(Lantunan Musik lembut mulai diputar narrator membacakan puisi terlebih dahulu)
Narator : ”Palestina… negri para ambiya… negri yang didalamnya tercium semerbak wangi
darah para syuhada… para pejuang dan para mujahid-mujahid sejati yang tak rela membiarkan
tanah-tanah mereka dibiarkan DIRAMPAS! Diberikan begitu saja kepada tangan-tangan hina dan
kotor para ZIONIS sang PENJAJAH !!..”
“Palestina… negri yang sangat indah..dimana didalamnya terdapat tanah yang suci nan subur,
bukit-bukit hijau ditumbuhi pepohonan zaitun dan pinus, bunga-bunga bergantian tumbuh
disetiap musim, mata air yang mengairi pedesaan, serta laut mati yang begitu biru
mempesona…”
“Palestina… yaa..inilah palestina kami… yahudi atau siapapun boleh tinggal disini… tetapi TIDAK
untuk MERAMPASNYA!... TIDAK untuk MERAMPASNYA!!!”
Gaza… 1996… kota tepi barat sungai yordania… tersebutlah seorang pejuang HAMAS yang
menjadi pelopor meletusnya gerakan Intifadhah tahun 1987 di palestina… ia adalah sosok
mujahid yang diincar oleh para tentara Israel untuk menjadi daftar syuhada selanjutnya…
Ketiga putranya yahya, hisyam dan ahmad yang masih berumur belasan tahun meminta abinya
untuk ikut bersama-sama sarapan pagi di kebun zaitun belakang rumah mereka, abi akmal setuju
karena memang baru kali ini mereka bisa makan bersama kembali setelah meletusnya blokade
terhadap gaza saat itu.. hingga… sesuatupun terjadi……
(Sayup-sayup music freedome dari maher zain diputar) (abi akmal, yahya, hisyam dan ahmad
berjalan menuju panggung utama, menggelar karpet dan menata makanan seadanya untuk
dimakan , mereka sangat menikmati suasana kekeluargaan itu, berbincang-bincang..)
Hisyam : Abi.. sungguh pagi ini tidak akan pernah kulupakan.. karena sudah lama kita tidak
berkumpul seperti ini bi.. andai saja masih ada ummi..
(hisyam terlihat sembab menahan tangis.. sedih dan senyap) (Semuanya menunduk mengenang
umminya yg telah tiada)
Abi Akmal : Hisyam anakku, ingat apa yang dikatakan almarhumah ummimu dulu, bahwa
sesungguhnya hidup disisi Rabbul Izzah pastilah lebih utama dari segala hidup yang baik didunia ini,
ummi hanya berpindah tempat wahai anakku.. bukan meninggalkan kita untuk selamanya.. ummi
sebenarnya menunggu kita di surga Allah, ini semua hanya sementara… (tersenyum)
Yahya : benar wahai adikku.. sudahlah jangan bersedih! Lebih baik kita makan saja makanan
yang ada didepan kita ni.. jangan lupa kita harus selalu bersyukur kepada Allah..
(semua tersenyum mendengar yahya yang sudah keroncongan.. lalu mereka berdoa dan memulai
makan..)
Narator : beberapa detik kemudian datanglah pasukan Israel membombardir dan memecah
belah kenyamanan keluarga kecil itu..
(suara music yang menegangkan bergema… suara letusan senapan terdengar memecah langit-langit
palestina… Dorr.. Dorr.. Doorr.. abi akmal dan ketiga anaknya kaget luar biasa..)
Narator : Namun naas ahmad anak ketiga abi akmal tertembak timah panas yang menembus
lengan kanan ahmad kecil..
(Doooorrr…) (semua merunduk)
Abi Akmal : Ahmad…!!! (meraih dan memeluk ahmad)
Kareem : Hahaha.. hahaa.. (tertawa terbahak-bahak)
Abi Akmal : yahya, hisyam! Bersembunyilah dibalik pohon itu
(menunjuk ke arah pohon) (yahya dan hisyam segera lari kebalik pohon, bersembunyi ) (Abi Akmal
masih terus memeluk erat ahmad kecil yang terkulai lemas menahan sekarat yang menghujam di
bagian lengan dan kepalanya)
Abi : Ahmad, bertahanlah anakku, abi akan membawamu kerumah sakit (menangis)
Ahmad : abi.. a.. aku sekarat.. aku sekarat bi.. (terisak-isak)
(tentara Israel mengelilingi penonton dan perlahan-lahan mendekati abi akmal dan ahmad)
Abroor : hei orang palestina! Anda yang bernama akmal bukan??
(abi akmal tidak menjawab dan terus terisak mengisi ahmad yang sedang sekarat)
Kareem : Jawab brengsek!! (menendang tubuh abi akmal) (abi akmal tersungkur ketanah)
Abi Akmal : (menatap sinis kepada kedua tentara tersebut) apa yang kalian inginkan zionis
laknatullah?!! (suara mengeras)
Abroor : hahaha… mau tau yang kami inginkan haah..! anda kami tangkap karena anda telah
terbukti ikut dalam organisasi radikal HAMAS dengan gerakan Intifadhoh sialan itu
Kareem : Cepat tangkap dia abroor! (Abroor menyeret abi akmal secara paksa seperti sampah
dengan kasar menendang dan terus menggelandang abi akmal menjauhi ahmad )
Narator : melihat hal itu yahya dan hisyam segera berlari menyelamatkan ayah dan adik
mereka ahmad
(hisyam berlari memeluk dan meraih ahmad adiknya, sedangkan yahya berlari menuju para tentara
Israel yang hendak membawa abi akmal)
Yahya : Abii…….!!! Lepaskan abiku Israel brengsek!!! (menarik-narik tangan abi)
(tentara Israel menendang yahya dengan keras dan menyeret nya menjauh dari abi akmal, memukul
dan menjatuhkannya ketanah kering)
Abroor : hei bocah kecil tengik, menyingkirlah, sebelum nanti peluru panas ini menembus batok
kepalamu yang rapuh itu… hahahha…
(yahya melawan dan hendak berlari kembali menyelamatkan lalu tentara Israel mendorongnya lagi
dan hendak menembak dengan senapanya)
Kareem : Jangan abroor.. nanti urusannya bisa jadi runyam, lebih baik kita tahan dulu ayahnya
yang tua renta ini untuk bahan informasi kita.. biarkan saja anak-anak itu mati dengan sendirinya
menahan lapar dan haus tanpa kedua orangtuanya… hahaha….
Narator : polisi israelpun pergi membawa abi akmal jauh meninggalkan yahya, hisyam dan
ahad.. pergi jauh menuju sel tahanan yang pengap dan penuh penderitaan..
(yahya, hisyam dan ahmad menangis tersdu..)
Hisyam : ka yahya, kaka baik-baik saja?
Yahya : ya.. Alhamdulillah (menahan rasa sakit di dada)
Hisyam : ka, lalu ahmad bagaimana? Sepertinya nafasnya terhenti.. (menangis)
Yahya : (merangkak menuju ahmad yang lemas, memeriksa nafasnya dan detak jantungnya)
sepertinya ahmad hanya pingsan, ayo cepat kita bawa ahmad kerumah sakit dekat rumah bibi
aminah hisyam..!
Narator : ahmad dan hisyampun membawa adik kecilnya ahmad untuk ke rumah sakit
terdekat..
(beberapa detik kemudian…)
Narator : Setelah abi akmal ditahan oleh polisi Israel, kini yang kita lihat hanya puing-puing
bekas bombardier Israel, ceceran darah anak tak berdosa, sisa-sisa makanan yang belum sempat
mereka habiskan! Menjadi bukti betapa biadapnya para penjajah itu.. mengapa? Mengapa harus
kami?? Mengapa harus keluarga kami yang kecil ini yang jadi korban kebiadapannya?? Apa yang
bisa kita lakukan kawan? Diam dengan menutup mata dan telinga? Atau berlari dan bersatu
menuju barisan kami.. intifadhah? Yaa.. hanya dengan melawan kita bisa menginjaknya.. hanya
dengan perlawanan kita bisa membalas injakannya.. seperti injakannya kepada si cikal yahya,
injakannya kepada abi akmal.. perlawaan menuju…. Kebebasan..
(suara music haroki bergema)
(muncul yahya dengan membawa sehelai bendera palestina, mushaf, beberapa batu dan ransel)
(yahya duduk dengan semangat dia memasukan satu persatu benda2 itu,bendera, mushaf dan
terakhir, dia menatap penuh amarah kepada batu itu, mengepalnya dan siap untuk dilemparkan
kepada para zionis) (music haroki masih bergema) (Lama kelamaan sayup music dan muncullah
hisyam menatap heran apa yang akan dilakukan oleh kakanya dengan benda2 itu..)
Ahmad : Ka hisyam..
Hisyam : (menghentikan tilawahnya) ada apa ahmad adikku tersayang?
Ahmad : Lihatlah kak, ahmad telah selsai menulis puisi.. (Menunjukan selembar kertas yang
kumal berisikan beberapa bait puisi kepada hisyam)
Hisyam : mmmm… kelihatannya bagus, cobalah ahmad bacakan untuk kaka.. (pintanya tersenyum)
Ahmad : Ini puisi aku khususkan buat abi ka.. apabila abi sudah pulang nanti, ahmad akan
membacakan puisi ini dihadapan abi ka.. (tersenyum bangga)
Hisyam : (mata berkaca-kaca) ahmad yakin abi akan kembali pulang?
Ahmad : (heran) tentulah ka.. ahmad yakin abi pasti pulang..
Narator : lalu tiba-tiba dari kejauhan abi akmal berlari menghampiri kedua putranya
ahmad dan hisyam..
Abi Akmal : yahya! Hisyam! Haikal!! (teriaknya..)
Ahmad : (berdiri..) aa…. Aa.. bii…! Abiii…..!!!! (berlari kedalam pelukan abinya yang lemas
disusul dengan pelukan hisyam)
Hisyam : abi pulang..! (tersenyum bahagia)
Narator : lalu tiba-tiba tentara Israel berhasil menemukan abi akmal yang melarikan diri
dari sel tahanan… (mereka berlari-lari mendekti abi akmal)
Kareem : tembak saja dia abroor.. dia sudah tidak berguna buat kita..!
Narator : lalu tentara Israel hndak menembak abi akmal.. lalu kemudian.. datanglah yahya
menyelamatkan abi akmal (mendorong tentara Israel dan berkelahi bersama)
(hisyam, ahmad dan abi akmal merunduk berusaha saling menjaga)
Kareem : tembak dia abroor! (perintahnya unuk segera menembak abi akmal)
(Doooor!!!... satu letupan senjata menuju ulu hati abi akmal)
Narator : yahya berhasil mengambil salah satu senapan tentara Israel dan dengan cepat
segera menembak tentara kedua teentara itu.. (Door… Door)
(sunyi… senyap… lantunan music mengharu biru merelakan salah satu mujahid sejati menuju
singgasana mulia.. abi akmal syahid)
Ahmad : Abi…? (mengguncang-guncang tubuh abinya)
Hisyam : abi syahid… (menangis tersedu-sedu)
(yahya melempar senapan yang tadi digunakannya untuk menjatuhkan musuh lalu mendekat mnuju
jenazah abinya)
Yahya : (tersenyum penuh haru).. abi, meninggalkan kita tenang sekali.. wajahnya begitu bercahaya
dan tersenyum bahagia.. abi telah membangun rumahya disurga… (menangis)
Narator : Innalilahi wa innailaihi rojiun .. “wahai jiwa yang tenang! Kembaliah kepada
TuhanMu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya.. maka masuklah kedalam golongan hamba-
hambaKu dan masuklah kedalam surgaku” (QS Al-fajr; 27-30)
Ahmad : (membacakan puisi)*
Puisi Palestina
Aku adalah seorang anak kecil yang diberi nama ahmad..
Aku berumur 6 tahun dan ingin berbagi cerita tentang perjalanan kehidupanku padamu…
Aku tahu bahwa aku tidak akan mencapai umur 7 tahun…
Namun tak ada yang dapat aku perbuat..
Aku tahu aku akan meninggal segera,, tapi pertanyaannya adalah bagaimana?
Apakah mereka akan datang pada malam hari ketika aku berbaring ditempat tidurku?
Lalu menghancurkan rumahku?
Atau akankah ayah pulang membawakanku beberapa makanan?
Aku tahu pada suatu saat nanti aku tak akan dapat kembali kerumah
Kakakku tak akan mendapatkan makanan. Kakak hanya akan menjumpai
ahmad-ahmad yang lain,
yang dingin, kecil dan menjadi jenazah yang berlumur darah..
Mereka akan menembaki hatiku yang kecil ini..
Setiap hari aku menunggu ayah untuk pulang kerumah..
tapi kakakku selalu mengatakan bahwa
ayah pergi untuk perjalanan yang lama
Aku sangat rindu abi.. aku akan memendanya dalam hati dan tidak akan pernah
menceritakannya kepada orang lain..
karena aku.. hanyalah ahmad kecil dari palestina…
-----END-----