Anda di halaman 1dari 17

KOMPETENSI SANITARIAN

A. Kepmenkes nomor 373 Tahun 2007 tentang Standart Profesi Sanitarian


1. Definisi
Standart Profesi Sanitarian adalah suatu standart bagi profesi kesehatan
lingkungan dalam menjalankan tugas profesinya untuk berperan secara aktif,
terarah dan terpadu dalam pembangunan kesehatan nasional.
2. Peran, Fungsi dan Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Sanitarian / Ahli
Kesehatan Lingkungan.
a. Peran Sebagai Pelaksana Kegiatan Kesehatan Lingkungan Sebagai
Pelaksana
1) Fungsi yang pertama: Menentukan komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia. Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Mampu mengidentifikasi komponen-komponen yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
b) Menggunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur.
2) Fungsi yang kedua: Melaksanakan pemeriksaan dan pengukuran
komponen lingkungan secara tepat berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan. Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memilih alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan.
b) Menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur.
3) Fungsi yang ketiga: menginformasikan hasil pemeriksaan /
pengukuran. Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memahami bentuk-bentuk penyajian hasil pemeriksaan.
b) Menyajikan hasil pemeriksaan / pengukuran.
4) Fungsi yang keempat: Menetapkan penyimpangan hasil
pemeriksaan terhadap standar baku mutu sanitasi bersih.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memahami standar baku mutu sanitasi.
b) Mampu mempergunakan standar sanitasi lingkungan yang
tepat.
c) Mampu menegakkan diagnosa lingkungan.
b. Peran sebagai pengelola kesehatan lingkungan
1) Fungsi yang pertama: menganalisis hasil pengukuran komponen
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan lingkungan. Kompetensi
yang harus dimiliki:
a) Memahami dampak negative akibat penyimpangan mutu
lingkungan.
b) Menggunakan metode analisis yang tepat.
2) Fungsi yang kedua: menginterprestasikan hasil pengukuran
komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu
lingkungan.
b) Menentukan penyimpanan parameter mutu lingkungan.
3) Fungsi yang ketiga: merancang dan merekayasa penanggulangan
masalah lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memahami cara penanggulangan masalah lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan manusia.
b) Memilih cara penanggulangan yang tepat.
c) Merancang bangun upaya penanggulangan masalah
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan.
4) Fungsi yang keempat: penanggulangan masalah kesehatan
lingkungan. Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memahami tata laksana penanggulangan.
b) Mampu menggunakan sumber daya yang ada.
5) Fungsi yang kelima: mengevaluasi hasil penanggulangan.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Menentukan kriteria kebersihan penanggulangan
b) Menentukan instrumen / alat evaluasi.
c) Menilai kebersihan penanggulangan
c. Peran sebagai Pengajar, Pelatih dan Pemberdayaan Masyarakat
1) Fungsi yang pertama: menginventarisasi pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat tentang kesehatan lingkungan. Kompetensi
yang harus dimiliki:
a) Menyusun instrumen pengumpulan data pengetahuan, sikap
dan perilaku tentang kesehatan lingkungan.
b) Mengumpulkan data pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
kesehatan lingkungan.
2) Fungsi yang kedua: menentukan pengetahuan, sikap dan perilaku
tentang kesehatan lingkungan yang perlu diintervensi. Kompetensi
yang harus dimiliki:
a) Memahami pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang
sesuai kaidah kesehatan.
b) Memilih bentuk intervensi pengetahuan, sikap dan perilaku.
3) Fungsi yang ketiga: merencanakan bentuk intervensi perubahan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang kesehatan lingkungan.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memahami metode intervensi
b) Merancang bentuk intervensi yang kuat
4) Fungsi yang keempat: melaksanakan intervensi terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sesuai
dengan kaidah kesehatan. Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Memahami tata laksana intervensi sikap dan perilaku
b) Menggali sumber daya di masyarakat
c) Mengembangkan jaringan kemitraan untuk pemecahan
masalah kesehatan lingkungan
d) Menggerakkan sumber daya
e) Memberikan alternatif pemecahan masalah.
5) Fungsi yang kelima: mengevaluasi hasil intervensi. Kompetensi
yang harus dimiliki:
a) Menentukan kriteria keberhasilan intervensi
b) Menentukan instrumen evaluasi
c) Menilai keberhasilan intervensi
d. Peran Sebagai Peneliti Kesehatan Lingkungan
1) Fungsi yang pertama: menentukkan masalah kesehatan lingkungan.
Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Mengumpulkan data kesehatan lingkungan
b) Merumuskan masalah kesehatan lingkungan
2) Fungsi yang kedua: melaksanakan kegiatan penelitian teknologi
tepat. Kompetensi yang harus dimiliki:
a) Mampu membuat usulan penelitian teknologi tepat dalam
bidang kesehatan lingkungan
b) Menggerakkan sumber daya
c) Menyusun laporan penelitian
3. Standar Kompetensi Sanitarian / Ahli Kesehatan Lingkungan
Dalam menjalankan peran, fungsi dan kompetensinya, tenaga sanitarian
harus memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi. Uraian
mengenai standar kompotensi sanitarian / ahli kesehatan lingkungan sesuai
dengan jenjang pendidikan. Kualifikasi pendidikan profesi sanitarian adalah
lulusan Sekolah Pembantu Penilik Hygiene (SPPH), Akademi Kontrolir
Kesehatan (AKK), Akademi Penilik Kesehatan (APK), Akademi Penilik
Kesehatan Teknologi Sanitarian (APK-TS), Pendidikan Ahli Madya
Kesehatan Lingkungan (PAM-KL), atau lulusan Pendidikan Tinggi yang
menyelenggarakan Pemdidikan Kesehatan Lingkungan secara lengkap
ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) V HAKLI tanggal 22
September 2006 dengan Ketetapan Nomor 01/.MUNAS/2005.
4. Kode Etik Sanitarian / Ahli Kesehatan Lingkungan
a. KEWAJIBAN UMUM
1. Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya.
2. Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi
3. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek profesi sanitasi, seorang
sanitarian tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi
4. Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri sendiri
5. Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap
penemuan teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya
dan hal-hal yang dapat menimbulkan kesehatan masyarakat
6. Seorang hanya memberi saran atau rekomendasi yang telah melalui
suatu proses analisis secara komprehensif
7. Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung
tingi kesehatan dan keselamatan manusia, serta kelestarian
lingkungan
8. Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan
klien atau masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk
mengingatkan teman seprofesinya yang dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau kebohongan dalam menangani masalah klien atau
masyarakat
9. Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau
masyarakat, hak-hak teman seprofesinya, dan hak tenaga kesehatan
lainnya, dan harus menjaga kepercayaan klien atau masyarakat
10. Dalam melakukan pekerjaannya seorang sanitarian harus
memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan
seluruh aspek kesehatan lingkungan secara menyeluruh, baik fisik,
biologi maupun sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya
11. Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di
bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling
menghormati.
b. Kewajiban Sanitarian Terhadap Klien / Masyarakat
1. Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan
segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian
masalah klien atau masyarakat. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau penyelesaian masalah, maka ia
wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan
tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai keahlian dalam
penyelesaian masalah tersebut.
2. Seorang sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara
bertanggung jawab
3. Seorang sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi
secara tuntas dan keseluruhan
4. Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya
atas pelayanan yang diberikan
5. Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek
pemberian pelayanan.
c. Kewajiban Sanitarian Terhadap Teman Seprofesi
1. Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai
bagian dari penyelesaian masalah
2. Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari
teman seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan
prosedur yang ada

d. Kewajiban Sanitarian Terhadap Diri Sendiri


1. Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekan hidup
bersih dan sehat supaya dapat bekerja dengan baik
2. Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan, kesehatan dan
bidang-bidang lain yang terkait.

Standar Kompetensi Sanitarian


Standar
2 Desember 2014 Tinggalkan komentar Etika Profesi Sanitarian

Sanitarian sebagai salah satu jenis profesi dan tenaga kesehatan juga termasuk dalam
kriteria peraturan wajib melakukan uji kompetensi ini. Uji kompetensi ini
dimaksudkan untuk memperoleh SIK (Surat Ijin Kerja). Uji kompetensi bagi tenaga
sanitarian tentu akan mengacu pada beberapa dasar hukum yang sudah ada, seperti
Standard Profesi Sanitarian. Standar Profesi adalah pedoman yang dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik yang ditetapkan oleh Menkes.
Standard profesi sanitarian dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
373/Menkes/SK/III/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian.
Pada tahun 2005 standard ini sebetulnya juga telah ditetapkan oleh Himpunan Ahli
Kesehatan LingkunganIndonesia (HAKLI) dengan surat ketetapan nomor
03/MUNAS/V/2005.

berikut adalah standar profesi sanitarian

1. Melaksanakan pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair


2. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia air dan limbah cair
3. Melakukan pemerisaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair
4. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan/getaran/kelembaban udara/kecepatan
angin dan radiasi
5. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia udara
6. Melakukan pemeriksaan kualitas biologi udara
7. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah padat
8. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah padat.
9. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi tanah dan limbah padat.
10. Melakukan pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman
11. Melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan minuman.
12. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman.
13. Melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan parasitologi sampel usap alat makanan,
minuman dan rektum.
14. Melakukan survai vektor dan binatang penggangg.
15. Melakukan pengukuran kualiatas (debit) air dan limbah cair.
16. Mengidentifikasi makro dan mikro bentos di badan air
17. Melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan biomonitoring
18. Melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan
19. Mengelola program hygiene industri, kesehatan dan keselamatan kerja
20. Merancang, mengoperasikan dan memelihara peralatan pengelolaan sampah
21. Mengoperasikan alat pengeboran air
22. Melakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan sarana air bersih
23. Melakukan pendugaan air tanah
24. Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian.
25. Mengoperasikan alat-alat aplikasi pengendalian vektor.
26. Mengelola alat-alat pengambil sampel udara.
27. Melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

Komponen Uji Kompetensi Sanitarian


Artikel berikut ini merupakan sekilas informasi tentang uji kompetensi tenaga
kesehatan, diambil dari beberapa sumber. Namun sampai saat tulisan ini kami upload,
belum dilengkapi dengan referensi Peraturan Menteri Kesehatan yang terkait dengan
Uji Kompetensi ini. Pada saat browsing, kami hanya menemukan peraturan dimaksud
dalam bentuk rancangan, sehingga bagi rekan – rekan sanitarian yang mengetahui
referensi tersebut, akan sangat menarik apabila dapat membaginya kepada kami.
Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur apakah seseorang telah
memiliki kemampuan/keterampilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pengertian Kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan dan keterampilan serta
penerapan dari pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam suatu pekerjaan sesuai
dengan standar kinerja yang disyaratkan. Dalam pengertian itu standar kompetensi
tidak terbatas pada kemampuan menyelesaikan tugas/pekerjaan saja, namun harus
dipahami tentang esensi bagaimana dan mengapa tugas itu dikerjakan.

Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa faktor yang mendukung Standar


Kompetensi, antara lain pengetahuan dan keterampilan untuk mengerjakan suatu
tugas dalam kondisi normal ditempat kerja serta kemampuan mentransfer dan
menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi lingkungan yang berbeda.
Sedangkan cara mengembangkan standar kompetensi dilakukan antara lain dengan
pendekatan Benchmark, adopt and adapt, Field research, serta pendekatan kombinasi.

Dengan bahasa lain dapat dinyatakan bahwa standar kompetensi merupakan rumusan
tentang kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas
yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, yang didukung sikap kerja dan
penerapannya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan. Seseorang telah dinyatakan
“Berkompeten” atau telah mengusasai kompetensi nya akan ditandai dengan
kemampuan untuk :

1. Mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas.


2. Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Menyelesaikan masalah sesuai perkembangan rencana.
4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan
tugas dengan kondisi yang berbeda.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan (minimal D1?). Jenis Profesi tenaga kesehatan di
Indonesia telah diklasifikasikan antara lain sebagai berikut :

 Perawat;
 Bidan;
 Apoteker;
 Analis Farmasi;
 Asisten Apoteker;
 Epidemiologi Kesehatan;
 Entomolog Kesehatan;
 Mikrobiolog Kesehatan;
 Penyuluh Kesehatan;
 Administrator Kesehatan;
 Sanitarian;
 Nutrisionis;
 Dietisiens;
 Fisioterapis;
 Okupasi Terapis;
 Terapis Wicara;
 Radiografer;
 Teknisi Gigi;
 Teknisi Elektromedis;
 Analis Kesehatan;
 Refraksionis Optisien;
 Ortotik Prostetik;
 Teknisi Transfusi;
 Perekam Medis;
 Akupuntur;
 Teknik Cardiovaskuler;
 Fisikawan Medis;
 Perawat Gigi;

Setiap tenaga kesehatan diharuskan mendapatkan pengakuan terhadap kompetensinya


melalui suatu proses yang dinamakan Sertifikasi. Sertifikasi merupakan suatu proses
pengakuan terhadap kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) seorang
tenaga kesehatan melalui uji kompetensi.
Setelah seorang tenaga kesehatan berhasil memperoleh pengakuan (secara formal)
melaui uji kompetensi dengan prosedur sertifikasi ini, maka pengakuan tersebut akan
dicatat secara resmi melalui prosedur registrasi. Registrasi adalah pencatatan resmi
terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat penilaian kompetensi inti dan
telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk
melakukan tindakan profesinya.

