Anda di halaman 1dari 7

FE UNIGAL MBS #3

H. R. AINURRAFIK, SE, MM

By : RVQ
RIBA (USURY) ?
• Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
pinjaman (jual beli) tanpa adanya iwad (padanan) yg
dibenarkan syari’ah atas penambahan tersebut (Imam
Sarakhsi dalam Al-mabsuth, Juz.XII, hal.109)
• Riba menurut Al-A’raby dalam Ahkamul Qur’an, Riba
adalah tambahan yang tidak ada ganti penyeimbangnya
• Riba menurut Al-qardawi dalam Fawaid-al Bunuk,
“setiap pinjam meminjam yang mensyaratkan faidah
(tambahan) adalah Riba”
• Riba menurut Ar-Raghib Al-isfahani dalam al-mufrodat fi
ghoribil qur’an, Riba adalah tambahan atas pokok
• Riba is any increase or advantage obtained by the lender
as a condition of the loan. Any risk-free or “guaranteed”
rate of return on a loan or investment is riba (Labuan
Digest, p.23, Labuan Offshore Financial Service
Authority (LOFSA) 2004)
By : RVQ
RIBA DALAM PANDANGAN AGAMA, SEJARAH DAN EKONOMI
Dalam bahasa Inggris kata RIBA diterjemahkan dengan kata usury, jika ditelaah dalam
kamus bahasa Inggris ( Webster’s New College Dictionary, Aug 2000 ) maka kata usury
diartikan :  The act of practice of lending money at intrest. Now spec., at a rate of
intrest that is excessive or unlawfully high ( tindakan atau praktek peminjaman uang
dengan tingkat suku bunga yang berlebihan dan tidak sesuai dengan hukum ) Intrest
at such a high rate ( suku bunga dengan rate yang tinggi ).
Dalam bahasa Arab Riba bermakna ziyadah ( tambahan ), dalam pengertian lain riba
juga berarti tumbuh dan membesar, sedangkan menurut istilah teknis riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil.
. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.( QS.Anisaa’ : 29 )
Pengertian al-bathil dalam ayat tersebut, Ibnu al-Arabi dalam kitabnya, Ahkam Al-
Qur’an, menjelaskan ” Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang
dimaksud riba dalam ayat Qur’ani yaitu setiap penambahan yang diambil tanpa adanya
satu transaksi pengganti atau penyeimbang yang dibenarkan syariah ”.
Sedangkan Riba menurut istilah syara adalah :
•Tambahan dalam pembayaran utang sebagai imbalan jangka waktu yang terpakai
selama utang belum terbayar.
•Semua pinjaman bersyarat terlebih dahulu dalam menetapkan transaksi.

By : RVQ
Larangan ummat Islam agar tidak terlibat dengan riba bersumber dari Al-Qur’an yang diturunkan dalam empat tahap :

4 TAHAPAN PENGHARAMAN RIBA

Allah memberikan pengertian bahwa riba tidak akan


menambah kebaikan di sisi Allah
[ Q.S. Ar-Ruum : 39 ]

Allah memberikan gambaran siksa bagi yahudi dengan


salah satu karakternya suka memakan riba
[ Q.S. An-Nisaa’ : 160 – 161 ]

Allah melarang memakan riba yang berlipat ganda


[ Q.S. Ali Imran : 130 ]

Allah melarang dengan keras dan tegas


semua jenis riba
[ Q.S. Al-Baqarah : 278 – 279 ]

By : RVQ
FATWA ULAMA KONTEMPORER
TENTANG RIBA
 Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg dihadiri oleh
35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya “Bunga dari semua jenis
pinjaman hukumnya riba dan diharamkan”

 Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan


konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9, Mekkah
12 – 19 Rajab 1406 H)

 Majma’ Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang telah jatuh
tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya, dan sebagai
imbalan atas penundaan itu, demikian pula bunga (interest) atas pinjaman yang
ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini adalah Riba yang
diharamkan dalam syari’at. (Keputusan No. 10 Majlis Majma’ Fiqh Islamy,
Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)

By : RVQ
PENDAPAT CENDIKIAWAN (FAILASUF)
TENTANG RIBA
 Plato (427-347 SM): Bunga merupakan alat
eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin,
bahkan sistem bunga menyebabkan sistem
perpecahan dalam masyarakat

 Aristoteles (384 – 322 SM): Fungsi uang adalah


sebagai alat tukar menukar dan bukan alat
menghasilkan tambahan melalui bunga

 Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya untuk


menjauhi dua jenis pekerjaan yaitu memungut
cukai (pajak) dan memberi pinjaman dengan
bunga

 Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi tentang


yang terjadi dalam tradisinya, yaitu: pencuri
didenda dua kali lipat sedangkan pemakan bunga
dari hasil transaksi didenda empat kali lipat

By : RVQ
ECONOMISTS POINT OF VIEWS
 Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris):
“Sistem tata sosial kemasyarakatan akan berjalan
pada porosnya (harmonis) kalau praktek sistem
bunga (praktek riba) dapat diturunkan sampai
ke derajat nol”

 Minsky (1985), Bernante and Gertler (1989),


Greenwald and Stiglizt (1990) argue that interest
rate system is a major part in the explanation of
cyclical fluctuation. Therefore in Western
economics literature there is almost a “tradition”
even though not mainstream which indicate that
economic evils of our time is as a result of
interest rate and associated with bank credit
expansion and contractions

 Maurice Allaice (1993) the main objective of


fiscal and monetary policy in modern
(conventional) economic are fail to be achieved
due to cyclical fluctuation as a result of interest
rate system.

By : RVQ

Anda mungkin juga menyukai