Anda di halaman 1dari 4

Nama: Desak Made Deviani Antari

No/NIM: 14/2002622010075

Kelas: Akuntansi C Pagi

Mata Kuliah: Akuntansi Forensik

Kasus Bank Century

Dalam kasus Bank Century dibukannya dengan menggunakan audit forensik, audit
forensik dapat diartikan penggunaan ilmu akuntansi untuk kepentingan hukum, hasil dari audit
forensik akan menjadi barang bukti saat pengadilan.

Adanya dugaan fraud yang terjadi di BC kemudian memicu DPR dan KPK mengajukan
adanya pelaksanaan audit investigasi BPK atas bank tersebut. Dalam kasus BC 2008, BPK
menyatakan telah melakukan dua audit investigasi, salah satunya adalah audit tahap awal
tertanggal 20 November 2009, sementara audit tahap kedua cenderung menjabarkan temuan audit
pertama. Dalam siaran pers BPK (2011) dikatakan bahwa audit forensik dilakukan untuk
menemukan transaksi-transaksi yang tidak wajar/dan/atau bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang merugikan Bank Century (BC)/negara dan/atau masyarakat, baik
sebelum maupun sesudah BC diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), termasuk
mengungkapkan pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut.

Hasil Audit Investigatif BPK yang diserahkan kepada DPR RI tertanggal 20


November 2009 memaparkan 8 temuan penting, sejak kisah meleburnya (merger) 3 Bank hingga
penggelapan dana di Bank Century. Pada intinya, temuan-temuan yang ada mencoba
mengkonfirmasi satu hal, yaitu bahwa penyelamatan Bank Century adalah sebuah keputusan
yang keliru dan diambil dengan tidak memperhatikan berbagai catatan praktek perbankan
yang tidak sehat juga kinerja perbankan yang buruk. Dengan demikian, keputusan
menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah terhadap Bank Century sangat beresiko untuk
diselewengkan. Indikasi korupsi atau terkait dengan kasus ini terutama terlihat dari terjadinya
pelanggaran aturan dan penyalahgunaan wewenang. Berikut beberapa catatan indikasi korupsi dari
laporan BPK:
1. Terkait Merger 3 bank
2. Terkait Penyaluran fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP)
3. Terkait Pengambilan Keputusan KSSK dan Penyaluran Penyertaan Modal Sementara
(PMS).

Lingkup akuntansi forensik atau audit investigasi pada kasus Bank Century mencakup
serangkaian tindakan untuk menelusuri dan menganalisis secara mendalam transaksi keuangan,
laporan keuangan, prosedur internal, serta aspek legal dan peraturan perbankan yang terkait.
Beberapa poin penting dalam audit investigasi tersebut adalah:

1. Pemeriksaan Transaksi dan Laporan Keuangan: Meliputi analisis mendalam terhadap


semua transaksi keuangan, termasuk pengucuran dana, investasi, pembayaran, dan laporan
keuangan untuk mengidentifikasi adanya manipulasi atau kejanggalan yang mungkin
terjadi.

2. Pemeriksaan Kepatuhan Perbankan dan Peraturan: Melibatkan evaluasi terhadap


kepatuhan Bank Century terhadap peraturan perbankan yang berlaku serta peraturan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi apakah bank
tersebut melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

3. Pemeriksaan Sistem dan Prosedur Internal: Memeriksa sistem dan prosedur internal Bank
Century untuk menemukan kelemahan atau celah yang dimanfaatkan untuk tujuan
keuangan pribadi atau kelompok tertentu di dalam bank.

4. Analisis Konflik Kepentingan: Menyelidiki kemungkinan adanya konflik kepentingan


antara pihak-pihak terkait, seperti pengurus bank, pemegang saham, atau pihak luar
lainnya, yang mungkin telah mempengaruhi keputusan atau tindakan di dalam bank.

5. Pemeriksaan Dokumen dan Bukti Fisik: Melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap


dokumen-dokumen penting, seperti kontrak, surat perjanjian, bukti transaksi, dan dokumen
lainnya, untuk memastikan keabsahan dan keakuratan informasi yang terdapat dalam
dokumen-dokumen tersebut.

6. Penyelidikan Terhadap Korporasi Terkait: Melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap


perusahaan atau individu terkait, seperti Antaboga Delta Sekuritas dan individu lainnya
yang terlibat dalam transaksi dengan Bank Century, untuk memperoleh informasi yang
lebih komprehensif tentang aspek hukum dan keuangan yang terlibat dalam kasus tersebut.

7. Penelusuran Dana yang Dicurigai: Melakukan audit mendalam terhadap arus kas dan
penggunaan dana yang dicurigai mengalami penyelewengan atau penyalahgunaan, seperti
dana yang dikucurkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan dana-dana lain yang
terkait dengan bank.

8. Pemeriksaan atas Temuan BPK dan KPK: Melakukan penelusuran berdasarkan temuan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk
menemukan bukti yang mendukung temuan-temuan tersebut dan menyelidiki
kemungkinan adanya tindakan kriminal yang terjadi.

Seluruh langkah ini diambil untuk memastikan bahwa investigasi dilakukan secara
komprehensif, bukti yang ditemukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, dan proses
audit dapat memberikan pemahaman yang jelas mengenai keadaan keuangan dan transaksi yang
terjadi di Bank Century.

Laporan audit forensik BPK terdapat 8 poin dan 14 temuan dari hasil pemeriksaan BPK
tersebut antara lain:
1. Transaksi Surat-Surat Berharga
Temuan 1 : Dana hasil penjualan US Treasury Strips BC sebesar US$ 29,77 Juta digelapkan
FGAH (sdr HAW dan sdr RAR)
Temuan 2 : Dana hasil penjualan SSB sebesar US$ 7 juta dijadikan deposito PT AI di BC
Temuan 3 : SSB yang diperjanjikan dalam skema AMA sebesar US$ 163,48 juta telah jatuh
tempo namun tidak dapat dicairkan
2. Transaksi Kredit
Temuan 4 : Dana hasil pencairan kredit pada 11 Debitur tidak digunakan sesuai tujuan kredit
Temuan 5 : Hasil penjualan jaminan kredit oleh PT TNS sebesar Rp 58,31 miliar tidak disetor
ke BC
3. Transaksi L/C
Temuan 6 : Pencairan margin deposit jaminan beberapa debitur L/C jatuh tempo untuk
keperluan diluar kewajiban akseptasi tidak sesuai ketentuan
4. Transaksi Biaya Operasional dan Kas Valas
Temuan 7 : Sdri DT menutup hutang pengelolaan dana sebesar US$ 18 juta dengan deposito
milik BS nasabah BC
Temuan 8 : Sebagian dana valas yang diduga digelapkan oleh sdri DT mengalir kepada sdr
ZEM di tahun 2008 sebesar US$ 391.110
5. Transaksi DPK Terafiliasi
Temuan 9 : Aliran dana dari PT CBI (DPK Terafiliasi) kepada sdr BM
Temuan 10. Penambahan rekening PT ADI di BC sebesar Rp 23 miliar tanpa ada aliran dana
masuk BC
6. Transaksi DPK Tidak Terafiliasi
Temuan 11 : Pemberian cashback sebagai kickback kepada BUMN/BUMD/Yayasan
Temuan 12 : Transaksi penukaran valas dan penyetoran hasil penukaran valas sdr HEW dan
sdri SKS tidak wajar
7. Transaksi Terkait PT ADI
Temuan 13 : Aliran dana BC sebesar Rp 468,92 miliar kepada PT ADI dan nasabah PT ADI
merugikan BC dan membebani PMS
Temuan 14 : Permasalahan sdr SS dan Sdri SL ke PT MNP
8. Temuan lain-lain : Aliran dana sdr SS dan sdri SL ke PT MNP

Anda mungkin juga menyukai