FB - w2 Pengantar Fisika Bangunan
FB - w2 Pengantar Fisika Bangunan
DUI4306-3 SKS
Dosen Pengampu:
Megan Afkasiga Ririhena, S.T., M.Arch
afkasigamegan@gmail.com
Semester IV Minggu 2
KLASIFIKASI IKLIM (Koppen)
Minggu 2
IKLIM TROPIS LEMBAB
Di Indonesia yang beriklim tropis lembab, bangunan harus menyediakan
24℃-27℃ temperatur dalam ruangan interior berkisar 24℃ hingga 27℃ untuk kenyamanan
termal (BSN, 2001).
Di iklim tropis lembab seperti di Indonesia memiliki temperatur udara antara 24℃
24℃-32℃
hingga 35℃ dan kelembaban udara yang cukup tinggi di atas 60% (Satwiko,
(>60%)
2009).
Menurut Satwiko (2009) dalam Fisika Bangunan, Indonesia memiliki ciri-ciri iklim tropis lembab
sebagai berikut:
1) Tidak memiliki perbedaan yang jelas antara musim kemarau dan hujan. Musim kemarau
dan hujan dapat berlangsung lama dan seringkali terjadi tumpang tindih antara dua musim,
2) Memiliki suhu udara yang relatif tinggi dan rentang suhu siang dan malam yang kecil (24℃-
35℃),
3) Memiliki kecepatan angin yang rendah pada pagi dan malam hari dan berhembus cukup
kuat pada siang hari,
5) Radiasi matahari yang cukup tinggi yaitu >900 W/m2 dan <100 W/m2 bila keadaan
mendung.
Minggu 2
SINAR MATAHARI
Garis edar bumi berbentuk eclips dengan jarak terdekat
dengan matahari 147 juta km dan terjauh 152 juta km
Solar Constant
Intensitas radiasi matahari yang sampai pada permukaan luar
atmosfer bumi dengan nilai 1.395 W/m2
Minggu 2
ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak. Pergerakan udara tersebut karena adanya gaya yang disebabkan oleh perbedaan tekanan dan perbedaan suhu.
𝐕𝐕 = 𝐕𝐕𝐦𝐦 𝐊𝐊 𝐬𝐬 𝐙𝐙 𝐚𝐚 m/s
𝐕𝐕 = kecepatan angin pada ketinggian tertentu (m/s)
𝑽𝑽𝒎𝒎 = kecepatan angin pada ketinggian 10m (m/s)
𝐊𝐊 𝐬𝐬 = parameter relativitas angin dengan kondisi daerah (m)
Z = ketinggian dari tanah (m)
a = eksponen kecepatan angin terhadap ketinggian di atas tanah
Distribusi angin tidak sama pada setiap area. Kepadatan (Roughness) suatu area
mempengaruhi besaran distribusi angin. Beberapa area dikategorikan
berdasarkan koefisien tertentu untuk mengklasifikasian kondisi permukaan
(terrain) dengan ketinggian boundary layer tertentu. Boundary Layers (Aynslay, 1979)
Minggu 2
Strategi Perancangan
Desain Passive
Desain pasif terdiri dari kemungkinan penggunaan energi yang terukur untuk
mengurangi konsumsi energi sebelum menggunakan energi eksternal, yang
kemudian dapat mendefinisikan karakter energi yang diperlukan dalam desain aktif
dalam mekanisme tambahan (Kibert, 2012)
Minggu 2
Tugas Minggu 2
Desain Pasif
Penjelasan Tugas di Google Classroom kelas Fisika Bangunan
Minggu 2