Anda di halaman 1dari 31

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN

PRODUK

 Penelitian dan Pengembangan


 Proses Pengembangan Produk Baru
 Desain Produk dan Spesifikasi Kualitas

PENELITIAN DAN PERKEMBANGAN


 Sangat vital untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Tujuan :
1. Mencari hubungan kimia dan fisika dasar terkait produk dan proses perusahaan sendiri.
2. Memperbaiki produk yang ada (yang diperbaiki dapat dari segi proses maupun
efektivitasnya)
3. Menemukan penggunaan-penggunaan baru (Contoh Apirin sekarang banyak digunakan
untuk obat jantung)
4. MENGEMBANGKAN PRODUK BARU
5. Mengurangi biaya produk melalui perbaikan operasi dan proses produksi
6. Mengembangkan pengujian dan spesifikasi (dalam hal ini harus dilakukan validasi metode
analisis)
7. Menganalisis produk kompetitor
8. Mengoptimalkan produk sampingan dari proses produksi

Sumber Ide (Gagasan)

1. Internal (dapat berasal dari marketing, bidang penelitian dan pengembangan) dan eksternal.
2. Internal : Peran sistem saran (sugesti)
3. Ekternal : Membeli ide Mis : dari suatu perguruan tinggi

Desain Tiruan
1. Menjadi INOVATOR atau IMITATOR
- Mana yang menguntungkan ?
Dilihat dari segi Biaya: Imitator
Dilihat dari Image : Inovator
dengan adanya Imitator dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang lalu, teapi
biasanya tetap Inovator yang selangkah lebih maju.
2. Design by Imitator
a. Reverse engineering (beli, bongkar, tiru)
b. Spionase industrial
c. Pembajakan SDM
( merekrut anggota-anggota/pihak-pihak yang terlibat dalam perancangan dan
pengembangan produk tersebut. misal: bagian R&D)

89
Product Life Cycles

Volume

Penjualan Kejenuhan

Penurunan

Pertumbuhan

Pengenalan

Waktu
Tidak semua produk menjalani keempat fase di atas !

Ket Grafik : bila suatu kejenuhan tersebut tidak dipertahankan maka dapat berimbas produk
tersebut tidak dapat dipertahankan untuk itu pada saat fase pertumbuhan perlu dilakukan suatu
perubahan -perubahan supaya tetap statis (bertahan).

Tren dalam Pengembangan Produk

1. Mengurangi Macam Produk


(Supaya tidak menumpuk pada inventory)
2. Menghentikan produk dengan margin kecil
3. Penyederhanaan (Simplifikasi) produk

90
PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU

Teknologi
PASAR
PENCARIAN R&D

Seleksi Produk

Desain Produk Desain Proses

Pengujian

Desain Proses
Desain Produk

Produk Perencanaan

Kriteria Produk Baru

1. Potensi Pasar
2. Kelayakan Finansial (modal dapat diperoleh dari pinjaman bank)
3. Kesesuaian operasi (berhubungan dengan fasilitas/alat)

Analisis Produksi Baru


1. Metode Penilaian (Scoring)
 Volume Penjualan
 Perlindungan paten persaiangan
 Ketersediaan bahan
 Kualitas produk
 Resiko teknis
2. Return on Investment

91
Return on Investment (ROI)

PT X PC X AV X C X L
RoI = TDC

Keterangan :

PT : Probabilitas keberhasilan teknis, 0-1


pC : Probabilitas keberahasilan komersial, o-1
AV : Volume per tahun, unit
C : Kontribusi laba per produk (harga minus biaya), Rp/unit
L : Produk life cycle, tahun
TDC : Biaya atau investasi total pengembangan produk, Rp

Kendala
1. Kurangnya ide yang baik
(maksudnya ide yang tidak didukung dari suatu data/feasibility study, guna mengetahui
apakah produk tersebut benar yang utama atau produk mee too)
2. Kompetisi yang semakin ketat (ada 2 sisi dari mutu dan servis)
3. Batasan dari konsumen dan pemerintah
4. Biaya pengembangan yang semakin mahal
5. Tingkat kegagalan produk yang tinggi
6. Life Cycles yang pendek

DESAIN PRODUK DAN SPESIFIKASI KUALITAS

Desain Modul
- Mengembangkan rangkaian komponen produk dasar (modul)
Diversifikasi
- Menambah/memperluas macam produk yang berbuat
- Untuk rugi diversifikasi: Marketing Vs Produksi Vs Finansial

Standardisasi
Konflik dalam desain
- Marketing Vs Produksi Vs Finansial

Dimensi kualitas pada desain produk


- 8 Dimensi kualitas (mutu)
- Menjawab kebutuhan konsumen

92
8 Dimensi Waktu
1. Aesthetics (mis : mengapa suatu tablet harus dicoating)
2. Conformance ( sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam FI)
3. Durability (daya tahan suatu produk)
4. Feature
5. Performance (kinerja: berhubungan dengan efektif/tidaknya)
6. Perceived guality (kualitas yang diterima)
7. Reliability (dapat dipercaya/tidak)
8. Serviceability

Drug Development Flowchart

Drug Discovery

Formulation

Animal Studies
Assay Development

Bioavailability or Clinical Studies

Scale-Up Stabilit Specification

Process Validation Quality Assurance

93
PENGEMBANGAN PRODUK

 Pengembangan Produk

 Pabrik

Dalam pabrik terdapat 2 kegiatan, yaitu praformulasi dan skala industri

1. Praformulasi atau praformulation adalah pembuatan obat atau sediaan obat dalam
skala kecil.

2. Skala industri adalah pembuatan sediaan obat dalam skala besar dari sediaan yang
telah dibuat dan diuji melalui proses praformulasi.

Tujuan dari proses praformulasi adalah membuat sediaan yang mantap baik secara fisika,
kimia, mikrobiologi dan farmakologi.

Pengembangan produk atau praformulasi adalah proses optimasi suatu obat

melalui penetapan sifat kimia, fisika, farmakologi dan mikrobiologi dalam

rangka pembuatan suatu bentuk sediaan yang dipilih agar mantap, efektif

dan aman. bukan saja mengenai zat berkhasiatnya tetapi juga berkaitan

dengan zat-zat lain.

Dalam proformulasi terdapat perpaduan dari beberapa unsur yang terdiri dari :

 Zat berkhasiat Wajib


 Zat bantu
 Zat pembawa
 Wadah Wajib

Keempat unsur tersebut digunakan untuk membuat bentuk sedian yang direncanakan dan
diujinya. Namun dari 2 unsur wajib tersebut dapat diciptakan suatu bentuk sediaan obat.

Contoh :
Prokain Penisilin G atau BenzilProkain Penisilin dikemas dalam vial dan
disajikan dalam bentuk serbuk, karena Prok. penisilin G jika dilarutkan dalam air dapat
terurai, khususnya pada gugus beta laktam.
Kecuali jika disajikan dalam bentuk suspensi dengan pembawa minyak.

94
Minyak yang dapat digunakan adalah minyak nabati (contoh: minyak kacang atau oleum
arachidis) dan minyak sintetik dalam proformulasi dari masing-masing unsur harus diuji
mutunya:

Zat berkhasiat Zat Bantu Pembawa Wadah

Uji mutu Uji mutu Uji mutu Uji mutu

PenCampuran
(bentuk sediaan yang direncanakan)

Uji mutu

Uji mutu Apa mutunya sudah bagus?

Apakah Berinteraksi/Tidak?

Jika Bagus

Produksi skala industri

Uji mutu

Pengetiketan atau pengemasan

95
ad 1. ZAT BERKHASIAT

Zat berkhasiat lama : zat Zat berkhasiat baru : zat

berkhasiat yang telah lama berkhasiat yang baru ditemukan,

ditemukan, digunakan dan dibuat atau disintesis. Diindonesia

beredar namun tetap masih laku belum ada. hanya ada ekstrak

dipasaran (beberapa merek obat dari tumbuhan ditambah bahan

kandungan zat berkhasiatnya pembawa atau tidak lalu

sama saja, biasa disebut me too dimasukan kedalam kapsul.

produk.
Contoh : Ekstrak daun katuk (ibu

menyusui), Batugin(cair)

Uji mutu dari zat berkhasiat

 Farmakope : Melalui monografi (uraian singkat yang terdapat dalam farmakope


mengenai bahan untuk menetapkan baik atau tidaknya suatu zat.
Contoh : Vit C

Uraian uji mutu FI IV

Pemerian Susut pengeringan Kualitas Zat berkhasiat

Kelarutan Sisa pemijaran p.a : pro analisis

Identifikasi Penetapan kadar p.i : pro injectionum

Jarak lebur Wadah dan Pharmaceutical grade dan


Penyimpanan teknis

96
Zat berkhasiat sebelum digunakan membuat sediaan obat harus ditetapkan mutunya:

Contoh :

1. CaCl2 (Calsium Klorida) sangat higroskopis atau mudah menyerap lembab


(CaCl2 o H2O) untuk obat suntik kadar yang digunakan 10% maka dari itu harus
ditentukan kadarnya. cara penentuan kadar : argentometri dan kompleksometri
(untuk uji Ca)
2. Norit/karbon aktif/carbo adsorben : Fungsi untuk membuat air bebas pirogen pada
pembuatan larutan infus ( merupakan metode konvensional). Dosis 0,1-0,3 % pada
norit yang diperiksa bukan kadarnya tetapi kemampuannya.

Caranya : norit (g) + antipirin (g) + air erlenmeyer


Kocok saring filtrat (ada antipirin dalam jumlah berlebih)

Ditentukan kadarnya secara iodometri

Antipirin (g) - antipirin berlebih = antipirin yang berikatan dalam norit.

Cara pembuatan air bebas pirogen : panaskan air dalam erlenmeyer, lalu didihkan. Masukan
carbo adsorben ke dalam erlemeyer, lalu biarkan mendidih +/_ 15 menit, lalu saring dalam
keadaan panas, agar carbo adsorben tidak mengendap.

3. Adrenalin

Dalam monografi tidak dituliskan bahwa sediaan harus steril atau tidak. contoh sediaan
yang harus steril adalah adrenalin.

Adrenalin HCl

Biasanya dikemas dalam ampul yang bawahnya bulat, agar jika akan diambil dengan alat
suntik maka semua serbuk yang terdapat didalamnya terambil seluruhnnya dan tidak ada
yang tertinggal. biasanya ampul ini digunakan juga pada wadah vaksin.

Harus yang bulat

97
Fungsi :

FUNGSI dari adrenalin adalah sebagai vasokonstriktor, yaitu untuk mengecilkan pembuluh
darah (anastesi lokal) sehingga dapat menghilangkan atau mengurangirasa sakit.

Misal : menghilangkan rasa sakit pada saat pencabutan gigi. karena adrenalin yang disuntikan
akan tetap berada dibawah gigi, sehingga pada saat gigi dicabut, tidak terasa sakit.

98
ZAT BERKHASIAT

Asal zat berkhasiat :

Baru : zat yang belum pernah diproduksi oleh suatu Industri Farmasi pun.

Bentuk : - Ektrak Hasil ekstraksi tanaman


- Isolat Isolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam tanaman yang
mempunyai khasiat tertentu

- (Semi) Sintetis

Lama : Perbaikan mutu

Ciri khas suatu zat berkhasiat :

- Sifat : Mempunyai khasiat farmakologi tertentu


- Terdapat dimonografinya
- Syarat Badan Pengawasan Obat Dan Makanan : Sertifikat Analisis

Uji Mutu dilakukan dengan pedoman: - FI IV/III, Farmakope lain, pedoman khusus
- Certificate of analysis.

Uraian Uji Mutu FI IV :


 Pemerian - Susut pengeringan
 Kelarutan - Sisa pemijaran
 Identifikasi - Penetapan kadar
 Jarak Lebur - Wadah dan penyimpanan

Kualitas zat berkhasiat

 P.a = Pro analysis


 P.i = Pro Injectionum
 Pharmaceutical grade (teknis)

Contoh: zat berkhasiat yang tidak boleh dipakai atau dikonsumsi adalah Borax (teknis)
minimal Pharmaceutical grade karena dapat dipergunakan dalam proses pengelasan.

99
- Sterilitas / bebas pirogen : - (kecuali obat suntik)
Monografi zat yang tertulis yaitu : tidak ada uji sterilitas tetapi harus tahu kalau untuk obat
suntik harus steril.
Contoh:
Adrenalin dikombinasi dengan anestetik lokal dikemas dalam ampul 10gr, 5gr
(harus steril, walaupun dalam monografi tidak steril)

 Uji mutu ditentukan sebelum dipakai antara lain :


 CaCl2
Ada beberapa bentuk kristalnya : CaCl2 Exicatus/CaCl2 karena iklim diindonesia
iklim lembab sehingga Oksigen bisa berinteraksi menjadi 2,4 karena menyerap air.
cara penentuanya dengan titrasi Argentometri.

 Norit
Untuk menghilangkan pirogen dengan kadar 0,1-0,3 %
Caranya : dikocok dengan larutan infus yang terjadi pirogen, ada diserap kemudian
disaring. Norit juga dipengaruhi oleh lembab, dengan adanya lembab maka
aktifitasnya menurun.

Cara penentuan :
Carbo adsorben + Antipirin (g) + H2O Antipirin larut dalam air dan diserap
oleh carbo dan disaring dalam filtrat terdapat antipirin berlebih dititrasi dengan iod
atau metode Iodimetri.
kemudian dapat ditentukan kadar carbo yang diserap.

Penyajian Zat Berkhasiat

1. Larutan Sejati ( zat yang terlarut sempurna dalam cairan pembawanya dan terlihat jernih
tanpa partikel-partikel).
Non-parentral Oral
(Minyak/Air)
Obat luar
Parenteral

2. Bentuk Padat - Non parentral

- Parenteral

3. Bentuk Suspensi (Zat padat yang terdispersi homogen dan halus dalam cairan pembawa
dengan penambahan zat pengental).

4. Bentuk Emulsi (Zat cairan yang tidak tercampur dengan penambahan emulgator)

100
catatan : Emulsi dalam bentuk sedian untuk parentral adalah untuk tujuan makanan bagi
orang yang tidak sadar/tidak makan contoh : licitin, polostalo.

5. Bentuk Setengah Padat

- Salep mata/kulit

- Krim

Basis salep mata = Basis berlemak, adeps lanae

Contoh lain : parafin cair dan paraffin kuning (Vaselin kuning 1 gram disterilkan oven
150˚ selama 1 jam (farmakope III)

Krim

Terdiri dari : Asam stearat, TEA dan Minyak (paraffin cair bila dicampur menghasilkan krim
yang putih (Tipe o/w) tercucikan.

Bila krim dioleskan pada mata ; bila mata dikedipkan adanya air mata krim akan melarut dan
obat atau krim hilang.
Bila salep mata dioleskan pada mata : maka bila mata kedipkan maka salep mata akan ikut
sesuai arah mata kemudian tidak larut dengan/ dalam air mata.

Solubilisasi Zat Berkhasiat (larut dalam air)

I. Penambahan HCL atau NaOH


- Efedrin 10 %
A. Efedrin
OH H

C C CH3
H
H N CH3

Efedrin merupakan golongan alkaloid yang bersifat basa, yang larut dalam pelarut organik
dan tidak larut dalam air. dengan penambahan HCl maka efedrin akan larut dalam air karena
pembentukan garamnya. H+ yang terikat oleh sepasang e- sunyi dengan ikatan kovalen.

OH H OH H

C C CH3 + HCl C C CH3


H ikatan kovalen H
H N CH3 H N CH3

H+CL-

101
Ada 3 (tiga) Teori Ion :

1. Arrhenius
Asam = Menghasilkan H+ (Proton) Dalam Air.
Basa = Menghasilkan OH-

2. Bronsted- Lowry

Asam = Donor (memberi) H+ tanpa air


Basa = Akseptor (menerima) H+

Contoh : Botol HCl pekat didekatkan dengan botol Amoniak maka akan terjadi kabut putih
yang masing-masing sebelumnya kabutnya tidak berwarna,
Kabut putih terbentuk :

H N H+

HCL NH3 + H2O

NH4OH

3. Lewis

Asam = Akseptor sepasang e- sunyi dalam suasana gas

Basa = Donor sepasang e- sunyi

Contoh :

F H F H

F B + N H F B N H

F H F H

B. Cinchophen adalah obat encok (sudah tidak dipakai lagi)

N N

O
+ NaOH
O
C C
OH ONa
Cinchophen dalam obat suntik, tidak larut dalam air sehingga larut dalam pelarut organik
dengan penambahan NaOH maka akan terbentuk garamnya yang larut dalam air.

102
C. Fenobarbital = obat tidur (hipnotikum) lemah

O O

C NH + NaOH C NH Na+

C C O C C O

C2H5 C NH C2H5 C NH

O O

Tidak Larut

Golongan Barbiturikum hasil kondensasi dari asam malonat dan Ureum


O H
H C N
OH
C + H C O
OH
H C H
N
O
H

Asam Malonat Ureum

FERRONAL C2H5 - C2H5 ( Hipnotik kuat)


Gugus ini digantikan pada posisi tertentu.

