Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Sistem
Pengendalian
Manajemen
Pengukuran dan
Pengendalian Aset

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Akuntansi - S1 0111603 Dr. Syafrizal Ikram.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA.

07 Dr. Silviana.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA
Drs. Rudy Lizwaril.,S.E.,M.M.,Ak.,CA,
CPMA.,PA, CTA,CPAI,PIA,ASEAN,CPA, AB
H.R. Ferry Mulyawan M.,S.E.,M.Si.,Ak
Syakieb Arsalan .,S.E.,M.M
Robertus Ary Novianto.,S.E.,M.M.,Ak.,CA., CTA.,
CPA., QIA

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
pusat invesatasi, pengukuran dan untuk menjelaskan pusat laba, pusat
pengendalian asset untuk mencapai investasi, asset yang digunakannya.
kinerja manajemen yang baik. Metode pengukuran untuk
mengendalikan penggunaan asset
dalam mencapai kinerja manajemen
yang baik.

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah mengendalikan kinerja
manajemen agar strategi perusahaan dijalankan dengan baik sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai. Kinerja manajemen yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana
manajemen mengelola aktiva perusahaan secara optimal. Sistem pengendalian manajemen
yang baik harus mampu mengukur dan mengendalikan aktiva yang dikelola.
Jika sistem yang digunakan sudah baik maka hasil yang diperoleh akan baik pula,
bagi internal perusahaan juga untuk pihak eksternal (investor) yang akan menanamkan
modalnya. Oleh karena itu pihak internal perlu mencari sistem yang sesuai bagi perusahaan
dalam mengelola perusahaan, terutama pengkuran dan pengendalian aktiva.

Dalam sebuah perusahaan, untuk menyebut pusat tanggung jawabnya lebih sering
digunakan istilah pusat laba dibandingkan pusat investasi. Disepakati bahwa pusat investasi
adalah jenis pusat laba yang banyak menggunakan jenis-jenis aktiva. Kumpulan aktiva
tersebut dinamakan dasar investasi.

FOKUS PENGUKURAN
Pusat perhatian unit usaha adalah pada pusat laba (laba yang diukur dari selisih antara
pendapatan dan pengeluaran), sedangkan pada pusat investasi (laba dibandingkan dengan
asset yang digunakan untuk meraih laba. Pusat perhatian pada jenis - jeni Asset yang
mungkin digunakan dalam suatu pusat investasi (dinamakan sebagai basis investasi).
Sedangkan yang menjadi sasaran kinerja manajer unit usaha adalah :
1. Menghasilkan laba yang cukup dari sumber daya yang digunakan.
2. Menggunakan sumber daya tambahan jika akan menghasilkan return yang memadai.
3. Menghentikan penggunaan jika laba tahunan yang diharapkan lebih rendah daripada
kas yang dapat direalisasikan dari penjualannya.

MASALAH PUSAT INVESTASI


Pusat-pusat Investasi memiliki banyak permasalahan dalam menentukan pengeluaran
dan pendapatan. Pusat-pusat investasi menghadapi permasalahan baru mengenai bagaimana
mengukur Asset yang digunakan, khususnya asset mana yang dilibatkan, bagaimana menilai

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
asset tetap dan asset lancar, metode depresiasi apa yang akan digunakan untuk asset tetap,
asset perusahaan mana yang harus dialokasikan, dan kewajiban mana yang harus dikurangi.

ANALISIS STRUKTUR ASSET


Tujuan penggunaan aktiva merupakan analogi dari tujuan pusat laba yaitu :
1. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus
mengenai aktiva yang digunakan dan untuk memacu para manajer agar membuat
keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan.
2. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas ekonomi.

Dalam analisis mengenai perlakuan alternatif atas aktiva dan perbandingan ROI dg
EVA, dua cara dalam mengkaitkan laba dengan aktiva yg digunakan yg paling menarik
adalah seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut untuk menyediakan informasi guna
pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kinerja ekonomi suatu unit usaha.
Umumnya, para manajer unit usaha memiliki dua sasaran kinerja, yaitu :
1. Mereka harus merealisasikan laba yang mencukupi dari sumber daya yang
digunakan,
2. Mereka harus dapat menggunakan sumber daya tambahan hanya jika
penggunaan tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yg memadai.

Tujuan mengkaitkan laba dengan investasi adalah untuk memotivasi para manajer unit
usaha guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Berikut ilustrasi laporan keuangan
hipotesis yg disederhanakan dari suatu unit usaha.
Laporan Posisi Keuangan (ribuan $)
Aktiva lancar Kewajiban lancar
Kas $ 50 Utang usaha $ 90
Piutang 150 Kewajiban lancar lainnya 110
Persediaan 200 Total kewajiban lancar $ 200
Total aktiva lancar $ 400
Aktiva Tetap Ekuitas perusahaan 500
Biaya $600
Penyusutan - 300
Nilai buku $ 300
Total aktiva $ 700 Total ekuitas $ 700

Laporan Laba Rugi


Pendapatan $ 1.000
Pengeluaran di luar penyusutan $ 850
Penyusutan 50
Pendapatan sebelum pajak $ 100
Beban modal ($500 x 10%)
Economic value added (EVA) = 50 50
Return on investment (ROI) = ($100/$500) = 20% 50

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Keterangan :
a. Laporan Keuangan tersebut menunjukan dua cara dalam menghubungkan Laba
dengan Asset yang digunakan, yaitu ROI dan EVA.
b. ROI atau Return on Investment adalah suatu Rasio Perbandingan. Pembilangnya
(numerator) adalah Pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan, dan
penyebutnya (denominator) adalah Asset yang digunakan.
c. Dalam contoh, yang merupakan penyebut adalah modal perusahaan pada unit usaha.
Jumlah tersebut dihasilkan dari jumlah noncurrent liabilities ditambah dengan ekuitas
pemegang saham dalam neraca dari perusahaan terpisah. Secara Matematis, adalah
sama dengan Total Assets dikurangi dengan Current Liabilities, dan sama dengan
Noncurrent Assets ditambah dengan Working Capital.
d. EVA (Economic Value Added) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat
diperoleh dengan mengurangkan Capital Charge dari Net Operating Profit). Beban
modal diperoleh dari perkalian antara jumlah Asset yang digunakan dengan suatu rate
yang dalam contoh besarnya 10%. Derivasi dari Rate ini akan kita bahas pada bagian
berikutnya.
e. Untuk alasan-alasan yang akan dijelaskan nanti, EVA lebih unggul dari ROI pada sisi
konsep, dan karena itu, kita akan menggunalan EVA dalam contoh-contoh yang ada.
Meskipun demikian, sangat jelas dari survey-survey yang ada bahwa ROI digunakan
lebih luas dalam bisnis dibandingkan dengan EVA.

Tingkat pengembalian atas investasi (ROI) adalah sebuah rasio, yang pembilangnya
(numerator) adalah pendapatan yang dilaporkan pada laporan keuangan, sedangkan
penyebutnya (denominator) adalah aktiva yang digunakan. Dalam ilustrasi diatas, penyebut
adalah modal perusahaan di unit usaha yang dihasilkan dari jumlah kewajiban tidak lancar
ditambah dengan ekuitas pemegang saham di laporan posisi keuangan dari perusahaan yang
terpisah.
Nilai tambah ekonomi (EVA) adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh
dari mengurangkan beban modal dari laba operasi bersih. Beban modal diperoleh dari
perkalian antara jumlah aktiva yang digunakan dengan suatu tarif tertentu.

MENGUKUR ASSETS

Dalam memutuskan dasar investasi yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat
investasi, kantor pusat perlu mengetahui praktik-praktik apa saja yang akan membuat para

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
manajer unit usaha menggunakan aktiva dengan efisien dan untuk mendapatkan jumlah dan
jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva yang
digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja mereka yang
diukurnya.
1. Kas
Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat
memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha
memegang saldo kas yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas
masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan selisih
antara penerimaan dan pengeluaran harian.Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit
usaha cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika
unit usaha merupakan suatu perusahaan independen.

2. Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak langsung, melalui
kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui
penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta
melalui wewenang mereka dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi
kenudahan, unsur piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode,
meskipun rata-rata antar periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas
jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba.

3. Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang-yaitu dicatat pada jumlah akhir
periode meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan
menggunakan (last in, first out-LIFO) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode
penilaiain lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo
persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi. Dalam
kondisi-kondisi tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar atau rata-rata,
dan biaya yang sama sebaiknya digunakan untuk ,mengukur harga pokok, penjualan
pada laporan laba rugi unit usaha. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui
pembayaran di muka atau pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi
jika barang tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan
dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.

4. Modal kerja secara Umum

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Seperti yang dapat dilihat, perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu
sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak
mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang
motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar
lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi jumlah modal korporat yang
diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber
modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol.

5. Properti, Pabrik, dan Peralatan


Dalam akuntansi keuangan, aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya
ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua
perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas
dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam
penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yg dimaksudkan. Permasalahan tsb akan
dianalisis pada bagian-bagian berikut:

Akuisisi Peralatan Baru


Asumsikan bahwa suatu unit usaha dapat membeli mesin baru seharga $ 100.000. Mesin
ini diperkirakan akan menghasilkan penghematan sebesar $27.000 per tahun selama lima
tahun. Jika perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang diperlukan (required return)
sebesar 10 persen, maka investasi tersebut adalah menarik, seperti yang telah dihitung
pada bagian ilustrasi di bawah ini:
A. Perhitungan ekonomi
Investasi pada mesin $ 100
masa manfaat 5 tahun,
arus kas masuk, $ 27.000 per tahun
Nilai sekarang dari arus kas masuk ( $ 27.000 x 3,791) X 102,4
Nilai sekarang bersih.......................................................... 2,4
B. Sebagaimana dicerminkan dalam laporan laba rugi unit usaha
Seperti pada tampilan Tahun pertama
Dengan mesin
Pendapatan $ 1.000 $ 1.000
Pengeluaran, di luar penyusutan $ 850 $ 823
Penyusutan … ..................................50 900 70 893
Pendapatan sebelum pajak 100 107

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dikurangi beban modal pada tingkat 10 %…50 60
EVA50 47

Catatan : Pajak penghasilan tidak ditunjukkan demi kesederhanaan. Diasumsikan


bahwa pajak tersebut telah dimasukkan dalam perhitungan arus kas.
*3,791 merupakan nilai sekarang dari $1 per thn selama lima tahun pd tingkat 10 %.

Beban modal atas mesin yang baru dihitung pada nilai buku awalnya, di mana untuk
tahun pertama adalah sebesar $100×10%=10. Nilai buku awal tahun demi kemudahan.
Banyak perusahaan yang menggunakan nilai buku rata-rata (100+80)+2 = 90. Hasilnya
akan serupa.

Investasi yang diusulkan memiliki nilai sekarang bersih (net present value-NPV) sebesar
$2.400, dan oleh karena itu, harus diambil. Tetapi, jika mesin tersebut dibeli dan unit
usaha mengukur dasar aktivanya, maka unit tersebut akan melaporkan penurunan EVA
pada tahun pertama, dan bukan kenaikan. Bagian B pada tampilan diatas menunjukkan
laporan laba rugi tanpa mesin tersebut dan laporan laba rugi jika mesin tersebut dibeli
(dan telah digunakan selama satu tahun). Perhatikan bahwa pembelian mesin tersebut
akan menaikkan pendapatan sebelum pajak, tetapi kenaikan ini lebih dibandingkan
dengan kenaikan beban modal. Dengan demikian, penghitungan EVA menandakan
bahwa profitabilitas telah menurun, walaupun fakta ekonomi menunjukkan bahwa laba
mengalami kenaikan. Dalam kondisi yang demikian, manajer unit usaha mungkin akan
merasa enggan untuk membeli aktiva tersebut. Dalam tampilan diatas, penyusutan
dihitung berdasarkan metode garis lurus.

Nilai buku kotor.


Fluktualisasi dalam EVA dan ROI dari tahun ke tahun dapat dihindari dengan
memasukkan unsure aktiva yang dapat disusutkan dalam dasar investasi pada nilai buku
kotornya, dan bukan nilai buku bersih. Beberapa perusahaan melakukan hal ini, jika hal
tersebut dilakukan pada kasus ini, maka investasi setiap tahunnya dalah sebesar $100.000
(biaya awalnya), dan pendapatan tambahan adalah $7.000 (arus kas masuk sebsar
$27.000 penyusutan sebesar $20.000). Meskipun demikian, EVA-nya akan menurun
sebesar $3.000 ($7.000 beban bunga sebesar $10.000). ROI-nya sebesar 7 persen ($7.000
+ $100.000).

Disposisi Aktiva

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Jika satu mesin dianggap akan menggantikan mesin yg telah ada dan yg masih memiliki
nilai buku yg belum disusutkan, diketahui bhw nilai buku tsb tidak relevan dlm analisis
ekonomi atas usulan pembelian. Tetapi, menghilangkan nilai buku dari aktiva lama dpt
mempengaruhi perhitungan profitabilitas unit usaha scr substansial. Nilai buku kotor
akan meningkat hanya sbs selisih antara nilai buku besih setelah tahun pertama dari
mesin yg baru dg nilai buku bersih dari mesin yg lama.

Penyusutan Anulitas
Jika penyusutan ditentukan oleh metode anuitas, dan bukan oleh metode garis lurus,
maka perhitungan profitabilitas unit usaha akan menunjukkan EVA dan ROI yang tepat.
Hal ini disebabkan karena metode penyusutan anulitas sesungguhnya mengaitkan
pengembalian investasi yang implicit dalam perhitungan nilai sekarang. Penyusutan
anulitas merupakan kebalikan dari penyusutan yang dipercepat, di mana jumlah
penyusutan tahunan adalah rendah pada tahun-tahun pertama ketika nilai investasinya
masih tinggi dan meningkat setiap tahunnya seiring dengan menurunnya nilai investasi;
tetapi tingkat pengembalian hasil tetap konstan.

Metode Penilaian lain


Beberapa perusahaan menggunakan nilai buku bersih tetapi menetapkan batas bawah.,
biasanya 50 persen, sebagai biaya awal yang dapat dihapus. Hal ini mengurangi distorsi
yang terjadi dalam unit usaha yang memiliki aktiva yang tua. Kesulitan dalam metode ini
adalah bahwa suatu unit usaha dengan aktiva tetap yang memiliki nilai buku bersih di
atas 50 persen nilai buku kotornya dapat mengurangi dasar investasi dengan sepenuhnya
membuang aktiva-aktiva yang masih bagus. Perusahaan-perusahaan lain sama sekali
tidak menggunakan catatan akuntansi dan menggunakan estimasi nilai sekarang (current
value) dari aktiva. Perusahaan-perusahaan memperoleh jumlah tersebut dengan cara
menilai aktiva secara berkala (katakanlah, setiap lima tahun atau ketika manajer unit
usaha yang baru mengambil-alih), dengan menyesuaikan biaya awal menggunakan suatu
indeks perubahan pada harga peralatan, atau dengan menggunakan nilai asuransi.

Aset-aset yang disewagunausahakan


Asumsikan suatu unit usaha yang laporan keuangannya menjual aktiva tetapnya seharga
nilai bukunya sebesar $ 300.000, mengembalikan hasil penjualannya kepada kantor pusat
korporat, dan kemudian menyewagunausahakan aktiva tersebut dengan tarif sewa
sebesar $60.000 per tahun. Laba sebelum pajak dari unit usaha tersebut akan menurun

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
akibat beban sewa baru yang lebih tinggi daripada beban penyusutan yang dihilangkan.
Meskipun demikian, EVA-nya akan naik karena biaya yang lebih tinggi tersebut akan
diimbangi oleh penurunan beban modal yang dihilangkan. Oleh karena itu, para manajer
unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva ketika beban bunga
yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban modal yang dikenakan
pada dasar investasi dari unit usaha.

EVA DAN ROI


Hampir semua perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit-unit
usahanya berdasarkan ROI, dibandingkan yang menggunakan EVA. Ada tiga keuntungan
dari ROI. Pertama, ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung,
mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolute. Sebagai contoh, ROI dibawah
5 persen dikatakan rendag dalam skala absolute, dan ROI di atas 25 persen dikatakan tinggi.
Ketiga, ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke setiap organisasi yang
bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa memperdulikan ukuran dan jenis usahanya.
Kinerja dari unit yang bebeda dapat saling dibandingkan. Selain itu, data ROI pesaing
bersedia sehingga dapat dijadikan sebagai dasar perbandingan.

EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan EVA
juga memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya lebih unggul dari
ROI, yaitu :.
1. Pertama dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama
untuk perbandingan investasi. Di lain pihak, pendekatan ROI memberikan insentif yang
berbeda untuk investasi di antara unit-unit usaha.

2. Keputusan-keputusan yang meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat


menurunkan laba keseluruhan. Sebagai contoh, di suatu pusat laba yang kini memiliki
ROI sebesar 30 persen, manajer dapat meningkatkan ROI-nya dengan menjual aktiva
yang ROI-nya 25 persen.

3. EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis
aktiva yang berbeda pula. Sebagai contoh, tingkat bunga yang rendah dapat digunakan
untuk persediaan, sedangkan tingkat bunga yang relatif tinggi dapat digunakan untuk
investasi dalam aktiva tetap.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
4. Bahwa EVA, berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih
kuat terhadap perubahan-perubahan dalam nilai pasar perusahaan. Para pemegang saham
merupakan pemilik kepentingan yang penting dalam perusahaan. Ada beberapa alasan
mengapa penciptaan nilai pemegang saham menjadi sangat penting dalam perusahaan :
(a) mengurangi resiko pengambilalihan, (b) menciptakan nilai tukar untuk agresivitas
dalam merger dan akuisisi, dan (c) mengurangi biaya modal, sehingga memungkinkan
investasi yang lebih cepat untuk pertumbuhan masa depan. Ketika digunakan sebagai
ukuran kinerja, EVA mendorong para manajer untuk meningkatkan EVA dengan cara
mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dengan peningkatan nilai pemegang
saham. Hal ini dapat dipahami dg melihat pd cara bagaimana EVA diperhitungkan. EVA
diukur dg cara sebagai berikut:

EVA = Laba bersih Beban Modal, Dengan


Beban modal = Biaya Modal x Modal yang digunakan
Cara lain untuk menyatakan persamaan adalah :
EVA = Modal yang digunakan (ROI-Biaya modal)

PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI MANAJER


Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI digunakan
secara luas. Diketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan konseptual ROI untuk
evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya perilaku disfungsional dari para
manajer unit usaha. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak tidak dapat ditentukan
karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya kesalahan tersebut terjadi.

EVALUASI KINERJA EKONOMI DALAM PERUSAHAAN


Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja
ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang
beberapa tahun. Berdasarkan alasan yang telah dinyatakan sebelumnya, laporan-laporan
manajemen cenderung menggunakan informasi historis atas biaya aktual yang terjadi,
sedangkan laporan-laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda. Laporan-
laporan ekonomi merupakan instrument yang diagnostic. Laporan tersebut memberikan
indikasi apakah strategi unit usaha sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa
yang harus diambil untuk unit usaha tersebut-memperbesarnya, memperkecil, mengubah
arah, atau menjualnya. Analisis ekonomi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang
lain, bila dilihat secara keseluruhan, tidak akan menghasilkan laba yang memuaskan di masa
depan, meskipun laba tersebut kelihatannya dapat dihasilkan bila masing-masing keputusan
dilakukan secara terpisah.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Wajib dan Kode Buku


Kenneth A. Merchant & Wim A. Van der Stede, Management Control Systems Performance
Measurement, Evaluation and Incentives, Second Edition, Prentice Hall.

Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan, Management Control Systems, eleventh


edition, McGrow-Hill, Singapore, 2007 (Anthony)

Mulyadi, Johny Setiawan, Sistem Pengendalian Manajemen, Sistem Pelipatganda


Kinerja Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta, 2001 (Mulyadi)

Buku Tambahan dan Kode Buku


Semua buku Sistem pengendalian manajemen baik terbitan dalam maupun luar negeri
serta sumber lain (artikel, jurnal/majalah/internet dsb) yang dipandang mendukung
bacaan utama.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai