Anda di halaman 1dari 2

Awan di Langit Biru

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hamparan sawah hijau, hiduplah seorang gadis
kecil bernama Aisyah. Aisyah adalah anak yang ceria dan selalu penuh semangat. Setiap
pagi, dia suka berlari-lari kecil di sekitar rumahnya sambil menikmati semilir angin pagi
yang lembut.

Pada suatu pagi yang cerah, langit biru terhampar luas di atas desa itu. Awan-awan
putih berarak perlahan, membentuk pola-pola yang unik di langit. Aisyah duduk di
bawah pohon mangga di halaman rumahnya, menatap langit dengan penuh
kekaguman.

"Awan-awan itu seperti lukisan yang hidup, bukan, Bu?" tanya Aisyah pada ibunya yang
sedang merapikan pakaian di teras.

Ibunya tersenyum dan mengangguk. "Iya, sayang. Setiap awan memiliki cerita dan
bentuknya sendiri. Mereka bergerak-gerak seperti penari di atas panggung langit."

Aisyah mengamati awan-awan itu dengan penuh rasa ingin tahu. Beberapa menit
kemudian, awan-awan itu berubah bentuk, membentuk gambar seorang burung yang
sedang terbang.

"Wow, Bu! Burung itu seperti sedang mengajakku pergi ke tempat yang indah," seru
Aisyah dengan mata berbinar-binar.

Ibunya tersenyum dan berkata, "Siapa tahu, suatu hari nanti kamu bisa terbang ke
tempat yang indah seperti burung itu."

Aisyah tertawa riang. "Benarkah, Bu? Aku akan terbang tinggi seperti burung itu dan
menjelajahi dunia."

Setiap hari, Aisyah menghabiskan waktu di bawah pohon mangga itu, menatap awan-
awan yang bergerak-gerak di langit biru. Dia membayangkan petualangan seru yang
bisa dia alami jika dia bisa terbang seperti burung. Imajinasinya melayang-layang bebas,
dan hatinya penuh semangat.

Namun, suatu hari, langit yang biru cerah itu mulai tertutup awan mendung. Angin
bertiup kencang, dan gemuruh petir menggema di kejauhan. Aisyah merasa sedih
melihat langit yang tiba-tiba berubah menjadi kelabu.
Ibunya datang mendekat dan duduk di sebelahnya. "Jangan sedih, sayang. Meskipun
langit tertutup awan, tapi setiap awan memiliki keindahan dan makna masing-masing."

Aisyah menatap ibunya, mencoba mencerna kata-katanya. Kemudian, dia tersenyum.


"Iya, Bu. Awan di langit biru atau pun yang mendung, semuanya pasti indah."

Sejak saat itu, Aisyah belajar bahwa keindahan hidup tidak selalu datang dari sesuatu
yang cerah dan bersinar. Terkadang, keindahan juga tersembunyi di balik awan-awan
mendung kehidupan. Dia belajar untuk tetap optimis dan bersyukur, sekalipun ada
masa-masa sulit.

Awan-awan di langit biru pun kembali bergerak, membentuk pola-pola yang unik.
Aisyah melihatnya dengan penuh kagum, menyadari bahwa setiap perubahan dalam
hidupnya seperti awan yang membentuk langit. Ada keindahan tersendiri di setiap
langkah perjalanan.

Anda mungkin juga menyukai