Anda di halaman 1dari 3

DINAS KESEHATAN KOTA PADANGSIDIMPUAN

UPTD. PUSKESMAS PIJORKOLING


Jalan H.T.Rizal Nurdin Km.7 Pal-IV Pijorkoling
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Kode Pos 22733

Temuan Audit dan Rencana Tindak Lanjut

Proses Cara kerja di Ruang Farmasi UNIT: UKP Farmasi


Kriteria Audit SOP dan standar Akreditas
Bagian I : Rincian Ketidaksesuaian

Uraian
Bukti – Bukti Obyektif Metode Audit
Ketidaksesuaian
1. Tidak ada Tidak ditemukan dokumentasi Wawancara,
petugas farmasi ketersediaan obat terhadap formularium. periksa dokumen
yang melakukan SOP
evaluasi
ketersediaan
obat terhadap
formularium
2. Tidak ada Tidak ada bukti dokumentasi
pelaksanaan pelaksanaan dan pengawasan
dan pengelolaan obat dari dinas kesehatan
pengawasan kota.
pengelolaan
obat oleh dinas
kesehatan kota
3. Petugas farmasi Tidak ada bukti penanganan obat
tidak melakukan kadaluarsa/rusak
obat penan-
ganan obat
kadaluarsa/
rusak sesuai SK
dan SOP.
4. Petugas tidak Tidak ada bukti dokumentasi tentang efek
ada membuat samping obat pada rekam medis.
dokumentasi
tentang efek
samping obat
yang dibuat
pada rekam
medis
5. Petugas Tidak
membuat Tidak ada bukti pencatatan, pemantauan,
pencatatan, pelaporan efek samping obat KTD.
pemantauan,
pelaporan efek
samping obat
KTD.
6. Obat emergensi
tidak tersedia Hanya terdapat Lidocain ampul untuk
lengkap sesuai obat emergensi yang disediakan
SK dan SOP
penyediaan obat
emergensi
7. Tidak ada
Kulkas dalam Tidak terdapat kulkas penyimpanan obat
penyimpanan di ruangan farmasi
obat sesuai
dengan SOP di
ruang farmasi
8. Tidak ada moni-
toring penyedi- Tidak ada terdapat bukti monitoring
aan obat emer- penyediaan obat emergensi sesuai SOP
gensi sesuai
dengan SOP.

Bagian 2: Rencana tindak lanjut dari analisis akar permasalahan, tindakan


koreksi dan perbaikan dengan waktu penyelesaian
Analisis Akar Permasalahan (Bagaimana/Mengapa hal ini bisa terjadi?)
1. Petugas tidak melakukan evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium
karena belum tahu.
2. Petugas belum memiliki bukti pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan obat
oleh dinas kesehatan kota karena belum melakukan pengawasan obat.
3. Petugas tidak ada melakukan penanganan obat kadaluarsa / yang dikelola
sesuai kebijakan SK dan SOP karena tidak tahu.
4. Petugas tidak ada melakukan dokumentasi tentang efek samping obat yang
dibuat pada rekam medis karena tidak dikerjakan.
5. Petugas tidak melakukan pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat
KTD sesuai dengan SOP karena masih melengkapi.
6. Obat emergensi tidak tersedia lengkap sesuai SK dan SOP penyediaan obat
emergensi karena hanya beberapa saja yang disediakan.
7. Petugas belum memiliki kulkas untuk penyimpanan obat sesuai dengan SOP di
ruang farmasi karena masih dalam pengadaan barang.
8. Tidak ada monitoring penyediaan obat emergensi sesuai dengan SOP karena
belum dikerjakan.
Tindakan perbaikan dan waktu penyelesaian :
1. Melakukan evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium dengan waktu 1 bu-
lan.
2. Membuat bukti pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan obat oleh dinas
kesehatan kota dengan waktu 1 bulan.
3. Melakukan penanganan obat kadaluarsa / yang dikelola sesuai kebijakan SK dan
SOP dengan waktu 1 bulan.
4. Membuat dokumentasi tentang efek samping obat yang dibuat pada rekam medis
dengan waktu 1 bulan.
5. Membuat pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat KTD sesuai
dengan SOP dengan waktu 1 bulan.
6. Melengkapi obat emergensi sesuai SK dan SOP dengan waktu 1 bulan.
7. Mengadakan kulkas untuk penyimpanan obat sesuai dengan SOP di ruang
farmasi dengan waktu 1 bulan.
8. Membuat monitoring penyediaan obat emergensi sesuai dengan SOP dengan
waktu 1 bulan.
Tindakan pencegahan supaya tidak terulang :
Petugas mengerti dan mengerjakan sesuai dengan standar akreditasi.
Unit kerja: Auditor : Auditee :
Farmasi Sapianum Elida sari
Devi Yunani Nurma sari
Nikma Hairani
Tanggal: 12 April 2018
Bagian 3 : Verifikasi/penilaian Auditor tentang rencana kegiatan :

Anda mungkin juga menyukai