Jawab: B. Uji Disolusi Terbanding
Jawab: B. Uji Disolusi Terbanding
2. Produk obat yang cukup dilakukan uji ekivalensi in vitro ( uji disolusi
terbanding)
2.1. Produk obat yang tidak memerlukan studi in vivo (tidak termasuk butir
4.1).
2.2. Produk obat” copy” yang hanya berbeda kekuatan uji disolusi
terbanding dapat diterima untuk kekuatan yang lebih rendah
berdasarkan perbandingan profil disolusi.
a. Tabel lepas cepat
Produk obat “copy” dengan kekuatan berbeda, yang dibuat oleh
pabrik obat yang sama di tempat produksi yang sama, jika:
- semua kekuatan mempunyai proporsi zat aktif dan inaktif yang persis
sama atau untuk zat aktif yang sangat poten (sampai 10 mg
persatuan dosis), zat inaktifnya sama banyak untuk semua
kekuatan;)
- studi ekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah satu kekuatan (
biasanya kekuatan yang tertinggi, kecuali untuk alasan keamanan
dipilih kekuatan yang lebih rendah);
b. Kapsul berisi butir-butir lepas lambat jika kekuatannya berbeda
hanya dalam jumlah butir yang mengandung zat aktif, maka
perbandingan profil disolusi (f2 > 5) dengan satu kondisi uji yang
direkomendasi sudah cukup.
c. Tablet lepas lambat
Jika produk uji dalam bentuk sediaan yang sama tetapi berbeda
hanya dalam jumlah butir yang mengandung zat aktif dan inaktif
yang persis sama atau untuk zat aktif yang sangat poten (sampai 10
mg persatuan doses) zat inaktifnya sama banyak, dan mempunyai
mekanisme pelepasan obat yang sama, kekuatan yang lebih rendah
tidak memerlukan studi in vivo jika menunjukkan profil disolusi
yang mirip, f2 > 50 dalam 3 pH yang berbeda (antara pH 1.2 dan
7.5) dengan metode uji yang direkomendasi
2.3. Berdasarkan sistem klasifikasi biofarmaseutik ( Biopharmaceutic
Classification System= BCS) dari zat aktif * serta karakteristik disolusi
** dan profil disolusi *** dari produk obat.
Berlaku untuk produk obat oral lepas cepat, tetapi tidak berlaku untuk
produk obat lepas cepat yang disebutkan dalam butir 4.1.1.
a. zat aktif memiliki kelarutan dalam air yang tinggi dan permeabilitas dalam
usus yang tinggi (BCS kelas 1), serta:
- Produk obat memiliki disolusi yang sangat cepat, atau;
- Produk obat memiliki disolusi yang cepat dan profil disolusinya mirip
dengan produk pembanding.
b. Zat aktif memiliki kelarutan dalam air yang tinggi tetapi permeabilitas dalam
usus yang rendah (BCS kelas 3) serta:
- produk obat memiliki profil disolusi yang cepat pada pH 6.8, dan;
- Produk obat memiliki profil disolusi yang mirip dengan produk
pembanding (juga berlaku jika disolusi < 10 % pada salah satu pH).
Catatan :
• BCS dari zat aktif
- kelas 2: kelarutan dalam air tinggi, permeabilitas dalam usus tinggi;
- kelas 2: kelarutan dalam air rendah, permeabilitas dalam usus tinggi;
- kelas 3 : kelarutan dalam air tinggi, permeabilitas dalam usus rendah);
- kelas 4 : kelarutan dalam air rendah, permeabilitas dalam usus rendah.
• Kelarutan dalam air tinggi (dari zat aktif): Jika dosis tertinggi yang
direkomendasi WHO (jika terdapat dalam Daftar Obat Esensial WHO) atau
kekuatan dosis tertinggi ( yang ada di pasar) dari produk obat larut dalam < 250
ml media air pada kisaran pH 1.2 s/d 6.8 pada suhu 37 + 1 * C. penentuan
kelarutan pada setiap pH harus dilakukan minimal triplo.
• Kelarutan dalam usus tinggi (dari zat aktif): Jika absorpsi pada manusia > 85%
dibandingkan dosis intravena dari pembandingnya.
** Karakteristik disolusi (dari produk obat lepas cepat
- Disolusi sangat cepat:
Jika > 85 % dari jumlah zat aktif yang tertera di label melarut dalam waktu < 15
menit dengan menggunakan alat basket pada 100 rpm atau alat paddle pada 50
rpm (atau 75 rpm jika terjadi coning) dalam volume < 900 ml masing-masing
media berikut: (I ) larutan HCI pH 1.2; (ii) bufer asetat pH 4.5; dan (iii) bufer
fosfat pH 6.8.
- Disolusi cepat:
*** Profil disolusi (dari produk obat)
- Uji disolusi terbanding dilakukan dengan menggunakan metode basket pada
100 rpm atau metode paddle pada 50 rpm dalam media pH 1.8 (larutan HCI),
pH 4,5 (bufer sitrat) dan PH 6.8 (bufer fosfat);
- Waktu – waktu pengambilan sampel untuk produk obat lepas cepat:
10,15,30,45 dan 60 menit;
- Digunakan produk obat minimal 12 unit dosis;
- Profil disolusi dibandingkan dengan menggunakan faktor kemiripan f 2 yang
dihitung dengan persamaan berikut:
F2 = 50 log Σ==−=ntTtRnt112};{100
Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari
produk pembanding (R = reference)
Tt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling dari
produk uji (T = test)
- Nilai f 2 50 atau lebih besar (50-100) menunjukkan kesamaan atau ekivalensi
ke 2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke 2 produk’
- Jika produk “ Copy” dan produk pembanding memiliki disolusi yang sangat
cepat (> 85 % melarut dalam waktu < 15 menit dalam ke-3 media dengan
metode uji yang dianjurkan), perbandingan profil disolusi tidak diperlukan.
152. Industri farmasi pada uji LAF nya terdapat 5 koloni. Untuk memastikan apakah
ada atau tidak kebocoran pada LAF maka dilakukan uji kecepatan aliran udara.
Berapakah standar kecepatan aliran udara?
Ventilasi
153. Pasien dengan berat badan 72 kg menerima obat dengan dosis 2 mg/kg BB
iv, 90% di eliminasi lewat urin, klirens ginjal total 135 mL/menit. Berapa
klirens ginjal pasien tersebut.
a. 100 mL/menit d. 122 mL/menit
b. 110 mL/menit e. 132 mL/menit
c. 120 mL/menit
Teori:
Eksreksi obat merupakan eliminasi obat dari tubuh melalui proses eksresi
atau konversi menjadi bentuk metabolit. Obat dieliminasikan dengan
berbagai rute, yaitu:
Ginjal (urin)
Empedu dan Usus (feses)
Kulit (Keringat)
ASI
Ginjal memiliki peranan yang paling penting pada sistem eksreksi obat.
Eksreksi obat melalui ginjal dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiko-kimia obat,
ikatan dengan protein plasma dan faal ginjal. Klirens merupakan suatu
ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme
prosesnya.
Mekanisme Klirens Ginjal:
Proses eksreksi obat lewat ginjal
Filtrasi glomerulus
Sekresi aktif tubular
Reabsorpsi tubular
1. Filtrasi Glomerulus
- Tekanan hidrostatika sebagai daya dorong
- Filtrasi terjadi bagi molekul kecil (BM<500)
- Obat terikat protein tidak terfiltrasi
- Laju filtrasi glomerulus (GFR) diukur dengan menggunakan suatu
obat yang dieliminasi hanya dengan filtrasi. GFR berhubungan
langsung dengan [obat]bebas
2. Sekresi aktif tubular: memerlukan energi
- dikenal dua sistem transfort aktif di ginjal, asam lemah dan basa
lemah.
- mengukur sekresi aktif biasanya dilakukan pembandingan dengan
obat yang sudah diketahui proses dan laju klirennya melalui ginjal.
3. Reabsorpsi tubulus distal
- Obat dapat di reabsorpsi kembali di tubular baik secara aktif maupun
pasif.
- Reabsorpsi obat-obat asam atau basa lemah dipengaruhi oleh pH
cairan tubulus ginjal (pH urin) dan pKa obat.
- pKa suatu obat adalah tetap, tetapi pH urin berubah dari 4,5 sampai 8.
Rumus:
1. Menurut Cockroft-Gault
LFG= (14-Usia)x BBx (0,85 jika perempuan) x 1,73
(sCrx72)
LFG= (14-Usia)x BBx (1 jika Laki-laki) x 1,73
(sCrx72)
2. Menurut MDRD
LFG= 186x(sCr)-1,154x(usia)-0,208x(0,742 jika perempuan)
Ket:
BB : Berat Badan
sCr : Kreatinin serum (mg/dl)
LFG : Laju Filtrasi Glomerulus
A. 70 mg/dl
B. 110 mg/dl
C. 130 mg/dl
D. 180 mg/dl
E. 100 mg/dl
Jawab : A
Target terapi: Pada pasien DM, target utamanya adalah penurunan LDL
Pada penyandang diabetes tanpa disertai penyakit kardiovaskular:
LDL <100 mg/dL (2,6 mmol/L)
Pasien dengan usia >40 tahun, dianjurkan diberi terapi statin untuk
menurunkan LDL sebesar 30-40% dari kadar awal.
Pasien dengan usia <40 tahun dengan risiko penyakit kardiovaskular yang
gagal dengan perubahan gaya hidup, dapat diberikan terapi farmakologis
Pada pasien DM dengan penyakit Acute Coronary Syndrome (ACS):
LDL <70 mg/dL (1,8 mmol/L)
semua pasien diberikan terapi statin untuk menurunkan LDL sebesar 30-40%.
trigliserida < 150 mg/dL (1,7 mmol/L)
HDL > 40 mg/dL (1,15 mmol/L) untuk pria dan >50 mg/dL untuk wanita
Setelah target LDL terpenuhi, jika trigliserida ≥150 mg/dL (1,7 mmol/L) atau
HDL ≤40 mg/dL (1,15 mmol/L) dapat diberikan niasin atau fibrat
Apabila trigliserida ≥400 mg/dL (4,51 mmol/L) perlu segera diturunkan
dengan terapi farmakologis untuk mencegah timbulnya pankreatitis.
Terapi kombinasi statin dengan obat pengendali lemak yang lain mungkin
diperlukan untuk mencapai target terapi, dengan memperhatikan peningkatan
risiko timbulnya efek samping
Niasin merupakan obat yang efektif untuk meningkatkan HDL, namun pada
dosis besar dapat meningkatkan kadar glukosa darah
Pada wanita hamil penggunaan statin merupakan kontra indikasi
155.Pada proses salut gula, tahap untuk mengeraskan atau melindungi tablet
dilakukan pada tahap :
a. Salut pendahuluan (sub coating) : tahap awal penyalutan gula, terjadi
prrubahan sisi tablet menjadi bundar, biasanya digunakan larutan gula suhu
60-70 derajat C 65%. Formula : gelatin 6%, gom arab 8%, sukrosa 45%, air
41%.
Jawaban : a.
156. Seoerang pria diberikan injeksi secara iv, kemudian pria tersebut
mengalami diare… dan tidak kunjung sembuh walaupun sudah meminum
obat antidiare… diare tersebut ditimbulkan oleh…
a. Enterotoksin
b. Endotoksin
Jawab : a. enterotoksin
1. Defenisi Diare
Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air (BAB) yang abnormal. Diare
ini merupakan kondisi ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air dan
elektrolit (ISO Farmakoterapi).
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.
2. Klasifikasi Diare
a. Lama waktu diare
1) Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 15 hari
sedangkan menurut World Gastroenterology Organisation Global
Guidliness 2005, diare akut didefenisikan sebagai pasase tinja yang
cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung
kurang dari 14 hari.
2) Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih 15 hari namun tidak
terus meneris dan disertai dengan penyakit lain.
3) Diare persisten, merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang
menyatakan diare berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan
dari diare akut (peralihan akut dan kronik, dimana lama diare kronik
yang dianut yaitu berlangsung lebih dari 30 hari).
3. Etiologi Diare
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri,
parasite dan virus), malabsorpsi, alergi.
a. Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli,
Salmonella, Vibrio cholera), virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus),
parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu infeksi yang berasal
dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media
akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama
pada bayi berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada
bayi dan anak tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan
protein.
c. Faktor alergi makanan
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap
makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung,seperti :
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
4. Mekanisme Patofisiologik
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekana osmotic meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isis rongga usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika
peristaltic menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
d. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif entterosit
Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif
Na+ K+ATPase di enterosit dan absorbs Na+ dan air abnormal
e. Motilitas dan waktu transit usus abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus
sehingga menyebabkan absorbs yang abnormal di usus halus. Penyebab
gangguan motilitas antara lain : diabetes mellitus, pasca vagotomi,
hipertiroid
f. Gangguan permeabilitas usus :
Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus abnormal disebabkan adanya
kelainan morfologi membrane epitel spesifik pada usus halus.
g. Inflamasi dinding usus (diare inflamatorik)
Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan usus karena proses inflamasi,
sehingga terjadi produksi mucus yang berlebihan dan eksudasi air dan
elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbs air-elektrolit.
5. Patogenesitas Bakteri
Patogenisitas adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit pada
organisme inang. Mikroba mengungkapkan patogenisitas mereka dengan
cara virulensi, sebuah istilah yang mengacu pada tingkat patogenisitas
mikroba. Oleh karena itu, faktor-faktor penentu virulensi patogen adalah
salah satu dari genetik atau biokimia atau struktural fitur-fiturnya yang
memungkinkan untuk menghasilkan penyakit pada inang.
Yang mendasari mekanisme pathogenesis bakteri :
a. Invasiveness adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi
mekanisme untuk kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal). Produksi
zat ekstraseluler yang memfasilitasi invasi dan kemampuan untuk
memotong atau mengatasi mekanisme pertahanan inang.
b. Toxigenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan racun. Bakteri dapat
menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan endotoksin.
1) Exotoxins/enterotoksin adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri
dan dapat bertindak di bagian jaringan yang menghapus situs
pertumbuhan bakteri.
2) Endotoksin dapat dilepaskan dari pertumbuhan sel-sel bakteri hasil
dari pertahanan inang efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan
antibiotik tertentu.
DOSIS
Sediaan Single-entitas: Tersedia sebagai pseudoephedrine hidroklorida;
Dosis dinyatakan dalam garam.
Sediaan kombinasi Tetap: Tersedia sebagai pseudoephedrine hidroklorida
atau pseudoefedrin sulfate.
Karena kombinasi dan kekuatan dosis bervariasi untuk persiapan tetap
kombinasi, konsultasikan label produk produsen untuk dosis yang tepat dari
persiapan khusus.
Pasien Pediatrik
Kongesti hidung (nasal), sinus Kongesti, dan Ketentuan Respiratory Lainnya
Oral:
Pengobatan sendiri pada anak-anak <2 tahun:
Konsultasikan dokter anak. Saat ini tidak ada rekomendasi dosis yang
disetujui FDA untuk sediaan batuk dan salesma untuk pasien <2 tahun.
Pengobatan sendiri pada anak-anak 2-5 tahun:
Pseudoephedrine hidroklorida 15 mg setiap 4-6 jam. Atau, beberapa dokter
anak merekomendasikan 4 mg / kg atau 125 mg / m2 hari, diberikan dalam 4
dosis terbagi.
Pengobatan sendiri pada anak-anak 6-11 tahun:
Pseudoephedrine HCl 30 mg setiap 4-6 jam.
Pengobatan sendiri pada anak ≥12 tahun:
Pseudoephedrine hydrochloride 60 mg (tablet konvensional) setiap 4-6 jam,
120 mg (tablet extended-release) setiap 12 jam, atau 240 mg (tablet sebagai
extended- rilis inti) setelah sehari.
Menghentikan terapi jika gejala menetap selama> 7 hari atau disertai dengan
fever.
DEWASA
Kongesti Hidung, Sinus Kongesti, Dan Ketentuan Respiratory Lainnya
Oral:
Pengobatan sendiri: Pseudoephedrine HCl 60 mg (tablet konvensional) setiap
4-6 jam, 120 mg (sebagai tablet diperpanjang-release) setiap 12 jam, atau 240
mg (tablet inti diperpanjang-release) sekali sehari.
Menghentikan terapi jika gejala menetap selama> 7 hari atau disertai dengan
demam.
Barotrauma Otitic
Oral:
Perjalanan Udara :
Pseudoephedrine HCl 120 mg (tablet extended-release) 30 menit sebelum
keberangkatan penerbangan,
Penyelam bawah air:
Pseudoephedrine hidroklorida 60 mg 30 menit sebelum menyelam.
2. PARACETAMOL
a. Indikasi :
Indikasi utama paracetamol yaitu digunakan sebagai obat penurun panas
(analgesik) dan dapat digunakan sebagi obat penghilang rasa sakit dari segala
jenis seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan
dengan pilek, nyeri otot pasca-trauma, dll. Sakit kepala migrain, dismenore
dan nyeri sendi juga dapat diringankan dengan obat parasetamol ini. Pada
pasien kanker, parasetamol digunakan untuk mengatasi nyeri ringan atau
dapat diberikan dalam kombinasi dengan opioid (misalnya kodein).
Jika salah satu gejala overdosis berikut terjadi, maka segeralah mencari
bantuan medis darurat:
Diare
Keringat berlebihan
Kehilangan nafsu makan
Mual atau muntah
Kram perut atau nyeri
Pembengkakan, atau nyeri di perut atau perut daerah atas
3. KAFEIN
a. MEREK / NAMA DAGANG KAFEIN (CAFFEINE):
Cafcit®,
No Doz®,
Vivarin®
b. NAMA GENERIK:
Kafein
c. PENGGUNAAN / INDIKASI KAFEIN (CAFFEINE) :
Stimulasi SSP (SISTEM SARAF PUSAT) Digunakan secara oral sebagai
bantuan dalam tetap terjaga dan untuk mengembalikan kewaspadaan mental
pada pasien lelah, Digunakan dalam kombinasi dengan antihistamin untuk
mengatasi sifat sedatif antihistamin; Namun, khasiat dan dosis yang
diperlukan tidak cukup diketahui.
Kafein dan injeksi natrium benzoat telah digunakan bersama dengan langkah-
langkah dukungan untuk mengobati depresi pernapasan yang terkait dengan
overdosis obat depresan SSP (misalnya, analgesik opiat, alkohol) dan dengan
shock listrik, Namun, banyak pihak percaya kafein dan analeptics lainnya
harus tidak digunakan dalam kondisi ini dan merekomendasikan terapi
suportif lain karena manfaat kafein dipertanyakan dan aksi yang sementara,
pengobatan Jangka pendek (10-12 hari) (oral atau IV kafein sitrat) apnea
prematuritas
pada neonatus yang usia kehamilan 28 sampai <33 minggu Gunakan hanya
setelah penyebab lain dari apnea (misalnya, gangguan CNS, penyakit paru
primer, anemia, sepsis, gangguan metabolisme, kelainan kardiovaskular,
apnea obstruktif) telah dikesampingkan atau diperlakukan sewajarnya.
2. Sakit Kepala
Digunakan secara oral sebagai sediaan tunggal dan dalam kombinasi dengan
analgesik (misalnya, asetaminofen, aspirin) untuk pengobatan sakit kepala,
termasuk serangan migraine.
Beberapa bukti bahwa kombinasi analgesik-kafein dapat menghasilkan efek
analgesia sedikit lebih dari agen analgesik tunggal dan mungkin memiliki
efek menguntungkan pada suasana hati; Namun, hasil ini tidak selalu
direproduksi dalam studi. Studi tambahan yang terkendali dengan baik
diperlukan untuk menentukan peran, jika ada, kafein sebagai tambahan
analgesik.
3. Penggunaan lainnya
Pasien Pediatric
1. Stimulasi SSP
Oral:
Kafein: 100-200 mg diberikan tidak lebih sering daripada setiap 3-4 jam pada
anak-anak ≥12 tahun.
> IV, IM, atau Sub-Q
Kafein dan natrium benzoat injeksi: 8 mg / kg (maksimal 500 mg) (4 mg / kg
bila dinyatakan dalam kafein anhidrat) atau 250 mg / m2 (125 mg / m2 bila
dinyatakan dalam kafein anhidrat) diberikan sampai setiap 4 jam jika perlu
telah direkomendasikan, sebuah namun kebanyakan dokter sangat tidak
menyarankan penggunaan analeptic dari caffeine.
Apnea dari Prematuritas
> Memuat Dosis Kafein Sitrat
Oral:
Memuat dosis 10-20 mg / kg (5-10 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein
anhidrat) sebagai dosis tunggal telah digunakan.
IV:
Memuat dosis 20 mg / kg (10 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat)
sebagai dosis tunggal
Atau, pemuatan dosis 10-20 mg / kg (5-10 mg / kg bila dinyatakan dalam
kafein anhidrat) sebagai dosis tunggal telah digunakan.
IM:
Memuat dosis 10-20 mg / kg (5-10 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein
anhidrat) sebagai dosis tunggal telah digunakan.
> Perawatan Terapi dengan Kafein Sitrat
Oral:
5 mg / kg (2,5 mg / kg saat dinyatakan dalam kafein anhidrat) setiap 24 jam
tidak lebih dari 10-12 hari, dimulai 24 jam setelah loading dose.
Atau, 5-10 mg / kg (2,5-5 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat)
sekali sehari, dimulai 24 jam setelah dosis muatan, telah digunakan.
Sesuaikan dosis pemeliharaan sesuai dengan respon dan toleransi pasien dan
konsentrasi plasma kafein.
IV:
5 mg / kg (2,5 mg / kg saat dinyatakan dalam kafein anhidrat) setiap 24 jam
tidak lebih dari 10-12 hari, dimulai 24 jam setelah loading dose.
Atau, 5-10 mg / kg (2,5-5 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat)
sekali sehari, dimulai 24 jam setelah dosis muatan, telah digunakan.
Sesuaikan dosis pemeliharaan sesuai dengan respon dan toleransi pasien dan
konsentrasi plasma kafein.
IM:
5-10 mg / kg (2,5-5 mg / kg bila dinyatakan dalam kafein anhidrat) sekali
sehari, dimulai 24 jam setelah dosis muatan, telah digunakan. Sesuaikan
dosis pemeliharaan sesuai dengan respon pasien dan toleransi dan konsentrasi
plasma kafein.
Sakit Kepala
Oral:
Kafein dalam kombinasi tetap dengan analgesik (misalnya, asetaminofen,
aspirin, salisilamid) untuk pengobatan sendiri: Kombinasi dan ukur kekuatan
bervariasi; konsultasikan pelabelan produk produsen untuk dosis yang tepat
dari preparation tertentu,
> Tension Headache
Oral:
Butalbital, acetaminophen, dan kafein pada anak-anak ≥12 tahun: 1 atau 2
kapsul atau tablet (masing-masing berisi butalbital 50 mg, acetaminophen
325 mg, dan 40 mg kafein) setiap 4 jam (sampai 6 kapsul atau tablet setiap
hari) atau, 1 kapsul atau tablet (yang mengandung butalbital 50 mg,
acetaminophen 500 mg, dan 40 mg kafein) setiap 4 jam pada anak-anak ≥12
tahun. Hindari penggunaan jangka panjang dan penggunaan ulang.
Butalbital, aspirin, dan kafein pada anak-anak ≥12 tahun: 1 atau 2 tablet
(masing-masing berisi butalbital 50 mg, aspirin 325 mg, dan 40 mg kafein)
setiap 4 jam (sampai 6 tablet sehari). Hindari penggunaan jangka panjang dan
pengulangan.
Dewasa
Stimulasi SSP
> Mild CNS Stimulasi
Oral:
Kafein: 100-200 mg diberikan tidak lebih sering daripada setiap 3-4 jam.
> Darurat Kegagalan Pernapasan
IV:
Kafein dan natrium benzoat: 500 mg-1 g (250-500 mg ketika dinyatakan
dalam kafein anhidrat); Namun, kebanyakan dokter sangat tidak
menyarankan penggunaan analeptic dari caffeine.
> Respiratory Depresi Terkait dengan Overdosis CNS depressants dan
dengan Electric Shock
IM:
Kafein dan natrium benzoat: 500 mg-1 g (250-500 mg ketika dinyatakan
dalam kafein anhidrat); Namun, kebanyakan dokter sangat tidak
menyarankan penggunaan analeptic dari caffeine.
Sakit Kepala
Oral:
Kafein dalam kombinasi tetap dengan analgesik (misalnya, asetaminofen,
aspirin, salisilamid) untuk pengobatan sendiri: Kombinasi dan ukur kekuatan
bervariasi; konsultasikan pelabelan produk produsen untuk dosis yang tepat
dari preparasi tertentu,
> Tension Headache
Oral:
Butalbital, acetaminophen, dan kafein: 1 atau 2 kapsul atau tablet (masing-
masing berisi butalbital 50 mg, acetaminophen 325 mg, dan 40 mg kafein)
setiap 4 jam (sampai 6 kapsul atau tablet setiap hari) Atau, 1 kapsul atau
tablet (yang mengandung butalbital 50 mg, acetaminophen 500 mg, dan 40
mg kafein) setiap 4 jam. Hindari penggunaan diperpanjang dan diulangi.
Butalbital, aspirin, dan kafein: 1 atau 2 kapsul atau tablet (masing-masing
berisi butalbital 50 mg, aspirin 325 mg, dan 40 mg kafein) setiap 4 jam
(sampai 6 kapsul atau tablet setiap hari). Hindari penggunaan diperpanjang
dan penggunaan berulang.
Butalbital, acetaminophen, kafein, dan kodein fosfat: 1 atau 2 kapsul
(masing-masing berisi butalbital 50 mg, acetaminophen 325 mg, 40 mg
kafein, dan kodein fosfat 30 mg) setiap 4 jam (sampai 6 kapsul setiap hari).
Hindari penggunaan diperpanjang dan penggunaan berulang.
Butalbital, aspirin, kafein, dan kodein fosfat: 1 atau 2 kapsul (masing-masing
berisi butalbital 50 mg, aspirin 325 mg, 40 mg kafein, dan kodein fosfat 30
mg) setiap 4 jam (sampai 6 kapsul setiap hari). Hindari penggunaan
diperpanjang dan penggunaan berulang.
> Vascular Headache
Oral:
Acetaminophen, aspirin, dan kafein: 2 tablet (masing-masing berisi
acetaminophen 250 mg, aspirin 250 mg, dan kafein 65 mg) untuk pengobatan
migraine.
Ergotamine dan kafein: 2 tablet (masing-masing berisi ergotamine tartrat 1
mg dan kafein 100 mg) awalnya, diikuti dengan 1 tablet pada interval 30
menit sampai serangan telah mereda (maksimal 6 tablet per serangan).
Rektal:
Ergotamin dan kafein: 1 supositoria (mengandung ergotamine tartrat 2 mg
dan kafein 100 mg) awalnya; jika perlu, dapat memberikan dosis kedua (1
supositoria) dalam 1 jam.
Pada beberapa pasien dengan sakit kepala cluster di pagi hari, 1-2 supositoria
dapat diberikan pada waktu tidur pada basis jangka pendek,
4. GUAIFENESIN
Guaifenesin digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh
bronkitis, flu, dan penyakit pernapasan lainnya. Produk ini biasanya tidak
digunakan untuk batuk yang terus menerus akibat merokok atau masalah
pernapasan jangka panjang (seperti emfisema bronchitis kronis) kecuali
diarahkan oleh dokter.
Guaifenesin adalah ekspektoran yang bekerja dengan menipiskan dan
melonggarkan lendir di saluran napas dan meringankan pernapasan.Produk
obat batuk belum terbukti aman atau efektif pada anak-anak yang berusia
kurang dari 6 tahun.
Oleh karena itu, jangan gunakan produk ini untuk mengobati gejala flu batuk
pada anak-anak kecuali diperintahkan oleh dokter.
a. Indikasi
Obat untuk mengatasi batuk akibat bronkitis, pilek, dan penyakit
pernapasan lainnya.
Beberapa merek produk guaifenesin ada yang tidak boleh digunakan pada
anak-anak di bawah umur 12 tahun. Karena itu, ikuti petunjuk dari dokter
dan baca aturan pakai pada kemasan yang tertera di dalam produk sebelum
menggunakannya.
JAWABAN :
E. Interpersonal
PENJELASAN :
A. Obat bebas adalah golongaan obat yg relatif paling aman, dapat diperoleh
dengan resep domter, selain diapotek juga dpat diperoleh di warung-warung.
Obat bebas dalam kemasanya ditandai dg lingkaran hijau bergaris tepi hitam.
B. Obat bebas terbatas golongan ini juga ralatif aman selama pemakaiannya
mengikuti aturan pakai yg ada.
C. Golongan obat keras adalah obat yg jika penggunanya tidak memperhatikan
dosis,aturan pakai, peringatan yg diberikan, dapat menimbulkan efek yg
berbahaya. Obat ini hanya dapat didapat dengan resep dokter.
D. Obat psikotropika adalah golongan obat keras, tetapi bedanya dapat
mempengaruhi aktivitas pisikis. Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan
dan hnya golongan 2-4 yg dapat digunakan sebgi pengobatan.
Klordiazepoksida termasuk kedalam golongan 4.
E. Narkotika merupakan kelompok obat yg paling berbahaya karena dapat
menimbulkan adiksi (ketergantungan) dan toleransi.
(Medscape)
Jenis obat Calcium-channel blocker (antagonis kalsium)
Golongan Obat keras
Manfaat Mengatasi hipertensi dan serangan angina
Bentuk sediaan tablet
2.5 mg
5 mg
10 mg
162. Ada seorang apoteker bekerja di industri ingin mengambil minyak atsiri
dari kulit jeruk dengan ekstraksi. Metode ekstraksi apa yang tepat?
a. Destilasi
b. Ekstraksi pelarut
c. Maserasi
d. Perkolasi
e. Sokletasi
Jawabannya adalah a. Destilasi
Minyak atsiri merupakan senyawa, yang pada umumnya berujud cairan,
yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji
maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap, tetapi dapat
juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan
menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa
dan secara enzimatik.
Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut,
maupun dengan distilasi. Cara yang sederhana dan mudah dilakukan
adalah dengan metode distilasi uap/air.
a. Proses distilasi merupakan salah satu cara atau metode pemisahan
komponen cair-cair yang saling melarut dan mudah menguap, yang
bergantung pada distribusi dari beragam komponen-komponen
diantara fasa uap dan cair. Pemisahan secara distilasi digunakan
untuk komponen-komponen campuran yang memiliki perbedaan
titik didih yang cukup jauh, apabila titik didihnya berdekatan
pemisahan secara distilasi tidak dapat dilakukan karena struktur
kimia dan tekanan uap komponen yang hampir sama. Persyaratan
dasar untuk proses pemisahan dengan distilasi yaitu komposisi
uapnya berbeda dari komposisi cairannya, dimana uap akan berada
dalam kesetimbangan dengan cairan pada titik didihnya.
Cara penyulingan minyak atsiri, pertama-tama adalah
memasukkan bahan baku dari tanaman yang mengandung
minyak ke dalam ketel pendidih atau ke dalam ketel
penyulingan dan dialiri uap. Air yang panas dan uap, tentu
akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel
terdapat dua cairan, yaitu air panas dan minyak atsiri. Kedua
cairan tersebut didihkan perlahan-lahan hingga terbentuk
campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak.
Campuran uap ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin
dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali
mencair. Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat
pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air
berdasarkan berat jenisnya. Prinsip dasar metode destilasi
adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri
dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian didinginkan
dengan air mengalir.
b. Metode ekstraksi pelarut (solvent extraction) digunakan untuk
memperoleh minyak atsiri yang terlalu sedikit untuk diperas atau
terlalu rentan terhadap panas untuk didestilasi. Pada metode ini
digunakan pelarut seperti heksan atau karbon dioksida superkritis
untuk mengekstraksi minyak atsiri. Ekstrak yang diperoleh dari
pelarut heksan atau pelarut hidrofobik lainnya dinamakanconcretes,
yang mengandung campuran minyak atsiri, lilin (wax), resin, dan
senyawa larut minyak lainnya dari tanaman.
Pelarut lain, yakni etil alkohol, digunakan untuk memisahkan
komponen minyak atsiri dari concretes. Alkohol dihilangkan melalui
proses destilasi tahap kedua, meninggalkan komponen minyak atsiri
yang dinamakan absolute.
c. Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya
merendam) : adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut
bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol
encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam
buku resmi kefarmasian (Farmakope Indonesia, 1995). Langkah
kerjanya adalah merendam simplisia dalam suatu wadah
menggunakan pelarut penyari tertentuk selama beberapa hari sambil
sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil beningannya. Selama ini
dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat aktif dari suatu
tanaman ataupun hewan menggunakan pelarut yang cocok. Pelarut-
pelarut tersebut ada yang bersifat “bisa campur air” (contohnya air
sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang bersifat “tidak
campur air” (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar
atau pelarut organik). Metode Maserasi umumnya menggunakan
pelarut non air atau pelarut non-polar.
Teorinya, ketika simplisia yang akan di maserasi direndam
dalam pelarut yang dipilih, maka ketika direndam, cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel yang penuh
dengan zat aktif dan karena ada pertemuan antara zat aktif dan
penyari itu terjadi proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam penyari)
sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan
mengandung zat aktif, katakan 100%, sementara penyari yang
berada di luar sel belum terisi zat aktif (nol%) akibat adanya
perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel ini akan
muncul gaya difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju
keluar berusaha mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat aktif
di dalam dan di luar sel. Proses keseimbangan ini akan berhenti,
setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (istilahnya “jenuh”).
Dalam kondisi ini, proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat
aktif di dalam dan di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama,
yaitu masing-masing 50%.
163. Seorang pasien umur 45 tahun mengeluh radang, nyeri, mual, muntah. Obat apa
yang tepat ?
a. Paracetamol d. Indometasin
b. Asam mefenamat e. Natrium diklofenak
c. Piroksikam
Jawab : e. Natrium diklofenak
Alasan :
Karena dilihat dari kondisi pasien yang mengeluh radang, nyeri maka
untuk menghilangkan keluhan tersebut, obat yang tepat untuk dikonsumsi oleh
pasien adalah obat golongan NSAID, yaitu Natrium Diklofenak yang mana
obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri. Obat ini merupakan
NSAID terkuat daya antiinflamasinya dengan efek samping kurang kuat dan
lebih poten dibandingkan obat lainnya (indometasin dan piroxicam).
Mekanisme Kerja : Derivat fenilasetat ini menghambat siklo-oksigenase
(COX)1 dan (COX)2, dengan demikian menghambat sintesis
prostaglandin.
Indikasi : Nyeri dan radang pada penyakit rematik (termasuk Juvenile
arthritis) dan gangguan obat skelet lainnya; gout/pirai akut;
nyeri paskah bedah.
Dosis : Dewasa : 150 – 200 mg; Anak-anak : -
Jadwal Pemberian dosis : 3 – 4 kali sehari, Extended Release : 2 kali sehari
ES : Konstipasi, edema, nyeri kepala, dan mual
Adapun keluhan minor pasien, seperti mual, dispepsia, anorexia, nyeri
abdomen,perut kembung, dan diare pada 10 - 60% pasien, maka untuk
meminimalisir hal tersebut NSAID (Natrium diklofenak) dapat diminum
bersama makanan atau susu, kecuali untuk tablet salut enterik tidak bisa
diminum bersama susu atau antasid. Hai ini juga dijelaskan bahwa NSAID
golongan Nonacetylated salicylates (seperti : salisilat) dan partially selective
NSAID (seperti : etodolac, nabumetone, meloxicam, diklofenak, dan
celecoxib) dapat menurunkan toksisitas dari saluran percernaan.
- Paracetamol
Derivat asetanilida ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
pada SSP. Hal ini menerangkan efek antipiretik fan analgesiknya. Namun
efeknya kurang terhadap siklo-oksigenase jaringan perifer, yang
mengakibatkan aktivitas anti-inflamasinya lemah.
Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang, demam
Dosis : 325 – 650 mg tiap 4 jam PRN atau 1000 mg tiap 6-8 jam,
dosis maks 4000 mg sehari
ES : PCT dengan dosis besar menyebabkan persediaan glutation
di hati berkurang dan N-asetil-benzokuinoneimin bereaksi
dengan grup sulfhidril protein hati membentuk ikatan
kovalen yang mengakibatkan terjadinya nekrosis hati.
- Asam Mefenamat
Derivat –antranilat bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin di
jaringan tubuh, menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase,
siklooksigenase (COX)1 dan (COX)2. Obat ini tidak mempunyai anti-
inflamasi dibandingkan dengan obat NSAID yang lain.
Indikasi : Nyeri dan radang pada rheumatoid arthritis (termasuk
juvenille arthritis) dan gangguan otot skelet lainnya,
dismenorhea, dan gout.
Dosis : Dewasa : awal 500 mg, 250 tiap 6 jam (maks 7 hari)
Dosis maksimal 1000 mg/hari
ES : Gangguan lambung-usus
- Piroksikam
Derivat-benzothiazin ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
di jaringan tubuh, menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase,
siklooksigenase (COX)1 dan (COX). Piroxicam berkhasiat sebagai analgetik,
antipiretik, dan anti radang kuat yang bekerja lama (dengan t ½ = 14-158 jam
(rata-rata 50 jam) sehingga pemberiannya sekali sehari.
Indikasi : arthritis rheumatoid, spondilitis ankilosa, dan osteoartritis.
Dosis : Dewasa : 10 – 20 mg
Anak-anak :-
Jadwal pemberian dosis : sekali per hari
ES : Nyeri kepala, nyeri abdomen, diare, mual, muntah, edema,
konstipasi, dan demam.
- Indometasin
Derivat – indolasetat ini berkhasiat amat kuat, disamakan dengan diklofenak,
tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan
perdarahan.
Mekanisme Kerja : Derivat - indolilasetat ini bekerja menghambat
siklooksigenase secara reversibel.
Indikasi : Menghilangkan gejala inflamasi dan nyeri pada RA,
arthritis deformans, periatritis pada bahu, dan sindroma
leher-bahu-lengan.
