Anda di halaman 1dari 31

Tugas keterampilan Fisika

“Teknologi Digital”

Oleh : Arya Marseki

XII MIPA I

Guru pendamping :

Mike Ritaliah, M. Si

SMAN 2 Harau (Boarding School)


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

makalah tentang teknologi digital ini.

Terimakasih buat teman-teman dan orang sekitar yang sudah membantu

saya dalam menyusun makalah ini, terutama Bunda Mike dan Bu Oca yang sudah
membimbing dalam pengerjaan makalah ini. Tak lupa juga untuk orangtua saya
yang selalu mendoakan saya, agar saya menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan
terimakasih untuk bang Agil yang telah memberi saya ilmu untuk membuat
makalah ini

Saya sangat berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan

dan pengalaman pembaca. Bahkan saya berharap semoga makalah ini bisa

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Saya sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

makalah ini. Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu

saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi ketepatan dalam

menyusun makalah ini.

Tarantang, Oktober 2023

Arya Marseki

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Batasan Masalah 1
BAB II TEORI-TEORI 3
1. Transmisi Data 3
2. Telepon Seluler 4
3. Barcode, QR Code dan Bilangan Biner 9
BAB III PEMAKAIAN BARCODE, QR CODE DAN BILANGAN 22
BINER
1. Barcode 22
2. QR Code 22
3. Bilangan Biner 24
BAB IV PENUTUP 27
1. Kesimpulan 27
2. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari masa ke masa kemajuan teknologi semakin pesat. Teknologi


yang awalnya sangat sederhana menjadi lebih modern. Teknologi digital
membuat dampak yang signifikan pada aspek kehidupan manusia.
Teknologi digital telah mengubah cara manusia berinteraksi, belajar, dan
bekerja hampir secara keseluruhan. Penggunaan teknologi juga sudah
meluas ke berbagai sektor, seperti industri, pendidikan komunikasi, dan
hiburan. Penggunaan teknologi menyebabkan berbagai dampak pada
kehidupan. Baik itu dampak positif maupun negatif. Dengan teknologi
semua urusan manusia dipermudah. Kita bisa dengan mudah mendapatkan
informasi dari luar.

Teknologi juga memberikan dampak pada pekerjaan dari manual


menuju digital, yang menhasilkan efisiensi yang besar. Sehingga
memberikan kemudahan dalam kehidupan. Tapi dibalik banyaknya
dampak positif yang ditimbulkan teknologi, tentu ada banyak pula dampak
negatif yang hadir. Seperti, dengan mudahnya budaya luar masuk dan
membuat kalangan remaja yang mengikuti budaya tersebut. Dan juga
karena semuanya sudah serba robot, sehingga tenaga manusia kurang
dibutuhkan yang menyebabkan menjamurnya pengangguran di negeri ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara agar kita memanfaatkan teknologi yang ada
dengan baik.
2. Bagaimana cara kita menyeleksi informasi yang kita dapat
dari luar agar tidak termakan isu hoax.
3. Bagaimana kita meningkatkan kualitas diri agar tidak
tersingkirkan oleh perkembangan teknologi.
C. Batasan Masalah

1
1. Transmisi Data
a. Transmisi Data Analog
b. Transmisi Data Digital
2. Telepon Seluler
a. Jaringan Seluler
b. Panggilan Telepon Genggam ke Telepon Rumah
c. Panggilan Telepon Genggam ke Telepon Genggam
d. Panggilan Jarak Jauh
3. Barcode, QR Code dan Bilangan Biner
a. Barcode
1) Pengertian
2) Sejarah
3) Kegunaan
4) Pembaca Barcode
5) Cara Baca
b. QR Code
1) Pengertian
2) Sejarah
3) Bagian-Bagian
4) Manfaat
c. Bilangan Biner
1) Sistem Bilangan Biner
2) Cara Membaca Bilangan Biner

2
BAB II

TEORI – TEORI

1. Transmisi Data
Transmisi data merupakan proses untuk melakukan pengiriman
data dari salah satu sumber data ke penerima data menggunakan
komputer / media elektronik. Berdasarkan transmisi data terbagi dua, yaitu
a. Transmisi data analog
Transmisi analog adalah upaya mentransmisi sinyal
analog tanpa memperhatikan muatannya. Sinyal-sinyal
dapat mewakili data analog atau data digital. Sinyal dapat
berupa data analog (data suara) atau data digital (data
luaran modern). Dua parameter terpenting adalah yang
dimiliki oleh sinyal analog adalah amplitudo dan frekuensi.
Sinyal analog umumya memiliki tiga variabel dasar, yaitu
amplitudo, frekuensi dan fase. Amplitudo merupakan
ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
Frekuensi merupakan jumlah gelombang sinyal analog
dalam satuan detik. Fase adalah besar sudut dari sinyal
analog pada saat tertentu.
b. Transmisi data digital
Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk
pulsa yang dapat mengalami perubahan secara tiba-tiba.
Teknologi sinyal digital hanya memiliki dua keadaan
(besaran), yaitu 0 dan 1. Sinyal digital juga biasanya
disebut sinyal diskret. Digital pada dasarnya dikodekan
dalam bentuk biner (atau Heka), besar nilai suatu sistem
digital dibatasi oleh lebarnya atau jumlah bit (bandwidth).
Jumlah bit sangat mempengaruhi nilai akurasi sistem
digital.

