Anda di halaman 1dari 8

ASAL MULA GUNUNG BOHONG

Alkisah dahulu kala di daerah Cimahi Jawa Barat, hiduplah seorang gadis muda yang bernama
Sekar Muning dan seorang wanita paruh baya bernama Nyai Saka.

Nyai Saka adalah ibu dari Sekar Muning, ia tinggal disebuah gubuk tua jauh dari rumah
penduduk desa. Nyai saka tidak pernah menyusahkan penduduk desa, ia biasa melakukan
segala sesutu sendiri.

Sendiri?

Padahal ia memiliki seorang anak perempuan yaitu Sekar Muning, namun Sekar memiliki sifat
pemalas dan selalu melawan orang tua. Nyai Saka pun tidak ingin menyusahkan Sekar Muning.
Ia selalu bersabar jika anak perempuan satu-satunya itu mengeluh atau pun membentaknya.

Pernah suatu hari ketika Nyai Saka sedang membawa banyak kayu bakar, ia meminta bantuan
kepada Sekar Muning.

“ Sekaarrr….. tolong bantu ibu sebentar” Pinta Nyai Saka dari arah pintu depan.

Sekar pura-pura tidak mendengar, ia hanya berbaring diatas tempat tidur papan kayu sebagai
alas tidurnya.

“Sekar Muniiinggg….” Panggil Nyai Saka sekali lagi sedikit berteriak.

Sekar menghentakkan kakinya menuju pintu depan.

“Apa sih ibu! Berisik sekali?!” Teriak Sekar Muning melipat kedua tangan di dada.

“Lagian ibu ngapain sih pergi ke dalam hutan mengambil kayu-kayu itu?! Sekar sudah bosan
dengan hidup seperti ini! Sekar ingin kaya raya bu!” Lalu Sekar pergi masuk ke dalam rumah.

Nyai Saka hanya bisa mengelus dada, dia tidak pernah membayangkan jika anak perempuannya
itu bisa menjadi anak yang selalu melawan orangtua.

===
Keeseokan harinya Sekar Muning pergi ke desa untuk mencari udara segar. Sangat pengap
berdiam diri terus di rumah, pikirnya. Diperjalanan ia melihat sekelompok orang sedang
berbincang. Karena penasaran, perlahan ia mendekati orang-orang itu. Terdengar percakapan
yang menarik hati Sekar Muning.

“Kalian tau? Kalau didalam hutan ada batu permata yang dapat mengabulkan permintaan?”
seorang warga desa berucap.

“Benarkah itu?” Tanya warga lainnya.

“Tetapi kita harus menemukan Aki Bara!”

“Aki Bara? Siapa itu?”

Percakapan terus berlanjut dan Sekar Muning langsung berlari menuju rumahnya. Ia sudah
tidak sabar untuk pergi ke hutan karena dari percakapan yang ia dengar tadi adalah jika
menemukan Aki Bara maka batu permata itu akan menjadikan diirnya kaya raya.

“lihat saja! Aku akan kaya raya!”

===

Tanpa memberitahukan ibunya, Sekar Muning pergi kearah hutan. Didalam pikirannya hanyalah
menjadi orang kaya, membeli apapun yang dia mau, membangun gubug tua itu menjadi rumah
yang besar, membuat ibunya yang berpenampilan kumuh menjadi seorang nyonya.

Sesampainya di hutan, Sekar Muning melihat sekeliling, dia tidak pernah pergi ke hutan selama
ini. Pohon-pohon tinggi menjulang dengan gagahnya sehingga membuat cahaya mentari hanya
menampakkan bayangannya saja.

“Tidak ada hewan? Aneh sekali” Batin Sekar Muning.

Tiba-tiba terdengar gemuruh angin dan suara tawa yang sangat keras.

“Ha… ha… ha…”

Suara itu semakin dekat! Sekar Muning mulai ketakutan, ia ingin berlari namun kedua kakinya
tidak bisa di gerakkan. Lalu ia menutup kedua matanya dan suara tawa itu hilang.
Sekar Muning membuka kedua matanya perlahan dan…

Betapa terkejutnya Sekar Muning melihat sosok yang ada di hadapannya!

Sesosok kakek-kakek tua yang dilehernya melingkar sebuah kalung dengan batu pertama yang
dia cari selama ini!

Dengan keberaniannya Sekar bertanya kepada si kakek.

“Aa—apakah kau Aki Bara?”

“Iya benar dan aku sudah menunggumu” Kakek bernama Aki Bara sudah tau jika akan datang
seseorang mencarinya.

Sekar Muning tak habis pikir jika Aki Bara menunggunya lalu Aki Bara mengambil kalung yang
berada di lehernya.

“Kau mencari ini kan Sekar Muning?” Aki Bara memperlihatkan permata yang berkilau kepada
Sekar Muning.

“Aki—aku ingin kaya raya agar orang-orang mengakuinya dan tidak memandang rendah
kepadaku dan ibuku!” Pinta sekar muning tidak sabar.

“Baiklah. Namun ada syaratnya agar permata ini mengabulkan permintaanmu. Apakah kau
sanggup?” tawar Aki Bara.

“Apa itu?” Tanya Sekar Muning.

“Permata ini akan semakin banyak dan membuatmu kaya raya setiap kali kau berbohong.”
Jawab Aki Bara.

Sekar Muning diam sejenak dan tanpa basa basi dia pun menyetujuinya.

===

Nyai Saka memperhatikan anaknya yang berbeda dari biasanya. Dia terlihat semangat dan
suasana hatinya pun terlihat senang. Sekar Muning sedang menyiapkan buah-buahan yang akan
ia jual ke pasar, sekali-kali ia pun bersenandung….
“Sepertinya kau sedang senang sekali nak” Nyai Saka membantu Sekar Muning untuk
menyiapkan jualannya.

“Ibu lihatlah anakmu ini akan menjadi saudagar kaya! Kita akan kaya raya bu!”

Ketika di pasar Sekar Muning melayani para pembeli, karena kecantikannya juga sehingga
membuat para pembeli tertarik dan buah-buahan yang ia dagangkan laris terjual.

Sore pun tiba, Sekar Muning kembali pulang ke rumah. Ia tidak sabar untuk pergi ke kamarnya
melihat permata yang berada dibawah bantal.

Sesampainya di rumah, Sekar Muning masuk kedalam kamar dan mengangkat bantal miliknya.
Dia terkejut!!

Benar kata si Aki Bara, permata itu menjadi lebih banyak !!

Sekar Muning teringat akan kebohongannya, ia mengurangi takaran timbangan untuk


dagangannya tadi.

===

Sebulan kemudian kehidupan Sekar Muning berubah drastis..

dia menjadi saudagar kaya. Nyai Saka pun diberikan oleh Sekar Muning berupa pakaian,
makanan enak hingga perhiasan.

Tetapi Nyai Saka tetap hidup sederhana, walaupun anaknya bergelimangan harta ia tidak
pernah pamer kesemua orang-orang.

Kebohongan demi kebohongan terus Sekar Muning lakukan. Dari mengurangi takaran
timbangan, menjual buah – buah yang sudah tidak segar, hingga menawarkan emas palsu!

“Ibu… akhirnya kita menjadi orang kaya. Rumah kita bukan gubuk tua lagi. Kita makan enak
juga!” Sekar Muning melihat sekeliling rumahnya yang megah.

Nyai Saka tersenyum melihat anaknya bahagia. Sekar Muning yang pemalas dan selalu
melawan telah hilang tergantikan oleh Sekar Muning yang periang dan penurut.

” Ia nak… ibu juga bersyukur kita bisa diberi kesempatan untuk menikmati keberkahan ini.”
Lama kelamaan Sekar Muning merasa dirinya berbeda, tidak ada rasa kebahagiaan dan rasa
puas. Berkali-kali dia berbohong dan mendapatkan kekayaan namun tidak membuatnya
senang.

Ditambah lagi Nyai Saka mulai sakit-sakitan, badannya semakin kurus, kulitnya menjadi pucat
dan sudah seminggu ini Nyai Saka berbaring ditempat tidur.

“Sekar Muning kemarilah.” panggil Nyai Saka.

Sekar Muning menghampiri ibunya!

“Ia ibu … kumohon cepatlah sembuh.” ia pun meneteskan air matanya.

Nyai Saka tersenyum dan menggenggam erat tangan anaknya dan berkata

“jangan bersedih nak, ibu pasti akan sembuh. Jika engkau bersedih maka ibu pun akan sedih
juga.”

Sekar Muning menghapus air mata dan tersenyum kepada ibunya

“Sekar tidak akan menangis lagi ibu, yang penting ibu cepat sembuh.”

===

Sekar Muning merasa ada yang tidak beres dengan semua ini. Setiap kali ia berbohong, sakit
ibunya semakin parah. Untuk pergi buang air kecil pun harus dibantu oleh Sekar Muning.

Dan kemarin ketika ia berbohong kepada warga tentang tanaman yang dia jual bisa
menyembuhkan segala penyakit, tiba-tiba saja ibunya terjatuh dari tempat tidur dan sampai
saat ini Nyai Saka hanya bisa berbaring lemah.

Sekar Muning sudah tidak tahan lagi!

Malam harinya ia pergi kehutan sambil membawa permata yang diberikan Aki Bara kepadanya.
Tidak peduli dengan suasana hutan yang gelap dan mengerikan, sambil membayangkan wajah
ibunya Sekar Muning terus berlari ketempat pertama kali ia bertemu dengan Aki Bara. Yang ia
pikirkan hanya kesembuhan ibunya.
“ Aki Bara!! Akiiiiiiii……!!! Cepat keluar! “ Teriak Sekar Muning.

Tiba-tiba suara gemuruh angin dan tawa yang Sekar Muning kenal pun muncul

“ Ha…ha…ha…ha…” Aki Bara pun muncul dan berada dihadapan Sekar Muning.

“ ada apa kau mencariku? Bukannya kau sudah bahagia dengan kekayaan mu itu Sekar Muning”

Sekar Muning memperlihatkan permata yang diberikan Aki Bara kepadanya.

“aku tidak ingin kaya lagi aki ! Aku sudah lelah dengan semua kebohongan yang aku lakukan
selama ini! Bukannya menjadi senang malah membuat ibuku sakit keras!”

“Baiklah jika itu yang kamu mau, tetapi semua hartamu akan menghilang dan kehidupan mu
akan kembali ke semula.” ucap Aki Bara.

Sekar Muning tidak peduli akan hal itu. Ia ingin kehidupannya yang dulu, tidak memilki apa-apa
asalkan ibunya sehat kembali.

“ Aku tidak peduli! Ayo cepat aki apa yang harus aku lakukan?”

“ Pergilah ke gunung yang berada di sebelah selatan hutan ini. Letakkan permata itu di puncak
gunung dan kehidupanmu akan kembali seperti semula.”

Sekar Muning langsung berlari menuju gunung yang disebutkan oleh Aki Bara. Setelah berlari
jauh dihadapannya hanya terdapat gunung tidak terlalu tinggi. Sekar sempat ragu namun ia
bertekad demi kesembuhan ibunya. Naik lah ia ke gunung itu dan sampailah di puncak.

Sekar Muning mengangkat permata itu dan berkata

“ Aku tidak ingin berbohong lagi!” teriaknya lalu menancapkan permata itu kedalam tanah yang
berada dipuncak gunung.

Tiba-tiba muncullah cahaya yang menyilaukan dan Sekar Muning tidak sadarkan diri.

===
“ Sekar … tolong bantu ibu sebentar.” panggil Nyai Saka dari arah pintu depan.

Sekar Muning mengerjapkan kedua matanya, ia berada diatas tempat tidur dengan beralaskan
papan.

“ eh papan?” batinnya.

Ia pun tersadar!

Kehidupannya kembali seperti semula! Rumahnya menjadi gubuk lagi ! dan juga ibunya sudah
sehat kembali!

Sekar berlari keluar menuju suara yang ia rindukan yaitu Nyai Saka, ibunya.

“ ibu ….ibu … aku merindukanmu, aku berjanji tidak akan malas dan tidak akan melawan lagi
pada mu Ibu!” Sekar Muning memeluk Nyai Saka.

Nyai Saka terkejut melihat sikap Sekar Muning

“ia nak ibu sangat senang jika kamu mau berubah menjadi anak yang baik”

===

Kisah Sekar Muning dan Nyai Saka menjadi perbincangan warga dari masa ke masa. Gunung
yang di tancapkan permata oleh Sekar Muning masih berdiri kokoh hingga saat ini. Walaupun
bukan sebuah gunung namun bukit yang menyerupai gunung itu selalu digunakan tempat
latihan mendaki anak – anak sekolah dasar dan menjadi tempat latihan menembak TNI yang
terletak di Cimahi Jawa Barat.

Gunung yang tersohor itu dinamakan oleh warga sekitar adalah Gunung Bohong, konon
dipuncak sana terdapat batu permata yang Sekar Muning tancapkan.

===
Demikianlah akhir cerita rakyat “asal mula Gunung Bohong” yang dapat saya ceritakan.

Pesan dari cerita ini adalah janganlah kita menjadi manusia yang suka bebohong untuk
kepentingan diri, jika kita menginginkan sesuatu berusahalah, karena tidak ada usaha yang
mengkhianati. Doakan selalu orang tua kita dan jangan melawannya, semoga kelak kita dapat
membahagiakan kedua orang tua kita.

Wassalam.

-THE END-

Cimahi, 14 Mei 2019

Penulis: Septiyani, S.I.Pust

Anda mungkin juga menyukai