Fenobarbital tidak larut dalam air, yang larut adalah fenobarbital Na tidak dapat diberikan
dalam sediaan terlarut karena akan terurai menjadi :

I. Gugus karboksilat mengalami dekarboksilasi (tidak ada karboksil)

C OH NH2 H NH2

C C O C C O

C2H5 C NH C2H5 C NH

O O

Fenil-etil-asetil-Ureum

103
II. Terjadi deaminasi (gugus amina hilang)

O O

C NH2 C OH

C C

C2H5 C NH2 C2H5 C OH

O O

Asam fenil etil malonat

Fenobarbital Na tidak akan terurai walaupun ada kandungan air pada sol. petit karena
kepolaran/polaritas sol petit lebih kecil dari kepolaran air murni.

karena fenobarbital Na dilarutkan dalam sol petit, Komposisi sol. petit

- Gliserin
- Etanol 95%
- Air

II. Pembentukan senyawa Na Hidrogensulfit


- Vitamin K / Menadion
Khasiat : Menghentikan pendarahan (Hemostiptikum)
Sifat : Larut dalam minyak

O
CH3

Vitamin K yang larut dalam air lebih cepat kerjanya dari pada vitamin K yang larut dalam
minyak.

Vitamin K yang larut dalam air + NaHSO3

O
SO3Na

CH3

Menadion Bisulfit Natrium

104
III. Pembentukan Senyawa Na. Suksinat

- Kloramfenikol H O

OH N C CHCl2

NO2 C C CH2OH

H H

Khasiat : Sebagai obat thipus

Sifat fisik : Tidak larut dalam air, Pahit dan hasil dari jasad renik

Kloramfenikol yang mengandung NO2 Tidak bisa dititrasi secara Nitrimetri jika dicampur
dengan H s.n (status Nascendi) maka NO2 diubah menjadi NH2 sehingga dapat ditentukan
secara Nitrimetri.

Pemerian :

- Untuk dewasa dalam bentuk kapsul 250 mg/kapsul

- Untuk anak-anak/balita (bentuk base : pahit)


Dibuat dalam bentuk esternya sehingga rasanya tidak pahit dan dibuat dalam bentuk
suspensi 125 mg/ 5 ml.

Bentuk esternya : Gabungan senyawa alkohol dan asam organik

O
C (CH2)14 CH3 Asam Palmitat
HO

O
C (CH2)16 CH3 Asam Stearat
HO

Setelah diesterifikasi

H O

OH N C CHCl2

NO2 C C CH2OH

H H

Kloramfenikol

105
O
C (CH2)14 CH3 Asam Palmitat
+
HO

O
C (CH2)16 CH3 Asam Stearat
+
HO

- Untuk obat Suntik

Kloramfenikol dibuat dalam bentuk ester dengan mono natrium suksinat

H O

OH N C CHCl2

NO2 C C CH2OH

H H O

C
HO

CH2

CH2
O
C
NaO
Kloramfenikol Na. Suksinat

106
ZAT BANTU

Guna : Mempertahankan sifat kimia, fisika, farmakologi, mikroba dan lain-lain yang dimiliki
zat berkhasiat.

Syarat :

- Tidak berkhasiat, tidak beracun, tersatukan dengan zat berkhasiat, tidak mengubah khasiat
dan daya kerja farmakologi zat berkhasiat.

- Tidak boleh mengganggu penetapan kadar zat berkhasiat

Contoh:

Vitamin C + NaHCO3 45% CO2 Untuk menaikkan pH vitamin C dalam


sediaan kemudian + antioksidan (Na2S2O5) 0,2-0,3% Penetapan kadar ditetapkan
secara Iodimetri. dititrasi langsung dengan iod Na2S2O5 antioksidan yang sering
dipakai akan melepas SO2 secara spontan, kadar Na2S2O5 berkurang artinya
Na2S2O5 berkurang, artinya Na2S2O5 akan dipakai ditetapkan dulu kadarnya secara
iodometri.

Uji Mutu

- Sesuai dengan monografi FI / Seperti Zat berkhasiat

- Zat bantu akan mengalami perubahan kadarnya selama penyimpanan setelah dipakai

Contoh :

Norit/Carbo adsorben untuk menghilangkan pirogen kadar 0,1-0,3. ditentukan


aktifitasnya.

Azasnya: Pirogen yang ada dalam air apabila ditambahkan carbo adsorben diadsorbsi
(diserap) sehingga filtrat akan pirogen.

Penetapan Aktivitasnya :

Dalam erlenmeyer ada air, carbo adsorben + Antipirine (g) lalu di kocok akibatnya antipirine
akan diserap lalu disaring, dalam filtrat ada antipirine yang tidak diserap/ berlebih, lalu
ditentukan penetapan kadar antipirine secara iodimetri.

107
Peran Zat Bantu

Hipertonis : > 0,9 % NaCl Isotonis :


˷
1. Zat Pengisotonis, misal : Nacl, Glukosa, NaNO3 dan lain-lain

0,9 % NaCl

Eritrosit (Sel darah merah)

Isotonis

Sel darah merah/eritrosit didalam lingkungan yang hipertonis, akibatnya air yang ada didalam
eritrosit keluar, kemudian akan mengkerut(crenation), apabila eritrosit kembali kesuasana
isotonis maka akan kembali seperti semula.

hal ini disebut Fenomena Plasmolisis.

Hipotonis : < 0,9% NaCl

Eritrosit dalam suasana hipotonis

Eritrosit pecah

Eritrosit dalam lingkungan hipotonis, air yang diluar masuk kedalam eritrosit akibatnya
eritrosit pecah dan tidak dapat kembali seperti semula hal ini disebut Hemolisis.

Cara Perhitungan Isotonis

1. Cara Ekivalensi NaCl

Bobot NaCl dalam gram yang mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan tekanan
osmosis 1 gram zat tertentu

L
E = 17 . keterangan: BM = Bobot maksimum
BM
L = Nilai yang menunjukan pecahan larutan + dan -
Contoh :

Diketahui : Zat A = 250 mg/10 ml 0,25 gram

E = 0,20 gram (0,20 gram NaCl mempunyai tekanan osmosis zat A 1 gram)
108
Ditanya : Berapa NaCl yang dibutuhkan ?

Jawab :

0,25 gram x 0,2 = 0,05 gram/10 ml

0,9
0,9 %
100
x 10 = 0,09 gram NaCl

= 0,09 gram NaCl - 0,05 gram NaCl

= 0,04 gram NaCl

Jadi untuk membuat zat isotonis ditambahkan 0,04 gram NaCl.

2. Cara White- Vincent

V = W x e x 111,1

Keterangan : W = bobot zat

Contoh : V = W x e x 111,1

= 0,25 x 0,20 x 111,1

= 5,555 ml air

Untuk membuat 10 ml = 10-5,555

= 4,445 ml

0,9
dibuat isotonis = x 4,445=0 ,04 gram NaCl
100

3. BPC ( FI IV)

0 ,52−a
W=
b

Keterangan : a = Penurunan titik beku 1 % zat tertentu

b = Penurunan titik beku 1% air

Kelemahan : Nilai a terdapat dalam daftar PTB zat, sehingga apabila zat tersebut tidak
terdapat dalam tabel, rumus ini tidak dapat dipakai.

109
4. Cara Grafik ( Ph. Int, FI I)

Bobot

Nacl 0,4

Bobot zat

diharga dan NaCl yang dibutuhkan untuk isotonis lebih mudah digunakan, tetapi tidak semua
zat memiliki grafik sehingga tidak semua zat dapat menggunakan cara ini.

Kapan NaCl diganti Glukosa, dan lain-lain adalah apabila salah satu zat yang akan
diisotoniskan dengan NaCl menghasilkan endapan dengan zat berkhasiat.

Pengawet tidak dapat ditambahkan pada sediaan :

- Untuk sediaan Intra Vena (suntik) Volume 15 ml

- Semua suntikan yang dilakukan pada sumsum tulang belakang = intra pkular.

110
PEMBAWA

Sinonim = Pelarut, Vehiculum, Solvent

Pembawa = - Air

- Non air

1. Pelarut Air (Aqua destilata/bidest, air suling)

 Pembuatan :
1. Destilasi
Cara : Air dipanaskan Menguap kemudian uap air yang dihasilkan
dilewatkan pada alat pendingin sehingga uap air akan mengembun menghasilkan
tetesan air dan ditabung dalam wadah.

2. Reverse-Osmosis (osmosis balik)


Cara :

H2O H2O

Na+ H2O

Cl-

Membran Semipermeable

Berdasarkan sifat koligatif air yaitu : sifat alami air dari kanan ke kiri dengan
penambahan tekanan dari arah kiri kekanan maka air akan berpindah kembali
(terjadi osmosis balik) melalui membran semi permiable, hanya H2O yang dapat
menembus membran ini sedang Na+, Cl- tidak dapat menembus.