3
Perbedaan antara transmisi analog dan transmisi digital adalah
sebagai berikut

a) Sinyal analog juga disebut dengan broadbrand, merupakan


gelombang-gelombang elektronik yang bervariasi dan
secara kontinyu ditransmisikan melalui beragam media
tergantung frekuensinya, sinyal analog bisa diubah ke
dalam sinyal digital dengan dimodulasi terlebih dahulu.
b) Sinyal digital juga disebut baseband, memuat denyut
voltage yang ditrasmisikan melalui media kawat.
2. Telepon Seluler
A. Jaringan Seluler
Mobile Network atau Jaringan Seluler adalah jaringan
komunikasi yang menghubungkan antar pengguna secara nirkabel
menggunakan gelombang radio. Jaringan ini didistribusikan di area
daratan dengan setidaknya satu transceiver tetap yang berperan
sebagai stasiun.
Jaringan seluler memiliki kemampuan untuk
menghubungkan banyak pengguna sekaligus sehingga kita dapat
terhubung dengan orang di berbagai wilayah.
Dalam perkembangannya, jaringan teknologi telah
melewati beberapa kali pengembangan teknologi yang cukup
signifikan dampaknya. Pengembangan teknologi ini bisa dari sisi
kecepatan, jangkauan, dan berbagai hal yang semakin canggih.
Teknologi jaringan seluler sudah mulai dikembangkan sejak
tahun 1970–an, dan kini telah mencapai generasinya yang ke-5,
seperti inilah perkembanganya
a) Jaringan Seluler 1G: AMPS (Generasi Pertama)
Teknologi jaringan 1G pertama kali
ditemukan di Jepang pada tahun 1979 oleh Nippon
Telegraph dan Telephone.

4
Jaringan 1G saat itu hanyalah sebuah
gelombang analog radio sederhana. Artinya,
jangkauan dari teknologi 1G ini sangat sempit dan
masih belum bisa digunakan dalam skala luas
seperti sekarang.
Generasi 1G memanfaatkan teknologi
FDMA (Frequency Division Multiple Access).
FDMA bisa membagi-bagi range frekuensi sehingga
pengguna bisa berbicara dengan yang lain di
frekuensi tersendiri, dan tidak bercampur dengan
frekuensi lainnya.
Teknologi koneksi 1G kemudian disebut
sebagai NMT (Nordic Mobile Telephone) dan
AMPS (Advanced Mobile Phone Service) yang
hanya mendukung komunikasi suara dengan
kecepatan hingga 14,4 Kbps.
Tentu saja kecepatan ini sangat lambat
dibandingkan dengan generasi selanjutnya.
Jangkauannya juga sempit mengingat
perkembangan teknologi jaringan 1G hanya
memanfaatkan gelombang analog.
b) Jaringan Seluler 2G: GSM & CDMA (Generasi
Kedua)
Teknologi jaringan 2G diperkenalkan pada
tahun 1991 di Finlandia yang ditandai dengan mulai
digunakannya gelombang digital. Perubahannya pun
cukup signifikan karena jangkauan yang lebih luas
dibandingkan generasi sebelumnya.
Teknologi 2G ini disebut sebagai GSM
(Global System for Mobiles) dan CDMA (Code

5
Division Multiple Access) yang telah mendukung
pengiriman teks (SMS) dan suara sekaligus.
Fokus utama dari perkembangan teknologi
seluler 2G adalah menyediakan layanan suara dan
memanfaatkan circuit switching. Generasi ini
memiliki memiliki fitur CSD sehingga transfer data
lebih cepat, sekitar 14.4 kbps.
Di era 2G ini, telepon seluler telah
berevolusi, yang mana masyarakat Indonesia bisa
menikmati jaringan seluler secara bebas. Mungkin
saja Anda juga sudah pernah merasakan era Nokia
3310 yang hanya memiliki layar monokrom kala itu.
c) Jaringan Seluler 3G: WCDMA (Generasi Ketiga)
Teknologi jaringan 3G pertama kali
ditemukan pada tahun 1998 dan diperkenalkan
tahun 2001 di Jepang, dengan berbagai peningkatan
untuk memberikan kualitas jaringan internet yang
lebih baik.
Jika diperhatikan, perkembangan teknologi
3G pertama kali muncul pada sebuah perangkat
seluler. Di mana satu perubahan yang cukup
signifikan adalah adanya dukungan mobile internet
dan roaming (Akses di luar jangkauan) yang
memudahkan pengguna dalam mengakses berbagai
informasi.
Teknologi 3G awalnya dikenal sebagai
WCDMA (Wideband Code Division Multiple
Access) yang mendukung kecepatan internet hingga
2 Mbps atau hampir 10x lebih cepat dari teknologi
2G.

6
Di era 3G, kita juga sudah bisa menikmati
layanan serba online, seperti live streaming, video
streaming, game online, dan juga teleconference.
Teknologi 3G juga ditetapkan oleh International
Telecommunication Union (ITU) sebagai standar
teknologi jaringan yang diadopsi dari IMT-2000.
Teknologi 3G kemudian ditingkatkan lagi
menjadi teknologi 3.5G HSDPA (High Speed
Downlink Packet Access) yang mendukung kualitas
jaringan dan kecepatan yang lebih baik.
d) Jaringan Seluler 4G (Generasi Keempat)
Teknologi jaringan kemudian berkembang
lebih pesat ditandai dengan hadirnya generasi
jaringan ke-4, yaitu 4G. Teknologi jaringan 4G
pertama kali ditemukan pada tahun 2008 dan
dikomersilkan di Stockholm, Swedia, Oslo, dan
Norwegia pada tahun 2009.
Dari sisi kecepatan, jaringan 4G memiliki
kecepatan 500x lebih cepat dibandingkan teknologi
3G pendahulunya.
Sedangkan dari sisi fungsionalitas, 4G tidak
hanya terbatas pada telepon seluler saja, namun juga
bisa digunakan di berbagai macam perangkat yang
menggunakan gelombang digital.
Teknologi 4G juga membawa sensasi
menerima panggilan di atas frekuensi VoLTE (Voice
over LTE). Ini membuat kualitas telepon menjadi
jauh lebih baik dibanding sebelumnya karena
memanfaatkan frekuensi dengan teknologi terbaru.
Dengan kecepatan yang tinggi ini, koneksi
4G bisa digunakan untuk berbagai kepentingan

7
seperti perangkat IoT (Internet of Things) yang
sekarang sudah mulai banyak digunakan dan
dioperasikan melalui jaringan internet.
e) Jaringan Seluler 5G (Generasi Kelima)
Dikembangkan pertama kali di Korea
Selatan pada tahun 2019, kini teknologi 5G ternyata
sudah bisa digunakan di Indonesia dengan
Telkomsel dan XL Axiata sebagai pelopornya.
Dikutip dari Kominfo, jaringan 5G mulai
beroperasi secara komersial di seluruh Indonesia
sejak tahun 2021, setelah melakukan 12 kali uji
coba sepanjang 2017 hingga 2020.
Konektivitas yang cepat serta lebih responsif
menjadikan teknologi ini akan sangat berguna
dalam meningkatkan performa teknologi
sebelumnya.
Jaringan 5G didasarkan pada teknologi yang
disebut Orthogonal Frequency-Division
Multiplexing (OFDM). Teknologi ini merupakan
sebuah metode modulasi sinyal digital di saluran
kanal yang berbeda untuk mengurangi gangguan
sinyal.
Teknologi 5G merupakan teknologi yang
sangat fleksibel. Teknologi itu dapat diterapkan
untuk jenis layanan Mobile Broadband maupun
Fixed Broadband atau Fixed Wireless Access
(FWA).
Untuk layanan 5G Mobile Broadband, lebih
cocok memanfaatkan pita-pita frekuensi di lapisan
low band dan middle band, seperti pita 700 MHz,
2,6 GHz, dan 3,5 GHz.

8
Konektivitas yang cepat serta lebih responsif
menjadikan teknologi ini akan sangat berguna
dalam meningkatkan performa teknologi
sebelumnya.
B. Panggilan Telepon Genggam ke Telepon Rumah
Saat membuat panggilan dari telepon selular ke telepon
rumah biasa, panggilan tersebut akan berjalan di melalui antena
wireless terdekat dan akan diubah oleh penghantar wireless ke
sistem telepon landline tradisional. Panggilan tersebut kemudian
diarahkan ke jaringan telepon tradisional dan ke orang yang
menjadi tujuan panggilan.
C. Panggilan Telepon Genggam ke Telepon Genggam
Saat memanggil dari handphone, panggilan akan dirutekan
melalui jaringan landline kepada pengantar wireless penerima atau
dalam jaringan wireless ke tempat sel terdekat dengan orang yang
menjadi tujuan panggilan.
Pada saat berbicara di handphone, ia akan menangkap suara
dan merubah suara menjadi energy frekuensi radio (gelombang
radio). Gelombang radio akan berjalan melalui udara hingga
menemukan penerima di stasiun dasar terdekat. Stasiun dasar
kemudian akan mengirimkan panggilan tersebut melalui jaringan
wireless hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan telepon.
D. Panggilan Jarak Jauh
Saat melakukan panggilan terhadap seseorang yang berada
sangat jauh, panggilan akan dirutekan pada pusat pertukaran jarah
jauh, yang menyambungkan panggilan antar negara atau seluruh
dunia melalui kabel fiber optik.
3. Barcode, QR Code dan Bilangan Biner
1) Barcode
 Pengertian

