Pd
HANDOUT
RESPIRASI
KELAS VII
Oksigen di udara -> berdifusi melalui membran ke sitoplasama -> menuju mitokondria -
> oksigen digunakan untuk memecah senyawa organik -> menghasilkan energi dan zat sisa
berupa air dan karbon dioksida -> zat sisa menuju membran -> karbon dioksida berdifusi-
> karbon dioksida masuk ke udara
Protozoa tidak mempunyai alat pernapasan khusus untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida. Oksigen masuk ke dalam sel malalui selaput plasma secara difusi. Demikian
juga karbon dioksida dari dalam sel deikeluarkan melalui selaput plasma.Hewan bersel satu
hanya mempunyai satu sel, oleh karena itu seluruh proses kehidupan dilakukan di dalam sel
tersebut. Hewan bersel satu sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Hewan ini hidup
di tempat-tempat berair, misal danau, sungai, laut, tanah basah.
Hewan bersel satu bernafas melalui seluruh permukaan tubuhnya. Pada saat hewan ini bernafas,
oksigen (O2) masuk dan karbondioksida (CO2) keluar melalui permukaan tubuh secara difusi,
yaitu O2 masuk dan CO2 keluar dengan cara menembus dinding sel yang tipis. Contoh hewan
bersel satu adalah Amuba, Euglena dan ParamaeciumProtozoa tidak mempunyai alat pernapasan
khusus untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen masuk ke dalam
sel malalui selaput plasma secara difusi. Demikian juga karbon dioksida dari dalam sel
deikeluarkan melalui selaput plasma
Porifera
Mekanisme Pernapasan :
Air beroksigen masuk ke tubuh melalui pori-pori -> oksigen dalam air masuk melalui koanosit
secara difusi dibawa ke mitokondria -> oksigen dipakai mengurai senyawa organik ->
menghasilkan karbon dioksida -> karbon dioksida larut dalam air -> air dibawa menuju
membran -> keluar dari membran menuju spongosol -> digerakkan sel flagellum koanosit ->
keluar melalui oskulum
Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat pada
seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan
selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan
rongga spongocoe. Aliran air yang masuk melalui ostium menuju rongga spongocoel membawa
oksigen sekaligus zat-zat makanan. Pengikatan O2 dan pelepasan CO2 dilakukan oleh sel leher
(koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan proses
pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar melalui oskulum.
Anelida
Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari lingkungan berdifusi -> masuk ke kapiler darah pada kulit -> oksigen diikat
hemoglobin -> darah diedarkan ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon
dioksida berdifusi keluar melalui kulit
Cacing menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas. Hewan ini memanfaatkan
permukaan kulitnya untuk bernapas. Oleh karena itu, kulit cacing tanah selalu basah untuk
memudahkan terjadinya pertukaran udara. Di bawah permukaan kulitnya yang basah tersebut,
ternyata terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam
kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida
yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.
Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya, misalnya anggota filum
Platyhelminthes yaitu Planaria dan anggota filum Annelida yaitu cacing tanah (Pheretima sp.).
Namun, pada beberapa Annelida bernapas dengan insang, misalnya Annelida yang hidup di air
yaitu Polychaeta (golongan cacing berambut banyak) ini bernapas menggunakan sepasang
porapodia yang berubah menjadi insang.
Pada Planaria, O2 yang terlarut di dalam air berdifusi melalui permukaan tubuhnya. Demikian
juga dengan pengeluaran CO2. Pada cacing tanah, O2 berdifusi melalui permukaan tubuhnya
yang basah, tipis, dan memiliki pembuluh – pembuluh darah. Selanjutnya, O2 diedarkan ke
seluruh tubuh oleh sistem peredaran darah. CO2 sebagai sisa pernapasan dikeluarkan dari
jaringan oleh pembuluh darah, kemudian keluar melalui permukaan tubuh secara difusi.
Mollusca
Mekanisme Pernapasan :
oksigen dari luar -> masuk ke tubuh -> melalui paru-paru (moluska darat) / insang (moluska
air) -> menuju ke jantung -> melalui aorta -> menyebar ke hemosoel
Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi, dan kerang
(Bivalvia) bernapas menggunakan insang. Aliran air masuk ke dalam insang dan terjadi
pertukaran udara dalam lamela insang. Mollusca yang hidup di darat, seperti siput darat (bekicot)
bernapas menggunakan paru-paru.
Insecta
1. Alat Respirasi pada Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton)
yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak
berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel men punyai katup yang dikontrol oleh otot
sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-
pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi
yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Pernapasan dilakukan menggunakan trakea yang seperti tabung berisi udara. Tabung itu terbuka
di permukaan thoraks dan abdomen melalui pasangan katup spirakel. Sistem pernapasan pada
belalang sama saja dengan sistem pernapasan pada serangga lain seperti nyamuk, lalat, dan
kupu-kupu. Belalang berukuran lebih besar mungkin perlu lebih sering membuka ventilasi
tubuhnya untuk membuka beberapa spirakel. Belalang menggunakan otot abdominal untuk
mengembangkan tubuhnya dan memompa air ke dalam sistem pernapasannya
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel kemudian menuju pembuluh-pembuluh trakea.
Pembuluh trakea akan bercabang hingga menjadi cabang halus yang disebut trakeolus. Trakeolus
adalah tempat terjadinya pertukaran gas dengan sel-sel tubuh. Darah tidak mengangkut oksigen,
melainkan hanya mengangkut sari-sari makanan. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
tersusun oleh sel yang disebut trakeoblas. Cairan pada ujung trakeolus berfungsi supaya udara
mudah berdifusi ke jaringan. Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea memipih
sehingga udara kaya karbon dioksida keluar dari tubuh. Jika otot perut berelaksasi maka trakea
kembali pada volume semua sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya
mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada
serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada
serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke
perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu
lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai
rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui
sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari
air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang
halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Pisces
Pernapasan juga merupkan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan seekor
ikan. Ikan harus mendapatkan supply oksigen yang cukup di dalam jaringannya agar dapat
melepas energi melalui oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepas dipergunakan untuk
kegiatan tubuh didalam menjalani masa kehidupannya.
Ikan hanya dapat hidup di air dan mempunyai alat pernapasan yang khusus. Ikan bernapas
dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepala Insang berbentuk lembaran-
lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap
lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis
(lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan
tidak ditutupi oleh operkulum
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat
ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa
jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk
lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi
menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan
yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain
dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar.
Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander.
Gelembung Renang
Gelembung renang pada ikan berwarna keputih-putihan. Secara umum gelembung renang ikan
terdiri dari dua rongga. Tetapi ada juga jenis ikan yang sulit ditemukan gelembung renangnya.
Bentuk gelembung renang pada setiap jenis ikan cukup bervariasi. Bahkan diantara kedua rongga
itu bisa juga bervariasi seperti halnya pada ikan mas (Cyprinus carpio) rongga bagian anterior
lebih besar dari pada rongga bagian posterior. Tetapi ada juga yang bagian posterior lebih besar
dari pada bagian anterior contoh pada ikan tawes (Puntius javanicus).
Pada beberapa jenis ikan, pneumatocyv mempunyai hubungan dengan esophagus dengan
perantara suatu saluran yang disebut sebagai : ducus pneumaticus. Berdasarkan ada tidaknya
ducus pneumaticus ini maka ikan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Physostomy, yaitu golongan ikan yang mempunyai ducus pneumaticus
2. Physoclisti, yaitu golongan ikan yang tidak mempunyai ducus pneumaticus
Golongan ikan yang tidak mempunyai ducus pneumaticus, pemasukan dan pengeluaran udara ke
dalam pneumatocyt dilakukan oleh suatu bangunan yang terdapat pada bagian muka atas dari
dinding pneumatocyt yang disebut macula rubra. Macula rubra ini berupa anyaman pembuluh
darah yang disebut sebagai rate mirabile.