Catatan : Harganya mahal

3. Penukar Ion

Cara :

Penukar Kation H+ Na+

+ Na + (K+, Ca+2) + H+

111
Penukar Anion

OH- Cl-

+ Cl - (HCO3-, NO3- , SO4-2 .... ) + OH-

Maka akan terjadi H2O yang disebut Aguademineralisasi/Aguadem yang memiliki arti air
yang tidak ada meneralnya.

Sumber air didapat dari :

1. PAM (tergantung dari letak pabrik) Kebanyakan tidak dipakai karena mengandung flour.

2. Air sumur bor .

Alat yang digunakan dalam pembuatan air dari penukaran ion yaitu :

1. Two Bed

H+ OH-

Konduktifiti meter : petunjuk


batas yang ditunjukan ada atau
tidaknya ion yang lewat

Jika alat two bed sudah jenuh maka akan diregenerasi dengan HCl Dan NaOH Maka

Na+ H+

+ HCl + Na+

Cl- OH-

+ NaOH + Cl-

112
2. Mixed bed

Prosesnya terjadi pemisahan berdasarkan bobot jenis

Kation Cara regenerasi dengan mengalirkan udara dari bawah,


menyebabkan putaran-putaran gelembung karena beda
berat jenis maka yang berat akan ada dibawah dan yang
Anion
kecil ada diatas, kation dicuci dengan HCl

Untuk bagian atas alat dimasukkan


pipa yang terdapat NaOH yang dialirkan
hanya pada bagian bawah saja (bagian anion)

- Aquadem hasil dari penukaran ion tidak boleh untuk sedian suntik karena terdapat :

1. Zat yang tidak terionisasi : yang lewat dalam penukar ion karena zat tersebut tidak
mempunyai muatan.

2. Jasad Renik

3. Debu.

- Aquadem bisa digunakan, asal ke 3 (tiga) zat pengganggu tersebut dihilangkan dengan cara:

1. Debu disaring dengan kertas saring

2. Zat yang tidak terionisasi Disaring dengan karbo atau arang aktif

3. Jadad renik Disaring dengan saringan bakteri

- Yang dapat menjadi pembawa obat suntik adalah air hasil dari :

1. Destilasi

2. Osmosis Balik.

113
2. Pembawa Non-Air

 Minyak Nabati Contoh : Ol. Arachidis (Minyak Alami)

Minyak adalah Ester trigliserin dengan asam lemak bebas dan ikatan rangkap.

O
CH2 O C (CH2)14 CH3 O
O CH3 (CH2)16 C
CH O C (CH2)16 CH3 Asam Lemak Bebas
OH
O
CH2 O C (CH2) : Oleat

Trigliserin terdiri dari :


- Asam Palmitat
- Asam stearat
- Asam oleat

H2 H
O
CH3 C C C C
OH
Ikatan Rangkap

 Syarat dan Uji :

1. Bilangan Asam : Bilangan yang menyatakan jumlah asam organik yang terdapat
dalam minyak tersebut.

Cara : Titrasi langsung dengan basa NaOH/KOH Jumlah asam lemak


tertentu dalam minyak, NaOH berlebih + Indikator PP Tersebut berwarna
kemerahan.

2. Bilangan penyabunan
Minyak + NaOH berlebih (volume tertentu) Diatas nya ada refluk, setelah

refluk dingin NaOH berlebih dititrasi kembali dengan HCl Indikator pp Biru-
ungu.
NaOH berlebih dikembalikan pada NaOH yang bereaksi pada asam lemak bebas
yang tersabunkan.

114
O
CH2OH R-(CH2)14 C
OH
O
CHOH R-(CH2)16 C
OH
CH2OH

Gliserin

3. Bilangan Iod : Untuk menentukan ikatan rangkap pada asam

Cara :
KBrO3 (V.N tertentu) + KBr Br2 + KI I2 dititrasi dengan tiosulfat
hanya Br2 yang bisa masuk kedalam ikatan rangkap, sedang I tidak bisa.
H2 H O H H
Br2 + CH3 C C C C Subtitusi C C
OH Br Br

Jika untuk ICl, bisa digantikan :


H H H H
Caranya : C C C C
I I

- Pembuatan minyak nabati : Olea Neutralisata ad Injeksi

- Pengawaet untuk minyak : Proses tengik minyak

Minyak sintesis

- Lebih mahal dari pada minyak alami atau nabati dipakai untuk penyuntikan hormon-
hormon.
Contoh : Etiloleat, propil oleat, metil oleat, Isopropil miristat

- Alkohol : etanol, benzil alkohol, propil alkohol, gliserin.

