Anda di halaman 1dari 8

SUKU DAYAK

A. Kebudayaan Suku Dayak


1). Pakaian Adat Suku Dayak

Pakaian adat untuk wanita dinamakan Ta’a dan untuk para lelakinya
bernama sapei sapaq. Biasanya pakaian adat tersebut digunakan saat
acara besar dan menyambut tamu agung. Ta’a terdiri dari da’a yaitu
semacam ikat kepala yang terbuat dari pandan yang umumnya
digunakan oleh orang tua. Atasan atu baju yang mereka kenakan
disebut sapei inoq dan bawahannya berupa rok yang disebut dengan
Ta’a.

2). Rumah Adat Suku Dayak

Rumah Betang atau rumah Panjang adalah rumah adat khas Kalimantan
yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu
sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman sku Dayak. Bentuk dan
besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat.

3). Tarian Suku Dayak

•Tari Hudoq

adalah bagian ritual suku Dayak Bahau dan Dayak Modang, yang biasa
dilakukan setiap selesai manugal atau menanam padi, pada bulan
September – Oktober.

•Tarian Leleng
adalah tarian gadis suku dayak Kenyah yang bercerita tentang seorang
gadis bernama Utan Along yang akan dikawinkan secara paksa dengan
pemuda yang tak dicintainya.

•Tarian Kancet Papatai

adalah tarian perang yang bercerita tentang seorang pahlawan Dayak


Kenyah yang sedang berperang melawan musuhnya.

4). Alat Musik Suku Dayak

• Garantung atau gong

• Gandang (gendang)
• Kalali

• Suling Balawung

B. Adat Istiadat Suku Dayak


1). Upacara Tiwah

Tiwah adalah ritual yang dilaksanakan untuk pengantaran


tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di
buat. Sandung adalah tempat semacam rumah kecil yang
memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal
dunia.
2). Manajah Antang

Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya.


Contohnya, Manajah Antang. Manajah Antang merupakan satu
cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari
keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para
leluhur dengan media burung Antang, dimanapun musuh yang
di cari pasti akan ditemukan.
3). Mangkok Merah

Mangkok merah merupakan media persatuan Suku Dayak.


Mangkok merah beredar jika orang Dayak merasa kedaulatan
mereka dalam bahaya besar. Panglima perang atau biasa
disebut pangkalima oleh masyarakat Dayak, biasanya akan
mengeluarkan isyarat siaga berupa mangkok merah yang di
edarkan dari kampung ke kampung secara cepat sekali.

C. Sistem Kepercayaan Suku Dayak


Masyarakat Dayak terbagi menjadi beberapa suku, yaitu
Ngaju, Ot, Danum, dan Ma’anyan di Kalimantan Tengah.
Kepercayaan yang dianut meliputi: agama Islam, Kristen,
Katolik, dan Kaharingan (pribumi). Kata Kaharingan
diambil dari Danum Kaharingan yang berarti air
kehidupan. Masyarakat Dayak percaya pada roh-roh:
•Sangiang nayu-nayu (roh baik);
•Taloh, kambe (roh jahat).
Dalam syair-syair suci suku bangsa Ngaju dunia roh
disebut negeri raja yang berpasir emas. Upacara adat
dalam masyarakat Dayak meliputi:
•Upacara pembakaran mayat,
•Upacara menyambut kelahiran anak, dan
•Upacara penguburan mayat.
•Upacara pembakaran mayat disebut tiwah dan
abu sisa pembakaran diletakkan di sebuah
bangunan yang disebut tambak.

D. Bahasa Suku Dayak


Awal mula bahasa Dayak dari bahasa Austronesia
yang masuk melalui bagian utara Kalimantan
kemudian menyebar kea rah timur hingga masuk ke
pedalaman, serta pulau-pulau di Pasifik dan
Selandia Baru. Sampai saat ini, bahasa Dayak
berkembang seiring beragam pengaruh.
E. Makanan Khas Suku Dayak
1). Juhu Singkah / Umbut Rotan

2). Kalumpe / Karuang


3). Wadi

Anda mungkin juga menyukai