Anda di halaman 1dari 5

1.

Secara teoritik , Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education atau Citizenship Education)


merupakan perluasan dari mata pelajaran civics dan lebih menekankan pada pendidikan orang
dewasa dan lebih berorientasi pada praktik kewarganegaraan (Wahab, Abdul Azis dan Sapriya,
2011:15)

Warga negara didefinisikan sebagai 'anggota masyarakat konstituen'


Kewarganegaraan di sisi lain, dikatakan sebagai seperangkat karakteristik menjadi warga negara
Dan akhirnya, pendidikan kewarganegaraan titik fokus yang mendasari suatu penelitian,
didefinisikan sebagai 'kontribusi pendidikan terhadap pengembangan charateristik warga negara
2. Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antara komponen masyarakat di dalam satu
struktur yang mempunyai tingkatan dan hierarki. Misalnya konflik antara buruh dengan atasan.
Konflik horizontal merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang
mempunyai kedudukan yang sama.
Contoh konflik horizontal adalah konflik antar ras, etnis, maupun agama.

3. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampurandua macam kebudayaan ataulebih menjadi satu kebudayaan
yang baru, di manadengan percampurantersebut maka masing-masing unsur budaya melebur
menjadi satusehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitasmasing-
masingbudaya pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadisebuah strategi integrasi nasional,
berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur
budaya yang adadalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagimenampakkan
identitas budaya kelompok atau budaya lokal. Denganstrategi yang demikian tampak bahwa
upaya mewujudkan integrasinasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budayakelompok
ataubudaya lokal dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteksperubahan
budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi dengan sendirinyaoleh adanya kondisi tertentu dalam
masyarakat. Namun bisa juga hal
itumerupakanbagiandaristrategipemerintahnegaradalammengintegrasikan masyarakatnya, yaitu
dengan cara melakukan rekayasabudaya agar integrasi nasional dapat diwujudkan. Dilihat dari
perspektifdemokrasi, apabila upaya yang demikian itu dilakukan dapat dikatakansebagai cara
yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrasinasional.
Strategi Akulturasi
proses percampuran dua macam kebudayaanatau lebihsehingga memunculkan kebudayaan yang
baru, di mana ciri-ciribudaya asli pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru
tersebut.Dengan demikian berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak“melumat” semua
unsur budaya pembentuknya.Apabila akulturasiinimenjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh
pemerintah suatu
negara,berartibahwanegaramengintegrasikanmasyarakatnyadenganmengupayakanadanyaidentita
sbudayabersamanamuntidakmenghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya
lokal.Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkanintegrasi nasional
dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budayakelompok atau budaya lokal, walaupun
penghargaan tersebut dalam kadaryangtidakterlalubesar. Sebagaimana asimilasi, proses
akulturasi jugabisaterjadi dengan sendirinya tanpa sengaja dikendalikan oleh negara.
Strategi Pluralis
Ini berarti bahwa dengan strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional negara memberi
kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama, budaya daerah,
dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang, serta hidup berdampingan
secara damai.

4 Bidang Politik
Modal dan kepemilikan bangsa Indonesia adalah seluruh kebulatan wilayah segala isinya.
Beraneka ragamnya suku, budaya, agama, dan bahasa daerah adalah kesatuan bangsa Indonesia.
Secara psikologis, bangsa Indonesia adalah satu persaudaraan, nasib, dan seperjuangan untuk
mencapai cita-cita bangsa.
Satu kesatuan seluruh wilayah nsuantara adalah kesatuan sistem hukum nasional.
Kehidupan politik wilayah nusantara adalah sistem hukum nasional.
Bidang Ekonomi
Kekayaan potensial dan efektif wilayah nusantara merupakan modal dan milik bersama untuk
kebutuhan seluruh Indonesia.
Perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi tanpa mengabaikan ciri khas daerah.
Perekonomian di wilayah nusantara diselenggarakan untuk usaha bersama dengan asas
kekeluargaan dengan sistem ekonomi rakyat yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Bidang Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia harus memiliki kehidupan yang serasi dengan kemajuan yang merata dan
seimbang dengan kemajuan bangsa.
Budaya Indonesia adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya menggambarkan kekayaan
budaya bangsa.
Masyarakat Indonesia harus memiliki jiwa saling menguatkan solidaritas gotong royong antar
satu sama lain.
Bidang Pertahanan dan Keamanan
Ancaman terhadap satu pulau atau daerah adalah ancaman seluruh bangsa dan negara.
Setiap warga negara punya hak dan kewajiban sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan negara.
Pembentukan TNI yang profesional sebagai sarana dan prasarana bagi kegiatan pengamanan
wilayah Indonesia.

5 1. Bela Negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik harta
bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Kaelan dam Achmad Zubaidi,1 Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warga negara Indonesia,
usaha pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah nusantara) dan
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar
negara serta berpijak pada Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara.

2. Bentuk dari Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, sesuai dengan Undang-undang
No. 3 Tahun 2002. Wujud dari usaha Bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan dan kelautan negara, kesatuan dan
persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945.

Data dan Fakta

3. Data, Perwujudan usaha Bela Negara dalam konteks perjuangan bangsa merupakan kesiapan
dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan
yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesemuanya itu
merupakan kewajiban setiap warga negara yang hidup di bumi Indonesia. Sebagaimana yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib
ikut

2
serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD 1945). Pasal tersebut memiliki dua
makna, yakni :

a. Bahwa setiap warga negara memiliki hak sekaligus kewajiban dalam menentukan kebijakan-
kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sebagaimana
diamanatkan oleh UUD 1945.

b. Setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing.

4. Fakta. Fakta menunjukan semangat dan sikap Bela Negara tidak hanya dilakukan melalui
peperangan yang menghasilkan kemerdekaan saja, akan tetapi dapat ditunjukan dengan
menampilkan perilaku-perilaku dan sikap yang sesuai dengan kerangka ideologis dan
konstitusional bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Mengisi kemerdekaan
dapat dikatakan sebagai usaha Bela Negara, sebab melalui usaha-usaha positif dalam mengisi
kemerdekaan dapat membuat keberlangsungan Indonesia sebagai sebuah negara dapat tetap
dipertahankan dan senantiasa mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ditengah kerasnya
tantangan globalisasi yang justru mengikis rasa kebangsaan dan kecintaan warga negara terhadap
tanah airnya.

5. Bentuk dan Wujud Bela Negara.

a. Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Wujud dari usaha Bela Negara adalah
kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan :
kemerdekaan dan kedaulatan negara, Kesatuan dan persatuan bangsa, Keutuhan wilayah dan
yuridiksi nasional dan Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Upaya Bela Negara selain sebagai
kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian

kepada negara dan bangsa. Pembelaan negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi juga segenap
warga negara yang sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa
usaha Bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan
adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap
warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui
lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku.
Kedua, bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai
dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

b. Keikutsertaan warga negara dalam wujud upaya Bela Negara diselenggarakan melalui
Pendidikan Kewarganegaraan, Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, Pengabdian sebagai
prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela dan secara wajib. Pengabdian sesuai
profesi (UU No.3 tahun 2002). Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap
warganegara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran Bela Negara perlu ditumbuhkan secara
terus menerus antara lain melalui proses pendidikan di

sekolah maupun di luar sekolah dengan memberikan motivasi untuk mencintai tanah air dan
bangga sebagai bangsa Indonesia. Motivasi setiap warga negara untuk ikut serta membela negara
Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain pengalaman sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, letak geografis Indonesia yang strategis, kekayaan sumber daya alam,
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keadaan penduduk yang besar, dan kemungkinan
timbulnya bencana perang. Disamping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami
kemungkinan adanya ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia, baik yang
datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang masing-masing dapat berdiri sendiri atau
saling pengaruh mempengaruhi.

c. Dewasa ini ancaman dapat diartikan sebagai kekhawatiran akan jaminan hidup sehari-hari,
artinya ancaman telah bergeser bentuknya dari ancaman senjata menjadi ancaman : kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan, kelaparan, penyakit yang belum ditemukan obatnya, kelangkaan
lapangan kerja, tindakan kesewenangan penguasa, kriminalitas, SARA, disintegrasi nasional,
terorisme, perdagangan narkotika / obat terlarang, masa depan generasi muda. Untuk itu,
diperlukannya upaya pembelaan negara berupa sistem pertahanan negara yang melibatkan
berbagai komponen pertahanan negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa membela
negara tidak hanya dengan memanggul bedil menjadi tentara, tetapi dapat dilakukan dengan
berbagai jenis kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh semua warga negara.

Anda mungkin juga menyukai