9
Kode batang atau kode palang (bahasa Inggris:
Barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca
mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data
dalam lebar (garis) dan spasi garis sejajar dan dapat disebut
sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1
dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik,
heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar
yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi).
Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai
kode batang.
Penggunaan awal kode batang adalah untuk
mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas di
mana mereka semua menjadi universal saat ini.
Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain
juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID
Data Capture (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID,
berusaha sejajar di pasaran AIDC, tetapi kesederhanaan,
universalitas dan harga rendah kode batang telah membatasi
peran sistem-sistem baru ini. Seharga US$0.005 untuk
membuat kode barang bila dibandingkan dengan RFID
yang masih seharga sekitar US$0.07 hingga US$0.30 per
tag.
Kode batang dapat dibaca oleh pemindai optik yang
disebut pembaca kode batang atau dipindai dari sebuah
gambar oleh perangkat lunak khusus. Di Jepang,
kebanyakan telepon genggam memiliki perangkat lunak
pemindai untuk kode 2D, dan perangkat sejenis tersedia
melalui pelantar ponsel pintar.
 Sejarah
Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem
pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya,

10
teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan retail,
lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948,
pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of
Technology di Philadelphia, untuk membuat sistem
pembacaan informasi produk selama checkout secara
otomatis.
Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph
Woodland, lulusan Drexel patent application, bergabung
untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang
sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototipe ditolak karena
tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland
dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik.
Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat
hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama
kalinya kode batang dipakai secara komersial adalah pada
tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal
Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
Perusahaan pertama yang memproduksi
perlengkapan kode batang untuk perdagangan retail adalah
Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali
oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko
Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code.
Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry
untuk memilih kode standar yang akan digunakan di
industry.
 Kegunaan
Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah
menjadi bagian penting dalam peradaban modern.
Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode
batang terus digunakan dan berkembang dengan
baik,seperti:

11
I. Hampir semua barang yang dijual di toko
grosir, department store, sudah
menggunakan dan memiliki kode batang
UPC. Hal ini sangat membantu dalam
melacak seluruh item yang dibeli dengan
memunculkan harga dan data yang
sebelumnya sudah program.
II. Penggunaan pada kartu anggota Ritel
(hampir seluruh toko ritel seperti alat
olahraga, kosmetik, peralatan kantor, obat,
dan factory outlet) untuk
mengidentifikasikan konsumen yang
menjadi anggota.
III. Pelacakan gerakan item, termasuk sewa
mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak
tahun 2005, maskapai menggunakan standar
IATA 2D kode batang di boarding pass
(BCBP).
IV. Beberapa 2D kode batang embed hyperlink
ke halaman web page. Sebuah telepon
genggam mampu dapat digunakan untuk
membaca kode batang dan browsing situs
yang terhubung.
V. Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak
kode sumber ini kadang-kadang dikodekan
dalam kode batang dan dicetak di atas
kertas.
 Pembaca Barcode
Pada awalnya pembaca kode batang yaitu scanner
atau pemindai dibangun dengan mengandalkan cahaya yang

12
tetap dan satu photosensor yang secara manual digosokkan
pada kode batang.
Kode batang scanner dapat digolongkan menjadi
tiga katagore berdasarkan koneksi ke komputer, yaitu: Jenis
RS-232 kode batang scanner. Jenis ini membutuhkan
program khusus untuk mentransfer data input ke program
aplikasi. Jenis lain,adalah bercode yang menghubungkan
antara komputer dan PS 2 atau AT keyboard dengan
menggunakan kabel adaptor. Jenis ketiga adalah USB kode
batang scanner, yang merupakan lebih modern dan lebih
mudah diinstal perangkat daripada RS-232 scanner, karena
scanner kode batang ini memiliki keuntungan yaitu tidak
membutuhkan kode atau program untuk mentransfer data
input ke program aplikasi, ketika anda melacak kode batang
datanya dikirim ke komputer seakan-akan telah mengetik
pada keyboard.
 Cara Baca
 Kode batang terdiri dari garis hitam dan
putih. Ruang putih di antara garis-garis
hitam adalah bagian dari kode.
 Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling
tipis “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal
“3”, dan yang paling tebal “4”.
 Setiap digit angka terbentuk dari urutan
empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122,
3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 =
1312, 8 = 1213, 9 = 3112.
2) QR Code
 Pengertian
QR code adalah teknologi matriks dua dimensi yang
mampu menyimpan berbagai jenis informasi di dalamnya.

13
Informasi yang dapat ditampung oleh sebuah QR
code mencapai 7089 digit angka dan 4296 karakter
alphanumeric.
Alphanumeric merupakan huruf, angka, dan simbol-
simbol spesial (seperti tanda baca dan simbol matematika).
Oleh karena itu, deskripsi barang, nomor telepon,
hingga URL suatu website dapat ditampung di dalamnya.
QR code dapat menampung informasi dalam jumlah
yang banyak sebab ia menggunakan teknologi dua dimensi
yang dapat mengkodekan informasi secara melintang dan
membujur.
Berbeda dengan barcode yang menggunakan
teknologi satu dimensi dan hanya dapat mengkodekan
informasi dalam arah melintang.
Sehingga barcode hanya dapat menampung sangat
sedikit informasi, yaitu maksimal 20 karakter.
 Sejarah
QR Code pertama kali diperkenalkan oleh DENSO
WAVE kepada publik pada tahun 1994.
Pengembangan teknologi ini dipimpin oleh
Masahiro Hara dan Atsushi Tano.
Pengembangan teknologi QR code bermula dari
perubahan sistem produksi di Denso Wave.
Pada tahun 1980an, barcode digunakan pada banyak
industri, termasuk pada manufaktur, distribusi, dan ritel.
Nah memasuki tahun 1990, ada perubahan yang
cukup besar dari manufaktur masal satu jenis produk ke
sistem produksi yang lebih fleksibel.
Maka dari itu, dibutuhkan sistem kontrol produksi
yang lebih detail di lokasi pembuatan produk.

14
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibutuhkan
barcode yang dapat menyimpan lebih banyak informasi.
Pada tahun 1992, Masahiro Hara diminta oleh
bagian manufaktur untuk mengembangkan pemindai
barcode yang dapat bekerja dengan lebih cepat.
Sayangnya saat itu barcode hanya dapat
menampung maksimal 20 karakter alfabet saja.
Sehingga, para pekerja harus memindai sekitar 1000
barcode setiap harinya untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
Bukannya mempercepat proses kerja, hal ini justru
sangat merepotkan dan tidak efisien.
Untuk menanggapi hal yang terjadi di lapangan,
Hara berinisiatif untuk mengembangkan sistem kode yang
baru.
Pada waktu itu Hara berkata, “Kami akan
mengembangkan compact code yang dapat menyimpan
lebih banyak informasi, termasuk karakter kanji dan kana
sekaligus dapat dibaca dengan kecepatan yang tinggi.”
Dalam prosesnya, Masahiro Hara dan Atsushi Tano
membutuhkan waktu 1 tahun hingga akhirnya menemukan
QR code yang stabil, mampu menyimpan sekitar 7000
karakter dan dapat dipindai 10 kali lebih cepat daripada
jenis barcode lainnya.
Pada tahun 2002, QR code telah digunakan secara
lausa di Jepang dan pada tahun 2004 mendapatkan
standarisasi dari JIS (Japan Industrial Standard).
Walau begitu, popularitas QR code sempat menurun
pada tahun 2013 sebab banyak masyarakat dunia yang tidak
mengerti apa itu QR code dan bagaimana cara
menggunakannya.

15
Barulah pada tahun 2014 QR code mulai mendulang
popularitasnya kembali, karena kepemilikan smartphone
sudah semakin umum.
 Bagian-bagian
 Position Detection Markers
Position Detection Markers selalu terletak di
tiga titik sudut kotak QR code.
Ia merupakan bagian yang sempat menjadi
kendala ketika Hara dan Tano mengembangkan QR
Code.
Proses untuk menemukan rasio
perbandingan yang tepat antara bagian hitam dan
putih agar dapat dideteksi dengan baik bukanlah
perkara mudah.
Hara dan Tano harus melalui banyak error-
and-trial yang melelahkan hingga akhirnya mereka
menemukan pattern dengan rasio perbandingan
yang tepat untuk bagian Position Detection
Markers, yaitu 1:1:3:1:1.
Rasio tersebut membuat QR code dapat
dipindai dari berbagai angle dengan mudah dan
cepat.
Tanpa bagian ini, QR code dapat mengalami
berbagai macam kesalahan penerjemahan kode
ketika dipindai.
 Alignment Marking
Alignment Marking memiliki ukuran kotak
yang relatif lebih kecil daripada Positioning
Detection Markers.

16
Ia berfungsi untuk memudahkan scanner
agar dapat memindai QR code walaupun ia tertera
pada permukaan yang bergelombang.
Semakin banyak informasi yang tersimpan
di dalam kode, semakin banyak pattern garis
Alignment Marking dan semakin besar pula bentuk
kotaknya.
 Timing Pattern
Timing pattern memungkinkan scanner
untuk mengetahui seberapa besar matriks data yang
di muat pada QR code.
Bentuknya berupa barisan kotak-kotak kecil
yang membentuk sudut 90°.
 Version Information
Version information merupakan bagian yang
memberikan informasi kepada scanner terkait versi
QR code yang di pindai.
Hingga artikel ini ditulis, tercatat ada
sebanyak 40 versi QR code yang tersedia.
 Format Information
Pattern dalam bagian Format Information
menunjukkan tingkat toleransi kesalahan dan data
mask pattern pada QR code.
Informasi tersebut akan memudahkan
scanner untuk memindai informasi dalam QR code.
 Data dan Error Correction Keys
Data dan Error Correction Keys merupakan
inti dari QR code, tempat dari seluruh informasi
disimpan.

17
Bagian ini juga memiliki error correction
block yang berfungsi untuk melindungi keutuhan
data dalam QR code.
Sehingga ketika terjadi kerusakan maksimal
30% pada permukaan QR code, data apapun yang
ada didalamnya masih dapat dipindai.
 Quiet Zone
Quiet Zone merupakan zona kosong yang
digunakan untuk memberi jarak antar QR code
dengan elemen lain yang berada di sekitarnya.
Bagian ini diperlukan agar scanner tidak
terpengaruh dengan objek lain yang tertera di
sekitar QR code.
 Manfaat
 Mempermudah Proses Pendataan
 Mempermudah Proses Transfer Informasi
 Mempermudah Transaksi Pembayaran
 Mempercantik Desain
3) Bilangan Biner
 Sistem Bilangan Biner
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis
dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan
menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1.
Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh
Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem
bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan
berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat
mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau
Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan
istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam
komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita.

18
Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang
bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code
for Information Interchange menggunakan sistem peng-
kode-an 1 Byte.
Dalam sistem komunikasi digital modern, di mana
data ditransmisikan dalam bentuk bit-bit biner, dibutuhkan
sistem yang tahan terhadap noise yang terdapat di kanal
transmisi sehingga data yang ditransmisikan tersebut dapat
diterima dengan benar. Kesalahan dalam pengiriman atau
penerimaan data merupakan permasalahan yang mendasar
yang memberikan dampak yang sangat signifikan pada
sistem komunikasi.[2] Biner yang umum digunakan terdiri
dari 8 digit angka dan hanya mengandung angka 1 dan 0,
tanpa ada angka lainnya.
 Cara Membaca Bilangan Biner
Membaca kode biner berarti menerjemahkan
bilangan biner menjadi bilangan basis 10 (desimal) yang
familiar bagi orang-orang.
Setiap digit dalam bilangan biner memiliki nilai
tertentu jika digit tersebut bukan nol.
Untuk melihat cara kerjanya, ambil bilangan biner
11001010.
I. Cara terbaik untuk membaca
bilangan biner adalah dimulai dengan digit
paling kanan dan terus ke kiri. Pangkat lokasi
pertama adalah nol, artinya nilai digit tersebut,
jika bukan nol, adalah dua pangkat nol, atau
satu. Dalam hal ini, karena digitnya adalah nol,
maka nilai tempat tersebut adalah nol.
II. Selanjutnya, lanjutkan ke digit
berikutnya. Jika hasilnya satu, maka hitunglah

19
dua pangkat satu. Katat juga nilai ini. Dalam
contoh ini, nilai adalah dua peringkat satu, yaitu
dua.
III. Ulangi terus proses ini hingga Anda
mencapai angka paling kiri.
IV. Untuk menyelesaikannya, yang perlu
Anda lakukan hanyalah menjumlahkan semua
angka tersebut untuk mendapatkan nilai desimal
keseluruhan dari bilangan biner: 128 + 64 + 0 +
0 + 8 + 0 + 2 + 0 = 202
V. Cara lain untuk melihat seluruh
proses ini dalam bentuk persamaan adalah
sebagai berikut: 1 x 2 7 + 1 x 2 6 + 0 x 2 5 + 0 x
2 4 + 1 x 2 3 + 0 x 2 2 + 1 x 2 1 + 0 x 2 0 = 202

Metode di atas berfungsi untuk bilangan biner dasar


yang tidak ditandatangani. Namun, komputer memerlukan
cara untuk merepresentasikan bilangan menggunakan biner
negatif juga.

Oleh karena itu, komputer menggunakan bilangan


biner bertanda. Dalam sistem jenis ini, digit paling kiri
disebut bit tanda , sedangkan digit sisanya disebut bit
magnitudo.

Membaca bilangan biner yang ditandatangani


hampir sama dengan yang tidak ditandatangani, dengan
satu perbedaan kecil.

I. Lakukan prosedur yang sama seperti


yang dijelaskan di atas untuk bilangan biner
yang tidak ditandatangani, tetapi hentikan
setelah Anda mencapai bit paling kiri.

20
II. Untuk menentukan tandanya, periksa
bit paling kiri. Jika satu maka bilangan tersebut
negatif. Jika nol maka bilangan tersebut positif.
III. Sekarang, lakukan perhitungan yang
sama seperti sebelumnya, namun terapkan tanda
yang sesuai pada angka yang ditunjukkan oleh
bit paling kiri: 64 + 0 + 0 + 8 + 0 + 2 + 0 = -74
IV. Metode biner bertanda
memungkinkan komputer untuk
merepresentasikan angka positif atau negatif.
Namun, ia menggunakan bit awal, yang berarti
bilangan yang lebih besar memerlukan memori
yang sedikit lebih banyak dibandingkan
bilangan biner yang tidak ditandatangani.

21
BAB III

Pemakaian Barcode, QR Code dan Bilangan Biner

I. Barcode
Hari ini, bar code sudah ada di mana-mana. Perusahaan
persewaan mobil melacak armada mereka dengan cara kode bar
pada bumper mobil. Maskapai penerbangan melacak bagasi
penumpang, untuk mengurangi kemungkinan kerugian (percaya
atau tidak). Para peneliti telah menempatkan bar code kecil di
berberapa lebah untuk melacak kebiasaan kimpoi serangga
tersebut. NASA bergantung pada bar code untuk memantau ribuan
heat tiles yang perlu diganti setelah setiap perjalanan pesawat
ruang angkasa, dan aliran limbah nuklir yang dilacak dengan
sistem bar-code untuk inventory.
Bar code bahkan muncul pada manusia! sebuah desainer
Fashion memberi cap bar code pada model mereka untuk
membantu koordinasi sebelum fashion show. (Kode itu menyimpan
informasi tentang setiap model pakaian apa harus dipakai dan
ketika mereka akan tampil di atas catwalk) Di akhir 1990-an. Di
Tokyo, ada sebuah trend tato temporer berbentuk bar code yang
dipakai gadis-gadis SMA.
II. QR Code
 Menyimpan Informasi Penting Terkait Bisnis
QR code bermanfaat untuk menyimpan
berbagai informasi penting yang berhubungan
dengan kegiatan operasional perusahaan.
Contoh umumnya yaitu digunakan untuk
menyimpan detail informasi terkait setiap produk
perusahaan. Tujuannya untuk memudahkan staf
dalam melakukan penyimpanan, pengaturan,
penjualan, hingga pendistribusian.

22
 Memudahkan Akses ke Berbagai Konten Bisnis
Menerapkan QR code pada bisnis dapat
memudahkan konsumen atau pelanggan untuk
terhubung dengan berbagai konten bisnis yang
dimiliki perusahaan. Hal ini penting agar konsumen
bisa mengenali dan membeli produk-produk
perusahaan.
Contoh yang banyak ditemukan yaitu
mengakses website perusahaan, landing page, e-
book, melihat stok produk/barang, persediaan suku
cadang, media sosial perusahaan, dan konten-konten
relevan lainnya.
 Pemantauan/Screening Pengunjung
Manfaat QR code yang satu ini cocok untuk
bisnis-bisnis yang bergerak di bidang retail.
Penggunaan QR code dapat memudahkan dan
membantu perusahaan dalam melakukan
pemantauan atau screening pengunjung yang datang
ke gerai mereka.
Hal ini sejalan juga dengan imbauan dan
peraturan pemerintah mengenai penggunaan QR
code untuk mengetahui pengunjung yang sudah
divaksin atau belum.
 Metode Pembayaran

Manfaat yang satu ini tentunya sudah tidak


asing lagi di telinga masyarakat. Penggunaan QR
code sebagai metode pembayaran sudah menjadi hal
yang umum untuk ditemukan.

Penggunaan QR code sebagai metode


pembayaran memang mendatangkan sejumlah

23
manfaat, salah satunya yaitu kemudahan dalam
melakukan transaksi. Tak hanya itu saja, metode
pembayaran QR juga dinilai lebih cepat dan praktis
untuk dilakukan.

 Absensi Pegawai
Saat ini sudah banyak perusahaan yang
menggunakan metode absensi QR code sebagai alat
untuk melakukan absensi para pegawainya.
Selain mudah untuk dilakukan, absensi
menggunakan QR juga dinilai lebih cepat, praktis,
dan juga akurat dibanding menggunakan cara
absensi manual.
III. Bilangan Biner
Angka Biner sering digunakan untuk mengoperasikan
komputer. Ini adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang yang
mempelajari ilmu komputer. Mengapa angka biner digunakan oleh
komputer? Pertanyaan itu tampaknya cukup sederhana tetapi
jawabannya tidak sesederhana yang kita kira. Untuk mendapatkan
jawaban yang sesuai, pertama-tama kita harus memahami alasan
para insinyur dan ilmuwan yang merancang komputer yang tidak
menggunakan sistem angka desimal yang diajarkan di sekolah
tetapi dirancang menggunakan sistem angka biner. Berita baiknya
adalah insinyur dan ilmuwan menggunakan sistem bilangan biner
agar mudah dimengerti oleh komputer. Sistem ini yang digunakan
oleh berbagai perangkat digital, seperti jam tangan, kotak dekoder
TV digital, kalkulator, alarm pencuri, ponsel dan komputer ini
menggunakan sistem biner yang didasarkan pada dua simbol, yaitu
0 dan 1. Dalam sistem angka Biner, 0 mewakili OFF dan 1
mewakili ON. ON dan OFF ini menunjukkan kondisi menyalakan
atau mematikan sinyal listrik atau eksponen basis 2.