Dosis : Dewasa : 50 – 200 mg
Anak-anak : 2 – 4 mg/kg (maks 200 mg)
Jadwal pemberian dosis : extended release sekali per hari
ES : Terjadi sampai pada 50% penderita yang diobati, sekitar
20% ditemukan efek samping yang tidak bisa
ditoleransi. Kebanyakan efek samping ini berhubungan
dengan dosis, sering terjadi gangguan lambung-usus dan
efek-efek sentral, seperti nyeri kepala, perasaan kacau,
rasa lelah, dan depresi.
164. Seorang laki-laki 70 tahun, dengan keluhan hipertensi dan ulkus pepti,
mendapat obat dari dokter kaptropil (1x1), antasida (2x1), omeprazole(1x1).
Setelah 7 hari pasien di cek ke dokter terjadi kegagan pada hipertensi padahal
sebelumnya keberhasilan pasien pada kaptropil. Apa yang menyebabkan
kegagalan pada kaptropil tersebut?
Interaksi obat
Antasida memiliki interaksi dengan obat lain dimana :
Antasida berpengaruh pada penyerapan/absorbsi obat : efek obat menurun
Penanggulangan : digunakan setelah 1 atau 2 jam sebelum dan setelah
penggunaan antasida
b. Kuinolon
c. Penisilin
d. Makrolida
e. Sefalosporin
Jawaban : B
Penggolongan antibiotik
Golongan penicillin
Golongan Sefalosporin
2.Sefalosporin generasi II
4.Sefalosporin generasi IV
Golongan karbapenem
Golongan monobaktam
h. Kombinasi Antimikroba
Teicoplanin
Teicoplanin merupakan kelompok antibiotika dari
glikopeptida. Bakteri memiliki dinding sel luar yang dipertahankan
oleh molekul peptidoglikan.Teicoplanin bekerja dengan mengunci
formasi dari peptidoglikan. Dengan cara tersebut dinding bakteri
menjadi lemah sehingga bakteri mati. Teicoplanin digunakan untuk
infeksi serius pada hati dan darah. Teicoplanin tidak dapat diserap di
lambung sehingga hanya diberikan dengan cara infus atau injeksi.
Vancomycin
Vancomycin bekerja dengan membunuh atau menghentikan
perkembangan bakteri. Vancomycin digunakan untuk mengobati
infeksi pada beberapa bagian tubuh. Kadangkala digabung dengan
antibiotika lain. Vancomycin juga digunakan untuk penderita dengan
gangguan hati atau prosthetic (artificial) hati yang alergi dengan
penisilin. Dengan kondisi khusus, antibiotika ini juga dapat
digunakan untuk mencegah endocarditis pada pasien yang telah
melakukan operasi gigi atau operasi saluran nafas atas (hidung atau
tenggorokan).
Vancomycin diberikan dalam bentuk injeksi untuk infeksi
serius kalau obat lain tidak berguna. Walaupun demikian, obat ini
dapat menimbulkan beberapa efek samping yang serius, termasuk
merusak pendengaran dan ginjal. Efek samping ini akan sering terjadi
pada pasien yang berumur lanjut.
Linezolid
Linezolid digunakan untuk mengobati infeksi termasuk
pneumonia,infeksi saluran kemih dan infeksi pada kulit dan darah.
Linezolid termasuk golongan antibiotika oxazolidinon.Cara kerja
dengan menghentikan perkembang biakan bakteri.
j. Golongan Linkosamid
Golongan ini kadang digunakan sebagai pelengkap dalam mengatasi
kuman yang tahan terhadap penisilin.
k. Golongan Polipeptida
Golongan polipeptida dikenal aktif terhadap bakteri gram negative
seperti pseudomonas. Golongan ini diantaranya terdiri dari polimiksin, A, B,
C, D, E.
l. Golongan Antimikobakterium
Banyak digunakan untuk melawan mikobakterium. Diantaranya yang
termasuk dalam golongan ini adalah etambutol, dapson, streptomisin, INH,
dan rifampisin, yang dikenal untuk menyembuhkan TBC dan penyakit lepra.
Alasan: Kadar gula darah sudah normal , Biasanya penderita diabetes dalam
keadaan berpuasa mempunyai kadar gula darah ≥ 126 mg/dl atau pada 2 jam
setelah makan ≥ 200 mg/dl atau HbA1c ≥ 8% . Jika kadar glukosa 2 jam
setelah makan > 140 mg/dl tetapi lebeih kecil dari 200 mg/dl dinyatakan
glukosa toleransi lemah.
Diabetes Melitus?
(DM) adalah penyakit kelainan metabolik Yang dikarakteristikkan dengan
Hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun
keduanya. Diagnosis penyakit diabetes Melitus selain berdasarkan aspek klinis
yang meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik, sangatlah diperlukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan
laboratorium yang paling sederhana adalah pemeriksaan gula darah.Tahapan
preanalitik dan interpretasi hasil pemeriksaan gula darah sangatlah perlu
diperhatikan agar didapatkan hasil yang bermakna sehingga diagnosis diabetes
melitus dapat ditegakkan dan sebagai monitoring hasil pengobatan.
HbA1c?
HbA1c yang lebih dikenal dengan hemoglobin glikat adalah salah satu fraksi
hemoglobin didalam tubuh manusia yang berikatan dengan glukosa secara
enzimatik. Hal ini dapat dimengerti jika kadar glukosa yang berlebih akan
selalu terikat didalam hemoglobin, juga dengan kadar yang tingggi. Akan
tetapi kadar HbA1c yang terukur sekarang atausewaktu
mencerminkan kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang lampau (sesuai dengan
umur sel darah merah manusia kira-kira 100-120 hari), sehingga hal ini dapat
memberikan informasi seberapa tinggi kadar glukosa pada waktu 3 bulan yang
lalu. Dengan melakukan pemeriksaan ini kita juga dapat mengetahui seberapa
besar kepatuhan dalam berobat pada penderita DM. Selain dapat memberikan
informasi mengenai kepatuhan berobat penderita DM, juga dapat memprediksi
kemungkinan terjadinya komplikasi dan prognosis (dugaan perbaikan).
Berapakah nilai rujukan kadar HbA1c ? Sebenarnya pada manusia normal,
terdapat juga keterikatan antara hemoglobin dengan glukosa tetapi dalam
jumlah yang normal yaitu sekitar 4-6%, pada penderita DM yang diprediksi
memiliki kerentanan terhadap terjadinya komplikasi adalah 8-10%.
a. Hipertensi
b. Batuk
c. Myopia
Jawab: a. Hipertensi
Keracunan aspirin dapat terjadi jika obat ini dipakai dalam dosis
yang tidak pantas, atau selama periode waktu yang lama. Jika dosis
harian normal aspirin menumpuk dalam tubuh dari waktu ke waktu
dapat menyebabkan gejala disebut overdosis kronis. Overdosis kronis
biasa terlihat pada pasien yang lebih tua saat cuaca panas.
Tween 60 = 15 5,8
10,8
Span 60 = 5 4,2
10
KETT :
15 – 10,8 = 4,2
10,8 – 5 = 5,8
Metoda Aligasi
169. Seorang wanita 56 tahun didiagnosa dokter terkena kolesterolimia dengan hasil
pemeriksaan lab kadar kolesterol 290 mm/Hg. LDL 224 mm/Hg, HDL 55
mm/Hg. Dokter memberikan obat simvastatin 10 mg sekali satu hari, informasi
apa yang disampaikan kepada pasien tentang cara penggunaan obat pasien?
Jawab : simvastatin diminum pada malam hari sebelum tidur karena pada saat
tidur tidak ada asupan makanan. Sehingga akan terjadi peningkatan
metabolisme kolesterol. Simvastatin bekerja menghambat enzim HMG-CoA
reduktase yang berperan dalam biosintesis kolesterol di hati sehingga tidak akan
terjadi peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterolimia atau disebut juga dyslipidemia adalah peningkatan salah satu
atau lebih kolesterol, kolesterol lipid, fosfolipid, atau trigliserida.
Tipe hiperlipidemia :
Makanan tinggi omega-3 asam lemak rantai panjang-tidak jenuh (dari minyak
ikan), lebih dikenal dengan asam eikosapentanoat (EPA), menguarangi
kolesterol, trigliserida, LDL, dan VLDL dan dapat meningkatkan kolesterol
HDL.
Pasien yg diobati untuk gangguan sekunder, gejala penyakit jantung
aterosklerosis, seperti angina atau iskemia yg menyebabkan nyeri seperti kram,
dapat meningkat dari bulan ke tahun.
170. Metode VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap
jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan
kedalam tiga kategori yakni :
1. Vital (V) adalah kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain : obat penyelamat (life saving
drug), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk
mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang
termasuk jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung,
2. Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk
menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien. Contoh
obatyang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat
gastrointestinal, NSAID dan lain lain.
3. Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang
digunakanuntuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease),
perbekalanfarmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang
mahal namuntidak mempunyai kelebihan manfaat disbanding perbekalan
farmasi lainnya.Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah
vitamin, suplemen dan lain-lain.
171. Seorang perempuan usia 25 tahun mengalami nyeri lambung, mual muntah
berlebihan dan penurunan bobot badan. Pasien juga mempunyai riwayat
maag kronis. Dokter menyarankan pasien untuk tes lab, hasilnya adalah
pasien mengalami ulkus peptikum yang disebabkan oleh H. Pylori. Terapi
yang diberikan adalah…
a. Antasida, Ranitidin, Omeprasol
b. Ranitidin, Omeprazol, Sukralfat
c. Antasida, Sukralfat, Omeprazol
d. Sukralfat, Kanamyicin, Ranitidin
e. Omeprazol, Kanamycin, Metronidazol
Jawaban :
(e) Karena pengobatan efektif dengan 2 macam kombinasi antibiotic dan PPI
Ulkus Peptikum
Definisi
Ulkus peptikum (UP) adalah kerusakan pada lapisan mukosa, sub mukosa
sampai lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktifitas pepsin
dan asam lambung.
Etiologi
Infeksi bakteri H. pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non steroid
(NSAID) menjadi penyebab utama terjadinya tukak lambung.
H. pylori melemahkan lapisan lendir yang melindungi bagian dalam
lambung dan usus duabelasjari, sehingga zat asam menembus sampai ke
lapisan yang sensitif dibawahnya. Keduanya, bakteri dan zat asam
menggaggu lapisan dalam ini sehingga menyebabkan luka, atau tukak.
H. pylori dapat bertahan hidup di dalam larutan asam lambung karena
bakteri itu mengeluarkan semacam enzim yang menetralisir asam.
Mekanisme ini memungkinkan bakteri H. pylori dapat menjalar sampai ke
balik lapisan pelindung lambung yang berupa lendir itu. Sesampai di sana,
dengan bantuknya yang seperti spiral dia dapat membenamkan diri
diantara lapisan lendir di dinding lambung.
NSAID dapat menyebabkan tukak lambung melalui 2 cara :
mengiritasi epitelium lambung secara langsung atau melalui
penghambatan sintesis prostaglandin. Namun, penghambatan sintesis
prostaglandin merupakan faktor dominan penyebab tukak lambung oleh
NSAID. Prostaglandin merupakan senyawa yang disintesis di mukosa
lambung yang melindungi fungsi fisiologis tubuh seperti fungsi ginjal,
homeostasis, dan mukosa lambung.
Faktor lain yang memicu tukak lambung adalah kebiasaan merokok dan
stress. Mekanisme yang terjadi belum diketahui pasti namun diduga
produksi prostaglandin pada lambung dihambat sehingga perlindungan
terhadap mukosa lambung berkurang dan resiko tukak meningkat. Stress
dapat memicu tukak lambung karena dalam kondisi stress sangat
dimungkinkan orang akan melakukan tindakan yang beresiko terjadinya
tukak lambung seperti merokok, mengkonsumsi obat NSAID atau alkohol.
Selain itu diperkirakan dalam kondisi stress, hormon adrenalin akan
meningkat produksinya mengakibatkan produksi asam oleh reseptor
asetilkolin meningkat pula, efeknya asam lambung pun juga meningkat.
Manifestasi Klinik
1. Nyeri abdomen seperti terbakar (dispepsia) sering terjadi di malam hari.
Nyeri biasanya terletak di area tengah epigastrium, dan sering bersifat
ritmik
2. Nyeri yang terjadi ketika lambung kosong (sebagai contoh di malam hari)
sering menjadi tanda ulkus duodenum, dan kondisi ini adalah yang paling
sering terjadi
3. Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama malam adalah ulkus gaster.
Kadang, nyeri dapat menyebar ke punggung atau bahu.
4. Nyeri sering hilang-timbul : nyeri sering terjadi setiap hari selama
beberapa minggu kemudian menghilang sampai periode perburukan
selanjutnya
5. Penurunan berat badan juga biasanya menyertai ulkus gaster. Penambahan
berat badan dapat terjadi bersamaan dengan ulkus duodenum akibat
makan dapat meredakan rasa tidak nyaman
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Hindari rokok dan makanan yang menyebabkan nyeri
Antasida untuk terapi simtomatik
Bloker H2 (ranitidin, cimetidine)
PPI (omeprazole)
Bismuth koloidal
Ampisilin atau tetrasiklin + metronidazole (efektif melawan Helicobacter
pylori)
Re-endoskopi pasien dengan ulkus gaster setelah 6 minggu karena
terdapat risiko keganasan
Pembedahan
Hanya diindikasikan untuk kegagalan terapi medikamentosa dan
komplikasi.