Amphibi
1. Alat pernapasan pada katak
Pada katak: proses respirasi dilakukan dengan menggunakan paru-paru dan kulit.
Reptil bernapas dengan paru – paru. Udara masuk melalui hidung => batang tenggorokan =>
paru – paru. Dalam paru – paru, oksigen diserap, sedangkan karbon dioksida dikeluarkan.
Contoh reptile adalah ular, kadal, buaya, cicak, dan biawak. Paru-paru reptilia berada dalam
rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan
beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya, paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan
yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Reptil yang sering berkubang di air
misalnya buaya, lubang hidungnya dapat ditutup selamamenyelam. Tujuannya agar air tidak
masuk ke dalam paru – paru.
Aves
1. Sistem respirasi aves
1) Jalur Pernapasan Burung
Pada burung, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung
berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
2) Alat Pernapasan Burung
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-
pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan
sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada
(saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus
interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi
difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung
menjadi efisien.
Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.
1. Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2. Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
3. Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4. Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.
Respirasi ini merupakan sistem pernapasan yang juga menyangkut persoalan pergerakan energi
di tubuh makhluk hidup dalam mendukung interaksi senyawa.
Manusia membutuhkan O2 untuk bisa bernapas, sedangkan untuk tumbuhan membutuhkan CO2,
kecuali diwaktu malam hari, Tumbuhan juga menghirup O2. Namun respirasi pada tumbuhan
ini juga berkaitan dengan sistem yang amat erat mengenai proses perubahan kimiawi. Apabila
pada manusia, respirasi ini bertujuan untuk dapat menghidupkan organ keseluruhan hingga
sistem syaraf pusat, pada tumbuhan pun juga demikian.
Pengertian Respirasi Tumbuhan merupakan suatu proses di mana tumbuhan itu menyerap
molekul oksigen yang terdapat di udara untuk dapat menghasilkan air, karbon dioksida, serta
juga energi, yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang. Respirasi pada
tumbuhan tersebut diketahui terjadi diwaktu pagi sertasiang hari bersamaan dengan proses
fotosintesis dan juga diwaktu malam hari saat tumbuhan tidak melakukan fotosintesis. Dapat
juga dikatakan bahwa 100% dari proses respirasi itu terjadi pada saat tumbuhan berfotosintesis.
Proses respirasi pada tanaman tersebut melibatkan penggunaan gula yang dihasilkan selama
fotosintesis dan juga oksigen untuk menghasilkan energi bagi pertumbuhan tanaman. Dalam
banyak hal, respirasi tersebut merupakan kebalikan dari fotosintesis. Di lingkungan alami,
tanaman juga menghasilkan makanannya sendiri untuk dapat bertahan hidup.
Dalam proses fotosintesis tumbuhan itu menggunakan karbon dioksida (CO2) dari lingkungan
untuk dapat menghasilkan gula serta oksigen (O2), yang nantinya dimanfaatkan ialah sebagai
sumber energi. Perbedaan yang lainnya antara fotosintesis serta juga respirasi ialah fotosintesis
hanya terjadi pada daun serta batang saja, respirasi itu terjadi pada daun, batang serta juga akar
tanaman. Proses respirasi tersebut direpresentasikan sebagai berikut ini.
Rumus Kimia Respirasi Pada Tumbuhan :
C₆H₁₂O₆ + 6O₂ → 6CO₂ + 6H₂O + 38 ATP (Energi)
Proses dan Tahapan Respirasi Pada Tumbuhan
Setiap proses pasti terdapat prosedur didalamnya, begitu juga dengan respirasi tanaman ini yang
memiliki proses yang urut serta runtut. Namun pada beberapa tumbuhan itu mungkin
mempunyai proses yang berbeda urutannya karena tiap spesies tanaman, sejatinya itu
mempunyai proses bernapas yang berbeda.
1. Penyerapan O2 dari Alam
Pada Tahapan ini ialah proses yang mana terjadi penangkapan atau juga penyerapan gas oksigen
dari alam. Tumbuhan ini ternyata mempunyai kemampuan ini juga, walaupun mereka hanya
membutuhkan CO2 saja disaat melakukan fotosintesis.
2. Mobilisasi Gas & Penyerapan O2
Pergerakan gas-gas pada tumbuhan tersebutakan terjadi pada proses ini. Yang mana pada
tumbuhan, proses yang dimaksud dinamakan difusi. Mungkin tepatnya, dikatakan bahwa pada
proses tersebut, tumbuhan mulai melakukan pertukaran gas lama dengan gas baru pada
tubuhnya. Di proses tersebut, tumbuhan juga memasukkan O2 ke dalam selnya.
4. Pertukaran CO2
Di sini terjadi difusi lagi yang mana terdapat proses pelepasan O2, sedangkan CO2 yang
dihasilkan itu akan diserap oleh tubuh tanaman itu sendiri. Berbagai sel pada tumbuhan akan
menikmati proses tersebut sebagai penunjang hidup mereka.
5. Tahapan Respirasi
Terdapat beberapa tahapan respirasi yang perlu diketahui, seperti misalnya ialah Glikosis. Ini
merupakan sebuah tahapan di mana glukosa yang dihasilkan didalam tumbuhan itu diubah
menjadi 2 molekul asam piruvat.
Macam Jenis Respirasi Pada Tumbuhan
Terdapat 2 jenis respirasi pada tumbuhan yang dikenal didalam studi biologi sejak zaman sampai
pada sekarang ini. Dari keduanya itu dapat dibedakan bahwa beberapa tumbuhan ternyata masih
mempunyai kebutuhan pada O2 walalupun dikatakan mereka itu bernapas dengan CO2.
1. Respirasi Aerob
Jenis Respirasi Aerob merupakan sistem yangmana tumbuhan itu menggunakan oksigen yang
terdapat di udara untuk bisa mendapatkan energi bagi dirinya. Pemecahan karbohidrat pada
tumbuhan itu sangat bergantung pada O2. Respirasi tersebut terjadi seumur hidup dan juga
sintesisnya ialah karbondioksida (CO2) serta air (H2O).
2. Respirasi Anaerob
Jenis Respirasi Anaerob merupakan sistem yang mana tumbuhan itu tidak perlu memakai O2
dalam melakukan reaksi pemecahan rantai karbohidrat. Respirasi tersebut terjadi hanya
sementara pada tumbuhan, hasilnya ialah sintesis berupa alkohol serta juga karbondioksida. Jenis
respirasi ini menghasilkan ATP (Energi) yang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan
respirasi Aerob.
Faktor Yang Mempengaruhi Respirasi Tumbuhan
Adapun Faktor yang mempengaruhi respirasi tumbuhan ini akan diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor Internal :
Faktor Protoplasmik
Konsentrasi substrat respirasi yang tersedia
2. Faktor Eksternal :
Temperatur
Cahaya
Konsentrasi oksigen di udara
Konsentrasi karbon dioksida
Tersedianya air
Luka pada organ tumbuhan
Senyawa kimia
Perlakuan mekanik
Zat Yang Menghambat Proses Respirasi
Selain dari beberapa syarat yang dibutuhkan supaya tumbuhan itu bisa melakukan respirasi,
terdapat juga beberapa zat yang mampu untuk membuat proses respirasi tumbuhan itu menjadi
terganggu. Dibawah ini merupakan beberapa jenis zat yang menggangu dari pada proses
Respirasi pada tumbuhan, diantaranya :
Iodoasetat (C2H3IO2)
Fluorida
Sianida
Kloroform, Aseton dan Eter
Daftar Pustaka
https://pendidikan.co.id/pengertian-respirasi-tumbuhan-tahapan-jenis-dan-faktornya/
https://sainsone.files.wordpress.com/2008/06/sistem-respirasi-pada-hewan.pdf ( Diakses tanggal 28
November 2020)
staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bb2-Respirasi.pdf
Niati, Sarah. 2013. Makalah Sistem Respirasi Hewan Vertebrata Dan Invertebrata.
Universitas Lampung.
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mekanisme-pernapasan-pada-manusia-1949/