24
Untuk menyajikan data numerik dalam kehidupan sehari-
hari, kita menggunakan sistem angka desimal. Sayangnya,
komputer tidak dapat melakukan hal yang sama. Komputer
mewakili angka dengan menggunakan sistem angka dasar
terendah, yaitu dua. Ini adalah sistem angka biner. Komputer
menggunakan voltase dan karena voltase sering berubah, tidak ada
voltase khusus yang ditetapkan untuk setiap angka dalam sistem
desimal. Untuk alasan ini, biner diukur sebagai sistem dua status
yaitu hidup atau mati. Selain itu, untuk menjaga perhitungan tetap
sederhana, komputer menggunakan sistem angka biner. Alasan
utama komputer menggunakan sistem biner adalah bahwa sistem
dua-status adalah sistem angka yang paling cocok untuk komponen
penyimpanan optik dan magnetik komputer.
Agar memudahkan kita untuk memahami mengapa
komputer menggunakan sistem biner, mari kita menyimak hal ini.
Saat mengeyam pendidikan di sekolah, kita semua diajarkan untuk
menggunakan sistem angka desimal dan karenanya, mereka
menjadi sistem angka standar yang kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Nah, pertanyaanya adalah mengapa komputer tidak
menggunakan sistem angka desimal tetapi malah menggunakan
sistem angka biner? Jawabannya cukup mudah. Sakelar yang
mengendalikan sinyal listrik adalah sirkuit yang digunakan oleh
sirkuit komputer sebagai penanda ‘aktif’ dan ‘mati’ adalah satu-
satunya dua kondisi yang diperlukan oleh sakelar ini. Ini berarti
bahwa hanya dua angka, yaitu 0 dan 1, yang diperlukan oleh
switch untuk mewakili setiap status.
Dengan bantuan sakelar, angka dapat disandikan ke dalam
format biner. Kemudian, nilai disimpan dalam format biner pada
memori. Pada dasarnya, ini adalah kumpulan saklar ON dan OFF
elektronik. Misalkan ada delapan sakelar yang tersedia untuk Anda.
Sakelar yang masing-masing dapat mewakili 0 atau 1 itu dapat

25
diposisikan dalam keadaan aktif atau nonaktif, tergantung pada
pengaturan sakelar tersebut. Kemudian, untuk menyimpan nilai
biner, pikirkan angka dan aturlah sakelar ke kondisi ‘on’ atau ‘off’.
Setelah berbagai sakelar tesebut diatur kondisinya, orang lain akan
dapat membaca nomornya jika mereka melihat sakelar. Transistor
digunakan di komputer untuk mengimplementasikan sakelar.
Sakelar dapat dinyalakan dan dimatikan oleh perangkat keras
digital. Selain itu, perangkat keras ini dapat membaca status
sakelar. jika ada delapan sakelar, maka mengalikannya dengan
basis dua akan memberikan penggunaan lebih dari 250 pengaturan
atau permutasi tergantung pada keadaan sakelar, yaitu apakah
sakelar hidup atau mati.
Di sisi lain, jika komputer menggunakan sistem desimal,
akan ada sepuluh kemungkinan status untuk sakelar. Ini memakan
waktu dan apabila ini terjadi, ini adalah hal yang sama sekali tidak
perlu. Oleh karena itu, untuk menghindari kerumitan dan membuat
hal-hal seperti perhitungan lebih sederhana, komputer
menggunakan sistem bilangan biner.

26
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi telah membuat banyak perubahan pada kehidupan
manusia baik dari segi positif maupun dari segi negatif. Kita harus
pandai dalam menggunakan teknologi untuk memilah mana hak yang
positif dan negatif supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pemanfaatan teknologi ini semakin memudahkan kita untuk
mengakses berbagai informasi dengan cepat. Teknologi bisa membuat
komunikasi dapat terjadi dengan efisien.
B. Saran
Dalam era globalisasi seperti sekarang, hendaknya masyarakat
dapat memanfaatkan teknologi dengan baik dan menghindari hal
negatif dari teknologi yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang
lain.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/
ghozi34792/639f223c4addee6f6e743b72/model-transmisi-data-transmisi-analog-
dan-digital

https://id.scribd.com/document/529976584/Makalah-Fisika-Analog-Dan-Digital

https://sasanadigital.com/perkembangan-jaringan-mobile-network-dari-masa-ke-
masa-1g-ke-5g/

https://people.utm.my/wahyusetiawan/cara-kerja-handphone/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kode_batang

https://gudangssl.id/blog/qr-code-adalah/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_bilangan_biner#:~:text=Sistem
%20bilangan%20biner%20atau%20sistem,semua%20sistem%20bilangan
%20berbasis%20digital.

https://www-lifewire-com.translate.goog/how-to-read-binary-4692830?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://dpmg.bandaacehkota.go.id/2011/01/09/cara-kerja-barcode-pada-
supermarket/

https://www.google.com/amp/s/www.linovhr.com/qr-code-adalah/amp/

https://binus.ac.id/malang/2021/04/penggunaan-angka-biner-pada-komputer/

Anda mungkin juga menyukai