Operasi elektif untuk ulkus duodenum : vagotomi seletif tinggi ; saat ini
jarang digunakan : Operasi elektif untuk ulkus gaster : gastrektomi
Billroth I
Ulkus duodenum/gastrikum yang telah perforasi : penutupan sederhana
pada perforasi dan biopsi.
Perdarahan : kontrol endoskopik dengan skleroterapi, menjahit pembuluh
darah yang rusak
Stenosis pilorik : gastroenterostomi
Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan tumbuhan
dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan diudara
terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna
tetapi memiliki warna gelap karena mengalami oksidasi dan pendamaran.
Karena sifatnya yang mudah menguap minyak atsiri sering disebut sebagai
minyak menguap atau minyak eteris
Kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting
atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada
aroma atau essence yang dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya
rempah-rempah, daun-daunan dan bunga).
Ekstraksi
merupakan suatu proses penarikan senyawa dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan
lain-lain dengan menggunakan pelarut tertentu. Ekstraksi bisa dilakukan dengan
berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses
ekstraksi dapat digunakan sampel dalam keadaan segar atau yang telah
dikeringkan, tergantung pada sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi.
Penggunaan sampel segar lebih disukai karena penetrasi pelarut yang dig selama
penyarian kedalam membran sel tumbuhan secara difusi akan berlangsung lebih
cepat, selain itu juga mengurangi kemungkinan terbentuknya polimer berupa
resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses pengeringan.
Penggunaan sampel kering dapat mengurangi kadar air didalam sampel
sehingga mencegah kemungkinan rusaknya senyawa akibat aktivitas anti
mikroba.
Prinsip maserasi :
Pelarut akan menembus ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
sehingga akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif
di dalam sel dengan yang di luar sel, maka senyawa kimia yang terpekat didesak
ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Kecuali dinyatakan lain, dilakukan
dengan merendam 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
kehalusan tertentu, dimasukkan kedalam bejana. Tambahkan pelarut sebanyak
70 bagian sebagai penyari, tutup dan biarkan 3-5 hari pada tempat yang
terlindung cahaya. Diaduk berulang- ulang serta diperas, cuci ampas dengan
cairan penyari secukupnya, hingga didapatkan hasil maserasi sbyk 100 bagian.
Pindahkan kedalam bejana tertutup dan biarkan ditempat sejuk terlindung dari
cahaya selama 2 hari.
Keuntungan :
Teknik pengerjaan dan alat yang digunakan sederhana serta dapat digunakan
untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat termolabil.
2. Sokletasi
Sokletasi adalah metode penyarian secara berulang- ulang senyawa bahan alam
dengan menggunakan alat soklet. Sokletasi merupakan teknik penyarian dengan
pelarut organik menggunakan alat soklet. Pada cara ini pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.
Prinsip sokletasi :
Prinsipnya adalah penyarian yang dilakukan berulang-ulang sehingga penyarian
lebih sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian telah
selesai maka pelarutnya dapat diuapkan kembali dan sisanya berupa ekstrak
yang mengandung komponen kimia tertentu. Penyarian dihentikan bila pelarut
yang turun melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat diperiksa dengan
pereaksi yang cocok.
Keuntungan :
Sampel terekstraksi secar sempurna, karena dilakukan berulang kali dan
kontinu.
Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu didinginkan dengan
kondenser dan dapat digunakan lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
Proses ekstraksi lebih cepat (wkt nya singkat)
Pelarut yang digunakan lebih sedikit.
Kelemahan :
Tidak cocok untuk senyawa- senyawa yang tidak stabil terhadap panas (senyawa
termobil), contoh : Beta karoten.
Cara mengetahui ekstrak telah sempurna atau saat sokletasi harus dihentikan
adlh :
Pelarutnya sudah bening atau tidak berwarna lagi
Jika pelarut bening, maka diuji dengan meneteskan setetes pelarut pada kaca
arloji dan biarkan menguap. Bila tidak ada lagi bercak noda, berarti sokletasi
telah selesai.
Untuk mengetahui senyawa hasil penyarian (kandungannya) , dapat dilakukan
dengan tes identifikasi dengan menggunakan beberapa pereaksi.
3. Perkolasi
Merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik yang sesuai secara lambat
menggunakan alat perkolator.
Prinsip perkolator :
Dilakukan dg merendam 10 bagian sampel dg derajat kehalusan tertentu dg
cairan penyari sebyk 2,5- 5 bagian, perendaman sekurang-kurangnya selama 3
jam dalam bejana tertutup.
Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dlm perkolator, sambil sesekali ditekan
secara hati-hati, tuang dg cairan penyari secukupnya hingga cairan penyari
menetes (bahan harus terendam cairan penyari).
Tutup perkolator biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes selam 1
ml/menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian perkolat.
Tutup dan biarkan selama 2 hari ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya.
Pada cara ini pelarut dialirkan melewati sampel sehingga penyarian lebih
sempurna. Tapi metoda ini membutuhkan pelarut yang relatif banyak.
4. Digesti
Digestasi adalah proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan
menggunakan pemanasan pada suhu 30-40oC. Metoda ini digunakan untuk
simplisia yang tersari baik pada suhu biasa.
5. Infusa
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan
air pada suhu 90oC selama 15 menit, kecuali dinyatakan lain, dilakukan dengan
cara sebagai berikut : simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan
kedalam panci dan ditambahkan air secukupnya, panaskan diatas penangas air
selama 15 menit, dihitung mulai suhu 90oC sambil sesekali diaduk, serkai selagi
panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
sehingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.
6. Dekokta
Proses penyarian dengan metoda ini hampir sama dengan infus, perbedaanya
terletak pada lamanya waktu pemanasan yang digunakan. Dekokta
membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama dibanding metoda infus, yaitu
30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC. Metoda ini jarang digunakan
karena proses penyarian kurang sempurna dan tidak dapat digunakan untuk
mengekstraksi senyawa yang termolabil.
7. fraksinasi
Fraksinasi merupakan teknik pemisahan atau pengelompokan kandungan kimia
ekstrak berdasarkan kepolaran. Pada proses fraksinasi digunakan dua pelarut
yang tidak bercampur dan memiliki tingkat kepolaran yang berbeda
Tujuan fraksinasi :
Tujuan fraksinasi adalah memisahkan senyawa-senyawa kimia yang ada di
dalam ekstrak berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa-senyawa yang
bersifat non polar akan tertarik oleh pelarut non polar seperti heksan &
pertolium eter. Senyawa yg semipolar seperti golongan terpenoid dan alkaloid
akan tertarik oleh pelarut semi polar seperti etil asetat & DCM. Senyawa-
senyawa yang bersifat polar seperti golongan flavonoid dan glikosida akan
tertarik oleh pelarut polar seperti butanol dan etanol.
173. Seorang ibu ke apotek untuk membeli paracetamol untuk anaknya (BB 12,5
kg). apoteker memberikan paracetamol syr 250 mg/5 ml. Dosis paracetamol
adalah 10 mg/kg BB. Berapa ml paracetamol yang diberikan untuk
pemberian satu kali?
a. 2,5 ml d. 5 ml
b. 3 ml e. 7,5 ml
c. 4 ml
Jawab :
A. 2.5 ml
*Dicari dosis pct utk anak (BB 12,5 kg)
Dosis pct anak (BB 12,5 kg) = BB x Dosis Pct
= 12,5 kg x 10 mg/kg BB
= 125 mg
*Cari ml
125 mg/ml = 250mg/5ml
= 625/250
= 2,5 ml
Soal 174 :
Pada KCKT digunakan kolom (C18) yang tlah dimodifikasi yaitu silika
hidrokarbon yang bersifat non-polar seperti dengan oktadesilsilana sebagai
fase diam pada KCKT yang paling populer digunakan (ODS atau C18) yang
kebanyakan pemisahannya dengan fase terbalik karna hasil modifikasi pada
rantai karbonnya. Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam
mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang rendah,
sedang, maupun tinggi. Memisahkan senyawa polar dan non polar, biasanya
menggunakan fase balik dimana fase gerak lebih polar dari pada fase diam.
(Johnson, 1991).
Mekanisme pemisahan yang terjadi didasarkan pada kompetensi antara
fase gerak dan sampel berikatan dengan kolom. Zat yang keluar terlebih
dahulu, adalah zat yang yang lebih polar dari pada zat yang lainnya, sedangkan
zat yang tertahan lebih lama dari kolom, merupakan zat yang lebih non polar
(Meyers, 2000).
Senyawa polar :
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan
antar elektron pada unsur unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. Ciri senyawa
polar dapat larut dalam air dan pelarut lain,
ASPARTAM (polar)
Senyawa yang aspartam adalah peptida yang mengandung asam amino
fenilanin dan asam aspartat dengan gugus metal ester pada fenilalanin.
Pemerian :
Secara fisik aspartam sebagaian besar berbentuk serbeuk putih.
kelarutan :
Larut kedalam air dan lebih larut dalam asam dibandingkan dalam larutan
minyak dan lemak. Lebih larut dalam suhu panas dari pada suhu dingin.
Jawaban !
Berdasarkan kelarutannya atau sifat kepolaranya maka senyawa yang
akan terdeteksi lebih dulu pada spektrum KCKT adalah ? D. Aspartam, kefein,
as.benzoat
Alasan karna pada KCKT yang di gunakan sebagai fase gerak adalah
metanol 20% (polar) dan fase diam colom c18 (non-polar) mekanisme
pemisahan yang terjadi didasarkan pada kompetensi antara fase gerak dan
sampel berikatan dengan kolom. Zat yang keluar terlebih dahulu, adalah zat
yang yang lebih polar dari pada zat yang lainnya, sedangkan zat yang tertahan
lebih lama dari kolom, merupakan zat yang lebih non polar. (Meyers, 2000).
175. Seorang Pria Usia 50 tahun menderita hipertensi. Pria tersebut mempunyai
riwayat asma. Obat apa yang harus dihindari ?
a. HCT d. Enalapril
b. Propanolol e. Nifedipin
c. Salbutamol
Jawab :
b. Propanolol
Alasan :
Karena propanolol termasuk obat Non-selektif Beta bloker dimana
mekanisme kerjanya adalah memblok semua reseptor beta yang terdapat
pada otot polos. Reseptor Beta 1 terdapat dijantung dan reseptor Beta 2
terdapat pada bronkus, pembulu darah, dan saluran cerna. Aktivasi reseptor
Beta 1 dapat menurunkan denyut jantung dan menurunkan tekanan darah,
sedangkan aktivasi Beta 2 dapat menyebabkan bronkospasme sehingga tidak
boleh diberikan pada pasien asma.
Sedangkan salbutamol termasuk obat selektif reseptor Beta 2 pada bronkus,
karena efeknya hanya menghambat reseptor beta 2, maka salbutamol hanya
digunakan pada pasien asma dan tidak pada hipertensi.
a. Hepatotoksik
b. Nefrotoksik
Jawaban : Hepatotoksik
Uraian penjelasan :
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang mengenai
sistem retikuloendotelial, kelenjar limfe saluran cerna, dan kandung
empedu. Disebabkan terutama oleh Salmonella enterica serovar typhi
(S.typhi) dan menular melalui jalur fekal-oral. Demam tifoid endemis di
negara berkembang khususnya Asia Tenggara.1 Sebuah penelitian berbasis
populasi yang melibatkan 13 negara di berbagai benua, melaporkan bahwa
selama tahun 2000 terdapat 21.650.974 kasus
demam tifoid dengan angka kematian 10%. Insiden demam tifoid pada anak
tertinggi ditemukan pada kelompok usia 5-15 tahun. Indonesia merupakan
salah satu negara dengan insidens demam tifoid, pada kelompok umur 5-15
tahun dilaporkan 180,3 per 100,000 penduduk.
Pemberian antibiotik empiris yang tepat pada pasien demam tifoid sangat
penting, karena dapat mencegah komplikasi dan mengurangi angka
kematian.
Pilihan obat antibiotik lini pertama pengobatan tifoid pada anak di Negara
berkembang didasarkan pada faktor efikasi, ketersediaan dan biaya.
Berdasarkan ketiga faktor tersebut,kloramfenikol masih menjadi obat
pilihan pertama pengobatan tifoid pada anak. Pemberian kloramfenikol
harus memenuhi peryaratan yaitu kadar Hb > 8 g/dL dan leukosit tidak
kurang dari 2000/µL, sehingga pengobatan demam tifoid ini beralih kepada
antibiotik selain kloramfenikol. Di samping itu pemakaian kloramfenikol
dapat menimbulkan efek samping berupa penekanan sumsum tulang
belakang dan yang paling ditakuti terjadi anemia aplastik. Serta dilaporkan
beberapa Negara terjadi Strain Multi Drug Resistance (MDR) terhadap
antibiotik kloramfenikol.
Berdasarkan African Journal of Biomedical Research (2000): Vol 3,
kloramfenikol ditemukan hepatotoksik. Untuk efek nefrototoksik, tidak ada
bukti kuat yang menunjukkan bahwa kloramfenikol adalah nefrotoksik.
Berdasarkan hal tersebut telah banyak yang mencari obat alternatif dalam
pengobatan demam tifoid diantaranya seftriakson dan siprofloksasin yang
paling banyak menjadi pilihan alternatif.
177. Salah satu pengaturan manajerial pelayanan kefarmasian adalah
perencanaan,saudara akan merencanakan pembelian vaksin hepatitis dengan harga
yg mahal dan jarang digunakan. Bagaimana anda melakukan analisa perencaannya?
a. Konsumsi
b. Kombinasi
c. Just in time
d. Analisa ABC
Jawaban : D
Alasan :
Dengan menggunakan analisis ABC dapat dikelompokkan obat menurut nilai
pemakaian dan nilai investasinya, sehingga lebih memudahkan di dalam
perencanaan dan pengendalian persediaannnya
Pustaka :
- Perencanaan obat adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan mutu obat sesuai
dengan kebutuhan.6 Keberhasilan perencanaan jumlah kebutuhan obat bisa
dicapai dengan melibatkan tim dan kombinasi dari berbagai metode. Metode
konsumsi merupakan salah satu metode standar yang digunakan untuk
perencanaan jumlah kebutuhan obat. Metode ini memberikan prediksi
keakuratan yang baik terhadap perencanaan kebutuhan obat. Namun
demikian tidak selalu memberikan hasil yang memuaskan, karena metode ini
hanya meramalkan berapa jumlah kebutuhan obat yang akan direncanakan,
tidak dapat diketahui kapan saatnya harus memesan obat lagi. Disamping itu,
metode konsumsi juga tidak bisa memberikan informasi tentang perencanaan
obat berdasarkan prioritas nilai investasinya.
- Analisis ABC disebut juga sebagai analisis Pareto atau hukum Pareto 80/20
adalah salah satu metode yang digunakan dalam manajemen logistik untuk
membagi kelompok barang menjadi tiga yaitu A, B dan C. Kelompok A
merupakan barang dengan jumlah item sekitar 20% tapi mempunyai nilai
investasi sekitar 80% dari nilai investasi total, kelompok B merupakan
barang dengan jumlah item sekitar 30% tapi mempunyai nilai investasi
sekitar 15% dari nilai investasi total, sedangkan kelompok C merupakan
barang dengan jumlah item sekitar 50% tapi mempunyai nilai investasi
sekitar 5% dari nilai investasi total. Dengan pengelompokan tersebut maka
cara pengelolaan masing-masing akan lebih mudah, sehingga perencanaan,
pengendalian fisik, keandalan pemasok dan pengurangan besar stok
pengaman dapat menjadi lebih baik.
178. Seorang laki-laki berusia 55 tahun masuk ke Unit Gawat Darurat dalam
keadaan sesak dan nyeri pada perut. Keluarga menyatakan bahwa pasien
adalah penderita DM-2, dua hari yang lalu mengalami demam dengan suhu
mencapai 39,50C. Berdasarkan pemeriksaan BGA dokter mendiagnosis
pasien DM-2 asidosis berat. Penanganan yang tepat untuk asidosisnya adalah
?
Jawab :
A. Infus NaCO3
Alasan :
Pengertian dari asidosis sendiri adalah suatu keadaan dimana adanya
peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai penyakit
tertentu sehingga tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur
keseimbangan asam basa. Akibat tubuh tidak bisa mengeluarkan asam
sehingga menyebabkan kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat
adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.
Penanganan untuk pasien diatas adalah dengan menggunakan Infus
NaCO3 karena NaCO3 bersifat basa sehingga dapat meningkatkan pH darah
menjadi normal.
JAWABAN
PENJELASAN
Komposisi:
SIMVASTATIN 5 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Simvastatin.....................................5 mg
SIMVASTATIN 10 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Simvastatin.....................................10 mg
SIMVASTATIN 20 mg
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Simvastatin.....................................20 mg
Farmakologi:
Simvastatin adalah senyawa antilipermic derivat asam mevinat yang
mempunyai mekanisme kerja menghambat 3-hidroksi-3-metil-glutaril-
koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai katalis
dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA reduktase bertanggung jawab
terhadap perubahan HMG-CoA menjadi asam mevalonat.
Penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase menyebabkan penurunan sintesa
kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor Low Density Lipoprotein (LDL)
yang terdapat dalam membran sel hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga
menyebabkan banyak LDL yang hilang dalam plasma.
Simvastatin cenderung mengurangi jumlah trigliserida dan meningkatkan High
Density Lipoprotein (HDL) kolesterol.
Indikasi:
Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, singkirkan dulu penyebab
hiperkolesterolemia sekunder (misal: diabetes melitus tidak terkontrol,
hipertiroidisme, sindroma nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif,
alkoholisme serta terapi dengan obat lain) dan lakukan pengukuran profil lipid
total kolesterol, HDL kolesterol dan trigliserida.
Penurunan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia
primer, bila respon terhadap diet dan penatalaksanaan non farmakologik saja
tidak memadai.
Simvastatin meningkatkan kadar kolesterol HDL dan karenanya menurunkan
rasio LDL/HDL serta rasio kolesterol total/LDL. Meskipun mungkin
bermanfaat mengurangi kolesterol LDL yang meninkat pada penderita dengan
hiperkolesterolemia campuran dan hipertrigliseridemia (dengan
hiperkolesterolemia sebagai kelainan utama), namun simvastatin belum diteliti
pada kelainan utama berupa peningkatan kadar Chylemicron.
Kontraindikasi:
Pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau pernah mengalami gagal fungsi
hati.
Pasien yang mengalami peningkatan jumlah serum transaminase yang
abnormal.
Pecandu alkohol.
Bagi wanita hamil dan menyusui.
Hipersensitif terhadap simvastatin.
Dosis:
Penderita harus melakukan diet pengurangan kolesterol baku sebelum dan
selama memulai pengobatan dengan simvastatin dan harus melanjutkan diet
selama pengobatan dengan simvastatin.
Dosis awal 10 mg/hari sebagai dosis tunggal malam hari. Dosis awal untuk
pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg/hari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimal 40 mg/hari (diberikan malam hari).
Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu
dan dosis disesuaikan dengan respon penderita. Pada pasien yang diobati
dengan obat-obat imunosupresan bersama HMG-CoA reduktase inhibitor,
dosis simvastatin yang dianjurkan adalah terendah.
Bila kadar kolesterol LDL < 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total kolesterol
plasma < 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangan
dosis simvastatin.
Efek samping:
Sakit kepala, konstipasi, nausea, flatulen, diare, dispepsia, sakit perut, fatigue,
nyeri dada dan angina.
Astenia, miopathy, ruam kulit, rhabdomyolisis, hepatitis, angioneurotik edema
terisolasi.
Interaksi obat:
Bila simvastatin dikombinasikan dengan siklosporin, eritromisin, gemfibrozil
dan niacin dapat menyebabkan peningkatan resiko terjadi myopathy dan
rhabdomyolisis.
181. Jawaban C
Pemusnahan untuk tablet alprazolam, karena tidak memenuhi syarat kadar. Pada
pemusnahan bentuk sediaan solid isinya harus digerus dengan air kemudian dibuang
dan kemasannya langsung ditimbun dalam tanah.
Sediaan liquid
Untuk sediaan liquid terlebih dahulu isi dalam kemasan dibung lalu kemasan (botol)
di pecah kemudian ditimbun dalam tanah.
Sediaan semisolid
Dengan mengeluarkan isi sediaan dari kemasan kemudian diencerkan lalu dibuang.
Pembuangan cairan dilakukan di wastafel khusus pembuangan limbah. Kemudian
kemasan primernya ditimbun.
Pemusnahan resep
Resep yang akan dimusnahkan adalah resep yang sudah disimpan selama 3 tahun
atau lebih yang ditmbang terlebih dahulu. Pemusnahan ini dapat dilakukan dengan
memasukkan resep ke dalam air lalu resp itu hancur barullah ditimbun di dlam tanah.
182. Seorang anak perempuan usia 4 tahun sakit demam dan batuk. Dokter spesialis
anak meresepkan obat
R/ Paracetamol 125 mg
CTM 2 mg
Codein HCl 10 mg
S 3 dd pulv 1
Sediaan paracetamol yang tersedia yaitu paracetamol 500 mg. Berapa tablet
paracetamol yang dibutuhkan?
Jawab : e. 5 tablet
183. seorang wanita datang ke dokter dengan keluhan pusing dan lemas. Selama 6
bulan terakhir ini, menstruasi sebulan 2 kali dengan volume yang lebih banyak dari
biasanya. Lalu beliau melakukan pengecekan kadar HB nya 8, dan di diagnosis oleh
dokter anemia normositik. Terapi yang tepat adalah..
a. Vitamin D d. eritropoietin
c. Asam Folat
Kadar normal Hemoglobin (HB) pada dewasa pria 13,5-18,0 gram/dL, pada
wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL.
HB rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia. Sebab dan
rendahnya Hb antara lain pendarahan hebat,hemolisis,leukemia
leukemik.Dari obat obatan : obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin,
sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
HB tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, diare.
Dari obat-obatan metildopa, dan gentamisin.
Anemia normositik adalah jumlah sel darah merah abnormal rendah, namun
ukuran sel-sel nya normal. Kondisi ini dapat bawaan ataupun dapatan.
Anemia normositik bawaan (congenital) disebabkan oleh pemecahan sel
darah merah. Penyakit kronis yang dapat menyebabkan anemia normositik
termasuk penyakit ginjal, kanker, rheumatoid arthritis dan tiroditis.
Vitamin D berfungsi dalam proses kalsium, mengatur metabolisme Ca dan F,
bersama-sama hormone tiroid dan hormone paratiroid. Defisiensinya
menimbulkan penyakit rachitis ( tulang mudah bengkok ). Vitamin D
terdapat di dalam sayuran dan ragi.
Berikut adalah beberapa penyakit yang berhubungan dengan defisiensi atau
kekurangan vitamin D:
. Osteoporisis
. Kanker
. Penyakit Parkinson
. Osteoarthritis
. Penyakit autoimun
. dll
Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim pada metabolisme protein dan asam-
asam amino. Defisiensi jarang terjadi, kecuali pada pasien terapi jangka
panjang dengan INH ( obat TBC ) Hidralazin, dan Penisilamin. Keadaan
defisiensi mual dan muntah.
Manfaat vitamin B6 antara lain: Menguatkan sistem kekebalan tubuh,
Mencegah batu ginjal, Mengatur tekanan darah,
Akibat kekurangan vitamin B6 antara lain: Depresi, terserang masalah kulit,
sariawan.
Asam folat terdapat pada daun sayur-sayuran, dan kuning telur. Penting
dalam sintesis serin, metionin, glisin dan purin. Penggunaan nya pada ibu
hamil untuk npeningkatan poliferasi di dalam darah, kemudian anemia
megaloblaster.
Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan mengakibatkan kecacatan pada
janin. Dikarenakan asam folat merupakan salah satu vitamin yang menjaga
bayi dari kecacatan pada tubuhnya ketika lahir nanti.
Eritropoietin adalah hormon yang diproduksi oleh sel-sel khusus di ginjal
yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah
merah. Eritropoietin rekombinan digunakan untuk mengobati anemia pada
pasien gagal ginjal tahap akhir. Setelah itu eritropoietin juga dapat
meningkatkan hemoglobin ( HB).
Hormon eritropoietin merupakan suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh
ginjal, yang berfungsi untuk merangsang produksi sel darah merah.
Eritropoietin
rekombinan dapat menyembuhkan gejala-gejala anemia dari pasien dengan
gagal
ginjal kronik. Eritropoietin akan dikeluarkan ketika kadar hemoglobin dan
hematokrit turun. Sebagian kelainan tersebut dihubungkan dengan penurunan
sekresi hormon
eritropoietin. Kadar eritropoietin, walaupun di sekitar normal, memiliki
hubungan
dengan derajat anemia, mengindikasikan hubungannya dengan defisiensi
eritropoietin terhadap anemia pada kelainan-kelainan kronis. Akibat
gangguan
sintesis eritropoietin pada sel-sel ginjal dapat diperkirakan karena
penghambatan
sitokin. Anemia yang disebabkan karena gangguan sintesis eritropoietin
umumnya
gagal bereaksi terhadap terapi zat besi.
Zat Besi berfungsi utama : bergabung dengan protein dan tembaga yang akan
membentuk hemoglobin ( transport O2 dari paru paru ke jaringan yang
membutuhkan ). Penting pula untuk pembentukan myoglobulin ( pengangkut
O2 di dalam otot) dan berfungsi sebagai pencegahan anemi ferriprive.
Jawaban pada pertanyaan ini adalah D (eritropoietin)
184. Laki-Laki 50 tahun menderita diare hebat disertai muntah. Dibawa ke Rumah
Sakit dalam kondisi dehidrasi berat. Pemeriksaan lebih ;anjut gagal ginjal akut. Apa
penyebab kondisi tersebut?
a. prarenal d. intrinsik
b. postrenal e. nekrosis
c. fungsional
jawaban : A. prarenal
karena :
- Prarenal adalah jenis yang paling umum dari gagal ginajl akut ( 60%-70%
dari semua kasus). Ginjal tidak menerima cukup darah untuk menyajring
molekul-molekul yang tidak diperlukan tubuh (seperti toksin).
Dalam ,keadaan ini mdapat disebebkan oleh dehidrasi, muntah, diare atau
kehilangan darah.
- Postrenal adalah dapat disebut sebagai gagal ginjal obstruktif adalah gagal
ginjal karena sering disebabkan oleh seesuatu yang menghalangi
penghapusan urin (obstruksi) yang diproduksi oleh ginjal. Ini adalah
penyebab paling langka dari gagal ginjal akut ( 5%-10%dari semua kasus).
Masalah ini dapat dikembalikan, kecuali halangan hadir cukup lama untuk
menyebabkankerusakan pada jaringan ginjal. Obstruksi salah satu atau kedua
ureter dapat disebabkan oleh batu ginal, kanker organ saluran kemih, atau
struktur dekat saluran kemih yang dapat menghambat arus keluar urin, obat-
obatan, dan faktor perdisposisi lainnya.
- Fungsional dasar ginjal disebut nefron yang berfungsi sebagai regulator air
dan zatterlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian mereabsorbsi cairan yang masih diperlukan tubuh. Molekul
dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorbsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil yang
dieksresikan ini disebut dengan urine.
- Intrinsic adalah gagal ginjal akut yangdapat disebabkan oleh penyakit-
penyakit yang menyerang glomeruli, tubulus renal, interstitum, atau
vaskulatur. Penyebab yang paling lazim adalah nekrosis tubulus akut yang
terjadi berlanjutnya proses patofisiologi yang sama dan menyebabkan
hipoperfungsi prerenal.
- Nekrosis adalah kematian patologis satu atau lebih sel ireversibel atau
sebagian jaringan atau organ yang terjadi ketika sel cedera berat dalam
waktu lama dimana sel tidak mampu beradaptasi lagi atau memperbaiki
dirinya sendiri (hemostatis)
a. Obat tradisional
b. Jamu
c. Fitofarmaka
d. Bahan alam
e. Obat herbal terstandar
JAWABAN :
PENJELASAN :
Obat Herbal Terstandar adalah obat dari bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya
telah distandarisasi. Jadi, OHT ini tingkatanya sudah lebih tinggi dibandingkan
jamu. Yang terakhir, Fitofarmaka merupakan obat dari bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan uji
klinik. Bahan baku dan produk jadinya juga telah distandarisasi. Nah, obat yang
sudah tergolong fitofarmaka inilah yang boleh digunakan dalam praktek kedokteran
dan pelayanan kesehatan formal. Sayangnya, di Indonesia obat herbal yang
tergolong fitofarmaka ini masih sangat sedikit jumlahnya. Salah satu alasannya
karna biaya yang dibutuhkan untuk uji klinik dan pra klinik ini cukup mahal.
Sebagian besar obat herbal Indonesia masih berupa jamu meskipun sudah dikemas
dengan kemasan yang modern seperti kapsul dan puyer.
186.
187. Seorang pasien pergi ke dokter dengan penyakit hipertensi, DM, dan gout,
lalu mendapatkan terapi captopril, glibenklamid, propanolol, allopurinol,
metformin. Lalu setelah menggunakan obat tersebut pasien menderita batuk-
batuk. Obat apakah yang menyebabkan efek samping tersebut.
A. Captopril
B. Glibenklamid
C. Propanolol
D. Allopurinol
E. Metformin
Penjelasan :
A. Captopril
Captopril merupakan salah satu terapi farmakologi hipertensi. Captopril
termasuk dalam golongan ACE Inhibitor. Mekanisme kerjanya membantu
produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi tekanan darah
arteri). Mencegah perubahan angitensin I menjadi angiotesin II. Mencega
degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator lainnya
termasuk prostaglandin E dan prostasiklin.
Efek samping yang ditimbulkan adalah persistensi batuk kering,
neutropenia dan agranulosit, proteinuria dan gagal ginjal akut.
B. Glibenklamid
Merupakan salah satu terapi farmakologi DM golongan sulfonilurea.
Mekanisme kerjanya bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas
sehinga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat berproduksi. Efek
samping yang sering terjadi yaitu gejala-gejala hipoglikemia, Merasa mual,
Nyeri ulu hati, Sembelit atau konstipasi, Mengalami diare, Berat badan
naik.
C. Propanolol
Propranolol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah
pada jantung. Obat ini dapat membantu mencegah ritme jantung yang tidak
normal pada penderita aritmia, melindungi jantung dari serangan jantung,
meredakan nyeri dada pada penderita angina, dan menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
Propranolol masuk ke dalam kelompok obat penghambat beta. Obat ini
memiliki efek pada pembuluh darah dan jantung. Propranolol dapat
menurunkan aktivitas otot jantung sehingga detak dan tekanan jantung akan
menjadi lebih rendah. Propranolol juga bisa digunakan untuk mencegah
serangan migrain. Selain itu, obat ini juga dapat meredakan gejala
menggigil dan detak jantung cepat pada penderita gangguan tiroid dan
gangguan kecemasan. Efek sampingnya antara lain Detak jantung
melambat, Gangguan tidur, Tubuh terasa lelah, Sesak napas, Tangan dan
kaki terasa dingin, Batuk basah atau batuk yang disertai lendir.
D. Allopurinol
Allopurinol merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi kadar asam
urat pada plasma dan/atau urin ketika kadar asam urat tinggi secara
signifikan. Obat ini diindikasikan pada pasien dengan hiperurisemia (kadar
asam urat berlebih) yang kronik, penyakit ginjal yang disebabkan oleh asam
urat, batu asam urat pada saluran kemih, dan kondisi – kondisi lain yang
berhubungan dengan kadar asam urat yang berlebih seperti hiperurisemia
yang berhubungan dengan obat – obatan untuk pasien kanker. Akan tetapi,
allopurinol tidak digunakan pada kasus serangan asam urat (gout) akut
karena obat ini tidak memiliki efek anti-nyeri dan efek anti-radang serta
efek yang meningkatkan pembuangan asam urat yang tinggi melalui ginjal
dapat memperpanjang serangan nyeri. Reaksi hipersensitivitas (alergi)
merupakan kontraindikasi penggunaan obat ini. Perhatian khusus juga perlu
diberikan pada kasus dengan reaksi kulit dan pasien yang sedang dalam
kondisi hamil dan menyusui.
Efek samping yang paling sering muncul dengan penggunaan allopurinol
adalah reaksi kulit berupa bercak kemerahan yang gatal (1,3%) yang angka
kejadiannya lebih sering pada pasien dengan gagal ginjal. Mual (1,3%),
gagal ginjal (1,2%), dan muntah (1,2%) merupakan efek samping yang juga
cukup sering terjadi. Efek samping lain seperti nyeri sendi, kelainan darah,
kelainan elektrolit, kelainan jantung, buang air kecil dengan darah,
keracunan hati, gatal – gatal, sampai sindrom steven johnson juga pernah
ditemui.
E. Metformin
Metformin adalah obat penurun gula darah bagi penderita kencing manis
(diabetes). Terdapat beberapa golongan obat diabetes. Metformin termasuk
dalam golongan obat yang bekerja menghambat pembentukan gula di dalam
hati. Di antara berbagai obat diabetes, metformin adalah obat lini pertama,
artinya bagi penderita diabetes tanpa komplikasi berat metformin adalah
obat pertama yang akan diresepkan. Metformin juga sangat cocok untuk
penderita diabetes dengan tubuh gemuk.
Metformin adalah obat diabetes yang aman. Beberapa efek samping berikut
pernah dilaporkan tetapi angka kejadiannya sangat jarang, yakni: Diare;
Banyak buang gas; Rasa lelah; Nyeri-nyeri otot; Infeksi saluran nafas
bagian atas; Gula darah rendah (hipoglikemia); Penurunan kadar vitamin B-
12 dalam tubuh; Sulit buang air besar; Sakit maag.
Jawaban yang benar adalah A karena efek samping dari captropil yang
merupakan golongan ACE Inhibitor adalah batuk kering.
188. Tablet asetosal pada saat pencetakan mengalami capping. Bahan tambahan
apakah yang harus ditambahkan?
a. Pengisi d. Pelincir
b. Pengikat e. Pelicin
c. Penghancur
Jawab :
b. Pengikat
alasan :
Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan
tablet.
Penyebab :
· Porositas tinggi, khususnya pada penggunaan pons yang baru, yaitu dengan adanya
udara yang terjebak antara pons dan die
- Kekerasan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi (ada yang optimal)
- Granul yang terlalu kering, cara : tambahkan dalam pelarut pengikat tambahkan
bahan cair dan tidak mudah menguap
Penanggulangannya :
· Pengurangan ukuran partikel dari granul, karena spesifikasi ukuran harus sama.
Soal 189
Pria berumur 60 tahun mengeluhkan gatal dan ruam di ketiak dan paha dan terdapat
bercak putih di permukaan kulit. Sebagai apoteker, obat apakah yang akan anda
sarankan?
a). Anti inflamasi b). Antibiotik c). Anti jamur
Jawab
Pembahasan jawaban
Berdasarkan ciri-ciri pada soal di atas dapat disimpulkan bawha bapak tersebut
terkena infeksi kulit jenis panu. Panu adalah infeksi ringan yang sering terjadi
disebabkan oleh Malasezia Furfur. Jamur ini juga ditemukan pada kulit yang sehat,
namun baru akan memberikan gejala bila tumbuh berlebih. Beberapa faktor yang
dapat meningkatkan angka terjadinya pitiriasis versikolor, di antaranya adalah
turunya kekebalan tubuh, faktor temperatur, kelembapan udara, hormonal dan
keringat. Nama lainnya adalah Tinea Versikolor atau Pityriasis Versicolor. Penyakit
jamur ini adalah penyakit kronis yang di tandai dengan bercak putih sampai coklat
yang bersisik di sertai dengan rasa gatal terutama pada waktu berkeringat. Bercak
putih tersebut disebabkan oleh asam dekarboksilase yang di hasilkan oleh jamur
yang bersifat kompetitif inhibitor terhadap enzim tirosinase dan mempunyai efek
sitotoksik terhadap melanosit yang menghasilkan pigmen warna pada kulit.Penyakit
ini terutama di temukan pada daerah yang menghasilkan banyak keringat dan pada
daerah yang tertutup pakaian yang bersifat lembab. Biasanya menyerang badan,
ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala. Penyakit ini bisa
menular lewat persentuhan kulit yang terinfeksi jamur penyebab panu, atau juga dari
pakaian yang terkontaminasi jamur.
Terapi Obat
KLOTRIMAZOL1 %
Kegunaanobat: untuk infeksi jamur pada kulit
MIKONAZOLENITRAT2 %
Kegunaan Obat :
Untuk infeksi ringan akibat jamur pada kulit seperti panu, kutu air, kadas
kurap dan infeksi jamur pada kuku
ASAMUNDESILENAT, SENGUNDESILENAT, KALSIUMPROPIONAT,
NATRIUMPROPIONAT
Kegunaan obat: Untuk mengobati penyakit kulit luar yang ditimbulkan oleh
jamur misalnya panu, kadas, kurap, kutu air.
190.
191. Seorang pasien asma menerima terapi aminofilin. Bagaimana mekanisme kerja
obat aminofilin tersebut ?
192. Pasien hamil 3 bulan dan sedang mendapatkan terapi TB. Obat yang diminum
adalah Rifampisin, INH, Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol. Obat
manakah yang beresiko bagi pasien tersebut ?
a. Rifampisin d. Streptomisin
b. INH e. Etambutol
c. Pirazinamid
JAWAB : d. Streptomisin
Dengan tekanan darah 195/90. Berapakah tekanan darah yang harus Dicapai
setelah emberin obat tersebut?
Captopril tersedia dalam bentuk sediaan 12,5 mg, 25 mg, dan 50 mg. Captopril
diminum sehari 3 kali setiap 8 jam. Sebaiknya obat ini dikonsumsi dalam
keadaan perut kosong atau 1 jam sebelum makan. Dosis captopril yang
diberikan oleh dokter akan berdasarkan target tekanan darah yang ingin
dicapai. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka efek samping pun akan
semakin besar namun disaat yang bersamaan akan dapat memberikan
keuntungan yang lebih baik bagi sang pasien.
Capropril juga tidak biasa diberikan pada pasien dengan gagal ginjal. Perlu
diketahui bahwa salah satu efek samping pemberian captopril adalah terjadinya
kenaikan kreatinin. Dokter akan secara berkala memeriksa kemungkinan
terjadinya efek samping ini. Efek samping lain yang paling umum adalah batuk
kering. Efek samping ini tidak berbahaya. Pada beberapa individu, efek
samping batuk ini sangat mengganggu sehingga dia enggan untuk
mengkonsumsi captopril. Selain captopril ada juga obat golongan yang sama
dengan efek samping batuk yang minimal, sayangnya obat ini dibandrol
dengan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan captopril.
Jadi tidak perlu takut untuk mengkonsumsi captopril dan bila ada keluhan
setelah mengkonsumsi captopril segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda
untuk mengetahui apakah keluhan yang Anda rasakan memang akibat
captopril. Jika tidak, akan sangat menguntungkan bagi Anda untuk terus
mengkonsumsi obat ini.
Sebaiknya obat captopril diminum sebelum makan atau 1-2 jam setelah makan.
Minumlah dengan air putih dengan suhu ruangan. Minumlah sesuai dengan
anjuran dokter, bila dokter mengatakan 3×1, artinya minumlah captopril setiap
8 jam. Untuk mendapatkan efek terapi yang maksimal, minumlah di waktu
yang sama tiap harinya.
Ctm 2 mg
Prednison 4 mg
S. 3 dd 1
A. 2
B. 4
C. 6
D. 8
Jawab
Yg akan dibuat 2 mg x 17 = 34 mg
195. Seorang salesman hendak k aptk mengantar pesanan obat,di faktur tersebut
berisi obat alprazolam 1mg sebanyak 2 box. Siapa yg berwenang menerima
faktur tersebut?
b. Kasir
Tenaga teknis kefarmasian (c) (sarjana farmasi, Ahli madya farmasi, dan
analisis farmasi) dan asisten apoteker (d) Hanya bertugas dalam kegiatan
kefarmasian di dalam apotek seperti dispensing , compounding, dan analisis
obat dan bahan baku.
a. 106
b. 112
c. 116
d. 122
jawab :
90
Maka nilai klirens obat ¿ x 135 ml /menit
100
6. Obat psikotropika
Menurut UU Psikotropika No.6 thn 1997 pasal 1, psikotropika adalah zat baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada mental dan perilaku. Dibagi atas:
- Golongan I, hanya untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk tujuan
pengobatan. Contoh: metilendioksi metamfetamin, LSD, dll.
- Golongan II, III, dan IV dapat digunakan asalkan sudah didaftarkan. Namun
kenyataannya hanya sebagian dari gol.IV saja yang telah terdaftar, seperti
diazepam, lorazepam, fenobarbital, klordiazepoksida, dll
Alasan
Tes glukosa dalam darah puasa adalah pengukuran tingkat glukosa darah
seseorang setelah orang tsbtidak makan selama 8-10 jam. Tes ini digunakan
untuk mendiagnosis pra diabetes dan diabet. Tes ini juga digunakan untuk
memantau pasien diabetes
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat
diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
penglihatan kabur
penyembuhan luka yang buruk
disfungsi ereksi pada pasien pria
gatal pada kelamin pasien wanita
Keterangan
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir pasien.
Puasa artinya pasien tidak mendapat kalori tambahan minimal selama 8 jam.
TTGO adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan memberikan larutan
glukosa khusus untuk diminum. Sebelum meminum larutan tersebut akan
dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah, lalu akan diperiksa kembali 1 jam
dan 2 jam setelah meminum larutan tersebut. Pemeriksaan ini sudah jarang
dipraktekkan.
Jika kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi dari nilai normal tetapi tidak
masuk ke dalam kriteria DM, maka dia termasuk dalam kategori prediabetes.
Yang termasuk ke dalamnya adalah
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT), yang ditegakkan bila hasil
pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 – 125 mg/dL dan
kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO < 140
mg/dL
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), yang ditegakkan bila kadar glukosa
plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TTGO antara 140 – 199
mg/dL
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM:
Bukan Belum Pasti
DM DM DM
Plasma
Kadar glukosa vena <100 100-199 ≥200
darah sewaktu Darah
(mg/dL) kapiler <90 90-199 ≥200
Plasma
Kadar glukosa vena <100 100-125 ≥126
darah puasa Darah
(mg/dL) kapiler <90 90-99 ≥100
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia – PERKENI tahun 2011
Referensi:
http://diabetesmelitus.org/gejala-diabetes-melitus/DiabetesMelitus.org
Biasanya, pankreas pada ibu hamil dapat menghasilkan insulin yang lebih
banyak (sampai 3x jumlah normal) untuk mengatasi resistensi insulin yang
terjadi. Namun, jika jumlah insulin yang dihasilkan tetap tidak cukup, kadar
glukosa darah akan meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.
Kebanyakan wanita yang menderita diabetes gestasional akan memiliki kadar
gula darah normal setelah melahirkan bayinya. Namun, mereka memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk menderita diabetes gestasional pada saat kehamilan
berikutnya dan untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi contohnya ras dan etnik, riwayat
anggota keluarga menderita DM, usia >45 tahun, riwayat melahirkan bayi
dengan BB lahir bayi>4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional (DMG), dan riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari
2,5 kg.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi contohnya berat badan berlebih,
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi (> 140/90 mmHg), gangguan profil lipid
dalam darah (HDL < 35 mg/dL dan atau trigliserida > 250 mg/dL, dan diet tak
sehat tinggi gula dan rendah serat. Pencegahan DM juga harus dilakukan oleh
pasien-pasien prediabetes yakni mereka yang mengalami intoleransi glukosa
(GDPP dan TGT) dan berisiko tinggi mederita DM tipe 2.
Akitivitas fisik harus ditingkatkan dengan berolah raga rutin, minimal 150
menit perminggu, dibagi 3-4 kali seminggu. Olah raga dapat memperbaiki
resistensi insulin yang terjadi pada pasien prediabetes, meningkatkan kadar
HDL (kolesterol baik), dan membantu mencapai berat badan ideal. Selain olah
raga, dianjurkan juga lebih aktif saat beraktivitas sehari-hari, misalnya dengan
memilih menggunakan tangga dari pada elevator, berjalan kaki ke pasar
daripada menggunakan mobil, dll.
a. injeksi doksorubisin
c. h2o2
d. dextrose 5%
1. Kategori LASA
2. Elektrolit konsentrasi tinggi
3. Sitostatika.
Untuk point D. Dextrose 5%, memang merupakan salah satu contoh obat yang
masuk dalam kategori high alert, namun dengan konsentrasi 20% atau lebih
tinggi, dan dengan sifat hipertonis.
Pembahasan :
Manifestasi klinik :
Perkembangan dan kemajuan gagal ginjal kronik (CKD) tidak dapat
diprediksi. Pasien dengan kondisi CKD tahap 1 atau 2 umumnya tidak
mengalami gejala atau gangguan metabolic yang umumnya dialami pasien
CKD tahap 3 sampai 5 yakni anemia, hiperparatiroid sekunder, gangguan
kardiovaskular, malnutrisi, serta abnormalitas cairan dan elektrolit yang
merupakan petanda kerusakan fungsi ginjal.
Penyebab utama anemia pada pasien Chronik Kidney Disease (CKD) atau End
Stage Renal Disease (ESRD) adalah defisiensi eritroprotein. Faktor lain yang
berkontribusi adalah penurunan siklus hidup sel darah merah, kehilangan darah
dan defisiensi besi.
Anemia / Hematinika
Anemia adalah keadaan ketika kadar eritrosit (sel darah merah) atau
hemoglobin (Hb) berada di bawah normal. Kadar Hb normal pada wanita
dewasa adalah 12,0 – 16,0 g/dl dan 13,0 – 17,5 g/dl pada laki-laki.
Pembentukan sel darah merah terjadi di dalam sumsum tulang yang pipih.
Untuk membentuk sel darah merah tersebut dibutuhkan zat besi, Vit B12 dan
asam folat. Zat besi untuk membentuk hemoglobin, sedangkan vitamin B12
dan asam folat untuk membentuk sel darah merah. Zart-zat tersebut di peroleh
dari makanan dan ditimbun dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang.
Klasifikasi anemia :
1. Anemia ferriprive / anemia hipokrom / anemia mikrosit / anemia sekunder
(defisiensi zat besi)
Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Tanda-tanda anemia
ferriprive adalah kadar Hb di bawah normal (hipokrom), ukuran eritrosit lebih
kecil (mikrosit) dari ukuran normal.
2. Anemia megaloblaster / anemia makrosit / anemia hiperkrom / anemia primer
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat.
Tanda-tanda anemia megaloblaster adalah sel darah merah membesar
(makrosit) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (hiperkrom). Dalam
keadaan lebih berat disebut anemia pernisiosa (penurunan absorbs B12)
3. Anemia lain-lain
Anemia yang tidak ada hubungannya dengan kekurangan zat pembentukan sel
darah merah. Yang termasuk golongan ini :
a. Anemia aplastic adalah anemia yang ditandai dengan eritrosit atau unsur darah
lainnya tidak terbentuk. Penyebabnya antara lain factor keturunan (disebut
juga anemia aplastik primer); rusaknya sumsum tulang akibat efek samping
obat seperti kloramfenikol dan sitostatika (disebut juga anemia aplastic
sekunder).
b. Anemia hemolitik adalah anemia yang ditandai dengan adanya kerusakan
eritrosit, Hb dilrutkan dalam serum dan diekskresikan malalui urin, misalnya
pada malaria tropika.
c. Anemia Meiloptisik adalah anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum
tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan
pelepasan eritroid pada tahap awal.
d. Anemia normositik contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti
gangguan ginjal
Pengobatan anemia penyakit kronis
Pengobatan anemia penyakit kronis kurang spesifik dibandingkan pengobatan
anemia lainnya dan harus difokuskan pada memperbaiki penyebab yang
reversible. Terapi besi tidak efektif jika terdapat inflamasi. Transfusi sel darah
merah efektif tetapi harus dibatasi pada kondisi transport oksigen yan tidak
mencukupi dn kadar hemoglobin 8 – 10 g/dl.
Epoetin alfa dapat dipertimbangkan, terutama jika status kardiovaskular
membahayakan; tetapi respon dapat terganggu pada pasien dengan anemia
penyakit kronis.
Epoetin alfa biasanya di toleransi dengan baik. Hipertensi yang terlihat pada
pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir , jarang terjadi pada pasien
dengan AIDS.
Mekanisme kerja obat :
a. Zat besi : Besi merupakan komponen hemoglobin, myoglobin dan beberapa
enzim. Besi terutama disimpan sebagai hemosiderin atau ferritin teagregasi,
ditemukan pada system retikuloendotelial dan hepatosit. Defisiensi besi dapat
mempengaruhi metabolisme otot, produksi panas, metabolism ketokolamin,
dan dikaitkan dengan masalah perilaku atau proses belajar pada anak.
Indikasi : Defisiensi besi, suplemen besi, penggunaan tidak berlabel :
suplementasi besi dapat diperlukan oleh kebanyakan pasien yang menerima
terapi epoetin.
b. Asam folat : Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan
pemeliharaan eritropoiesis normal. Asam folat menstimulasi produksi sel darah
merah, sel darah putih, dan platelet pada anemia megaloblastik.
Indikasi : Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat.
c. Eritopoietin alfa : epoetin alfa menstimulasi eritropoiesis pada pasien anemia
yang sedang menjalani dialisi.
Indikasi : Pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal kronis,
pengobatan anemia yang berkaitan dengan terpi zidovudin pada pasien yang
terinfeksi HIV, pengobatan anemia pada pasien kenker yang menjalani
kemoterapi, penurunan transfuse darah allogenik pada pasien yang dioperasi.
KI : Hipertensi yang tak terkendalikan
ES : Kenaikan tekanan darah yang berkaitan dengan dosis atau hipertensi
memburuk.
d. Fe Dekstran : Besi dekstran yang bersirkulasi dibuang dari plasma oleh system
retikuloendotelial yang membagi kompleks menjadi komponen besi dan
dekstran. Besi segera terikat pada protein membentuk hemosiderin atau
ferritin. Besi ini mengisi hemoglobin dan penyimpanan besi yang kosong.
Indikasi : Defisiensi besi, penggunaan tidak berlabel : suplementasi besi dapat
dibutuhkan oleh kebanyakan pasien yang menerima terapi epoetin.
e. Vitamin B12 : Vitamin B12 penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel,
hemstopoiesis, dan sintesis nucleoprotein dan myelin. Vitamin B12 berperan
dalam pembentukan sel darah merah melalui aktivasi koenzim sam folat.
Indikasi : Defisiensi vitamin B12, peningkatan kebutuhan vitamin B12.
Berdarkan penjelasan diaatas, maka jawaban yang benar untuk sosl tesebut
adalah :
c. Injeksi eritopoietin alfa