Review Jurnal Salsa Nabila (2270031090)
Review Jurnal Salsa Nabila (2270031090)
SALSA NABILA
2270031090
TEKNIK INDUSTRI
JURNAL NASIONAL
1. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH
Penulis : Ahmad Faiz Haqqoni, Irwan Iftadi dan Wakhid Ahmad Jauhari
Tahun Terbit : 2015
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD). QFD merupakan metode perancangan produk yang
didasarkan pada keinginan dan kebutuhan pelanggan. Metode ini melibatkan identifikasi kebutuhan pelanggan, menerjemahkannya ke dalam
karakteristik teknis, dan membangun hubungan antara kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis. House of Quality (HOQ) adalah alat yang umum
digunakan dalam QFD, yang membantu memprioritaskan karakteristik teknis berdasarkan tingkat kepentingannya. Penelitian ini juga menggunakan
wawancara pribadi dan teknik analisis produk untuk mengumpulkan persyaratan dan preferensi pelanggan. Benchmarking digunakan untuk
membandingkan desain kemasan yang diusulkan dengan desain kemasan yang sudah ada di pasar.
DESKRIPSI
Makalah penelitian ini berfokus pada desain kemasan untuk teh hitam berdasarkan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Penelitian ini menggunakan
metode Quality Function Deployment (QFD), khususnya alat House of Quality (HOQ), untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan karakteristik teknis
dari desain kemasan. Temuan penelitian menyoroti pentingnya kemasan yang aman dan mengidentifikasi 13 karakteristik teknis yang harus
dipertimbangkan dalam proses desain. Artikel ini juga membahas persyaratan pelanggan untuk kemasan, termasuk kemudahan membuka dan
menutup, daya tahan, warna yang menarik, serta gambar dan tata letak yang sesuai. Sebuah matriks disajikan untuk menggambarkan hubungan
antara kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis kemasan. Peringkat kepentingan teknis dihitung untuk menentukan karakteristik yang paling
penting, dengan kemasan yang terbuat dari bahan yang kuat dan kokoh berada di peringkat tertinggi. Artikel ini diakhiri dengan menekankan
pentingnya pengemasan dalam pemasaran dan memberikan referensi untuk bacaan lebih lanjut tentang topik tersebut.
Berdasarkan temuan penelitian, metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan
menerjemahkannya ke dalam karakteristik teknis untuk desain kemasan. Alat House of Quality (HOQ) digunakan untuk memprioritaskan karakteristik
teknis berdasarkan kepentingannya. Wawancara pribadi dan teknik analisis produk digunakan untuk mengumpulkan persyaratan dan preferensi
pelanggan. Benchmarking juga dilakukan untuk membandingkan desain kemasan yang diusulkan dengan desain yang sudah ada di pasar. Penelitian ini
menghasilkan identifikasi 9 persyaratan Voice of Customer (VOC) dan 13 karakteristik teknis untuk memenuhi persyaratan tersebut. Karakteristik
teknis dengan peringkat kepentingan teknis tertinggi adalah kemasan yang terbuat dari bahan yang kuat dan kokoh, bahan yang tidak mudah sobek
ketika terkena air, kemasan dengan kemasan dalam dan luar, dan kemasan dengan segel yang mudah dibuka dan ditutup. Hubungan antara VOC dan
karakteristik teknis dibuat dengan menggunakan matriks, dan hubungan positif yang kuat ditemukan antara beberapa VOC dan karakteristik teknis.
Secara keseluruhan, temuan penelitian ini memberikan wawasan yang berharga untuk pengembangan desain kemasan yang memenuhi kebutuhan
dan preferensi pelanggan.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD). QFD adalah pendekatan sistematis yang membantu
menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam persyaratan teknis untuk pengembangan produk. Pendekatan ini melibatkan identifikasi kebutuhan
pelanggan, menentukan karakteristik teknis yang akan memenuhi kebutuhan tersebut, dan memprioritaskan karakteristik berdasarkan
kepentingannya bagi pelanggan. QFD menggunakan simbol-simbol untuk mewakili tingkat hubungan antara kebutuhan pelanggan dan karakteristik
teknis. Semakin tinggi tingkat hubungan dan pengaruhnya, semakin tinggi pula nilai yang diberikan padanya. Hubungan antara kebutuhan pelanggan
dengan karakteristik teknis dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan karakteristik teknis dapat dilihat
pada Gambar 9. Setelah menyelesaikan House of Quality (HOQ), langkah selanjutnya adalah menentukan solusi untuk karakteristik teknis. Namun,
tidak semua karakteristik teknis akan ditangani. Hanya yang memiliki prioritas tertinggi yang akan dikembangkan, dengan mempertimbangkan
keterbatasan waktu dan biaya. Pada penelitian ini, prioritas tertinggi diberikan pada sistem pengemasan dengan persentase 15,5%. Pengemasan yang
paling baik untuk ikan asap adalah pengemasan vakum, seperti yang telah disebutkan pada penelitian sebelumnya
DESKRIPSI
Jurnal ini mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan teknik industri, termasuk sistem produksi, manajemen kualitas, manajemen rantai
pasokan, riset operasi, dan optimasi. Jurnal ini bertujuan untuk menyebarluaskan temuan penelitian, pengembangan teori, dan aplikasi praktis di
bidang teknik industri. Jurnal ini menyediakan platform bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi untuk berbagi pengetahuan mereka dan
berkontribusi pada kemajuan disiplin ilmu ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Penelitian ini juga menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut tentang peningkatan desain visual kemasan untuk memenuhi preferensi pelanggan.
Selain itu, mengeksplorasi potensi pasar dan persaingan untuk produk ikan asap yang lebih baik juga direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya.
Kesimpulannya, metode QFD memberikan wawasan yang berharga tentang kebutuhan pelanggan dan persyaratan teknis untuk ikan asap. Dengan
memprioritaskan sistem pengemasan dan memilih kemasan vakum sebagai solusi optimal, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
daya tarik produk ikan asap.
METODE
Metode yang digunakan untuk menentukan karakteristik teknis, nilai target perbaikan, dan kebutuhan pelanggan terhadap rak kaleng minuman
adalah Quality Function Deployment (QFD). QFD adalah pendekatan terstruktur yang membantu menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam
karakteristik teknis dan spesifikasi desain tertentu. Kebutuhan dan preferensi pelanggan dikumpulkan melalui survei kuesioner. Hubungan antara
kebutuhan pelanggan ditentukan dengan menggunakan matriks hubungan, yang merupakan komponen kunci dari House of Quality (HOQ) dalam
QFD. Nilai-nilai peningkatan target untuk karakteristik teknis, seperti jenis bahan, dimensi, dan fitur inovasi, tidak disediakan dalam informasi yang
diberikan.
DESKRIPSI
Berdasarkan informasi yang diberikan, karakteristik teknis dari rak kaleng minuman yang diusulkan meliputi yang berikut ini:
Bahan: Jenis bahan yang digunakan untuk rak.
Dimensi: Panjang, lebar, dan tinggi rak.
Inovasi: Fitur tambahan seperti sensor akrilik dan ultrasonik.
Arah peningkatan karakteristik teknis ditentukan berdasarkan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Jenis bahan disesuaikan untuk memenuhi target
spesifik dan persyaratan pelanggan. Arah perbaikan untuk dimensi (panjang, lebar, dan tinggi) menuju ukuran yang lebih besar, karena pelanggan
lebih menyukai dimensi yang lebih besar. Arah peningkatan untuk fitur inovasi (sensor akrilik dan ultrasonik) juga menuju peningkatan yang lebih
besar, karena pelanggan lebih menyukai fitur tambahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan, metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk menentukan karakteristik teknis, nilai target perbaikan, dan
kebutuhan pelanggan untuk rak kaleng minuman. Kebutuhan pelanggan diidentifikasi melalui survei kuesioner, dan hubungan antar kebutuhan
tersebut ditentukan dengan menggunakan matriks hubungan. Spesifikasi rak yang diusulkan, termasuk bahan (kayu jati), dimensi (panjang 57 cm,
lebar 9,5 cm, dan tinggi 45 cm), dan fitur inovasi (penutup akrilik dan sensor ultrasonik), ditentukan berdasarkan nilai target perbaikan. Secara
keseluruhan, metode QFD membantu menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam karakteristik teknis spesifik dan spesifikasi desain untuk rak
kaleng minuman, memastikan bahwa produk akhir memenuhi kebutuhan dan preferensi pelanggan.
METODE
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD). QFD adalah metode terstruktur dalam pengembangan
produk yang memungkinkan tim pengembangan produk mendefinisikan dengan jelas semua keinginan dan kebutuhan pelanggan. Tujuannya tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga untuk melebihi harapan mereka sebagai cara untuk bersaing dengan para pesaing.
Penelitian ini juga menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai sumber data primer untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Sumber data
sekunder, seperti hasil penelitian terdahulu dan studi literatur, juga digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai karakteristik teknis dan
spesifikasi produk.
DESKRIPSI
Penelitian ini juga melibatkan penggunaan penilaian teknis untuk membandingkan karakteristik teknis kursi di dua stasiun pengamatan. Penilaian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang dominan untuk pengembangan kursi. Secara keseluruhan, penelitian ini mengikuti diagram
alir, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, yang terdiri dari empat tahap utama: mengidentifikasi kasus atau masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, dan analisis hasil. Validitas dan reliabilitas pengukuran dinilai dengan menggunakan rumus Bivariate Pearson. Validitas ditentukan
dengan membandingkan nilai r yang dihitung dengan nilai r tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Kesimpulannya, penelitian ini menggunakan metodologi Quality Function Deployment (QFD) untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan
mengembangkan kursi untuk peron stasiun kereta api. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, sementara data sekunder dari
penelitian sebelumnya dan studi literatur juga digunakan. Karakteristik teknis kursi ditentukan dan dibandingkan melalui penilaian teknis. Validitas
dan reliabilitas pengukuran dinilai dengan menggunakan rumus Bivariate Pearson. Penelitian ini mengikuti diagram alir yang terdiri dari empat tahap
utama: mengidentifikasi kasus atau masalah, mengumpulkan data, pengolahan data, dan menganalisis hasil. Temuan dari penelitian ini memberikan
wawasan tentang kebutuhan pengguna dan usulan perbaikan untuk desain kursi. Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
kursi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga melebihi harapan mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Subekti dkk., identifikasi kebutuhan infrastruktur air minum di Kabupaten Jepara dapat dilakukan
melalui beberapa langkah berikut:
Menilai situasi penyediaan air minum saat ini: Hal ini mencakup evaluasi terhadap infrastruktur penyediaan air minum yang ada, termasuk kapasitas
produksi, sistem distribusi, dan cakupan layanan. Menganalisis kebutuhan air: Langkah ini mencakup estimasi kebutuhan air saat ini dan di masa
depan di Kabupaten Jepara, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi, dan pola konsumsi
air. Mengidentifikasi area dengan pasokan air yang tidak memadai: Dengan menganalisis data cakupan dan permintaan pasokan air, daerah-daerah
yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap air minum yang bersih dan aman dapat diidentifikasi. Menilai kondisi infrastruktur yang ada: Hal ini
mencakup evaluasi kondisi infrastruktur penyediaan air minum yang ada, termasuk pipa, pompa, instalasi pengolahan, dan fasilitas penyimpanan.
Penilaian ini membantu mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan infrastruktur. Mengembangkan strategi dan
rencana: Berdasarkan temuan-temuan dari langkah-langkah sebelumnya, strategi dan rencana dapat dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan
infrastruktur penyediaan air minum yang teridentifikasi. Hal ini dapat mencakup perluasan kapasitas produksi, peningkatan sistem distribusi,
perbaikan atau penggantian infrastruktur yang rusak, dan penerapan langkah-langkah konservasi air. Melaksanakan dan memantau: Strategi dan
rencana yang dikembangkan harus diimplementasikan, dan kemajuannya harus dipantau secara teratur untuk memastikan bahwa kebutuhan
infrastruktur penyediaan air minum yang telah diidentifikasi ditangani secara efektif. Penting untuk dicatat bahwa metode dan pendekatan khusus
yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur penyediaan air minum dapat bervariasi, tergantung pada konteks lokal dan sumber
daya yang tersedia. Langkah-langkah yang disebutkan di atas memberikan kerangka kerja umum untuk melakukan kajian di Kabupaten Jepara.
JURNAL INTERNASIONAL
1. MENUJU OTOMATISASI RAMPING: ANALISIS SENTIMEN BERBUTIR HALUS UNTUK IDENTIFIKASI NILAI PELANGGAN
Penulis :Yan Xiao, Gongdong Li. Matthias Thurer, Yide Liu dan Ting Qu
Tahun Terbit : 2022
2. KENYAMANAN LAYANAN PERBAIKAN DAN EKONOMI SIRKULAR. PERSPEKTIF PELANGGAN DAN PERUSAHAAN REPARASI
Penulis : Ines Güsser-Fachbach, Gernot Lechner, Tomás B. Ramos, Marc Reimann
Tahun Terbit : 2023
METODE
Menggunakan metode kualitatif
DESKRIPSI
Menggunakan layanan perbaikan daripada pembelian baru menciptakan nilai tambah lokal dan berkontribusi pada ekonomi sirkular. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi kenyamanan layanan perbaikan bagi pelanggan dan untuk menyelidiki cara-cara untuk
meningkatkan kenyamanan agar perbaikan menjadi lebih menarik bagi pelanggan, karena layanan konstruksi kenyamanan layanan konstruksi belum
pernah digunakan atau diadaptasi ke dalam konteks reparasi hingga saat ini. Untuk tujuan ini, kelompok fokus
wawancara dengan pelanggan potensial dari perusahaan reparasi dan lokakarya interaktif dengan perusahaan reparasi dilakukan di wilayah Styria
(Austria).
4. DAMPAK DARI INTERNET OF THINGS TERHADAP KUALITAS YANG DIRASAKAN DAN KETERLIBATAN PELANGGAN DALAM SISTEM
LAYANAN PRODUK PINTAR
Penulis : Claudio Sassanelli dan Diego A. de J. Pacheco
Tahun Terbit : 2023
METODE
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari metode penelitian kualitatif, termasuk analisis studi kasus dan wawancara
semi-terstruktur dengan manajer puncak perusahaan
DESKRIPSI
Metodologi ini disempurnakan dan ditingkatkan berdasarkan temuan-temuan dari studi kasus percontohan dengan pendiri dan CEO sebuah
perusahaan yang berorientasi pada teknologi. Metodologi yang telah disempurnakan kemudian diterapkan pada lima kasus utama lainnya, dan
wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan para manajer puncak perusahaan-perusahaan ini
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Secara keseluruhan, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini sangat ketat dan komprehensif, dengan menggabungkan analisis teoretis dan
data empiris dari berbagai studi kasus. Penelitian ini memberikan pendekatan sistematis untuk pengembangan dan evaluasi sistem layanan produk
pintar, dengan mempertimbangkan faktor penentu kualitas dan peran teknologi IoT
5. GAMIFIKASI PEMBAYARAN UANG SELULER UNTUK MENGHASILKAN NILAI PELANGGAN DI NEGARA BERKEMBANG
Penulis : Michael D. Dzandu, Charles Hanu, Hayford Amegbe
Tahun Terbit : 2022
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan kuesioner kepada pengguna layanan mobile money di Ghana selama empat
bulan.
DESKRIPSI
Kuesioner terdiri dari tujuh konstruk dengan 26 item reflektif, termasuk ukuran gamifikasi, dampak sosial, kepatuhan, internalisasi, identifikasi, dan
nilai pelanggan. Data yang dikumpulkan dari kuesioner dianalisis menggunakan SPSS untuk analisis data deskriptif dan untuk menilai bias non-
respons, serta Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) untuk set data akhir. Penelitian ini juga menggunakan survei
percontohan dengan 30 responden untuk meningkatkan validitas isi kuesioner
HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana pembayaran uang mobile yang di-gamifikasi dapat menciptakan nilai
pelanggan dan mengarah pada keterlibatan, kepuasan, dan loyalitas pengguna. Temuan ini memiliki implikasi praktis bagi penyedia layanan mobile
money dalam merumuskan strategi untuk meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pelanggan melalui gamifikasi. Secara keseluruhan, penelitian ini
memberikan bukti empiris tentang relevansi dan potensi layanan uang mobile yang digamifikasi di negara berkembang.