PUSKESMAS MESKOM 1. Pengertian Luka adalah terjadinya gangguan kontuinitas suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan yang semula normal, yang disebabkan oleh karena trauma.
2. Tujuan Menghentikan perdarahan dan mempercepat proses penyembuhan
luka. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Meskom Nomor: …../SK/SA/2022 tentang jenis-jenis pembedahan minor yang dapat dilakukan di Puskesmas 4. Referensi Ahmadsyah Ibrahim. Ed: Luka, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004; 66-88 Wijdjoseno Gardjito. Ed. Anestesi, dalam: Syamsuhidajat R, Wim de Jong, ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta: EGC. 2004; 239-264 5. Prosedur 1. Petugas memberikan informasi maksud dan tujuan tindakan kepada pasien dan keluarga (informed consent) 2. Petugas melakkan pemeriksaan tanda-tanda vital pasien 3. Petugas mengatur posisi pasien supaya nyaman dan rileks. 4. Petugas menentukan jenis luka a. Menilai bentuk luka : teratur/ tidak b. Menilai tepi luka : teratur/ tidak, jembatan jaringan c. Menilai luas luka : panjand dan lebar dalam cm d. Menilai kedalaman luka : dalam cm 5. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medik: a. Menjelaskan kondisi luka b. Menjelaskan prosedur tindakan c. Menjelaskan tujuan tindakan, keuntungan dan kerugian d. Meminta persetujuan tindakan 6. Petugas menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam keadaan steril 7. Petugas menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan 8. Petugas memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan 9. Petugas mencuci tangan 10. Petugas memakai sarung tangan streil dan alat pelindung diri (APD) 11. Petugas melakukan tindakan aseptic dan antiseptic 12. Petugas melakukan antiseptic dari tengah ke tepi secara sentrifugal dengan menggunakan kasa dan povidon iodine 13. Petugas melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi) dengan cara: menusukkan jarum sub kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi umtuk memastikan jarum tidak masuk pembuluh darah. Infiltrasikan lidokain bersamaan waktu menarik mundut jarum 2-4 cc (tegantung luas luka). 14. Petugas melakukan debdridement luka dengan cara: setelah luka teranestesi dengan baik, desinfeksi luka menggnakan perhidrol 3%, agar kotoran menempel terangkat. Untuk mengangkat tanah/ pasir yang melekat dapat menggunakan kasa atau sikat halus. Lanjutkan dengan irigasi menggunakan NaCl fisiologis sampai semua kotoran terangkat 15. Petugas memasang kain (doek) steril 16. Patugas melakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif, jaringan-jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena cukup di hentikan dengan penekanan menggunakan kasa steril beberapa detik. Perdarah arterial dihentikan dengab jahitan ligasi. Jaringan mati/ rusak dibuang menggunakan gunting jaringan. Buang tepi luka yang mati, tidak teratur. 17. Petugas melakukan desinfeksi menggunakan povidon iodine 18. Petugas menjahit luka mengunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan atau seprtiga 19. ekor jarum. Pegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan tangan dapt melakukan rotasi dengan baik. 20. Petugas memasukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak tepi luka sekitar 1 cm, membentuk sudut 900. 21. Petugas mendorong jarum mengikuti kelengkungan jarum. 22. Petugas menjahit luka lapis demi lapis dari yang tedalam. Penjahitan luka bagian dalam menggunakan benang yang dapat diserap atau monofilament. Jarak tiap jahitan sekitar 1 cm. jahitan yang terlalu jarang, maka luka kurang menutup dengan baik. Bila terlalu rapat meningkaykan trauma jaringan dan reaksi inflamasi. 23. Setelah penjahitan selesai, petugas melakukan eksplorasi. Jahitan yang terlalu ketat/ kendor diganti. Desinfeksi luka dengan povido iodibe. Tutup dengan kasa steril beberapa lapis untuk menyerap disharge yang mungkin terbentuk dan diplester. 24. Petugas melakukan dekontaminasi dengan merendam alat-alat dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. 25. Petugas mencuci tangan pasca tindakan. 26. Petugas memberikan edukasi tentang makanan, cara merawat luka, mengganti kasa dan waktu kontrol. 27. Menetukan prognosis penyembuhan dengan menjelaskan lama penyembuhan, waktu pengangkatan jahitan, hasil jahitan, penyulit- penyulit yang mempengaruhi penyembuhan luka. 28. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai 29. Petugas melakukan observasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit. 30. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis 6. Diagram alir
Petugas memberikan informasi maksud dan
tujuan tindakan kepada pasien dan keluarga
Petugas melakukan antiseptic dari tengah ke tepi secara
sentrifugal dengan menggunakan kasa dan povidon iodine
Petugas melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi) dengan cara:
menusukkan jarum sub kutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk pembuluh darah. Infiltrasikan lidokain bersamaan waktu menarik mundut jarum 2-4 cc (tegantung luas luka).
Petugas melakukan debdridement luka dengan cara: setelah luka
teranestesi dengan baik, desinfeksi luka menggnakan perhidrol 3%, agar kotoran menempel terangkat. Untuk mengangkat tanah/ pasir yang melekat dapat menggunakan kasa atau sikat halus. Lanjutkan dengan irigasi menggunakan NaCl fisiologis sampai semua kotoran terangkat
Petugas menjahit luka mengunakan needle holder untuk
memegang jarum. Jepit jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga