Anda di halaman 1dari 10

PENYAKIT MALARIA DI KABUPATEN ASAHAN

Abstrak

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat


menyebabkan kematian. Di Indonesia saat ini, Menurut survei Kesehatan Rumah
Tangga tahun 2011, 15 juta kasus malaria dengan 38 ribu kematian setiap
tahunnya. Penyakit terdapat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
karena sering menimbulkan KLB. Di Kabupaten Asahan, penyakit Malaria masih
merupakan penyakit endemis terutama pada Kecamatan yang berada pada
daerah-daerah dataran rendah yang terletak di dataran rendah dan sepanjang
pantai Timur yakni: Kecamatan Air Joman, Kecamatan Tanjung Balai dan
Kecamatan Sei.Kepayang. Kejadian penyakit malaria berdasarkan laporan rutin
sesungguhnya angka kesakitan yang terjadi dalam 5 (lima) tahun terakhir masih
cukup tinggi dan berada diatas angka rata–rata nasional IS 2010 yakni sebesar
2,00 per 1.000 penduduk, meskipun pada tahun 2008 sudah jauh di bawah angka
rata–rata nasional IS 2010 namun kewaspadaan terhadap penyakit ini perlu terus
dilakukan mengingat pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa kejadian untuk
kasus yang sama senantiasa berulang setiap kurun waktu 5 (lima) tahunan.
Banyak cara penularan penyakit malaria, beberapa diantaranya adalah dengan
kebiasaan keluar rumah malam hari termasuk untuk kegiatan MCK dengan tanpa
menggunakan obat nyamuk oles dan kebiasaan masyarakat untuk tidak
memasang kawat kasa pada rumah serta tidak menggunakan kelambu saat tidur.
Oleh karena itu upaya yang ditawarkan adalah melakukan pencegahan pada
lingkungan agar tidak terkena penularan penyakit malaria melalui kampanye dan
penyuluhan penggunaan kawat kasa pada rumah serta penggunaan kelambu
untuk tidur. Dalam pelaksanaannya dapat melibatkan berbagai pihak seperti
Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, LSM, dan Tokoh Masyarakat.

1
A. Pendahuluan

Permasalahan kesehatan di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu


permasalahan kesehatan yang menjadi masalah di Indonesia yang memerlukan
penanganan yang serius adalah penyakit malaria. Penyakit malaria adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh parasit plasmodium antara lain
plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium
ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk
malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki
maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai
dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya menyerang yang
tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang sesuai untuk tempat
perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai, perbukitan dan
pinggiran hutan (Depkes RI, 2004). Penyakit malaria memiliki gejala yang cukup
khas yaitu demam (panas dan dingin), menggigil, nyeri persendian, sakit kepala,
muntah-muntah dan kerusakan retina. Gejala paling khas dari penyakit malaria
adalah badan terasa dingin yang kemudian diikuti dengan demam panas yang
berlangsung sekitar empat sampai enam jam.Pada banyak kasus, gejala penyakit
malaria bisa sangat menyerupai beberapa gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
lain seperti tifus, dan demam berdarah, sehingga memerlukan tes darah di
laboratorium untuk mengetahui kepastian adanya parasit plasmodium dalam
darah. Hampir semua kasus penakit malaria akut yang mengarah ke koma dan
kematian disebabkan oleh jenis falciparum, dimana gejalanya timbul sekitar enam
sampai empatbelas hari setelah digigit nyamuk (infeksi). Penyakit malaria parah
jika tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti
pembengkakkan pada hati (liver) bahkan gagal ginjal. Penyakit malaria akut ini
jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan kematian dengan cepat
dalam hitungan hari bahkan jam.

WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta


penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles.
(Harmendo, 2008).

2
Di Indonesia saat ini, malaria juga masih menjadi masalah utama
kesehatan masyarakat. Rata-rata kasus malaria diperkirakan sebesar 15 juta kasus
klinis per tahun. Penduduk yang terancam malaria adalah penduduk yang
umumnya tinggal di daerah endemic malaria, diperkirakan jumlahnya 85,1 juta
dengan tingkat endemisitas rendah, sedang, dan tinggi. Penyakit malaria 60
persennya menyerang usia produktif. (Harmendo, 2008)
Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2011, terdapat 15 juta
kasus malaria dengan 38 ribu kematian setiap tahunnya. Diperkirakan 70%
penduduk Indonesia tinggal di daerah yang beresiko tertular malaria. Dari 484
kabupaten/kota yang ada di Indonesia, 338 kabupaten/kota merupakan daerah
endemis malaria. (MenKes RI, 2011:1).

Di Kabupaten Asahan kejadian penyakit malaria berdasarkan laporan rutin


cenderung menurun, hal ini dapat terlihat dari angka Annual Malaria Index (AMI)
Tahun 2004 sebesar 2,92 per 1.000 penduduk, sementara tahun 2005 menurun
menjadi 2,76 per 1.000 penduduk, dan tahun 2006 naik drastis menjadi 4,93 per
1.000 penduduk, tahun 2007 kembali menurun menjadi 2,77 per 1.000 penduduk
sedangkan pada tahun 2008 juga menurun secara tajam menjadi 0,51 per 1.000
penduduk.

3
Tabel 1: PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI KAB ASAHAN
tahun 2008

MALARI
A
NO KECAMATAN PUSKESMAS %
KLINI POSITI % DIOBAT
DIOBAT
S F POSTIF I
I
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BP. MANDOGE BP. MANDOGE - - - - -
2 BANDAR PULAU AEK SONGSONGAN 2 1 50,00 2 100,00
3 PULAU RAKYAT PULAU RAKYAT 2 - - 2 100,00
4 AEK KUASAN AEK LOBA 73 - - 73 100,00
5 SEI.KEPAYANG SEI.KEPAYANG 55 - - 55 100,00
SEI APUNG 24 - - 24 100,00
6 TANJUNG BALAI
BAGAN ASAHAN 11 - - 11 100,00
7 SIMPANG EMPAT SIMPANG EMPAT 3 1 33,33 3 100,00
AIR BATU - - - - -
8 AIR BATU
HESSA AIR GENTING 12 - - 12 100,00
TINGGI RAJA 58 - - 58 100,00
9 BUNTU PANE
PRAPAT JANJI 17 - - 17 100,00
MERANTI - - - - -
10 MERANTI
RAWANG PASAR IV - - - - -
11 AIR JOMAN BINJAI SERBANGAN 4 1 25,00 4 100,00
12 KISARAN BARAT SIDODADI - - - - -
GAMBIR BARU 61 - - 61 100,00
13 KISARAN TIMUR
MUTIARA 29 - - 29 100,00
JUMLAH 351 3 0,85 351 100,00
ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK 0.51 0.004

Bila data tersebut kita cermati, sesungguhnya angka kesakitan yang terjadi
dalam 5 (lima) tahun terakhir masih cukup tinggi dan berada diatas angka rata–
rata nasional IS 2010 yakni sebesar 2,00 per 1.000 penduduk, meskipun pada
tahun 2008 sudah jauh di bawah angka rata–rata nasional IS 2010 namun
kewaspadaan terhadap penyakit ini perlu terus dilakukan mengingat pengalaman
tahun-tahun sebelumnya bahwa kejadian untuk kasus yang sama senantiasa
berulang setiap kurun waktu 5 (lima) tahunan. Hal ini berarti upaya
penanggulangan penyakit malaria harus mengacu pada penyebab utama penyakit
malaria di Kabupaten Asahan terutama pada kecamatan-kecamatan yang menjadi
daerah endemis penyakit malaria ini. Penulisan Policy brief ini bertujuan untuk

4
memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Asahan dalam menanggulangi
masalah malaria sesuai dengan faktor penyebab penularan yang dominan yaitu
kebiasaan keluar rumah malam hari termasuk untuk kegiatan MCK dengan tanpa
menggunakan obat nyamuk oles dan kebiasaan masyarakat untuk tidak memasang
kawat kasa pada rumah serta tidak menggunakan kelambu saat tidur. Metode yang
digunakan dalam penulisan Policy brief ini adalah studi literatur dan Policy brief
ini akan diawali dengan pemaparan pendahuluan, deskripsi masalah, pilihan-
pilihan kebijakan, dan diakhiri dengan kesimpulan dan rekomendasi.

B. Deskripsi Masalah
Setiap tahunnya fenomena penularan penyakit malaria di Indonesia
menunjukkan skala yang naik turun, namun cenderung menunjukkan peningkatan,
sehingga diperlukan tindakan untuk mengantisipasi peningkatan permasalahan
penularan penyakit malaria. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang
tertular oleh malaria antara lain:
 Faktor Manusia
Dimana tidak semua orang memiliki daya tahan tubuh yang sama
terhdap penyakit malaria. Perbedaan prevalensi menurut umur dan
jenis kelamin sebenarnya berkaitan dengan perbedaan derajat
kekebalan karena variasi keterpaparan terhadap gigitan nyamuk.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan mempunyai
respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun
kehamilan menmbah risiko terkena malaria. Malaria pada wanita hamil
mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan ibu dan anak
antara lain berat badan lahir yang rendah, abortus, partus premature,
dan kematian janin intrauterine.
 Faktor Nyamuk
Malaria pada manusia hanya dapat ditularkan oleh nyamuk betina
Anopheles. Di Indonesia telah ditemukan 24 vektor Anopheles yang
menjadi vektor malaria. Efektifitas vektor untuk menularkan malaria
ditentukan hal-hal sebagai berikut :
o Kepadatan vektor dekat pemukiman manusia.

5
o Kesukaan menghisap darah manusia atau antropofilia.
o Frekuensi menghisap darah, ini tergantung dari suhu.
o Lamanya sporogini ( berkembangnya parasit dalam nyamuk
sehingga menjadi infektif )
 Faktor Lingkungan
Kebiasaan untuk di luar rumah sampai larut malam, dimana vektornya
bersifat eksofilik dan eksofagik akan memudahkan gigitan nyamuk.
Tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya malaria akan
mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk memberantas malaria
antara lain dengan menyehatkan lingkungan, menggunakan kelambu,
memasang kawat kasa pada rumah, dan menggunakan obat nyamuk.
Berbagai kegiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan
jalan, pertambangan, dan pembangunan pemukiman baru sering
mengakibatkan perubahan lingkungan yang menguntungkan penularan
malaria (man-made malaria).

Kematian akibat malaria banyak menyerang balita dan ibu hamil. Hal ini
dikarenakan daya tahan tubuh yang dimiliki oleh ibu hamil dan balita sangatlah
rendah ditambah klagi lingkungan tempat tinggal yang belum memenuhoi hygiene
sanitasi lingkungan. Namun penyakit malaria ini dapat menyerang siapa saja, baik
anak-anak maupun orang dewasa.
Perpindahan penduduk dapat menjadi factor penting untuk meningkatkan
malaria. Meningkatnya pariwisata dan perjalanan dari daerah endemic
mengakibatkan meningkatnya kasus malaria yang diimport (Suriadi,1999).
Kabupaten Asahan sendiri merupakan daerah dataran rendah yang
menyebabkan nyamuk anopheles banyak berkembang biak dan Kabupaten
Asahan termasuk ke dalam 5 Kabupaten besar di Sumatera Utara yang memiliki
korban malaria terbanyak. Kebudayaan masyarakatnya juga turut mempengaaruhi
perkembangan malaria di Kabupaten Asahan.
Masalah malaria memiliki dampak yang negatif. Bukan hanya di bidang
kesehatan namun juga ekonomi social budaya masyarakat. Hal ini dapat terjadi
karena malaria banyak diderita oleh ibu hamil dan balita karena Angka Kematian

6
Ibu dan Anak juga menjadi indicator dalam melihat derajat kesejahteraan suatu
wilayah. Apabila AKI dan AKA tinggi, hal itu berarti tingkat kesejahteraan di
wilayah tersebut rendah. Hal ini juga berdampak negatif di bidang sosial serta
politik sehingga menjadi tanggung jawab semua sektor baik pemerintah maupun
masyarakat. Jadi, malaria bukan hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah
sosial serta ekonomi dan keuangan nasional yang sangat berkaitan dengan tingkat
kesejahteraan nasional.
Kebijakan yang dilaksanakan pemerintah dalam menanggulangi masalah
malaria selama ini adalah melaksanakan bimbingan sosial pencegahan malaria,
pemberian konseling dan pelayanan kesehatan bagi penderita malaria yang tidak
mampu juga pelayanan antisipatif agar kematian dapat dihindari, harapan hidup
dapat ditingkatkan terutama kepada balita dan ibu hamil.
C. Pilihan-Pilihan Kebijakan
Kebijakan penanggulangan malaria selama ini seperti melaksanakan
bimbingan sosial pencegahan malaria, pemberian konseling dan pelayanan
kesehatan bagi penderita malaria yang tidak mampu juga pelayanan antisipatif
agar kematian dapat dihindari, harapan hidup dapat ditingkatkan terutama kepada
balita dan ibu hamil belum menunjukkan hasil yang menggembirakan khususnya
di daerah Kabupaten Asahan karena jumlah penderita malaria cenderung
meningkat terutama yang tertular akibat kebiasaan keluar rumah malam hari
termasuk untuk kegiatan MCK dengan tanpa menggunakan obat nyamuk oles dan
kebiasaan masyarakat untuk tidak memasang kawat kasa pada rumah serta tidak
menggunakan kelambu saat tidur. Upaya pencegahan kesehatan selama ini
kemungkinan terlalu kecil targetnya, artinya tidak mencakup seluruh masyarakat
mendapat informasi yang benar mengenai malaria dan sanitasi lingkungan yang
benar dan ternyata telah banyak menelan korban terutama anak-anak. Hal ini
disebabkan terbatasnya tenaga ahli, dana, dan waktu sehingga malaria cepat
menyebar dibandingkan dengan upaya pencegahan yang dilakukan.
Khusus untuk Kabupaten Asahan penularan malaria yang paling dominan
terjadi karena gigitan nyamuk akibat masyarakat tidur tidak pakai kelambu dan
aktivitas malam hari yang dilakukan di luar rumah yang cukup banyak. Ini berarti
ada pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah Kabupaten Asahan yang harus

7
dilakukan dalam penanggulangan masalah malaria ini yaitu selain mencegah
penyebaran malaria, pemerintah juga harus secara intens mengupayakan
penyuluhan terhadap sanitasi lingkungan yang harus diperbaiki. Upaya-upaya
yang perlu dilakukan untuk menekan meningkatnya penyebaran penyakit malaria
di Kabupaten Asahan, antara lain :
1. Melakukan pencegahan pada lingkungan agar tidak terkena malaria
melalui kampanye sanitasi lingkungan dan PHBS
Hal ini penting untuk dilakukan karena sebagian besar penderita
malaria di Kabupaten Asahan terkena malaria akibat dari gigitan
nyamuk akibat tidur tidak menggunakan kelambu dan rumahnya
tidak dilindungi oleh kawat kasa sebagai penghalang nyamuk
masuk kedalam rumah. Hal ini cukup sulit dilakukan karena
mengingat faktor ekonomi sebagian besar penduduk karena ini
membutuhkan modal yang cukup besar. Hal ini dilakukan dalam
rangka mengurangi peningkatan kuantitas penderita malaria di
Kabupaten Asahan. Dalam kegiatan ini melibatkan instansi terkait
(Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, LSM, dan Tokoh Masyarakat).
Kampanye dan penyuluhan yang perlu dilakukan :
a. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sanitasi
lingkungan yang sehat dan bersih.
b. Penyuluhan-penyuluhan ke pemukiman-pemukiman
penduduk serta sekolah di daerah-daerah yang diduga rawan
dan menjadi endemis penyakit malaria karena di Kabupaten
Asahan terdapat 3 kecamatan yang rawan dan berada di garis
merah terhadap bahaya penularan malaria yaitu Kecamatan Air
Joman, Kecamatan Tanjung Balai dan Kecamatan
Sei.Kepayang dikarenakan wilayahnya yang berada pada
daerah-daerah dataran rendah yang terletak di dataran rendah
dan sepanjang pantai Timur.
c. Cakupan penyuluhan harus luas mencakup seluruh masyarakat
terutama masyarakat yang berada di desa-desa yang letaknya
dengan pusat kesehatan cukup jauh dan sulit terjangkau.

8
d. Kampanye dilakukan dengan pendekatan kesehatan dan umum
meskipun efeknya relatif lama.
2. Melakukan pengobatan
Untuk mereka yang telah positif menderita malaria, tindakan yang
bisa dilakukan adalah memberikan pengobatan yang efeknya untuk
mengurangi penderitaan dan meningkatkan kemungkinan hidup si
penderita tetap dapat kembali ke keadaan sehat. Untuk mencegah
agar si penderita malaria tidak mengalami kematian dini dan
menguatkan mentalnya agar tidak putus asa terhadap penyakit yang
dideritanya.
3. Mendistribusikan kelambu gratis kepada masyarakat terutama
kepada keluarga yang tidak mampu dan keluarga yang di dalamnya
terdapat anak-anak dan ibu hamil yang rentan terhadap penyakit
malaria di wilayah-wilayah endemis ,malaria.
Alternatif-alternatif yang diajukan perlu dievaluasi untuk menetapkan alternatif
terbaik dengan menggunakan skoring berikut ini :

Kriteria Tenag Kemungkinan hasil


Efektifitas Biaya Total
Alternatif a yang dicapai
Kampanye sanitasi
3 3 3 3 12
lingkungan dan PHBS
Pengobatan 3 1 2 3 9
Distribusi kelambu gratis 2 1 2 2 7

Keseimpulan dan Rekomendasi


Berdasarkan hasil evaluasi terhadap alternatif-alternatif kebijakan yang
diajukan dapat dipahami bahwa alternatif kebijakan yang terbaik adalah
melakukan pencegahan pada lingkungan agar tidak terkena penularan penyakit
malaria melalui kampanye dan penyuluhan sanitasi lingkungan dan PHBS. Dalam
pelaksanaan dapat melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Kesehatan, Dinas
Sosial, LSM, dan Tokoh Masyarakat.
Akhirnya direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Asahan untuk
menanggulangi masalah penyakit malaria di Kabupaten Asahan dengan

9
melakukan pencegahan pada sanitasi lingkungan dan PHBS. Dalam
pelaksanaannya dapat melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Kesehatan, Dinas
Sosial, LSM, dan Tokoh Masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., Agustus 2010. Riset Kesehatan Dasar.

Dinas Kesehatan Prov. Sumut., 2009. Profil Kesehatan Sumut 2008. Medan.
http://www.Depkes.go.id. Diakses 25 Agustus 2011.
Dinas Kesehatan Asahan., 2006. Profil Kesehatan Kabupaten Asahan.
http://www.Depkes.go.id. 25 Agustus 2011.
Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan 2008, Profil Kesehatan Kabupaten Asahan,
Indonesia Sehat 2010.
www.Blogspot.com/2011/08/pengertian-malaria.html
www.penyakitmalaria.com

10

Anda mungkin juga menyukai