OLEH
ARIXELLIS JUAN EFRAIM HAHURY
NIM : 2018 21 300
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pengajuan ujian skripsi Fakultas Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
i
OLEH
SKRIPSI
Sebagai Tugas Akhir Dalam Rangka Penyelesaian Studi pada Progam Studi Ilmu
Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2022
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
fakultas, khususnya di bidang Studi Ilmu Hukum. Akhirnya penulis telah sampai pada
“Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Download Film Pada Situs Ilegal”.
Adapun penulisan ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Hukum (S.H) pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon dan
penulis berharap agar penulisan ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif
bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan ini belum mencapai hasil yang
sempurna mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati penulis memohon maaf atas kekurangan yang ada dalam
penulisan ini. Selanjutnya kritik dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini dari
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu kesempatan ini perkenankanlah
kepada :
selama menjalani proses perkulihan dari awal hingga selesai di Fakultas Hukum
Universitas Pattimura.
Pattimura yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menuntut
Pattimura yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam
yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menuntut ilmu
5. Dr. H. Salmon, S.H., M.H, selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas
6. Dr. S. S. Alfons, S.H., M.H, selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
7. Dr. J. S. F. Peilouw, S.H., M.H, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum
Pattimura.
vii
8. Dr. Barzah Latupono, S.H., M.H, selaku Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas
9. Dr. Th. N. A. Narwadan, S.H. M.Hum, selaku pembimbing I yang dengan tulus
dan bijak telah menerima penulis sejak awal melakukan konsultasi judul
penulisan dan bersedia meluangkan banyak waktu, tenaga juga pikiran ditengah
10. M. A. H. Labetubun, S.H. MH, selaku pembimbing II yang dengan tulus dan
bijak telah menerima penulis sejak awal melakukan konsultasi judul penulisan
11. Prof. Dr. Merry Tjoanda, S.H., M.H selaku penguji I, Marselo. V. G. Pariela,
S.H., M.H selaku penguji II, Agustina Balik, S.H., M.H selaku penguji III yang
12. Bapak dan Ibu Dosen Bagian Hukum Tata Negara/Administrasi Negara,
Bagian Hukum Internasional dan Bagian Hukum Perdata dan Bagian Hukum
dan memberikan ilmu kepada penulis mulai dari awal penulis melakukan
viii
13. Seluruh staf karyawan dan karyawati Fakultas Hukum Universitas Pattimura,
yang telah banyak membimbing dan membantu penulis dalam mengurus dan
14. Direktorat Reserse Kriminal khusus Polda Maluku, Pak Jimmy Latumanuwy,
Pak Ipul, Alm Pak Adi, untuk keramahan dan kesediaan memberikan bantuan
15. AIPDA Andrew Souhoka, S.H di bagian subdit V/Siber Ditreskrimsus Polda
16. Mama Nita dan Papa Arthur, selaku Orang Tua yang tidak putus-putus
mendoakan penulis dan senantiasa tabah, sabar juga setia membesarkan dan
mengasuh penulis sampai saat ini. Mama dan Papa yang telah menjadi
17. Adik Niar dan Noel yang Tersayang yang tidak henti-hentinya memberikan
dorongan, dukungan, bantuan dalam segala aspek serta doa kepada penulis
selama ini.
18. Elsy Novendri Solaulu sebagai pasangan dan patner yang selalu menemani
penulis dari awal penulisan sampai saat ini, yang tetap sabar menghadapi sifat
emosi dan perubahan suasana hati penulis setiap saat, dan yang pasti selalu
ix
19. Oyang Yos, Opa Poli, Oma Corry, Gei, Non dan Afry yang selalu mendukung
20. Opa Beng, Oma Tin yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama
22. Gian Hiariej Sahabat yang selalu menemani dan memberikan semangat serta
24. Group Omaga With Love yang selalu ada bersama-sama dengan penulis dan
memberikan semangat serta canda tawa dalam penulisan skripsi hingga selesai
25. Group Mentos yang selalu ada bersama-sama dengan penulis dan memberikan
semangat serta canda tawa dalam penulisan skripsi hingga selesai dengan
segala baik.
x
26. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung
Pattimura. Semoga semua yang telah diberikan dapat menjadi bekal bagi
penulis dalam meraih segala cita-cita yang di impikan, semoga Tuhan Yesus
Penulis
2018-21-300
iv
MOTTO
Dalam Mazmur 28 : 27
ABSTRAK
Tipe penelitian yang digunakan dalam skripsi adalah tipe penelitian empiris. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan
kepustakaan kemudian data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif
sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan atas permasalahan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penegakan hukum hak cipta terhadap download
film pada situs ilegal belum berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini
didasarkan bahwa penegakan hukum hak cipta dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor hukum, penegak hukum, sarana prasarana, masyarakat dan kebudayaan. Faktor
hukum dalam hal ini Undang-Undang telah memuat berupa peraturan-peraturan
terkait hak cipta, tetapi faktor penegak hukum belum efektif dalam menjalankan
tugasnya. Selain itu faktor sarana prasarana dalam hal ini terkait kurangnya dukungan
sarana komunikasi yang menjadi pengambat terkait pelaporan pelanggaran hak cipta.
Kemudian faktor masyarakat dan faktor kebudayaan dalam hal ini masyarakat masih
melakukan tindakan pelanggaran terkait hak cipta film.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................xi
D. Kegunaan Penulisan......................................................................... 7
F. Metode Penelitian........................................................................... 12
2. Lokasi Penelitian........................................................................ 12
B. PEMBAHASAN .......................................................................... 65
A. Kesimpulan ............................................................................... 73
B. Saran ......................................................................................... 73
BAB I
PENDAHULUAN
dikatakan, bahwa film adalah sebuah karya cipta seni budaya yang merupakan
sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat disaksikan oleh banyak orang.
dalam suatu benda atau barang sehingga dengan mempergunakan benda dan
dalam benda atau barang lain dan dengan mempergunakan benda tersebut dapat
Karya sinematografi dapat dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan
serta ditayangkan ditelevisi dan media sosial lainnya. Karya tersebut dapat
televisi. Sebagai sebuah karya cipta, film merupakan bagian dari kekayaan
1
Rahmi Jened, Hukum Hak Cipta (Copyright’s Law), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014,
hal. 96.
2
intelektual dan melekat hak pada diri pencipta. Hak inilah yang merupakan hak
cipta.2
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
Hak Cipta pasal 1 ayat 1 (selanjutnya disebut Undang-Undang Hak Cipta). Hak
cipta tertera dalam Undang-Undang tersebut terbagi menjadi dua yaitu hak moral
Hak moral adalah hak yang telah melekat pada diri seseorang dalam hal ini
seorang pencipta yang tidak dapat dipisahkan, dihilangkan atau dihapus dengan
berbagai alasan apapun, dari pencipta karena hak tersebut adalah hak pribadi dan
kekal. Maka dari itu, hak moral akan tetap melekat pada diri pencipta sampai
pencipta mengembuskan napas terakhirnya. Hak moral ada pada diri pencipta,
untuk tetap memakai atau tidak memakai nama pencipta pada salinan terkait
dalam hal ini pencipta memegang kendali atas hak ciptaannya tersebut. 3
2
Ibid.
3
Ahmad Rahmi, Buku Paduan Hak Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I, 2013, hal. 5.
3
ekonomi atas suatu ciptaan selalu berada pada pemegang hak cipta selama pencipta
tidak mengalihkan hak ekonominya kepada orang yang menerima hak atas suatu
ciptaan tersebut. Sebuah ciptaan dapat dikatakan berwujud apabila ciptaan tersebut
dapat didengar atau dilihat secara nyata. Maka dari itu, pemegang hak cipta telah
memiliki hak sah secara hukum atas ciptaannya tanpa harus memerlukan
masyarakat untuk melakukan sesuatu hal yang lebih mudah untuk mendapatkan
informasi dengan cepat. Sehingga hal inilah yang memungkinkan semakin banyak
orang yang menggunakan akses internet. Dalam hal ini dapat mengakses untuk
dalam dunia perfilman, dimana untuk menonton film orang-orang harus mengantri
di bioskop untuk melihat film yang baru ditayangkan. Pada saat ini banyak orang
yang memilih untuk menonton film dengan mengakses melalui situs-situs yang
ada di internet atau mendownload dari situs tertentu. Penggunaan internet yang
orang mengakses situs-situs ilegal tersebut bahkan sampai mendownload film dari
situs tersebut tanpa izin. Download atau pengunduhan film melalui situs ilegal
berarti mengambil suatu ciptaan tanpa izin dari pencipta karena dilakukan melalui
4
Ras Elyta Ginting, Hukum Hak Cipta Indonesia (Analisis Teori dan Parktik), PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2012, hal. 64.
4
situs ilegal yang sudah jelas bertentangan dengan Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang
Hak Cipta yang mengatur bahwa setiap orang yang tanpa izin pencipta atau
komersial ciptaan.
Pelanggaran hak cipta adalah pemakaian karya cipta yang melanggar hak
karya cipta dan menghasilkan karya cipta tanpa adanya izin dari pencipta, yang
umumnya dilakukan oleh penerbit maupun ditugaskan oleh pemilik hak cipta
tersebut.5 Salah satu pelanggaran hak cipta yang sampai saat ini masih dilakukan
Kegiatan mendownload film pada situs ilegal dalam hal ini secara gratis tidak
memiliki izin dari pemegang hak cipta film secara sah untuk memperbanyak karya
dapat merugikan pemilik hak cipta atas film. Hal ini dikarenakan pengguna dapat
pemilik hak cipta, sebagaimana jika menonton film di bioskop yang memerlukan
biaya. Selain pemilik hak cipta tidak mendapatkan keuntungan dengan diaksesnya
situs download film gratis akan menurunkan kreatifitas dan semangat para
pencipta film.
5
Sutrahitu M E, Kuahaty S S, Balik A, “Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta terhadap
Pelanggaran Melalui Aplikasi Telegram”, TOTOHI Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 22 No. 4, (2021), hal. 350.
6
Ayup Ningsih dan Balqis Maharani, “Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film
Secara Daring”, Jurnal Meta-Yuridis, Vol. 2 No. 1, (2019), hal. 94.
5
Dampak dari kegiatan mendownload film gratis secara ilegal bukan hanya
menyebabkan kerugian pada pemilik hak cipta, tetapi juga pada pemerintah karena
banyaknya tindak pidana hak cipta. Jika dilihat berdasarkan sektor pendapatan atau
penerimaan negara melalui pajak dari penghasilan hak cipta sesuai dengan Surat
Atas Film dimana pemerintah mengalami kerugian sekitar 20% (dua puluh persen)
dari film-film yang ditayangkan pada situs ilegal. Sehingga negara sangat
pengaturannya mulai dari ruang lingkup hak cipta termasuk pencipta bahkan pasal
tentang pidana, ataupun juga sudah diatur dengan jelas pada Undang-Undang Hak
Cipta Nomor 28 Tahun 2014 Pasal 9 ayat 3 dimana setiap orang yang tanpa izin
banyak sekali pelanggaran hak cipta, seperti perbanyak karya cipta film tanpa
adanya izin dari pencipta. Pada wilayah Kota Ambon, Provinsi Maluku pada tahun
2019 menyatakan bahwa terdapat 63% (enam puluh tiga persen) konsumen online
di Kota Ambon yang mengakses situs ilegal. Selanjutnya pada tahun 2020 dan
2021 menemukan adanya penurunan pengguna situs ilegal menjadi 50% (lima
disebut Kemkominfo ) telah memblokir situs ilegal akibat melanggar hak cipta dan
berbagai situs ilegal yang berjumlah sekitar 1.000 (seribu) lebih situs tetapi masih
saja para pembuat situs ilegal mencari jalan untuk tetap mendapatkan keuntungan
gratis tidak melanggar hukum. Menunjukan bahwa masih banyak orang yang tidak
menyadari bahwa apa yang telah mereka lakukan sudah melanggar hak pemegang
hak cipta baik itu hak moral dan hak ekonomi dari pencipta atau pemegang hak
B. Rumusan Masalah
ini adalah :
Bagaimanakah penegakan hukum hak cipta terhadap download film pada situs
ilegal ?
7
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang penulis ambil dalam penyusunan skripsi ini adalah :
2. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi strata satu (S1)
D. Kegunaan Penulisan
Suatu penelitian bukan hanya bermanfaat bagi peneliti saja, tetapi juga
bermanfaat untuk semua pihak. Penelitian dalam penulisan hukum ini dapat
1. Kegunaan teoretis
2. Kegunaan praktis
hak cipta film di internet terhadap kegiatan download film gratis di situs ilegal
E. Kerangka Konseptual
memiliki keterkaitan antara satu yang lainnya. Kegunaan dari kerangka konseptual
sendiri berguna untuk sebagai batasan pembahasan sebuah topik agar tidak
terdiri dari variabel yang diteliti. Berikut merupakan kerangka konseptual dari
penulisan skripsi:
1. Penegakan Hukum
7
Sanyoto, “Penegakan Hukum di Indonesia”, Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 8 No. 3, (2008), hal.
199.
8
Soekanto, Soerjono, Penegakan Hukum, Bina Cipta, Bandung, 1983, hal. 80.
9
atau Illegal culture, faktor sarana dan fasilitas yang dapat mendukung
2. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak eksklusif atau hak khusus yang diletakan secara
sah kepada pencipta atau penerima hak cipta.10 Oleh sebab itu orang lain di
luar pencipta tidak diperkenankan menikmati hak cipta tersebut tanpa seizin
Hak cipta merupakan hak alam, yang bersifat absolut dan dilindungi
haknya selama pemegang hak cipta atau pencipta hidup dan setelah beberapa
sebagai hak absolut maka hak itu pada dasarnya dapat dipertahankan terhadap
siapapun, dalam hal ini yang mempunyai hak tersebut dapat menuntut siapapun
9
Ibid.
10
Saidin OK, Sejarah dan Politik Hukum Hak Cipta, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, hal.
74.
11
Khwarzmi M Simatupang, “Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta Dalam Ranah Digital
(Juridical Review of Copyright Protection in Digital Sector)”, Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, Vol. 15
No. 1, (2021), hal. 68.
10
dari pemilik hak cipta, dan dengan demikian secara hak ekonomi dapat
merugikan pemilik hak cipta.12 Hal ini dikarenakan keuntungan yang harus
didapatkan oleh pemilik hak cipta atau pencipta tidak didapatkan sebagaimana
Sayangnya, hal ini merupakan tindak pidana, namun masih banyak yang
melakukannya tanpa takut melawan hukum. Oleh karena itu, hal seperti ini
a. Film sebagai karya seni budaya memiliki peran strategis dalam hal ini,
negara.
12
Kaunang Valentine Felisya, “ Pengunduhan Bajakan Musik Digital (MP3) Melalui Jasa Layanan
Internet Sebagai dari Hak Cipta”, Lex Privatum, Vol. I No. 2, (2013). hal. 60.
11
sehingga perlu kita lindungi dari dampak negatif yang tidak sesuai
Situs film ilegal adalah situs penyedia film yang secara hukum
atau yang sudah ditetapkan secara hukum yang tidak terjadi pelanggaran dari
ketentuan-ketentuan hak cipta, yakni hak moral dan hak ekonomi dari pencipta
menyebabkan pencipta merasa tidak dihargai dan dirugikan. Situs film ilegal
penutupan situs tersebut. Akan tetapi, meski sudah memblokir situs ilegal film
F. Metode Penelitian
empiris didasarkan atas fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penelitian dalam
hal ini wawancara yang ada di badan hukum atau badan pemerintah. 13
yang terjadi di dunia bukan dari dunia yang seharusnya. Sehingga penelitian
menggunakan analisis.
2. Lokasi Penelitian
13
Amiruddin, Zainal A, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2012, hal. 14.
13
a) Populasi
Maluku.
b) Sampel
c) Responden
4. Sumber Data
ini adalah :
a) Data Primer
Data Primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari objek yang
diteliti. Dalam hal ini, adalah data yang didapat langsung melalui penelitian
b) Data Sekunder
atau sebagai data pendukung yang diperoleh dari bahan hukum yang
meliputi :
14
c) Data Tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang menunjang data primer dan
pokok bahasan.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain:
a) Studi Lapangan
mengenai penegakan hukum hak cipta terhadap download film pada situs
ilegal.
15
b) Studi Kepustakaan
penulis akan disusun terlebih dahulu untuk memastikan bahwa data-data yang
diterima sudah cukup baik dan cukup lengkap untuk membantu pemecahan
masalah yang sudah dirumuskan. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan cara
7. Analisis Data
dan mengkaji data yang diperoleh secara sistematis untuk kemudian dikaitkan
Selanjutnya data primer yang telah penulis peroleh langsung dari lapangan
kalimat yang teratur sehingga dapat ditemukan solusi dan kemudian dapat
ditarik kesimpulan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
property right. Pengertian dari intelectual property right merupakan hak atas
dari itu, hak tersebut berkaitan erat dengan hak dari pribadi seseorang maupun hak
suatu kekayaan yang timbul dari olah pikir intelektual seseorang yang pada
dasarnya bersifat tidak berwujud serta dilindugi oleh hukum sebagai suatu hak. 2
oleh negara kepada perseorangan atau kelompok terhadap suatu ciptaannya. 3 Hak
ini pada dasarnya bertujuan untuk memberikan keuntungan secara ekonomis atas
suatu karya ciptaannya tersebut. Selain dapat dilindungi dan diberi kepastian oleh
Hak milik intelektual adalah hak yang timbul dari pemikiran seseorang
1
Mahdurohatum Anis, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Dalam Perspektif Sejarah di Indonesia,
Madina Semarang, 2013, hal. 4.
2
Eddy Damian, Glosarium Hak Cipta dan Hak Terkait, P.T. Alumi, Bandung, 2012, hal. 41.
3
Khoirul Hidayah, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang, 2018, hal. 5.
18
Hak kekayaan intelektual merupakan hak kebendaan atau hak milik atas
suatu benda yang bersumber atas pemikiran atau hasil kerja otak seseorang. Hasil
kerja tersebut dapat berupa suatu benda berwujud maupun tidak berwujud. Jika
menelusuri lebih detail hak atas kekayaan intelektual sebenarnya merupakan suatu
bagian dari benda yang tidak berwujud. 4 Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
3. Benda yang dapat diganti dan benda yang tidak dapat diganti
4. Benda yang dapat dibagi dan benda yang tidak dapat dibagi
Oleh karena itu, untuk lebih lanjut memahami batas benda yang dituangkan
dalam pasal 499 KUHPerdata yang berbunyi benda ialah tiap-tiap barang dan tiap-
tiap hak yang dapat dikuasi oleh hak milik. Sebagai suatu hak milik yang muncul
melalui karya, karsa, dan ciptaan seseorang atau bisa juga dianggap menjadi hak
atas kekayaan intelektualitas setiap manusia. Oleh karena itu, hasil ciptaan tersebut
4
Baca Salim H, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal. 89.
19
dianggap oleh masyarakat bahwa yang membentuk boleh menguasai buat tujuan
Sistem hak kekayaan intelektual adalah suatu hak privat (private rights),
diberikan oleh suatu negara kepada setiap individu pelaku HaKI baik pencipta
karya cipta yang dihasilkan.6 Selain itu sistem hak kekayaan intelektual menunjang
diadakannya suatu sistem dokumentasi untuk segala bentuk hasil karya yang
Hak kekayaan intelektual sendiri terbagi menjadi beberapa sub bagian atau
memberikan sutau hak eksklusif kepada seorang pencipta atau pemegang hak cipta
manfaat ekonomis dari karya cipta tersebut. Selain itu, diketahui bahwa elemen
5
Roscou Pound, Pengantar Filsafat Hukum terjemahan Mohammad Radjab, Bharatara Karya
Aksara, Jakarta, 1982, hal. 21.
6
Saidin H O K, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Rights), Rajawali
Pers, Jakarta, 2004, hal. 9.
20
terpenting dari hak cipta adalah prinsip deklaratif. Hal ini berarti bahwa pencipta
atau pemegang hak cipta harus mendeklarasikan terlebih dahulu ciptaannya untuk
nantinya dapat mempunyai hak cipta atau karya cipta yang dihasilkannya tersebut.
Hak cipta terbagi menjadi dua yaitu hak moral dan hak ekonomi.
Hak moral adalah hak yang telah melekat pada diri seseorang dalam hal ini
seorang pencipta yang tidak dapat dipisahkan, dihilangkan atau dihapus dengan
berbagai alasan apapun, dari pencipta karena hak tersebut adalah hak pribadi dan
adalah hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk memperoleh manfaat
ekonomi atas ciptaan. Hak tersebut terdiri atas 8 hal, antara lain :
1. Penerbitan ciptaan,
3. Penerjemahan ciptaan,
6. Pertunjukan ciptaan,
7. Pengumuman ciptaan,
B. Teori Hukum
mendownload film pada situs ilegal yang dapat menyulitkan pencipta atau
pemegang hak cipta film dan para pekarya film, untuk dapat memastikan
bahwa ciptaan tersebut dapat perlindungan secara hukum dan dilindungi hak-
hak yang seharusnya diperoleh oleh pencipta atau pemegang hak cipta
Cipta yang telah diberlakukan dapat menjadi suatu benteng untuk dapat
atau tidaknya suatu hukum didasarkan oleh 5 (lima) faktor, antara lain :
menerapkan hukum,
diterapkan,
22
e) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
faktor-faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya untuk
menjamin adanya perlindungan hukum bagi pencipta atau pemegang hak cipta
tersebut.
harkat, dengan adanya pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang sudah
Undang-Undang Hak cipta saat ini. Maka dari itu, untuk melindungi hak cipta
miliknya, diperlukan kerja sama antara pemerintah dan juga pencipta dalam
7
Soerjono Soekanto, Pokok-pokok Sisiologi Hukum, PT Raga Grafindo Persada, Jakarta, 2007,
hal. 110.
8
Setiono, Rule of law (Supremasi Hukum), Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004, hal. 3.
23
preventif dapat berjalan dengan lebih baik sehingga hak-hak pencipta dapat
dalam melakukan suatu kegiatan atau kewajiban tertentu.9 Dalam hal ini
ciptaannya agar dapat melindungi pemegang hak cipta atau pencipta dari
9
Ray Pratama Siadari, Teori Perlindungan Hukum, diakses pada tanggal 26 Mei 2022, tersedia di
http://raypratama.blogspot.co.id/2015/04/teori-perlindungan-hukum.html.
24
situs film ilegal merupakan suatu kegiatan yang sangat penting demi
terciptanya budaya menghormati atas suatu karya cipta atau hak cipta orang
kelompok sosial dari berbagai tipe dan ukuran yang meliputi keluarga-
10
Andi Hamzah dan Sumangelipu, Hukum Pidana Mati di Indonesia, di Masa Lalu, Kini dan di Masa
Depan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, hal. 15.
25
terkandung dalam hak kekayaan intelektual itu sendiri agar lebih memahami
makna dari hak kekayaan intelektual. Di bawah ini merupakan dasar perlindungan
1. Prinsip deklaratif (First to Use) atau sistem deklaratif merupakan suatu sistem
deklaratif menitikberatkan kepada pemakai pertama. Dalam hal ini, siapa yang
2. Prinsip konstitutif (First to File) atau disebut juga first to file principle yang
diartikan bahwa suatu merek yang telah terdaftar sudah memenuhi beberapa
persyaratan dan sebagai yang pertama. Dalam hal ini, merek yang didaftarkan
11
Rachmadi U, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimesi Hukumnya di
Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, hal. 2.
26
tidak semuanya disetujui. Hal ini disebabkan atas dasar permohonan yang
diajukan oleh pemohon tersebut tidak beritikad baik. Pemohon beritikad tidak
baik dinilai dari pemohon yang mendaftarkan mereknya secara tidak layak
maupun tidak jujur, ataupun ada niatan yang tersembunyi contohnya meniru,
sehat antara satu sama lain. Dalam sistem konstitutif, hak atas merek tersebut
apabila telah didaftarkan dan diterima oleh badan hukum. Oleh sebab itu di
dalam sistem konstitutif ini pendaftaran merupakan suatu hal yang mutlak dan
sebagai suatu keharusan karena dengan begitu hasil ciptannya dilindungi dan
suatu desain ataupun ciptaan yang belum ada sebelumnya. Keaslian suatu
karya cipta menjadi persyaratan yang paling penting dari hak kekayaan
12
Muhamad D, Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan Praktiknya di Indonesia,
PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hal. 256.
13
Budi Santoso, HKI Hak Kekayaan Intelektual, Penerbit Pustaka Magister, Semarang, 2011, hal.
98.
27
kurung waktu tertentu yaitu berlaku hingga tujuh puluh tahun setelah
adil serta proporsional, supaya dengan begitu tidak ada pihak yang dirugikan
ini seperti pemerintah, investor, pencipta atau pemegang atau penerima hak
14
Suyud M, Hukum dan Perlindungan Hak Cipta, CV. Novindo Pustaka Mandiri, 2003, hal. 30.
28
3. Prinsip Keadilan
pencipta atau inventor harus dilindungi. Selain itu, disisi lain juga kepentingan
inventor atau pencipta dapat menimbulkan kerugian bagi sejumlah orang atau
masyarakat luas. Pencipta dari karya tertentu atau orang yang bekerja untuk
intelektualnya dapat berupa materi atau bukan materi seperti adanya rasa
perlindungan secara hukum dan diakui atas hasil karya ciptaannya. Imbalan
diantaranya waktu, fasilitas, intelektual, dedikasi dan biaya yang tidak sedikit.
Hak cipta dan hak moral adalah suatu aspek terpenting berkaitan dengan suatu
hasil ciptaan yang diciptakan oleh seorang pencipta.16 Berkaitan dengan hak
ekonomi, maka dari itu pencipta atau pemegang hak cipta harus mendapatkan
jaminan oleh hukum untuk memperoleh manfaat ekonomi dari hasil karya
pencipta atau pemegang hak cipta dapat memberikan izin kepada siapapun,
15
Indah Sari. ‘’Kedudukan Hak Cipta Dalam Mewujudkan Hak Ekonomi Sebagai Upaya
Perlindungan Terhadap Intelectual Property Right’’, Jurnal M-Proggres, (2016), hal. 85.
16
Riswandi B A, Syamsudin M, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hal. 32.
29
komerisal atau bisnis didasarkan pada perjajian lisensi. 17 Selain itu, pemegang
hak cipta tau pencipta juga dapat perlindungan dari hukum terkait hak
5. Prinsip Kemanfaatan
mempunyai kegunaan atau manfaat bagi manusia maka tidak pantas diberi
perlindungan hukum.
6. Prinsip Moralitas
Cipta menekankan bahwa suatu ciptaan atau karya cipta yang dapat diberikan
17
Henry S, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hal. 47.
30
tujuan adalah untuk memacu ide atau invensi baru pada bidang teknologi dan
dimana ketika seseorang atau sekelompok orang dalam hal ini bukan
ciptaan dari sang pencipta tanpa adanya ijin sah dari pemegang hak cipta atau
pencipta tersebut.18
a) Pembajakan (Piracy)
penyalinan secara ilegal atau tidak sah terhadap perangkat lunak atau
yaitu penggandaan ciptaan dan/atau produk hak terkait secara tidak sah
penggunaan karya cipta dalam hal ini terkait hak eksklusif pencipta yang
terdiri dari hak moral dan hak ekonomi dari pencipta atau pemegang hak
18
Aan Priyatna, Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta dalam Pembuatan E-book,
Semarang: Universitas Diponegoro, 2016, hal. 7.
19
Suran N, Hediyati M, “ Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap Pembajakan Film Secara
Daring”, Jurnal Meta-Yuridis, Vol. 2 No. 1, (2019), hal. 14.
32
karya hak cipta tanpa adanya izin dari pencipta atau pemegang hak cipta.
konten digital tanpa adanya izin dari pencipta atau pemegang hak cipta.20
Maka dari itu, hal ini dapat mengakibatkan kerugian kepada pencipta
dalam hal ini terkait hak ekonomi dari pemegang hak cipta tersebut. Hal
ini dikarenakan royalti yang pada dasarnya ada pada diri pencipta tetapi,
tindakan ilegal tetapi masih saja banyak sekali masyarakat atau oknum-
oknum tertentu yang melakukan hal ini dengan sengaja dan tanpa adanya
rasa bersalah. Oleh karena itu, hal seperti ini harus menjadi fokus
20
Felisya K V, “ Pengunduhan Bajakan Musik Digital (MP3) Melalui Jasa Layanan Internet
Sebagai Dari Hak Cipta”, Lex Privatum, Vol. I No. 2, (2013), hal. 60.
33
dilakukan pengguna situs film ilegal. 21 Dalam hal ini merupakan bentuk
telah melakukan pelanggaran hak cipta. Dalam hal ini pemerintah Indonesia
telah memiliki aturan untuk setiap bentuk pelanggaran hak cipta dengan
adanya sanksi yang tegas untuk memberi efek jera bagi masyarakat maupun
2014 Tentang Hak Cipta Pasal 113 ayat 1-4 yang berbunyi :
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau
21
Ellysintia V, dkk. “Pengaruh Ilegal Movie Streaming Terhadap Popularitas Film Bagi
Mahasiswa, Universitas Internasional Batam”, Jurnal Teknologi Informasi, Vol. 6 No. 2, (2020), hal. 36.
34
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin pencipta atau
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
E. Film/Karya Sinematografi
cinema artinya gerak. tho artinya cahaya dan graphie artinya gambar, jadi
tipis yang terbuat dari seluloid, dimana untuk gambar negatif yang dibuat
potret dan untuk gambar positif yang diputar di bioskop dan di televisi. 22
film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat
dalam pita seluloid, pita video, piringan video, cakram optik dan/atau
Situs film online terdiri atas 2 jenis yaitu situs film legal dan situs film
Situs film legal adalah situs yang berisi film-film yang telah terdaftar
melanggar hak pencipta, hak moral serta hak ekonomi pencipta. Dengan
22
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1990, hal. 242.
36
pencipta film diuntungkan karena dengan adanya situs film legal tersebut
Situs film legal ini juga, dapat memudahkan penonton untuk menonton
dapat merugikan pemilik dari film tersebut.23 Situs film legal ini memiliki
Situs film ilegal atau biasanya disebut situs film bajakan adalah situs
film yang didalamnya berisi film-film yang dapat dinonton tetapi situs
hal ini, situs film ilegal dapat merugikan pemegang hak cipta film karena
hak ekonomi dan hak moral dari pencipta. Biasanya situs film ilegal ini
23
Dharmawan S, Ardian M, Firdaus A, Ramahdhan M, Santoso S, “Analisis Minat Generasi Z dan
Milenial Pada Film Ilegal dan Situs Film Legal”, Jurnal Narada, Vol. 8 No. 2, (2021), hal. 138.
37
oknum tertentu yang membuat situs film ilegal yang baru. Sampai saat
ini, masih saja banyak situs film ilegal yang berada di internet atau
didunia maya.
tersebut.
24
Kompas, 2020, 7 Cara Mudah Mengenali Situs Web Palsu agar Terhindar dari “Scam”,
diakses pada tanggal 15 Agustus 2022, tersedia di :
https://tekno.kompas.com/read/2021/04/28/09310037/7-cara-mudah-mengenali-situs-web-palsu-agar-
terhindar-dari-scam-?page=all#page2.
38
BAB III
A. Hasil Penelitian
Ditreskrimsus Polda Maluku) adalah satuan kerja yang mempunyai tugas untuk
pencucian uang, tindak pidana tertentu serta tindak pidana siber di wilayah
Polda.
Hal ini dapat terlihat jelas dari perkembangannya kejahatan lintas negara seperti
dan yang paling penting yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai
kejahatan siber.
dalam kehidupan masyarakat baik secara internal maupun eksternal yang dapat
a) Aspek Idiologi
Maluku;
menjadi lambat.
41
b) Aspek Politik
(2) Kondisi budaya politik belum menunjukan iklim dan budaya politik
politik.
c) Aspek Ekonomi
(enam koma dua sampai enam koma tiga puluh delapan persen);
sopi pada setiap acara adat, hajatan dan syukuran serta kegiatan adat
43
e) Keamanan
(3) Polri dalam perwujudan visi dan misinya yang tertuju pada upaya
terorisme;
2) Analisa SWOT
a) Strength (Kekuatan)
berasal dari masyarakat setempat (Local Boy for the Local Job),
(4) Sarana dan prasarana Dit Reskrimsus Polda Maluku dari berbagai
kuantitasnya.
46
b) Weakness (Kelemahan)
c) Opportunities (Peluang)
tersebut.
d) Threats (Ancaman)
kerawananan kejahatan;
1) Visi
masyarakat untuk :
pencipta film, dalam hal ini para pencipta film tidak mendapat
2) Misi
pidana korupsi;
penyelidikan (SP2HP);
kepada masyarakat;
internet;
masyarakat;
terpercaya.
kegiatan illegal downloading, tim dari divisi siber crime sudah cukup
berikut :
tujuan yang akan di capai oleh Dit Reskrimsus Polda Maluku. Maka
strategi yang akan dilakukan ada beberapa hal yaitu membuat laporan
Maluku.
54
a) Apa saja faktor yang menyebabkan seseorang masih saja membuat situs
film gratis yaitu terkait faktor ekonomi atau secara finasial yang dimana
(2) Selain pelanggaran hak cipta dan/atau hak terkait dalam bentuk
secara baik maka selanjutnya gugatan atas pelanggaran hak cipta dapat
c) Apa yang menyebabkan pelaku kejahatan siber dalam membuat situs ilegal
penanganannya ada yang mudah diungkap dan ada yang sukar tergantung
e) Apakah penegakan Undang-Undang Hak Cipta saat ini sudah efektif, jika
kenyataannya, masih saja para pelaku pembuat situs ilegal yang tidak ada
penegak hukum saat ini pihak Kepolisian sudah cukup berusaha dalam
intelektual khususnya terkait dengan karya cipta. Akan tetapi memang pada
kenyataannya masih saja ada pelanggaran hak cipta terkait hak cipta film.
masyarakat yang ada pada pihak Kepolisian Polda Maluku. Akan tetapi
hukum oleh karena itu saat ni diharapkan peran serta masyarakat dalam
masyarakat yang masih senang saat ciptaanya ditiru harus sedikit demi
57
tidak langsung, melalui media sosial, radio dan televisi terkait perlindungan
Ambon.
atas nama Regino Papilaya berusia 23 tahun, alamat di Karang Panjang dan
Jordi Kakisina berusia 17 tahun, alamat di Galala dan berstatus sebagai pelajar
berusia 33 tahun, alamat di Batu Merah dan berprofesi sebagai ibu rumah
tangga.
ke orang lain.
59
ilegal.
B. Ketiga atas nama Levina Itihuny berusia 27 tahun, alamat di Amahusu dan
Syela Sinay berusia 35 tahun, alamat di Mangga dua dan berprofesi sebagai
Wiraswata.
ilegal.
atas nama Gian Hiariej berusia 22 tahun, alamat di Lateri dan berstatus sebagai
alamat di Nania dan berstatus sebagai ibu rumah tangga disebut sebagai
ilegal.
Hak Cipta.
ilegal.
Pertama atas nama Puspa Kamoda berusia 29 tahun alamatnya Poka dan
Sela Latuperisa berusia 20 tahun, alamat di Rumah Tiga dan berstatus sebagai
alamat di Laha dan berstatus sebagai ibu rumah tangga disebut sebagai
narasumber D. Kelima atas nama Beril Sopacua berusia 25, alamat di Wayame
E.
63
ilegal.
64
B. Pembahasan
dibahas. Penegakan hukum hak cipta film bukanlah merupakan sesuatu yang berdiri
sendiri yang terlepas dari penegakan hukum pada umumnya. Penegakan hukum hak
cipta hanyalah merupakan sub sistem dan bagian integral dari sistem penegakan
dialami dalam penegakan hukum secara umum adalah juga dialami dan dihadapi
dalam penegakan hukum hak cipta. Berdasarkan teori efektivitas hukum dari
Soerjono Seokanto ada beberapa faktor yang mempengaruhi penegakan hukum hak
sehingga nantinya tidak dapat bertabrakan antar satu sama lain. Koordinasi
Berdasarkan hasil wawancara secara tatap muka pada tanggal 27 Juni 2022
Polda Maluku, mengatakan bahwa poin utama dalam hal melindungi hak-hak
1
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta. 2011. hal 8.
2
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 2014. Hal 53.
65
yang dimiliki oleh seorang pencipta film dari situs penyedia film ilegal adalah
yang ada pada Undang-Undang Hak Cipta tersebut. Selain Undang-Undang Hak
terkait tersebut adalah salah satunya adalah bidang kepolisian. Berkaitan dengan
pendapat yang diutarakan oleh AIPDA Andrew Souhoka, S.H di bagian subdit
V/Siber Ditreskrimsus Polda Maluku, bahwa penegak hukum saat ini yaitu pihak
hukum tertulis. Dalam hal ini dikehendaki aparat penegak hukum yang handal
mental yang baik. Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh
terhadap jalannya hukum tertulis ditinjau dari segi penegak hukum bergantung
kebijaksanaan.
dengan wewenangnya.
kenyataanya belum efektif dalam menangani kegiatan tersebut dilihat dari masih
banyak masyarakat yang melakukan kegiatan mendownload pada situs ilegal dan
Kasus pembajakan film secara online sebenarnya hal tersebut sudah terjadi
masih kurangnya dukungan sarana komunikasi daring dari tingkat Polda Maluku
sampai pada tingkat Polsek dan sebaliknya (sebagai akibat dari kondisi geografis
masyarakat yang masih melakukan kegiatan mendownload film dari situs ilegal
pencegahan pelanggaran hak cipta dan hak terkait yang dilakukan melalui sarana
b) Kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar
menghapus situs penyedia film ilegal bukanlah solusi yang tepat dan hasilnya
download film gratis lainnya bermunculan setelah satu situs diblokir. Hal
Teknologi yang dimiliki oleh para penegak hukum atau aparatur penegak hukum
untuk melaksanakan penegakan hukum sudah ada, akan tetapi teknologi juga
didownload.
4. Faktor Masyarakat
tentang Undang-Undang Hak Cipta masih belum 100% (seratus persen) baik
3
Thalib Pratiwi, “ Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Cipta dan Pemiliki Lisensi
Rekaman Berdasarkan Undang-undang Tentang Hak Cipta”. Jurnal Yuridika Vol 23 No.8. (2013). hal
7.
69
Undang-Undang Hak Cipta akan tetapi tidak sejalan dengan pemahaman akan
aturan yang terdapat dalam Undang-Undang Hak Cipta. Selain itu bila
yang mengetahui sanksi dari mendownload film pada situs ilegal dari 13 (tiga
Dari data hasil penelitian terlihat jelas bahwa angka pengetahuan dan
sudah melebihi setengah responden yang telah diwawancarai. Namun dari data
Cipta masih belum diikuti dengan pemahaman akan pasal-pasal di dalamnya. Hal
ini nampak dari 15 (lima belas) responden yang mengakses situs ilegal 7
responden membagikan hasil download film kepada orang lain. Sehingga masih
film dan menyebarkan hasil mendownload film kepada orang lain adalah sesuatu
Masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan keberadaan situs ilegal untuk
mendownload film dan terbiasa tidak menikmati film yang dari situs legal yang
sudah dibuat oleh berbagai perusahaan. Hal ini didasarkan dari hasil wawancara
dikarenakan situs ilegal yang diakses secara gratis tanpa berbayar. Hal ini
berpengaruh bagi para pembentuk situs ilegal tersebut untuk terus melakukan
dengan adanya keberadaan situs ilegal untuk mendownload film ini perlu
mengakses situs ilegal untuk mendownload film. Sosialisasi ini bertujuan untuk
hak moral dan hak ekonomi yang melekat pada pemegang hak cipta tersebut.
5. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan merupakan hasil karya cipta dan rasa yang didasarkan
yang ingin sesuatu dilakukan dengan cara yang instan dan cepat namun secara
gratis sedang menjadi masalah besar bagi bangsa ini. Akan tetapi, budaya
tersebut dapat diubah salah satunya dengan cara seorang tokoh, baik itu pejabat
Pemerintah maupun penegak hukum atau siapapun orang penting yang mulai
melakukan sosialisasi tentang menonton film pada situs legal yang tidak
71
tersebut dapat menjadi panutan bagi semua orang dan dapat membawa dampak
menonton film pada situs ilegal dan beralih menonton film pada situs legal. Hal
ini juga sama dengan pendapat dari Soerjono Soekanto bahwa Undang-Undang
dapat menjadi efektif jika peranan dilakukan oleh pejabat penegak hukum
menjadi tidak efektif jika peranan yang dilakukan oleh penegak hukum dari apa
masih saja senang saat ciptannya ditiru. Budaya ini harus sedikit demi sedikit
dapat memberikan pemahaman yang jelas jika setiap ciptaan yang dihasilkan
kejahatan hak cipta itu sendiri. Realitas menentukan bahwa masyarakat kita
umumnya tidak memandang kejahatan hak cipta sebagai kejahatan, dengan kata
Oleh karena itu dari faktor-faktor di atas dapat terlihat bahwa masih banyak
pelanggaran hak cipta berkaitan dengan kegiatan download film pada situs ilegal
yang terjadi dalam masyarakat, khususnya terhadap hak untuk memperbanyak yang
secara nyata dapat dilihat dalam bentuk pembajakan (piracy) telah menyebabkan
72
adanya kesan bahwa negara kita kurang memberikan perhatian serius terhadap
masalah hak cipta dan dipandang lemah dalam melakukan penegakan hukumnya.
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sudah baik dalam beberapa aspek dalam melindungi hak-hak dari pemegang hak
cipta baik itu hak ekonomi maupun hak moral. Akan tetapi, pada kenyataannya
dalam melindungi karya cipta di dalam kegiatan online aparatur penegak hukum
kurang memerhatikan perlindungannya jika tidak ada pengaduan maka tidak akan
berjalan semestinya. Seharusnya aparat penegak hukum lebih aktif lagi dalam
Masalah atau perkara yang terjadi karena kurangnya sumber daya manusia,
hal ini dikarenakan lebih banyak pelaku pelanggarnya dari pada penegak hukum
itu sendiri dan juga sudah menjadi kebiasaan atas perlakuan pelanggaran terkait
hak cipta film dan kurangnya kesadaran hukum masyarakat indonesia serta
kurangnya sistem yang baik untuk mengkontrol kegiatan pada dunia online.
B. Saran
tentang penegakan hukum hak cipta terkhususnya situs ilegal yang memuat
menonton film tersebut di situs legal layanan penyedia film baik itu secara
Buku :
Aan Priyatna, (2016), Penegakan Hukum Terhadap Pelanggaran Hak Cipta dalam
Ahmad Ramli, (2013), Buku Paduan Hak Kekayaan Intelektual. Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
Tangerang.
Persada, Jakarta.
Andi Hamzah dan Sumangelipu, (1985), Hukum Pidana Mati di Indonesia, di Masa
Asian Law G, (2004), Hak Kekayaan Intelektual (Suatu Pengantar), Alumni, Bandung.
Semarang.
C S T Kansil, (1997), Hak Milik Intelektul (Hak Milik Perindustrian dan Hak Cipta),
Eddy Damian, (2012), Glosarium Hak Cipta dan Hak Terkait, P.T. Alumi, Bandung.
Henry S, (2011), Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Khoirul Hidayah, (2018), Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang.
Rachmadi Usman, (2003), Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan
Rahmi Jened, (2014), Hukum Hak Cipta (Copyright’s Law), PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Ras Elyta Ginting, (2012), Hukum Hak Cipta Indonesia (Analisis Teori dan Praktik).
O.K Saidin , (2004), Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intelectual Property
_________ , (2016), Sejarah dan Politik Hukum Hak Cipta, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Salim H, (2005), Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta.
Soelistyo, Henry, (2011), Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Soerjono Soekanto, (2011), Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT
Suyud M, (2003), Hukum dan Perlindungan Hak Cipta, CV. Novindo Pustaka Mandiri.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, (1990), Kamus Besar
Ayup Ningsih dan Balqis Maharani, (2019). Penegakan Hukum Hak Cipta Terhadap
Generasi Z dan Milenial Pada Film Ilegal dan Situs Film Legal. Jurnal Narada
Vol.8 No.2.
Ellysintia V, dkk, (2020). Pengaruh Ilegal Movie Streaming Terhadap Popularitas Film
Vol.6 No.2.
Felisya K V, (2103). Pengunduhan Bajakan Musik Digital (MP3) Melalui Jasa Layanan
Indah Sari, (2016). Kedudukan Hak Cipta Dalam Mewujudkan Hak Ekonomi Sebagai
Setiono, (2004). Rule of law (Supremasi Hukum), Magister Ilmu Hukum Program
Thalib Pratiwi, (2013). Perlindungan Hukum Terhadap Pememgang Hak Cipta dan
Peraturan Perundang-Undangan:
Website :
Kompas, 2020, 7 Cara Mudah Mengenali Situs Web Palsu agar Terhindar dari
mengenali-situs-web-palsu-agar-terhindar-dari-scam-?page=all#page2.
Ray Pratama Siadari, Teori Perlindungan Hukum, diakses pada tanggal 26 Mei 2022,
tersedia di http://raypratama.blogspot.co.id/2015/04/teori-perlindungan-
hukum.html.