Setelah proses registrasi tersebut selesai dilaksanakan, tenaga kesehatan dimaksud


akan memperoleh lisensi. Lisensi merupakan proses untuk mendapatkan Surat Izin
Praktek (SIP) bagi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan langsung terhadap
pasien atau Surat Izin Kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
tidak langsung terhadap pasien. Lisensi sebagaimana tersebut terdiri dari:

1. surat izin praktik (SIP) bagi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan langsung terhadap
tubuh pasien; dan
2. surat izin kerja (SIK) bagi tenaga kesehatan yang tidak memberikan pelayanan langsung
terhadap tubuh pasien.

Sanitarian sebagai salah satu jenis profesi dan tenaga kesehatan juga termasuk dalam
kriteria peraturan wajib melakukan uji kompetensi ini. Uji kompetensi ini
dimaksudkan untuk memperoleh SIK (Surat Ijin Kerja). Uji kompetensi bagi tenaga
sanitarian tentu akan mengacu pada beberapa dasar hukum yang sudah ada, seperti
Standard Profesi Sanitarian. Standar Profesi adalah pedoman yang dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik yang ditetapkan oleh Menkes.
Standard profesi sanitarian dituangkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
373/Menkes/SK/III/2007 Tanggal : 27 Maret 2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian.
Pada tahun 2005 standard ini sebetulnya juga telah ditetapkan oleh Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dengan surat ketetapan nomor
03/MUNAS/V/2005.

Apabila mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan tersebut, uji kompetensi bagi
Sanitarian tentu akan sangat bersinggungan dengan tugas keseharian Sanitarian.
Sebagaimana kita ketahui (sesuai Kepmenkes tersebut) Sanitarian adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, hak, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat
memelihara, melindungi, dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.
Dengan mengacu pada batasan tersebut, untuk melakukan uji kompetensi ini, seorang
sanitarian akan selalui siap dengan berbagai jenis kemampuan/kompetensi sebagai
berikut :

1. Memahami Peraturan dan produk hukum yang terkait dengan profesi sanitarian.
2. Studi kelayakan (pengumpulan, pengolahan, dan analisa data).
3. Pengawasan Kesehatan Lingkungan.
4. Kemampuan melakukan diagnosa (kesehatan lingkungan)
5. Perbaikan kualitas kesehatan lingkungan.
6. Kemampuan melakukan intervensi (untuk mengatasi maslah kesehatan lingkungan) yang
ditemukan pada suatu obyek
7. Kemampuan melakukan pemeriksaan (kegiatan mendatangi, mengukur, mencatat, dan
melaporkan) kondisi lingkungan obyek kelompok I dan kelompok II (TTU, TPM,
TP2Pestisida, Industri kecil. Limbah, Perumahan, jamban, Kolam renang, Kebisingan, dll).
8. Kemampuan mengambil sampel dan spesimen.
9. Kemampuan melakukan konsultasi kesehatan lingkungan
10. Kemampuan melakukan supervisi
11. Kemampuan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan Analisi
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).
12. Kemampuan melakukan uji kelaikan (fisik dan laboratoris) terhadap obyek kesehatan
lingkungan.
13. Kemampuan melakukan pengamatan kesehatan lingkungan.

STANDAR PROFESI SANITARIAN

I. PENDAHULUAN

Profesionalisme tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan ditunjukkan dengan perilaku


tenaga sanitarian/kesehatan lingkungan yang memberikan pelayanan kesehatan
berdasarkan standar pelayanan, mandiri, bertanggung jawab dan bertanggung gugat,
serta senantiasa mengembangkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Dalam era globalisasi, tuntutan mutu pelayanan kesehatan lingkungan tidak dapat
dielakkan lagi. Peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan kepada
kesiapan seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut.
Sanitarian/ahli kesehatan lingkungan harus mampu bersaing dengan profesi
sanitarian/ahli kesehatan lingkungan dari negara lain. Untuk itu diperlukan adanya
standar profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan sebagai pedoman standarisasi
bagi profesi sanitarian/ahli kesehatan lingkungan.

Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan adalah tenaga profesional di bidang kesehatan


lingkungan yang memberikan perhatian terhadap aspek kesehatan lingkungan air,
udara, tanah, makanan dan vector penyakit pada kawasan perumahan, tempat-tempat
umum, tempat kerja, industri, transportasi dan matra.

Standar Kompetensi Sanitarian yaitu Peran, Fungsi dan Kompetensi Yang Harus
Dimiliki Oleh Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan
1. Peran Sebagai Pelaksana Kegiatan Kesehatan Lingkungan,Pengajar, Pelatih dan
Pemberdayaan Masyarakat, pengelola kesehatan lingkungan
2. Fungsi : Menentukan komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
manusia untuk Menganalisis hasil pengukuran komponen lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan lingkungan, Menginterprestasikan hasil pengukuran
komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia, Merancang dan
merekayasa Penanggulangan masalah Lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
manusia, Mengorganisir Penanggulangan masalah kesehatan lingkungan dan
Mengevaluasi hasil
3. kompetensi : Mampu mengidentifikasi komponen-komponen yang mempengaruhi
kesehatan manusia.
Standar Kompetensi Sanitarian/Ahli Kesehatan Lingkungan
Dalam menjalankan peran, fungsi dan kompetensinya, tenaga sanitarian harus
memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi, Melakukan pemeriksaan
kualitas fisik air dan limbah cair,melakukan pengambilan sampel pemeriksaan
kualitas fisik air dan limbah cair,melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
fisik air dan limbah cair ,melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik air dan limbah
cair ,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas fisik air dan limbah cair,
melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia air dan limbah cair,melakukan
pemeriksaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair,melakukan pengambilan
sampel mikrobiologi air dan limbah cair ,melakukan pengiriman sampel mikrobiologi
air dan limbah cair ,melakukan pemeriksaan sampel mikrobiologi air dan limbah
cair ,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas mikrobiologi air dan limbah cair,
melakukan pemeriksaan kualitas fisik udara/kebising-an/getaran/ kelembaban
udara/kecepatan angin & radi-asi,melakukan pengambilan sampel kualitas fisik
uda-ra/kebisingan/getaran/ kelembaban udara/kecepatan angin & radiasi ,melakukan
pengiriman sampel kualitas fisik uda-ra/kebisingan/getaran/ kelembaban
udara/kecepatan angin & radiasi ,melakukan pemeriksaan sampel kualitas fisik
uda-ra/kebisingan/getaran/ kelembaban udara/kecepatan angin & radiasi ,melakukan
analisis hasil kualitas fisik udara/kebising-an/getaran/ kelembaban udara/kecepatan
angin & radiasi,melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas kimia
udara ,melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas kimia udara ,melakukan
pemeriksaan sampel kualitas kimia udara,melakukan analisis hasil pemeriksaan
kualitas kimia udara ,melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi udara, melakukan
pengambilan sampel kualitas mikrobiologi udara ,melakukan pengiriman sampel
pemeriksaan kualitas mikrobiologi udara,melakukan pemeriksaan sampel kualitas
mikrobiologi udara Melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas mikrobiologi
udara,melakukan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah padat,melakukan
pengambilan sampel pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah padat ,melakukan
pengiriman sampel pemeriksaan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah
padat ,melakukan pemeriksaan sampel pemeriksaan kualitas fisik tanah dan limbah
padat ,melakukan analisis hasil pemeriksaan pemeriksaan kualitas fisik tanah dan
limbah padat,melakukan pemeriksaan kualitas kimia tanah dan lim-bah
padat,melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas kimia tanah dan limbah
padat .melakukan pengiriman sampel pemeriksaan pemeriksaan kualitas kimia tanah
dan limbah padat,melakukan pemeriksaan sampel pemeriksaan kualitas kimia kimia
tanah dan limbah padat,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia tanah
dan limbah padat,melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi & para-sitologi
ttanah dan limbah padat,melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi & parasitologi tanah dan limbah padat ,melakukan pengiriman sampel
pemeriksaan kualitas mikrobiologi & parasitologi tanah dan limbah padat ,melakukan
pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi & parasitologi tanah dan limbah padat
kualitas kimia kimia tanah dan limbah padat ,melakukan analisis hasil pemeriksaan
kualitas mikrobi-ologi & parasitologi ttanah dan limbah padat,melakukan
pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman,melakukan pengambilan sampel
pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman,melakukan pengiriman sampel
pemeriksaan kualitas fisik makanan dan minuman,melakukan pemeriksaan sampel
kualitas fisik makanan dan minuman ,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas
fisik makanan dan minuman ,melakukan pemeriksaan kualitas kimia makanan dan
minuman ,melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas kimia makanan dan
minuman,melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas kimia makanan dan
minuman,melakukan pemeriksaan sampel kualitas kimia makanan dan
minuman,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas kimia ma-kanan dan
minuman,melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan para-sitologi makanan
dan minuman,melakukan pengambilan sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi dan
parasitologi makanan dan minuman,melakukan pengiriman sampel pemeriksaan
kualitas mikrobiologi dan parasitologi makanan dan minuman,melakukan
pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi dan parasitologi makanan dan
minuman ,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas mikrobi-ologi dan
para-sitologi makanan dan minuman,melakukan pemeriksaan kualitas mikrobiologi
dan parasitologi sampel usap alat makanan minuman dan rectum ,melakukan
pengambilan sampel pemeriksaan kualitas mikrobiologi parasitologi sampel usap alat
makanan dan minuman ,melakukan pengiriman sampel pemeriksaan kualitas
mikrobiologi parasitologi sampel usap alat makanan dan minuman,melakukan
pemeriksaan sampel kualitas mikrobiologi parasitologi sampel usap alat makanan dan
minuman,melakukan analisis hasil pemeriksaan kualitas mikro-biologi parasitologi
sampel usap alat makanan dan minuman,melakukan Survai Vektor dan Binatang
Pengganggu,melakukan analisis hasil Survai Vektor dan Binatang
Pengganggu.,melakukan pengukuran kuantitas (debit) air dan air limbah,melakukan
analisis hasil pengukuran kuantitas (debit) air dan air limbah,mengidentifikasi makro
dan mikro bentos di badan air,melakukan pengambilan sampel makro dan mikro
bentos di badan air ,melakukan pengiriman sampel makro dan mikro bentos di badan
air ,melakukan pemeriksaan sampel makro dan mikro bentos di badan air
kualitas ,melakukan analisis hasil pemeriksaan makro dan mikro bentos di badan
air,melakukan pemeriksaan sample toksikan dan biomo-nitoring,melakukan
pengambilan sampel toksikan dan biomo-nitoring,melakukan pengiriman sampel
toksikan dan biomo-nitoring ,melakukan pemeriksaan sampel toksikan dan
biomo-nitoring ,melakukan analisis hasil pemeriksaan toksikan dan
biomo-nitoring ,melakukan analisis dampak kesehatan lingkungan,mengelola program
hygiene industri, kesehatan dan ke-selamatan kerja,erancang, mengoperasikan, dan
memelihara peralatan pengelolaan sampah,mengoperasikan alat pengeboran air
tanah.,mlakukan pengeboran air tanah untuk pembangunan sarana air
bersih,mlakukan pendugaan air tanah,mngkalibrasi dan memelihara peralatan
pengujian,mngoperasikan alat alat aplikasi pengendalian vektor,mngelola alat-alat
pengambil sampel udara,mlakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan
(komuni-kasi),mngawasi sanitasi pengelolaan linen,melakukan pengelolaan limbah
padat sesuai jenisnya,melakukan Pengendalian Vektor dan Binatang
Peng-ganggu,melakukan pengelolaan pembuangan tinja,mengawasi sanitasi
pengelolaan limbah bahan ber-bahaya dan beracun (B3),melakukan surveilance
penyakit berbasis lingkungan,berwirausaha di bidang kesehatan pelayanan kesehatan
lingkungan,melakukan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
lingkungan,menilai kondisi kesehatan perumahan (kepadatan hu-nian, lantai, dinding,
atap, ventilasi, jendela dan pena-taan ruangan/bangunan),menerapkan prinsip sanitasi
pengelolaan makanan,menerapkan HACCP dalam pengelolaan makanan dan
minuman,mengawasi sanitasi tempat pembuatan, penjualan, pe-nyimpanan,
pengangkutan & penggunaan pestisida,mengawasi Sanitasi Tempat-tempat Umum,
Industri, Pa-risata, Permukiman dan Sarana Transportasi,melaksanakan penelitian
yang berkaitan dengan kese-hatan lingkungan,merancang teknologi tepat guna dan
ramah lingkungan ,melakukan intervensi administratif sesuai hasil analisis sampel air,
tanah, udara, limbah makanan dan minu-man, vektor dan binatang
pengganggu,melakukan intervensi teknis sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara,
limbah makanan dan minuman, vektor dan binatang pengganggu,melakukan
intervensi sosial sesuai hasil analisis sampel air, tanah, udara, limbah makanan dan
minuman, vektor dan binatang pengganggu,mengelola klinik sanitasi.

KODE ETIK SANITARIAN/AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN


Organisasi Profesi Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia [ HAKLI ]
menyusun dan menetapkan kode etik sanitarian atau ahli kesehatan lingkungan
sebagai landasan semangat, moralitas dan tanggung jawab yang berkeadilan dan
merupakan kewajiban baik untuk dirinya sendiri, teman seprofesinya, klien /
masyarakat maupun kewajiban yang sifatnya umum sebagai insan profesidan dalam
melaksanakan peran dan pengabdiannya , dalam melakukan kewajiban profesinya
yang terdiri dari Kewajiban Umum, kewajiban sanitarian terhadap klien / masyarakat,
kewajiban sanitarian terhadap teman seprofesi, kewajiban sanitarian terhadap diri
sendiri
PENUTUP
Sebagai pedoman bagi para ahli kesehatan lingkungan dalam melaksanakan
pekerjaannya sebagai tenaga kesehatan di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangannya
Seorang sanitarain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya senantiasa dilandasi
oleh kode etik dan selalu menjujung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
Di dalam melaksan akan tugas dan fungsi dalam pengabdiannya berpedoman pada
standar kompetensi. Standar kompetensi ini senantiasa terus dilengkapi dengan
perangkat-perangkat keprofesian yang lain.

Daftar Kepustakaan.

1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
19/KEP/M.PAN/11/2000 Tentang Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka
Kreditnya;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
373/Menkes/Sk/III/2007 Tentang Standar Profesi Sanitarian

14. Surat ketetapan Nomor 03/MUNAS/V/2005 Himpunan Ahli Kesehatan


Lingkungan (HAKLI) telah menetapkan Standar Profesi Sanitarian/Ahli kesehatan
lingkungan
Standar Kompetensi Manajerial
Jabatan Fungsional Sanitarian
February 18, 2017 / By jafung / In Jabatan Fungsional / Leave Comment

Jabatan Fungsional Sanitarian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pengamatan, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara, melindungi
dan meningkatkan cara-cara hidup bersih dan sehat.

Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian merupakan persyaratan


Kompetensi Manajerial minimal yang harus dimiliki oleh seorang pemangku Jabatan
Fungsional Sanitarian dalam melaksanakan tugas jabatan. Standar Kompetensi
Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian digunakan dalam pengangkatan Jabatan
Fungsional Sanitarian. Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Sanitarian harus
sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Standar Kompetensi Manajerial JabFung Sanitarian meliputi kompetensi dengan


penentuan levelnya. Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian
terdiri atas kelompok kompetensi yang meliputi kemampuan:
a. berpikir;
b. mengelola diri;
c. mengelola orang lain;
d. mengelola tugas; dan
e. mengelola sosial dan budaya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Kompetensi Manajerial JabFung Sanitarian


tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini. Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Download Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015
tentang Standar Kompetensi Manajerial JabFung Sanitarian.

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu.
2. Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
3. Kompetensi Manajerial adalah soft competency yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
4. Standar Kompetensi Manajerial adalah persyaratan kompetensi manajerial minimal yang
harus dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas jabatan.

Menimbang :

1. bahwa dalam rangka menjamin obyektivitas dan kualitas pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
dalam jabatan fungsional, perlu disusun standar kompetensi manajerial jabatan fungsional;
2. bahwa standar kompetensi manajerial jabatan fungsional Sanitarian digunakan dalam rangka
meningkatkan profesionalisme dan kompetensi jabatan fungsional Sanitarian;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Kompetensi Manajerial Jabatan
Fungsional Sanitarian;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010;
4. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
97 Tahun 2012;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/10/M.PAN/3/2006 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
19/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya;
6. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 297);

Anda mungkin juga menyukai