Anda di halaman 1dari 2

Nama;Marsya Amalia Putri

Kelas;8A

MONSTER SAMPAH PEMBAWA PETAKA

Udara pagi ini dingin, tak seperti biasanya. Memang mentari masih belum muncul selepas
adzan subuh begini. Sayup-sayup terdengar kicauan burung gereja dari balik jendela.Tiba-tiba
rintihan awan terdengar,ya....sepagi hujan sudah menyapa. Rupanya memang sudah memasuki
musim penghujan di ujung bulan November kali ini, semakin lama semakin deras. Ada yang
tersenyum mendengar rintihan hujan kali ini.

Marsya, gadis SMP itu telah melaksanakan sholat shubuhnya saat hujan turun dengan
derasnya. Dia senang saat hujan turun.Terasa syahdu dan menenangkan jiwa menurutnya. Dia lihat
di ranjang kamar, adiknya Meisya, masih terlelap dibalik selimut bermotif Doraemon. Dasar Meisya!!
Keluh Marsya dalam hati.

Marsya segera membangunkan adiknya. Memintanya untuk segera sholat shubuh,tapi Meisya
malah makin menarik selimutnya menutupi seluruh badanya.

“Dik,ayo bangun! Sholat subuh sana!” tegur Marsya

“Ya ampuuun... Aku masih ngantuk,kak. Lagian ini juga masih gelap dan hujan,”jawab Meisya
dengan malasnya.

“Dasar kamu ini!”Marsya segera meninggalkan Meisya untuk mandi dan bersiap berangkat
sekolah. Memang kedua kakak beradik ini sangat berbeda sifatnya.

Sekolah hari ini basah, becek dan dingin sisa hujan tadi pagi,membuat Meisya sangat
mengantuk dan enggan mengikuti semua pelajaran seharian. Dia sangat girang saat bel pulang
sekolah berbunyi.Dia segera meluncur ke kelas kakaknya dan mengajak buru buru untuk pulang.

Marsya sebagai kakak yang penyabar dan menyayangi adiknya mematuhi saja ajakan adiknya
untuk segera pulang. Mereka menaiki sepeda jengki peninggalan nenek mereka. Marsya
membonceng adiknya yang sibuk mengunyah makanan ringan, melewati jalanan becek dan
berlumpur dengan susah payah tiba-tiba Meisya membuang bungkus snacknya dipinggir jalan.

“Hei jangan buang sampah sembarangan!” kata Marsya.

“Memangnya kenapa sih, Kak?”jawab Meisya.

“perbuatanmu itu bisa merusak lingkungan,seharusnya kamu bisa membuang sampah pada
tempatnya kan?” Marsya menasehati Meisya agar membuang sampah pada tempatnya.

“Ah sudahlah Kak,tidak akan terjadi apa-apa.Itu hanya sampah satu bungkus snack, bukan
satu truck jadi tidak masalah.” Meisya tetap tidak mau disalahkan karena telah membuang sampah
sebarangan.

“Terserah kamu lah, yang penting kakak sudah mengingatkan dan memberi tahumu!” Marsya
pun lelah untuk menasehati adiknya.
Malam harinya hujan turun dengan sangat lebat disertai dengan angin kencang. Saat itu
Meisya sendirian dirumah dan sedang tidur karena Marsya sedang pergi ke rumah temannya dan
orang tua sedang menjenguk tetangganya yang sakit. Meisya ketakutan dirumah sendirian,tapi tidak
ada yang bisa ia lakukan.

Tak lama kemudian Meisya melihat sungai banjir dan semua sampah naik kedaratan.

“Aaaaa toloong!! Jangan kejar aku!” Meisya berteriak sambil berlari kencang,ia ketakutan.

“Hei Meisya jangan lari,” suara berat itu terus mengikuti Meisya,membuat Meisya tak berhenti
berlari

“Siapa kamu?” tanya Meisya ketakutan.

“Aku adalah sampah yang kau buang di pinggir jalan saat itu,” kata suara itu ternyata adalah
sampah yang berubah menjadi monster.Ia mengamuk pada Meisya karena tidak membuangnya
ditempat sampah.

“Pergi kau monster jelek yang bau....!!! Meisya berteriak sambil menutup matanya karena
takut melihat monster sampah itu.

Dia berlari tak tentu arah samapi tak terdengar lagi suara monster sampah itu.Meisya ingin
pulang,tapi ia bahkan tidak tahu dimana dia berada.Meisya melihat sekeliling ada banyak sampah
berserakan,di jalan,di selokan,di atas pohon,bahkan diatap rumah pun penuh dengan sampah.

“Aku dimana? Mengapa banyak sampah?” Meisya bertanya pada dirinya sendiri sambil
menangis.

Meisya terus menyusuri jalan kemudian ia melihat sungai yang penuh dengan sampah bahkan
air sungai tidak terlihat karena tertutup dengan sampah.”Ini buruk sekali ,mengapa begitu banyak
orang yang membuang sampah dimana-mana?” tanya Meisya dalam hati.

Di sepanjang perjalanan Meisya berpikir apa dia mimpi, ini benar-benar mustahil,... tapi bumi
yang ia lihat sekarang benar-benar berbeda. Sangat hancur dengan banyak samaph dimana-
mana.Dia teringat dengan perkataan kakaknya tempo hari yang melarangnya membuang sampah
sembarangan.

“Meisya bangun! Kenapa sampai berkeringat begini?” tanya Marsya membangunkan


adiknya.Meisya terbangun dengan keringat disekujur tubuhnya.Dia menangis dan menceritakan
mimpi buruknya kepada kakaknya,ada penyesalan dalam hati Meisya. Ia tidak pernah berfikir kalau
bumi akan sehancur ini karena sampah.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai