FILSAFAT PANCASILA
Dosen Pengampu : Wahyu Joko Saputra, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Desi Duwiyana
P1337424523051
Filsafat pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis, sehingga filsafat pancasila tidak
hanya mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari,
tetapi hasil pemikiran yang berwujud filsafat pancasila dipergunakan sebagai pedoman hidup
sehari-hari (way of life atau weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai
kebahagiaan lahir dan batin.
Pancasila yang terdiri dari atas lima sila pada hakikatnya merupakan system filsafat. Sistem
adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan serta saling bekerja sama untuk
satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Umumnya
system memiliki ciri-ciri:
Setiap sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu asa sendiri. Dasar filsafat Negara
Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas peradaban, sila-sila
pancasila itu bersama-sama merupakan suatu kesatuan dan keutuhan. Sila-sila pancasila yang
merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Antara sila –sila
pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan, bahkan saling mengkualifikasi. Jadi,
pancasila pada hakikatnya merupakan sistem, dalam pengertian bahwa bagian sila-silanya saling
berhubungan secara erat hingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai
suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu
pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan
dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dan dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Menurut Endang Saefudin Anshori (1981) objek material filsafat adalah sarwa yang ada
(segala sesuatu yang berwujud), yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok
yaitu hakikat Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia. Sedangkan objek formal filsafat ialah
usaha mencari keterangan secara radikal terhadap objek material filsafat. Dengan demikian objek
material filsafat mengacu pada substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat difikirkan oleh
manusia, sedangkan objek formal filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir
terhadap objek material tersebut, dengan kata lain objek formal filsafat mengacu pada sudut
pandang yang digunakan dalam memikirkan objek material filsafat.
D. ONTOLOGI PANCASILA
Manusia sebagai pendukung pokok sila–sila pancasil secara ontologi memiliki hal–hal yg
mutlak, yaitu terdiri dari susunan kodrat, raga, serta jiwa jasmani dan rohani. Sifat kodrat
manusia ialah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu, kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan
yang mendasari bahwa secara hierarkis sila pertama mendasari dan menjiwai keempat sila – sila
Pancasila.
E. EPITEMOLOGI PANCASILA
Sebagai suatu ideologi maka pancasila memiliki tiga unsur pokok agar dapat menarik
loyalitas dan pendukungnya yaitu logos (rasionalitas atau penalaran), pathos (penghayatan), dan
ethos (kesusilaan). Dasar epitemologi pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan
dasar ontologinya. Pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu
filsafat pancasilaa. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi yaitu tentang
sumber pengethuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, dan tentang watak
pengetahuan manusia. Adapun potensi atau daya untuk meresapkan pengetahuan atau
transformasi pengetahuan terdapat tingkatannya, yaitu demonstrasi, imajinasi, asosiasi, analogi,
refleksi, intuisi, inspirasi dan ilham.
F. AKSIOLOGI PANCASILA
Aksiologi adalah ilmu yang mengkaji tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi
Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan. Sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia jika kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang baik,
karena pada akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan namun
dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai.
Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan
moral suatu Masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh Masyarakat
dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan
bencana.
Pancasila sebagai ideologi negara ialah nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila
menjadi cita-cita normatif di dalam penyelenggaraan negara. Secara luas, pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara merupakan visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia, yaitu terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan,
nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan serta menjunjung tinggi nilai
keadilan.
Secara umum, makna dari pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara ialah Pancasila
sebagai dasar sistem kenegaraan untuk seluruh warga negara Indonesia yang berdasar cita-cita
bangsa. Selain itu, pancasila juga bermakna sebagai nilai integratif negara. Berikut adalah
penjelasan dari makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan negara atau pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan
negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, terutama segala
peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dijabarkan dan
diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur
negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta
pemerintahan negara. Sebagai dasar negara, pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma, serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai hukum dasar baik yang
tertulis atau yang tidak tertulis.
Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara
hukum, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana
kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan dalam pasal-pasal UUD 1945,
serta hukum positif lainnya.
Prinsip bahwa norma hukum bertingkat dan berjenjang, termanifestasikan dalam UU Nomor
12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang tercermin pada pasal 7
yang menyebutkan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Tama, Rizco.2012. Pengertian Filsafat Pancasila, Objek, Cabang Filsafat dan Kedudukan
Dalam Ilmu-ilmu Lain