115
WADAH
Wadah obat :

1. Kaca (Ampul, Vial, Botol tetes, Botol untuk cairan, dan sebagainya)

2. Plastik (Untuk Infus, Tablet, Cairan tetes, setengah padat, dan lain-lain)

3. Aluminium (Salep/Krim, Strip/Blister).

1. Kaca

- Syarat wadah kaca

Resistensi kimia, Impermeable, transparan, tidak mudah pecah (mekanik tekanan),


mudah dibersihkan.

- Ujud Kaca

Campuran silikat logam alkali dan kalsium:

Rumus Kaca

(Alkali)2 O.CaO.6SiO2

dan dengan penambahan (B2O3, Al2O3) Agar menambah kualitasnya, koefisien mulai kecil,
mempunyai daya tahan terhadap perbedaan suhu dan risistensi terhadap zat kimia.

Tipe kaca dan batas uji (FI IV)

I. Tipe I : Kaca Borosilikat ketahanan tinggi

Rumus:

SiO2 80% ; Na2O + CaO + Oksida lain 6% ; BiO3 12% : Al2O3

Tipe Uji :

Kaca serbuk 1

Batas Ukuran (ml) semua

ml 0,020 ml asam 1,0

Tipe kaca yang paling mahal atau bagus.

Contoh: Alat-alat gelas Lab Pyrex

116
II. Tipe II : Kaca Soda Kapur Terolah

Rumus :

2(Na gelas-) + SO2 (gas) + 1/2O2 + H2O(uap) 500˚C 2(H+ gelas-) + Na2SO4

Tipe Uji :

Ketahanan terhadap air 2

Batas ukuran (ml) : 100 atau kurang, diatas 100 ml 0,020N asam = 0,7 (100/krg) : 0,2 (diatas
100)

Tipe II yang dipakai untuk membuat ampul karena murah.

III. Tipe III : Kaca Soda Kapur

Rumus :

SiO2 75% ; Na2O 15% ; CaO 10%

Tipe Uji :

Kaca Serbuk

Batas ukuran (ml) : Semua

ml 0,020N : 8,5

Tipe III adalah tipe kaca yang paling jelek kualitasnya untuk dibuat ampul karena banyak
Na+ yang dilepaskan dan tidak memenuhi syarat.

IV. NP (Non Parentral) : Kaca soda kapur untuk penggunaan umum

Tipe Uji :

Kaca Serbuk

Batas Ukuran (ml) : Semua

ml 0,020 N asam : 15,0

Jumlah asam sulfat tergantung banyaknya Volume.

117
2. Plastik

 Ujud Plastik :
- Senyawa polimer sintetik berbobot molekul tinggi
- Cair bila dipanaskan, padat pada suhu kamar.

 Guna :
- Wadah larutan infus ( blow-fill-seal)/ampul
- Kantung penampung darah asal transfusi
- Alat suntik ("disposable syringe")
- Botol Plastik (tablet, dan lain-lain)
- Tube krim/Salep
- Selang plastik (I.V)
- Strip dan blister packing.

 Uji Mutu :
 Ekstraksi : - Amoniak, sulfat, logam berat, sisa penguapan reduktor
- Kejernihan, sisa pemijaran
- Bau, rasa dan pH
- Uji basa
 Uji Biologi : - Wadah diisi dengan larutan NaCl, Etanol + NaCl (PEG 400,
Minyak Nabati disuntikkan pada tikus : IV, IC dan IP
- Strip Plastik ditanam dalam otot kelinci.

 Uji Absorpsi : (Contact-test)


 Wadah diisi dengan larutan zat pengawet, NaCl, eritrosit larutan
diuapkan.
 Wadah diisi dengan ester + H2SO4 Sisa penguapan dari campuran ini
diperiksa.

 Uji Fisika Khusus :


Porositas terhadap udara / Uap air / Mikroba / Kerapuhan

118
3. Aluminium

 Guna :
- Tube untuk sediaan setengah padat (salep/krim) tebal.
- Tutup vial aluminium
yang memakai 3 spesifik dalam tutup vial aluminium
1. Garis Tengah
2. Tebal (harus sedemikian, tidak tebal/tidak tipis)
3. Panjang Kaki
- Strip dan blister packing (Aluminium foil)
- Sachet (serbuk atau cairan)
- Menutup lubang alat gelas sebelum disetrilkan (erlemeyer)

119

Anda mungkin juga menyukai