Sistem
Pengendalian
Manajemen
Pengukuran dan
Pengendalian Aset
07 Dr. Silviana.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA
Drs. Rudy Lizwaril.,S.E.,M.M.,Ak.,CA,
CPMA.,PA, CTA,CPAI,PIA,ASEAN,CPA, AB
H.R. Ferry Mulyawan M.,S.E.,M.Si.,Ak
Syakieb Arsalan .,S.E.,M.M
Robertus Ary Novianto.,S.E.,M.M.,Ak.,CA., CTA.,
CPA., QIA
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
pusat invesatasi, pengukuran dan untuk menjelaskan pusat laba, pusat
pengendalian asset untuk mencapai investasi, asset yang digunakannya.
kinerja manajemen yang baik. Metode pengukuran untuk
mengendalikan penggunaan asset
dalam mencapai kinerja manajemen
yang baik.
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah mengendalikan kinerja
manajemen agar strategi perusahaan dijalankan dengan baik sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai. Kinerja manajemen yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana
manajemen mengelola aktiva perusahaan secara optimal. Sistem pengendalian manajemen
yang baik harus mampu mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola.
Jika sistem yang digunakan sudah baik maka hasil yang diperoleh akan baik pula,
bagi internal perusahaan juga untuk pihak eksternal (investor) yang akan menanamkan
modalnya. Oleh karena itu pihak internal perlu mencari sistem yang sesuai bagi perusahaan
dalam mengelola perusahaan, terutama pengkuran dan pengendalian aktiva.
Dalam sebuah perusahaan, untuk menyebut pusat tanggung jawabnya lebih sering
digunakan istilah pusat laba dibandingkan pusat investasi. Disepakati bahwa pusat investasi
adalah jenis pusat laba yang banyak menggunakan jenis-jenis aktiva. Kumpulan aktiva
tersebut dinamakan dasar investasi.
FOKUS PENGUKURAN
Pusat perhatian unit usaha adalah pada pusat laba (laba yang diukur dari selisih antara
pendapatan dan pengeluaran), sedangkan pada pusat investasi (laba dibandingkan dengan
asset yang digunakan untuk meraih laba. Pusat perhatian pada jenis - jeni Asset yang
mungkin digunakan dalam suatu pusat investasi (dinamakan sebagai basis investasi).
Sedangkan yang menjadi sasaran kinerja manajer unit usaha adalah :
1. Menghasilkan laba yang cukup dari sumber daya yang digunakan.
2. Menggunakan sumber daya tambahan jika akan menghasilkan return yang memadai.
3. Menghentikan penggunaan jika laba tahunan yang diharapkan lebih rendah daripada
kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya.
Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dg
EVA, dua cara dalam mengkaitkan laba dengan aktiva yg digunakan yg paling menarik
adalah seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut untuk menyediakan informasi guna
pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja, yaitu :
1. Mereka harus merealisasikan laba yang mencukupi dari sumber daya yang
digunakan,
2. Mereka harus dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika
penggunaan tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yg memadai.
Tujuan mengkaitkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit
usaha guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Berikut ilustrasi laporan keuangan
hipotesis yg disederhanakan dari suatu unit usaha.
Laporan Posisi Keuangan (ribuan $)
Aktiva lancar Kewajiban lancar
Kas $ 50 Utang usaha $ 90
Piutang 150 Kewajiban lancar lainnya 110
Persediaan 200 Total kewajiban lancar $ 200
Total aktiva lancar $ 400
Aktiva Tetap Ekuitas perusahaan 500
Biaya $600
Penyusutan - 300
Nilai buku $ 300
Total aktiva $ 700 Total ekuitas $ 700
Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah sebuah rasio, yang pembilangnya
(numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan, sedangkan
penyebutnya (denominator) adalah aktiva yang digunakan. Dalam ilustrasi diatas, penyebut
adalah modal perusahaan di unit usaha yang dihasilkan dari jumlah kewajiban tidak lancar
ditambah dengan ekuitas pemegang saham di laporan posisi keuangan dari perusahaan yang
terpisah.
Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh
dari mengurangkan beban modal dari laba operasi bersih. Beban modal diperoleh dari
perkalian antara jumlah aktiva yang digunakan dengan suatu tarif tertentu.
MENGUKUR ASSETS
Dalam memutuskan dasar investasi yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat
investasi, kantor pusat perlu mengetahui praktik-praktik apa saja yang akan membuat para
2. Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui
penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta
melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi
kenudahan, unsur piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode,
meskipun rata-rata antar periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas
jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba.
3. Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang-yaitu dicatat pada jumlah akhir
periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan
menggunakan (last in, first out-LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode
penilaiain lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo
persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi. Dalam
kondisi-kondisi tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau rata-rata,
dan biaya yang sama sebaiknya digunakan untuk ,mengukur harga pokok, penjualan
pada laporan laba rugi unit usaha. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui
pembayaran di muka atau pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi
jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan
dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Beban modal atas mesin yang baru dihitung pada nilai buku awalnya, di mana untuk
tahun pertama adalah sebesar $100×10%=10. Nilai buku awal tahun demi kemudahan.
Banyak perusahaan yang menggunakan nilai buku rata-rata (100+80)+2 = 90. Hasilnya
akan serupa.
Investasi yang diusulkan memiliki nilai sekarang bersih (net present value-NPV) sebesar
$2.400, dan oleh karena itu, harus diambil. Tetapi, jika mesin tersebut dibeli dan unit
usaha mengukur dasar aktivanya, maka unit tersebut akan melaporkan penurunan EVA
pada tahun pertama, dan bukan kenaikan. Bagian B pada tampilan diatas menunjukkan
laporan laba rugi tanpa mesin tersebut dan laporan laba rugi jika mesin tersebut dibeli
(dan telah digunakan selama satu tahun). Perhatikan bahwa pembelian mesin tersebut
akan menaikkan pendapatan sebelum pajak, tetapi kenaikan ini lebih dibandingkan
dengan kenaikan beban modal. Dengan demikian, penghitungan EVA menandakan
bahwa profitabilitas telah menurun, walaupun fakta ekonomi menunjukkan bahwa laba
mengalami kenaikan. Dalam kondisi yang demikian, manajer unit usaha mungkin akan
merasa enggan untuk membeli aktiva tersebut. Dalam tampilan diatas, penyusutan
dihitung berdasarkan metode garis lurus.
Disposisi Aktiva
Penyusutan Anulitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus,
maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dan ROI yang tepat.
Hal ini disebabkan karena metode penyusutan anulitas sesungguhnya mengaitkan
pengembalian investasi yang implicit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan
anulitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana jumlah
penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya
masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi;
tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan.
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan EVA
juga memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari
ROI, yaitu :.
1. Pertama dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama
untuk perbandingan investasi. Di lain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang
berbeda untuk investasi di antara unit-unit usaha.
3. EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis
aktiva yang berbeda pula. Sebagai contoh, tingkat bunga yang rendah dapat digunakan
untuk persediaan, sedangkan tingkat bunga yang relatif tinggi dapat digunakan untuk
investasi dalam aktiva tetap.