
horisontal.
 Berisi mekanisme gerakan launcher
 Durasi film maksimal 15 menit.
2. Report
 Format penulisan dalam bentuk .pdf huruf Times New Roman,
ukuran 12, spasi 1,5.
 Berisi :
 Dasar teori roket.
 Teknologi launcher yang dipakai.
 Bahan dan desain yang dipakai pada roket dan launcher.
3. Video dan Report dikirim dalam bentuk softcopy (Compact Disk/CD)
ke alamat penyelenggara.
III. Pengiriman
Melalui pos, titipan kilat atau dikirimkan secara langsung dengan
alamat tercantum dalam alamat penyelenggara.
Nomor Peserta : ..........................................................................................
Nama Peserta : ..........................................................................................
PerguruanTinggi : .........................................................................................

Parameter
No Kriteria Penilaian Penilaian Bobot Skor Nilai

(B) (S) (B x S)

Sistematika penyajian 15

dan isi

Alat bantu

Penyajian/ Penggunaan bahasa

Presentasi tutur yang baku

1.

5
(maksimal 15
menit) Cara presentasi

(45%) (sikap)

Ketepatan waktu

10

Pemakaian simulasi

dan pendeskripsian
Teknologi yang 5

Modifikasi

Digunakan
Launcher dan
2. Roket

Pemilihan bahan

(15%)

Estetika

Kebenaran dan 15

ketepatan jawaban

10

Cara menjawab

10

Tanya Jawab Kerja sama kelompok

3.

(40%)

Keterbukaan peserta

dalam menerima

kritik dan saran dalam

acara tanya jawab

Total 100
Setiap kriteria di beri skor : 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 3 (cukup), 4
(baik), 5 (sangat baik)
Nilai presentasi maksimal : 1000 poin
Nilai = 2 x (Bobot x skor)
Penilai:

Catatan ___________________________________________________________
______________________________________________________________
_______

Makassar,

Penilai

................................
NIP. .......................
Contact Person : Sahir (0823 9417 6608)

Muhammad Syaiful (0896 7630 1293)

Facebook Grup : Mechanical Competition 2014

Blog : www.transmisi2010blogspot.com

Emai : Sahirmesin@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai