Dok :
Revisi.00
I. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit DBD merupakan Penyakit
Endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke
tahun serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) diberbagai
daerah di Indonesia.
Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan
penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan
peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya
hubungan transportasi serta luasnya virus dengue dan nyamuk
penularannya di berbagai wilayah di Indonesia.
Vaksin dan obat untuk membasmi virus dan vaksin mencegah DBD
hingga saat ini belum tersedia. Pengobatan terhadap penderita bersifat
simptomatis dan suportif. Penatalaksanaan penderita DBD berdasarkan
perubahan utama yang terjadi pada penderita, yaitu adanya kerusakan
sistem vaskuler dengan akibat meningkatnya permeabilitas dinding
pembuluh darah.
DBD termasuk salah satu penyakit menular yang dapat
menimbulkan wabah, maka sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun
1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta Peraturan Menteri Kesehatan
No. 560 Tahun 1989, setiap penderita termasuk tersangka DBD harus
segera dilaporkan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik, Balai
Pengobatan, Dokter Praktek Swasta, dan lain-lain).
II. LATAR BELAKANG
Pantai Amal terletak di daerah pesisir pantai dan membawahi 1 kelurahan
yang terdiri dari 15 RT dengan total penduduk tahun 2022 sebanyak 9.432
jiwa. Sebanyak 80% sebaran penduduk bertempat tinggal di pesisir pantai
dengan mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan dan rumput laut.
Petani rumput laut menggunakan botol-botol bekas untuk pengelolaan
rumput laut dan tidak terkoordinir dengan baik, sehingga kadang botol
tersebut berserakan dan menjadi media potensial perkembangbiakan
nyamuk.
Jumlah kasus DBD di wilayah Puskesmas Pantai Amal dari tahun 2018
terdapat 2 kasus DBD dengan ABJ 42,48%, tahun 2019 terdapat 11 kasus
dengan ABJ 42,8%, tahun 2020 terdapat 1 kasus dengan ABJ 89,5%, tahun
2021 terdapat 5 kasus dengan ABJ 46%, tahun 2022 terdapat 41 kasus
dengan ABJ 47%.
III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA
3.1. PENGORGANISASIAN
Pelindung
Kepala Puskesmas Pantai Amal
Koordinator UKM
Koordinator P2P
1 Abatesasi Massal √ √
- Mengidentifikasi data
bangunan untuk menghitung
jumlah kebutuhan logistik
Abate
- Membuat Jadwal
Pelaksanaan Abatesasi
- Menyiapkan logistik sesuai
dengan sasaran ABJ
- Melakukan koordinasi
dengan pihak kelurahan
untuk rencana pelaksanaan
kegiatan abatisasi
- Melakukan sosialisasi teknik
pelaksanaan kegiatan
abatesasi ke kader
- Melakukan sosialisasi ke
Ketua RT untuk
pelaksanaan program
abatisasi
- Menyampaikan jadual
pelaksanaan abatisasi
kepada pihak kelurahan
- Sosialisasi Kegiatan dan
Jadwal Abatesasi Ke
Masyarakat melalui siaran
keliling
- Melaksanakan kegiatan
abatisasi
- Melakukan monitoring
pelaksanaan abatisasi di
lapangan
- Menyusun laporan
pelaksanaan abatisasi
- Melakukan evaluasi
pelaksanaan abatisasi
NIP.198310072010011004